Anda di halaman 1dari 50

ELDAY/Ver 1.

1/2022

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

Nama
NIM

Disusun Oleh :
Ir. RI Munarto, M.Eng
Asisten Laboratorium Tenaga

LABORATORIUM TENAGA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
PRAKATA

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan modul
praktikum Elektronika Daya. Modul praktikum disusun sebagai pedoman dasar
bagi mahasiswa jurusan Teknik Elektro di Fakultas Teknik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa dalam melaksanakan praktikum Elektronika Daya. Modul
praktikum ini juga telah diperiksa oleh dosen pengampu mata kuliah Elektronika
Daya.
Praktikum Elektronika Daya bertujuan sebagai sarana pendukung mata
kuliah Elektronika Daya dan sebagai bentuk pengimplementasian mahasiswa
dalam memahami teori yang diajarkan di kelas secara praktiknya.
Di dalam praktikum ini, akan dilakukan pembelajaran dan praktek
mengenai teori dan penerapan suatu Elektronika Daya. Modul ini tersusun atas
tujuan yang hendak dicapai, dasar teori yang berisikan materi yang akan di
praktikan, prosedur percobaan, tugas unit yang berfungsi untuk mengukur
pemahaman praktikan, dan blanko percobaan.
Demikian penggunaan modul ini diharapkan dapat menjadi media dalam
membantu mahasiswa agar memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
nantinya dapat di implementasikan di lingkungan masyarakat.

Cilegon, 2022
Penyusun,

Tim Asisten Laboratorium Tenaga

Lab Tenaga – JTE ii


STRUKTUR LABORATORIUM TENAGA

Kepala Laboratorium Teknik Elektro


Ir. Ri Munarto, M.Eng

Kepala Laboratorium Tenaga


Dr. Ir. Wahyuni Martiningsih, M.T.

Tim Asisten Laboratorium Tenaga


Koordinator :
Ibnu Muniron Jamiludin
Anggota :
Masaji Wijaya
Muhammad Firman Fauzy
Krisna Bayu
Dhea Rahmalia Henidar

Lab Tenaga -JTE iii


DAFTAR ISI

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA.................................................1


PRAKATA .............................................................................................................. ii
STRUKTUR LABORATORIUM TENAGA ........................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
PERATURAN PRAKTIKUM .................................................................................v
PANDUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3).......................x
UNIT 1 KARAKTERISTIK THYRISTOR ............................................................1
UNIT 2 THYRISTOR PADA RANGKAIAN DC .................................................7
UNIT 3 KARAKTERISTIK TRIAC.....................................................................11
UNIT 4 KARAKTERISTIK DIAC .......................................................................14
UNIT 5 PEMBANGKITAN PULSA PENYALAAN DENGAN UJT .................17
UNIT 6 KONTROL FASA DENGAN UJT .........................................................23
UNIT 7 PENYEARAH TEGANGAN DIODA 1 FASA ......................................29
UNIT 8 IDENTIFIKASI KARAKTER PLANT ...................................................37

Lab Tenaga -JTE iv


PERATURAN PRAKTIKUM

1. PERATURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA


1. Praktikan wajib memakai pakaian batik.
2. Praktikum dilaksanakan secara full offline yang bertempat di
Laboratorium Jurusan Teknik Elektro.
3. Dilarang berisik, gaduh, bercanda, membawa makan dan minum selama
didalam lab.
4. Toleransi keterlambatan adalah 10 menit, jika lebih dari 10 menit maka
dinyatakan INHAL.
5. Praktikan wajib memiliki modul.
6. Praktikan diwajibkan mengumpulkan laporan sementara maksimal 30
menit sebelum praktikum. Laporan sementara berisi Cover, BAB I, BAB
II, BAB III, dan Daftar Pustaka.
7. Praktikan wajib menguasai modul yang akan dipraktikumkan.
8. Bobot nilai :
a. Tugas pendahuluan (10%)
b. Laporan (Project) (30%)
c. Praktikum (30%)
d. Responsi (Partisipasi) (25%)
e. Sosialisasi (5%)
9. Tugas pendahuluan akan diberi sebelum praktikum dimulai baik secara
tertulis maupun lisan.
10. Shifting tidak diperbolehkan.
11. Changeshift individu tidak diperbolehkan
12. Changeshift kelompok tidak ada batasnya, tidak ada pengurangan TP.
(wajib konfirmasi lawan tukar maksimal 1 jam sebelum praktikum)
13. Bagi praktikan yang berhalangan (izin, sakit, terlambat, dll) boleh
mengikuti praktikum susulan (inhal). Inhal akan diadakan diakhir
praktikum sebelum responsi.
14. Responsi wajib diikuti untuk semua praktikan tanpa terkecuali. Bagi yang
berhalangan maka dipastikan tidak lulus praktikum.

Lab Tenaga -JTE v


15. Praktikan yang tidak patuh pada peraturan akan dikenakan sanksi dan atau
dikeluarkan dari lab.
16. Untuk praktikan yang inhal, wajib untuk menghubungi asisten ybs.
17. INHAL
Dilakukan apabila praktikan tidak dapat melaksanakan praktikum sesuai
dengan jadwal atau melanggar tata tertib praktikum, syarat dan ketentuan:
a. Maksimal INHAL 2 Modul praktikum apabila lebih, maka nilai
praktikum maksimal D
b. Pelaksanaan inhal pengganti dilakukan setelah praktikum selesai atau
dijadwalkan berikutnya oleh asisten.
18. RESPONSI
Merupakan review dari awal sampai dengan akhir praktikum dalam bentuk
test tertulis yang dilaksanakan setelah selesai praktikum. Bagi yang tidak
mengikuti responsi maka praktikan dianggap gugur atau tidak mengikuti
praktikum tersebut dan nilai maksimal yang diberikan D.

