Anda di halaman 1dari 36

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil latihan praktek bengkel mekanik semester I Politeknik Negeri

Ujung Pandang

Nama : Theo pondao gasong

Nip : 321 12 009

Kelas : 1A LISTRIK

Judul : Praktek Bengkel Mekanik

Benar telah melakukan praktek semester 1 di bengkel listrik, jurusan Teknik Elektro

Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh

instruktur yang bersangkutan.

Makassar, 18-11-2011.

Penanggung jawab,


NIP.
ABSTRAK

Judul : Laporan Bengkel Mekanik

Penulis : Theo pondao gasong

Hal : Laporan Bengkel

Pada latihan pertama, praktikan melakukan latihan menggergaji, dan cara

menggunakan dengan jangka sorong. Jangka sorong adalah sebuah alat yang

berbeda dengan alat ukur yang lainnya. Karena, jangka sorong dapat digunakan

untuk mengukur antara lain : panjang, lingkaran dalam, lingkaran luar, dan

kedalaman. Jangka sorong mempunyai akurasi ukuran yang sangat resesi

tergantung tingkat toleransinya.

Menitik dan menggores adalah salah satu materi praktek yang dipelajari.

Keuntungan dalam mempelajari dan mempraktekkan materi ini yaitu karena materi

ini masih akan terus digunakan dalam praktek praktek selanjutnya. Dalam

penggoresan harus cukup kemiringannya dari jalan pembantu penggores, seperti

penggaris, penyiku atau sebagainya. Agar garis yang dihasilkan tidak kabur dan

tidak terjadinya kesalahan ketepatan ukuran. Tekan alat bantu penggores agak kuat

dengan benda kerja serta dalam menarik garis dengan satu kali tarikan, agar garis

yang dihasilkan tidak berbayang dan tidak terjadinya double.

Pengecapan merupakan materi praktek selanjutnya yang dilakukan dalam

bengkel mekanik. Pengecapan biasanya dilakukan dari kanan ke kiri, sebelum


melakukan pemukulan stamping atau cap ditegakkan di atas benda kerja sehingga

bagian bawah stam menyentuh permukaan benda kerja dan pada saat pemukulan

dilakukan sekali saja dengan baik dan benar agar dihasilkan gambar yang

sempurna sesuai dengan yang diinginkan. Dalam proses melakukan pengecapan

sangat penting dilakukan di atas landasan yang halus dan kuat, karena jika

dilakukan diatas landasan yang kasar dan lembek maka benda kerja yang kita

punya akan rusak.


Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan

Rahmat dan Hidayah_Nya sehingga laporan hasil praktek bengkel listrik ini

dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, adapun judul

laporan ini yaitu PRAKTEK BENGKEL MEKANIK.

Laporan berisi tentang segala yang berkaitan dengan praktek yang telah

dilakukan. Penyusun laporan ini selain mengacu pada mata pelajaran juga

terkait dengan kegiatan pembimbingan antara mahasiswa dengan dosen

pembimbing. Agar yang membaca laporan hasil peraktek ini dapat dengan

mudah mengerti dan memahami isi serta maksud dari laporan kami.

Penyusun juga menyadari tanpa bantuan dari pihak lain, oleh karena

itulah penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberi bantuannya, dalam pembuatan laporan ini, dan terutama kepada

dosen pembimbing yang telah membimbing selama melaksanakan praktek

dibengkel.

Jika terdapat kekurangan atau kesalahan pada laporan ini, mohon di

maklumi, karena kami menyadari kekurangan kami sebagai seorang

mahasiswa yang mempunyai keterbatasan ilmu pengetahuan, oleh karena itu

praktikan sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun tetap kami

nantikan demi kesempurnaan Laporan ini.

Penulis,

Theo P.G
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang dilaksanakannya praktek ini adalah untuk

meningkatkan potensi kerja, keterampilan, kreatifitas mahasiswa. Sehingga

terciptanya tenaga-tenaga yang professional di bidang kelistrikan. Mengingat

pentingnya praktek ini, maka secara tidak langsung mahasiswa dapat

mengambil suatu pelajaran yang sangat berarti yang nantinya dapat di jadikan

bekal dan merupakan dasar dalam meningkatkan kreatifitasnya di industri.

