Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuatan laporan bengkel pada akhir semester setelah melakukan
praktek merupakan sebuah kewajiban bagi mahasiswa Politernik Negeri Padang,
hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat membandingkan antara teori dan
praktek, dan untuk menerapkan disiplin, serta melatih kesabaran dan ketekunan
dalam melakukan suatu pekerjaan.
Praktek yang dilakukan adalah latihan pembuatan profil U. Dalam
pengerjaannya juga untuk melatih menggunakan kikir, menggunakan gergaji,
serta menggunakan alat alat lainnya.
Tujuan dari praktek ini adalah membiasakan dan mempermudah
mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugas bengkel pada semester berikutnya,
karena praktek bengkel pada semester ini merupakan dasar-dasar penggunaan
alat-alat pada bengkel mekanik.
Dan dengan adanya laporan pada akhir semester ini dosen dapat
mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dan pemahamannya dalam
mengerjakan job-job yang diberikan pada mata kuliah bengkel mekanik.

1.2 Tujuan
Pada waktu pelaksanaan praktek bengkel diharapkan mahasiswa dapat
melakukan pekerjaan yang sulit ataupun yang mudah.
Adapun tujuan dari praktek dasar teknologi mekanik ini terbagi menjadi dua
kompetensi, yaitu :
a. Kompetensi utama
Setelah melakukan praktek latihan kerja bangku (profil U) ini maka
mahasiswa telah memiliki kompetensi utama, diantaranya :
1. Mahasiswa mampu memilih perkakas yang diperlukan dan menjelaskan
kegunaan yang semestinya dan perawatannya dan menjalankan keselamatan
kerja pada saat melakukan pekerjaan praktek latihan kerja bangku (profil U).

1 ARDIANSYAH
b. Kompetensi penunjang
Selain kompetensi utama, maka diharapkan mahasiswa telah mempunyai
kompetensi penunjang, diantaranya :
1. Mahasiswa telah mengenal dan mengetahui cara menggunakan peralatan
yang dipakai untuk melakukan pekerjaan latihan kerja bangku (profil U).
2. Mahasiswa mampu memilih dan menentukan peralatan yang sesuai
dengan pekerjaan praktek latihan kerja bangku (profil U).
3. Mahasiswa telah mengenal dan mengetahui cara menggunakan peralatan
yang dipakai untuk melakukan pekerjaan latihan kerja bangku (profil U).
4. Mahasiswa mampu dan bisa membaca jobsheet untuk diaplikasikan
menggunakan St 37.

1.3 Organisasi Bengkel


Adapun urutan penanggung jawab keselamatan kerja atau keselamatan
bengkel adalah sebagai berikut :
a. Instruktur
Adapun tanggung jawab instruktur bekerja dengan baik, bertugas dan
berkewajiban untuk
 Memberikan instruksi yang baik dan benar.
 Menyelidiki sebab terjadinya kecelakaan dan kerusakan.
 Melaporkan segera bila terjadi kecelakaan,kerusakan pada mesin maupun
kerusakan pada alat.
b. Storeman
Adapun tugas sebagai storeman adalah harus bertanggung jawab penuh
terhadap alat-alat dan mesin-mesin yang ada di dalam bengkel. Storeman
berkewajiban untuk :
 Mencatat keluaran masuk barang
 Mencatat kerusakan alat-alat
 Memberikan alat yang tepat untuk digunakan kepada pekerja atau
praktikan
 Memelihara alat-alat kerja

2 ARDIANSYAH
c. Pekerja atau praktikan
Setiap pekerja atau praktikan haruslah waspada pada saat bekerja karena jika
tidak teliti dan waspada bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap
pratikan ataupun terhadap alat yang digunakan. Oleh karena itu, pekerja atau
praktikan harus mengikuti peraturan-peraturan dalam melakukan praktek, yaitu:
 Bertindak dengan tepat dan benar jika terjadi suatu kecelakaan dan
memberikan laporan kepada instruktur.
 Segera melaporkan jika terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan
 Menerangkan sebab-sebab terjadinya kecelakaan.
 Mentaati peraturan dan instruksi instruktur.
 Mentaati instruksi untuk bekerja dengan baik dan benar

1.4 Kesadaran dan Keselamatan Kerja


Keselamatan disini sama halnya keselamatan mengendarai kendaraan.
Mahasiswa harus menyadari pentingnya menggunakan pakaian praktek dan
perlengkapan penunjang lainnya dalam melakukan praktek di bengkel untuk
mengatisipasi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Mahasiswa hendaknya
menggunakan perlengkapan instalasi, peralatan dan alat-alat potong yang terdapat
di bengkel direncanakan untuk memotong, membentuk, mengukur dan sebagainya
sesuai dengan bidang pekerjaan yang dikehendaki. Mengenai pakaian praktek
khususnya saat menggunakan mesin bor yang perlu diperhatikan adalah :
 Yang pertama adalah baju, baju haruslah dikancingkan sampai kebawah,
agar lempeng besi atau bran yang dibor tidak masuk kebaju
 Untuk baju lengan panjang sebaiknya lengan baju dikancingkan sebab
akan mengganggu pada saat pengeboran
 Memakai sarung tangan pada waktu pengeboran sangatlah berbahaya, tapi
pakailah pada waktu mesin bor berhenti untuk membuka mata bor
 Pada waktu pengeboran diharuskan memakai kacamata pengaman, sebab
pada waktu melakukan pengeboran banyak bran atau serbuk-serbuk besi
yang berterbangan yang apabila terkena mata dapat menyebabkan
kerusakan yang fatal.

3 ARDIANSYAH
 Sepatu sebaiknya digunakan sepatu kulit atau sepatu yang keras pada
bagian ujungnya. Hal ini bertujuan untuk melindungi kaki dari timpaan
benda yang jatuh
 Bagi perempuan jilbab sebaiknya dimasukkan ke dalam baju agar tidak
mengganggu sewaktu bekerja
 Penjepit benda kerja harus kuat dan posisinya harus benar-benar
rata/horizontal.
 Kurangi tekanan pada saat pengeboran akan tembus/berakhir dan gunakan
pendingin, angkat kembali untuk memotong geramnya.
 Perhatikan pada saat mengetap, proses gerakan tangan untuk mata tapi
usahakan harus ada putaran balik setiap satu gerakan putar
 Keselamatan alat dan mesin
Pada saat melakukan pekerjaan bengkel pengguna alat harus mengetahui
kondisi alat-alat mesin yang digunakan misalnya pemberian pelumas putaran
mesin bor, memberi pelumas pada ragum, membersihkan setelah menggunakan
alat dan mesin supaya menjaga mesin tetap awet dan tidak mudah rusak.
 Keselamatan Benda Kerja
Apapun pekerjaan yang kita lakukan kita juga harus memperhatikan
keselamatan lingkungan sekitar sebab lingkungan juga mempengaruhi
keselamatan kita, contohnya pada saat pengeboran, benda kerja harus dicekam
dengan ragum atau alat sejenisnya supaya hasil pengukuran yang kita inginkan
sesuai dengan hasil pengeboran.Untuk menghasilkan kerja yang baik kita harus
menjaga benda kerja.
Kalau kita tidak menggunakan aturan keselamatan mungkin terjadi kecelakaan
yang tidak kita inginkan begitu juga dengan pekerjaan bengkel segala
perlengkapan keselamatan sebaiknya digunakan semua jenis keselamatan kerja
diatas.
Pada waktu melakukan pengeboran benda kerja yang berukuran kecil harus
dicekam dengan ragum atau alat sejenisnya agar tidak bergeser atau lari dari
kedudukannya sewaktu melakukan pengeboran.
 Keselamatan Pada Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi dalam kita bekerja dan harus mempunyai
rasa timbal balik terhadap lingkungan. Didalam proses pengeboran kita harus

