Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

No. percobaan : 01
Nama : ARDIANSYAH
No. BP : 2001031039

Kelas : 1B D3 Teknik Listrik

Tanggal Penyerahan : 11 November 2020

Instruktur : H. EFENDI MUCHTAR,ST,MT

ZULKA HENDRI,ST,MT

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

2020/2021
BAB I
TUJUAN
Setelah melaksanakan percobaan, pratktikan diharapkan dapat :
1. Membandingkan hasil perhitungan metoda Thevenin dengan pengukuran
langsung
2. Membandingkan hasil perhitungan metoda Norton dengan pengukuran
langsung
3. Membandingkan hasil pengukuran antara metoda Thevenin dengan metoda
Norton
BAB II
PENDAHULUAN

Untuk mengetahui arus dan tegangan pada suatu cabang rangkaian, dapat dicari
dengan hukum-hukum ataupun teori-teori rangkaian yang pada prinsipnya untuk
menyederhanakan rangkaian.
Diaturnya adalah metode Thevenin dan metode Norton

A. Metode Thevenin
Suatu rangkaian aktiv (memakai sumber arus dan/atau sumber tegangan tetap
maupun variable).
Yang bersifat linear dengan 2 kutub (terminal) A dan B dapat diganti dengan
suatu sumber tegangan VT seri dengan suatu tahanan RT.

VT = tegangan pada terminal A-B dalam keadaan terbuka (Tanpa beban /Vo)
RT = tahanan pada rangkaian dilihat dari terminal A-B dengan semua sumber
tegangan diganti tahanan dalamnya

Contoh : suatu rangkian listrik seperti gambar berikut ini, akan dihitung arus yang
mengalir pada tahanan RL (lihat gambar 2.2).
 Untuk mencari tegangan Thevenin (VT), bukalah terminal A-B (open circuit),
sehingga rangkaian menjadi seperti
berikut :

 Untuk mencari tahanan Thevenin (RT), sumber tegangan v diganti dengan


tahanan dalamnya (Rd = 0 P)

 Apabila VT dan RT sudah diperoleh, maka rangkaian pada gambar 2-2 dapat
diganti menjadi

 Maka arus yang melalui RL adalah : IRL = 

Teori Thevenin mengatakan bahwa sebuah rangkaian yang mengandung beberapa


sumber tegangan dan hambatan dapat diganti dengan sebuah sumber tegangan yang
dipasang seri dengan sebuah hambatan (resistor). Dengan kata lain rangkaian
elektronika yang rumit dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian hambatan
linier yang terdiri dari 1 sumber arus dengan 1 resistor. Penyederhanaan rangkaian
komplek menjadi sederhana dengan mengikuti teori Thevenin dapat dilihat seperti
pada gambar berikut ini.

Pada gambar 1b terdapat sumber arus VTH yaitu tegangan Thevenin. Tegangan
Thevenin adalah tegangan yang diukur atau dihitung pada terminal beban, ketika
beban dilepas dari rangkaian. Karena diukur atau dihitung ketika beban dilepas, maka
tegangan ini sering disebut tegangan rangkaian terbuka.

RTh disebut hambatan Thevenin. Hambatan Thevenin adalah hambatan yang diukur
atau dihitung pada terminal beban ketika beban dilepas dari rangkaian dan sumber
arus dibuat menjadi nol atau dihubung singkatkan. Untuk mengukur tahanan
Thevenin kita harus mengurangi tegangan sumber arus hingga nol. Untuk sumber
tegangan dapat di-nol-kan dengan menghubung-singkatkan terminal tegangan atau
melepas sumber tegangan dan menggantikannya dengan sebuah penghantar. Gambar
berikut ini menunjukan cara mengukur atau menghitung tegangan dan hambatan
Thevenin.
Perhatikan gambar 2, terdapat sebuah black box yang terdiri dari sumber teganan DC
dan rangkaian hambatan linier yang tidak diketahui bentuk rangkaiannya. Rangkaian
hambatan linier adalah rangkaian yang hambatannya tidak berubah ketika tegangan
dinaikkan atau diturunkan. Thevenin dapat membuktikan bahwa tidak peduli seperti
apa bentuk rangkaian linier tersebut, tetapi semua rangkaian hambatan linier akan
menghasilkan arus beban yang sama yang mengikuti persamaan :

Dimana : IL = arus beban ; VTh = tegangan Thevenin ; RTh = hambatan Thevenin dan
RL = hambatan beban.

