Anda di halaman 1dari 46

Disusun oleh :

Nama : Tulis Namamu

NiM : 321 12 030

Kelas/semester : 1B / Semester 1

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


TAHUN 201

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil latihan praktek bengkel mekanik semester I Politeknik

Negeri Ujung Pandang

Nama : Tulis namamu

NIM : Tulis Nimmu

Kelas : 1B LISTRIK

Judul : Praktek Bengkel Mekanik

Benar telah melakukan praktek semester 1 di bengkel listrik,

jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan laporan

ini telah diperiksa dan disetujui oleh instruktur yang bersangkutan.

Makassar, 30-2-2012

Penanggung jawab,

BAKHTIAR,ST,M

T
ABSTRAK

Penulis : Tulis Namamu

Judul : Laporan Bengkel Mekanik

Hal : Laporan Bengkel

Kegiatan bengkel mekanik yang telah praktikan laksanakan

selama tiga minggu memberikan pengetahuan lebih jauh tentang

penggunaan Jangka sorong ataupun sering juga disebut dengan

istilah “Mistar Ingsut” yang merupakan latihan pertama dalam

bengkel mekanik. Jangka sorong adalah sebuah alat yang berbeda

dengan alat ukur yang lainnya. Karena, jangka sorong mempunyai

satu keistimewaan tersendiri yaitu dapat mengukur suatu benda

dengan sangat teliti. Olehnya itu, Jangka sorong sangat penting

untuk diketahui dan dipelajari, karena dalam peraktek-peraktek

selanjutnya penggunaan jangka sorong akan sering kita jumpai dan

pergunakan, maka agar dapat mendukung kegiatan peraktek


selanjutnya, peraktek membaca jangka sorong ini dirasa sangat

penting untuk diadakan.

Menitik dan menggores adalah salah satu materi praktek

yang dipelajari. Keuntungan dalam mempelajari dan

mempraktekkan materi ini yaitu karena materi ini masih akan terus

digunakan dalam praktek – praktek selanjutnya. Dalam

penggoresan harus cukup kemiringannya dari jalan pembantu

penggores, seperti penggaris, penyiku atau sebagainya. Agar garis

yang dihasilkan tidak kabur dan tidak terjadinya kesalahan

ketepatan ukuran. Tekan alat bantu penggores agak kuat dengan

benda kerja serta dalam menarik garis dengan satu kali tarikan,

agar garis yang dihasilkan tidak berbayang dan tidak terjadinya

double.

Pengecapan merupakan materi praktek selanjutnya yang

dilakukan dalam bengkel mekanik. Pengecapan biasanya dilakukan

dari kanan kekiri, sebelum melakukan pemukulan stam atau cap

ditegakkan di atas benda kerja sehingga bagian bawah stam

menyentuh permukaan benda kerja dan pada saat pemukulan

dilakukan sekali saja dengan baik dan benar agar dihasilkan gambar

yang sempurna sesuai dengan yang diinginkan. Dalam proses

melakukan pengecapan sangat penting dilakukan diatas landasan


yang halus dan kuat, karena jika dilakukan diatas landasan yang

kasar dan lembek maka benda kerja yang kita punya akan rusak.

Selain pengecapan disini praktikan juga melakukan kerja yang

disebut pengikiran dimana praktikan dilatih untuk mengurangi

benda kerja tanpa menggunakan gergaji. Dan pengikir juga dapat

kita gunakan sebagai penghalus benda kerja agar terlihat menarik.

Latihan kedua dalam bengkel mekanik adalah latihan mata

itik dimana mata itik itu sendiri mengajarkan pada praktikan arti

kesabaran dan ketelitian dalam mengerjakan sesuatu. Dalam

pemasangan kawat pada dudukan yang disediakan memerlukan

kejelian, yakni pemasangan ujung kawat dengan ujung melingkar

(dipuntir) ke mur. Pemasangan ujung kawat ini harus searah dengan

arah jarum jam.