4 ARDIANSYAH
mengoreksi dan mengetahui, bahwa lingkungan juga mempengaruhi keselamatan
kita dan harus bisa memberi perasaan atau keselamatan pada lingkungan.
Segala perlengkapan instalasi,peralatan dan alat-alat potong yang terdapat
dibengkel sudah direncanakan untuk memotong, membentuk, mengukur dll,
sesuai dengan bidang kerja yang dikehendaki. Walaupun benda kerja itu mati dan
tidak bisa berfikir, akan tetapi dapat berfungsi bila dikendalikan.
Maka sebagai pedoman keselamatan kita harus memikirkan bahwa penyebab
kecelakaan sangat banyak, dengan mudah dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
 Benda-benda putar yang menjepit tangan dan merusak pakaian
 Aliran listrik yang merusak dan membakar
 Asam yang merusak
 Panas api yang membakar
 Kecelakaan yang tidak disanggka
 Ujung sisi tajam yang memotong
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita memulai pekerjaan bengkel :
a) Mesin dan alat kerja
Sebelum bekerja pada suatu mesin atau sebuah alat kerja kita harus
mempertimbangkan dan mengingat akan keselamatan kerja, sehingga program
kerja akan bekerja dengan lancar seperti :
 Lingkungan dan suasana kerja
 Mesin dan alat mana yang harus digunakan
 Pengaman kerja
 Kebersihan mesin dan alat
b) Perlengkapan diri sendiri
 Rambut yang panjang diberi pelindung
 Gunakan sepatu yang sesuai
 Gunakan sarung tangan jika diperlukan
 Jangan memakai dasi
 Menggunakan pakaian yang sesuai dan rapi
 Jangan menyimpan benda tajam disaku
 Gunakan kacamata khusus
 Jangan memakai perhiasan di tangan

5 ARDIANSYAH
c) Kebersihan
 Gunakan pakaian kerja sebersih mungkin
 Meja tempat bekerja harus bersih sebelum dan sesudah bekerja
 Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja
d) Keselamatan Kerja di Bangku Kerja
Adapun kecelakaan yang terejadi dibangku kerja kebanyakan disebabkan oleh
penggunaan alat-alat yang salah atau tidak hati-hati.
Adapun kecelakaan ini disebabkan oleh ujung alat potong atau benda kerja
yang tajam, pencegahannya adalah sebagai berikut :
 Bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai
 Jangan menyimpan alat yang tajam dikantong pakaian kerja
 Gunakan alat-alat yang sesuai dengan kondisi yang baik
 Pergunakan alat dengan baik dan benar
 Bekerja dengan hati-hati
 Pergunakan alat-alat yang berujung tajam mengarah menjauhi kita
 Alasi alat-alat presisi dengan lap halus
 Ambillah alat dengan hati-hati
 Lindungi alat-alat yang tajam dengan gabus atau alat-alat lainnya
 Pisahkan alat-alat ukur presisi dengan alat-alat potong
 Simpanlah alat-alat terpisah satu sama lain.

6 ARDIANSYAH
BAB II
PENGENALAN ALAT

Di dalam bengkel terdapat banyak alat-alat yang mempunyai fungsi dan


kegunaan tertentu. Oleh karena itu, kita harus mengetahui cara menggunakan alat-
alat tersebut agar kita dapat menggunakan alat-alat tersebut sesuai fungsinya.
Dengan begitu akan dihasilkan benda kerja yang baik dan sesuai dengan yang
diinginkan.
Berikut adalah pengenalan alat-alat yang digunakan ketika praktek latihan
kerja bangku (profil U) :

2.1 Ragum(Vise) dan alas ragum


Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan
dikikir, dipahat, digerjaji, di tap, di sney, dan lain-lain.
Cara menggunakan ragum adalah dengan memutar tangkai (handle) ragum,
maka mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas benda kerja yang
sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat
terpahat, terkikir, dan lain sebagainya dengan cara sebelum menjepit benda kerja
dengan ragum, lapisi ragum dengan alas ragum. Dalam sebuah ragum terdapat
bagian-bagian antara lain sperti telihat pada gambar 2.1 adalah :
- Rahang gerak
- Rahang tetap
- Tangkai

Gambar 2.1 Ragum

7 ARDIANSYAH
2.2 Kikir (File)
Kikir adalah suatu alat untuk mengikir benda kerja agar diperoleh
permukaan yang rata dan halus yang dilakukan dengan tangan. Kikir juga
berfungsi pada pekerjaan penyayatan besi untuk meratakan dan menghaluskan
suatu bidang, membuat rata suatu bidang dan menyiku antara bidang satu dengan
bidang lainnya, dengan bagian-bagian dari kikir tersebut dapat dilihat pada
gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Bagian-bagian utama dari kikir


Jenis-jenis kikir serta kegunaannya/fungsinya :
a) Kikir gepeng
Kikir ini berguna untuk meratakan membuat bidang sejajar tegak lurus.

Gambar 2.2.1 Kikir gepeng


b) Kikir persegi (square)
Kikir ini berguna untuk membuat bidang rata agar siku, antara bidang
yang satu dengan yang lain.

Gambar 2.2.2 Kikir persegi empat (square)

8 ARDIANSYAH
c) Kikir persegi tiga (triangle)
Kikir ini berguna untuk meratakan serta menghaluskan bidang yang
berbentuk sudut 60 derajat, atau lebih besar (sering digunakan untuk mengkir
mata gergaji).

Gambar 2.2.3 Kikir persegi tiga (triangle)


d) Kikir setengah bulat (half round)
Kikir ini berguna untuk, menghaluskan atau meratakan suatu bidang
Cekung.