Contoh soal : Hitung arus yang mengalir melalui titik A-B (resistor 40 Ohm), gunakan
teori Thevenin!

Jawab :

 Pertama-tama hitung hambatan Thevenin pada titik AB seperti pada gambar


berikut ini.
Besar hambatan A-B adalah :

 Langkah kedua , hitung tegangan Thevenin seperti pada gambar berikut ini.

Gunakan hukum Kirchoff untuk menghitung tegangan pada titik AB.

Maka tegangan pada titik AB :

 Langkah ketiga sederhanakan menjadi rangkaian Thevenin seperti pada


gambar berikut ini.

Maka arus yang mengalir melalui titik AB adalah :


B. Metode Norton
Pada prinsipnya Metode Norton sama dengan metode Thevenin, hanya pada Metode
Norton rangkaian aktiv linear diganti dengan sumber arus INyang paralel dengna satu
tahanan RN

IN : arus melalui A-B dalam keadaan hubungan singkat ( Ihs )


RN : tahanan pada rangkaian dilihat dari terminal A-B dengan semua sumber arus
dihubung singkat.
Dimana :
t
RN = RT = t

IN = Ihs = 

Teori Norton hampir sama dengan teori Thevenin. Yang membedakan teori Norton
dengan Thevenin adalah pada penggunaan sumber arus pada teori Norton dan sumber
tegangan pada teori Thevenin. Pada teori Norton hambatan dipasang paralel dengan
sumber arus sedangkan pada teori Thevenin Hambatan dipasang seri dengan sumber
tegangan. Gambar 4 berikut ini menunjukan secara skema perbedaan teori rangkaian
Norton dan teori rangkaian Thevenin.
Arus Norton didefinisikan sebagai arus beban ketika beban dihubungsingkatkan atau
disebut arus hubungan singkat. Arus Norton ditulis dengan simbol IN .Hambatan
Norton adalah hambatan yang diukur atau dihitung ketika sumber arus dikurangi
hingga nol dan hambatan beban dilepas. Hambatan Norton sama dengan hambatan
thevenin. Pada Teori rangkaian Thevenin kita menghitung arus beban (IL)
sedangkankan pada teori rangkaian Norton kita menghitung tegangan beban (VL).
Tegangan beban pada rangkaian Norton dapat dihitung sebagai berikut :

Dimana : VL = tegangan beban ; IN = arus Norton ; RN = hambatan Norton dan RL =


hambatan beban.

Hubungan Thevenin dengan Norton dapat dilihat pada gambar berikut ini.
BAB III
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Alat-alat yang digunakan sebagi berikut :


a. Sumber tegangan DC 12 V
b. Accu 12 V
c. Ampermeter
d. Voltmeter
e. Potensiometer 1K
f. Tahanan 2K2, 4K7, 1K
g. Kabel penghubung
BAB IV
LANGKAH KERJA
A. Metode Thevenin
4.1. Membuat rangkaian seperti gambar

4.2. Menutup sakelar S, mencatat arus dan tegangan pada beban RL


4.3. Membuka sakelar S sehingga A-B terbuka, mengukur tegangan (VT) pada
terminal A-B
4.4. Mengganti kedua sumber tegangan dengan rangkaian hubungan singkat
4.5. Mengukur harga tahanan antara terminal A-B
4.6. Mengganti rangkaian pada gambar 4-1 dengan rangkaian dibawah ini :

4.7. mencatat arus dan tegangan pada tahanan RL


B. Metode Norton
4.8. Membuat rangkaian seperti gambar 4-1 harga RL diganti dengan
hubungan singkat
4.9. Mengukur arus IN yang melalui terminal A-B
4.10. Mengukur besar tahanan Norton RN, caranya seperti mengukur RT
4.11. Mengganti rangkaian pada gambar 4-1 dengan rangkaian dibawah ini :

