PETUNJUK
PRAKTIKUM
RANGKAIAN LISTRIK 1
Semester Genap
D3 Teknologi Listrik
Nama :
NIM :
Menara PLN
Jl. Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi,
Cengkareng Jakarta Barat 11750
STRUKTURAL LABORATORIUM
SEMESTER GENAP 2023/2024
Kepala Laboratorium
Dosen Praktikum
Asisten Laboratorium
ii
• Komang Arya Diva Pramarta
• M Syaifullah Al Jufri
• Nadira Putri Aradea
• Nur Khofifa Sahira
• Nur Rizki Putri Amalia
• Ridho Hamzah Sagala
• Ridho Iqbal Firdaus
• Rieke Wahyuning Pitaloka
• Rinaldi
• Tio Ardyansyah Putra
• Ulfiyah Putri
• Vito Daffa Nayottama
• Zhafira Hanifa
iii
Tata Tertib Praktikum Rangkaian Listrik IT-PLN
1. Modul praktikum harus sudah dipelajari. Dikarenakan sebelum dimulainya praktikum akan
terdapat Pre Test selama 10 menit.
2. Praktikan harus ada di sekitar laboratorium Dasar Teknik Elektro 15 menit sebelum
praktikum dimulai.
3. Toleransi keterlambatan
Jika praktikan terlambat kurang dari 10 menit, diperkenankan mengikuti Pre Test tanpa
pemberian waktu tambahan.
Jika praktikan terlambat lebih dari 10 menit tanpa alasan yang jelas dan tidak disertai
bukti yang kuat, maka tidak diperkenankan mengikuti Pre Test dan nilai = 0.
4. Saat praktikum, wajib menggunakan jas laboratorium, kemeja berkerah, bercelana rapih,
memakai kaos kaki diatas mata kaki, dan sepatu bertali. (Tidak diperbolehkan menggunakan
jaket, kaos polo ataupun pakaian yang tercantum nama instansi manapun).
5. Tidak diperbolehkan memakai HP/Laptop saat praktikum berlangsung kecuali atas izin
asisten.
6. Lembar kerja, kartu kontrol dan modul (print berwarna) harus dibawa saat praktikum. Tanpa
modul dengan identitas sendiri, praktikan tidak bisa mengikuti praktikum.
7. Pre Test dan Post Test dikerjakan dilembar kerja masing - masing praktikan. Dilaksanakan
selama 10 menit untuk menguji kesiapan praktikan. Nilai minimum Post Test = 60.
8. Cicilan laporan dalam bentuk soft file (scan pdf) (poin Judul – Tugas Akhir) dikumpulkan
H+3 setelah praktikum, dikirim ke grup WA kelompok masing-masing. Apabila tidak
mengumpulkan cicilan maka tidak dapat mengikuti pre-test pada pertemuan selanjutnya.
Maka nilai pre-test akan = 0.
9. ACC laporan dilakukan H+1 dari praktikum terakhir. Pengumpulan ACC laporan berupa
hard file cicilan modul 1 yang dipraktikumkan mulai dari cover hingga kesimpulan.
10. Laporan praktikum diserahkan maksimal 3 hari setelah praktikum terakhir dilaksanakan
(H+3). Keterlambatan akan mengakibatkan nilai laporan dikurangi 1/7 untuk 1 hari
keterlambatan dari total nilai. Setiap kecurangan pada laporan praktikum juga akan
ditindaklanjuti melalui pengurangan nilai.
11. Laporan praktikum diprint sesuai format, dan diserahkan sesuai jadwal yang ditentukan
sebelumnya. Penyerahan laporan tidak boleh diwakilkan dan wajib membawa modul
praktikum.
12. Praktikan wajib mempresentasikan laporan praktikum pada asisten sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
iv
13. Presentasi dan pengumpulan laporan dilaksanakan secara offline. Presentasi wajib
menggunakan kemeja dan jas laboratorium, serta membawa modul praktikum.
14. Apabila praktikan berhalangan hadir harus ada pemberitahuan maksimal 3 hari sebelum
praktikum dan mencari kelompok pengganti , ada bukti izin dari dosen pengampu
beserta surat dokter bila sakit.