Dan latihan terakhir dalam praktek bengkel mekanik adalah

latihan pengawatan yang menggunakan wire duct sebagai

pengaman dan menggunakan toleransi agar kabel tidak cepat

putus apabila ada salah satu saluran yang korslet sehingga tidak

perlu diadakan pemasangan baru. Wire duct juga berfungsi sebagai

jalur tempat kebel dari terminal lain yang dirasa aman tidak

membahayakan manusia. Latihan ini tidak jauh beda dengan

latihan sebelumnya yang menuntut praktikan agar mampu


mengupas kabel atau kawat dengan cara yang baik,

memperkenalkan praktikan pada berbagai macam kabel dan kawat

begitupun dengan cara memotongnya.

Kegiatan bengkel yang dilakukan selama kurang dari tiga

minggu mengajarkan kepada para praktikan akan ketelitian,

kesabaran, keuletan, dan ketekunan dalam mengerjakan segala

sesuatu. Dan melatih mental serta emosi dalam bekerja.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa,karena atas berkahnya sehingga laporan hasil praktek bengkel

listrik ini dapat terselesaikan dengan baik,adapun judul laporan ini

yaitu “PRAKTEK BENGKEL MEKANIK”.

Laporan ini berisi tentang segala apa-apa yang berkaitan

dengan praktek yang telah dilakukan,macam-macam alat dan

kegunaannya,serta manfaat dari praktek mekanik.

Penulis juga menyadari tanpa bantuan dari pihak lain laporan

bengkel ini tidak dapat diselesaikan, oleh karena itulah penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberi bantuannya. Khususnya kepada dosen pembinbing.


Penulis menyadari laporan ini belum sempurna,maka dari itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun.

Penulis,

Tulis Namamu

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL . . . . . . . . . . . . . . i

LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . ii

ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . iv

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . v

DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . vi

BAB I ( PENDAHULUAN) . . . . . . . . . . . 1

BAB II ( TINJAUAN PUSTAKA) . . . . . . . . 3


BAB III ( PERALATAN YANG DIGUNAKAN ) . . . 15

BAB IV ( LANGKAH KERJA ) . . . . . . . . . 17

BAB V ( GAMBAR RANGKAIAN ) . . . . . . . . 26

BAB VI ( PENUTUP ). . . . . . . . . . . . . 31

BAB VII ( DAFTAR PUSTAKA ). . . . . . . . . 34

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan tinggi sebagian dari sistem pendidikan nasional

yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional

yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu

pengetahuan atau teknologi dan kesenian, serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat

dan memperkaya kebudayaan nasional.


Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut dalam

praktek kali ini dengan judul Praktek Bengkel Mekanik Listrik yang

bertujuan untuk meningkatkan potensi kerja dan keterampilan

mahasiswa.

Dalam suatu industri, keterampilan teknik bagi seorang

alumni SMU/SMK belum cukup untuk mendukung proses suatu

industri. Untuk meningkatkan keterampilan tersebut banyak hal

yang harus dilakukan untuk mengantisipasinya, salah satunya

adalah membekali ilmu keteknikan mekanik yaitu praktek bengkel.

Teori yang diperoleh selama perkuliahan jika tidak didukung

dengan praktek akan menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, bagi

orang yang tertarik akan ilmu keteknikan akan berusaha mencari

tempat untuk menyalurkan kreasinya.

Salah satu sarana pendidikan yang bergerak dalam bidang

keteknikan adalah Politeknik Negeri Ujung Pandang. Teknik elektro

program studi teknik listrik merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang menghasilkan tenaga professional, karena

keberadaannya merupakan sarana dalam memenuhi kebutuhan

tenaga ahli yang professional, sehingga sangat dibutuhkan saat ini

dan juga saat yang akan datang.


