Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN INSTALASI PENERANGAN

PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN LAPANGAN


SEPAK BOLA

DOSEN MATA KULIAH


Purwito, S.T., M.T.

DISUSUN OLEH
1. Nurul Amalia (32119044)
2. Rachmat Hidayat (32119045)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019/2020
ABSTRAK

NAMA :- NURUL AMALIA


- RACHMAT HIDAYAT
KELAS : 1B D3 TEKNIK LISTRIK
HAL : LAPORAN TUGAS PROYEK
JUDUL : PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN LAPANGAN
SEPAK BOLA

Perkembangan ilmu pengetahuan dan juga kemajuan teknologi, kini


manusia menghendaki kehidupan yang lebih nyaman. Bagi masyarakat modern
saat ini, energi listrik merupakan kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Salah
satunya yaitu kebutuhan akan instalasi penerangan pada berbagai tempat seperti
rumah, lapangan, jalan, kafe, gedung-gedung perkantoran dan lain sebagainya. Di
Indonesia, penyedia energi listrik dikelola oleh pengusaha ketenagalistrikan (PT.
PLN), dan pelaksana instalasinya dikerjakan oleh instalatir. Dalam perencanaan
instalasi penerangan perlu dilakukan agar diperoleh hasil yang memuaskan bagi
pemakainya yang tentunya harus berdasarkan peraturan yang berlaku. Salah satu
perencanaan instalasi penerangan ialah pada lapangan sepak bola. Stadion
merupakan sarana paling penting dalam olahraga ini. Sebagai suatu arena hiburan
bagi para penggemar sepakbola. Stadion harus mampu memberikan kenyamanan
dan keamanan baik bagi pemain maupun penonton. Termasuk dalam hal
penerangan dalam stadion,baik lapangan maupun ruangan di dalam stadion.
Sasaran utama atau tujuan dari laporan dari tugas proyek perencanaan instalasi
penerangan lapangan sepak bola ini adalah merencanakan instalasi penerangan
pada lapangan sepak bola dan menghitung jumlah armature, daya penerangan
yang digunakan, besar kuat hantar arus, luas penampang, kapasitas MCB dan
besar catu daya pengganti yang digunakan pada instalasi penerangan lapangan
sepak bola.
Kata Kunci: listrik, instalasi penerangan, perancangan

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas proyek dari mata
kuliah Instalasi Penerangan dengan judul “Perencanaan Instalasi Penerangan
Lapangan Sepak Bola”.
Laporan proyek ini berisi mengenai apa saja yang berkaitan dengan instalasi
listrik pada bangunan-bangunan termasuk pada lapangan sepak bola. Penulis
menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dari dosen mata kuliah instalasi penerangan,
bapak Purwito, S.T., M.T. dan rekan-rekan lainnya maka laporan ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang terkait.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Makassar, 14 Januari 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
ABSTRAK........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 3
BAB III PERANCANGAN............................................................................ 12
BAB IV LAYOUT INSTALASI.................................................................... 16
BAB V KESIMPULAN.................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18
LAMPIRAN..................................................................................................... 19

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kabel NYY.................................................................................. 5


Gambar 2.2 Konstruksi MCB 1 Fasa.............................................................. 7
Gambar 2.3 Konstruksi Generator.................................................................. 11
Gambar 3.1 Sketsa Lapangan Sepak Bola Universitas Indonesia................... 12
Gambar 3.2 Penempatan Armature................................................................. 15
Gambar 4.1 Diagram Pengawatan................................................................... 16

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rekapitulasi Daya Penerangan........................................................ 13


Tabel 3.2 Daya Nyata yang Digunakan........................................................... 14
Tabel 3.3 Data Ukuran Genset......................................................................... 15

