TEORI SINGKAT
Ada dua bentuk dasar rangkaian serara, yakni rangkaian setara Thevenin dan
rangkaian setara Norton. Rangkaian setara Thevenin menggunakan sumber tegangan tetap,
yakni suatu sumber tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tak berubah, berapa pun
besarnya arus yang di ambil darinya. Rangkaian setara Norton menggunakan sumber arus
tetap, yang dapat menghasilkan arus tetap, berapa pun besar hambatan yang di pasang pada
keluarannya (Sutrisno, 1986 : 1-2).
Dalam teori rangkaian listrik ada sebuah dalil yang di kenal sebagai dalil Thevenin
yang menyatakan sebagai berikut suatu rangkaian dengan suatu keluaran dapat digantikan
dengan suatu rangkaian yang terdiri dari suatu sumber tegangan tetap
hambatan
ETh
dan suatu
ETh adalah
suatu sumber tegangan tetap, yaitu yang tak akan turun walaupun diberi beban arus berapa
juga besarnya. Rangkaian Thevenin dapat digunakan sebagai rangkaian pengganti untuk apa
saja, misalnya suatu batere, sumber tegangan PLN, catu daya, pembangkit isyarat, penguat
dilihat dari keluarannya, dan sebagainya. Jadi faham rangkaian Thevenin juga digunakan
untuk arus bolak-balik. Marilah kita tentukan rangkaian Thevenin untuk rangkaian ini. Kita
tentukan
ETh
ETh = V 0 .b.
ETh = V 0 b = I R2
1+ R2
R
R2
1+ R2
R
R2
E . (1)
(Sutrisno,1997 : 4-5)
Selain rangkaian pengganti Thevenin orang sering menggunakan suatu rangkaian pengganti
lain yang dikenal sebagai rangkaian pengganti Norton. Rangkaian Norton menggunakan
sumber arus tetap, yaitu sumber yang dapat menghasilkan arus dengan nilai tertentu tak
bergantung pada hambatan beban yang terpasang pada keluaran. Untuk sumber arus tetap
tegangan keluarin akan berubah dengan nilai hambatan yang terpasang pada keluaran.
(sutrisno, 1997 : 6).
Tegangan Thevenin,
beban saat hambatan beban terbuka. Karena ini, tegangan Thevenin terkadang disebut
dengan tegangan rangkaian terbuka. Defenisinya :
Tegangan Thevenin =
dengan
V Th = V 0 c
Hambatan Thevenin didefenisikan sebagai hambatan yang diukur antar terminal saat seluruh
sumber dibuat nol (dihubung singkat) dan hambatan beban terbuka. Sebagai berikut :
Hambatan Thevenin
(Tim Elektronika Dasar, 2012 : 1)
RTh =
Roc
Arus Norton didefenisikan sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung
singkat, karena ini arus Norton terkadang disebut juga dengan arus hubung singkat. Sebagai
defenisi :
Arus Norton =
IN
I sc
Hambatan Norton adalah hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada terminal beban
beban saat seluruh sumber diturunkan menjadi nol dan hambatan beban dibuka (dilepas).
Sebagai defenisi :
Hambatan Norton =
RN
Roc
Karena hambatan Thevenin dan hambatan Norton memiliki defenisi yang sama, maka dapat
dituliskan
RN
V s ), volt
= -Tegangan Thevenin (
-Arus Norton (
= Hambatan (R),
-Variabel respon
= -Tegangan Thevenin (
= Hambatan (R),
-Arus Norton (
V Th ), volt
I N ), Ampere
-Variabel kontrol
Kegiatan 2 :
-Variabel manipulasi
-Variabel kontrol
V Th ), volt
I N ), Ampere
= Tegangan sumber (
V s ), volt
antar
2. Tegangan Thevenin (
satuannya ohm.
d. Prosedur kerja
Prosedur kerja dalam percobaan ini antara lain : sebelum kita merangkai komponen,
terlebih dahulu mencatat spesifikasi masing-masing komponen yang kita gunakan.