1.1. Latar Belakang

Latar belakang dilaksanakannya praktek ini adalah untuk

meningkatkan potensi kerja, keterampilan, kreatifitas mahasiswa.

Sehingga terciptanya tenaga-tenaga yang professional di bidang

kelistrikan. Mengingat pentingnya praktek ini, maka secara tidak

langsung mahasiswa dapat mengambil suatu pelajaran yang

sangat berarti yang nantinya dapat di jadikan bekal dan merupakan

dasar dalam meningkatkan kreatifitasnya di industri.

Diutamakanya praktek di lembaga pendidikan ini, seperti

yang telah disebutkan diatas yaitu menciptakan tenaga-tenaga

yang ahli dan profesional serta cakap dalam bidangnya. Selain itu,

praktek ini merupakan kegiatan dasar sebelum terjun dimasyarakat

luas. Dan untuk melihat hasil-hasil percobaan yang telah dilakukan

maka disusunlah laporan ini yang merupakan laporan kegiatan

dalam praktek bengkel mekanik.

1.2. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan

dapat :
 Praktikan dapat menerapkan materi yang diberikan

berupa teori, yang praktikan aplikasikan langsung

dengan praktek, yang mana praktikan dapat

membandingkan, menyelaraskan antara teori dan

praktek,

 praktikan dapat disiplin waktu dan kritis dalam berpikir,

dan

 banyak pengetahuan dan pengalaman, yang praktikan

peroleh secara langsung saat mengikuti praktek,

sehingga praktikan dapat mengambil pelajaran dari

pengalaman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan Umum

Pekerja harus waspada pada waktu bekerja karena tidak

seorangpun yang akan celaka atau mesin-mesin dan alat-alat kerja

yang rusak tanpa sebab. Oleh karenanya pekerja harus mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

- Mentaati peraturan dan instruksi untuk bekerja dengan persis

dan aman,

- bertindak dengan baik dan benar serta tepat jika terjadi suatu

kecelakaan dan segera melaporkan kepada instruktur,

- menerangkan sebab terjadinya kecelakaan,

- melakukan pertolongan pertama pada pekerja yang

mengalami kecelakaan,

- menempatkan benda-benda kerja pada tempat yang aman,

dan

- melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam

melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup.


2.2. Kesadaran dan keselamatan

Istilah keselamatan kerja disini sama halnya dengan

keselamatan pada waktu kita mengendarai sebuah kendaraan

dijalan.

Segala perlengkapan peralatan dan alat-alat potong yang

terdapat di bengkel sudah direncanakan untuk memotong,

membentuk, mengukur, mengikir, dan lain sebagainya sesuai

dengan bidang pekerjaan yang dikehendaki.

Penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil

kesimpulan:

- Ujung sisi yang tajam memotong bagian tubuh yang tidak

terlindungi,

- benda-benda berputar menjepit tangan dan menjambret

pakaian, dan

- kecelakaan dan suatu yang tidak disangka, jatuh dan terluka.

Perlengkapan diri sendiri

- Pakaian kerja yang sesuai,rapi,

- jangan menyimpan benda tajam,

- rambut yang panjang harus diikat,


- lepas semua perhiasan yang ada ditangan,

- gunakan sepatu yang sesuai, dan

- menggunakan sarung tangan bila perlu.

Kebersihan

- Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja,

- gunakan pakaian kerja sebersih mungkin, dan

- meja tempat kerja dalam keadaan bersih.

2.3. Keselamatan kerja di bangku kerja

Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau

benda kerja yang tajam.

Pencegahannya:

1. Bekerja dengan hati-hati,

2. pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya, kondisi yang

baik dan dengan baik dan benar,

3. menggunakan alat pengaman yang telah ditentukan oleh

peraturan keselamatan kerja,

4. jangan menyimpan alat-alat tajam di saku baju kerja,


5. lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau

bahan lainnya,

6. membuat tanda peringatan yang jelas dan nampak dibaca

ditempat-tempat yang berbahaya dalam bengkel,

7. ambillah alat-alat dengan hati-hati,

8. tidak boleh bergurau/bercanda pada waktu sedang bekerja

atau melamun, dan

9. bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.