15. Asisten tidak akan memberikan praktikum pengganti atau susulan akibat pembatalan karena
kesalahan praktikan. Nilai praktikan untuk modul yang bersangkutan = 0
16. Diharapkan keaktifan praktikan selama praktikum berlangsung.
17. Jika ada kecurangan dalam penulisan laporan, maka nilai E.
18. Dilarang memicu atau membuat keributan dalam bentuk apapun. Asisten berhak
memberikan sanksi jika ketentuan yang ada tidak dipenuhi.
19. Jadwal yang telah dibuat tidak bisa diubah.
20. Dilarang mengambil dokumentasi dalam bentuk apapun pada saat praktikum berlangsung,
kecuali atas izin asisten
21. Format Penilaian Praktikum Rangkaian Listrik :
Pre Test : 5%
Post Test : 20%
Laporan : 45%
Presentasi : 30%
22. Untuk informasi terkait pelaksanaan praktikum (Termasuk perubahan jadwal) akan
diinformasikan melalui akun Instagram dan Website Laboratorium Dasar Teknik Elektro.
23. Untuk urusan atau masalah lebih lanjut terkait pelaksanaan praktikum dapat menghubungi
Koordinator Asisten yang bersangkutan.
Contact Person ( WA ) : 0878-7773-2501 ( Irsyad Akbar )
v
FORMAT PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM
vi
CONTOH COVER
LAPORAN PRAKTIKUM
vii
CONTOH PEMBATAS
LAPORAN PRAKTIKUM
viii
KARTU PRAKTIKUM
LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO
NAMA :
NIM :
KELOMPOK : Pas Foto
PRAKTIKUM : 3x4
JURUSAN :
PROG. STUDI :
SEMESTER :
2.
3.
4.
5.
6.
Jakarta,.................................,20....
Praktikan
(.......................................)
ix
DAFTAR ISI
STRUKTURAL LABORATORIUM...............................................................................................ii
FORMAT PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM.....................................................................v
PENDAHULUAN PENGENALAN ALAT DAN KOMPONEN..................................................xi
PENGENALAN NI MULTISIM...................................................................................................xvi
MODUL I HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK................................................................1
1.1. TUJUAN..............................................................................................................................................1
1.2. TEORI.................................................................................................................................................1
1.4. PERCOBAAN.....................................................................................................................................4
2.2. TEORI.................................................................................................................................................8
3.2. TEORI...............................................................................................................................................13
3.4. PERCOBAAN...................................................................................................................................16
4.2. TEORI...............................................................................................................................................19
4.4. PERCOBAAN...................................................................................................................................23
x
4.5. DATA PENGAMATAN...................................................................................................................26
5.2. TEORI...............................................................................................................................................27
5.4. PERCOBAAN...................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................37
xi
PENDAHULUAN PENGENALAN ALAT DAN KOMPONEN
Power Supply
Power supply mengambil sumber listrik dari PLN dengan tegangan 220V AC. Pada power
supply terdapat trafo untuk menurunkan tegangan. Power supply mengeluarkan tegangan DC.
Pada power supply terdapat fuse untuk proteksi jikalau ada kesalahan dalam rangkaian. Unsur-
unsur yang penting dalam power supply yaitu terdiri dari:
• Sumber power supply
• DC Variabel
• Jumper
• Rangkaian sumber +/- 30 Volt
xii
Multimeter
Multimeter Digunakan untuk mengukur tegangan dan arus. Multimeter yang digunakan ada 2
jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Umumnya multimeter dapat digunakan
sebagai voltmeter ataupun amperemeter. Perlu diperhatikan nilai yang muncul pada multimeter
adalah nilai RMS. Pada pengukuran tegangan, multimeter dipasang secara paralel. Sedangkan
untuk mengukur arus, multimeter dipasang secara seri.
xiii
Oscilloscope
Oscilloscope merupakan sebuah instrumen laboratorium yang umumnya digunakan untuk
menggambarkan dan menampilkan grafik dari suatu sinyal listrik. Grafik ini menunjukkan
bagaimana sinyal berubah seiring berjalannya waktu.
