1/2022
Nama
NIM
Disusun Oleh :
Ir. RI Munarto, M.Eng
Asisten Laboratorium Tenaga
LABORATORIUM TENAGA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
PRAKATA
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan modul
praktikum Elektronika Daya. Modul praktikum disusun sebagai pedoman dasar
bagi mahasiswa jurusan Teknik Elektro di Fakultas Teknik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa dalam melaksanakan praktikum Elektronika Daya. Modul
praktikum ini juga telah diperiksa oleh dosen pengampu mata kuliah Elektronika
Daya.
Praktikum Elektronika Daya bertujuan sebagai sarana pendukung mata
kuliah Elektronika Daya dan sebagai bentuk pengimplementasian mahasiswa
dalam memahami teori yang diajarkan di kelas secara praktiknya.
Di dalam praktikum ini, akan dilakukan pembelajaran dan praktek
mengenai teori dan penerapan suatu Elektronika Daya. Modul ini tersusun atas
tujuan yang hendak dicapai, dasar teori yang berisikan materi yang akan di
praktikan, prosedur percobaan, tugas unit yang berfungsi untuk mengukur
pemahaman praktikan, dan blanko percobaan.
Demikian penggunaan modul ini diharapkan dapat menjadi media dalam
membantu mahasiswa agar memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
nantinya dapat di implementasikan di lingkungan masyarakat.
Cilegon, 2022
Penyusun,
LAPORAN PRAKTIKUM
1. Perhatikan tempat – tempat sumber listrik (stop kontak dan circuit breaker)
dan cara menghidupkan-mematikannya. Bila melihat ada kerusakan yang
berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten.
2. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik secara
tidak sengaja, misalnya kabel yang terkelupas.
3. Dilarang melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri
sendiri atau orang lain.
4. Dilarang melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau
panas yang berlebihan pada diri sendiri atau orang lain.
5. Selalu waspada terhadap bahaya listrik, api atau panas berlebih pada setiap
aktivitas di laboratorium.
6. Menjauh dari ruang laboratorium apabila terjadi bahaya api atau panas
berlebih.
7. Dilarang membawa barang yang mudah terbakar (korek api, gas dll.) dan
benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke dalam laboratorium bila tidak
diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
8. Dilarang menggunakan perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang
dll.
9. Hindari melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri
atau orang lain.
10. Keringkan bagian tubuh yang basah misalnya keringat atau sisa air wudhu.
A. Tujuan Percobaan
1. Menampilkan Karakteristik thyristor pada osiloskop.
2. Menyelidiki hubungan antara UGT (tegangan penyalaan gate) dan UBO
(tegangan jatuh konduksi).
C. Dasar Teori
Thyristor merupakan komponen semikonduktor daya mirip dengan dioda,
namun dilengkapi dengan suatu elektroda pengontrol gate (gerbang). Thyristor
mampu bersifat memblok terhadap kedua arah tegangan UAK. (tegangan antara
anoda dan katoda), UF (tegangan arah maju) maupun UR (tegangan arah mundur),
yaitu apabila arus gate tidak diberikan. Thyristor terdiri dari 4 lapisan
semikonduktor dengan stuktur pnpn dengan tiga sambungan pn. Berbeda halnya
dengan dioda, thyristor mempunyai tiga terminal, yaituanoda, katoda dan gate
seperti terlihat pada Gambar 1.1.
Ketika tegangan di katoda lebih positif dari anoda, sambungan J2 berada pada
keadaan dipanjar maju, sebaliknya J1 dan J3 pada keadaan dipanjar mundur. Ini
D. Prosedur Percobaan
1. Buatlah rangkaian skematik di bawah ini.
3. Atur osiloskop pada mode operasi X/Y dengan kanal 1 pada 10 V/div dan
kanal 2 pada 0.5 V/div (inverted).
4. Masukan input AC 12 Volt ke dalam rangkaian. Catu thyristor dengan
mengatur R2. Lampu akan menyala.
F. Blanko Percobaan
1. Pengukuran UGT
TTD
Nama Lengkap
A. Tujuan Percobaan
1. Mencari Harga dari holding current IH.
2. Membuktikan bahwa penyalaan thyristor dilakukan cukup sekali saja.
C. Dasar Teori
Sekali sebuah thyristor menyala, dia akan bersifat seperti dioda dan tidak
diperlukan lagi kontrol untuk penyalaannya. Ini dikarenakan karena tidak lagi ada
lapisan deplesi pada sambungan J2 akibat adanya gerakan bebas dari muatan.
