Anda di halaman 1dari 45

Disusun oleh :

Nama : Tulis Namamu

NiM : 421 17 044

Kelas/semester : 1B / Semester 1

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil latihan praktek bengkel mekanik semester I Politeknik

Negeri Ujung Pandang

Nama : ARDIANSYAH

NIM : 421 17 044

Kelas : 1B LISTRIK

Judul : Praktek Bengkel Mekanik

Benar telah melakukan praktek semester 1 di bengkel listrik, jurusan

Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan laporan ini telah

diperiksa dan disetujui oleh instruktur yang bersangkutan.

Makassar, 30-2-2012

Penanggung jawab,

AHMAD RIZAL S,ST,MT,Ph.D


ABSTRAK

Penulis : Ardiansyah

Judul : Laporan Bengkel Mekanik

Hal : Laporan Bengkel

Kegiatan bengkel mekanik pada semester satu ini telah

dilaksanakan selama tiga minggu, dengan beberapa urutan kerja

sebagai wujud dari tujuan yang hendak dicapai, antara lain

menggunakan jangka sorong dengan benar, melakukan kerja bangku,

memasang berbagai ukuran kabel pada terminal secara tepat, dan

memasang berbagai jenis kabel melalui saluran kabel untuk line-up

terminal secara tepat.

Rangkaian latihan kerja yang pertama adalah dimulai dari

penggunaan jangka sorong hingga kerja bangku. Penggunaan jangka

sorong merupakan hal yang pertama dilakukan dalam bengkel

mekanik. Jangka sorong adalah suatu alat ukur yang mempunyai

tingkat ketelitian hingga seperseratus millimeter, dipergunakan dalam

mengukur panjang, lebar, kedalaman maupun diameter. Hal tersebut

merupakan kelebihan dari alat ukur ini sehingga berbeda dari alat ukur

lainnya. Jangka sorong merupakan alat ukur yang akan terus

digunakan dalam kegiatan praktik ini, sehingga sangat penting untuk

diketahui dan dipelajari cara penggunaannya yang tepat karena


kemahiran menggunakan jangka sorong akan mendukung jalannya

kegiatan praktik.

Selanjutnya melakukan kerja bangku, antara lain menitik,

menggores, mengecap, mengikir, menggergaji dan mengebor. Menitik

dan menggores adalah urutan kerja berikutnya. Tahapan praktik ini

merupakan lanjutan tahap penting dimana menitik dan menggores

akan terus dipergunakan dalam praktik selanjutnya. Dalam

penggoresan, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, seperti

kemiringannya dari jalan pembantu penggores, seperti penggaris,

penyiku atau sebagainya, sehingga garis yang dihasilkan tidak kabur

dan tidak terjadi kesalahan ketepatan ukuran. Tarik alat bantu

penggores dengan menekan agak kuat terhadap benda kerja dengan

satu kali tarikan, agar garis yang dihasilkan tidak berbayang dan tidak

double.

Urutan kerja selanjutnya dari bengkel mekanik ini adalah

pengecapan. Dalam hal ini, pengecapan pada benda kerja berupa

nama dan nim praktikan. Pengecapan biasanya dilakukan dari kanan

ke kiri, sebelum melakukan pemukulan, stam atau cap ditegakkan di

atas benda kerja sehingga bagian bawah stam menyentuh permukaan

benda kerja. Yang perlu diperhatikan, pada saat pemukulan dilakukan

sekali saja dengan baik dan benar agar dihasilkan gambar yang

sempurna sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu, pengecapan

sangat penting dilakukan diatas landasan yang halus dan kuat, karena
jika dilakukan diatas landasan yang kasar dan lembek maka benda

kerja dapat rusak.

Selain pengecapan, praktikan juga melakukan pengikiran, yang

dilakukan dengan tujuan mengurangi ukuran benda kerja tanpa

menggunakan gergaji, baik dari panjang, lebar, maupun ketebalannya.

Selain itu, pengikir juga digunakan sebagai pembersih, pemerata dan

penghalus benda kerja sehingga terlihat lebih licin dan rapi.