Kemudian membuat rangkaian diatas papan kit yang telah disediakan, seperti gambar
berikut;
Mengatur potensiometer pada posisi tegangan keluaran (Vo) sebesar 0,2 V dan
mengukur arus beban (IL). Melanjudkan dengan mengubah nilai RL dengan tegangan keluaran
(Vo) 0,4 V, 0,6 V, 0,8 V, 1,0 V dan 1,2 V. Mencatat nilai arus dari setiap tegangan perubahan.
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
A. Hasil Pengamatan
R1=
103 5
R2=
2,7 103 5
R3=
3,3 103 5
Tabel 1. Hubungan antara tegangan sumber terhadap tegangan thevenin dan arus norton.
No
Vs (volt)
V oc (Volt)
IN (mA)
0,685
0,40
1,465
0,88
2,21
1,33
2,96
1,77
10
3,74
2,25
Tabel 2. Hubungan antara hambatan beban terhadap tegangan keluaran dengan arus beban
No
1
2
3
4
5
6
Vo (Volt)
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
B. Analisis Data
Kegiatan 1
Mencari RTH, ETH, dan IN
1. Hambatan Thevenin
RTH
=1,66 k
praktikum
R
( 1 R 2)+ R3
RTH =
3
Il (Volt)
2,1
2,0
1,90
1,76
1,64
1,51
RTH =1,65 k
|
|
%diff =
%diff =
|
|
TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2
1,65 k1,66 k
100
1,65 k+ 1,66 k
2
%diff =0,604
2. Tegangan Thevenin
ETH =
R2
ES
R1 + R2 + R3
3
2,7 10
ETH = 3
E
( 10 +2,7 103 + 3,3 103 ) S
%diff =
a.
TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2
ES =2 V , ETH Praktikum=0,685 V
1
ETH =
1
2,7 10 3
2 V
3
7 10
ETH =0,77 V
1
%diff =
0,77 V 0,685 V
100
0,77 V + 0,685
2
%diff =11,68
b.
ES =4 V , ETH Praktikum=1,465 V
2
ETH =
2
2,7 10
4 V
3
7 10
ETH =1,543 V
2
%diff =
1,543V 1,465V
100
1,543V + 1,465V
2
2,7 103
ES
7 103
%diff =5,186
c.
ES =6 V , E TH Praktikum=2,21 V
3
ETH =
3
2,7 103
6 V
3
7 10
ETH =2,314 V
3
%diff =
2,314 V 2,21 V
100
2,314 V +2,21 V
2
%diff =4,598
d.
ES =8 V , E TH Praktikum=2,96V
4
ETH =
4
2,7 10
8 V
3
7 10
ETH =3,086 V
4
%diff =
3,086V 2,96 V
100
3,086 V +2,96 V
2
%diff =4,168
e.
ES =10 V , E TH Praktikum=3,74 V
5
2,7 103
ETH =
10 V
7 10 3
5
ETH =3,86V
5
%diff =
%diff =3,158
3. Arus Norton
IN=
E TH
R TH
3,86V 3,74 V
100
3,86 V +3,74 V
2
%diff =
a.
TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2
I N , I N Praktikum=0,40 mA
1
IN =
ETH
R TH
IN =
0,685 V
1,65 k
I N =0,415 mA
1
%diff =
0,415 mA0,40 mA
100
0,415 mA +0,40 mA
2
%diff =3,68
b.
I N , I N Praktikum=0,88 mA
2
IN =
ETH
R TH
IN =
1,465 V
1,65 k
I N =0,888 mA
2
%diff =
0,88 mA0,888 mA
100
0,88 mA +0,888 mA
2
%diff =0,905
c.
I N , I N Praktikum=1,33mA
3
IN =
ETH
RTH
IN =
2,21V
1,65 k
I N =1,34 mA
3
%diff =
1,34 mA1,33 mA
100
1,34 mA +1,33 mA
2
%diff =0,75
d.
I N , I N Praktikum=1,77 mA
4
IN =
E TH
RTH
IN =
2,96 V
1,65 k
I N =1,79 mA
4
%diff =
1,79mA 1,77 mA
100
1,79 mA +1,77 mA
2
%diff =1,123
e.
I N , I N Praktikum=2,25 mA
5
IN =
ETH
RTH
IN =
3,74 V
1,65 k
I N =2,27 mA
5
%diff =
2,27 mA2,25 mA
100
2,27 mA +2,25 mA
2
%diff =0,99
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
C. Hasil Pengamatan
R1=
103 5
R2=
2,7 103 5
R3=
3,3 103 5
Tabel 1. Hubungan antara tegangan sumber terhadap tegangan thevenin dan arus norton.