Diutamakanya praktek di lembaga pendidikan ini, seperti yang telah

disebutkan diatas yaitu menciptakan tenaga-tenaga yang ahli dan profesional

serta cakap dalam bidangnya. Selain itu, praktek ini merupakan kegiatan

dasar sebelum terjun dimasyarakat luas. Dan untuk melihat hasil-hasil

percobaan yang telah dilakukan maka disusunlah laporan ini yang merupakan

laporan kegiatan dalam praktek bengkel mekanik.


1.2 Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

fungsi, prinsip kerja, karakteristik dan penggunaan alat-alat listrik.

Terampil dalam pembuatan profil U dengan melakukan kerja bangku dan

dalam pembuatan mata itik.

Dapat memasang berbagai macam kabel pada terminal serta mengetahui

ketentuan atau peraturan dalam pemasangan kabel yang baik dan benar
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan Umum

Pekerja harus waspada pada waktu bekerja karena tidak seorangpun yang

akan celaka atau mesin-mesin dan alat-alat kerja yang rusak tanpa sebab.

Oleh karenanya pekerja harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

- Mentaati peraturan dan instruksi untuk bekerja dengan persis dan aman,

- bertindak dengan baik dan benar serta tepat jika terjadi suatu kecelakaan

dan segera melaporkan kepada instruktur,

- menerangkan sebab terjadinya kecelakaan,

- malakukan pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami kecelakaan,

- menempatkan benda-benda kerja pada tempat yang aman, dan

- melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan

untuk kesejahteraan hidup.

2.2. Kesadaran Dan Keselamatan

Istilah keselamatan kerja disini sama halnya dengan keselamatan pada

waktu kita mengendarai sebuah kendaraan dijalan. Segala perlengkapan

peralatan dan alat-alat potong yang terdapat di bengkel sudah direncanakan

untuk memotong, membentuk, mengukur, mengikir, dan lain sebagainya

sesuai dengan bidang pekerjaan yang dikehendaki.


Penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil

kesimpulan:

- Ujung sisi yang tajam memotong bagian tubuh yang tidak terlindungi,

- benda-benda berputar menjepit tangan dan menjambret pakaian,

- kecelakaan dan suatu yang tidak disangka, jatuh dan terluka,

- tidak menggunakan kacamata pengaman pada waktu menggunakan bor.

Perlengkapan diri sendiri

- Pakaian kerja yang sesuai,rapi, dan terkancing,

- jangan menyimpan benda tajam,

- rambut yang panjang harus diikat,

- lepas semua perhiasan yang ada ditangan,

- gunakan sepatu yang sesuai,

- menggunakan sarung tangan bila perlu.

Kebersihan

- Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja,

- gunakan pakaian kerja sebersih mungkin,

- meja tempat kerja dalam keadaan bersih.


2.3. Keselamatan kerja di Meja kerja

Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau benda kerja

yang tajam.

Pencegahannya:

1. Bekerja dengan hati-hati,

2. pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya, kondisi yang baik dan

dengan baik dan benar,

3. menggunakan alat pengaman yang telah ditentukan oleh peraturan

keselamatan kerja,

4. jangan menyimpan alat-alat tajam di saku baju kerja,

5. lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan

lainnya,

6. membuat tanda peringatan yang jelas dan nampak dibaca ditempat-

tempat yang berbahaya dalam bengkel,

7. ambillah alat-alat dengan hati-hati,

8. tidak boleh bergurau/bercanda pada waktu sedang bekerja atau

melamun,

9. bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.


2.4. Menggergaji

Menggergaji adalah suatu proses pemotongan terhadap benda kerja yang

sebelumnya telah ditandai dengan menggunakan penggores. Penandaan ini

dilakukan sebagai tanda agar pada saat menggergaji tidak miring.Praktikan

sangat perlu berhati-hati dalam melakukan penggergajian agar diperoleh hasil

yang baik dan memuaskan.

Gergaji besi digunakan untuk memotong logam.Gergaji besi terdiri dari

rangka yang pada ujungnya terdapat pasak, yang berfungsi sebagai

pegangan daun gergaji. Salah satu pegangannya berulir dan terdapat mur

kupu-kupu untuk mengeraskan dan mengatur kedudukan daun gergaji.

Daun gergaji dibuat dari baja wolfram.Rangkanya dibuat dari besi dan

tangkai dilapisi karet. Tebal daun gergaji 0,27, lebar 0,5 dan panjangnya

berkisar antara 6 sampai 12. Jumlah gigi tiap inci antara 14 sampai 32, (

gergaji halus bergigi antara 20 sampai 32, sedangkan kasar antara 14 dan

18).