Bila tahapan pengikiran telah selesai yaitu memperoleh ukuran

benda kerja sesuai yang diinginkan, maka kerja bangku yang terakhir

adalah mengebor. Mengebor dalam hal ini adalah untuk pemasangan

baut. Pada titik-titik tertentu yang mengacu pada ukuran yang

ditentukan, dibuat 6 titik pengeboran, dimana 6 titik menggunakan

mata bor 5. Sebagai penyelesaian dari lubang hasil pengeboran,

dilakukan ulir sebanyak 1 kali sehingga terbentuk pola baut untuk baut

kecil di dalam lubang tersebut, dan juga countersink untuk baut yang

besar.

Rangkaian kerja yang kedua dalam bengkel mekanik adalah

pemasangan ukuran kabel pada terminal atau disebut dengan latihan

mata itik. Pada rangkaian kerja ini, praktikan dituntut kesabaran,

kelincahan dan keterampilan dalam pembuatannya. Dalam

pemasangan kawat pada dudukan yang disediakan memerlukan

kejelian, yakni pemasangan ujung kawat pada kabel menjadi melingkar


menggunakan tang pembulat, dengan aturan harus searah dengan

arah jarum jam.

Rangkaian kerja yang terakhir dalam praktek bengkel mekanik

adalah lanjutan dari rangkaian kerja sebelumnya, yaitu latihan

pengawatan yang menggunakan wire duct (mata itik) sebagai

pengaman dan menggunakan toleransi agar kabel tidak cepat putus

apabila ada salah satu saluran yang korslet sehingga tidak perlu

diadakan pemasangan baru. Wire duct juga berfungsi sebagai jalur

tempat kabel dari terminal lain yang dirasa aman dan tidak

membahayakan. Dari dua rangkaian kerja yang berhubungan ini,

secara tidak langsung menuntut praktikan agar mampu mengupas

kabel dengan cara yang baik yaitu menghindari cacat pada kawat, dan

juga memperkenalkan praktikan pada berbagai macam kabel dan

kawat maupun cara memotongnya.

Dari seluruh rangkaian kegiatan bengkel mekanik ini,

memberikan banyak pengetahuan dan keterampilan baru kepada

praktikan yang sepaket antara otak, mental dan kerja keras.

Pengetahuan yang diperoleh mulai dari apa saja alat yang digunakan

dengan fungsinya masing-masing, bagaimana tahapan-tahapan dan

apa tujuannya tahapan tersebut dilakukan, hingga memperoleh hasil

yang diinginkan baik dari tujuan praktik bengkel itu sendiri, maupun

tentang ketelitian, kesabaran, keuletan, ketekunan, dan keterampilan

dalam mengerjakan segala sesuatu.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas berkah dan limpahan rahmatNya sehingga laporan hasil praktek

bengkel listrik ini dapat terselesaikan, dengan judul laporan PRAKTEK

BENGKEL MEKANIK.

Laporan ini berisi tentang segala apa-apa yang berkaitan dengan

praktek yang telah dilakukan, macam-macam alat dan kegunaannya

masing-masing,serta manfaat dari praktek mekanik itu sendiri.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari

berbagai pihak dalam hal ini instruktur dan rekan lainnya, maka dalam

praktek maupun pembuatan laporan ini tidak dapat terselesaikan

dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada semua pihak terkait, khususnya kepada dosen

pembimbing (instruktur).

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat

banyak kesalahan, baik dari isi, penyusunan maupun penulisannya,

oleh karena itu, penulis menyampaikan maaf dan mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan pembuatan

laporan ke depannya.

Penulis,

Ardiansyah
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL . . . . . . . . . . . . . . i

LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . ii

ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . iv

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . v

DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . vi

BAB I ( PENDAHULUAN) . . . . . . . . . . . 1

BAB II ( TINJAUAN PUSTAKA) . . . . . . . . 3

BAB III ( ALAT DAN BAHAN ) . . . . . . . . 15

BAB IV ( LANGKAH KERJA ) . . . . . . . . . 17

BAB V ( GAMBAR RANGKAIAN ) . . . . . . . . 26

BAB VI ( PENUTUP ). . . . . . . . . . . . . 31

BAB VII ( DAFTAR PUSTAKA ). . . . . . . . . 34

LAMPIRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4.Gergaji . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.5.Mesin bor . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.6.Mengetap. . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.7.Countersink . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.8.Jenis kabel NYAF dan NYA. . . . . .