2. FORMAT PENULISAN LAPORAN


a. Margin: Top = 3 cm, Bottom = 3cm
Left = 4 cm, Right = 3cm
b. Kertas A4.
c. Judul Time New Roman 14 Pt, Bold.
d. Italic untuk penggunaan bahasa Inggris.
e. Isi Times New 12 Pt.
f. Spasi 1,5 tidak ada space setelah dan sebelum paragraph.
g. Gambar.

Gambar 1.1 Stabilitas Relatif [1]

Lab Tenaga – JTE vi


Gambar dan nama gambar harus proporsional, jelas dengan ukuran yang tidak
berlebihan, letak center, diberikan sumber referensi dari mana diperoleh
gambar tersebut, berlaku untuk persamaan, dan bunyi hukum.
h. Pengumpulan laporan maksimum 5 x 24 jam setelah praktikum berakhir.
Jika pengumpulan laporan melebihi 5 x 24 jam, akan dikenakan
pengurangan point yang telah ditentukan (-10 poin setiap 1x24 jam).
Pengumpulan laporan lebih dari 7 x 24 jam tidak akan diterima dan diberi
nilai 0.
i. Softcopy laporan sementara ataupun laporan akhir dikirimkan ke email
labtenagajte@gmail.com Laporan dikirimkan melalui email dengan subjek:
[RL][Kode Asisten][Unit] nama praktikan.
Contoh : [RL][NU][1]Fulan
Kode:
[NU] untuk Ibnu Muniron Jamiludin
[MW] untuk Masaji Wijaya
[FF] untuk Muhammad Firman Fauzy
[KB] untuk Krisna Bayu
[DR] untuk Dhea Rahmalia Henidar
j. Tidak ada revisi
k. Setiap bab berisi
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan percobaan, tempat dan
waktu praktikum serta sistematika penulisan minimal 1 halaman.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi dasar toeri dari praktikum yang dilakukan minimal 1 halaman.
3. BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
Berisi metodologi percobaan atau diagram alir dan prosedur percobaan
dari praktikum yang dilakukan minimal 1 halaman.
4. BAB IV HASIL DAN ANALISIS
Berisi hasil dan analisis pada setiap percobaan dari praktikum yang
dilakukan minimal 2 halaman.
5. BAB V PENUTUP

Lab Tenaga – JTE vii


Berisi kesimpulan dan saran dari praktikum yang dilakukan minimal 1
halaman.
6. DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar rujukan atau pustaka yang telah digunakan pada laporan
praktikum. Rujukan yang diperbolehkan meliputi jurnal ilmiah, prosiding
seminar, text book, majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat
dipertanggung jawabkan. Adapun tata cara penulisan referensi tergantung
pada style penulisan sitasi yang digunakan adalah IEEE.
7. LAMPIRAN
Berisikan blanko percobaan, tugas modul dan tugas pendahuluan.
8. Contoh cover laporan praktikum dapat dilihat pada halaman selanjutnya.

Lab Tenaga – JTE viii


(CONTOH COVER LAPORAN PRAKTIKUM)
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
UNIT XX [di isi sesuai dengan modul ke-berapa]
JUDUL UNIT [isi sesuai judul modul]
LABORATORIUM TENAGA

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA (TNR Bold, Kapital, 12pt)


NIM
KELOMPOK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022

Lab Tenaga – JTE ix


PANDUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

1. Perhatikan tempat – tempat sumber listrik (stop kontak dan circuit breaker)
dan cara menghidupkan-mematikannya. Bila melihat ada kerusakan yang
berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten.
2. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik secara
tidak sengaja, misalnya kabel yang terkelupas.
3. Dilarang melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri
sendiri atau orang lain.
4. Dilarang melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau
panas yang berlebihan pada diri sendiri atau orang lain.
5. Selalu waspada terhadap bahaya listrik, api atau panas berlebih pada setiap
aktivitas di laboratorium.
6. Menjauh dari ruang laboratorium apabila terjadi bahaya api atau panas
berlebih.
7. Dilarang membawa barang yang mudah terbakar (korek api, gas dll.) dan
benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke dalam laboratorium bila tidak
diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
8. Dilarang menggunakan perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang
dll.
9. Hindari melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri
atau orang lain.
10. Keringkan bagian tubuh yang basah misalnya keringat atau sisa air wudhu.

Lab Tenaga – JTE x


UNIT 1
KARAKTERISTIK THYRISTOR

A. Tujuan Percobaan
1. Menampilkan Karakteristik thyristor pada osiloskop.
2. Menyelidiki hubungan antara UGT (tegangan penyalaan gate) dan UBO
(tegangan jatuh konduksi).

B. Alat Yang Digunakan


1. Multimeter
2. Osiloskop
3. Kabel Jumper
4. Power Electronic Trainer PT970721

C. Dasar Teori
Thyristor merupakan komponen semikonduktor daya mirip dengan dioda,
namun dilengkapi dengan suatu elektroda pengontrol gate (gerbang). Thyristor
mampu bersifat memblok terhadap kedua arah tegangan UAK. (tegangan antara
anoda dan katoda), UF (tegangan arah maju) maupun UR (tegangan arah mundur),
yaitu apabila arus gate tidak diberikan. Thyristor terdiri dari 4 lapisan
semikonduktor dengan stuktur pnpn dengan tiga sambungan pn. Berbeda halnya
dengan dioda, thyristor mempunyai tiga terminal, yaituanoda, katoda dan gate
seperti terlihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Terminal Thyristor