Function Generator
Function generator mampu menghasilkan sinyal dengan range frekuensi hingga 200kHz. Jenis
gelombang yang dapat dihasilkan power supply adalah sinusoidal, segitiga, dan kotak.
xiv
2. KOMPONEN-KOMPONEN YANG DIGUNAKAN PADA PRAKTIKUM RANGKAIAN
LISTRIK
a. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang berfungsi membatasi aliran arus listrik pada
suatu rangkaian elektronik.
Simbol resistor:
xv
b. Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen elektronik yang berfungsi menyimpan muatan listrik.
Kapasitor terbuat dari dua konduktor yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.
Kapasitansi dari kapasitor adalah jumlah dari muatan listrik yang disimpan di dalam
kapasitor tersebut pada saat diberi tegangan sebesar sumbernya. Kapasitor dikategorikan
menjadi 2 grup, yaitu kapasitor polarized dan non-polarized. Pada umumnya, kapasitor
dengan nilai kapasitansi yang rendah termasuk dalam kategori kapasitor non-polarized.
xvi
PENGENALAN NI MULTISIM
1. Komponen NI Multisim
Pada Software NI Multisim, terdapat banyak jenis komponen-komponen listrik baik
analog maupun digital. Berikut penjelasan beberapa macam komponen yang digunakan pada
Praktikum Rangkaian Listrik.
a. Sources
Sources berisikan komponen-komponen berupa sumber dan ground baik analog
maupun digital.
1) DC_POWER
Berfungsi untuk menyuplai Tegangan DC pada rangkaian. Besarnya tegangan dapat
diatur saat simulasi dalam keadaan Stop.
xvii
Gambar 14. Simbol AC_VOLTAGE dan AC_POWER
4) GROUND
Berfungsi sebagai pengaman pada rangkaian. Pada software NI Multisim, rangkaian
tidak akan dapat disimulasikan apabila tidak terhubung dengan GROUND.
xviii
1. Instrumen NI Multisim
Pada Software NI Multisim, terdapat banyak jenis instrument-instrumen listrik seperti
alat ukur dan alat kendali. Berikut penjelasan beberapa macam instrument yang digunakan pada
Praktikum Rangkaian Listrik.
a. Multimeter
Digunakan untuk mengukur arus dan tegangan DC ataupun AC (Pada AC mengukur
nilai RMS), tahanan (Ω) dan frekuensi (dB).
Puncak (Vp).
1.1. TUJUAN
a. Memahami secara visual teori teori dasar dalam rangkaian listrik arus searah, khususnya
yang berkaitan dengan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff
b. Mengenal lebih jauh hubungan antara tegangan dan arus dalam rangkaian listrik arus searah
1.2. TEORI
A. Tegangan
Notasi : V atau E
Satuan : Volt
Tegangan antara 2 titik adalah energi yang diperlukan (kerja yang dilakukan) untuk
menggerakkan satu unit muatan negatif (elektron) dari titik yang berpotensial lebih rendah
(lebih negatif) ke titik yang berpotensial lebih tinggi (lebih positif), atau sama dengan
energi yang dilepaskan pada saat satu unit muatan bergerak (menurun bukit) dari potensial
yang lebih tinggi ke potensial lebih rendah.
𝑊
𝑉=
𝑞
B. Arus
Notasi : I atau i (untuk arus yang berubah terhadap
waktu) Satuan : Ampere
Arus adalah besarnya aliran listrik yang melalui sebuah titik dalam satu satuan waktu. Arus
sebesar 1 ampere adalah sama dengan aliran satu coulomb muatan per satu detik. Dalam
kenyataan fisiknya, aliran arus adalah partikel pembawa muatan (elektron) yang bergerak
dari potensial lebih rendah (lebih negatif) ke potensial lebih tinggi (lebih positif). Dalam
perjanjian/kesepakatan internasional, arus didefinisikan dan dianggap mengalir dari arah
yang berlawanan (mengalir dari potensial lebih positif ke potensial negative).