Gambar 2.9.Wire Duct . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.10.1.Jenis terminal tampak atas . . .

Gambar 2.10.2.Jenis terminal tampak samping. .

Gambar 4.1.1.Profil U tampak samping . . . . .

Gambar 4.1.2.Profil U tampak atas. . . . . . .

Gambar 4.2.1.Mata itik latihan kedua . . . . .

Gambar 4.2.2.Mata itik latihan ketiga. . . . .

Gambar 4.3.Pengawatan. . . . . . . . . . . . .
BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan tinggi yang merupakan bagian dari sistem pendidikan

nasional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional

yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu

pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan

memperkaya kebudayaan nasional.

Untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya dengan praktek

kali ini yang berjudul Praktek Bengkel Mekanik Listrik yang bertujuan

untuk meningkatkan potensi kerja dan keterampilan mahasiswa.

Dalam suatu industri, keterampilan teknik bagi seorang alumni

SMU/SMK belum cukup untuk mendukung kemampuan kerja pada

suatu industri. Untuk meningkatkan keterampilan tersebut banyak hal

yang harus dilakukan, salah satunya adalah membekali ilmu

keteknikan mekanik yaitu praktek bengkel.

Teori yang diperoleh selama perkuliahan jika tidak didukung

dengan praktek akan menjadi kurang efektif dan tidak seimbang. Oleh

karena itu, bagi orang yang tertarik akan ilmu keteknikan akan

berusaha mencari tempat untuk menyalurkan kreasinya.


Salah satu lembaga pendidikan yang bergerak dalam bidang

keteknikan adalah Politeknik Negeri Ujung Pandang. Teknik elektro

program studi teknik listrik merupakan salah satu sarana pendidikan

yang menghasilkan tenaga profesional, karena keberadaannya

menjembatani industry dalam memenuhi kebutuhan tenaga ahli yang

professional, sehingga sangat dibutuhkan saat ini dan juga saat yang

akan datang.

1.1. Latar Belakang

Latar belakang dilaksanakannya praktek ini adalah untuk

meningkatkan potensi kerja, keterampilan, kreatifitas mahasiswa,

sehingga menciptakan tenaga-tenaga yang professional di bidang

kelistrikan. Mengingat pentingnya praktek ini, maka secara tidak

langsung mahasiswa dapat mengambil suatu pelajaran yang sangat

bermanfaat nantinya sebagai bekal dan dasar dalam peningkatan

kreatifitas industri.

Diutamakanya praktek di lembaga pendidikan ini, seperti yang

telah disebutkan diatas yaitu menciptakan tenaga-tenaga yang ahli

dan profesional serta cakap dalam bidangnya. Selain itu, praktek ini

merupakan kegiatan dasar sebelum terjun langsung di masyarakat

luas. Sebagai realisasi hasil latihan praktik yang telah dilakukan, maka

dituangkanlah ke dalam bentuk laporan berupa laporan kegiatan

dalam praktek bengkel mekanik.


1.2. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

Praktikan dapat menerapkan materi yang diberikan berupa

teori yang diaplikasikan langsung dengan praktek, yang

mana praktikan dapat membandingkan dan

menyelaraskan antara teori dengan praktek.

Praktikan dapat disiplin waktu dan kritis dalam berpikir,

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan Umum

Pekerja harus waspada pada waktu bekerja karena tidak

seorangpun yang akan celaka atau mesin-mesin dan alat-alat kerja

yang rusak tanpa sebab. Oleh karenanya pekerja harus mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

- Mentaati peraturan dan instruksi untuk bekerja dengan persis

dan aman,

- bertindak dengan baik dan benar serta tepat jika terjadi suatu

kecelakaan dan segera melaporkan kepada instruktur,

- menerangkan sebab terjadinya kecelakaan,

- melakukan pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami

kecelakaan,

- menempatkan benda-benda kerja pada tempat yang aman, dan

- melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahteraan hidup.

