Anda di halaman 1dari 32

PANDUAN PRAKTIKUM

MT 3103 – PRAKTIKUM PEMROSESAN MATERIAL

TIM PENYUSUN
Dr. Ir. Arif Basuki
Firmansyah Sasmita, S.T., M.T.

LABORATORIUM METALURGI DAN TEKNIK MATERIAL


KELOMPOK KEAHLIAN ILMU DAN TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
MODUL PRAKTIKUM
MT 3103 – PRAKTIKUM PEMROSESAN
MATERIAL 2019/20

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum pemrosesan material merupakan kelanjutan dari Praktikum Pengujian Mekanik,


dimana pada Praktikum Pengujian Mekanik, praktikan mempelajari berbagai pengujian
mekanik pada logam, sedangkan pada Praktikum Pemrosesan Material, praktikan akan
mempelajari berbagai teknik pemrosesan dasar pada logam, yang terdiri dari proses
pembentukan pada logam, perlakuan termal, proses pengelasan, dan proses perlakuan
permukaan. Proses-proses tersebut dapat mengakibatkan perubahan sifat mekanik dan/atau sifat
fisik pada material sehingga pada praktikum ini akan dibahas hubungan antara proses yang
dilakukan pada logam dengan modifikasi sifat yang didapatkan dan juga dikaitkan dengan
perubahan struktur mikro akibat proses yang diberikan.

Merujuk kepada hal di atas, maka tujuan utama dari praktikum pemrosesan material adalah
sebagai berikut:
1. Memahami prosedur dasar contoh teknik pemrosesan pada material logam.
2. Mempelajari parameter proses pada teknik pemrosesan pada material logam.
3. Mempelajari perubahan sifat mekanik (serta perubahan struktur mikro yang
menyertainya) dan/atau sifat fisik akibat pemrosesan yang diberikan pada material
logam.

MODUL PRAKTIKUM

Modul A Metal Rolling


Modul B Metal Hardening
Modul C Hardenability dan Jominy Test
Modul D Pengelasan Logam
Modul E Proses Pengerjaan Permukaan

1
PRAKTIKUM PEMROSESAN MATERIAL

I. PROSEDUR PRAKTIKUM
Prosedur praktikum yang harus ditaati oleh praktikan sebagai berikut :
1. Praktikan sudah menyelesaikan dan mengumpulkan tugas pendahuluan sebelum
tenggat waktu yang tertera di platform online (ftmd.kuliah.itb.ac.id)
2. Format penulisan Tugas Pendahuluan dan Laporan dapat diunduh di
kuliah.ftmd.itb.ac.id
3. Praktikan harus datang di Laboratorium Metalurgi dan Teknik Material ITB 15
menit sebelum praktikum dimulai
4. Praktikan wajib mengikuti percobaan berdasarkan arahan dari asisten dan teknisi
5. Praktikum diakhiri dengan penjelasan mengenai pengolahan data dan penyusunan
laporan praktikum
6. Praktikan diwajibkan untuk mengisi formulir online kuesioner kinerja asisten
bit.ly/MenilaiPraktikanProsMat
7. Laporan dikumpulkan sebelum tenggat waktu yang tertera di platform online
(ftmd.kuliah.itb.ac.id)
8. Apabila terdapat permasalahan terkait praktikum, harap menghubungi Koordinator
Praktikum Pemrosesan Material (Hutomo/082168267629)

II. ATURAN KESELAMATAN


Selama percobaan, aturan-aturan keselamatan bekerja di laboratorium harus
diperhatikan dan ditaati, antara lain :

1. Dilarang merokok, makan dan minum, mendengarkan musik (walkman dan


sejenisnya), menggunakan handphone dan membuat kegaduhan di dalam
laboratorium.
2. Mengenakan jas lab dengan baik dan benar.
3. Pakaian kemeja dan berambut rapi (khusus berambut panjang, tidak boleh terurai
dan harus diikat dengan rapi).
4. Dilarang menggunakan sandal dan sepatu sandal di dalam laboratorium.
5. Melaporkan segala hal/kejadian di laboratorium yang cenderung membahayakan
secepat mungkin kepada asisten atau koordinator praktikum.
6. Selama melaksanakan praktikum sekurang-kurangnya harus ada 2 orang di dalam
ruang tempat bekerja.
7. Melaporkan segala kerusakan/ketidakberesan di laboratorium, terutama yang
berkaitan dengan sarana pendukung (air, gas, dan udara tekan) kepada pembimbing
atau asisten.

2
III.WAKTU PRAKTIKUM
Hal – hal terkait dengan waktu Praktikum Pemrosesan Material.

1. Praktikum dilaksanakan dalam 3 shift, yaitu :


- Rabu Pagi (pukul 08.00 – 11.00 WIB)
- Kamis Siang (pukul 15.00 – 17.00 WIB)
- Jumat Pagi (pukul 08.00 – 11.00 WIB)
2. Pengisian daftar hadir dilakukan 15 menit sebelum praktikum dimulai.
3. Jadwal dapat berubah bila hari praktikum seperti tersebut di atas bertepatan dengan
hari libur resmi.
4. Jadwal praktikum dan pembagian kelompok dapat dilihat di papan pengumuman
laboratorium (depan ruang asisten).