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari masa ke masa seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
juga kemajuan teknologi, kini manusia menghendaki kehidupan yang lebih
nyaman. Bagi masyarakat modern saat ini, energi listrik merupakan kebutuhan
primer atau kebutuhan pokok. Salah satunya yaitu kebutuhan akan instalasi
penerangan pada berbagai tempat seperti rumah, lapangan, jalan, kafe, gedung-
gedung perkantoran dan lain sebagainya.
Di Indonesia, penyedia energi listrik dikelola oleh pengusaha
ketenagalistrikan (PT. PLN), dan pelaksana instalasinya dikerjakan oleh instalatir.
Agar pemakai / konsumen listrik dapat memanfaatkan energi listrik dengan aman,
nyaman dan kontinyu, maka diperlukan instalasi listrik beserta komponen
pendukungnya, yang perencanaan maupun pelaksanaannya memenuhi standar
berdasarkan peraturan yang berlaku.
Dalam perencanaan instalasi penerangan perlu dilakukan agar diperoleh hasil
yang memuaskan bagi pemakainya yang tentunya harus berdasarkan peraturan
yang berlaku. Salah satu perencanaan instalasi penerangan ialah pada lapangan
sepak bola. Stadion merupakan sarana paling penting dalam olahraga ini. Sebagai
suatu arena hiburan bagi para penggemar sepakbola.
Stadion harus mampu memberikan kenyamanan dan keamanan baik bagi
pemain maupun penonton. Termasuk dalam hal penerangan dalam stadion,baik
lapangan maupun ruangan di dalam stadion. Agar nantinya stadion tersebut dapat
digunakan untuk pertandingan malam hari. Oleh karena itu, laporan ini dibuat
untuk merancang instalasi listrik pada lapangan sepak bola serta besar daya
penerangan yang akan digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun berbagai masalah yang dibahas dalam laporan perancangan instalasi
penerangan lapangan sepak bolah adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan instalasi listrik pada lapangan sepak bola.

1
2. Menentukan jumlah armature yang digunakan.
3. Menentukan besar kuat hantar arus, luas penampang dan kapasitas MCB yang
digunakan.
4. Menentukan rekapitulasi daya penerangan.
5. Menentukan besar catu daya pengganti.
1.3 Tujuan
Tujuan dari laporan dari tugas proyek perencanaan instalasi penerangan
lapangan sepak bola adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan instalasi penerangan pada lapangan sepak bola.
2. Menghitung jumlah armature, daya penerangan yang digunakan, besar kuat
hantar arus, luas penampang, kapasitas MCB dan besar catu daya pengganti
yang digunakan pada instalasi penerangan lapangan sepak bola.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Instalasi Listrik


Instalasi listrik adalah suatu sistem / rangkaian yang digunakan untuk
menyalurkan daya listrik (Electric Power) untuk kebutuhan manusia dalam
kehidupannya. Instalasi pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
instalasi penerangan listrik dan instalasi daya listrik. Yang termasuk didalam
instalasi penerangan listrik adalah seluruh instalasi yang digunakan untuk
memberikan daya listrik pada lampu. Pada lampu ini daya listrik / tenaga listrik
diubah menjadi cahaya yang digunakan untuk menerangi tempat / bagian sesuai
dengan kebutuhannya (Samaulah, 2002).
2.2 Prinsip-Prinsip Dasar Instalasi Listrik
Menurut Samaulah (2002), beberapa prinsip instalasi harus menjadi
pertimbangan pada pemasangan suatu instalasi listrik, tujuannya adalah agar
instalasi yang dipasang dapat digunakan secara optimum. Adapun prinsip –
prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keamanan. Yang dimaksud adalah keamanan secara elektrik untuk manusia,
ternak, dan barang lainnya apabila terjadi keadaan tidak normal dalam suatu
instalasi listrik.
2. Keandalan. Yang dimaksud adalah andal secara mekanik maupun secara
elektrik (instlasai bekerja pada nilai nominal tanpa timbul kerusakan).
Keandalan juga menyangkut ketepatan pengaman untuk menanggapi jika
terjadi gangguan.
3. Ketersedian. Yang dimaksud adalah kesiapan suatu instalasi melayani
kebutuhan baik daya, gawai, maupun perluasan instalasi yang mencakup
spare dari suatu instalasi, peralatan yang digunakan dan sebagainya.
4. Ketercapaian. Yang dimaksud adalah pemasangan peralatan instlasi yang
mudah dijangkau oleh pengguna dan di dalam mengoperasikan peralatan
tersebut juga mudah dan dapat dijangkau oleh konsumen.