2.4. Jangka sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan oleh

praktikan dalam mengukur benda kerja. Jangka sorong memiliki

tingkat ketelitian 0,1 sampai 0,02 mm. Jangka sorong memiliki

fungsi sebagai alat dengan tingkat ketelitian dan ketepatan dalam

mengukur diameter benda-benda bulat,diameter dalam dan

luar,serta mengukur kedalaman suatu benda.

(Gambar 2.4. Jangka Sorong)

2.5.Menitik dan menggores


Menitik dan menggores merupakan praktek yang bertujuan

untuk melatih keterampilan praktikan agar dapat membuat goresan

pada benda kerja dan membuat lubang pada benda kerja dengan

cara menitik.
(Gambar 2.5.1. Penitik) (Gambar 2.5.2. Penggores)

2.6.Stamping

Stamping adalah alat yang digunakan untuk melakukan praktek

pengecapan. Stamping pada praktek kali ini menggunakan dua

macam, yaitu :

1. Stamping Huruf, dan

2. stamping Angka

(Gambar 2.6. Stamping)

2.7.Jangka pegas

Alat ini terdiri dari sepasang kaki dari baja, yang berujung

tajam.Yang diatur oleh sebuah mur dan baut,serta disatukan oleh

sebuah pegas bulat pada satu ujung. Penggunaan alat ini adalah pada:

 Penggoresan lingkaran atau garis lengkung pada besi,


 penandaan jarak, atau pemindahan suatu ukuran dari Satu

tempat ke tempat lain, dan

 untuk mengukur suatu jarak antara titik-titik dan

membandingkannya dengan skala penggaris sebagai

batasan ukuran.

Agar hasil kerja dari jangka pegas dapat efektif maka ujung dari

kaki-kaki jangka harus sama tajam dengan ujung dari penitik, dan pada

saat penggunaannya jangka harus dimiringkan pada arah putaran.

(Gambar 2.7. Jangka Pegas)

2.8. Mistar Baja

Mistar baja merupakan alat yang mampu mengukur panjang

suatu benda. Mistar tersebut terbuat dari baja, sehingga dapat

mengukur diatas benda kerja yang keras, juga sebagai penopan

(penahan) jika melakukan goresan pada benda kerja. Bahan yang

digunakan dalam pembuatan mistar baja adalah besi yang keras, tipis

dan mudah dilenturkan,adapun alasan mengapa dibuat agak lentur

adalah agar dapat digunakan untuk mengukur permukaan lengkung.


(Gambar 2.8. Mistar baja)

2.9. Kikir

Kikir adalah alat yang terbuat dari baja tempa yang memiliki

kandungan karbon yang tinggi. Kikir sengaja dibuat agak melengkung

pada satu sisinya dan dibuat agak tumpul, dikarenakan cara kerja dari

kikir itu sendiri, yaitu tekanan dan keseimbangannya yang tidak dapat

dihindari pada saat kikir sedang bergerak.Pada peraktek ini dalam

mengikir kami disarankan untuk mengunakan dua tahapan dalam

mengikir, yaitu pertama menggunakan kikir yang kasar terlebih

dahulu, dan yang kedua menggunakan kikir halus untuk tahap

terahirnya agar lebih rapih. Ada beberapa bentuk-bentuk dari kikir

antara lain kikir bulat, kikir setengah bulat, kikir persegi, kikir segi tiga,

dan lain sebagainya.

(Gambar 2.9. Kikir)


2.10 Palu

Palu atau martil adalah alat yang dipakai untuk memukul benda

kerja, misalnya paku. Palu terdiri dari duan bagian pokok, yaitu kepala

dan tangkai. Kepala dibuat dari baja, plastik, karet, kayu, aluminium,

atau tembaga. Sedangkan tangkai umumnya terbuat dari kayu, ada

juga yang terbuat dari logam tetapi tidak banyak.

