Anda di halaman 1dari 19

RANGKAIAN SETARA THEVENIN NORTON

Wahyudin*), Awalia Husnul Khatimah, Nur Rezky Amilah Kamal,Winda


Indira B. Tiro
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
Universitas Negeri Makassar
2105
LATAR BELAKANG PERCOBAAN
Terdapat banyak komponen elektronika di dalam alat-alat elektronika.
Dari mulai komponen aktif, pasif dan penunjuang. Dan kita melihat
rangkaian itu sangat kompleks, artinya kita susah mengetahui parameterparameter komponen yang berada di dalam alat elektronika tersebut.
Maka dari itu kita perlu mencari cara agar mengetahui parameter
tersebut.
Teorema setara Thevenin Norton adalah cara yang biasa digunakan
untuk menyederhanakan rangkaian kompleks tersebut. Agar kita
mengetahui tegangan, arus serta hambatan dalam di dalam rangkaian
kompleks tersebut. Dengan teorema ini kita tidak perlu membongkar
rangkaian kompleks tersebut untuk megetahui parameter-parameternya.
Rangkaian kompleks di alat elektronika biasa disebut black box.
Dengan teorema ini kita dengan mudah mengetahui arus dan
tegangan di dalam black box. Untuk cara mengetahui tegangan dan arus
di dalam black box maka masing-masing mempunyai cara tang berbeda
atau teorema yang berbeda.
Teorema Thevenin membuat rangkaian kompleks menjadi sumber
tegangan seri dengan hambatan dalamnya untuk mencari tegangan.
Sedangkan teorema Norton membuat sumber arus parallel dengan
hambatan dalamnya untuk mencari arus.
Oleh karena itu dilakukan praktikum untuk teori Thevenin-Norton
agar kita dapat melakukan pengukuran tegangan thevenin, hambatan
thevenin dan arus norton dari rangkaian-rangkaian sederhana dan
menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output rangkaian eletronika
dengan menggunakan teorema thevenin dan norton.
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Melakukan pengukuran tegangan thevenin, hambatan thevenin dan arus norton dari
rangkaian-rangkaian sederhana dan
2. Menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output rangkaian eletronika
dengan menggunakan teorema thevenin dan norton.

TEORI SINGKAT
Ada dua bentuk dasar rangkaian serara, yakni rangkaian setara Thevenin dan
rangkaian setara Norton. Rangkaian setara Thevenin menggunakan sumber tegangan tetap,
yakni suatu sumber tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tak berubah, berapa pun

besarnya arus yang di ambil darinya. Rangkaian setara Norton menggunakan sumber arus
tetap, yang dapat menghasilkan arus tetap, berapa pun besar hambatan yang di pasang pada
keluarannya (Sutrisno, 1986 : 1-2).
Dalam teori rangkaian listrik ada sebuah dalil yang di kenal sebagai dalil Thevenin
yang menyatakan sebagai berikut suatu rangkaian dengan suatu keluaran dapat digantikan
dengan suatu rangkaian yang terdiri dari suatu sumber tegangan tetap
hambatan

ETh

R0 yang terpasang seri dengan sumber tegangan tetap tersebut.

dan suatu

ETh adalah

suatu sumber tegangan tetap, yaitu yang tak akan turun walaupun diberi beban arus berapa
juga besarnya. Rangkaian Thevenin dapat digunakan sebagai rangkaian pengganti untuk apa
saja, misalnya suatu batere, sumber tegangan PLN, catu daya, pembangkit isyarat, penguat
dilihat dari keluarannya, dan sebagainya. Jadi faham rangkaian Thevenin juga digunakan
untuk arus bolak-balik. Marilah kita tentukan rangkaian Thevenin untuk rangkaian ini. Kita
tentukan

ETh

dengan menghitung tegangan keluaran dalam keadaan terbuka yaitu

ETh = V 0 .b.

ETh = V 0 b = I R2

1+ R2
R

R2

1+ R2
R

R2

E . (1)

(Sutrisno,1997 : 4-5)
Selain rangkaian pengganti Thevenin orang sering menggunakan suatu rangkaian pengganti
lain yang dikenal sebagai rangkaian pengganti Norton. Rangkaian Norton menggunakan
sumber arus tetap, yaitu sumber yang dapat menghasilkan arus dengan nilai tertentu tak
bergantung pada hambatan beban yang terpasang pada keluaran. Untuk sumber arus tetap
tegangan keluarin akan berubah dengan nilai hambatan yang terpasang pada keluaran.
(sutrisno, 1997 : 6).
Tegangan Thevenin,

V Th didefenisikan sebagai tegangan yang melewati terminal

beban saat hambatan beban terbuka. Karena ini, tegangan Thevenin terkadang disebut
dengan tegangan rangkaian terbuka. Defenisinya :
Tegangan Thevenin =
dengan

V Th = V 0 c

V 0 c merupakan singkatan dari Open Circuit Voltage.