IV. PENILAIAN
Nilai Total Praktikum (NTP) didasarkan pada 2 aspek penilaian yaitu :
1. Nilai Akhir Praktikum (NAP)
Nilai Akhir Praktikum dapat diformulasikan dengan:

NMA  NMB  NMC  NMD  NME


NAP 
5

NMA s/d NME adalah nilai per Modul A sampai Modul E. Aspek dan bobot penilaian
pada setiap modul adalah :
- Bab I Pendahuluan = 5%
- Bab II Teori Dasar = 20%
- Bab III Prosedur percobaan = 5%
- Bab IV Data Percobaan = 5%
- Bab V Analisis Data = 30%
- Bab VI Kesimpulan dan Saran = 5%
- Daftar Pustaka = 5%
- Lampiran = 10%
- Test Akhir = 15%

2. Nilai Ujian Praktikum (NUP)


Nilai diambil dari ujian tertulis Praktikum pemrosesan material. Penilaian berupa
angka 0 s/d 100.
Kemudian untuk menghitung Nilai Total Praktikum (NTP) diformulasikan dengan :

55 xNAP  40 xNUP  5xA


NTP 
100

3
Nilai Total Praktikum (NTP) akan dikonversi menjadi nilai untuk Mata Kuliah MT-
3103, dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

80 ≤ NTP ≤ 100 :A 65 ≤ NTP ≤ 69 : BC


75 ≤ NTP ≤ 79 : AB 60 ≤ NTP ≤ 64 :C
70 ≤ NTP ≤ 74 :B NTP < 60 :E

V. ATURAN & SANKSI


No. Aturan Sanksi
1. Mengerjakan tugas pendahuluan yang Tidak dapat mengikuti praktikum,
terdapat pada modul NM = 0
2. Memakai jas laboratorium, tanda Tidak dapat mengikuti praktikum.
pengenal, sepatu tertutup, celana NM = 0
panjang tidak robek, pakaian berkerah,
dan berambut rapi (rambut panjang
harus diikat)
3. Tidak boleh terlambat mengikuti Tidak dapat mengikuti praktikum.
praktikum
NM = 0

4. Makan/tidur/menggunakan telepon NM-50%


genggam
5. Merokok/meninggalkan praktikum NM = 0, diijinkan untuk pulang
6. Merusak/menghilangkan peralatan K, melapor pada asisten, koordinator
laboratorium praktikum, koordinator asisten, dan
teknisi
7. Membawa modul dan nametag K, NM-15%,
8. Membuat surat ijin yang sah apabila Tidak dianggap mengikuti praktikum
berhalangan mengikuti praktikum pada modul tersebut, K,NM = 0, (batas
(ditujukan kepada Koordinator waktu 3 hari)
Praktikum)
9. Melakukan plagiarisme Nilai mata kuliah = E
10 Tidak hadir lebih dari dua kali tanpa Nilai mata kuliah = E
alasan yang jelas
Keterangan :
K : Tercatat dalam buku kasus
NM : Nilai Modul
NUP : Nilai Ujian Praktikum
NAP : Nilai Akhir Praktikum
NTP : Nilai Total Praktikum

4
VI. LAIN - LAIN
1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam edaran ini akan diatur kemudian.
2. Segala perubahan dan atau perbaikan terhdap isi edaran ini akan diatur kemudian.
3. Isi edaran ini mulai berlaku sejak tanggal diterbitkan.

Bandung, 25 Agustus 2019


Koordinator Praktikum

Hutomo Tanoto

5
MODUL A
PROSES PENGEROLAN LOGAM (METAL ROLLING)

1. Latar Belakang
Jika kita memerhatikan dengan baik beberapa produk logam yang ada di sekeliling kita,
maka kita akan menyadari bahwa terdapat berbagai jenis material dan pemrosesan yang
digunakan untuk membuatnya. Beberapa produk ada yang terdiri dari beberapa bagian,
ratusan dan bahkan jutaan bagian contohnya pesawat terbang dan pesawat luar angkasa.
Pada praktikum kali ini, praktikan akan dikenalkan dengan salah satu pemrosesan yang
banyak digunakan yaitu pengerolan.

2. Capaian Pembelajaran Praktikum


- Mengetahui prosedur pekerjaan pada contoh proses pembentukan logam.
- Mengetahui perubahan sifat mekanik dan struktur mikro akibat proses pengerjaan
dingin.
- Mengetahui parameter yang berperan pada proses pembentukan logam.

3. Tujuan Praktikum
- Mengukur nilai kekerasan tembaga sebelum dan sesudah proses pengerolan.
- Mengukur dan menghitung besar gaya pengerolan tembaga dari proses pengerolan
dan hasil uji tarik untuk tiap tahapan reduksi.
- Menghitung besar daya pengerolan tembaga dari proses pengerolan dan hasil uji
tarik untuk tiap tahapan reduksi.

4. Bahan Bacaan Sebelum Praktikum


Untuk kelancaran proses praktikum modul ini, maka praktikan disyaratkan untuk
membaca buku:
- Dieter, G.E., “Mechanical metallurgy”, SI metric Halaman Edition, Mc graw-Hill,
New York, 1986. Halaman 586-615 dan 635-648.
- Siswosuwarno, Mardjono, “Teknik Pembentukan”, Jilid 1, Jurusan Teknik Mesin,
ITB, 1986. Halaman 5 – 10.
- Callister, William D. Materials Science And Engineering An Introduction, edisi ke-
6, John Willey & Son Inc. Halaman 248-288, 298 – 311, 332 -353.
Untuk yang memiliki buku yang lain dengan edisi yang berbeda silahkan disesuaikan
sendiri.