Gambar 2.2.4 Kikir setengah bulat (half round)


e) Kikir bulat (round)
Kikir bulat bergunna untuk menghaluskan serta menambah diameter suatu
lubang bulat.

Gambar 2.2.5 Kikir bulat (round)


Cara penggunaan kikir
- Pemegangan dan penekanan kikir
Tangkai kikir harus dipegang dengan tangan kanan dengan ibu jari berada
diatas tangkai kikir, sedangkan jari telunjuk mengikuti panjang tangkai kikir
terlihat seperti gambar 2.2.6 dibawah ini :
9 ARDIANSYAH
Gambar 2.2.6 Cara megang tangkai kikir

Gambar 2.2.7 Cara-cara mengkir


- Gerakan badan dan ayunan kikir
Mengikir merupakan suatu pekerjaan yang sepenuhnya menggunakan
anggota badan dan tenaga yang cukup besar serta berlangsung dalam waktu yang
cukup lama. Kondisi ini tentunya perlu disertai dengan kenyamanan kerja dalam
artian antara gerakan badan, pengaturan tenaga dan perasaan dapat berjalan serasi.

2.3 Penitik(Scriber)
penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja.
Penitik terbuat dari bahan baja karbon tinggi yang dikeraskan. Sedangkan
ujungnya runcing membentuk sudut 30° sampai 90°.

Gambar 2.3 Penitik

10 ARDIANSYAH
Cara menitik
- Mengukur dan membuat perpotongan garis ditempat yang akan dititik.
- Kemudian memegang penitik miring sedemikian rupa dan menempatkan
ujung penitik tepat pada perpotongan garis, kemudian menegakkan penitik
dan memberi satu kali pukulan ringan.
- Setelah memeriksa ketepatannya maka hasil penitikan dapat diperbesar
dengan menitik sekali lagi dengan pukulan yang lebih keras.

Gambar 2.3.1 Cara menitik

2.4 Penggores (Scratcher)


Penggores (alat gores) adalah suatu alat untuk menarik garis-garis gambar
pada permukaan benda kerja yang akan dikerjakan selanjutnya. Alat penggores ini
terbuat dari bahan baja perkakas, dimana bagian badannya dibuat kartel (gerigi)
agar tidak licin pada waktu di pegang. Salah satu atau kedua ujungnya dibuat
runcing membentuk sudut lebih kurang 30°.

Gambar 2.4 Penggores

11 ARDIANSYAH
Cara penggunaan :
Untuk mendapatkan garis lurus diatas benda kerja, penggores harus
dimiringkan membentuk sudut 20° sampai 25°. Dan tekan penggores pada benda
kerja. Condongkan penggores kearah maju. Untuk mendapatkan garis lurus
ataupun sudut siku, maka kita juga perlu menggunakan alat bantu seperti mistar
baja ataupun penggaris siku.

Gambar 2.4.1 Cara-cara menggores pada benda kerja

2.5 Gergaji besi


Gergaji tangan adalah perkakas tangan yang terdiri dari sengkang dan daun
Gergaji. Sengkang gergaji ada yang tetap dan ada yang dapat diatur panjang
pendeknya menyesuaikan panjang daun gergaji yang digunakan. Sengkang gegaji
berfungsi sebagai pemegang sekaligus penegang daun gergaji saat digunakan.
Daun gergaji berupa baja tipis bergigi tajam pada salah satu atau kedua sisinya
yang digunakan untuk memotong/mengikis benda kerja. Daun gergaji adalah
sangat keras karena terbuat dari baja perkakas yang pada umumnya dari baja
kecepatan tinggi (Hight Speed Steel/HSS).

Gambar 2.5 Gergaji

Daun gergaji khususnya gergaji untuk logam memiliki gigi-gigi yang lebih
lembut daripada gergaji kayu. Gigi-gigi daun gergaji untuk logam selalu condong
kesatu arah dan diberi penyimpangan ke kanan maupun kekiri untuk
menghasilkan lebar hasil potongan melebihi tebal daun gergaji untuk menghindari
terjepitnya daun gergaji pada celah hasil pemotongan. Ada tiga model
penyimpangan gigi gergaji dan setiap model penyimpangan memiliki fungsi
masing-masing (lihat gambar 2.5.1).

12 ARDIANSYAH
Gambar 2.5.1 Penyimpangan gigi gergaji

Bingkai gergaji ada yang dibuat dari pipa baja, baja pejal, atau pelat baja
yang dibentuk. Bingkai gergaji harus kuat dan tidak mudah bengkok, karena harus
mampu menegangkan daun gergaji saat digunakan. Bingkai gergaji dapat
menyesuaikan dengan panjang daun gergaji melalui bingkai yang dapat disetel
atau melalui pilihan lubang-lubang yang ada pada baut penegang. Pada baut
penegang umumnya dipasang baut kupu-kupu untuk mengencangkan daun
gergaji.

Tabel 3.2 Jumlah gigi gergaji dan penggunaannya

Cara menggergaji
a) Jepitlah benda kerja sesuai perintah kerja atau instruksi pengampu,

13 ARDIANSYAH
b) Gunakan gergaji secara maksimal sepanjang yang ada giginya
c) Peganglah gagang dan ujung bingkai gergaji dengan mantap
d) Menggergaji jangan tergesa-gesa, aturlah ritme menggergaji kira-kira
empat puluh gerakan dalam satu menit
e) Garis batas pemotongan jangan terlalu jauh dengan rahang ragum
f) Berikan tekanan pada gergaji hanya pada saat gergaji maju

Gerakan mundur Gerakan maju


(tanpa tekanan) (dengan tekanan)

Gambar 2.5.2 Penjepitan benda kerja pada ragum

2.6 Mesin bor


Mesin bor merupakan sebuah mesin dengan gerakan memutarkan alat
pemotong dengan arah pemakaiannya mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut.
Mesin ini dapat digunakan untuk mengebor atau membuat lubang berbentuk bulat

Gambar 2.6 Mesin bor duduk


Teknik pengeboran
Teknik pengeboran dimasukan sebagai proses pembuatan lubang bulat
silindris dengan menggunakan mata bor (twist drill). Proses pembuatan lubang

14 ARDIANSYAH
bisa terjadi lebih dari satu kali terutama jika lubang yang dibuat berukuran besar,
yaitu yang pertama proses pengeboran (drilling) kemudian dilanjutkan dengan
proses pengeboran lanjutan (boring) untuk meluaskan/memperbesar lubang.
Kecepatan putar atau jumlah putaran bor setiap satuan waktu (menit) dan biasanya
dicantumkan pada mesin bor berupa tabel kecepatan putaran dalam rotasi per
menit (rpm). Kecepatan putaran yang perlu diketahui lebih dahulu yaitu mengenai
kecepatan potong dari masing-masing bahan yang dikerjakan, yang sudah
ditabelkan dalam beberapa buku teknik pemesinan.
Tabel 5.1 Kecepatan potong pengeboran

Untuk menentukan berapa kecepatan putaran bor dapat dihitung dengan :

Dimana :
V = kecepatan potong (m/menit)
d = diameter bor (mm)

Menyiapkan benda kerja


Setelah benda kerja ditandai (dititik) pada pusat-pusat lubang yang akan dibor,
maka benda kerja harus dijepit sedemikian rupa diatas meja bor dengan alat
penjepit yang sesuai. Penjepitan harus dilaksanakan dengan seksama, kuat dan
permukaan yang akan dibor harus benar-benar datar (rata air) untuk menghindari
penyimpangan pengeboran.