𝑞
𝐼=
𝑡
C. Resistansi dan Resistor
Bila suatu beda potensial diberikan kepada suatu material, maka terjadi usaha untuk
mengalirkan muatan melalui muatan tersebut. Setiap material mempunyai sifat
melawan/menghambat aliran muatan yang disebut sebagai sifat resistansi.
1
Material dengan resistansi kecil disebut sebagai konduktor/penghantar arus, sedangkan
material dengan resistansi besar disebut sebagai isolator. Ada suatu jenis material yang
sifat resistansinya bisa diubah dengan cara tertentu, yang disebut sebagai semikonduktor.
Suatu benda yang dibuat dari material dengan komposisi tertentu dapat menghasilkan suatu
nilai resistansi tertentu. Benda ini disebut sebagai resistor/tahanan. Bahan yang digunakan
biasanya dari jenis material yang mempunyai sifat menghantar yang buruk.
Fungsi utama dari tahanan adalah sebagai pembatas tegangan atau arus, serta fungsi-fungsi
lain yang lebih spesifik yang dikembangkan dari sifat-sifat dasar tahanan. Misalnya bila
digabung dengan kapasitor menghasilkan suatu konstanta waktu tertentu, untuk membagi
tegangan, pengukuran tegangan dan arus dll.
D. Hukum Ohm
Bunyi Hukum Ohm: “Suatu hambatan pada suatu rangkaian tertutup apabila diberi
tegangan maka akan timbul arus listrik pada rangkaian tersebut”
I
V R
E. Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff untuk arus (Hukum Kirchoff I) adalah :
Jumlah arus yang masuk ke dalam suatu titik pada suatu rangkaian adalah sama dengan
jumlah arus yang keluar dari titik tersebut (berlaku hukum kekekalan muatan).
Dari hukum ini terkandung suatu pengertian bahwa, pada suatu rangkaian (tanpa
percabangan) besarnya arus adalah sama, jadi :
2
I1 = I2 +
3
1.4. PERCOBAAN
A. Hubungan Arus dan Tegangan
A
V R
4
d. Nyalakan sumber tegangan, amati dan catat arus yang mengalir pada semua cabang
(A1, A2 dan A3) serta tegangan sumber.
e. Matikan sumber tegangan dan catat nilai tahanan yang digunakan (R1, R2 dan R3).
f. Ulangi percobaan a sampai dengan e dengan konfigurasi nilai tahanan yang berbeda
(gunakan 3 konfigurasi).
5
1.5. DATA PENGAMATAN
A. Hubungan Arus dan Tegangan
V R I V R I
B. Hukum Kirchoff untuk Arus
(Volt) (Ω) (mA) (Volt) (Ω) (mA)
V R1 R2 R3 I1 I2 I3
1 1
(Volt) (Ω) (Ω) (Ω) (mA) (mA) (mA)
2 2
5 100 220 330
3 100 3 330
5 220 330 100
4 4
5 330 100 220
5 5
6
1.6. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN
1) Buatlah kurva I = f(V) untuk masing-masing tahanan dari percobaan Hubungan Arus
dan Tegangan !
2) Dari percobaan Hubungan Arus dan Tegangan untuk masing-masing harga R yang telah
ditentukan, hitunglah arus yang mengalir pada rangkaian?
3) Berapakah kesalahan relative arus untuk masing-masing harga hambatan R dari
percobaan Hubungan Arus dan Tegangan tersebut?
4) Dari percobaan Hukum Kirchoff untuk Arus, berikan pembuktian berdasarkan
persamaan Hukum Kirchoff untuk Arus? Serta bandingkan hasil perhitungan dengan
hasil percobaan!
5) Dari percobaan Hukum Kirchoff untuk Tegangan, berikan pembuktian berdasarkan
persamaan Hukum Kirchoff untuk Tegangan? Serta bandingkan hasil perhitungan
dengan hasil percobaan!