3
5. Keindahan. Yang dimaksud dengan keindahan adalah pemasangan instalasi
listrik harus sesuai dengan dengan peraturan yang berlaku, yang posisi
peralatan - peralatan listrik sesuai pada tempatnya.
6. Ekonomis. Yang dimaksud ekonomis adalah biaya yang dikeluarkan untuk
instalasi harus sehemat mungkin karena besarnya biaya saja tidak selalu
menjamin mutu suatu instlasi, namun walaupun demikian mutu peralatan
tetaplah menjadi perhatian utama.
2.3 Penghantar
Pemasangan instalasi penerangan penghantar merupakan seutas kawat, baik
yang telanjang maupun yang terisolasi sebagai kabel yang berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik. Penghantar terdiri dua jenis yaitu kabel dan kawat.
Kabel merupakan penghantar yang dilapisi dengan bahan isolasi (penghantar
berisolasi). Sedangkan kawat merupakan penghantar tanpa dilapisi bahan isolasi
atau penghantar telanjang (Aji, 2009).
Menurut Aji (2009), cara menentukan penghantar yang digunakan untuk
pemasangan suatu instalasi penerangan adalah sebagai berikut:
1. Dihitung jumlah watt seluruh muatan penghantar tersebut, berdasarkan besar
muatan itu dihitung besar arus listrik yang mengalir pada kawat.
2. Dicari ukuran sekering utama yang melindungi hantaran pengisi (feeder),
dimana arus nominal dari sekering (patron lebur) harus lebih besar sedikit
atau sama dengan arus beban.
3. Faktor-faktor yang menentukan besarnya penghantar yang digunakan untuk
instalasi seperti: 1) Kuat arus yang dibutuhkan beban yang mengalir pada
penghantar tersebut, 2) Jenis penghantar dan macam isolasi yang digunakan,
3) Kerugian tenaga dan kerugian tegangan maksimum yang diperbolehkan, 4)
Ukuran minimum penghantar yang diperkenenkan dipasang menurut
peraturan-peraturan dalam keselamatan.
Mengenai penghantar yang akan digunakan dalam instalasi penerangan sepak
bola adalah kabel tanah yaitu kabel NYY. Pada prinsipnya susunan kabel NYY
sama dengan susunan kabel NYM, hanya tebal isolasi dan selubung luarnya, serta

4
jenis kompon PVC yang digunakan berbeda. Namun, kabel NYY memiliki
selubung luar yang berwarna hitam (Utami, 2015).

Gambar 2.1 Kabel NYY


Menurut Utami (2015), dalam
pemilihan jenis penghantar yang akan
digunakan dalam suatu instalasi dan
luas penghantar yang kan dipakai dalam
instalasi tersebut ditentukan
berdasarkan 6 pertimbangan yaitu
sebagai berikut:
1. Kemampuan Hantar Arus
Untuk menentukan luas penampang penghantar yang diperlukan maka,
harus ditentukan berdasarkan atau arus yang melewati penghantar tersebut. Pada
arus bolak balik satu fasa, arus nominal yang melewati suatu penghantar dapat
ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

(2.1)
Dimana :
I = Arus nominal (A)
P = Daya aktif (W)
V = Tegangan (V)
Cos φ = Faktor daya
2. Drop Tegangan (Susut Tegangan)
Adapun pembagian penentuan drop tegangan pada suatu penghantar dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu untuk arus searah, untuk arus bolak
balik satu fasa dan untuk arus bolak balik dua fasa.
Pada perancangan instalasi penerangan sepak bola ini digunakan arus bolak
balik satu fasa. Untuk menentukan rugi tegangan pada arus bolak balik satu fasa
ini dihitung berdasarkan luas penampang dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:

5
(2.2)
Dimana:
ΔU = Rugi tegangan dalam penghantar (V)
I = Kuat arus dalam penghantar (A)
l = Jarak dari permulaan penghantar sampai ujung (m)
3. Kondisi Suhu
Setiap penghantar memiliki suatu resistansi (R). Ketika penghantar tersebut
dialiri oleh arus maka akan terjadi rugi-rugi I2 R, yang kemudian rugi-rugi
tersebut akan berubah menjadi panas, lalu ketika dialiri dalam waktu t detik maka
panas yang terjadi adalah I2 R t, dan ketika dialiri dalam waktu yang cukup lama
ada kemungkinan menyebabkan terjadinya kerusakan pada penghantar tersebut.
Oleh karena itu, di dalam pemilihan penghantar faktor koreksi juga sangat perlu
untuk diperhitungkan.
4. Kondisi Lingkungan
Didalam pemilihan jenis penghantar yang digunakan harus disesuaikan
dengan kondisi dan tempat penghantar tersebut akan ditempatkan atau dipasang.
Apakah penghantar tersebut akan ditanam di dalam tanah atau di udara.
5. Kekuatan Mekanis
Penentuan luas penampang penghantar kabel juga harus diperhitungkan
apakah kemungkinan adanya tekanan mekanis ditempat pemasangan kabel itu
besar atau tidak, dengan demikian dapat diperkirakan besar kekuatan mekanis
yang mungkin terjadi pada kabel tersebut.
6. Kemungkinan Perluasan
Setiap instalasi listrik dirancang dan dipasang dengan perkiraan adanya
penambahan beban dimasa yang akan datang, oleh karena itu luas penampang
penghantar harus dipilih lebih besar minimal satu tingkat diatas luas penampang
sebenarnya, tujuannya adalah jika dilakukan penambahan beban maka penghantar
tersebut masih mencukupi dan susut tegangan yang terjadi akan kecil.
2.4 Pengaman

6
Pengaman adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk melindungi
komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus
beban lebih ataupun arus beban singkat, untuk menjaga agar jangan terjadi
kerusakan – kerusakan pada instalasi listrik yang disebabkan karena terjadinya
panas tersebut oleh beban yang berlebihan atau adanya hubung singkat, maka
perlu adanya pengaman instalasi tersebut (Utami, 2015).
Salah satu pengaman yang digunakan pada instalasi penerangan lapangan
sepak bola ini adalah MCB. MCB (Miniature Circuit Breaker) berfungsi sebagai
alat pengaman beban lebih dan hubung singkat. Cara kerja MCB adalah
memproteksi arus lebih yang disebabkan oleh terjadinya beban dan arus yang
lebih karena adanya hubung singkat. Prinsip kerjanya yaitu penggunaan
electromagnet untuk melakukan pemutusan hubungan yang disebabkan oleh
kelebihan beban dengan relai arus lebih (Harten, 1999).
Pengaman yang digunakan pada perencanaan instalasi penerangan lapangan
sepak bola ini berupa MCB satu fasa dengan gambar konstruksi sebagai berikut:

Gambar 2.2 Konstruksi MCB 1 Fasa

2.5 Penerangan
Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek
secara visual. Pada banyak industri, penerangan mempunyai pengaruh terhadap

7
kualitas produk. Kuat penerangan baik yang tinggi, rendah, maupun menyilaukan
berpengaruh terhadap kelelahan mata maupun ketegangan syaraf. Untuk
memperoleh kualitas penerangan yang optimal IES (Illumination Engineering
Society) menetapkan standar kuat penerangan untuk ruangan (Muhaimin, 2001).
Menurut Muhaimin (2001), pembahasan lebih jauh tentang perhitungan
penerangan diperlukan pemahaman terhadap definisi-definisi yang relevan
meliputi:
1. Sudut Ruang (ω)
Pancaran cahaya di udara bebas sifatnya meruang seperti bola, sudut bidang
adalah sebuah titik potong 2 buah garis lurus. Besar sudut bidang dinyatakan
dengan derajat ( 0 ) atau radian (rad). Sudut ruang adalah sudut yang dibatasi oleh
permukaan bola dengan titik sudutnya. Besar sudut ruang dinyatakan dengan
steradian (sr). Steradian adalah besarnya sudut yang terpancang pada titik pusat
bola oleh permukaan bola seluas kuadrat jari-jari bola.
2. Energi Cahaya (Q)
Energi cahaya atau kuantitas cahaya (Q) merupakan produk radiasi visual
(arus cahaya) pada selang waktu tertentu, dinyatakan dengan lumen detik (lm.dt).
Energi cahaya ini penting dinyatakan untuk menentukan banyaknya energi listrik
yang digunakan pada suatu instalasi penerangan.