15 ARDIANSYAH
Gambar 2.6.1 Macam-macam klem
Untuk memasang mata bor pada pencekam, rahang harus dibuka sesuai dengan
diameter bor yang akan digunakan, kemudian pangkal mata bor dimasukkan
kerahang pencekam sedalam panjang tangkai mata bor, kemudian rahang
dikencangkan menggunakan kunci cak yang sesuai (jangan menggunakan palu).

Gambar 2.6.2 Memasang mata bor


Selama proses pengeboran harus selalu menggunakan media pendingin air yang
dicampur dengan oli pemotongan (cutting oil).

2.7 Persing
Pasca pekerjaan pengeboran seringkali dilanjutkan dengan pekerjaan
memersing (countersink) untuk sekedar memingul sisi lubang maupun untuk
membenamkan kepala sekrup/baut tirus, dan pekerjaan mengkonterbor
(counterbore) untuk membenamkan kepala baut/sekrup silindris.

Gambar 2.7 Proses mengkontersing

16 ARDIANSYAH
Keterangan :
1. Kontersing (60°, 75°, 82°, 90°, 100°, 110°, 120°)
2. Kontersing datar
3. Konterbor dengan bor spiral
4. Konterbor berpengarah (ujung)
5. Konterbor khusus
Kontersing bekerja seperti mata bor tapi dengan kecepatan potong yang
lebih lambat. Persing mempunyai satu atau lebih bibir pemotong dalam jumlah
yang ganjil, misalnya : 1, 3, 5, 7. Sudut bibir pemotong persing yang akan
digunakan harus sesuai dengan maksud penggunaannya.

2.8 Sikat pembersih

Gambar 2.8 Sikat pembersih


Sikat pembersih ini digunakan untuk membersihkan ragum dari serbuk-
serbuk besi yang dihasilkan benda kerja dan membersihkan karatnya.

2.9 Jangka besi

Gambar 2.9 Jangka besi


17 ARDIANSYAH
Jangka besi terbuat dari sepasang kaki baja yang diatur oleh sebuah mor dan
disatukan dengan sebuah ujung. Jangka besi dipergunakan untuk :
a. menggores lingkaran
b. memindahkan suatu ukuran dari penggaris atau untuk memindahkan
jarak
c. mengukur suatu jarak antara titik dan membandingkannya dengan
skala penggaris batasan ukuran
Adapun cara menggores lingkaran adalah dengan memiringkan jangka pada
arah putaran. Sedangkan cara pemindahan ukuran yaitu dengan mengatur kaki-
kaki jangka pada ukuran yang dikehendaki. Yang harus diperhatikan dalam
penggunaan jangka adalah untuk mendapatkan garis-garis yang tepat, ujung
jangka haruslah tajam.

2.10 Mistar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 2.10 Mistar


Mistar merupakan alat ukur yang paling sederhana, serta digunakan untuk
mengukur benda kerja yang tidak membutuhkan keakuratan ukuran. Mistar
memiliki ketelitian sebesar 0,1 cm.

2.11 Siku-siku

Gambar 2.11 Siku-siku


Siku-siku berguna untuk menentukan apakah bidang suatu benda telah datar
atau membentuk bidang siku (900).

18 ARDIANSYAH
BAB III
PROSES & HASIL PRAKTIKUM

3.1 PEMBUATAN PROFIL U

3.1.1 Landasan Teori


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang memerlukan tenaga serta
ketelititan dan kesabaran. Pekerjaan yang dilakukan dalam job profil U adalah :
- Pengikiran
- Penggergajian
- Pembuatan radius luar dan dalam dengan kikir, bisa juga dengan bantuan
gergaji
- Pengeboran
Pada pengerjaan profil U tidak hanya sebatas bisa dalam pengerjaan saja,
tapi juga bisa menggunakan perkakas sesuai dengan fungsi dan penggunaanya,
sehingga hasil kerataan, kesikuan dan bentuk profil U akan didapat dengan
sempurna sesuai dengan yang ditargetkan. Dalam pelaksanaan pengerjaan profil
U, harus memperhatikan keberhasilan, kesempurnaan job dan keselamatan kerja.

3.1.2 Tujuan Praktikum


Profil U dibuat dengan tujuan :
a. Agar mahasiswa dapat mengikir benda kerja dengan baik
b. Agar mahasiswa dapat mengukur atau membentuk suatu kesikuan
benda kerja dengan benar.
c. Agar mahasiswa dapat menggergaji dengan baik.
d. Agar mahasiswa dapat mengebor dengan benar.

3.1.3 Alat-alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam pembuatan profil U adalah :
a. Bangku kerja
b. Ragum bangku kerja dan alas/bantalan ragum

19 ARDIANSYAH
c. Kikir biasa dan kikir instrumen
d. Penyiku
e. Penggores
f. Penitik
g. Palu besi
h. Gergaji
i. Jangka besi
j. Mesin bor dan mata bor
k. Penggaris baja 300mm
Sedangkan bahan yang digunakan adalah besi St 37 dengan ukuran 2x90x120mm.