7
MODUL II
ANALISA RANGKAIAN
2.1. TUJUAN
a. Memahami konsep Analisa Rangkaian dari satu rangkaian yang terdiri dari sekumpulan
tahanan seri dan pararel
b. Mempelajari hubungan arus dan tegangan pada rangkaian seri dan paralel
c. Memahami konsep rangkaian transformasi Wye – Delta beserta persamaannya
2.2. TEORI
A. Rangkaian Beberapa Tahanan
a. Rangkaian Tahanan Secara Seri
8
Rangkaian paralel dari 𝑅1, 𝑅2, dan dihubungkan dengan sumber tegangan V, maka
Tegangan antara ujung-ujung 𝑅1= Tegangan antara ujung-ujung 𝑅2= tegangan antara
ujung-ujung 𝑅3 = V
I = 𝐼1 +𝐼2
𝑉
𝐼1 = 𝐴𝐵
𝑅1
𝑉𝐴𝐵
𝐼 2 = 𝑅2
𝑅𝑎 = 𝑅1. 𝑅2
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅𝑏 = 𝑅2. 𝑅3
𝑅 + 𝑅 + 𝑅
1 2 3
𝑅𝑐 = 𝑅3. 𝑅4
𝑅 + 𝑅 + 𝑅
1 2 3
9
B. Aturan Pembagian
a. Aturan Pembagian Tegangan
Pada rangkaian beberapa tahanan secara seri yang dihubungkan dengan sumber tegangan
E seperti pada gambar berikut :
1
Aturan Pembagian arus tersebut dapat ditulis dengan rumus :
1
𝑅𝑛
𝐼𝑅𝑛 = 𝑥𝐼
1 1 1 1
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ + 𝑅𝑛
Atau bisa juga ditulis dengan :
𝐺𝑛
𝐼𝑅𝑛 = 𝑥𝐼
𝐺 +𝐺 +𝐺 +⋯+𝐺
1 2 3 𝑛
2.4. PERCOBAAN
Transformasi delta – wye
1
2.5. DATA PENGAMATAN
Transformasi delta – wye
Rtotal
V (Volt) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) R5 (Ω) R6 (Ω) I (mA)
(Ω)
5 100 220 330 220 100 330
1
MODUL III
TEOREMA SUPERPOSISI DAN THEVENIN
3.1. TUJUAN
a. Memahami suatu metode analisa rangkaian yang berfungsi untuk menyederhanakan
rangkaian yang kompleks / rumit menjadi rangkaian ekivalen yang sederhana.
b. Memahami secara visual penerapan dari teori superposisi
c. Memahami secara visual penerapan dari teorema thevenin
3.2. TEORI
A. Teori Superposisi
Prinsip dasar teori superposisi adalah pengaruh semua sumber tegangan/arus pada suatu
titik / cabang dalam suatu rangkaian listrik adalah sama dengan jumlah aljabar dari
pengaruh masing – masing sumber tegangan / arus yang bekerja sendiri – sendiri secara
individu.
1
Gambar 39. E1 dan E3 tidak bekerja
B. Teorema Thevenin
Pengertian teorema thevenin adalah metode penyederhanaan rangkaian yang
menyerderhanakan rangkaian kompleks menjadi rangkaian sederhana yang terdiri dari 1
sumber tegangan atau VTH dan 1 tahanan pengganti atau RTH yang dirangkai secara seri.
“setiap rangkaian tahanan dan terminal dan sumber-sumber tegangan dapat digantikan
dengan suatu rangkaian sederhana yang terdiri dari satu tahanan, disebut RTH (R Thevenin)
dari satu sumber tagangan, disebut sebagai V TH (V Thevenin)”. Dengan teorema ini, arus
beban RL, pada rangkaian ekivalen akan sama dengan arus beban pada rangkaian aslinya.
Persyaratan yan harus dipenuhi yaitu tegangan VTH adalah tegangan yang dilihat dari
terminal-terminal rangkaian semula dengan RL dihilangkan.