Lab Tenaga - JTE 1


Ketika anoda diberi tegangan positif terhadap katoda, sambungan J1 dan J2
berada pada keadaan dipanjar maju (forward based), sebaliknya sambungan J2
berada pada keadaan dipanjar mundur (reverse blased). Hanya ada sebagian kecil
arus yang mengalir dari anoda ke katoda yang disebut arus bocor (leakage
current). Pada keadaan mula in thyristor diatakan berapa pada keadaan memblok
tegangan maju (forward blocking) atau dalam keadaan mati dan arus bocor yang
mengalir disebut off state current ID.
Ketika tegangan antara anoda dan katoda UAK dinaikkan sampai suatu harga
tertentu, sambungan J2 yang dipanjar mundur akan tembus. Tegangan UAK yang
terukur pada saat tembus tersebut disebut tegangan maju jatuh konduksi (forward
breakdown voltage) UBO. Karena sambungan J1 dan J3 sebelumnya sudah berada
pada keadaan dipanjar maju, maka thyristor berubah menjadi konduk.
Arus yang mengalir pada anoda harus lebih besar dari arus kancing (latching
current) IL. Arus kancing adalah arus anoda minimum yang diperlukan untuk
menjaga thyristor tetap pada keadaan hidup sesaat setelah thyristor dinyalakan dan
arus gate telah dihilangkan. Karakteristik tipikal dari thyristor dapat dilihat pada
Gambar 1.2.
Karakteristik thyristor menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus yang
melewati thyristor. Pada karakteristik tertera harga tegangan maju dan mundur
tanpa arus gate yang dapat ditahan oleh thyristor.

Gambar 1.2 Karakteristik Thyristor

Ketika tegangan di katoda lebih positif dari anoda, sambungan J2 berada pada
keadaan dipanjar maju, sebaliknya J1 dan J3 pada keadaan dipanjar mundur. Ini

Lab Tenaga – JTE 2


seperti dua buah dioda yang dipasang seri dengan tegangan terbalik. Thyristor
akan memblok tegangan dan arus mundur bocor (reverse current) IR, mungkin
akan mengalir. Thyristor dapat dinyalakan dengan menaikan tegangan maju UAK
di atas UBO, tetapi penyalaan seperti ini dapat merusak thyristor. Di dalam praktIk,
tegangan maju UAK dipasang di bawah nilai UBO (terlihat dengan garis-garis putus
pada gambar), dan thyristor dinyalakan dengan memasukkan tegangan positif
antara gate dan katoda.

D. Prosedur Percobaan
1. Buatlah rangkaian skematik di bawah ini.

Gambar 1.3 Rangkaian Skematik Karakteristik Thyristor

2. Skematik di atas dapat dibuat dengan menyusun panel percobaan seperti


gambar di bawah.

Gambar 1.4 Skematik Rangkaian Karakteristik Thyristor

3. Atur osiloskop pada mode operasi X/Y dengan kanal 1 pada 10 V/div dan
kanal 2 pada 0.5 V/div (inverted).
4. Masukan input AC 12 Volt ke dalam rangkaian. Catu thyristor dengan
mengatur R2. Lampu akan menyala.

Lab Tenaga – JTE 3


5. Amati keluaran osiloskop, sumbu X menggambarkan tegangan UAK,
sedangkan sumbu Y menggambarkan arus IT yang mengalir melewati
thyristor. Penggunaan R3 = 10 ohm mengubah sensitifitas kanal 2 dari
V/div ke mA/div.
Atur UAK untuk 6 buah besaran yang berbeda termasuk harga UAK terkecil,
UAK ketika thyristor menyala dan harga UAK terbesar yang memungkinkan.
Besar UAK diatur dengan mengatur besar UGT dan merubah harga R2. Baca
harga UAK di osiloskop, Ukur nilai UGT untuk tiap-tiap nilai UAK yang
terjadi.
6. Gambarkan tampilan osiloskop yang terjadi untuk setiap nilai UAK yang
berbeda pada oskilogram.
7. Berdasarkan nilai-nilai hasil percobaan di atas, dan sesuaikan dengan
grafik karakteristik tipikal dati thyristor, isilah nilai-nilai pada blangko
percobaan.
8. Plot karakteristik thyristor hasil percobaan ini pada oskilogram di bawah.

E. Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan fungsi dari diode D1!
2. Apa hubungan antara tegangan penyalaan gate (UGT) dengan tegangan
jatuh konduksi (UBO)?

F. Blanko Percobaan
1. Pengukuran UGT

Tabel 1.1 Hasil Pengukuran UGT


No. UGT (volt) UAK (volt)
1
2
3
4

Lab Tenaga – JTE 4


2. Gambar oskilogram pada tampilan osiloskop

Grafik 1.1 Grafik 1.2


UAK = (volt) UAK = (volt)
UGT = (volt) UGT = (volt)

Grafik 1.3 Grafik 1.4


UAK = (volt) UAK = (volt)
UGT = (volt) UGT = (volt)

3. Nilai dari percobaan


Forward breakover voltage UBO = (V)
Forward volt-drop = (V)
Latching current IL = (A)
Gate triggered voltage = (V)

Lab Tenaga – JTE 5


Asisten Laboratorium Praktikan
Tanggal

TTD

Nama Lengkap

Lab Tenaga – JTE 6


UNIT 2
THYRISTOR PADA RANGKAIAN DC

A. Tujuan Percobaan
1. Mencari Harga dari holding current IH.
2. Membuktikan bahwa penyalaan thyristor dilakukan cukup sekali saja.

B. Alat Yang Digunakan


1. Modul Power Supply PTE-047-01
2. Modul Characteristic PTE-047-03
3. Modul Container Box Section PTE-047-08
4. Modul Potentiometer PTE-047-10
5. Multimeter digital
6. Osiloskop

C. Dasar Teori
Sekali sebuah thyristor menyala, dia akan bersifat seperti dioda dan tidak
diperlukan lagi kontrol untuk penyalaannya. Ini dikarenakan karena tidak lagi ada
lapisan deplesi pada sambungan J2 akibat adanya gerakan bebas dari muatan.
Tetapi jika arus anoda diturunkan sampai suatu harga tertentu mencapai suatu
harga holding current IH, lapisan deplesi akan terbentuk di sekitar sambungan J2
dikarenakan menurunnya jumlah yang melewati sambungan J2, dan thyristor akan
berubah ke keadaan mati.
Holding current ada pada orde miliampere, lebin kecil dari arus IL. Holding
current adalah arus anoda minimum untuk tetap menjaga thyristor pada keadaan
hidup. Sekali thyristor dinyalakan oleh sinyal di gate dan arus anoda lebih besar
dari IH, thyristor akan tetap menyala meskipun sinyal di gate dihilangkan.