( Gambar. 3.1. Gergaji )


2.5. Mengebor
Mengebor adalah proses melubangi lubang kerja dengan menggunakan

mesin bor. Adapun macam-macam bor yang digunakan yaitu bor listrik dan

bor tangan. Ukuran-ukuran mata bor yang digunakan juga bermacam-macam

mulai dari 4 mm, 5 mm, 6 mm, sampai 10 mm.

Dalam melakukan pengeboran sebaiknya menggunakan kacamata

pelindung agar percikan benda kerja yang di bor tidak mengenai mata. Benda

kerja sebaiknya diberikan cairan untuk memudahkan proses pengeboran dan

hasilnya memiliki kualitas yang baik. Sebelum pengeboran terlebih dahulu

dilakukan penandaan pada benda kerja dengan menggunakan

penitik.Penandaan ini bertujuan agar pengeborannya tidak goyang sehingga

menghasilkan lubang yang baik.

( Gambar. 3.2. Mesin Bor )

2.6. Mengetap

Mengetap atau mengulir adalah proses membuat uliran pada benda kerja

yang sebelumnya telah dilubangi dengan bor. Tujuan dari pengetapan ini
adalah agar lubang yang ada dipasangkan baut. Tahap-tahap dalam

pengetapan yaitu menggunakan alat ulir mulai dari yang paling renggang

sampai yang paling rapat.

( Gambar 3.3. Mengetap )

2.7. Countersink

Countersink adalah alat yang digunakan untuk membuat tempat sekrup /

baut. Countersink dilakukan pada benda kerja yang telah dilubangi dengan

menggunakan bor. Tujuan dari countersink yaitu untuk menghilangkan

ketajaman pada lubang yang telah di bor. Dengan countersink maka ujung

dari sekrup tersebut rata dengan lubang pada bidang. Countersink juga

dilakukan dengan cara pengeboran tetapi countersinknya tidak sampai

menembus benda kerja. Countersink yang digunakan dalam praktek ini yaitu

countersink 90 derajat.
( Gambar 3.4. Countersink )

2.8. Jenis Kabel

Ada beberapa macam jenis kabel yang digunakan dalam praktek bengkel

mekanik khususnya dalam proses pengerjaan latihan kedua yaitu mata itik

dan latihan terakhir yaitu pengawatan. Jenis-jenis kabel yang digunakan

adalah jenis kabel NYAF dan NYA.Jenis kabel NYA berinti tunggal, berlapis

bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara.Kode warna isolasi ada

warna merah, kuning, biru dan hitam.Kabel tipe ini umum dipergunakan di

perumahan karena harganya yang relatif murah. Dan jenis kabel NYAF

merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut

berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan

fleksibelitas yang tinggi.


( Gambar 3.5.jenis- jenis kabel)

2.9. Wire duct

Wire duct adalah alat yang mengatur kawat di lemari, sehingga lebih mudah

untuk mengganti atau menambah kabel dan komponen. Dengan adanya wire

duct ini para praktikan jadi dapat dengan mudah menyusun kawat ke terminal-

terminal pengawatan. Para praktikan juga dapat mengetahui dengan cepat

bila ada kesalahan dalam penyusunan atau pemasukan kabel ke terminal.

( Gambar 3.6. Wire Duct )

2.10. Jenis terminal


Terminal adalah tempat tempat menghubungkan kabel dari komponen satu

ke komponen lain. Terminal ada dua macam yaitu, termial deret dan terminal

domino .

(Gambar 3.7 terminal)


2.11. Jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan oleh praktikan dalam

mengukur benda kerja. Jangka sorong memiliki tingkat ketelitian 0,1 sampai

0,02 mm. Jangka sorong memiliki fungsi sebagai alat dengan tingkat

ketelitian dan ketepatan dalam mengukur diameter benda-benda

bulat,diameter dalam dan luar,serta mengukur kedalaman suatu benda.

(Gambar 3.8 Jangka sorong)

2.12.Menitik dan menggores

Menitik dan menggores merupakan praktek yang bertujuan untuk melatih

keterampilan praktikan agar dapat membuat goresan pada benda kerja dan

membuat lubang pada benda kerja dengan cara menitik.