Hambatan Thevenin didefenisikan sebagai hambatan yang diukur antar terminal saat seluruh
sumber dibuat nol (dihubung singkat) dan hambatan beban terbuka. Sebagai berikut :
Hambatan Thevenin
(Tim Elektronika Dasar, 2012 : 1)

RTh =

Roc

Arus Norton didefenisikan sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung
singkat, karena ini arus Norton terkadang disebut juga dengan arus hubung singkat. Sebagai
defenisi :
Arus Norton =

IN

I sc

Hambatan Norton adalah hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada terminal beban
beban saat seluruh sumber diturunkan menjadi nol dan hambatan beban dibuka (dilepas).
Sebagai defenisi :
Hambatan Norton =

RN

Roc

Karena hambatan Thevenin dan hambatan Norton memiliki defenisi yang sama, maka dapat
dituliskan

RN

RTh . Hambatan Thevenin selalu diseri dengan sumber tegangan

sedangkan hambatan Norton selalu parallel dengan sumber arus.


(Tim Elektronika Dasar,2015 : 2-3)
METODE PERCOBAAN
a. Alat dan Bahan
Pelaksanaan kegiatan ini ditunjang oleh komponen-komponen dan alat ukur berikut:
1. Resistor
3 buah, berfungsi untuk menghambat arus (tetap)
2. Potensiometer
1 buah, berfungsi untuk menghambat arus (variabel)
3. Power supply 0-12 Vdc
1 buah, berfungsi sebagai tegangan sumber
4. Voltmeter 0-10 Vdc 1 buah, berfungsi untuk mengukur tegangan
5. Amperemeter 0-1 Adc
1 buah, berfungsi untuk mengukur kuat arus
6. Papan kit
1 buah, berfungsi sebagai tempat untuk merangkai
7. Kabel penghubung
Secukupnya, berfungsi untuk menghubungkan
komponen
b. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1 :
-Variabel manipulasi = Tegangan sumber (
-Variabel respon

V s ), volt

= -Tegangan Thevenin (
-Arus Norton (
= Hambatan (R),

-Variabel respon

= -Tegangan Thevenin (

= Hambatan (R),

-Arus Norton (

V Th ), volt

I N ), Ampere

-Variabel kontrol
Kegiatan 2 :
-Variabel manipulasi

-Variabel kontrol

V Th ), volt

I N ), Ampere

= Tegangan sumber (

V s ), volt

c. Defenisi Operasional Variabel


1. Tegangan sumber (

antar

V s ) adalah suatu tegangan yang merupakan sumber dari tegangan

yang lain. Satuannya volt dan di ukur dengan voltmeter.

2. Tegangan Thevenin (

V Th ) adalah tegangan yang melewati terminal beban saat

hambatan beban terbuka (tegangan rangkaian terbuka), satuannya volt.


3. Arus Norton (

I N ) adalah arus saat hambatan beban dihubung singkat (arus hubung

singkat), satuannya ampere.


4. Hambatan (R) adalah suatu hambatan yang diperoleh dengan melihat spesifikasi resistor,
dimana resistor itu merupakan hambatan yang dapat mempengaruhi tegangan dan kuat
arus, satuannya ohm.
5. Arus output (I) adalah banyaknya muatan yang mengalir yang dapat mempengaruhi
tegangan output (V), satuannya ampere.
6. Tegangan output (V) adalah suatu tefangan yang mengalami perubahan ketika arus
output (I) berubah, satuannya volt.
7. Hambatan beban (

R L adalah hambatan yang dipasang pada keluaran suatu rangkaian,

satuannya ohm.
d. Prosedur kerja
Prosedur kerja dalam percobaan ini antara lain : sebelum kita merangkai komponen,
terlebih dahulu mencatat spesifikasi masing-masing komponen yang kita gunakan.
Kemudian membuat rangkaian diatas papan kit yang telah disediakan, seperti gambar
berikut;