D. Prosedur Percobaan
1. Buat rangkaian sesuai dengan skematik Gambar 2.1.

Lab Tenaga – JTE 7


Gambar 2.1 Skematik Rangkaian Unit 2

2. Skematik diatas dapat dibuat dengan menyusun panel percobaan seperti


berikut

Gambar 2.2 Rangkaian pada Kit Praktikum

3. Masukkan input DC variabel 0-15V


4. Naikkan tegangan UGK dengan perubahan sebesar minimal 0,1 Volt catat
arus IT dan IG dan tegangan UGK sampai lampu menyala.
5. Gambarkan kurva IT sebagai fungsi dari arus IG.
6. Nyalakan kembali thyristor dengan arus trigger sebesar harga yang telah
didapat sebelumnya. Lalu, putuskan arus IG. Lakukan pengamatan. Apakah
lampu tetap menyala? Jelaskan!

Lab Tenaga – JTE 8


7. Nyalakan kembali thyristor dengan arus trigger sebesar harga yang telah
didapat sebelumnya. Putuskan suplai arus IG, lalu turunkan arus IT dengan
merubah harga sumber tegangan. Catat nilai IT terendah dimana thyristor
masih tetap menyala. Ulangi percobaan ini sebanyak 2-3 kali untuk
mendapatkan nilai IT yang tepat.
8. Ubah polaritas dari sumber tegangan. Lakukan trigger terhadap thyristor.
Apakah thyristor menyala?

F. Pertanyaan Dan Tugas


1. Jelaskan fungsi kaki (pin) gate pada struktur Thyristor!
2. Sebutkan contoh pengaplikasian SCR!

G. Blanko Percobaan

Tabel 2.1
No. VGT (Volt) IG (Ampere) IT (Ampere)
1
2
3
4
5
6

Tabel 2.2
No. IT (Ampere)
1
2
3
Mean

Lab Tenaga – JTE 9


IT

GT
Gambar 2.3

Asisten Laboratorium Praktikan


Tanggal

TTD

Nama Lengkap

Lab Tenaga – JTE 10


UNIT 3
KARAKTERISTIK TRIAC

A. Tujuan Percobaan
1. Menampilkan karekteristik dari TRIAC di osiloskop.
2. Menyelidiki hubungan antara tegangan catu (UGT) dan off-state forward
voltage (UD)

B. Alat Yang Digunakan


1. Power Electronic Trainer PT970721
2. Multimeter
3. Osiloskop

C. Dasar Teori
TRIAC merupakan komponen thyristor dua arah dan dapat dianalogikan
sebagai dua buah thyristor yang terhubung secara anti pararel dengan kedua gate
terhubung, TRIAC dapat dipandang sebagai saklar elektronis untuk tegangan arus
bolak-balik, yang mampu memblok tegangan pada kedua arahnya, tapi juga
mampu meneruskan arus pada kedua arahnya.

Gambar 3.1 TRIAC

Karena TRIAC adalah komponen dua arah, kedua terminalnya tidak dapat
dinamakan sebagai pasangan anoda dan katoda, melainkan terminal MT1 dan
MT2. Karakteristik TRIAC dapat dilihat pada gambar dibawah.

Lab Tenaga – JTE 11


Gambar 3.2 Karakteristik TRIAC

D. Prosedur Percobaan
1. Buatlah rangkaian sesuai dengan skematik di bawah ini.

Gambar 3.3 Rangkaian Skematik Karakteristik TRIAC

2. Skematik di atas dapat dibuat dengan Menyusun panel percobaan seperti


gambar di bawah.

Gambar 3.4 Rangkaian Alat Percobaan Karakteristik TRIAC

3. Atur osiloskop pada mode X/Y dengan kanal 1 pada 10V/div dan kanal 2
pada 0.5V/div (inverted).

Lab Tenaga – JTE 12


4. Masukan input 12V AC ke dalam rangkaian. Trigger TRIAC dengan
mengatur besar R2. Sumbu mendatar dari osiloskop menggambarkan off-
state forward voltage UD, sedangkan sumbu tegak osiloskop
menggambarkan IT yang melewati TRIAC. Dengan menggunakan R3 = 10
ohm, sensitivitas dari kanal 2 dikonversikan dariV/div ke mA/div.
5. Gambar oskilogram dari karakteristik TRIAC untuk 4 macam tegangan
UD, termasuk harga UD terkecil dan terbesar yang mungkin. Ingat bahwa
pada TRIAC, UD mempunyai dua nilai, yaitu pada arah maju dan arah
mundur. Catat harga UGT yang terukur pada volmeter untuk masing-
masing nilai UD tersebut.

E. Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan hubungan yang timbul antara tegangan catu thyristor UGT dan off-
state forward voltage UD.
2. Jelaskan perbedaan karakteristik TRIAC dan thyristor!
3. Beri contoh aplikasi TRIAC dalam praktek!

F. Blanko Percobaan

mA/div mA/div

V/div V/div

Grafik 3.1 Grafik 3.2

VD+ = volt VD+ = volt


VD- = volt VD- = volt
VGT = volt VGT = volt

Lab Tenaga – JTE 13


mA/div mA/div

V/div V/div

Grafik 3.3 Grafik 3.4

VD+ = volt VD+ = volt


VD- = volt VD- = volt
VGT = volt VGT = volt

Asisten Laboratorium Praktikan


Tanggal

TTD

Nama Lengkap

Lab Tenaga – JTE 13


UNIT 4
KARAKTERISTIK DIAC

A. Tujuan Percobaan
1. Menampilkan karakteristik DIAC pada osiloskop
2. Menentukan tegangan breakdown positif dan negatif V(BR)F dan V(BR)R

B. Alat Yang Digunakan


1. Modul Characteristic PTE-047-03
2. Modul Container Box Section PTE-047-08
3. Variable Power Supply 0-220 VAC
4. Multimeter Digital
5. Osiloskop

C. Dasar Teori
DIAC adalah komponen tiga lapisan PNP dengan 2 terminal keluaran, seperti
transistor bipoiar PNP tetapi berbeda pada konsentrasi doping yang berada pada
sambungan, dimana pada DIAC konsentrasinya hampir sama besar.
DIAC dapat dihidupkan dari keadaan mati ke keadaan hidup pada dua
arahnya hampir baiknya, karena memiliki karakteristik switching dari dua arah
yang simetris. Akibatnya DIAC sering digunakan sebagai komponen pencatu
untuk pengontrolan TRIAC pada rangkaian dimmer, kontrol motor, kontrol panas
dan lain sebagainya.