2.2. Kesadaran dan keselamatan

Istilah keselamatan kerja disini sama halnya dengan keselamatan

pada waktu kita mengendarai sebuah kendaraan dijalan.


Segala perlengkapan peralatan dan alat-alat potong yang

terdapat di bengkel sudah direncanakan untuk memotong,

membentuk, mengukur, mengikir, dan lain sebagainya sesuai dengan

bidang pekerjaan yang dikehendaki.

Penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil

kesimpulan:

- Ujung sisi yang tajam memotong bagian tubuh yang tidak

terlindungi,

- benda-benda berputar menjepit tangan dan menjambret

pakaian, dan

- kecelakaan dan suatu yang tidak disangka, jatuh dan terluka.

Perlengkapan diri sendiri

- Pakaian kerja yang sesuai,rapi, dan terkancing,

- jangan menyimpan benda tajam,

- rambut yang panjang harus diikat,

- lepas semua perhiasan yang ada ditangan,

- gunakan sepatu yang sesuai, dan

- menggunakan sarung tangan bila perlu.

Kebersihan

- Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja,


- gunakan pakaian kerja sebersih mungkin, dan

- meja tempat kerja dalam keadaan bersih.

2.3. Keselamatan kerja di bangku kerja

Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau

benda kerja yang tajam.

Pencegahannya:

1. Bekerja dengan hati-hati,

2. pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya, kondisi yang baik

dan dengan baik dan benar,

3. menggunakan alat pengaman yang telah ditentukan oleh

peraturan keselamatan kerja,

4. jangan menyimpan alat-alat tajam di saku baju kerja,

5. lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan

lainnya,

6. membuat tanda peringatan yang jelas dan nampak dibaca

ditempat-tempat yang berbahaya dalam bengkel,

7. ambillah alat-alat dengan hati-hati,

8. tidak boleh bergurau/bercanda pada waktu sedang bekerja atau

melamun, dan

9. bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.


2.4. Jangka sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan oleh

praktikan dalam mengukur benda kerja. Jangka sorong memiliki tingkat

ketelitian 0,1 sampai 0,02 mm. Jangka sorong memiliki fungsi sebagai

alat dengan tingkat ketelitian dan ketepatan dalam mengukur

diameter benda-benda bulat,diameter dalam dan luar,serta mengukur

kedalaman suatu benda.

2.5.Menitik dan menggores

Menitik dan menggores merupakan praktek yang bertujuan

untuk melatih keterampilan praktikan agar dapat membuat goresan

pada benda kerja dan membuat lubang pada benda kerja dengan cara

menitik.
2.6.Stamping

Stamping adalah alat yang digunakan untuk melakukan praktek

pengecapan. Stamping pada praktek kali ini menggunakan dua

macam, yaitu :

1. Stamping Huruf, dan

2. stamping Angka

2.7.Jangka pegas

Alat ini terdiri dari sepasang kaki dari baja, yang berujung

tajam.Yang diatur oleh sebuah mur dan baut,serta disatukan oleh

sebuah pegas bulat pada satu ujung. Penggunaan alat ini adalah pada:

Penggoresan lingkaran atau garis lengkung pada besi,

penandaan jarak, atau pemindahan suatu ukuran dari Satu

tempat ke tempat lain, dan

untuk mengukur suatu jarak antara titik-titik dan

membandingkannya dengan skala penggaris sebagai

batasan ukuran.
Agar hasil kerja dari jangka pegas dapat efektif maka ujung dari

kaki-kaki jangka harus sama tajam dengan ujung dari penitik, dan pada

saat penggunaannya jangka harus dimiringkan pada arah putaran.

2.8. Mistar Baja

Mistar baja merupakan alat yang mampu mengukur panjang

suatu benda. Mistar tersebut terbuat dari baja, sehingga dapat

mengukur diatas benda kerja yang keras, juga sebagai penopan

(penahan) jika melakukan goresan pada benda kerja. Bahan yang

digunakan dalam pembuatan mistar baja adalah besi yang keras, tipis

dan mudah dilenturkan,adapun alasan mengapa dibuat agak lentur

adalah agar dapat digunakan untuk mengukur permukaan lengkung.