(2.3)
3. Arus Cahaya (φ)
Aliran rata-rata energi cahaya adalah arus cahaya atau fluida cahaya (F). Arus
cahaya didefinisikan sebagai jumlah total cahaya yang dipancarkan sumber
cahaya setiap detik. Setiap lampu listrik memiliki efikesi yaitu besarnya lumen
yang dihasilkan suatu lampu setiap watt (lm/W).

(2.4)

4. Intensitas Cahaya (I)


Intensitas cahaya (I) dengan satuan kandela (cd) adalah arus cahaya dalam
lumen yang didefinisikan setiap sudut ruang (pada arah tertentu) oleh sebuah

8
sumber cahaya. Kata kandela berasal dari candle (lilin) merupakan satuan tertua
pada teknik penerangan dan diukur berdasarkan intensitas cahaya standar.

(2.5)
5. Kuat Penerangan (E)
Kuat penerangan (E) adalah pernyataan kuantitatif untuk arus cahaya (Φ)
yang menimpa atau sampai pada permukaan bidang. Kuat penerangan disebut
pula tingkat penernagan atau intensitas penerangan merupakan perbandingan
antara intensitas cahaya (I) dengan permukaan luas (A) yang mendapat
penerangan.

(2.6)
6. Luminasi (L)
Luminansi (L) merupakan besaran penerangan yang erat kaitannya dengan
kuat penerangan (E). Luminansi adalah pernyataan kuantitatif jumlah cahaya yang
dipantulkan oleh permukaan pada suatu arah. Luminansi suatu permukaan
ditentukan oleh kuat penerangan dan kemampuan memantulkan cahaya oleh
permukaan. Kemampuan memantulkan cahaya oleh permukaan disebut faktor
refleksi atau reflektansi (δ). Luminansi didefinisikan sebagai intensitas cahaya
dibagi dengan luas permukaan (As) bidang yang mendapatkan cahaya (cd/m2).

(2.7)
2.6 Pentanahan
Atas dasar keamanan maka di perlukan bahkan diharuskan setiap instalasi
listrik harus mempunyai saluran ke tanah yang baik, suatu saluran ketanah yang
baik mempunyai tahanan pentanahan yang rendah dan konstruksi atau instalasi
pelaksanaan yang sesuai dengan peraturan keamanan (Utami, 2015).
Pengembangan dengan pentanahan dapat dibuat dengan pertolongan
elektroda – elektroda pentanahan. Elektroda pentanahan adalah sebagian daripada
hubungan pentanahan yang memberikan kontak langsung dengan pentanahan