4.12. Mengatur tahanan variabel, sehingga sama dengna R Norton


4.13. Mengatur tegangan sumber V, sehingga arus yang terbaca pada amper -
meter akan sama dengan IN
4.14. Mencatat besar arus dan tegangan pada tahanan RL.
BAB V
TUGAS DAN PERTANYAAN
5.1. Bandingkan hasil pengukuran secara langsung dengan :
 Metode Thevenin
 Metode Norton
Jawaban :
Dari data yang telah di dapat seperti yang terdapat pada bab tabulasi data, terlihat
bahwa data yang didapat antara metode thevenin dengan metode norton tidaklah
terlalu jauh berbeda. Sedangkan kesamaannya terdapat pada hasil pengukuran
nilai resistansinya saja.
5.2. Apa fungsinya R1 pada gambar 4-3?
Apa yang terjadi jika kita menggantinya dengan harga :
 R1 = 1 KΩ ?
 R1 = 10 KΩ ?
 R1 = 0 ?
Jawaban :
R1 bertindak sebagai Rn yang akan menimbulkan arus yang menentukan besarnya
IN untuk digunakan pada rangkaian sederhana Norton
Jika R1= 2K2 ohm diganti, maka RN dan IN akan berubah
 R1 = 1K ohm
th a t h t
RN = t a
=t t
= 0,5 KΩ = 500 ohm
t a ta
IN = t
+ a
= t
+ t = 18 mA
 R1 = 10K ohm
th a t h t
RN = t a
=t t
= 0,90909 KΩ = 909,10 ohm
t a ta
IN = t
+ a
= t + t = 7,2 mA
 R1 = 0K ohm
th a h t
RN = t a
= t
= 0 KΩ = 0 ohm
t a ta
IN = t
+ a
= + t = 6 mA

5.3. Jelaskan perbedaan antara metode Thevenin dengan Norton !


Jawaban :
Perbedaan antara metode thevenin dan Norton teletak pada pengaruh RL terhadap
pencarian VTH pada metode thevenin dan pencarian IN pada metode Norton.
Pada pencarian VTH, RL dilepaskan dari rangkaian kompleks thevenin ( jika pakai
saklar maka hanya dengan membuka saklar ), sedangkan pada pencarian IN, RL
hanya dihubung singkat.
Dan perbedaaan lain terletak pada penggunaan tahanan ( Rx ) selain tahanan
thevenin/Norton ( RTH/RN ) dan selain tahanan beban ( RL ) pada rangkaian
sederhana masing-masing metode.
Pada rangkaian sederhana thevenin, Rx tidak dipakai.
Sedangkan pada rangkaian sederhana Norton, Rx dipakai sebagai pemancing arus
untuk nilai IN.
BAB VI
GAMBAR RANGKAIAN
6.1. Gambar rangkaian sesuai gambar 4-1

6.2. Gambar rangkaian sesuai gambar 4-2


6.3. Gambar rangkaian sesuai gambar 4-3

6.4. Gambar rangkaian sesuai gambar 4-4


BAB VII
TABULASI DATA
A. TABEL 1 ( Pengukuran Pada Rangkaian Kompleks Thevenin )
VRL ( v ) IRL ( mA ) VTH ( v ) RTH ( Ω ) KETERANGAN
6,87 1,49 7,87 675