3.1.4 Wiring diagram

20 ARDIANSYAH
21 ARDIANSYAH
22 ARDIANSYAH
3.1.5 Langkah Kerja atau Latihan Kerja
 Penggergajian:
a. Menandai benda kerja dengan garis bantu,
b. Menandai jarak garis (dari garis bantu)

c. Menandai dengan penitik pada garis jarak

23 ARDIANSYAH
Dengan menggunakan :
- Penyiku
- Penggores
- Mistar baja
- Penitik
- Palu besi 250 gram

d. Kemudian benda dicengkram dengan ragum

e. Menandai dengan kikir segitiga pada garis untuk awal


penggergajian dengan menggunakan kikir segitiga dan gergaji tangan

f. Memotong garis pertama dengan gergaji tangan


g. Memotong juga garis kedua dengan gergaji tangan

 Langkah kerja atau latihan kerja pada pembuatan profil-U (kerja


bangku)
 Bagian pertama adalah :
a. Mencekam benda kerja pada ragum

 Mengikir permukaan A

24 ARDIANSYAH
 Memeriksa kerataan benda kerja (menggunakan pisau perata)
Peralatan yang digunakan adalah :
 Kikir plat
 Pisau perata
 Penggaris besi
 Sikat kikir
b. Mencekam benda pada ragum
 Mengikir permukaan B

 Memeriksa kerataan benda kerja (menggunakan pisau perata)


Peralatan yang digunakan adalah :
 Kikir plat
 Pisau kerataan
 Sikat kikir
c. Memeriksa kesikuan antara bidang A dan bidang B

 Menggores benda kerja

 Menandai dengan penitik


 Memeriksa kerataan benda kerja

25 ARDIANSYAH
Peralatan yang digunakan adalah :
 Penyiku
 penitik
d. Mencekam benda kerja pada ragum
 Mengikir benda kerja (bidang C) sampai pada garis

 Memeriksa ukuran dan kesikuannya terhadap bidang B dan kerataannya


e. Mencekam benda kerja dengan posisi memanjang (berdiri)
 Mengikir permukaan D

 Memeriksa kesikuan terhadap bidang A dan bidang B serta kerataannya


Dalam melakukan kerja diperlukan 5 peralatan yaitu :
1. Kikir 10”00 plat
2. Kikir 8”00 plat
3. Sikat kikir
4. Pisau kerataan
f. Mencekam benda kerja dengan posisi terbalik
 Mengikir permukaan bidang E

 Memeriksa kesikuan dan kerataan serta ukurannya


Dalam melakukan kerja dipergunakan 6 peralatan yaitu ;

26 ARDIANSYAH
1. Kikir 10”00 plat
2. Kikir 8”00 plat
3. Penyiku
4. Jangka sorong
5. Sikat kikir
6. Pisau kerataan
g. Mengikir bagian pada profil-U
 Mengikir radius dalam

 Mengikir radius luar


Dalam melakukan kerja dipergunakan 7 peralatan yaitu :
1. Kikir bulat
2. Jangka pegas
3. Kikir plat
4. Alat ukur radius luar
 Bagian kedua adalah :
a. Mengebor
 Membuat cairan kuprisulfat (CuSO4)
 Membersihkan benda kerja dengan oli
 Mengoleskan CuSO4 dipermukaan yang akan ditandai

 Menggunakan penggaris besi dan kongkol penggaris untuk penandaan


 Untuk radius digunakan penitik dan jangka pegas

27 ARDIANSYAH
Dalam melakukan kerja pertama dipergunakan peralatan :
1. CuSO4
2. Penggaris besi
3. Penggores
4. Jangka pegas
5. Penitik
6. Palu besi
b. Latihan pengeboran
 Melakukan penandaan

 Menggunakan penitik untuk awal pengeboran


 Menggunakan jangka digunakan penitik dan jangka pegas
Dalam melakukan kerja kedua dipergunakan peralatan :
1. Penggaris besi
2. Penggores
3. Penitik
4. Palu besi
5. Jangka pegas
c. Melakukan pengeboran

28 ARDIANSYAH
 Mempersiapkan mesin bor
 Benda kerja dicekam dengan ragum tangan

 Melakukan pengeboran dengan diameter yang telah ditentukan

 Menghilangkan ketajaman dengan countersink dengan catatan Rpm pada


tiap mata bor berbeda
Peralatan yang diperlukan adalah :
1. Bor 4,2 (4) for M5
2. Bor 2,7 (2,5) for M3
3. Bor 3
4. Bor 5
5. Bor 16
6. Countersink 90
7. Jangka waktu
d. Kembali ke bangku kerja
 Membuat penandaan pada latihan menggergaji

Peralatan yang digunakan adalah :


1. Penggores
2. Penggaris besi

29 ARDIANSYAH
e. Menggergaji
 Sebelum menggergaji, menandai dengan kikir segitiga
 Penggergajian dilakukan pada jarak 3 mm

 Penggergajian dilakukan dengan lurus dan tepat ukuran


Peralatan yang diperlukan adalah :
1. Kikir segitiga
2. Gergaji besi
f. Menggergaji
 Melakukan penggergajian 10 x 15 secara bertahap

30 ARDIANSYAH
 Menyelesaikan dengan menggunakan kikir
Peralatan yang digunakan adalah :
1. Kikir segitiga
2. Gergaji besi
3. Kikir segi empat
4. Kikir
5. Jangka sorong
6. Pisau kerataan
h. Mengebor
- Melakukan pengeboran di sepanjang garis yang menghubungkan lubang
lingkaran 16 dan lingkaran 8

- Menghubungkan kedua lubang dengan menggunakan gergaji besi fdan


kikir
Peralatan yang digunakan adalah :
1. Bor
2. Gergaji besi
3. Kikir
4. Pisau kerataan

Setelah benda kerja selesai maka dilakukan pembersihan pada bekas


pengikiran. Pengeboran maupun penggergajian sehingga menghasilkan hasil kerja
yang bagus dan sempurna.
Langkah atau cara kerja lainya dalam pembuatan profil-U adalah :
a. Mengikir
Sebelum melakukan pengikiran,terlebih dahulu ukur besi ST 37 tadi sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan.Setelah itu,kita mengikir sisi

31 ARDIANSYAH
A,kemudian sisi B,C,D. Mengikir ini dilakukan untuk membuang bagian
benda kerja yang berlebih dan tidak bisa dikerjakan dengan gergaji besi atau
alat lainnya. Untuk melakukan pengikiran yang mempunyai kikir flat 10”00
dan setelah mendekati ukuran yang diinginkan gunakanlah kikir flat 8”00
supaya hasil pengikiran benda kerja akan lebih halus.
Untuk pembuata radius luar dan radius dalam gunakanlah kikr round dan
half round sesuai dengan bentuk dan ukuran yang didinginkan.
b. Kedataran dan kesikuan
Kedataran dan kesikuan dikerjakan dengan menggunakan rol besi atau siku-
siku.Alat ukur tersebut diratakan diatas permukaan benda kerja yang akan
diukur,Kemudian gerakan alat ukur tersebut arah maju dan mundur
saepanjang permukaan yang akan diukur tersebut. Seandainya cahaya tidak
menerobos masuk kepermukaan tersebut,maka kedataran dan kesikuan dari
benda adalah baik,begitu juga sebaliknya. Setelah semua sisi datar,maka
dilanjutkan dengan penggergajian,yang dilakukan diatas ragum supaya
benda kerja tidak bergeser-geser. Dan pada alat kerja yang telah ditekan tadi
dibuat alur pada tanda yang akan digergaji,agar mata gergaji tidak bergeser
dari ukuran yang telah ditentukan. Pembuatan alur ini dapat dilakukan
dengan kikir segitig.Setelah kita gergaji sisi C dan D kita kikir lagi sisi
tersebut supaya datar.
c. Menentukan ukuran pengeboran
Setelah mengikir benda kerja maka langkah selanjutnya adalah menentukan
ukuran pengeboran. Letakkan benda kerja dimeja dan lakukanpenandaan
dengan penggaris dan penggores..Dalam menentukan ukuran radius
digunakan jangka dan penitik. Untuk pusat-pusat yang akan dibor pada
benda kerja ditandai dengan titik yang besar dengan menggunakn penitik.
d. Pengeboran
Sebelum melakukan pengebora, benda kerja yang telah diberi tanda tersebut
dicekam dengan menggunakan ragum tangan pada mesin bor,setelah itu
pasangkan mata bor sesuai denagn diameter yang akan dibor.Untuk
pengeboran ukuran 16mm pada benda kerja dilakukan dengan pengeboran
bertahap.Setelah itu hubungkan diameter 16mm dengan diameter 16mm