9
sehingga bagian – bagian yang ditanhakan itu dengan saluran pentanahan dapat
berhubungan.
Yang dapat dipergunakan sebagai elektroda – elektroda pentanahan adalah:
1. Pipa – pipa pentanhan dari baja campuran seng.
2. Batang - batang pentanahan dari baja yang banyak campuran sengnya.
Yang dapat dipergunakan sebagai saluran pentanahan adalah :
1. Kawat tembaga yang dipisahkan tersendiri, dicampur timah dengan
penampang 6mm2, untuk bagian yang diatas tanah dan 25 mm2 untuk yang
dibawah tanah
2. Warna kabel pentanahan adalah warna kuning – hijau
3. Kawat – kawat pentanahan yang dimasukkan bersama – sama dengan kawat
– kawat penghantar arus didalam pipa yang sama dan yang penampangnya
sama besarnya dengan penampang kawat – kawat penghantar arus
4. Pentanahan pada instalasi listrik atau pabrik dilakukan persyaratan yang
tinggi dibandingkan dengan instalasi listrik untuk penerangan yang meliputi
tahanan pentanahannya dan saluran pentanahannya.
2.7 Catu Daya Pengganti
Catu daya atau Power Supply adalah perangkat elektronika yang berguna
sebagai sumber daya untuk perangkat lain. Secara umum istilah catu daya berarti
suatu sistem penyearah-filter yang mengubah ac menjadi dc murni. Sumber DC
seringkali dapat menjalankan peralatan-peralatan elektronika secara langsung,
meskipun mungkin diperlukan beberapa cara untuk meregulasi dan menjaga suatu
ggl agar tetap meskipun beban berubah-ubah. Energi yang paling mudah tersedia
adalah arus bolak-balik, harus diubah atau disearahkan menjadi dc berpulsa
(pulsating dc), yang selanjutnya harus diratakan atau disaring menjadi tegangan
yang tidak berubah-ubah. Tegangan dc juga memerlukan regulasi tegangan agar
dapat menjalankan rangkaian dengan sebaiknya (Purnamasari, 2014).
Generator dapat berperan sebagai catu daya pengganti. Generator adalah
sumber tegangan listrik yang diperoleh melalui perubahan energi mekanik
menjadi energi listrik. Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi

10
elektromagnetik, yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam medan magnet
sehingga timbul GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi (Darmawan, 2008).

2.3 Konstruksi Generator

11
BAB III
PERANCANGAN

3.1 Deskripsi Lapangan Sepak Bola


Lapangan yang dijadikan objek instalasi penerangan adalah lapangan sepak
bola Universitas Indonesia. Lapangan ini berukuran 110 m x 75 m.

Gambar 3.1 Sketsa Lapangan Sepak Bola Universitas Indonesia


Untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang sesuai pada setiap tiang,
maka perlu dilakukan perhitungan jumlah armatur yang dapat dilakukan setelah
kita mengetahui jenis lampu yang digunakan dalam lapangan sepak bola.
3.2 Instalasi Penerangan
Berikut perhitungan untuk mennentukan jumlah armature yang digunakan
pada lapangan sepak bola ini:
Untuk penentuan jumlah armature:
1. Jenis lampu yang digunakan adalah lampu metal halide (lampu Philips HPI-
T) sebesar 2000 watt.
2. Fluks cahaya lampu (F) 19000 lumen.
3. Kuat Penerangan (E) 800 lux
4. Luas Lapangan 110 m x 75 m
5. Faktor Deprisiasi (kd) = 0,8
6. Dari katalog didapatkan ŋarm = 0,6
Dari data-data diatas maka jumlah armature yang dibutuhkan pada lapangan
ini yaitu:

12
Ex A
n¿
F x Kd x ŋarm
800 ( 110 x 75 )
n¿
190000 x 0.8 x 0.60
= 72,36 Armature atau 72 Armature
Dikarenakan terdapat empat tiang, maka jumlah armature yang dibutuhkan
pada setiap tiang yaitu:
72
n= = 18 Armature setiap tiang
4
3.3 Spesifikasi Lapangan dan Daya yang digunakan
Spesifikasi dari lapangan sepak bola ini yaitu terdapatnya tiang pada setiap
sudut lapangan yang menjadi tempat untuk penerangan. Berikut tabel rekapitulasi
daya penerangan pada lapangan sepak bola
Tabel 3.1 Rekapitulasi Daya Penerangan

DAYA
JENIS LAMPU JUMLAH (buah) DAYA per LAMPU
KESELURUHAN
philips HPI-T 72 buah 2000 watt 144000 watt

Untuk besar kuat hantar arus, luas penampang dan kapasitas MCB dihitung
sebagai berikut:
P
¿
I V x cos θ
¿
¿
144000
¿
I 220 x 0.9 = 727,27 A
¿
¿
727
I= =90,87
8
Dibagi dengan 8 karena penerangan untuk lapangan ini menggunakan 8
MCB. Jadi setiap 1 MCB berkapasitas 3x35 atau 105A. Sedangkan besar KHA
yaitu 125% dari arus nominal 125% dari 90,87 A = 113,58 A (50 mm).
Pada daya nyata yang digunakan, MCB utamanya dihitung seperti berikut:
Total daya yang dipakai = 144000 Watt
Besar daya nyata = 144000/80%