No
Vs (volt)
V oc (Volt)
IN (mA)
0,685
0,40
1,465
0,88
2,21
1,33
2,96
1,77
10
3,74
2,25
Tabel 2. Hubungan antara hambatan beban terhadap tegangan keluaran dengan arus beban
No
1
2
3
4
5
6
Vo (Volt)
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
D. Analisis Data
Kegiatan 1
Mencari RTH, ETH, dan IN
4. Hambatan Thevenin
RTH
=1,66 k
praktikum
1
R
(
2)+ R3
RTH =
3
|
|
%diff =
%diff =
|
|
TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2
1,65 k1,66 k
100
1,65 k+ 1,66 k
2
%diff =0,604
5. Tegangan Thevenin
Il (Volt)
2,1
2,0
1,90
1,76
1,64
1,51
ETH =
R2
ES
R1 + R2 + R3
3
2,7 10
ETH = 3
E
( 10 +2,7 103 + 3,3 103 ) S
%diff =
f.
TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2
ES =2 V , ETH Praktikum=0,685 V
1
2,7 10
ETH =
2 V
3
7 10
1
ETH =0,77 V
1
%diff =
0,77 V 0,685 V
100
0,77 V + 0,685
2
%diff =11,68
g.
ES =4 V , ETH Praktikum=1,465 V
2
ETH =
2
2,7 10
4 V
3
7 10
ETH =1,543 V
2
%diff =
1,543V 1,465V
100
1,543V + 1,465V
2
%diff =5,186
h.
ES =6 V , E TH Praktikum=2,21 V
3
ETH =
3
2,7 10
6 V
3
7 10
ETH =2,314 V
3
%diff =
2,314 V 2,21 V
100
2,314 V +2,21 V
2
%diff =4,598
2,7 103
ES
7 103
i.
ES =8 V , E TH Praktikum=2,96V
4
ETH =
4
2,7 10
8 V
3
7 10
ETH =3,086 V
4
%diff =
3,086V 2,96 V
100
3,086 V +2,96 V
2
%diff =4,168
j.
ES =10 V , E TH Praktikum=3,74 V
5
ETH =
5
2,7 10
10 V
3
7 10
ETH =3,86V
5
%diff =
3,86V 3,74 V
100
3,86 V +3,74 V
2
%diff =3,158
6. Arus Norton
IN=
E TH
R TH
%diff =
f.
TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2
I N , I N Praktikum=0,40 mA
1
IN =
ETH
R TH
IN =
0,685 V
1,65 k
I N =0,415 mA
1
%diff =
0,415 mA0,40 mA
100
0,415 mA +0,40 mA
2
%diff =3,68
g.
I N , I N Praktikum=0,88 mA
2
IN =
ETH
R TH
IN =
1,465 V
1,65 k
I N =0,888 mA
2
%diff =
0,88 mA0,888 mA
100
0,88 mA +0,888 mA
2
%diff =0,905
h.
I N , I N Praktikum=1,33mA
3
IN =
ETH
RTH
IN =
2,21V
1,65 k
I N =1,34 mA
3
%diff =
1,34 mA1,33 mA
100
1,34 mA +1,33 mA
2
%diff =0,75
i.
I N , I N Praktikum=1,77 mA
4
IN =
E TH
RTH
IN =
2,96 V
1,65 k
I N =1,79 mA
4
%diff =
1,79mA 1,77 mA
100
1,79 mA +1,77 mA
2
%diff =1,123
j.
I N , I N Praktikum=2,25 mA
5
IN =
ETH
RTH
IN =
3,74 V
1,65 k
I N =2,27 mA
5
%diff =
2,27 mA2,25 mA
100
2,27 mA +2,25 mA
2
%diff =0,99
1.4
1.2
0.8
Vo(volt)
0.6
0.4
0.2
0
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
I dalam (mA)
1.9
2.1
2.2
y=mx +c
y=1.6728 x+3,7417
y
V
m= R=
x
I
m=RTH
m=1,6728
m=RTH =1,6728 k
|
|
%diff =
%diff =
TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2
1,6728 k1,65 k
100
1,6728 k+ 1,65 k
2
%diff =1,37
PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, kita akan membuktikan teori Thevenin Northon yang akan dihubungkan antara teori
dan praktikum. Kegiatan pertama adalah mencari hubungan antara tegangan sumber dengan tegangan
Thevenin dan arus Norton. Pada kegiatan ini, resistor yang digunakan berjumlah tiga yang nilainya masingmasing adalah
103
V TH =
E
R Total
dan
V TH = I RN
N.