(Gambar 2.10. Palu)

2.11. Menggergaji

Menggergaji adalah suatu proses pemotongan terhadap benda

kerja yang sebelumnya telah ditandai dengan menggunakan

penggores. Penandaan ini dilakukan sebagai tanda agar pada saat

menggergaji tidak miring. Praktikan sangat perlu berhati-hati dalam

melakukan penggergajian agar diperoleh hasil yang baik dan

memuaskan.

Gergaji besi digunakan untuk memotong logam. Gergaji besi

terdiri dari rangka yang pada ujungnya terdapat pasak, yang berfungsi
sebagai pegangan daun gergaji. Salah satu pegangannya berulir dan

terdapat mur kupu-kupu untuk mengeraskan dan mengatur kedudukan

daun gergaji.

Daun gergaji dibuat dari baja wolfram. Rangkanya dibuat dari

besi dan tangkai dilapisi karet. Tebal daun gergaji 0,27”, lebar 0,5” dan

panjangnya berkisar antara 6” sampai 12”. Jumlah gigi tiap inci antara

14 sampai 32, ( gergaji halus bergigi antara 20 sampai 32, sedangkan

kasar antara 14 dan 18).

(Gambar 2.11. Gergaji)


2.12. Mengebor

Mengebor adalah proses melubangi lubang kerja dengan

menggunakan mesin bor. Adapun macam-macam bor yang digunakan

yaitu bor listrik dan bor tangan. Ukuran-ukuran mata bor yang

digunakan juga bermacam-macam mulai dari 4 mm, 5 mm, 6 mm,

sampai 10 mm.

Dalam melakukan pengeboran sebaiknya menggunakan kacamata

pelindung agar percikan benda kerja yang di bor tidak mengenai mata.

Benda kerja sebaiknya diberikan cairan untuk memudahkan proses

pengeboran dan hasilnya memiliki kualitas yang baik. Sebelum

pengeboran terlebih dahulu dilakukan penandaan pada benda kerja


dengan menggunakan penitik. Penandaan ini bertujuan agar

pengeborannya tidak goyang sehingga menghasilkan lubang yang

baik.

(Gambar 2.12. Mesin Bor)

2.13. Mengetap

Mengetap atau mengulir adalah proses membuat uliran pada

benda kerja yang sebelumnya telah dilubangi dengan bor. Tujuan dari

pengetapan ini adalah agar lubang yang ada dipasangkan baut. Tahap-

tahap dalam pengetapan yaitu menggunakan alat ulir mulai dari yang

paling renggang sampai yang paling rapat.

(Gambar 2.13. Tap)

2.14. Countersink
Countersink adalah alat yang digunakan untuk membuat tempat

sekrup / baut. Countersink dilakukan pada benda kerja yang telah

dilubangi dengan menggunakan bor. Tujuan dari countersink yaitu

untuk menghilangkan ketajaman pada lubang yang telah di bor.

Dengan countersink maka ujung dari sekrup tersebut rata dengan

lubang pada bidang. Countersink juga dilakukan dengan cara

pengeboran tetapi countersinknya tidak sampai menembus benda

kerja

(Gambar 2.14. Countersink)


2.15.Siku blok
Siku adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sudut-sudut

90 pada benda kerja agar menjadi persegi.

(Gambar 2.15. Siku Blok)


2.16. Obeng
Obeng adalah alat yang digunakan untuk memutarkan suatu

benda kerja (mur) pada alat kerja (terminal).


(Gambar 2.16. Obeng)

2.17. Tang

Tang adalah alat yang digunakan untuk mengupas kulit kabel

yang disebut dengan tang pemotong. Tang kombinasi adalah

tang yang digunakan untuk meluruskan kabel yang akan

digunakan pada ragum. Serta tang pembulat adalah tang yang

digunakan untuk membuat bulat alat kerja (kabel).