5. Teori Singkat
Pengerolan (rolling) merupakan salah satu jenis dari proses pembentukan logam (metal
forming) dan bagian dari proses manufaktur (manufacturing process). Pada proses ini,
bahan logam dilewatkan pada satu atau lebih pasangan rol dengan tujuan untuk
mengurangi ketebalan secara homogen. Proses pengerolan termasuk proses produksi
yang paling banyak digunakan karena kapasitas produksinya yang besar.

6
6. Prosedur Percobaan
Berikut adalah prosedur percobaan pengerolan logam

Siapkan pelat tembaga dengan panjang 100


mm

Ukur tebal awal pelat dan


kekerasan awal

Siapkan mesin uji rol dan catat kecepatan dalam rpm

Tentukan besarnya reduksi

Lakukan proses pengerolan

Catat voltase pengerolan

Lakukan pengujian kekerasan setelah proses pengerolan

Ulangi percobaan untuk proses reduksi 50% dan


75%

7. Data dan Pengolahan Data


1.1 Pengujian Tarik
Tebal = 5mm, Lebar = 12.81mm
P (N) 0 214.2 2285.7 5285.7 8285.7 13000 16140 16428.5
ΔL 0 0.25 0.5 1 1.5 2 2.5 3
(mm)
P (N) 16428.5 16428.5 16428.5 16000 15428.5 14000 10714.2 9287.7
ΔL 4 5 6 7 8 9 10 10.25
(mm)

7
1.2 Grafik Konversi Voltase - Gaya

8
1.3 Kekerasan Mikro
Tahap reduksi VHN1 VHN2 VHN3 VHN
0%
25%
50%
75%

1.4 Pengerolan Plat Tembaga

Tahap ho hf hm h Lp Q m f i o

ho  h f h0i
hm   i  ln
2 h fi
h  ho  h f o   f
h m 
 o  ln 0 awal 2
h0i
h
 f  ln 0 awal
h fi
Harga koefisien gesek untuk cold rolling,  = 0,1
Panjang proyeksi busur rol yang bersentuhan dengan benda kerja, Lp  Rh
Tegangan alir rata-rata:
f
1
 f   o o
o0  od

b = lebar pelat
R = radius roll

Gaya pengerolan dirumuskan sebagai berikut:


1 
P
2

oobl p  eQ  1  
3 Q 

9
8. Tugas Pendahuluan
Berikut adalah topik – topik yang harus tercantum dalam teori dasar :

- Latar Belakang Praktikum


- Tujuan Praktikum
- Teknik Pembentukan Logam
a. Proses pembentukan logam [Kategori beserta contohnya (rolling dan wire
drawing wajib ada!)]
b. Zona deformasi plastis
c. State of stress dan lingkaran mohr (zona deformasi plastis)
d. Yield Criterion (pada pembentukan logam)
- Mekanika Pengerolan Logam
a. Prinsip volume konstan pada pembentukan logam
b. Deformasi homogen dan tidak homogen pada pembentukan logam
c. Prinsip perhitungan mean flow stress pada pembentukan logam
d. Jelaskan mengenai hot rolling dan cold rolling, serta keuntungan dan kerugian
e. Gaya – gaya yang bekerja pada pengerolan logam
f. Distribusi tekanan pada pengerolan logam
g. Sudut kontak pada pengerolan logam
h. Parameter pengerolan logam (buat kesimpulan dengan mencari hubungan
dengan formula gaya pengerolan)
i. Back Tension dan Front Tension
j. Asumsi pengerolan dingin
- Cacat Pengerolan
- Pengaruh proses pengerolan terhadap sifat dan struktur mikro material logam.
- Prinsip Thermomechanical Treatment

9. Tugas Setelah Praktikum


- Diketahui bahwa perusahaan akan melakukan pengerolan baja dengan reduksi 35%
dari ketebalan 10 mm melalui 2 (dua) tahap reduksi ketebalan. Seorang insinyur dari
MT17 merancang tahap reduksi sebagai berikut:

Tabel A. Data Reduksi Pengerolan Logam


Tahap ho (mm) hf (mm)
1 10 8.3
2 8.3 6.5

Diketahui gaya pengerolan untuk membuat baja terderformasi untuk setiap reduksi
dapat dihitung dengan persamaan empiris:

Pdeformasi (N)=13.85 𝜎̅o (MPa)


dan persamaan tegangan alir material tersebut didapat sebagai berikut:

10
𝜎 = 530𝜀 0.26
Hitunglah gaya pengerolan oleh mesin rol untuk setiap tahap reduksi yang dilakukan
oleh insinyur tersebut jika diketahui efisiensi gaya mesin rol (η) = 70%!

- Sebuah pelat baja karbon rendah hasil normalizing akan dilakukan proses
Thermomechanical Treatment (TMT) untuk menghaluskan butirnya. Gambarkan
diagram termal yang sesuai untuk proses tersebut. Sketsa struktur mikro di setiap
tahap di diagram termal yang anda buat.