Tetapi jika arus anoda diturunkan sampai suatu harga tertentu mencapai suatu
harga holding current IH, lapisan deplesi akan terbentuk di sekitar sambungan J2
dikarenakan menurunnya jumlah yang melewati sambungan J2, dan thyristor akan
berubah ke keadaan mati.
Holding current ada pada orde miliampere, lebin kecil dari arus IL. Holding
current adalah arus anoda minimum untuk tetap menjaga thyristor pada keadaan
hidup. Sekali thyristor dinyalakan oleh sinyal di gate dan arus anoda lebih besar
dari IH, thyristor akan tetap menyala meskipun sinyal di gate dihilangkan.
D. Prosedur Percobaan
1. Buat rangkaian sesuai dengan skematik Gambar 2.1.
G. Blanko Percobaan
Tabel 2.1
No. VGT (Volt) IG (Ampere) IT (Ampere)
1
2
3
4
5
6
Tabel 2.2
No. IT (Ampere)
1
2
3
Mean
GT
Gambar 2.3
TTD
Nama Lengkap
A. Tujuan Percobaan
1. Menampilkan karekteristik dari TRIAC di osiloskop.
2. Menyelidiki hubungan antara tegangan catu (UGT) dan off-state forward
voltage (UD)
C. Dasar Teori
TRIAC merupakan komponen thyristor dua arah dan dapat dianalogikan
sebagai dua buah thyristor yang terhubung secara anti pararel dengan kedua gate
terhubung, TRIAC dapat dipandang sebagai saklar elektronis untuk tegangan arus
bolak-balik, yang mampu memblok tegangan pada kedua arahnya, tapi juga
mampu meneruskan arus pada kedua arahnya.
Karena TRIAC adalah komponen dua arah, kedua terminalnya tidak dapat
dinamakan sebagai pasangan anoda dan katoda, melainkan terminal MT1 dan
MT2. Karakteristik TRIAC dapat dilihat pada gambar dibawah.
D. Prosedur Percobaan
1. Buatlah rangkaian sesuai dengan skematik di bawah ini.
3. Atur osiloskop pada mode X/Y dengan kanal 1 pada 10V/div dan kanal 2
pada 0.5V/div (inverted).
F. Blanko Percobaan
mA/div mA/div
V/div V/div
V/div V/div
TTD
Nama Lengkap
A. Tujuan Percobaan
1. Menampilkan karakteristik DIAC pada osiloskop
2. Menentukan tegangan breakdown positif dan negatif V(BR)F dan V(BR)R
C. Dasar Teori
DIAC adalah komponen tiga lapisan PNP dengan 2 terminal keluaran, seperti
transistor bipoiar PNP tetapi berbeda pada konsentrasi doping yang berada pada
sambungan, dimana pada DIAC konsentrasinya hampir sama besar.
DIAC dapat dihidupkan dari keadaan mati ke keadaan hidup pada dua
arahnya hampir baiknya, karena memiliki karakteristik switching dari dua arah
yang simetris. Akibatnya DIAC sering digunakan sebagai komponen pencatu
untuk pengontrolan TRIAC pada rangkaian dimmer, kontrol motor, kontrol panas
dan lain sebagainya.
Gambar 4.1
D. Prosedur Percobaan
1. Buat Rangkaian sesuai dengan skematik 4.2.
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Tabel 4.1
Tegangan (Volt)
Tegangan Breakdown Positif V(BR)F
Tegangan Breakdown Negatif V(BR)R
TTD
Nama Lengkap
A. Tujuan Percobaan
1. Menyelediki Pengaruh R dan C terhadap frekuensi f
2. Menentukan harga tegangan puncak (Up) dan tegangan lembah (Uv)
C. Dasar Teori
Unijunction Transistor (UJT) yang biasa digunakan untuk membangkitkan
sinyal catu untuk thyristor. Karakteristik statistik UJT dapat terlihat pada gambar
berikut.
D. Prosedur Percobaan
1. Percobaan pembangkitan Frekuensi dan periode pulsa.
a. Siapkan alat percobaan yang digunakan.
b. Buatlah rangkaian sesuai dengan rangkaian skematik dibawah ini.