13
= 180000 VA
Maka lapangan ini merupakan PLN dengan 197000 VA dan merupakan
pelanggan PLN tingkat tinggi. Tegangan tinngi berkisar dari 35kV – 245kV.
Tabel 3.2 Daya Nyata yang Digunakan

3.4 Penempatan Titik Lampu


Penempatan titik lampu dapat dilihat pada gambar perancangan instalasi
penerangan. Hal tersebut dilakukan agar mendapatkan penerangan yang seimbang
dan merata disetiap sudut lapangan. Selain itu, tetap memperhitungkan kerapihan

14
dan keselarasan dalam penempatan titik lampunya. Berikut penempatan titik
lampu lapangan tersebut:

Gambar 3.2 Penempatan Armature


3.5 Catu Daya Pengganti
Sumberdaya cadangan dengan generatorset dapat dikatakan sebagai pengelu
aran anggaran yang tidak produktif untuk itu harus dipertimbangkan beban
tertentu saja yang perlu dilayani oleh genset, sehingga daya yang digunakan
genset tidak terlalu besar.
Tabel 3.3 Data ukuran genset
Daya
pembangkit Ruangan (m) Pintu (m)
(KVA)
Panjang (pr) Lebar (lr) Tinggi (tr) Lebar (lp) Tinggi (tp)
20-60 5 4 3 1,5 2
100-200 6 4,5 3,5 1,5 2
250-550 7 5 4 2,2 2
650-1500 10 5 4 2,2 2
Jadi ukuran ruang genset yang digunakan dalam lapangan ini adalah yang
daya pembangkitnya sebesar 250-550 kVA .

BAB IV
LAYOUT INSTALASI

15
Hasil dari seluruh perancangan dan perhitungan pada bab sebelumnya yang
akan diterapkan pada lapangan sepak bila tergambar pada layout instalasi, dengan
gambar sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Pengawatan

16
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan perancangan instalasi penerangan lapangan sepak bola yang


telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Perancangan instalasi penerangan dilakukan pada lapangan sepak bola
Universitas Indonesia yang menjadi objek dimana pada tiap sudut lapangan
terdapat tiang listrik sebagai penerangan.
2. Jumlah armature yang digunakan yaitu 18 armature setiap tiang, daya
penerangan yang digunakan yaitu sebesar 144000 watt, setiap 1 MCB
berkapasitas 3x35 atau 150A, besar KHA yaitu 125% dari arus nominal
125% dari 90,87A = 113,58A dan besar catu daya pengganti yaitu berkisar
250-550 kVA.

17
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Syaifuddin. 2009. Model Pembelajaran Mata Diklat Dasar Instalasi
Penerangan Listrik Dengan Trainer Instalasi Penerangan Rumah Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I TPTL di SMK N 3 Semarang
Tahun 2009. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Darmawan, Chandra Purna. Rizal, Ahmad. Murty, M. Ary. 2008. Realisasi dan
Perancangan Perangkat Kontrol Sistem Catu Daya di SMKN 2 Kendal
dengan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi Yogyakarta.

Harten, Van. Setiawan, E. 1999. Instalasi Arus Kuat. Palembang: Penerbit Unsri.

Muhaimin. 2001. Teknologi Pencahayaan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Purnamasari, Dea. 2014. Rancang Bangun Catu Daya Terprogram Dengan


Tampilan Arus dan Tegangan Berbasis Mikrontroler. Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya.

Samaulah, Hazairin. 2002. Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Palembang: Penerbit


Unsri.

Utami, NP. 2015. Sistem Penerangan di Gedung Kuliah I Teknik Sipil.


Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

18
LAMPIRAN

1. Tampilan Stadion Tampak Atas

2. Tampilan Stadion Tampak Samping

3. Tampilan Stadion Tampak Depan

19
4. Tabel Luas Penampang Kabel dan KHA

20

Anda mungkin juga menyukai