32 ARDIANSYAH
dengan diameter lingkaran 8mm dengan menggunakna bor yang bermata
kecil.Setelah itu kikir kembali.
Selama pengeboran berikanlah cairan pendingin yang berfungsi untuk :

1. melumasi mata bor.


2. mendinginkan mata bor dan benda kerja
3. mengurangi kebisingan pada saat pengeboran
4. menghasilkan lobang yang bagus.
e. Menggergaji
Sebelum melakukan penggergajian tangan sebaiknya dibuat garis bantu
supaya hasil penggergajian akan lurus dan rapi. Untuk melakukan
penggergajian yang membutuhkan ketepatan ukuran,sebaiknya sebelum
menggergaji dilebihkan 1 mm, setelah itu dikerjakan dengan kikir sehingga
hasil yang didapat bagus.

3.1.6 Pembahasan
Dalam pengerjaanya, profil U membutuhkan bermacam-macam keahlian,
yaitu :
a. mengikir
Mengikir dilakukan untuk membuang bagian benda kerja yang berlebih
dan tidak bisa menggunakan gergaji besi atau alat lainnya.Selain itu,kikir
juga digunakan untuk membersihkan karat pada profil U.
Untuk pertama kalinya, digunakan kikir dengan flat 10″, setelah mendekati
ukuran yang diinginkan kita gunakan kikir dengan flat 8″ supaya hasil
pengikiran benda kerja akan lebih halus.
Untuk pembuatan radius luar dan radius dalam, kita menggunakan kikir
round dan kikir half round sesuai bentuk yang diinginkan berdasarkan
gambar.
b. kedataran dan kesikuan
Untuk menguji kedataran dan kesikuan profil U, kita menggunakan siku-
siku dan mistar. Siku-siku kita ratakan di atas benda kerja yang akan diukur,
lalu digeser perlahan-lahan diatas permukaan benda kerja. Bila tidak ada
cahaya yang melewati sela-sela siku-siku, maka kedataran dan kesikuan

33 ARDIANSYAH
benda kerja baik. Begitu pula sebaliknya. Selanjutnya kita lihat ukuran
benda kerja menggunakan mistar, apakah sudah sesuai dengan yang
dibutuhkan atau belum.

c. menggergaji
Sebelum melakukan penggergajian, sebiknya kita membuat garis bantu
agar hasil penggergajian lurus dan rapi.Untuk melakukan penggergajian
yang membutuhkan ketepatan ukuran, sebaiknya sebelum menggrgaji
dilebihkan ± 1 mm, sehingga potensi kesalahan dalam penggergajian bisa
diminimalisir.
d. pengeboran
Sebelum mengerjakan pengeboran, sebaiknya benda kerja dititik dahulu di
bagian yang akan di beri lobang.Adapun langkah-langkah pengeboran
adalah :
 Lihat petunjuk pemasangan puli dan sabuk pada mesin
bor.Pasangkan puli dan sabuk mesin bor sesuai dengan kecepatan putaran
pada petunjuk mesin bor
 Pasang mata bor yang akan digunakan.Pastikan mata bor terpasang
dengan erat
 Jepit benda kerja yang akan dibor menggunakan ragum tangan
 Mulailah mengebor dengan mata bor yang memiliki diameter
paling kecil
 Selama melakukan pengeboran, berikan cairan pendingin seperti
oli, air biasa, atau air khusus untuk pendinginan saat mengebor.
Fungsi cairan pendingin ini antara lain :
- melumasi mata bor
- mendinginkan mata bor dan benda kerja
- mengurangi kebisingan saat pengeboran
- memberi hasil perlubangan yang baik

34 ARDIANSYAH
BAB IV
ANALISA

Dalam melaksanakan praktek kerja bengkel, praktikan diharuskan mengikuti


petunjuk instruktur/dosen serta petunjuk kerja yang terdapat dalam job sheet
maupun petunjuk/aturan yang terdapat di bengkel kerja. Dalam aturan-aturan
tersebut terdapat aturan kerja, penggunaan alat sesuai dengan fungsinya.
Namun dikarenakan praktek kerja bengkel hanya dilakukan dalam 2 hari,
ada beberapa job yang tidak dikerjakan, seperti latihan menitik dan menggores.
Tetapi pekerjaan menitik dan menggores masih ada dilakukan dalam job
pembuatan profil U. Dan juga dalam pelaksaan praktek kerja bangku (profil U)
yang telah praktikan lakukan, terdapat banyak langkah kerja yang tidak sesuai
dengan aturan atau yang sudah tertera pada job sheet.
Langkah-langkah praktek kerja bangku (profil U) yang praktikan lakukan,
yaitu :
1. Mengikir
Langkah mengikir pertama, dimulai dari mengukur kesikuan benda kerja
terlebih dahulu dengan penyiku, karena dari hasil pengukuran kesikuan ini, kita
mengetahui bidang yang siku untuk dijadikan patokan, dan bidang yang kurang
siku untuk dilakukan pengikiran.
Setelah mengetahui bidang yang kurang kesikuannya, maka pengikiran
dimulai dengan mencengkramkan benda kerja pada ragum yang telah dilapisi
dengan alas ragum. Barulah pengikiran dimulai dengan menggunakan kikir pelat
atau kikir datar atau kikir gepeng. Setelah dikikir, harus dilakukan pengukuran
kesikuan dan kerataan bidang kembali sampai benar-benar seperti patokan bidang
siku pertama.
Langkah mengikir juga ditujukan untuk membersihkan karat pada benda
kerja sampai benar-benar sudah dianggap bersih dari karat dan mengkilap, karena