10. Daftar Pustaka


- Backofen, W.A., “Deformasi Processing”, Addison-Wesley, Massachusetts, 1972.
- Dieter, G.E., “Mechanical metallurgy”, Second Edition, Mc graw-Hill, New York,
1986.
- Siswosuwarno, Mardjono, “Teknik Pembentukan”, Jilid 1, Jurusan Teknik Mesin,
ITB, 1986.
- Widyanto, Bambang, “Pembentukan Bangku Penarikan Kawat dan Penelitian
Proses Penarikan Kawat”, Tugas Sarjana, 1980.
- Perangin-angin, R., “perancangan dan Pembuatan Load Cell untuk Mesin Roll”,
Tugas Sarjana, Jurusan Teknik Mesin, ITB, 1985.

11
MODUL B
PROSES PENGUATAN LOGAM (METAL HARDENING)

1. Latar Belakang
Sebagai sarjana teknik material, kita akan sering diminta untuk mendesain material
logam yang memiliki kekuatan yang tinggi. Suatu hal yang penting untuk memahami
hubungan antara pergerakan dislokasi dengan sifat mekanik logam karena kekerasan dan
kekuatan berhubungan dengan kemudahan terjadinya deformasi plastis. Dengan
mengurangi kemudahan dislokasi, maka kekuatan material dapat ditingkatkan. Oleh
karena itu pada praktikum ini, praktikan akan dikenalkan dengan tiga jenis proses
penguatan yang umumnya dilakukan yaitu pengerasan martensitik, pengerasan
presipitat, dan rekristalisasi.

2. Capaian Pembelajaran Praktikum


- Mempelajari prosedur perlakuan panas.
- Mempelajari parameter pada proses perlakuan panas pada logam.
- Memahami pengaruh proses perlakuan panas pada logam terhadap sifat mekanik
logam.

3. Tujuan Praktikum
- Menentukan nilai kekerasan baja sebelum dan sesudah proses quenching.
- Menentukan nilai kekerasan tembaga sebelum dan sesudah proses penguatan
presipitat
- Menentukan nilai kekerasan aluminium sebelum dan sesudah proses rekristalisasi

4. Bahan Bacaan Sebelum Praktikum


Untuk kelancaran proses praktikum modul B ini, maka praktikan disyaratkan untuk
membaca buku- buku dibawah ini:
- Callister, William D. Materials Science And Engineering An Introduction, edisi ke-
6, John Willey & Son Inc. Chapter 7 Halaman 163-184 dan halaman 370-377.
- Abbaschian, Reza. Robert E. Reed-Hill, :Physical Metallurgy Principles”, 3rd
edition, PWS-Kent Publishing Company, Boston USA, 1991. halaman 515-537.
- Krauss, George, “Principles of heat Treatment of steel”, American Society for
Metals, Ohio, 1980.
Untuk yang memiliki buku yang lain dengan edisi yang berbeda silahkan disesuaikan
sendiri.

5. Teori Singkat
Berikut adalah teori singkat mengenai modul proses penguatan logam.

3.1 Perlakuan Panas Baja Karbon

12
Baja dapat dikeraskan dengan menerapkan proses perlakuan panas (heat treatment).
Proses heat treatment merupakan proses pengubahan sifat logam, terutama baja,
melalui pengubahan struktur mikro dengan cara pemanasan dan pengaturan laju
pendinginan. Dalam heat treatment kita memanaskan spesimen sampai dengan
temperatur austenisasinya. Temperatur austenisasi yang diberikan tergantung pada
kadar karbon pada baja yang diproses. Setelah temperatur austenisasi tercapai, benda
kerja dibiarkan pada temperatur tersebut untuk jangka waktu tertentu agar temperatur
homogen di seluruh benda kerja. Setelah itu, dengan mengatur laju pendinginan akan
didapat kekerasan yang diinginkan. Kekerasan yang diperoleh bergantung pada
kadar karbon baja yang diproses.

3.2 Penguatan Presipitat


Penguatan presipitat adalah proses perlakuan panas yang ditujukan untuk
meningkatkan kekuatan dan kekerasan material dengan pembentukan presipitat yang
tersebar secara seragam di dalam matriks. Paduan yang mudah dikeraskan dengan
presipitasi adalah paduan yang dapat membentuk larutan lewat jenuh (super
saturated solid solution) yang ketika di-aging akan membentuk presipitat. Presipitat
inilah yang mempengaruhi kekerasan paduan yang diproses. Salah satu contoh
paduan yang menggunakan proses ini adalah paduan Al-Cu.

3.3 Rekristalisasi
Material logam yang mengalami deformasi plastis pada temperatur yang rendah
(cold work) akan mengalami perubahan butir dan disertai dengan kenaikan kekuatan
dan kekerasan (strain hardening). Kenaikan kekuatan dan kekerasan ini disebabkan
oleh semakin bertambahnya dislokasi mengalami residual stress atau tegangan sisa.
Proses untuk pemulihan bentuk butir (annealing) tersebut kita kenal dalam tahap
recovery, recrystallization dan grain growth.