Kemudian mengatur tegangan sumber sebesar 2 v lalu mengukur tegangan rangkaian


buka (Voc) antara titik A dan B (tanpa beben R L) dan arus hubungan singkat (Isc) dengan
menempatkan sebuah ammeter melintasi A B (Voc dan Isc tidak diukur bersamaan). Dan juga
mengukur besar resistansi total rangkaian dengan melepas power supply (rangkaian
dihubung singkat pada posisi sumber dan tanpa beban). Kemudian mengulangi langkah
tersebut untuk tegangan sumber 2 V, 4 V, 6 V, 8 V, dan 10 V. Selanjutnya memasang beban
RL pada keluaran rangkaian seperti gambar berikut.

Mengatur potensiometer pada posisi tegangan keluaran (Vo) sebesar 0,2 V dan
mengukur arus beban (IL). Melanjudkan dengan mengubah nilai RL dengan tegangan keluaran
(Vo) 0,4 V, 0,6 V, 0,8 V, 1,0 V dan 1,2 V. Mencatat nilai arus dari setiap tegangan perubahan.
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
A. Hasil Pengamatan
R1=

103 5

R2=

2,7 103 5

R3=

3,3 103 5

Tabel 1. Hubungan antara tegangan sumber terhadap tegangan thevenin dan arus norton.
No

Vs (volt)

V oc (Volt)

IN (mA)

0,685

0,40

1,465

0,88

2,21

1,33

2,96

1,77

10

3,74

2,25

Tabel 2. Hubungan antara hambatan beban terhadap tegangan keluaran dengan arus beban
No
1
2
3
4
5
6

Vo (Volt)
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2

B. Analisis Data
Kegiatan 1
Mencari RTH, ETH, dan IN
1. Hambatan Thevenin

RTH

=1,66 k

praktikum

R
( 1 R 2)+ R3
RTH =
3

RTH =(10 +3,3 10 )+2,7 10


RTH =

4,3 103 2,7 103


3
3
4,3 10 +2,7 10

Il (Volt)
2,1
2,0
1,90
1,76
1,64
1,51

RTH =1,65 k

|
|

%diff =

%diff =

|
|

TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2
1,65 k1,66 k
100
1,65 k+ 1,66 k
2

%diff =0,604
2. Tegangan Thevenin

ETH =

R2
ES
R1 + R2 + R3
3

2,7 10
ETH = 3
E
( 10 +2,7 103 + 3,3 103 ) S

%diff =

a.

TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2

ES =2 V , ETH Praktikum=0,685 V
1

ETH =
1

2,7 10 3
2 V
3
7 10

ETH =0,77 V
1

%diff =

0,77 V 0,685 V
100
0,77 V + 0,685
2

%diff =11,68
b.

ES =4 V , ETH Praktikum=1,465 V
2

ETH =
2

2,7 10
4 V
3
7 10

ETH =1,543 V
2

%diff =

1,543V 1,465V
100
1,543V + 1,465V
2

2,7 103
ES
7 103

%diff =5,186
c.

ES =6 V , E TH Praktikum=2,21 V
3

ETH =
3

2,7 103
6 V
3
7 10

ETH =2,314 V
3

%diff =

2,314 V 2,21 V
100
2,314 V +2,21 V
2

%diff =4,598
d.

ES =8 V , E TH Praktikum=2,96V
4

ETH =
4

2,7 10
8 V
3
7 10

ETH =3,086 V
4

%diff =

3,086V 2,96 V
100
3,086 V +2,96 V
2

%diff =4,168
e.

ES =10 V , E TH Praktikum=3,74 V
5

2,7 103
ETH =
10 V
7 10 3
5

ETH =3,86V
5

%diff =

%diff =3,158
3. Arus Norton

IN=

E TH
R TH

3,86V 3,74 V
100
3,86 V +3,74 V
2

%diff =

a.

TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2

I N , I N Praktikum=0,40 mA
1

IN =

ETH
R TH

IN =

0,685 V
1,65 k

I N =0,415 mA
1

%diff =

0,415 mA0,40 mA
100
0,415 mA +0,40 mA
2

%diff =3,68
b.

I N , I N Praktikum=0,88 mA
2

IN =

ETH
R TH

IN =

1,465 V
1,65 k

I N =0,888 mA
2

%diff =

0,88 mA0,888 mA
100
0,88 mA +0,888 mA
2

%diff =0,905
c.