35 ARDIANSYAH
pada praktek kerja bangku (profil U) yang dilakukan, tidak menggunakan cairan
CuSO₄ ( tembaga sulfat ) sebagai pembersih.
Langkah mengikir juga dilakukan pada pembuatan serta perataan permukaan
radius dalam dan radius luar. Namun, untuk radius dalam sebelah kiri benda kerja
dilakukan dengan gergaji secara bertahap barulah finishing dengan kikir.
Kikir yang digunakan untuk membuat dan meratakan radius dalam adalah
kikir bulat (round) dan untuk pembuatan radius luar menggunakan kikir plat atau
kikir gepeng atau kikir datar. Untuk ukuran radius dalam pada jobsheet adalah
berdiameter 20 mm dengan kedalaman 10 mm. Jarak titik pusat ke sisi atas benda
kerja adalah 17 mm . Untuk membantu dalam menentukan batas kedalaman dari
radius dalam maka digunakan janggka besi dalam pembuatan batas tersebut. Hasil
pekerjaan yang praktikan lakukan pada mengikir radius dalam ini, dari segi
ukuran adalah sama dengan yang terdapat pada jobsheet.
Sedangkan untuk ukuran radius luar pada jobsheet berukuran jari-jari 7 mm.
Dan untuk hasil yang praktikan dapat kurang maksimal karena pada pengerjaan
nya tidak dilakukan pengukuran terlebih dahulu,langsung saja dikikir dengan kikir
plat.
Namun,sebenarnya untuk perataan permukaan radius dalam, haruslah
menggunakan kikir setengah bulat (half round). Sehingga hasil dari pengikiran
atau bentuk lengkungan pada radius dalam kurang maksimal.
Dan langkah pengikiran terakhir lainnya adalah pada meratakan/finishing
bagian berbentuk n hasil latihan penggergajian.

2. Menggergaji
Langkah menggergaji pertama adalah pada pemotongan benda kerja
dibagian yang sudah dikikir agar patokan kesikuan tidak berubah.
Sebelum menggergaji, benda kerja di ukur terlebih dahulu sesuai ukuran yang
terdapat pada jobsheet yaitu 80 mm dan dilebihkan 2 mm untuk meminimalisir
eror yang terjadi ketika menggergaji. Setelah itu melakukan penggoresan pada
benda kerja dengan bantuan mistar besi agar hasil penggoresan maksimal. Barulah
penggergajian dimulai dengan mencengkramkan benda kerja pada ragum dengan
posisi bagian yang akan digergaji tidak terlalu jauh dari rahang ragum,ini
bertujuan agar pada saat penggergajian benda kerja tidak bergerak-gerak.

36 ARDIANSYAH
Namun pada penggergajian yang praktikan lakukan tidak diperoleh ukuran yang
80 mm, melainkan 79 mm. Setelah praktikan evaluasi ternyata kesalahan terdapat
pada mistar besi yang praktikan gunakan. Pada mistar tersebut tidak untuk ukura
dari 0 ke 1 nya tidak pas 10 mm melainkan hanya 9 mm.
Selanjutnya menggergaji bagian yang pada jobsheet berbentuk n dengan
ukuran :
- Dari sisi tepi belakang ke kaki pertama dari bagian berbentuk n tersebut
adalah 10 mm
- Jarak dari kaki pertama ke kaki kedua dari bagian berbentuk n tersebut
adalah 10 mm
- Kedalaman dari bagian berbentuk n tersebut adalah 15 mm
Sembari mengukur, juga dilakukan penggoresan untuk ukuran tersebut agar
hasil penggergajian bisa lurus. Setelah itu, baru dilakukan penggergajian dengan
hati-hati. Penggergajian dilakukan secara bertahap. Pertama, menggergaji lurus ke
bawah untuk mendapatkan kaki-kaki dari bentuk n. Setelah itu menggergaji secara
silang bagian tengah yang terdapat diantara kaki-kaki dari bentuk n tersebut dan
akan menghasilkan sebuah segitiga kecil yang dihilangkan dengan menggunakan
kikir
Hasil pekerjaan yang praktikan lakukan pada penggergajian bagian
berbentuk n adalah:
- Terdapat sedikit kemiringan pada kaki kedua dari bagian sebelah kanan
benda kerja, ini dikarenakan ketika menggergaji mata gergaji tidak
terlalu erat sehingga mata gergaji tersebut agak goyang.
- Bagian datar pada bagian kedalaman, kurang datar.
- Jarak antara satu kaki satu dan lainnya adalah 11 mm, ini dikarenakan
pada proses pengukuran tidak membuat ukuran yang 10 mm menjadi 8,
karena untuk satu hasil gergaji ukuran nya adalah 1 mm.
Penggergajian selanjutnya dilakukan pada proses pembuatan kaki dengan
ukuran :
- Dari sisi tepi belakang ke celah kaki pertama adalah 32 mm atau 12 mm
dari kaki kedua bagian berbentuk n
- Setiap kaki berukuran 5,7 mm (tidak sesuai jobsheet karena waktu)
- Setiap celah berukuran 1 mm

37 ARDIANSYAH
- Jarak ujung celah pertama ke ujung celah terakhir adalah 21 mm
Sembari mengukur, juga dilakukan penggoresan untuk ukuran tersebut agar
hasil penggergajian bisa lurus. Setelah itu, baru dilakukan penggergajian dengan
hati-hati.
Hasil pekerjaan praktikan pada penggergajian atau pembuatan kaki ini adalah:

- Kaki bagian sebelah kiri benda kerja mengalami kemiringan lebih


kurang 5°. Ini dikarenakan pada saat menggergaji, mata gergaji kurang
erat dan posisi tangan kurang pas.
- Ketidaksamaan besar kaki pada bagian sebelah kanan benda kerja yaitu
secara berurutan dimulai dari sisi tepi belakang adalah 6,5,7 mm
sehingga Jarak ujung celah pertama ke ujung celah terakhir menjadi 22
mm. Ini dikarenakan sebelum penggergajian tidak dimulai dengan
pengikiran dengan kikir segitiga terlebih dahulu, sehingga ketika
penggergajian dilakukan mata gergaji tidak pas pada tanda yang telah
ditentukan dengan penggores
Langkah penggergajian selanjutnya terdapat pada proses pembuatan radius
dalam sebelah kiri benda kerja secara bertahap. Dan juga seharusnya
penggergajian dilakukan pada pemotongan bagian bawah benda kerja untuk
mendapatkan ketinggian sesuai dengan jobsheet. Namun sesuai instruksi dari
dosen,maka tidak dilakukan penggergajian pada bagian ini.