1
Gambar 42. Cara mencari nilai Vth
1
3.4. PERCOBAAN
A. Teori Superposisi
1
c. Hitung secara matematis arus yang seharusnya mengalir pada R2 dan bandingkan
dengan hasil percobaan langkah b.
d. Buat rangkaian seperti gambar 46, 47 dan 48 secara berurutan dan ukur arus yang
mengalir pada R2 pada masing-masing rangkaian.
e. Hitung secara matematis arus yang seharusnya mengalir pada R2 dan bandingkan
dengan hasil percobaan langkah d.
f. Jumlahkan ketiga hasil pengukuran arus pada e tersebut dan bandingkan dengan hasil
percobaan b.
B. Teorema Thevenin
1
3.5. DATA PENGAMATAN
A. Teori Superposisi
B. Teorema Thevenin
Vs (Volt) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) IR3 (mA)
9 100 220 330
1
MODUL IV
HUKUM DASAR DAN KARAKTERISTIK BEBAN RANGKAIAN ARUS
BOLAK BALIK
4.1. TUJUAN
a. Memahami dasar dasar rangkain arus bolak balik (AC)
b. Mengamati penerapan hukum Kirchoff dan Ohm pada sistem arus bolak balik.
c. Mempelajari karakteristik tegangan dan arus pada sistem arus bolak – balik
d. Melihat perbedaan fasa pada beban kapasitif, induktif dan resistif.
4.2. TEORI
A. Rangkaian Listrik Arus Bolak Balik :
Arus bolak balik adalah arus yang amplitude dan polaritasnya berubah terhadap waktu.
perubahan terhadap tersebut bias secara teratur maupun secara tidak teratur. Bentuk
gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena
ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-
aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk
gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).
1
B. Frekuensi dan Periode
Kebanyakan arus bolak balik yang dipakai adalah arus yang berubah terhadap waktu secara
periodik. Arus bolak-balik mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
Amplitudo
Frekuensi
Fasa
Arus bolak-balik yang berubah secara periodik, amplitudonya berubah secara teratur dari nol
naik ke harga maksimum lalu menurun sampai harga minimum dan kemudian naik lagi ke
harga maksimum begitu seterusnya secra berulang-ulang dengan selang waktu yang sama.
Frekuensi adalah jumlah cycle (gelombang) dalam 1 detik. Frekuensi mempunyai satuan
Hertz (Hz) dan di beri notasi f. Frekuensi yang digunakan ada sistem tenaga listrik (standar)
adalah 50 Hz (seperti PLN) dan 60 Hz (seperti di Amerika dan Jepang).
Jadi:
𝟏
f=
𝑻
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk 1 “cycle(gelombang)” putaran penuh,dan diberi
notasi T.satuan dari periode adalah detik.
Jadi:
𝟏
T=
𝒇
Amplitudo dapat didefinisikan sebagai jarak atau simpangan terjauh dari titik
kesetimbangan dalam gelombang sinusoidal.
R L C
V, ω
Gambar 52. Rangkaian R-L-C Seri
2
Besaran-besaran yang dapat dihitung pada rangkaian seri R - L - C adalah sebagai berikut :
a. Tegangan pada Rangkaian
VR = I . R
VL = I . X L
VC = I . XC
Tegangan totalnya adalah :
2
E. Macam Beban Rangkaian Listrik
a. Beban Resistif Murni (R)
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja (resistansi).
Beban jenis ini hanya menkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai factor daya sama
dengan satu. Beban resistif murni membuat fase arus sama dengan fase tegangannya
atau tegangan dan arus sefasa sehingga bersifat unity.
tegangan.
2
4.3. ALAT & BAHAN
a. Laptop / Komputer
b. Aplikasi Multisim
4.4. PERCOBAAN
A. Hukum Kirchoff untuk Tegangan
a. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.
2
C. Beban R-L-C
a. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.