Gambar 4.1

D. Prosedur Percobaan
1. Buat Rangkaian sesuai dengan skematik 4.2.

Lab Tenaga – JTE 14


Gambar 4.2

2. Skematik diatas dapat dibuat dengan menyusun panel percobaan seperti


gambar 4.3.

Gambar 4.3

3. Terlebih dahulu atur potensiometer pada harga 1kΩ dengan mengukur


tahanan TP2 ke ground dengan bantuan multimeter.
4. Atur osiloskop pada tengah-tengah kordinatnya. Masukkan input 28VAC
ke dalam rangkaian. Sensitivitas dari kanal 2 berubah ke mA/div, dengan
menggunakan RM 1kΩ.
5. Gambar grafik dari kanal 2 (sumbu y) terhadap kanal 1 (sumbu x). Tandai
titik dimana terjadi tegangan breakdown pada arah maju V(BR)F dan pada
arah mundur V(BR)R
6. Ukur tegangan V(BR)F dan pada arah mundur V(BR)R.

E. Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan karakteristik pada DIAC!
2. Sebutkan contoh pengaplikasian DIAC!

Lab Tenaga – JTE 15


F. Blanko Percobaan

Gambar 4.4

Tabel 4.1
Tegangan (Volt)
Tegangan Breakdown Positif V(BR)F
Tegangan Breakdown Negatif V(BR)R

Asisten Laboratorium Praktikan


Tanggal

TTD

Nama Lengkap

Lab Tenaga – JTE 16


UNIT 5
PEMBANGKITAN PULSA PENYALAAN DENGAN UJT

A. Tujuan Percobaan
1. Menyelediki Pengaruh R dan C terhadap frekuensi f
2. Menentukan harga tegangan puncak (Up) dan tegangan lembah (Uv)

B. Alat Yang Digunakan


1. Power Supply PTE-047-01
2. Characteristic PTE-047-03
3. Osiloskop
4. Potensiometer 100kΩ
5. Transistor UJT 2546
6. Multimeter
7. Resistor
8. Capasitor 100 nF

C. Dasar Teori
Unijunction Transistor (UJT) yang biasa digunakan untuk membangkitkan
sinyal catu untuk thyristor. Karakteristik statistik UJT dapat terlihat pada gambar
berikut.

Gambar 5.1 Karakteristik Transistor UJT.

Dapat dilihat rangkaian dasar Unijuntion Transistor (UJT) untuk


pembangkitan sinyal pada gambar 5.2.

Lab Tenaga – JTE 17


Gambar 5.2 Rangkaian Pembangkitan Pulsa dengan UJT.

Ketika suplai tegangan DC Us dinyalakan, UJT berada pada keadaan terbuka,


kapasitor C terisi lewat hambatan R. Konstanta waktu pengisian UJT adalah
sebesar t₁ = RC Ketika tegangan emitor UE yang sama dengan tegangan kapasitor
Uc mencapai nilai maksimum Up , UJT menyala dan muatan di kapasitor C akan
terbuang melalui hambatan Ra selama waktu yang ditentukan oleh 12 = ResC.
Konstanta waktu T₂ akan lebih singkat dari 11. Tegangan Ue akan menurun
mencapai suatu tegangan lembah ( valley point ) Uv , yang tergantung pada
karakteristik UJT , dan setelah itu UJT akan kembali mati dan seterusnya siklus
pengisian akan terulang kembali. Grafik UE dan pulsa pencatuan UB1 terlihat pada
gambar 5.1. Sementara itu periode osilasi T, tidak bergantung pada tegangan catu
daya Vst berdasarkan persamaan berikut:
1 1
𝑇= ≈ 𝑅𝐶𝐼𝑛
𝑓 1−𝜂
Dimana parameter 𝜂 disebut dengan intrinsic stand-off ratio.

D. Prosedur Percobaan
1. Percobaan pembangkitan Frekuensi dan periode pulsa.
a. Siapkan alat percobaan yang digunakan.
b. Buatlah rangkaian sesuai dengan rangkaian skematik dibawah ini.

Lab Tenaga – JTE 18


Gambar 5.3 Rangkaian skematik pembangkitan pulsa dengan
Transistor UJT.
c. Adapun rangkaian skematik di atas dapat dibuat dengan menyusun
rangkaian panel percobaan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 5.4 Rangkaian pembangkitan pulsa dengan Transistor UJT

d. Pasang kapasitor 0,1 μF dan R3 = 680 ohm.


e. Atur potensio meter pada titik tengahnya 50 kohm dengan bantuan
multimeter, tandai posisi ini. Harga tahanan yang terhubung dengan
emitor adalah sebesar 3,3 kohm + 50 kohm = 53,3 kohm (perhatikan
bahwa perubahan ohm pada potensiometer tidak berubah secara linier).
f. Atur osiloskop pada mode operasi ganda (dual operation) dengan
mengatur kanal 1 dan kanal 2 pada V/div dan ms/div yang sesuai.
g. Masukkan sumber tegangan, perhatikan tampilan pada osiloskop.
h. Plot dan tandai nilai Up, Uv pada oskiloskop, dan tentukan frekuensi
dan perioda dari pulsa yang terjadi.
2. Percobaan pengaruh Capasitor terhadap frekuensi.
a. Membuat rangkaian seperti gambar 5.4

Lab Tenaga – JTE 19


b. Catat tampilan osiloskop dapat diketahui dengan harga Up, Uv, T dan f.
c. Ganti kapasitor dengan besaran lainnya sementara harga tahanan pada
potensiometer dibuat tetap. Catat harga Up, Uv, T dan f pada percobaan
ini.
3. Percobaan pengaruh Resistor terhadap frekuensi.
a. Membuat rangkaian seperti gambar 5.4
b. Buat rangkaian baru dengan potensiometer pada harga minimum dan
maksimum, C dipasang 100nF tetap, Catat harga Up, Uv, T dan f pada
percobaan ini.
c. Perhatikan pengaruh perubahan R terhadap frekuensi.