2.9. Kikir
Kikir adalah alat yang terbuat dari baja tempa yang memiliki

kandungan karbon yang tinggi. Kikir sengaja dibuat agak melengkung

pada satu sisinya dan dibuat agak tumpul, dikarenakan cara kerja dari

kikir itu sendiri, yaitu tekanan dan keseimbangannya yang tidak dapat

dihindari pada saat kikir sedang bergerak.Pada peraktek ini dalam

mengikir kami disarankan untuk mengunakan dua tahapan dalam

mengikir, yaitu pertama menggunakan kikir yang kasar terlebih

dahulu, dan yang kedua menggunakan kikir halus untuk tahap

terahirnya agar lebih rapih. Ada beberapa bentuk-bentuk dari kikir

antara lain kikir bulat, kikir setengah bulat, kikir persegi, kikir segi tiga,

dan lain sebagainya.

2.10 Palu

Palu atau martil adalah alat yang dipakai untuk memukul benda

kerja, misalnya paku. Palu terdiri dari duan bagian pokok, yaitu kepala

dan tangkai. Kepala dibuat dari baja, plastik, karet, kayu, aluminium,

atau tembaga. Sedangkan tangkai umumnya terbuat dari kayu, ada

juga yang terbuat dari logam tetapi tidak banyak.


2.11. Menggergaji

Menggergaji adalah suatu proses pemotongan terhadap benda

kerja yang sebelumnya telah ditandai dengan menggunakan

penggores. Penandaan ini dilakukan sebagai tanda agar pada saat

menggergaji tidak miring. Praktikan sangat perlu berhati-hati dalam

melakukan penggergajian agar diperoleh hasil yang baik dan

memuaskan.

Gergaji besi digunakan untuk memotong logam. Gergaji besi

terdiri dari rangka yang pada ujungnya terdapat pasak, yang berfungsi

sebagai pegangan daun gergaji. Salah satu pegangannya berulir dan

terdapat mur kupu-kupu untuk mengeraskan dan mengatur kedudukan

daun gergaji.

Daun gergaji dibuat dari baja wolfram. Rangkanya dibuat dari

besi dan tangkai dilapisi karet. Tebal daun gergaji 0,27, lebar 0,5 dan

panjangnya berkisar antara 6 sampai 12. Jumlah gigi tiap inci antara
14 sampai 32, ( gergaji halus bergigi antara 20 sampai 32, sedangkan

kasar antara 14 dan 18).

2.12. Mengebor

Mengebor adalah proses melubangi lubang kerja dengan

menggunakan mesin bor. Adapun macam-macam bor yang digunakan

yaitu bor listrik dan bor tangan. Ukuran-ukuran mata bor yang

digunakan juga bermacam-macam mulai dari 4 mm, 5 mm, 6 mm,

sampai 10 mm.

Dalam melakukan pengeboran sebaiknya menggunakan kacamata

pelindung agar percikan benda kerja yang di bor tidak mengenai mata.

Benda kerja sebaiknya diberikan cairan untuk memudahkan proses

pengeboran dan hasilnya memiliki kualitas yang baik. Sebelum

pengeboran terlebih dahulu dilakukan penandaan pada benda kerja

dengan menggunakan penitik. Penandaan ini bertujuan agar

pengeborannya tidak goyang sehingga menghasilkan lubang yang

baik.
2.13. Mengetap

Mengetap atau mengulir adalah proses membuat uliran pada

benda kerja yang sebelumnya telah dilubangi dengan bor. Tujuan dari

pengetapan ini adalah agar lubang yang ada dipasangkan baut. Tahap-

tahap dalam pengetapan yaitu menggunakan alat ulir mulai dari yang

paling renggang sampai yang paling rapat.

2.14. Countersink

Countersink adalah alat yang digunakan untuk membuat tempat

sekrup / baut. Countersink dilakukan pada benda kerja yang telah

dilubangi dengan menggunakan bor. Tujuan dari countersink yaitu

untuk menghilangkan ketajaman pada lubang yang telah di bor.