B. TABEL 2 ( Pengukuran Pada Rangkaian Sederhana Thevenin )


VRL ( v ) IRL ( mA ) KETERANGAN
6,9 1,69

C. TABEL 3 ( Pengukuran Pada Rangkaian Kompleks Norton )


IN ( mA ) RN ( Ω ) KETERANGAN
11,8 675

D. TABEL 4 ( Pengukuran Pada Rangkaian Sederhana Norton )


V(v) IN ( mA ) RN ( Ω ) VRL ( v ) IRL ( mA ) KETERANGAN
18 11,8 675 6,68 1,5
BAB VIII
ANALISA DATA

A. Analisa rangkaian

 Pada rangkaian kompleks thevenin, terdapat bebarapa komponen yang terdiri


dari, 2 sumber tegangan sebesar 12 volt dan 6 volt, tiga buah resistor dimana
dua resistor ( R1 dan R2 ) disusun seri, sedangkan resistor yang satu lagi
( RL ) disusun paralel terhadap resisor R1 dan R2. Sebelum RL, dipasang
sebuah ampermeter, dan pada RL nya sendiri dipasang sebuah voltmeter.
Arus mulai mengalir dari sumber tegangan 12 volt menuju R1, dari R1 arus
akan terbagi ke RL dan akan mengalir ke R2. Arus yang mengalir kearah RL
akan melewati ampermeter terlebih dahulu, sehingga besarnya arus yang
masuk dari R1 akan terbaca oleh ampermeter, setelah itu arus melewati RL
sehingga tegangan yang terbaca oleh voltmeter akan lebih kecil dari pada
tegangan pada R1 dan arus akan keluar kembali menuju ke sumber tegangan
12 volt.
Sedangkan arus yang menuju ke R2 akan diteruskan ke sumber tegangan 6
volt dan akan kembali menuju sumber tegangan 12 volt.

 Pada rangkaian sederhana thevenin, sumber tegangan yang dipakai adalah


sumber tegangan thevenin yang disusun seri dengan tahanan thevenin ( RTH )
dan tahanan RL yang masing-masing bernilai berbeda.
Disini, arus mengalir mulai dari sumber tegangan thevenin menuju RTH dan
akan diteruskan RL dan kembali menuju sumber tegangan tegangan.
Rangkaian sederhana thevenin ini, mempermudah jalannya arus tanpa
mengubah besarnya nilai tegangan dan arus yang bekerja pada rangkaian
kompleks thevenin.

 Pada rangkaian kompleks Norton, pada dasarnya sama dengan rangkaian


sederhana thevenin, yang membedakan nya hanya tahanan RL diganti dengan
hubungan singkat yang akan mengakibatkan arus IN akan lebih besar
dibandingkan arus pada rangkaian sederhana thevenin

 Pada rangkaian sederhana Norton, terdiri dari beberapa komponen yaitu satu
sumber tegangan, dua resistor, satu potensiometer 1K, dua ampermeter dan
satu voltmeter. Sumber tegangan dijadikan menjadi satu, besarnya nilai
tegangan harus menghasilkan arus IN sama seperti yang telah didapatkan dari
rangkaian kompleks Norton. Setelah sumber tegangan, dipasang ampermeter
yang mana arus akan mengalir melewatinya, lalu arus mengalir ke sebuah
resistor, dan akan terbagi ke sebuah potensiometer yang besar nilainya harus
sama dengan nilai RN yang didapat pada rangkaian kompleks Norton, dan
arus pun keluar menju sumber tegangan kembali. Sedangkan untuk arus ke
RL, cara kerja nya seperti arus ke RL pada rangkaian kompleks thevenin, dan
arus pun kembali ke sumber tegangan.
B. Analisa Data
1. Metode Thevenin
Pada percobaan thevenin ini, focus perhitungan tertuju pada arus dan tegangan
yang mengalir pada resistor RL 4K7.
o Langkah pertama, mencari tahanan pada terminal A-B ( tahanan thevenin),
prosedur sesuai langkah kerja :
th a
RTH = t a
aa h t
= aa t

= 0,6875 KΩ = 687,5 Ω

o Selanjutnya, mencari tegangan pada terminal A-B ( tegangan thevenin ),


prosedur sesuai langkah kerja, menggunakan hukum kirchoff 2 (KVL):
u Arah loop
I.R2 + I.R1 + V2 – V1 =0
I.1000 + I. 2200 + 6 – 12 = 0
I ( 1000 + 2200 ) = 6

I = a

= 0,001875 A = 1,875 mA
Sehingga didapat VAB = VTH :
VTH = VAB = 12 – ( 0,001875 x 2200 )
VTH = 12 – 4,125
VTH = 7,875 V
o Lalu, sederhanakan rangkaian seperti gambar 4-2 dan mencari IRL dan
VRL pada rangkaian sederhana thevenin :


IRL = 

= 0,00146 A = 1,46 mA
h 
VRL = 

h
VRL =

= 6,87 V

Membandingkan hasil perhitungan metoda Thevenin dengan pengukuran


langsung
TABEL PERBANDINGAN PENGUKURAN LANGSUNG DENGAN HASIL
PERHITUNGAN SECARA TEORI METODA THEVENIN
PENGUKURAN LANGSUNG PERHITUNGAN SECARA TEORI