E. Pertanyaan dan Tugas


1. Kesimpulan apa saja yang dapat anda tarik dari percobaan 1, 2 dan 3?
2. Jelaskan cara mengatur potensiometer pada percobaan ini?
3. Jelaskan pengaruh Resistor dan Capasitor dengan frekuensi sesuai yang
anda telah praktekkan pada percobaan tersebut!

F. Blanko Percobaan
1. Percobaan pembangkitan Frekuensi dan periode pulsa.

CH1:
.......... V/div
.......... ms/div

Grafik 5.1 Frekuensi pada CH 1 Osiloskop

Lab Tenaga – JTE 20


CH1:
.......... V/div
.......... ms/div

Grafik 5.2 Frekuensi pada CH 2 Osiloskop

2. Percobaan pengaruh Capasitor terhadap frekuensi.


Tabel 5.1 harga Up, Uv,T dan f
Up (V) Uv (V) T (detik) F (Hz)

Tabel 5.2 pengaruh Capastior dengan harga Up, Uv, T dan f


C Up (V) Uv (V) T (detik) F (Hz)
10nF
47nF

3. Percobaan pengaruh Resistor terhadap frekuensi.


Tabel 5.3 pengaruh Resistor dengan Up, Uv, T dan f pada Potensiometer dengan
harga minimum
R Up (V) Uv (V) T (detik) F (Hz)
3k3
4k7
10k

Lab Tenaga – JTE 21


Tabel 5.4 pengaruh Resistor dengan Up, Uv, T dan f pada Potensiometer dengan
harga maksimum,
R Up (V) Uv (V) T (detik) F (Hz)
3k3
4k7
10k

Asisten Laboratorium Praktikan


Tanggal

TTD

Nama Lengkap

Lab Tenaga – JTE 22


UNIT 6
KONTROL FASA DENGAN UJT

A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari aplikasi kegunaan pembangkitan pulsa oleh UJT untuk
pengontrol fasa
2. Memahami penggunaan pengontrol fasa dengan UJT

B. Alat Yang Digunakan


1. Multimeter Digital
2. Osiloskop Digital
3. Kit Praktikum Power Electronik Trainer
4. Kabel Jumper

C. Dasar Teori
Rangkaian kontrol fasa dengan UJT adalah rangkaian osilator relaksasi
sederhana seperti pada Gambar 6.1. Kombinasi antara RT dan CT menentukan
waktu antara masuknya tegangan input (direpresentasikan oleh saklar S1) dan
waktu pulsa pertama yang timbul. Harga RT dan CT menentukan frekuensi osilasi.

Gambar 6.1 Rangkaian Kontrol Fasa UJT

Operasi dari rangkaian dapat dengan mudah dijelaskan dengan mengamati


tegangan kapasitor. Ketika rangkaian dinyalaka, kapasitor CT terisi dengan
kecepatan ditentukan berdasarkan nilai kapasitansinya dan harga RT sampai
tegangannya mencpai nilai puncak dari emttier UJT. Pada saat itu, UJT berubah

Lab Tenaga – JTE 23


menjadi “ON”, menyebabkan muatan CT terbuang melalui RB1 dan gate dari
thyristor.
Konsekuensi dari pengaturan frekuensi osilator dengan mengubah-ubah harga
RT atau CT adalah terjadi perubahan delay waktu pulsa penyalaan yang sampai ke
thyristor, atau menyebab variasi pada sudut penyalaan α. Selanjutnya, kontrol fasa
gelombang penuh dapar direalisasikan mengganti thyristor pada rangkaian diatas
menjadi TRIAC.

D. Prosedur Percobaan
1. Susunlah kit praktikum sesuai dengan Gambar 6.2, rangkaian pada
Gambar 6.2 adalah kontrol fasa oleh thyristor dengan catu UJT

Gambar 6.2 Kontrol Fasa oleh Thyristor dengan Catu UJT

2. Atur osiloskop untuk pengamatan tegangan beban lampu seperti terlihat


pada Gambar 6.2.
3. Hidupkan catu daya, atur potensiometer panel TRIGGER CIRCUIT pada
posisi minimum. Perhatikan tampilan pada osiloskop dan nyala lampu
ketika potensiometer diatur. Gambar grafik pada pada blanko percobaan
plot grafik tegangan beban VL pada blanko Gambar 6.4.
4. Atur potensiometer pada posisi 1/2, perhatikan tampilan pada osiloskop
dan nyala lampu ketika potensiometer diatur. Plot grafik tegangan
bebanVL pada blanko Gambar 6.5.

Lab Tenaga – JTE 24


5. Atur potensiometer pada posisi maksimum, perhatikan tampilan pada
osiloskop dan nyala lampu ketika potensiometer diatur. Plot grafik
tegangan bebanVL pada blanko Gambar 6.6.
6. Ubah susunan panel sesuai dengan Gambar 6.3. Rangkaian dibawah
adalah kontrol fasa oleh TRIAC dengan catu UJT.