(Gambar 2.17. Tang)

2.18. Jenis kabel

Ada beberapa macam jenis kabel yang digunakan dalam praktek

bengkel mekanik khususnya dalam proses pengerjaan latihan kedua

yaitu mata itik dan latihan terakhir yaitu pengawatan. Jenis-jenis kabel

yang digunakan adalah jenis kabel NYAF dan NYA. Jenis kabel NYA

berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel


udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.

Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya

yang relatif murah. Dan jenis kabel NYAF merupakan jenis kabel

fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC.

Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas

yang tinggi.

(Gambar 2.18. Jenis Kabel)

2.19. Wire duct

Wire duct adalah alat yang mengatur kawat di lemari, sehingga

lebih mudah untuk mengganti atau menambah kabel dan komponen.

Dengan adanya wire duct ini para praktikan jadi dapat dengan mudah

menyusun kawat ke terminal-terminal pengawatan. Para praktikan juga

dapat mengetahui dengan cepat bila ada kesalahan dalam

penyusunan atau pemasukan kabel ke terminal.


(Gambar 2.19. Wire Duct)

2.20. Jenis terminal

Latihan ketiga dalam bengkel mekanik adalah latihan pengawatan.

Saat latihan pengawatan praktikan akan memperoleh salah satu jenis

alat yang bernama terminal. Fungsi dari terminal adalah untuk

memasangkan kabel yang telah dikupas ujungnya terlebih dahulu.

Ujung kabel yang telah dikupas dimasukkan dan dirapatkan dengan

mur yang terdapat pada terminal dengan menggunakan obeng.

(Gambar 2.20.Jenis Terminal)

BAB III

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

NO MATERIAL JUMLAH / UNIT SATUA KET


N
1 Gergaji Besi 2 Buah Lokal
2 Penitik 2 Buah Lokal
3 Penggores 2 Buah Lokal
4 Mistar Siku 2 Buah Lokal
5 Siku Blok 2 Buah Lokal
6 Jangka Sorong 2 Buah Lokal
7 Mesin Bor 2 Buah Lokal
8 Pengetap 2 Buah Lokal
9 Countersink 2 Buah Lokal
10 Wire Duct 2 Buah Lokal
11 Jangka Pegas 2 Buah Lokal
12 Tang Kombinasi 2 Buah Lokal
13 Tang Pembulat 2 Buah Lokal
14 Tang Pemotong 2 Buah Lokal
15 Palu 2 Buah Lokal
16 Ragum 2 Buah Lokal
Kabel NYA dan

17 NYAF 2 Buah Lokal


18 Terminal 2 Buah Lokal
19 Tang Buaya 2 Buah Lokal
20 Obeng (+), (-) 2 Buah Lokal
21 Kikir 2 Buah Lokal
22 Scrup 2 Buah Lokal
23 Pipa PVC 2 Buah Lokal
24 Kleam 2 Buah Lokal
25 Cairan CuSO4 2 Buah Lokal
26 Mata Bor 2 Buah Lokal
27 Stamping 2 Buah Lokal
BAB IV

LANGKAH KERJA

4.1. Profil U

4.1.1. Latihan Pengoprasian

Latihan Menggergaji
Tahap-tahap :

 Menandai profil U dengan garis Bantu.

 menandai jarak garis ( dari garis bantu ).

Menggunakan siku-siku, penggores, mistar baja, peniti,

palu besi 250 gr

 menandai dengan penitik pada garis jarak,

 pencekaman benda kerja ( tidak sampai membengkokkan benda

kerja ),

 menandai dengan kikir segitiga pada garis untuk awal

penggergajian,

menggunakan kikir segitiga dan gergaji tangan.

 potong garis pertama dengan gergaji tangan,

 potong garis kedua dengan gergaji, dan

 mengecap identifikasi praktikan

Menggunakan letter stamp set, palu, dan alat penanda.