VTH RTH VRL IRL KET VTH RTH VRL IRL KET
(V) (Ω) (V) ( mA) (V) (Ω) (V) ( mA )
7,87 675 6,9 1,69 7,875 687,5 6,87 1,46

Dari tabel diatas dapat diamati, terjadi perbedaan yang cukup signifikan di bagian
RTH, ini dikarenakan praktikan menggunakan langsung instrumentasi pengukuran
( multimeter ) yang terjadi error sebagai berikut :
݁ ݊ ݃ ‫ݑ‬ ݊ ݊
Error (%) = ݁‫ݑ‬t ݄ ݊ ݁ ‫݄݁ ݑ‬t‫ݑ‬
X 100%

= X 100%

= 0,98 %
Error akan berpengaruh pada hasil pengukuran IRL, sehingga juga terdapat
perbedaan yang juga cukup signifikan dengan error yang sama pada IRL.
Sedangkan untuk pengukuran nilai selain RTH, praktikan menggunakan software
PSIM, dimana masih terdapat perbedaan dengan perhitungan secara teori, ini
disebabkan kesalahan praktikan dalam menaksir/membulatkan nilai yang ditunjukan
pada software PSIM tersebut.
2. Metode Norton
Pada pengkuran metode Norton ini, yang dititik beratkan adalah pengukuran
pada IN, dimana dengan nilai RN sama dengan nilai RTH.


IN = 

= 0,01146 A = 11,46 mA

Selanjutnya,dengan IN dan RN dapat dicari IRL, VRL, pada rangkaian


sederhana Norton,
R
o IRL = R
X IN

= X 11,46

= 0,1276 X 11,46

= 1,46 mA = 0,00146 A

o VRL = IRL X RL

= 0,00146 X 4700

= 6,87 V

Untuk mencari tegangan sumber, metode yang digunakan adalah


metode dengan penerapan konsep hukum kirchoff 1 dan 2, dengan
rumus yang dipakai hukum ohm, sebagai berikut :

Pada rangkaian sesuai gambar 4-4 memliki satu tahanan seri ( R1 ),


dan dua tahanan yang disusun paralel ( RN dan RL ) maka ;

o Pertama mencari tegangan pada tahanan R1 tersebut, dengan kuat


arus yang dipakai adalah IN

Vseri = IN X Rseri

= 0,01146 X 1000

= 11,46 V
o Selanjutnya, mencari tegangan pada tahanan RN, karena RN
paralel dengan RL maka tegangan pada RN dan RL akan sama, jadi
hanya dicari salah satu,

Vparalel = IN X Rparalel

h
= 0,01146 X

= 0,01146 X 599,767981

= 6,87 V

o Lalu, menjumlahkan Vseri dengan Vparalel, sehingga didapat


Vsumber,

Vseri + Vparalel = Vsumber

11,46 + 6,87 = Vsumber

18,33 V = Vsumber

Membandingkan hasil perhitungan metoda Norton dengan pengukuran


langsung

TABEL PERBANDINGAN PENGUKURAN LANGSUNG DENGAN HASIL


PERHITUNGAN SECARA TEORI METODA NORTON
PENGUKURAN LANGSUNG PERHITUNGAN SECARA TEORI

IN RN VRL IRL Vsumber IN RN VRL IRL Vsumber


( mA ) (Ω) (V) ( mA) (V) ( mA ) (Ω) (V) ( mA ) (V)
11,8 675 6,68 1,5 18 11,46 687,5 6,87 1,46 18,33

Dari tabel diatas dapat diamati, terjadi perbedaan yang cukup signifikan di bagian RN,
ini dikarenakan praktikan menggunakan langsung instrumentasi pengukuran
( multimeter ) yang terjadi error sebagai berikut :
݁ ݊ ݃ ‫ݑ‬ ݊ ݊
Error (%) = ݁‫ݑ‬t ݄ ݊ ݁ ‫݄݁ ݑ‬t‫ݑ‬
X 100%

= X 100%

= 0,98 %
Error akan berpengaruh pada hasil pengukuran IRN, sehingga juga terdapat
perbedaan yang juga cukup signifikan dengan error yang sama pada IRN. Sehingga
penentuan besarnya nilai tegangan yang bergantung pada nilai IRN juga mengalami
error, namun errornya tidak sebesar error pada RN.
Sedangkan untuk pengukuran nilai selain RN, praktikan menggunakan software
PSIM, dimana masih terdapat perbedaan dengan perhitungan secara teori, ini
disebabkan kesalahan praktikan dalam menaksir/membulatkan nilai yang ditunjukan
pada software PSIM tersebut.