Dengan countersink maka ujung dari sekrup tersebut rata dengan


lubang pada bidang. Countersink juga dilakukan dengan cara

pengeboran tetapi countersinknya tidak sampai menembus benda

kerja. Countersink yang digunakan dalam praktek ini yaitu countersink

90 derajat.

2.15.Siku
Siku adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sudut-sudut

90 pada benda kerja agar menjadi persegi.

2.16. Obeng
Obeng adalah alat yang digunakan untuk memutarkan suatu

benda kerja (mur) pada alat kerja (terminal).


2.17. Tang

Tang adalah alat yang digunakan untuk mengupas kulit kabel

yang disebut dengan tang pemotong. Tang kombinasi adalah

tang yang digunakan untuk meluruskan kabel yang akan

digunakan pada ragum. Serta tang pembulat adalah tang yang

digunakan untuk membuat bulat alat kerja (kabel).

2.18. Jenis kabel

Ada beberapa macam jenis kabel yang digunakan dalam praktek

bengkel mekanik khususnya dalam proses pengerjaan latihan kedua

yaitu mata itik dan latihan terakhir yaitu pengawatan. Jenis-jenis kabel

yang digunakan adalah jenis kabel NYAF dan NYA. Jenis kabel NYA

berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel

udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.

Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya

yang relatif murah. Dan jenis kabel NYAF merupakan jenis kabel

fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC.


Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas

yang tinggi.

2.19. Wire duct

Wire duct adalah alat yang mengatur kawat di lemari, sehingga

lebih mudah untuk mengganti atau menambah kabel dan komponen.

Dengan adanya wire duct ini para praktikan jadi dapat dengan mudah

menyusun kawat ke terminal-terminal pengawatan. Para praktikan juga

dapat mengetahui dengan cepat bila ada kesalahan dalam

penyusunan atau pemasukan kabel ke terminal.

2.20. Jenis terminal

Latihan ketiga dalam bengkel mekanik adalah latihan pengawatan.

Saat latihan pengawatan praktikan akan memperoleh salah satu jenis

alat yang bernama terminal. Fungsi dari terminal adalah untuk

memasangkan kabel yang telah dikupas ujungnya terlebih dahulu.

Ujung kabel yang telah dikupas dimasukkan dan dirapatkan dengan

mur yang terdapat pada terminal dengan menggunakan obeng.


BAB III

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

NO MATERIAL JUMLAH / UNIT SATUAN KET


1 Gergaji Besi 2 Buah Lokal
2 Penitik 2 Buah Lokal
3 Penggores 2 Buah Lokal
4 Mistar Siku 2 Buah Lokal
5 Siku Blok 2 Buah Lokal
6 Jangka Sorong 2 Buah Lokal
7 Mesin Bor 2 Buah Lokal
8 Pengetap 2 Buah Lokal
9 Countersink 2 Buah Lokal
10 Wire Duct 2 Buah Lokal
11 Jangka Pegas 2 Buah Lokal
12 Tang Kombinasi 2 Buah Lokal
13 Tang Pembulat 2 Buah Lokal
14 Tang Pemotong 2 Buah Lokal
15 Palu 2 Buah Lokal
16 Ragum 2 Buah Lokal
17 Kabel NYA dan NYAF 2 Buah Lokal
18 Terminal 2 Buah Lokal
19 Tang Buaya 2 Buah Lokal
20 Obeng (+), (-) 2 Buah Lokal
21 Kikir 2 Buah Lokal
22 Scrup 2 Buah Lokal
23 Pipa PVC 2 Buah Lokal
24 Kleam 2 Buah Lokal
25 Cairan CuSO4 2 Buah Lokal
26 Mata Bor 2 Buah Lokal
27 Stamping 2 Buah Lokal
BAB IV

LANGKAH KERJA

4.1. Profil U

4.1.1. Latihan Menggergaji

Tahap-tahap dalam latihan menggergaji profil U yang berdimensi 65 x

43 x 100 untuk dijadikan berdimensi 65 x 30 x 80 adalah sebagai

berikut :

Menandai profil U dengan garis Bantu,

menandai jarak garis (dari garis bantu),

menandai dengan penitik pada garis jarak,

pencekaman benda kerja (tidak sampai membengkokkan benda

kerja),

menandai dengan kikir segitiga pada garis untuk awal

penggergajian,

potong garis pertama dengan gergaji tangan,

potong garis kedua dengan gergaji, dan

meratakan permukaan yang telah di gergaji.