(Gambar 3.9 penitik dan penggores)


2.13.Jangka pegas

Alat ini terdiri dari sepasang kaki dari baja, yang berujung tajam.Yang diatur

oleh sebuah mur dan baut,serta disatukan oleh sebuah pegas bulat pada satu

ujung. Penggunaan alat ini adalah pada:

Penggoresan lingkaran atau garis lengkung pada besi,

penandaan jarak, atau pemindahan suatu ukuran dari satu

tempat ke tempat lain, dan

untuk mengukur suatu jarak antara titik-titik dan membandingkannya dengan

skala penggaris sebagai batasan ukuran.

Agar hasil kerja dari jangka pegas dapat efektif maka ujung dari kaki-kaki

jangka harus sama tajam dengan ujung dari penitik, dan pada saat

penggunaannya jangka harus dimiringkan pada arah putaran.

(Gambar 3.11.Jangka pegas)

2.14. Mistar Baja

Mistar baja merupakan alat yang mampu mengukur panjang suatu benda.

Mistar tersebut terbuat dari baja, sehingga dapat mengukur diatas benda kerja

yang keras, juga sebagai penopan (penahan) jika melakukan goresan pada
benda kerja. Bahan yang digunakan dalam pembuatan mistar baja adalah

besi yang keras, tipis dan mudah dilenturkan,adapun alasan mengapa dibuat

agak lentur adalah agar dapat digunakan untuk mengukur permukaan

lengkung.

(Gambar 3.12. Mistar baja)

2.15. Kikir

Kikir adalah alat yang terbuat dari baja tempa yang memiliki kandungan

karbon yang tinggi. Kikir sengaja dibuat agak melengkung pada satu sisinya

dan dibuat agak tumpul, dikarenakan cara kerja dari kikir itu sendiri, yaitu

tekanan dan keseimbangannya yang tidak dapat dihindari pada saat kikir

sedang bergerak.Pada peraktek ini dalam mengikir kami disarankan untuk

mengunakan dua tahapan dalam mengikir, yaitu pertama menggunakan kikir

yang kasar terlebih dahulu, dan yang kedua menggunakan kikir halus untuk

tahap terahirnya agar lebih rapih. Ada beberapa bentuk-bentuk dari kikir

antara lain kikir bulat, kikir setengah bulat, kikir persegi, kikir segi tiga, dan lain

sebagainya.
(Gambar 3.13.Jenis kikir)

2.16. Palu

Palu atau martil adalah alat yang dipakai untuk memukul benda kerja,

misalnya paku.Palu terdiri dari duan bagian pokok, yaitu kepala dan

tangkai.Kepala dibuat dari baja, plastik, karet, kayu, aluminium, atau

tembaga.Sedangkan tangkai umumnya terbuat dari kayu, ada juga yang

terbuat dari logam tetapi tidak banyak.

(Gambar 3.14.Palu )

2.17. Siku

Siku adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sudut-sudut 90 pada

benda kerja agar menjadi persegi.


(Gambar 3.15 Siku)

2.18. Obeng

Obeng adalah alat yang digunakan untuk memutarkan suatu benda kerja

(mur) pada alat kerja (terminal).

(Gambar 3.16 Obeng)

2.19. Tang

Tang adalah alat yang digunakan untuk mengupas kulit kabel yang disebut
dengan tang pemotong. Tang kombinasi adalah T(multigripplier) : besarnya
rahang bisa disetel sesuai dengan benda yang bakal dijepit. Hindari
penggunaan tang kombinasi sebagai pengganti kunci pas untuk membuka
atau mengencangkan baut. Serta tang pembulat adalah tang yang digunakan
untuk membuat bulat alat kerja (kabel).
.

(Gambar 3.17.jenis tang)