Gambar 6.3 Kontrol Fasa oleh TRIAC dengan Catu UJT

7. Hidupkan catu daya, atur potensiometer panel TRIGGER CIRCUIT pada


posisi minimum. Perhatikan tampilan pada osiloskop dan nyala lampu
ketika potensiometer diatur. Plot grafik tegangan beban VL pada blanko
Gambar 6.7.
8. Kemudian atur potensiometer pada posisi maksimum. Perhatikan
tampilan pada osiloskop dan nyala lampu ketika potensiometer diatur.
Plot grafik tegangan beban VL pada blanko Gambar 6.8.
9. Kemudian atur potensiometer pada posisi maksimum. Perhatikan
tampilan pada osiloskop dan nyala lampu ketika potensiometer diatur.
Plot grafik tegangan beban VL pada blanko Gambar 6.9.

E. Pertanyaan Dan Tugas


1. Menurut kalian pada penggunaan kontrol fasa dengan UJT lebih baik saat
menggunakan thyristor atau TRIAC? Jelaskan!
2. Berikan contoh pengaplikasian kontrol fasa dengan UJT!

Lab Tenaga – JTE 25


F. Blanko Percobaan

Y1: …. V/Div
…. Ms/Div

VL
Gambar 6.4

Y1: …. V/Div
…. Ms/Div

VL
Gambar 6.5

Y1: …. V/Div
…. Ms/Div

VL
Gambar 6.6

Lab Tenaga – JTE 26


Y1: …. V/Div
…. Ms/Div

VL
Gambar 6.7

Y1: …. V/Div
…. Ms/Div

VL
Gambar 6.8

Y1: …. V/Div
…. Ms/Div

VL
Gambar 6.9

Lab Tenaga – JTE 27


Asisten Laboratorium Praktikan
Tanggal

TTD

Nama Lengkap

Lab Tenaga – JTE 28


UNIT 7
PENYEARAH TEGANGAN DIODA 1 FASA

A. Tujuan Percobaan
1. Mengenal prinsip dasar rangkaian penyearah.
2. Memperkenalkan cara penyearahan gelombang satu fasa dengan
menggunakan dioda.
3. Mengenal parameter penting pada suatu rangkaian penyearah.

B. Alat Yang Digunakan


1. Power Supply PTE-047-01
2. Power Circuit PTE-047-04
3. AC Lamp PTE-047-09
4. Lampu 75 Watt
5. Osiloskop
6. Multimeter
7. Kabel Jumper
8. Safety Connecting Leads

C. Dasar Teori
Penyearah adalah rangkaian yang mengubah sinyal AC menjadi sinyal dalam
satu arah saja. Biasanya dalam penyearahan ini digunakan dioda. Penyearah satu
fasa setengah gelombang adalah penyearah yang paling sederhana, tetapi jarang
digunakan dalam aplikasi Industri.
Walaupun begitu, metode penyearahan ini sangat berguna untuk memahami
lebih dalam prinsip operasi penyearahan. Rangkaian penyearah setengah
gelombang dengan beban resistif terlihat pada Gambar 7.1.

Lab Tenaga – JTE 29


Gambar 7.1 Rangkaian Penyearah setengah Gelombang dengan beban resistif.

Selama siklus positif dari sinyal input Us, dioda D, meneruskan tegangan
input ke beban R. Ketika terjadi siklus negatif pada Us, dioda berada pada kondisi
memblok tegangan sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya, menyebabkan
tegangan output pada R adalah nol. Grafik tegangan input Us, tegangan dioda Up
dan tegangan beban U₂ terlihat pada Gambar 7.2. Selain penyearah setengah
gelombang, juga dikenal penyearah gelombang penuh. Biasanya dalam
penyearahan satu fasa gelombang penuh digunakan 4 buah dioda yang dirangkai
membentuk konfigurasi jembatan seperti terlihat pada Gambar 7.2 .

Gambar 7.2 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan beban resistif.

Lab Tenaga – JTE 30


Selama siklus positif dari sinyal input Us, daya mengalir dari sumber daya ke
beban R melalui dioda D, dan D₂. Ketika terjadi siklus negatif pada Us, dioda D,
dan D, konduk . Grafik tegangan input Us, tegangan dioda Up dan tegangan beban
U₂ terlihat pada Gambar 7.2. Rangkaian ini dikenal dengan rangkaian penyearah
jembatan, dan secara umum digunakan pada aplikasi industri.
Tegangan keluaran penyearah mengandung harmonik. Penyearah yang baik
menghasilkan harmonik seminimal mungkin. Kualitas dari penyearahan
ditentukan oleh kandungan harmonik pada arus input, tegangan output dan arus
output. Biasanya performa dari penyearah dievaluasi dengan parameter -
parameter sebagai berikut :
2Vm
a. Tegangan Keluaran rata-rata (Vdc) = π
Vdc
b. Arus keluaran rata-rata (Idc) = R
Vm
c. Tegangan Keluaran efektif (Vrms) =
√2
Vrms
d. Arus keluaran efektif (Irms) = 𝑅

e. Daya keluaran DC (Pdc) = Vdc x Idc


f. Daya keluaran AC (Pac) = Vrms x Irms
Pdc
g. Efisiensi penyearah (η) = Pac x 100%
Vrms
h. Form Faktor (FF) = 𝑉𝑑𝑐

i. Faktor Riak (FR) = √(𝐹𝐹)2 − 1


Sebuah penyearah ideal akan memiliki nilai 𝛈 = 100%, FF = 1, dan
FR = 0.

D. Prosedur Percobaan
1. Percobaan penyearah tegangan dioda satu fasa dengan beban lampu 75
W.
a. Siapkan alat percobaan yang digunakan.
b. Dengan posisi power supply mati, buat rangkaian dengan percobaan
seperti pada gambar 7.3.