4.1.2. Pembuatan profil U


Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan profil U adalah sebagai

berikut :

Setelah proses penggergajian selesai maka sisi luar profil U tadi

kita bersihkan dengan cara mengikirnya dan juga setiap sudut

profil U ini kita kikir sehingga menghasilkan sudut yang siku dan

rata,

kikir radius dalam yang membentuk setengah lingkaran,

kikir radius luar yang membentuk seperempat lingkaran,

bersihkan benda kerja dengan cairan ( CUS04 ) pada permukaan

yang akan ditandai,

gunakan penggaris baja untuk penandaan garis, dan untuk garis

radius gunakan jangka pegas dan penitik,

lakukan penandaan untuk pengeboran, gunakan jangka pegas

untuk penandaan lingkaran,

siapkan mesin bor, cekam benda kerja dengan ragum tangan.

Lakukan pengeboran dengan bertahap, gunakan countersink

untuk menghilangkan ketajaman,

hubungkan lubang yang telah di bor secara bertahap dengan

gergaji dan kikir,

setelah pengeboran selesai, kita lakukan penandaan untuk

menggergaji,
awal penggergajian dengan kikir segitiga, jaraknya sekitar 3

mm, harus lurus dan sesuai dengan ukurannya,

lakukan penggergajian 10 x 15 secara bertahap. Kemudian

selesaikan dengan kikir,

hubungkan lubang 16 dan 8 dengan menggunakan gergaji

dan kikir.

( Gambar 4.1. profil U)

4.2. Mata itik


Setelah mengerjakan praktek profil U, maka kita akan

mengetahui proses kerja mata itik. Adapun langkah kerjanya

yaitu sebagai berikut:

Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,

Latihan 1 :

- Ambil kawat yang tersedia ( NYA 1,5 mm ) kemudian

kupas ujungnya sekitar 10 mm. setelah itu pulir ujung

kabel yang telah dikupas dengan bentuk bundar dan

cara memulirnya harus searah jarum jam,

- selesai dipulir masukkan kabel di dalam baut, dan

- setelah kabel 1,5 selesai dipasang semua, lalu

pasangan kabel ( NYA 2,5 mm ) caranya sama dengan

kabel sebelumnya, begitu pula pada cara kerja kabel-

kabel berikutnya.

Latihan 2 :

- Kabel-kabel dibuat siku sama dengan gambar,


- membuat siku yang bervariasi dari setiap kabel sesuai

dengan gambar.

Latihan 3 :

- Tahap berikutnya membuat kabel siku, tapi posisi

sikunya menhadap keatas,

- setelah selesai rapikan pekerjaan dan pasang baut pada

mur yang dipasangi kawat. Kemudian periksa pekerjaan.

(Gambar 4.2.Mata itik)


4.3. Pengawatan

Tahap-tahap dalam pekerjaan latihan praktek pengawatan sebagai

berikut :

Sediakan alat dan bahan,

memahami gambar dalam job sheet,

kemudian, papan pengaman diukur sesuai ukuran gambar,

pasang wire duct beserta terminal-terminal yang akan

dipakai sesuai ukuran. Sambung kabel yang ada pada

terminal sesuai ukuran kabel atau nomor yang ada pada

gambar.