6. Prosedur Percobaan
Berikut adalah prosedur percobaan pada modul proses penguatan logam serta timetable
untuk membantu mengatur waktu selama percobaan

Pembagian Waktu Praktikum Proses Penguatan Logam


T/t 120 90 60 45 30 15 10 B Baja
B1 Cu Tembaga
900
B2 Al Al-Cu
Spesimen dimasukkan ketika praktikum
800 Cu1 akan dimulai
400 Cu5 Cu4 Cu3 Cu2
200 Al4 Al3 Al2 Al1
100 Cu6

13
6.1 Penguatan Martensitik

6.2 Penguatan Presipitat

14
6.3 Rekristalisasi

15
7. Data dan Pengolahan Data
Berikut adalah tabel yang dapat digunakan untuk memasukkan data kekerasan sebelum
dan sesudah proses perlakuan panas.

B1 B2 Al1 Al2 Al3 Al4 Cu Cu Cu Cu Cu Cu


1 2 3 4 5 6
Keke Sebelum
rasan

Sesudah

8. Tugas Pendahuluan
Berikut adalah topik – topik yang harus tercantum dalam teori dasar :

- Latar Belakang Praktikum


- Tujuan Praktikum
- Deformasi elastis dan plastis pada logam [Prinsip serta kaitannya terhadap ikatan
atom, struktur kristal, dan cacat (imperfection)]
- Perlakuan Panas (Definisi serta kegunaan)
- Mekanisme Penguatan
a. Penguatan Martensitik
o Diagram fasa Fe-C, Diagram CCT, TTT dari baja hypoeutectoid,
eutectoid, dan hypereutectoid
o Diagram termal proses penguatan martensitic
o Mekanisme austenite menjadi martensit
o Mekanisme penguatan pada martensit
o Proses pengerasan martensite pada baja karbon rendah, sedang, dan
tinggi.
o Proses tempering pada baja
b. Penguatan Presipitat
o Jenis – jenis paduan aluminium dan Temper Designation
o Jenis – jenis penguatan pada paduan aluminum
o Syarat – syarat material yang dapat dikuatkan melalui proses
penguatan presipitat
o Prinsip penguatan presipitat
o Diagram termal proses penguatan presipitat
o Perubahan struktur mikro dan susunan atom pada setiap tahapan
diagram termal proses penguatan presipitat

16
o Jenis aging dan pengaruh waktu aging terhadap kekuatan material
logam
c. Rekristalisasi
o Perubahan struktur mikro dan sifat mekanik akibat proses pengerjaan
dingin
o Driving force rekristalisassi dan temperature rekrstalisasi
o Perubahan struktur mikro dan sifat mekanik selama rekristalisasi
o Grain boundary Strengthening (Jelaskan prinsip penguatannya)
o Thermomechanical Treatment

9. Tugas Setelah Praktikum


- Gambarkan diagram termal proses Quench dan Temper baja karbon medium.
- Paduan Al seri 6xxx akan dikeraskan dengan metode Precipitation Hardening.
Gambarkan diagram termal proses tersebut.
- Jelaskan mengapa deformasi plastis diperlukan agar material logam dapat
rekristalisasi

10. Daftar Pustaka


- Dieter, G.E., “Mechanical metallurgy”, Second Edition, Mc graw-Hill, New York,
1986.
- Siswosuwarno, Mardjono, “Teknik Pembentukan”, Jilid 1, Jurusan Teknik Mesin,
ITB, 1986.
- Abbaschian, Reza. Robert E. Reed-Hill, :Physical Metallurgy Principles”, 3rd edition,
PWS-Kent Publishing Company, Boston USA, 1991.

17
MODUL C
HARDENABILITY (JOMINY’S END-QUENCH TEST)

1. Latar Belakang
Pada proses pendinginan cepat, contohnya proses quenching, tidak mungkin
mendapatkan laju pendinginan yang seragam pada seluruh material. Bagian permukaan
pastinya akan mendingin lebih cepat dibandingkan dengan bagian dalam sehingga
transformasi austenite akan menghasilkan berbagai jenis variasi sifat dan struktur mikro
karena adanya perbedaan temperature. Oleh karena itu praktikan akan dikenalkan
dengan sifat mampu keras dan kurva mampu keras baja.

2. Capaian Pembelajaran Praktikum


- Memahami prosedur percobaan Jominy untuk menentukan hardenability dari baja.
- Memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mampu keras baja.
- Mampu memplot dan menganalisa kurva hasil pengujian Jominy.

3. Tujuan Praktikum
- Membuat hardenability band dan kurva hardenability dari baja karbon

4. Bahan Bacaan Sebelum Praktikum


Untuk kelancaran proses praktikum modul C ini, maka praktikan disyaratkan untuk
membaca buku-buku dibawah ini:
- Callister, W. D., & Rethwisch, D. G. (2009). Materials Science and Engineering
Introduction (8th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc. Halaman 358 - 368.
- Abbaschian, R., Reed-Hill, R. E., & Abbaschian, R. (1991). Physical Metallurgy
Principles (3rd ed.). Boston, USA: PWS-Kent Publishing Company. Halaman 515-
537.
- Krauss, G. (1980). Principles of heat Treatment of steel. Ohio, USA: American
Society for Metals.
- Suratman, R. (2015). Dasar-Dasar Proses Perlakuan Panas Untuk Baja. Bandung:
Penerbit ITB. Halaman 92-105.
Untuk yang memiliki buku yang lain dengan edisi yang berbeda silahkan disesuaikan
sendiri.