Berdasarkan analisis data yang telah kami lakukan diperoleh nilai RTH secara
k . Sehingga % diff yang diperoleh sebesar 0,604 %. Hal ini menandakan bahwa
data yang kami dapat dalam kondisi baik karena perbedaanya dengan nilai teori tidak terlalu besar.
Pada data pertama, berdasarkan analisis yang telah dilakukan, pada tegangan thevenin secara teori diperoleh VTH sebesar 0,77 V dan
praktikum 0,685 V. Sehingga % diff yang diperoleh sebesar 11,68 %. Adapun pada arus norton, secara teori diperoleh IN sebesar 0,415 mA
dan secara praktikum 0,40 mA.. Sehingga besar % diff yang didapat sebesar 3,68 %. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa data
yang kami peroleh dalam keadaan baik. Karena perbedaanya tidak jauh beda dengan nilai teori selain itu juga dikarenakan karena alatnya
masih berfungsi dengan baik. Dan untuk data % diff dari data kedua hingga kelima berturut-turut tegangan dan arus adalah 5,186 %, 4,598
%, 4,168 %, dan 3,158 % data ini untuk tegangan sedangkan untuk arus 0,905 %, 0,75 %, 0,123 %, dan 0,99 %. Dari semua data % diff di
atas dapat dikatakan bahwa percobaan ini baik karena tidak terlalu jauh bedanya.
Pada kegiatan kedua, adalah mencari hubungan antara tegangan sumber dan arus Norton. Pada kegiatan ini, digunakan komponen
elektronika baru yakni potensiometer yang berfungsi untuk mengatur besarnya tegangan yang mengalir dalam rangkaian. Tegangan dan kuat
arus beban diukur secara bersamaan. Untuk mengetahui berapa besar arus yang mengalir menuju hambatan beban, maka tegangan yang
terukur pada hambatan beban ditentukan. Dan berikut datanya.
Tabel 2. Hubungan antara beban dengan perubahan V OC dan IL
N
o
1
2
3
4
5
6
VO (volt)
IL (mA)
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
0.61
0.60
0.57
0.54
0.52
0.50
Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa semakin besar beban yang digunakan maka tegangan outputnya
akan besar pula dan kuat arus outputnya akan kecil. Hal ini dikarenakan pada teori tegangan berbanding lurus
dengan hambatan dan hambatan berbanding terbalik dengan arus. Persamaan tadi merupakan hukum ohm
dimana R=V/I.
Dari grafik yang telah dianalisis terlihat bahwa tegangan berbanding terbalik dengan kuat arus beban
dimana semakin besar tegangannya maka semakin kecil kuat arus bebannya. Sesuai degan teori maka dapat
disimpulkan bahwa semakin besar hambatan bebannnya maka semakin besar pula tegangannya dan kuat
arusnya mengecil. Jadi, terdapat hubungan yang sesuai antara teori dan praktikum untuk kegiatan kedua ini.
KESIMPULAN
1. Nilai tegangan thevenin dan arus Northon berbanding lurus dengan besar tegangan sumber. Semakin dinaikkan tegangan sumber, maka
nilai tegangan Thevenin dan arus Northon semakin besar.
2. Beban pada rangkaian berpengaruh pada tegangan output dengan skala yang berbanding lurus, dan kuat arus output dengan skala yang
berbanding terbalik. Semakin besar tegangan, maka arus beban semakin kecil (berbanding terbalik).
DAFTAR PUSTAKA
Haris Abdul, dkk.2015. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Sutrisno.1986. Elektronika Teori dan Penerapannya.Bandung.Penerbit ITB.
Tim Elektronika Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar1. Makassar Laboratorium Fisika FMIPA UNM.