4.1.2. Latihan Kerja Bangku (U Profil)


Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan profil U adalah sebagai

berikut :

 menandai dengan garis bantu

 Menandai jarak garis.

 Menandai dengan penitik pada garis jarak.

 Menandai dengan kikir segitiga pada garis untuk awal

penggergajian.

 Potong garis pertama dengan gergaji tangan

 Pengecapan identifikasi praktikan bengkel mekanikal elektrikal.


 Cekam benda kerja pada ragum

 Kikir permukaan A

 Periksa kerataan dan ukuran benda kerja

 Balik benda kerja dan cekam.

 Kikir permukaan B

 Periksa kerataan

 Periksa kesikuan antara A dan B

 Gores benda kerja

 Periksa kerataan

 Cekam benda kerja dan ragum


 Kikir permukaan benda kerja sampai pada garis yang telah

dibuat

 Periksa ukuran dan kesikuan terhadap bidang dan kerataannya.

 Cekam benda kerja

 Kikir permukaan D

 Periksa kesikuan terhadap bidang A dan B dan kerataannya

 Balik benda kerja

 Kikir ke permukaan bidang E

 Periksa kesikuan, ukuran, dan kerataannya.


 Kikir radius dalam

 Kikir radius luar

 Bersihkan benda kerja.

 Gunakan penggaris besi untuk penandaan

 Untuk radius, gunakan penitik dan jangka pegas

 Lakukan penandaan untuk latihan pengoboran

 Gunakan penitik untuk awal pengoboran

 Gunakan jangka pegas untuk penandaan lingkaran


 Persiapkan mesin bor

 Cekam diragum tangan

 Lakukan pengoboran dengan doameter yang diinginkan

 Untuk bor 16m, maka lakukan pengoboran bertahap

 Hilangkan ketajaman dengan menggunakan Countersink

*kembali ke bangku kerja

 Buat penandaan untuk latihan menggergaji

 Awal penggergajian lakukan dengan kikir segitiga

 Lakukan penggergajian dengan jarak 3mm


 Usahakan hasilnya lurus dan memenuhi ukuran

 Lakukan penggergajian 10x15 secara bertahap

 Penyelesaian dengan menggunakan kikir

 Hubungkan lubang 16m dan 3m dengan menggunakan

gergaji dan kikir.


( Gambar 4.1. profil U)

4.2. Mata itik

Setelah mengerjakan praktek profil U, maka kita akan

mengetahui proses kerja mata itik. Adapun langkah kerjanya

yaitu sebagai berikut :

 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,

 Latihan 1 :

- Ambil kawat yang tersedia ( NYA 1,5 mm ) kemudian

kupas ujungnya sekitar 10 mm. setelah itu pulir ujung

kabel yang telah dikupas dengan bentuk bundar dan

cara memulirnya harus searah jarum jam,

- selesai dipulir masukkan kabel di dalam baut, dan


- setelah kabel 1,5 selesai dipasang semua, lalu

pasangan kabel ( NYA 2,5 mm ) caranya sama dengan

kabel sebelumnya, begitu pula pada cara kerja kabel-

kabel berikutnya.

 Latihan 2 :

- Kabel-kabel dibuat siku sama dengan gambar,

- membuat siku yang bervariasi dari setiap kabel sesuai

dengan gambar.

 Latihan 3 :

- Tahap berikutnya membuat kabel siku, tapi posisi

sikunya menhadap keatas,

- setelah selesai rapikan pekerjaan dan pasang baut pada

mur yang dipasangi kawat. Kemudian periksa pekerjaan.