2
Beda Fasa (DIV)
x 360o
Panjang Satu Gelombang Penuh
(DIV)
j. Catat Beda Fasa (o) pada Data Pengamatan.
k. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
2
4.5. DATA PENGAMATAN
A. Hukum Kirchoff untuk Tegangan
f = 50 Hz
Vs R L C I VR VL VC
(VRMS) (Ω) (mH) (µF) (mA) (VRMS) (VRMS) (VRMS)
2 100 2.5 470
C. Beban R-L-C
Vs (VRMS) R (Ω) L (mH) C (µF) I (mA)
2 100 2.5 470
Beda Fasa
∠VR - ∠I ∠VL - ∠I ∠VC - ∠I
2
MODUL V
RANGKAIAN RESONANSI
5.1. TUJUAN
a. Mengamati pengauh frekuensi sumber daya arus bolak balik terhadap nilai resistansi
dan reaktansi (induktif & kapasitif) rangkaian R, L dan C
b. Mencari frekuensi resonansi pada peristiwa resonansi arus dan tegangan
5.2. TEORI
A. Pengaruh Frekuensi
a. Terhadap Resistansi
Nilai resistansi dari suatu resistor/tahanan sangat terpengaruh oleh temperature. Di
samping itu, nilai resistansi juga dipengaruhi oleh frekuensi sumber. Semakin tinggi
frekuensi arus yang mengalir pada suatu media tidak tersebar di seluruh penampang
melainkan semakin dekat dengan permukaan/kulit media penghantar. Kerapatan
arus akan semakin besar. Dengan demikian, luas penampang yang dilintasi arus
akan semakin sempit.
Dimana R adalah nilai resistansi, ρ adalah tahanan jenis dan A adalah luas
penampang. Maka nilai resistansi akan naik sesuai dengan frekuensi sumber
(karena mengecilnya nilai A). Efek ini dikenal dengan sebutan efek kulit (skin
effect).
b. Terhadap Induktansi
Pada sistem arus searah (kondisi mantap), induktor tidak memberikan pengaruh
apapun selain adanya resistansi dari lilitan kawatnya (yang kadang-kadang sering
diabaikan karena nilainya yang kecil). Namun pada sistem arus bolak balik,
terdapat perlawanan lain yang disebut dengan induktif (XL).
2
𝑿𝑳 = 𝟐𝝅𝒇𝑳
Dimana XL adalah resistansi induktif (Ω), f adalah frekuensi (Hz) dan L adalah
induktansi (Henry). Nilai resistansi berubah – ubah tergantung dari frekuensi
sumber. Bila ZL adalah impedansi, maka pada sistem arus bolak balik induktor akan
memberikan impedansi sebesar :
𝒁𝑳 = 𝑹𝑳 + 𝒋𝑿𝑳
Dimana XL adalah resistansi induktif murni (selanjutnya disebut reaktansi saja) dan RL
adalah nilai resistansi murni murni dari induktor. Selanjutnya:
𝒁𝑳 = √𝑹𝑳𝟐 + 𝑿𝑳𝟐
Pada gambar 61. terlihat bahwa rangkaian induktor yang sesungguhnya bias
digantikan dengan rangkaian yang mengandung resistor dan induktor murni (gambar
61).
c. Terhadap Kapasitansi
Pada sistem arus searah (kondisi mantap), aliran arus ditahan oleh kapasitor,
sedangkan pada sistem arus bolak balik arus dihantarkan dengan suatu perlawanan
(disebut dengan reaktansi kapasitif).
𝑿𝑪 𝟏
= 𝟐𝝅𝒇𝑪
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi frekuensi sumber, nilai XC
akan semakin kecil. Dengan demikian, pada rangkaian listrik yang bekerja dengan
frekuensi tinggi harus memperhatikan masalah kapasitansi liar yang mungkin
muncul akibat dari jalur konduktor yang sejajajr dan berdekatan. Rendahnya
reaktansi kapasitif mengakibatkan seolah-olah rangkaian menjadi terhubung singkat.
2
B. Frekuensi Resonansi
Kita sudah mempelajari bahwa nilai reaktansi berubah terhadap perubahan frekuensi.
Pada rangkaian yang mengandung induktor dan kapasitor (baik seri maupun pararel)
dapat terjadi suatu kondisi dimana nilai XC = XL yang disebut dengan resoanansi.
a. Resonansi RLC Seri
Pada rangkaian seri RLC dapat terjadi resonansi yang disebut resonansi tegangan.