BAB III

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

JUMLAH /
NO MATERIAL UNIT SATUAN KET
1 Gergaji Besi 2 Buah Lokal

2 Penitik 2 Buah Lokal

3 Penggores 2 Buah Lokal

4 Mistar Siku 2 Buah Lokal

5 Siku Blok 2 Buah Lokal

6 Jangka Sorong 2 Buah Lokal

7 Mesin Bor 2 Buah Lokal

8 Pengetap 1 Set Lokal

9 Countersink 1 Buah Lokal

10 Wire Duct 2 Buah Lokal

11 Jangka Pegas 1 Buah Lokal

12 Tang Kombinasi 2 Buah Lokal

13 Tang Pembulat 2 Buah Lokal

14 Tang Pemotong 2 Buah Lokal

15 Palu 2 Buah Lokal

16 Ragum 2 Buah Lokal

Kabel NYA dan


17 NYAF Secukupnya - Lokal

18 Terminal 37 Buah Lokal

19 Tang Buaya 2 Buah Lokal

20 Obeng (+), (-) @2 Buah Lokal

21 Kikir 4 Buah Lokal

22 Scrup Buah Lokal

23 Pipa PVC 8 Cm Lokal


24 Kleam 4 Buah Lokal

25 Cairan CuSO4 2 Buah Lokal

26 Mata Bor 2 Buah Lokal

27 Stamping 1 Set Lokal

BAB IV

LANGKAH KERJA
4.1. PROFIL U

4.1.1. Latihan Menggergaji

Tahap-tahap dalam latihan menggergaji profil U yang berdimensi 65 x 43 x

100 untuk dijadikan berdimensi 65 x 30 x 80 adalah sebagai berikut :

Menandai profil U dengan garis bantu

Menandai jarak garis ( dari garis bantu )

Menandai dengan penitik pada garis jarak

Pencekaman benda kerja ( tidak sampai membengkokkan benda kerja )

Menandai dengan kikir segitiga pada garis untuk awal penggergajian

Potong garis pertama dengan gergaji tangan

Potong garis kedua dengan gergaji

Meratakan permukaan yang telah di gergaji

4.1.2. Pembuatan profil U

Menandai dengan garis bantu,

menandai jarak garis,

menandai dengan penitik pada garis jarak,


menandai dengan kikis segitiga pada garis untuk awal penggergajian,

potong garis pertama dengan gergaji tangan,

Pengecapan identifikasi praktikan bengkel mekanik,

1. Cekam benda kerja pada ragum :

2. Kikir permukaan A,

3. periksa kerataan dan ukuran benda kerja,

4. balik benda kerja dan cekam,

5. kikir permukaan B,

6. periksa kerataan,
7. periksa kesikuannya antara A dan B,

8. gores benda kerja,

9. tandai dengan penitik,

10. periksa pula kerataannya,

1. cekam benda kerja pada ragum :

2. kikir permukaan bawah benda kerja sampai pada garis yang telah dibuat,

3. periksakan ukuran dan kesikuannya terhadap bidang B dan kerataannya,


1. Cekam benda kerja:

2. Kikir permukaan D,

3. periksa kesikuan terhadap bidang A dan B dan kerataannya,

4. balik benda kerja,

5. kikir ke permukaan bidang E,

6. periksa kesikuannya, dan ukurannya dan kerataannya,

7. kikir radius dalam,

8. kikir radius luar.


1. berikan cairan kulfisulfat (CuSO4),

2. bersihkan benda kerja dari olie,

3. oleskan CuSO4 dipermukaan yang akan ditandai,

4. gunakan penggaris besi dan kongkol penggaris untuk penandaan,

5. untuk radius gunakan penitik dan jangka pegas.

1. Lakukan penandaan untuk latihan pengeboran,

2. gunakan penitik untuk awal pengeboran,

3. gunakan jangka pegas untuk penandaan lingkaran.


1. Persiapkan mesin bor,

2. Cekam diragum tangan,

3. lakukan pngeboran dengan diameter yang diinginkan,

4. untuk bor 16 m, maka lakukan pengeboran bertahap,

5. hilangkan ketajaman dengan menggunakan countersink.

Kembali kebangku kerja,

1. Buat penandaan untuk latihan menggergaji,


2. awal penggergajian lakukan dengan kikir segitiga,

3. lakukan penggergajian dengan jarak 3 mm,

4. usahakan hasilnya lurus dan memenuhi ukuran,

5. lakukan penggergajian 10 X 15 secara bertahap,

6. penyelesaian dengan menggunakan kikir,

7. hubungkan lubang m 16 dan m 3 dengan menggunakan gergaji dan

kikir.
( Gambar Profil U)

4.2. MATA ITIK

Setelah mengerjakan praktek profil U, maka kita akan mengetahui proses

kerja mata itik. Adapun langkah kerjanya yaitu sebagai berikut :

Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Latihan 1 :

- Ambil kawat yang tersedia ( NYA 1,5 mm ) kemudian kupas ujungnya sekitar

10 mm. setelah itu pulir ujung kabel yang telah dikupas dengan bentuk bundar

dan cara memulirnya harus searah jarum jam.


- Selesai dipulir masukkan kabel di dalam baut.

- Setelah kabel 1,5 selesai dipasang semua, lalu pasangan kabel ( NYA 2,5

mm ) caranya sama dengan kabel sebelumnya, begitu pula pada cara kerja

kabel-kabel berikutnya.