5. Teori Dasar
Untuk meningkatkan kekerasan pada baja dapat dilakukan proses heat treatment, yaitu
dengan cara memanaskan baja sampai temperatur austenisasi kemudian dilakukan
proses pendingin dengan cepat (quenching). Parameter yang dapat mempengaruhi
kekerasan hasil proses heat treatment antara lain komposisi kimia, kecepatan
pendinginan, medium pendingin, serta cara mendinginkannya. Untuk dapat mengetahui
sifat mampu keras logam dengan proses heat treatment ini, telah dikembangkan

18
beberapa metode. Metode untuk mengetahui sifat mampu keras tersebut diantaranya
adalah metode bola baja (oleh Krauss – Baine) dan metode Jominy.

6. Prosedur Percobaan
Berikut adalah prosedur percobaan uji jominy

Siapkan spesimen untuk uji Jominy sesuai dengan ASTM A255

Panaskan spesimen di dalam tungku sampai temperatur austenisasinya dan ditahan


selama 30 menit

Pindahkan spesimen untuk proses pendinginan dengan penyemprotan air

Kikir salah satu bagian dari spesimen untuk di uji keras

Lakukan uji keras dengan Rockwell C pada setiap rentang 5 mm


(seharusnya 1/16inch)

Catat semua dat kekerasan, kemudian plot ke dalam kurva terhadap jarak
indentasinya

7. Data dan Pengolahan Data


Berikut adalah tabel yang dapat digunakan untuk memasukkan data percobaan jominy.

AISI
Material 4140
Kekerasan
Awal
(HRC)

19
Jarak ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak (mm) 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kekerasan
(HRC)

Jarak ke - 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jarak (mm) 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Kekerasan
(HRC)

8. Tugas Pendahuluan
Berikut adalah topik – topik yang harus tercantum dalam teori dasar :

- Latar Belakang Praktikum


- Tujuan Praktikum
- Sifat teknologi mampu keras pada baja
- Faktor yang mempengaruhi sifat mampu keras baja
- Diagram CCT dan TTT baja hypoeutectoid, eutectoid, dan hypereutectoid
- Mekanisme austenite menjadi martensit
- Mekanisme penguatan pada martensit
- Metode – metode pengukuran mampu keras baja
- Jominy (skema dan prosedur pengujian menurut ASTM A255)
- Penentuan hardenability band dengan ASTM A255

9. Tugas Setelah Praktikum


- Jelaskan alasan perbedaan sifat hardenability baja 1040 dan 4140
- Jelaskan mengapa austenite sisa dapat terjadi pada baja karbon tinggi yang di-quench.

10. Daftar Pustaka


- Abbaschian, R., Reed-Hill, R. E., & Abbaschian, R. (1991). Physical Metallurgy
Principles (3rd ed.). Boston, USA: PWS-Kent Publishing Company. Halaman 515-
537.
- Callister, W. D., & Rethwisch, D. G. (2009). Materials Science and Engineering
Introduction (8th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc. Halaman 358 - 368.
- Dieter, G.E. (2009). Mechanical Metallurgy (2nd ed.). New York: Mc graw-Hill.

20
MODUL D
PROSES PENYAMBUNGAN (JOINING)

1. Latar Belakang
Jika kita melihat di sekeliling kita, maka kita akan menemukan produk yang hanya
terdiri dari satu komponen contohnya paper klip ataupun bola bearing. Namun hampir
seluruh produk merupakan gabungan dari berbagai jenis komponen. Joining merupakan
istilah yang menyangkut seluruh proses seperti welding, brazing, soldering, adhesive
bonding, dan mechanical fastening. Joining banyak dilakukan di industry karena
menyangkut masalah manufaktur. Proses joining sendiri juga dapat mempengaruhi sifat
dan struktur mikro material akibat pemberian panas dalam jumlah besar. Oleh karena itu
pada praktikum kali ini, praktikan akan diajarkan mengenai joining khususnya SMAW.

2. Capaian Pembelajaran Praktikum


- Memahami macam-macam metode pengelasan.
- Memahami prosedur dan parameter proses pengelasan SMAW.
- Memahami pengaruh parameter proses terhadap sifat logam hasil pengelasan.

3. Tujuan Praktikum
- Menentukan nilai Heat Input pengelasan baja
- Menentukan nilai kekerasan pada daerah base metal, Heat Affected Zone (HAZ),
dan weld metal baja hasil pengelasan.

4. Bahan Bacaan Sebelum Praktikum


Untuk kelancaran proses praktikum modul ini, maka praktikan disyaratkan untuk
membaca buku- buku dibawah ini:
- Begemen, Myron L. , B.H. Amstead, Philip f. Ostwald, Manufacturing Process, 8th
edition, John Wiley & Sons 1987. Halaman 156- 190.
- Wiryosumarto, Harsono, Toshie Okumura, “Teknik Pengelasan Logam”, Pradnya
Paramita, Jakarta, 1985.
- Suratman, Rochim & Hery Sonawan. 2004. “Pengantar Memahami Proses
Pengelasan Logam”. Penerbit Alfabeta. Bandung hal 1 – 81.