𝒁𝑻 𝒊
= 𝑹 + 𝒊𝑚𝑳 −
𝑚𝑪
Maka dengan XL = XC, nilai impedansi pada saat resonansi hanya ditentukan oleh nilai
perlawanan / resistansi induktor saja. Nilai absolut tegangan jatuh pada X L dan XC
masing-masing akan melebihi nilai tegangan sumber dan arus akan mencapai
maksimum. Secara matematis, frekuensi resonansi ditentukan oleh persamaan :
𝟏
𝒇𝒓 =
𝟐𝝅√𝑳𝑪
2
c. Resonansi RL-C Paralel
Resonansi pada rangkaian RL-C pararel:
𝟏
√(𝟏 − 𝑹 𝑪
𝟐
𝒇𝒓 =
𝟐𝝅√𝑳𝑪 )
𝑳
𝒇𝒓 = 𝟏
𝟐𝝅√𝑳𝑪 √ 𝟏
𝑪𝑹𝟐
(𝟏 − )
𝑳
3
5.3. ALAT & BAHAN
a. Sumber tegangan arus bolak balik
b. Function Generator
c. Multimeter
d. Resistor
e. Induktor
f. Kapasitor
g. Kabel penghubung
5.4. PERCOBAAN
A. Pengaruh Frekuensi
3
c. Terhadap Reaktansi Kapasitif
1. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 5.5.1, komponen R diganti dengan
kapasitor (tentukan sendiri nilainya).
2. Atur sumber tegangan arus bolak balik sampai mencapai 3 Volt.
3. Atur frekuensi sumber 50 Hz, 100 Hz, 1KHz, 2 KHz kemudian 4 KHz.
Amati dan catat besar arus dan tegangan pada setiap kedudukan frekuensi
tersebut
3
C. Rangkaian Resonansi Arus
3
5.5. DATA PENGAMATAN
A. Pengaruh Frekuensi
Terhadap R
R= Ω
VS f (Hz)
I (mA) V
50
100
3 1000
2000
4000
Terhadap L
L= mH
VS f (Hz)
I (mA) V
50
100
3 1000
2000
4000
Terhadap C
C= µF
VS f (Hz)
I (mA) V
50
100
3 1000
2000
4000
3
B. Resonansi Tegangan
Vs R (Ω) L (mH) C (µF) f (Hz) I (mA) VR(V) VL(V) VC(V)
C. Resonansi Arus
Vs R (Ω) L (mH) C (µF) f (Hz) I (mA) IR(mA) IC(mA) IL(mA)
3
5.6. TUGAS & PERTANYAAN
1) Hitung nilai R dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap resistansi dengan
menggunakan hukum Ohm dan bandingkan dengan nilai yang diperoleh dari
percobaan dengan nilai yang diperoleh dari perhitungan !
2) Hitung besar reaktansi induktif dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap induktansi
pada masing-masing frekuensi!
3) Buatlah kurva reaktansi dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap induktansi sebagai
fungsi dari frekuensi!
4) Hitung besar reaktansi kapasitif dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap kapasitansi
pada masing-masing frekuensi!
5) Buatlah kurva reaktansi dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap kapasitansi sebagai
fungsi dari frekuensi!
6) Tuliskan penurunan rumus frekuensi resonansi RLC seri dan hitunglah nilai frekuensi
resonansi dari percobaan Resonansi Tegangan secara matematis! Kemudian bandingkan
dengan hasil data pengamatan anda!
7) Tuliskan penurunan rumus frekuensi resonansi RLC paralel dan hitunglah frekuensi
resonansi dari percobaan Resonansi Arus secara matematis! Kemudian bandingkan
dengan hasil data pengamatan anda!
3
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, C. K., & Sadiku, M. N. (2013). Fundamentals of Electric Circuits. New York:
McGraw-Hill.
Dorf, R. C., & Svodoba, J. A. (1996). Introduction to Electric Circuits. Singapore: John
Wiley & Sons.
Boylestad, Robert L., Nashelsky, Louis. (2013). Electronic Devices & Circuit Theory,
Eleventh Edition. United States : Pearson.