Latihan 2 :

- Kabel-kabel dibuat siku sama dengan gambar.

- Membuat siku yang bervariasi dari setiap kabel sesuai dengan gambar.

Latihan 3 :

- Tahap berikutnya membuat kabel siku, tapi posisi sikunya menhadap keatas.

- Setelah selesai rapikan pekerjaan dan pasang baut pada mur yang

dipasangi kawat. Kemudian periksa pekerjaan.

( Gambar 4.2.2 mata itik )

4.3. PENGAWATAN

Tahap-tahap dalam pekerjaan latihan praktek pengawatan sebagai berikut:

Sediakan alat dan bahan

Memahami gambar dalam job sheet


Kemudian, papan pengaman diukur sesuai ukuran gambar.

Pasang wire duct beserta terminal-terminal yang akan dipakai sesuai ukuran.

Sambung kabel yang ada pada terminal sesuai ukuran kabel atau nomor yang

ada pada gambar.

( Gambar 4.3. pengawatan )


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan selesainya penulisan ini laporan ini dapat kami simpulkan hal-hal

selama melakukan kegiatan praktek bengkel sebagai berikut:

1. Secara langsung kami dapat menerapkan materi yang diberikan berupa

teori, yang kami aplikasikan langsung dengan praktek, yang mana kami dapat

membandingkan, menyelaraskan antara teori dan praktek, yang mana juga sering
kami jumpai sedikit banyak terjadi perbedaan antara keduanya, baik dari segi

aplikasinya dan dari segi penalaran kami.

2. Banyak pengetahuan dan pengalaman, yang kami peroleh secara langsung

saat mengikuti praktek, sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman.

3. Kami merasa secara langsung dapat menyesuaikan pada situasi dan kondisi

lapangan sehingga kami dapat membandingkan teori dengan praktek.

4. Pada pengalaman kerja praktek sangat berarti dan besar manfaatnya,

khususnya pada kami karena dapat membantu atau membuka pola pikir kami untuk

lebih memantapkan ilmu dan teknologi sesuai jurusan berdasarkan pengalaman di

praktek, terutama tujuan untuk melangkah ke dunia usaha nantinya.

5. Dengan adanya penulisan laporan ini kami lebih banyak memperoleh teori

dan praktek dari berbagai jenis kegiatan yang telah kami lakukan,juga bertujuan agar

kami mengingat-ingat kembali, memahami dan dapat menyampaikannya menjadi

suatu laporan.

B. SARAN DAN KRITIK

Selama praktek kami banyak mendapat pengalaman yang sangat berarti,

tentunya banyak hikmah yang dipetik. Namun manfaat tersebut belum cukup untuk

dijadikan pedoman. Karena penulis mengharapkan saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam menjalankan praktek bengkel yang profesional, hendaknya pada

praktek selanjutnya sesuai dengan fungsi dan disiplin mental.

2. Bagi teman-teman yang nantinya akan melaksanakan kegiatan praktek

bengkel agar lebih giat, berkonsentrasi, dan bersungguh-sungguh agar praktek

dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan kongkrit.


3. Kami juga menyarankan kepada pembimbing agar lebih meningkatkan kerja

sama dan komunikasi yang jelas dan benar dengan peserta praktek, agar hasil

praktek dapat terselesaikan sesuai dengan yang diinginkan, semoga kedua belah

pihak mendapatkan hasil yang positif dengan diadakannya praktek kali ini.

4. Penulis juga menyarankan agar lebih banyak memberi teori pada peserta

praktek agar dalam pelaksanaan nantinya tidak terjadi kekeliruan pada peserta

praktek dan dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari kakak-kakaknya yang telah

melaksanakan praktek ini.

Penulis mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat guna meningkatkan

mutu pendidikan baik pada masa sekarang atau berguna menjadi jembatan untuk

meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

Penyusun merasa cukup sekian, terima kasih kepada semua pihak yang

memberi saran dan kritik sehingga laporan Praktek bengkel mekanik ini dapat

terselesaikan.

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

1. PEDC BANDUNG,1982.MECANICAL WORKSHOP

2. Drs. Daryanto,2000.FISIKA MEKANIK

3. Drs. Alfonso, 2002. PME, Balai Latihan Pendidikan Teknik Makassar

4. Ir. Ahmad Chumaidi,1996. PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNIK


PEMELIHARAAN

Anda mungkin juga menyukai