Untuk yang memiliki buku diatas dengan edisi yang berbeda, silahkan disesuaikan
sendiri.

5. Teori Dasar
Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses manufaktur.
Proses pengelasan yang pada prinsipnya adalah menyambungkan dua atau lebih
komponen, lebih tepat ditujukan untuk merakit beberapa komponen menjadi suatu
bentuk mesin. Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih
dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan. Atau

21
dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang diakibatkan oleh gaya tarik
menarik antar atom. Proses-proses pengelasan antara lain Gas Welding, Arc Welding,
Resistance Welding, Solid State Welding, dll. Prosedur Percobaan
6. Prosedur Percobaan
Berikut adalah prosedur percobaan proses pengelasan.

Siapkan 2 spesimen berbentuk plat dari material yang


sama

Catat arus dan voltase yang


digunakan pada saat
pengelasan

Lakukan uji coba pengelasan untuk mendapatkan hasil lasan


yang baik dan catat waktu pengelasannya

Potong sampel untuk proses


metalografi

Ambil gambar dan lakukan uji keras


pada 3 daerah : daerah logam
induk, daerah HAZ, dan daerah
lasan (masing-masing 5 kali)

22
7. Data dan Pengolahan Data
Kekerasan akibat proses pengelasan
Spesimen
Bahan :
Mesin Las
Arus :
Tegangan :
Daya :

Waktu Pengelasan
Base Metal
Kekerasan HAZ
(HV) Logam
Lasan

8. Tugas Pendahuluan
Berikut adalah topik – topik yang harus tercantum dalam teori dasar :

- Latar Belakang Praktikum


- Tujuan Praktikum
- Proses penyambungan pada logam
- Faktor yang mempengaruhi sifat mampu las logam.
- Pengelasan SMAW
- Skema pengelasan SMAW
- Parameter pengelasan SMAW (Heat input) dan pengaruh parameter pengelasan
terhadap hasil sambungan las
- Struktur mikro dan sifat mekanik sambungan las [base metal, heat affected zone
(HAZ),base metal]
- Cacat – cacat pada pengelasan
- Pengujian merusak dan tidak merusak pada pengelasan
- Post weld heat treatment dan Pre heating pada proses pengelasan
- Standard – standard pengelasan
a. Kode elektroda dan artinya (menurut AWS)
b. P Number (menurut ASME)
c. Posisi pengelasan
d. WPS, WPQR, Welder, WE, dan WI

9. Tugas Setelah Praktikum


- Buatlah WPS untuk pengelasan pelat dengan metode SMAW. Diketahui data
berikut :
 Material baja 0.4%C
 Ketebalan 15mm

23
- Tentukan pengujian merusak dan tidak merusak untuk sambungan pelat no (1).
Tentukan sifat, defect dan caca tapa yang ingin dicari dari pengujian – pengujian
tersebut.

10. Daftar Pustaka


- Rossi, BE., “Welding Engineering”, Mc Graw-Hill Book company, New York, 1954.
- AWS,”Welding Handbook”, American Welding Society, New York, 1950.
- Wiryosumarto, H., “Teknik Pengelasan Logam”, Pradnya Paramita, Jakarta, 1985.
- Suratman, Rochim & Hery Sonawan. 2004. “Pengantar Memahami Proses
Pengelasan Logam”. Penerbit Alfabeta. Bandung hal 1 – 81.

24
MODUL E
PROSES PENGERJAAN PERMUKAAN (SURFACE TREATMENT)

1. Latar Belakang
Anodisasi adalah proses elektrokimia yang mengubah perukaan material menjadi sesuai
yang dekoratif, tahan lama, tahan korosi, dan morfologi oksida yang diinginkan.
Aluminium sangat cocok digunakan untuk proses anodisasi. Morfologi oksida hasil
anodisasi aluminium tersusun sepenuhnya dari oksida aluminium. Oksida alumina ini
tidak seperti cat atau plating yang diaplikasikan pada sebuah permukaan melainkan
sebuah satu kesatuan dengan substrat aluminium yang ada dibawahnya sehingga oksida
alumina tidak bisa lepas. Bentuk alumina yang memiliki keteraturan tinggi dan memiliki
poros sehingga dapat dilakukan proses sekunder seperti pewarnaan dan sealing. Pada
modul ini, praktikum akan dikenalkan dengan proses anodisasi pada aluminium.

2. Capaian Pembelajaran Praktikum


- Memahami prosedur proses anodisasi pada aluminium.
- Memahami parameter proses anodisasi pada aluminium.

3. Tujuan Praktikum
- Mengukur tebal lapisan aluminium hasil anodisasi
- Mengukur nilai kekerasan aluminium sebelum dan sesudah proses anodsasi,

4. Bahan Bacaan Sebelum Praktikum


Untuk kelancaran proses praktikum modul E ini, maka praktikan disyaratkan untuk
membaca buku-buku dibawah ini:

- ASM Metals Handbook Volume 5 : Surface Engineering.


- TALAT (Training in Alumunium Application Techologies) Lecture 5203,
Anodizing of Aluminium. José L.Gazapo and J. Gea, INESPAL Laminación,
Alicante.
- Fontana, Mars G. 1986. “Corrosion Engineering”. McGraw-Hill International
Editions. Singapore.
Untuk yang memiliki buku yang lain dengan edisi yang berbeda silahkan disesuaikan
sendiri.