( Gambar 4.3. pengawatan )

BAB V

GAMBAR RANGKAIAN
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan selesainya penulisan ini laporan ini dapat kami simpulkan

hal-hal selama melakukan kegiatan praktek bengkel sebagai berikut:

1. Praktikan lebih kreatif, disiplin, dan dapat berpikir kritis dalam

melakukan dan mengaplikasikan praktek bengkel mekanik,

2. praktikan dapat menerapkan materi yang diberikan berupa teori,

yang praktikan aplikasikan langsung dengan praktek, yang

mana praktikan dapat membandingkan, menyelaraskan antara

teori dan praktek,

3. banyak pengetahuan dan pengalaman, yang praktikan peroleh

secara langsung saat mengikuti praktek, sehingga praktikan

dapat mengambil pelajaran dari pengalaman,

4. pada pengalaman kerja praktek sangat berarti dan besar

manfaatnya, khususnya pada praktikan karena dapat membantu

atau membuka pola pikir praktikan untuk lebih memantapkan

ilmu dan teknologi sesuai jurusan berdasarkan pengalaman di

praktek, terutama tujuan untuk melangkah ke dunia usaha

nantinya, dan
5. dengan adanya penulisan laporan ini praktikan lebih banyak

memperoleh teori dan praktek dari berbagai jenis kegiatan yang

telah praktikan lakukan,juga bertujuan agar praktikan

mengingat-ingat kembali, memahami dan dapat

menyampaikannya menjadi suatu laporan.

B. Saran dan Kritik

Selama praktek praktikan banyak mendapat pengalaman dan

manfaat yang sangat berarti.Namun manfaat tersebut belum cukup

untuk dijadikan pedoman. Karena penulis mengharapkan saran-saran

sebagai berikut:

1. Praktikan harus bekerja sesuai dengan tata tertib bengkel

mekanik dan mendengarkan intruksi untuk bekerja sesuai

dengan aturan,

2. bagi praktikan-praktikan yang nantinya akan melaksanakan

kegiatan praktek bengkel agar lebih giat, berkonsentrasi, dan

bersungguh-sungguh agar praktek dapat terselesaikan dengan

tepat waktu dan kongkrit,

3. praktikan juga menyarankan kepada pembimbing agar lebih

meningkatkan kerja sama dan komunikasi yang jelas dan benar

dengan peserta praktek, agar hasil praktek dapat terselesaikan

sesuai dengan yang diinginkan, semoga kedua belah pihak


mendapatkan hasil yang positif dengan diadakannya praktek kali

ini, dan

4. penulis juga menyarankan agar lebih banyak memberi teori pada

peserta praktek agar dalam pelaksanaan nantinya tidak terjadi

kekeliruan pada peserta praktek dan dapat memperoleh hasil

yang lebih baik dari kakak-kakaknya yang telah melaksanakan

praktek ini.

Penulis mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat guna

meningkatkan mutu pendidikan baik pada masa sekarang atau

berguna menjadi jembatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di

masa yang akan datang.

Penulis merasa cukup sekian, terima kasih kepada semua

pihak yang memberi saran dan kritik sehingga laporan Praktek

bengkel mekanik ini dapat terselesaikan.


BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

1. PEDC BANDUNG,1982.MECANICAL WORKSHOP

2. Drs. Daryanto,2000.FISIKA MEKANIK

3. Drs. Alfonso, 2002. PME, Balai Latihan Pendidikan Teknik

Makassar

4. Ir. Ahmad Chumaidi,1996. PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNIK

PEMELIHARAAN

BAB VIII

LAMPIRAN

Dalam bab ini penulis akan memberikan gambar alat dan bahan yang

ada pada bab II, serta gambar hasil praktek bengkel mekanik yang

dilaksanakan selama tiga minggu.


(Gambar 2.4.jangka sorong)

(Gambar 2.5 penitik dan penggores)

(Gambar 2.6.Stamping)
(Gambar 2.7.Jangka pegas)

(Gambar 2.8.Mistar baja)

(Gambar 2.9.Kikir)

(Gambar 2.10 Palu)


(Gambar. 2.11. Gergaji)

(Gambar. 2.12. Mesin Bor)

( Gambar 2.13. Mengetap )


( Gambar 2.14. Countersink )

(Gambar 2.15 Siku blok)

(Gambar 2.16 Obeng)

(Gambar 2.17.jenis tang)


(Gambar 2.18.jenis-jenis kabel)

(Gambar 2.19.wire duct)

(Gambar 2.20.Jenis Terminal)

Hasil praktek bengkel mekanik selama tiga minggu :


Praktek 1 :

( Gambar profil U)

(Gambar Mata itik)


( Gambar Pengawatan )

Anda mungkin juga menyukai