(Gambar 4.2.Mata itik)

4.3. Pengawatan
Tahap-tahap dalam pekerjaan latihan praktek pengawatan sebagai

berikut :

 Sediakan alat dan bahan,

 memahami gambar dalam job sheet,

 kemudian, papan pengaman diukur sesuai ukuran gambar,

 pasang wire duct beserta terminal-terminal yang akan

dipakai sesuai ukuran. Sambung kabel yang ada pada

terminal sesuai ukuran kabel atau nomor yang ada pada

gambar.

( Gambar 4.3. pengawatan )


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan selesainya penulisan ini laporan ini dapat kami simpulkan

hal-hal selama melakukan kegiatan praktek bengkel sebagai berikut:

1. Praktikan lebih kreatif, disiplin, dan dapat berpikir kritis dalam

melakukan dan mengaplikasikan praktek bengkel mekanik,

2. praktikan dapat menerapkan materi yang diberikan berupa teori,

yang praktikan aplikasikan langsung dengan praktek, yang


mana praktikan dapat membandingkan, menyelaraskan antara

teori dan praktek,

3. banyak pengetahuan dan pengalaman, yang praktikan peroleh

secara langsung saat mengikuti praktek, sehingga praktikan

dapat mengambil pelajaran dari pengalaman,

4. pada pengalaman kerja praktek sangat berarti dan besar

manfaatnya, khususnya pada praktikan karena dapat membantu

atau membuka pola pikir praktikan untuk lebih memantapkan

ilmu dan teknologi sesuai jurusan berdasarkan pengalaman di

praktek, terutama tujuan untuk melangkah ke dunia usaha

nantinya, dan

5. dengan adanya penulisan laporan ini praktikan lebih banyak

memperoleh teori dan praktek dari berbagai jenis kegiatan yang

telah praktikan lakukan,juga bertujuan agar praktikan

mengingat-ingat kembali, memahami dan dapat

menyampaikannya menjadi suatu laporan.

B. Saran dan Kritik

Selama praktek praktikan banyak mendapat pengalaman dan

manfaat yang sangat berarti.Namun manfaat tersebut belum cukup

untuk dijadikan pedoman. Karena penulis mengharapkan saran-saran

sebagai berikut:
1. Praktikan harus bekerja sesuai dengan tata tertib bengkel

mekanik dan mendengarkan intruksi untuk bekerja sesuai

dengan aturan,

2. bagi praktikan-praktikan yang nantinya akan melaksanakan

kegiatan praktek bengkel agar lebih giat, berkonsentrasi, dan

bersungguh-sungguh agar praktek dapat terselesaikan dengan

tepat waktu dan kongkrit,

3. praktikan juga menyarankan kepada pembimbing agar lebih

meningkatkan kerja sama dan komunikasi yang jelas dan benar

dengan peserta praktek, agar hasil praktek dapat terselesaikan

sesuai dengan yang diinginkan, semoga kedua belah pihak

mendapatkan hasil yang positif dengan diadakannya praktek kali

ini, dan

4. penulis juga menyarankan agar lebih banyak memberi teori pada

peserta praktek agar dalam pelaksanaan nantinya tidak terjadi

kekeliruan pada peserta praktek dan dapat memperoleh hasil

yang lebih baik dari kakak-kakaknya yang telah melaksanakan

praktek ini.

Penulis mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat guna

meningkatkan mutu pendidikan baik pada masa sekarang atau

berguna menjadi jembatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di

masa yang akan datang.


Penulis merasa cukup sekian, terima kasih kepada semua

pihak yang memberi saran dan kritik sehingga laporan Praktek

bengkel mekanik ini dapat terselesaikan.


BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

1. PEDC BANDUNG,1982.MECANICAL WORKSHOP

2. Drs. Daryanto,2000.FISIKA MEKANIK

3. Drs. Alfonso, 2002. PME, Balai Latihan Pendidikan Teknik

Makassar

4. Ir. Ahmad Chumaidi,1996. PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNIK

PEMELIHARAAN

Anda mungkin juga menyukai