Lab Tenaga – JTE 31


Gambar 7.3 rangkaian skematik penyearah tegangan dioda 1 fasa
dengan beban lampu percobaan 1

c. Adapun rangkaian skematik di atas dapat dibuat dengan menyusun


rangkaian panel percobaan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 7.4 rangkaian penyearah tegangan dioda 1 fasa dengan beban


lampu percobaan 1

d. Hidupkan saklar, amati grafik tegangan antara terminal yang telah


ditangkap oleh osiloskop.
e. Amati Vmax (Vm) yang terukur pada osiloskop.
f. Cari nilai dari parameter yang ditentukan oleh blanko. Apabila rumus
R sebagai berikut:

Lab Tenaga – JTE 32


𝑉2
𝑅=
𝑃

2. Percobaan penyearah tegangan dioda satu fasa dengan beban lampu 75


Watt.
a. Siapkan alat yang akan digunakan.
b. Dengan posisi power supply mati, buat rangkaian dengan percobaan
seperti pada gambar 7.5.

Gambar 7.5. rangkaian skematik penyearah tegangan dioda 1 fasa


dengan beban lampu percobaan 2

c. Buatlah rangkaian seperti gambar 7.6 dengan menggunakan suatu


beban lampu 75 Watt

Gambar 7.6 rangkaian penyearah tegangan dioda 1 fasa dengan beban


lampu percobaan 2

d. Hidupkan saklar, amati grafik tegangan antara terminal yang telah


ditangkap oleh osiloskop.
e. Amati Vmax (Vm) yang terukur pada osiloskop.

Lab Tenaga – JTE 33


f. Cari nilai dari parameter yang ditentukan oleh blanko. Apabila rumus
R sebagai berikut:
𝑉2
𝑅=
𝑃
E. Pertanyaan dan Tugas
1. Kesimpulan apa saja yang dapat anda tarik dari percobaan 1 dan 2 ?
2. Gambarkan Grafik tegangan pada beban baik di percobaan 1 dan 2?
3. Nilai efisiensi dari beban di percobaan mana yang lebih baik? Jelaskan
mengapa demikian!

F. Blanko Percobaan
1. Percobaan penyearah tegangan dioda satu fasa dengan beban lampu 75
W percobaan 1.

.......... V/div
.......... ms/div

Grafik 7.5 Grafik tegangan supply Us

.......... V/div
.......... ms/div

Grafik 7.7 Grafik tegangan beban (lampu 75W) UBC

Lab Tenaga – JTE 34


Tabel 7.1 Parameter penyearah tegangan dioda satu fasa dengan beban lampu
75W
No Parameter Nilai Satuan
Vm = ..............Volt
1 Vdc Volt
2 Idc Ampere
3 Vrms Volt
4 Irms Ampere
5 Pac Watt
6 Pdc Watt
7 𝜂 %
8 FF
9 FR

2. Percobaan penyearah tegangan dioda satu fasa dengan beban lampu 75


W percobaan 2.

.......... V/div
.......... ms/div

Grafik 7.5 Grafik tegangan supply Us

.......... V/div
.......... ms/div

Grafik 7.7 Grafik tegangan beban lampu 75 W UBC

Lab Tenaga – JTE 35


Tabel 7.2 Parameter penyearah tegangan dioda satu fasa dengan beban lampu 75
W
No Parameter Nilai Satuan
Vm = ..............Volt
1 Vdc Volt
2 Idc Ampere
3 Vrms Volt
4 Irms Ampere
5 Pac Watt
6 Pdc Watt
7 𝜂 %
8 FF
9 FR

Asisten Laboratorium Praktikan


Tanggal

TTD

Nama Lengkap

Lab Tenaga – JTE 36


UNIT 8
IDENTIFIKASI KARAKTER PLANT

A. Tujuan Percobaan
Dapat memahami karakteristik suatu plant yang akan dikontrol

B. Alat Yang Digunakan


1. Modul Power Supply PTE-047-01
2. Modul Power Circuit PTE-047-04
3. Modul Trigger Circuit PTE-047-05
4. Modul Potentiometer PTE-047-10
5. Modul Motor Universal PTE-047-11
6. Modul F/V Converter PTE-047-13
7. Modul Tachometer PTE-047-14
8. Osiloskop

C. Dasar Teori
Untuk mengontrol suatu plant, agar didapatkan sistem yang stabil dan hasil
yang optimum. Plant didefinisikan sebagai peralatan yang digunakan untuk
melakukan suatu operasi tertentu. Plant yang dimaksud pada percobaan ini adalah
motor universal. Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengetesan untuk
mendapatkan karakteristik dari suatu motor universal.
Motor universal satu fasa mirip dengan motor DC seri. Kelebihannya, motor
universal dapat dioperasikan dengan suplai tegangan DC ataupun tegangan AC.
Karakteristik torka-kecepatan yang dihasilkan apabila disuplai DC atau AC pun
hampir sama. Seperti halnya motor DC seri, motor universal memiliki torka awal
yang tinggi dan kecepatan yang cukup tinggi (bisa mencapai 16.000 rpm). Torka
awal yang tinggi ini banyak diperlukan untuk menggerakkan alat yang harus
bergerak secara cepat dengan beban sedikit, seperti mesin jahit dan penyedot
debu.

Lab Tenaga – JTE 37


D. Prosedur Percobaan
1. Rangkai modul seperti gambar di bawah ini

Gambar 8.1 Rangkaian Unit 8

2. Lakukan pengaturan sebagai berikut :


a. Posisi saklar control voltage pada modul trigger circuit pada posisi
“ON”
b. Potensiometer pada posisi maksimum
3. Siapkan osiloskop pada modus storage pada posisi Volt/Div = 0,2 Volt,
Time/Div = 1 sec (roll)
4. Hidupkan catu daya. Perhatikan bentuk gelombang keluaran pada
osiloskop, setelah bentuk gelombang tampak, tekan tombol hold pada
osiloskop
5. Plot hasilnya pada blanko percobaan

E. Pertanyaan dan Tugas


1. Apa saja karakteristik motor DC?
2. Apa saja pengaplikasian motor DC?
3. Apa yang kalian ketahui tentang identifikasi plant?

Lab Tenaga – JTE 38


F. Blanko Percobaan

.......... V/div
.......... ms/div

Gambar 8.2

Asisten Laboratorium Praktikan


Tanggal

TTD

Nama Lengkap

Lab Tenaga – JTE 39

Anda mungkin juga menyukai