5. Teori Dasar
Anodisasi adalah proses mengoksidasi aluminium agar diperoleh lapisan oksida yang
stabil dengan melalui proses elektrokimia. Secara alamiah lapisan oksida tipis akan
terbentuk dengan sendirinya pada permukaan logam aluminium. Proses anodisasi akan
dapat menghasilkan lapisan oksida dengan ketebalan dan kekerasan yang diinginkan.
Anodisasi ada dua macam, yaitu anodisasi untuk keperluan pewarnaan atau
pembentukan pori untuk keperluan membran dan anodisasi keras (hard anodizing)
dengan kekerasan awal aluminium sekitar 40 VHN menjadi 5 atau 10 x lebih tinggi.

25
Gambar 1 Sketsa yang mengilustrasikan perpindahan ion melalui lapisan tipis oksida [1]
Anodisasi dan electroplating merupakan metode untuk melapisi logam, akan tetapi
memiliki beberapa perbedaan seperti dibawah ini:

Anodisasi Electroplating
Keterangan : Keterangan :

1 (1) Anoda (benda kerja); (1) Anoda (Pb atau bahan pelapis)
(2) Katoda (Pb/carbon/platina/stainless steel) (2) Katoda (benda kerja)

no deposition electrodeposition
2

26
Gambar 2 Efek dimensi dari proses anodisasi, pengecatan, dan pelapisan [2]

Prinsip anodisasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3. Prinsip anodisasi [1]

Gambar 4 Bath anodisasi [1]

Anoda dihubungkan dengan kutub positif power supply dan katoda dihubungkan dengan
kutub negatif power supply. Arus listrik dibawa oleh elektron dari anoda ke katoda melalui
power supply. Sedangkan pada larutan elektrolit, arus listrik dibawa oleh ion.

Struktur dasar dari lapisan aluminium oxide berupa sel-sel hexagonal,yang terdiri dari
sebuah pori ditengah.

27
Gambar 5 Model pori dan gambar SEM dari potongan melintang anodisasi [1]

Gambar 6. Model pori (kiri) dan gambar SEM penampang pori berbentuk hexagonal (kanan) anodisasi [1]

Pada proses colouring (pewarnaan), terjadi penimbunan warna di dasar pori. Intensitas
warna bergantung pada ion logam yang menempel di dasar pori dan packing density.

Gambar 7 Proses pewarnaan [2]

Proses sealing, berguna untuk menutup pori-pori yang tidak dan telah diberi warna.

28
Gambar 8 Proses sealing [1]

Reaksi yang terjadi :


Larutan yang digunakan pada proses anodisasi:
- Proses Rinsing : air + detergen
- Proses Etsa : NaOH + air
- Proses Anodisasi : Asam oksalat ( 5 % ), asam sulfat ( 12 % ), air
- Proses Dyeing : Anoxal blue, (banyak warna tersedia).
- Proses Sealing : air

Reaksi pada anoda terjadi antara lapisan metal/oxide dan lapisan oxide/elektrolit.
1. Reaksi pada lapisan metal/ oxide:
2Al + 3O2- ==> Al2O3 + 6e-
2. Reaksi pada lapisan oxide/elektrolit:
2Al3+ + 3H2O ==> Al2O3 + 6H+
3. Total reaksi yang terjadi pada anoda:
2Al ==> 2Al3+ + 6e-
4. Reaksi pada katoda ( Hydrogen evolution ) :
6H+ + 6e- ==> 3H2
5. Reaksi total yang terjadi selama anodisasi:
2Al + 3H2O ==> Al2O3 + 3H2
6. Reaksi yang terjadi pada proses sealing:
Al2O3 + 3H2O ==> 2AlOOH*H2O

6. Prosedur Percobaan
Berikut adalah prosedur percobaan anodisasi pada plat aluminium.

29
7. Data dan Pengolahan Data
Berikut adalah tabel yang dapat digunakan untuk memasukkan data nilai kekerasan
sebelum dan sesudah proses anodisasi.

Al1 Al2
Kekerasan Sebelum
(VHN) Anodisasi

Sesudah
Anodisasi

Tebal Lapisan

30
8. Tugas Pendahuluan
Berikut adalah topik – topik yang harus tercantum dalam teori dasar :

- Latar Belakang Praktikum


- Tujuan Praktikum
- Elektrokimia dan reaksi kimia biasa (Definisi dan perbedaan)
- Reaksi elektrokimia
- Anodisasi dan pelapisan (Platting)
- Skema dan reaksi pada proses anodisasi dan elctroplatting
- Morfologi permukaan hasil anodisasi dan elektroplatting

9. Tugas Setelah Praktikum


- Jelaskan secara singkat kegunaan dari tahapan – tahapan yang dilakukan pada saat
anodisasi.
- Jelaskan 4 macam hal dievaluasi pada permukaan hasil anodisasi

10. Daftar Pustaka


- ASM Metals Handbook Volume 5 : Surface Engineering.
- TALAT (Training in Alumunium Application Techologies) Lecture 5203, Anodizing
of Aluminium. José L.Gazapo and J. Gea, INESPAL Laminación, Alicante.

31

Anda mungkin juga menyukai