3. Mengebor
Langkah pengeboran dilakukan dengan beberapa tahap,yaitu :
- Menandai bagian yang akan di bor dengan penitik. Menitik dilakukan
dengan bantuan palu serta mistar untuk menentukan ukuran
 Menitik benda kerja untuk pusat lingkaran berjarak 10 mm dari tepi
sebelah kiri bawah benda kerja dengan tinggi dari bawah ke pusat
lingkaran 11 mm
 Menitik benda kerja untuk pusat lingkaran berjarak 30 mm dari tepi
sebelah kiri bawah benda kerja dengan tinggi dari bawah ke pusat
lingkaran 15 mm

38 ARDIANSYAH
 Menitik benda kerja untuk pusat lingkaran berjarak 58 mm dari tepi
sebelah kiri bawah benda kerja dengan tinggi dari bawah ke pusat
lingkaran 10 mm
 Menitik benda kerja untuk pusat lingkaran berjarak 15 mm dari tepi
sebelah kiri tengah benda kerja dengan tinggi dari bawah ke pusat
lingkaran 30 mm
 Menitik benda kerja untuk pusat lingkaran berjarak 62 mm dari tepi
sebelah kiri tengah benda kerja dengan tinggi dari bawah ke pusat
lingkaran 30 mm
 Menitik benda kerja untuk pusat lingkaran berjarak 20 mm dari tepi
sebelah kiri atas benda kerja dengan tinggi dari bawah ke pusat
lingkaran 47 mm
 Menitik benda kerja untuk pusat lingkaran berjarak 40 mm dari tepi
sebelah kiri atas benda kerja dengan tinggi dari bawah ke pusat
lingkaran 52 mm
 Menitik benda kerja untuk pusat lingkaran berjarak 70 mm dari tepi
sebelah kiri atas benda kerja dengan tinggi dari bawah ke pusat
lingkaran 48 mm
- Setelah dilakukan penitikan maka langkah selanjutnya adalah membuat
setengah lingkaran pada dua pusat lingkaran yang berada di tengah
dengan jari-jari keduanya 4 mm dan 16 mm menggunakan jangka besi,
lalu menghubungkan dua setengah lingkaran tadi dengan penggores serta
penggores.
- Lalu menyiapkan mesin bor dan mata bor
- Mencengkram benda kerja pada ragum tangan
- Melakukan pengeboran dengan kecepatan berbeda-beda
 Untuk lubang atau lingkaran selain lingkaran ke dua dari tepi kiri
bagian bawah, maka digunakan mata bor M5 dengan kecepatan pada
mesin bor menunjuk pada angka 1, dan jika dirasa terlalu lambat,
maka di naikan ke angka 2
 Sedangkan untuk lingkaran ke dua dari tepi kiri bagian bawah
digunakan mata bor M3 dengan kecepatan pada mesin bor menunjuk
pada angka 1, dan jika dirasa terlalu lambat,maka di naikan ke 2
39 ARDIANSYAH
 Untuk lingkaran kedua paling atas, dari sebelah kiri benda kerja,
setelah dibor dengan M5, di bor lagi sedikit dengan countersing

Untuk pengeboran lingkaran 16 dan lingkaran 8 yang berada ditengah, tidak


terlaksana sampai selesai, hanya pada bagian tengah dari batas antara kedua nya
yang selesai di bor. Sehingga benda kerja yang praktikan kerja kan hanya sampai
disini.
Untuk pengeboran selain lingkaran 16 dan lingkaran 8, hasil kerja yang
didapatkan adalah sama seperti yang terdapat pada jobsheet.

40 ARDIANSYAH
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktek bengkel yang hanya dalam waktu 2 hari, waktu
dalam sehari lebih kurang 10 jam untuk pembuatan profil U. Dalam praktek
bengkel ini banyak hal-hal baru yang praktikan dapatkan.
Yang telah praktikan dapat dalam mata kuliah bengkel mekanik ini adalah:
a. Bisa memilih perkakas yang diperlukan dan menjalankan keselamatan
kerja pada saat melakukan pekerjaan praktek latihan kerja bangku (profil
U).
b. Mengenal dan mengetahui cara menggunakan peralatan yang dipakai
untuk melakukan pekerjaan latihan kerja bangku (profil U).
c. Mengenal dan mengetahui cara menggunakan peralatan yang dipakai
untuk melakukan pekerjaan latihan kerja bangku (profil U).
d. Mengetahui cara membaca gambar yang benar
e. Mengetahui cara menghasilkan benda kerja yang baik, meskipun hasil nya
belum maksimal
f. Mengetahui teknik bekerja dalam bidang:
 Mengikir
 Menggergaji
 Menitik
 Menggores
 Mengebor
g. Mengetahui arti penting dari disiplin, konsentrasi, dan sabar serta
ketelitian dalam sebuah pekerjaan, terutama pekerjaan praktek bengkel
mekanik ini.

41 ARDIANSYAH
5.2 SARAN
Berdasarkan praktek bengkel yang telah dilaksanakan maka disarankan dalam
penggunaan serta cara kerja dari alat yang digunakan. Antara lain:
 Pengukuran dan penandaan
Dalam pengukuran harus diperhatikan dengan seksama sehingga hasil dari
pengukuran menjadi presisi. Dan dalam penandaan kita harus memperhatikan
keadaan dari penitik dan penggores, jika ujung keduanya tidak runcing maka
hasilnya tidak akan teliti atau kurang presisi
 Pengikiran
Pada saat pengikiran usahakan menekan kikir tidak terlalu keras dan jangan
teruru-buru karena akan merusak benda kerja yang sedang dikerjakan (melibihi
batas ukur). Maka dari itu kita dituntut untuk sabar dalam bekerja.
 Penggergajian
Sebelum menggunakan gergaji, periksalah pemasangan mata gergaji, apakah
telah terpasang dengan baik atau tidak. Jika belum pasanglah kembali dan eratkan
dengan menggunakan tang. Karena hal ini akan mempengaruhi hasil pada benda
kerja.
 Pengeboran
Sebelum pengeboran dilakukan, pastikan mata bor terpasang dengan erat agar
tidak terjadi kecelakaan kerja karena mata bor lepas. Dan pada saat melakukan
pengeboran, menekan bor tidak boleh terlalu kuat karena akan berakibat mata
bor patah dan serpihan hasil bor akan berserakan, bahkan lebih berbahaya lagi
bila mengenai mata jika tidak menggunakan kacamata safety.

42 ARDIANSYAH
DAFTAR PUSTAKA
Job Sheet Tuntunan praktek bengkel mekanik tahun 2020
http://www.scribd.com/doc/12829841/Kerja-Kikir-Dan-Penggoresan
http://www.scribd.com/doc/51990004/12829841-Kerja-Kikir-Dan-Penggoresan

43 ARDIANSYAH

Anda mungkin juga menyukai