Pengajar :
A. Syakhroni, ST, M.Eng
Latar Belakang
• Dalam proses pemesinan yang sering mengalami penggantian adalah
pahat. Pahat merupakan komponen produksi yang dapat habis dan
harganya relatif mahal.
• Kerusakan fatal tidak boleh terjadi pada pahat sebab gaya pemotongan
yang sangat tinggi akan merusakkan pahat, mesin perkakas, benda
kerja dan dapat membahayakan operator serta berpengaruh besar pada
toleransi geometrik dan kualitas permukaan produk.
Kekerasan yang rendah serta daya adhesi yang tinggi, akan meyebabkan mata
pahat mudah terdeformasi, terjadi keausan tepi dan keausan kawah yang besar.
Keuletan yang rendah dan ketahanan beban kejut thermal yang kecil akan
menyebabkan rusaknya mata potong maupun retak mikro yang menimbulkan
kerusakan fatal.
• Tahan aus, tidak hanya ditentukan oleh kekerasan dari material, tetapi
juga ditentukan oleh kehalusan dari permukaan material, komposisi kimia
dan cara pengerjaan material, dan ada atau tidaknya digunakan cairan
pendingin.
K30-K40 C-1 Besi cor, logam non Pengerjaan kasar Wear-resistant Meningkatkan Meningkatkan
K20 C-2 ferrous dan bukan kegunaan umum tinggi; secara kecepatan potong kekerasan dan
K10 C-3 logam, Bahan yang finishing ringan umum WC-Co ketahanan
K01 C-4 memerlukan pengerjaan presisi dengan variasi pemakaian
ketahanan gosokan ukuran serat
meningkatkan meningkatkan
pemakanan kekuatan dan
ikatan atom
P30-P50 C-5 Baja dan Baja Pengerjaan kasar Crater-resistant Meningkatkan Meningkatkan
P20 C-6 Paduan yang kegunaan umum grades; variasi kecepatan potong kekerasan dan
P10 C-7 memerlukan crater finishing ringan komposisi WC- ketahanan
P01 C-8 dan ketahanan pengerjaan presisi Co dengan TiC pemakaian
perubahan bentuk dan atau paduan
TaC
meningkatkan meningkatkan
pemakanan kekuatan dan
ikatan atom
Catatan: Perbandingan ISO dan ANSI adalah perkiraan.
Keterangan :
Poor = Posisi penempatan cairan
pemotongan yang salah.
Good = Posisi yang benar
Atom-atom lepas
DEFORMASI
ABRASIF
Panas naik Flank wear PLASTIK
(1) (4)
Atom-atom lepas
2) Adesif; terjadi akibat adanya gaya tekan dan panas yang tinggi sehingga
perkakas mengalami keausan akibat adanya partikel-partikel kecil material
per-kakas yang lepas dari permukaannya dan melekat pada bagian benda
kerja. Hal ini biasa terjadi antara serpihan dengan permukaan garuk
perkakas.
Nilai n lebih dipengaruhi oleh material perkakas, sedang nilai C lebih tergantung
pada material benda kerja dan kondisi pemotongan.
Dalam Gambar 19. n ditunjukkan oleh kemiringan kurve, sedang C
menunjukkan nilai kecepatan potong setiap 1 menit umur perkakas.
vT n = C(Tref) n
dimana : Tref = 1 menit bila v dalam ft/menit (m/menit), dan T dalam menit,
tetapi bila v dalam ft/detik (m/detik), dan T dalam detik, maka Tref
= 1 detik.
Jawab :
Misalnya kita pilih titik-titik yang ekstrim yaitu v = 400 ft/menit, T = 5 menit dan v
= 200 ft/menit, T = 41 menit, maka diperoleh :
400(5)n = C
200(41)n = C
Ruas kiri dari kedua persamaan di atas adalah sama :
400(5)n = 200(41)n
ln (400) + n ln (5) = ln (200) + n ln (41)
5,9915 + 1,609n = 5,2983 + 3,7136n
n = 0,329
Jadi persamaan umur perkakas Taylor sesuai dengan data gambar 22.4 adalah :
vT 0,329 = 679
vT nf m = K(Tref) n(fref) m