Membandingkan hasil pengukuran antara metoda Thevenin dengan metoda


Norton

TABEL PERBANDINGAN METODA THEVENIN DAN NORTON PADA PENGUKURAN


LANGSUNG DENGAN HASIL PERHITUNGAN SECARA TEORI
PENGUKURAN LANGSUNG PERHITUNGAN SECARA TEORI

THEVENIN VTH RTH VRL IRL KET VTH RTH VRL IRL KET
(V) (Ω) (V) ( mA) (V) (Ω) (V) ( mA )
7,87 675 6,9 1,69 7,875 687,5 6,87 1,46

NORTON 11,8 675 6,68 1,5 18 11,46 687,5 6,87 1,46 18,33

IN RN VRL IRL Vsumber IN RN VRL IRL Vsumber


( mA ) (Ω) (V) ( mA) (V) ( mA ) (Ω) (V) ( mA ) (V)

Hasil dari perhitungan VRL dan IRL secara teori dengan metode thevenin dan norton
ini (saklar off) akan sama dengan perhitungan VRL dan IRL tanpa menggunakan
metode thevenin dan Norton (saklar on)sebagai berikut :
o Pertama, mencari Itotal pada rangkaian, dengan metode loop,
- Loop 1 arah loop

-12 + 2,2.I1 + 4,7.(I1-I2) = 0

2,2.I1 + 4,7.(I1-I2) = 12

6,9.I1 - 4,7.I2 = 12 ……(pers 1)


- Loop 2 arah loop

4,7.(I2-I1) + I2 + 6 = 0

4,7.(I2-I1) + I2 = -6

-4,7.I1 + 5,7.I2 = -6…….(pers.2)

- Eliminasi I2 pada persamaan 1 dan 2

6,9.I1 - 4,7.I2 = 12 X 5,7


-4,7.I1 + 5,7.I2 = -6 X 4,7

Sehingga,

39,33.I1 – 26,79.I2 = 68,4

-22,09.I1 + 26,79.I2 = -28,2 +

17,24.I1 = 40,2

a
I1 = t a

I1 = 2,33 mA

o Selanjutnya, menghitung besar tegangan pada RL


VRL = V1 – ( R1 X I1 )

VRL = 12 – (2,2 X 2,33)

VRL = 12 – 5,126

VRL = 6,874 V

o Lalu, menghitung besarnya arus pada RL

IRL =

IRL =

IRL = 1,46 mA
BAB IX
KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :

a) Setelah melakukan percobaan pengkuran thevenin secara langsung dan


perhitungan secara teori ( saklar off ), didapatkan hasil yang tidak jauh
berbeda antara keduanya, adapun perbedaan yang cukup mencolok
terdapat pada nilai RTH yang disebabkan error yang terjadi pada
multimeter analog yang dipakai
b) Setelah melakukan percobaan pengukuran Norton secara langsung dan
perhitungan secara teori ( saklar off ), didapatkan hasil yang juga tidak
jauh berbeda antara keduanya, namun pengaruh kesalahan pada RN
berdampak pada besarnya IN, yang akan berimbas pada penyesuain
sumber tegangan dengan IN tersebut
c) Setelah melakukan percobaan pengukuran secara langsung dan
perhitungan secara langsung tanpa menggunakan metode thevenin dan
norton ( saklar on ), didapatkan hasil yang berbeda karena kekurang
telitian praktikan didalam penaksiran/pembulatan yang ditunjukan pada
software PSIM.
d) Pada dasarnya, metode thevenin dan Norton adalah suatu metode yang
digunakan untuk mempermudah perhitungan sumber tegangan dan arus
pada beban yang dipasang pada rangkaian, tanpa merubah hasil yang
didapat dengan cara manual.
e) Yang membedakan antara metode thevenin dan Norton, hanya pada
penggunaan Rx pada rangkaian sederhana masing-masingnya,jika pada
thevenin Rx tidak dipakai, sedangkan pada Norton RX dipakai sebagai
pemancing arus IN.

Anda mungkin juga menyukai