F. Blanko Percobaan
1. Percobaan pembangkitan Frekuensi dan periode pulsa.
CH1:
.......... V/div
.......... ms/div
TTD
Nama Lengkap
A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari aplikasi kegunaan pembangkitan pulsa oleh UJT untuk
pengontrol fasa
2. Memahami penggunaan pengontrol fasa dengan UJT
C. Dasar Teori
Rangkaian kontrol fasa dengan UJT adalah rangkaian osilator relaksasi
sederhana seperti pada Gambar 6.1. Kombinasi antara RT dan CT menentukan
waktu antara masuknya tegangan input (direpresentasikan oleh saklar S1) dan
waktu pulsa pertama yang timbul. Harga RT dan CT menentukan frekuensi osilasi.
D. Prosedur Percobaan
1. Susunlah kit praktikum sesuai dengan Gambar 6.2, rangkaian pada
Gambar 6.2 adalah kontrol fasa oleh thyristor dengan catu UJT
Y1: …. V/Div
…. Ms/Div
VL
Gambar 6.4
Y1: …. V/Div
…. Ms/Div
VL
Gambar 6.5
Y1: …. V/Div
…. Ms/Div
VL
Gambar 6.6
VL
Gambar 6.7
Y1: …. V/Div
…. Ms/Div
VL
Gambar 6.8
Y1: …. V/Div
…. Ms/Div
VL
Gambar 6.9
TTD
Nama Lengkap
A. Tujuan Percobaan
1. Mengenal prinsip dasar rangkaian penyearah.
2. Memperkenalkan cara penyearahan gelombang satu fasa dengan
menggunakan dioda.
3. Mengenal parameter penting pada suatu rangkaian penyearah.
C. Dasar Teori
Penyearah adalah rangkaian yang mengubah sinyal AC menjadi sinyal dalam
satu arah saja. Biasanya dalam penyearahan ini digunakan dioda. Penyearah satu
fasa setengah gelombang adalah penyearah yang paling sederhana, tetapi jarang
digunakan dalam aplikasi Industri.
Walaupun begitu, metode penyearahan ini sangat berguna untuk memahami
lebih dalam prinsip operasi penyearahan. Rangkaian penyearah setengah
gelombang dengan beban resistif terlihat pada Gambar 7.1.
Selama siklus positif dari sinyal input Us, dioda D, meneruskan tegangan
input ke beban R. Ketika terjadi siklus negatif pada Us, dioda berada pada kondisi
memblok tegangan sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya, menyebabkan
tegangan output pada R adalah nol. Grafik tegangan input Us, tegangan dioda Up
dan tegangan beban U₂ terlihat pada Gambar 7.2. Selain penyearah setengah
gelombang, juga dikenal penyearah gelombang penuh. Biasanya dalam
penyearahan satu fasa gelombang penuh digunakan 4 buah dioda yang dirangkai
membentuk konfigurasi jembatan seperti terlihat pada Gambar 7.2 .
D. Prosedur Percobaan
1. Percobaan penyearah tegangan dioda satu fasa dengan beban lampu 75
W.
a. Siapkan alat percobaan yang digunakan.
b. Dengan posisi power supply mati, buat rangkaian dengan percobaan
seperti pada gambar 7.3.
F. Blanko Percobaan
1. Percobaan penyearah tegangan dioda satu fasa dengan beban lampu 75
W percobaan 1.
.......... V/div
.......... ms/div
.......... V/div
.......... ms/div
.......... V/div
.......... ms/div
.......... V/div
.......... ms/div
TTD
Nama Lengkap
A. Tujuan Percobaan
Dapat memahami karakteristik suatu plant yang akan dikontrol
C. Dasar Teori
Untuk mengontrol suatu plant, agar didapatkan sistem yang stabil dan hasil
yang optimum. Plant didefinisikan sebagai peralatan yang digunakan untuk
melakukan suatu operasi tertentu. Plant yang dimaksud pada percobaan ini adalah
motor universal. Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengetesan untuk
mendapatkan karakteristik dari suatu motor universal.
Motor universal satu fasa mirip dengan motor DC seri. Kelebihannya, motor
universal dapat dioperasikan dengan suplai tegangan DC ataupun tegangan AC.
Karakteristik torka-kecepatan yang dihasilkan apabila disuplai DC atau AC pun
hampir sama. Seperti halnya motor DC seri, motor universal memiliki torka awal
yang tinggi dan kecepatan yang cukup tinggi (bisa mencapai 16.000 rpm). Torka
awal yang tinggi ini banyak diperlukan untuk menggerakkan alat yang harus
bergerak secara cepat dengan beban sedikit, seperti mesin jahit dan penyedot
debu.
.......... V/div
.......... ms/div
Gambar 8.2
TTD
Nama Lengkap