SISTEM KOMUNIKASI
Disusun oleh :
Tim Asisten Laboratorium Telekomunikasi
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
KATA PENGANTAR
I. Laporan Akhir
1. Judul
2. Tujuan
3. Alat dan Bahan
4. Prosedur Kerja
5. Rangkaian Percobaan
6. Jurnal Praktikum
7. Perhitungan (Jika ada)
8. Analisa dan Pembahasan
9. Simpulan dan Saran
(a)
D. Prosedur Percobaan
1. Percobaan 1 (ASK sistem dengan NRZ Encoder).
1. Rangkai alat seperti gambar 1.
2. Variasikan CK rate.
3. Variasikan persen modulasi.
2. Percobaan 2 (ASK sistem dengan NRZ line code dengan Adanya
Transmisi Noise).
1. Rangkat alat seperti gambar 2.
2. Variasikan CK rate dengan amplitude noise 25% dan output level
50%
3. Variasikan persen modulasi
B. ASK system dengan NRZ line code dengan adanya transmisi noise.
Persen noise
CK Rate
25% 75% 100%
2400
4800
9600
( ) ( )
G. Tugas Pendahuluan
cos(21 ) , 0
() =
cos(22 ) , 1
(a)
(b)
Gambar 2.1 (a) sinyal digital,(b) sinyal FSK
D. Prosedur Percobaan
1. Percobaan 1 (Sistem FSK dengan NRZ Code)
1. Rangkai alat seperti gambar.
2. Gunakan input NRZ.
3. Variasikan CK rate, dan word length, sesuai jurnal dan amati bentuk
sinyalnya.
B. Percobaan 2
C. Word Length CK Rate Gambar
24 - 1 2400
4800
9600
19200
38400
28 - 1 2400
4800
9600
19200
38400
( ) ( )
A. Tujuan Percobaan
B. Dasar Teori
Phase Shift Keying adalah mode modulasi digital yang mengubah tiap bit
data digital (logik 0 & 1) kedalam sinyal analog yang sepadan. Tiap perubahan
kode bit, dari logik 0 ke 1 atau dari 1 ke 0, phase sinyal carrier dibalik 180
derajat.
Proses modulasi pada PSK (BPSK) dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
Sc(t)
SBPSK (t) = 1 x Ac max Cos (2fct + c) = Ac max Cos (2fct + c) ...untuk bit 1
SBPSK (t) = -1 x Ac max Cos (2fct + c) = Ac max Cos (2fct + c + 1800) ...
untuk bit 0.
D. Prosedur Percobaan
1. Percobaan 1 (Sistem Modulasi PSK menggunakan NRZ Encoder)
1. Rangkai rangkaian seperti pada gambar (a)
2. Variasikan nilai CK RATE dan WORD LENGTH sesuai jurnal.
3. Hubungkan channel 1 pada hasil modulasi dan channel 2 sebagai DATA IN
seperti pada rangkaian.
4. Amati pada osiloskop bentuk sinyal .
2400
4800
2^4-1 9600
19200
38400
2400
4800
2^8-1 9600
19200
38400
2400
4800
2^4-1 9600
19200
38400
( ) ( )
A. Tujuan
1. Memahami proses modulasi DPCM.
2. Memahami karakteristik demodulasi DPCM.
B. Dasar Teori
DPCM (Differential Pulse Code Modulation) adalah suatu teknik modulasi
pulsa yang merupakan pengembangan dari teknik PCM (Pulse Code Modulation).
Teknik modulasi ini secara umum memiliki tahapan yang sama dengan teknik
modulasi PCM :
1. Sampling , yaitu pencuplikan sinyal analog dengan frekuensi tertentu
untuk mengubah sinyal continue menjadi sinyal diskrit ( Sinyal Waktu
Diskrit).
2. Kuantisasi , yaitu pelevelan tegangan (mengubah sinyal dengan
amplitudo continue menjadi amplitudo diskrit).
3. Coding , yaitu proses mengubah (mengkodekan) amplitudo hasil
kuantisasi menjadi urutan biner.
Dalam Differential PCM yang dikode adalah perbedaan dari 2 sampel yang
berurutan, bukan sample itu sendiri, dan Differential PCM dirancang untuk dapat
memanfaatkan keuntungan dari redundancy antar sample dalam gelombang suara.
karena jangkauan "selisih sampel/sinyal" pasti lebih kecil dari maximal sinyal itu
sendiri maka tentunya diperlukan lebih sedikit bit untuk mengkode "selisih
sample". Diluar perbedaan sinyal yang disampel, secara umum beberapa hal dari
DPCM sama dengan PCM, misalnya laju sampling, juga bandlimiting filter dan
smoothing filter.
Secara konseptual, untuk menghasilkan sebuah "selisih sampel" untuk DPCM
kita harus menyimpan sample input sebelumnya langsung di sirkuit sample-and-
+ d[k]
x[k] + Quantizer dq[k]
x[k-1]
Delay Ts
D. Prosedur Percobaan
1. Modulasi dan Deodulasi DPCM
1. Rangkai alat seperti pada gambar rangkaian 1.1
2. Variasikan amplitudo dari generator (25, 50, 75)
3. Untuk sign out hubungkan Tx dan Rx
4. Amati gelombang output pada channel 2 pada masing-masing titik.
Amplitudo M N U V P Q R S Tx Sign
Out
25
50
75
( ) ( )