I N , I N Praktikum=1,33mA
3

IN =

ETH
RTH

IN =

2,21V
1,65 k

I N =1,34 mA
3

%diff =

1,34 mA1,33 mA
100
1,34 mA +1,33 mA
2

%diff =0,75
d.

I N , I N Praktikum=1,77 mA
4

IN =

E TH
RTH

IN =

2,96 V
1,65 k

I N =1,79 mA
4

%diff =

1,79mA 1,77 mA
100
1,79 mA +1,77 mA
2

%diff =1,123
e.

I N , I N Praktikum=2,25 mA
5

IN =

ETH
RTH

IN =

3,74 V
1,65 k

I N =2,27 mA
5

%diff =

2,27 mA2,25 mA
100
2,27 mA +2,25 mA
2

%diff =0,99
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
C. Hasil Pengamatan
R1=

103 5

R2=

2,7 103 5

R3=

3,3 103 5

Tabel 1. Hubungan antara tegangan sumber terhadap tegangan thevenin dan arus norton.
No

Vs (volt)

V oc (Volt)

IN (mA)

0,685

0,40

1,465

0,88

2,21

1,33

2,96

1,77

10

3,74

2,25

Tabel 2. Hubungan antara hambatan beban terhadap tegangan keluaran dengan arus beban
No
1
2
3
4
5
6

Vo (Volt)
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2

D. Analisis Data
Kegiatan 1
Mencari RTH, ETH, dan IN
4. Hambatan Thevenin

RTH

=1,66 k

praktikum

1
R
(
2)+ R3
RTH =
3

RTH =(10 +3,3 10 )+2,7 10


4,3 103 2,7 103
RTH =
4,3 103 +2,7 103
RTH =1,65 k

|
|

%diff =

%diff =

|
|

TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2
1,65 k1,66 k
100
1,65 k+ 1,66 k
2

%diff =0,604
5. Tegangan Thevenin

Il (Volt)
2,1
2,0
1,90
1,76
1,64
1,51

ETH =

R2
ES
R1 + R2 + R3
3

2,7 10
ETH = 3
E
( 10 +2,7 103 + 3,3 103 ) S

%diff =

f.

TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2

ES =2 V , ETH Praktikum=0,685 V
1

2,7 10
ETH =
2 V
3
7 10
1

ETH =0,77 V
1

%diff =

0,77 V 0,685 V
100
0,77 V + 0,685
2

%diff =11,68
g.

ES =4 V , ETH Praktikum=1,465 V
2

ETH =
2

2,7 10
4 V
3
7 10

ETH =1,543 V
2

%diff =

1,543V 1,465V
100
1,543V + 1,465V
2

%diff =5,186
h.

ES =6 V , E TH Praktikum=2,21 V
3

ETH =
3

2,7 10
6 V
3
7 10

ETH =2,314 V
3

%diff =

2,314 V 2,21 V
100
2,314 V +2,21 V
2

%diff =4,598

2,7 103
ES
7 103

i.

ES =8 V , E TH Praktikum=2,96V
4

ETH =
4

2,7 10
8 V
3
7 10

ETH =3,086 V
4

%diff =

3,086V 2,96 V
100
3,086 V +2,96 V
2

%diff =4,168
j.

ES =10 V , E TH Praktikum=3,74 V
5

ETH =
5

2,7 10
10 V
3
7 10

ETH =3,86V
5

%diff =

3,86V 3,74 V
100
3,86 V +3,74 V
2

%diff =3,158
6. Arus Norton

IN=

E TH
R TH

%diff =

f.

TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2

I N , I N Praktikum=0,40 mA
1

IN =

ETH
R TH

IN =

0,685 V
1,65 k

I N =0,415 mA
1

%diff =

0,415 mA0,40 mA
100
0,415 mA +0,40 mA
2

%diff =3,68
g.

I N , I N Praktikum=0,88 mA
2

IN =

ETH
R TH

IN =

1,465 V
1,65 k

I N =0,888 mA
2

%diff =

0,88 mA0,888 mA
100
0,88 mA +0,888 mA
2

%diff =0,905
h.

I N , I N Praktikum=1,33mA
3

IN =

ETH
RTH

IN =

2,21V
1,65 k

I N =1,34 mA
3

%diff =

1,34 mA1,33 mA
100
1,34 mA +1,33 mA
2

%diff =0,75
i.

I N , I N Praktikum=1,77 mA
4

IN =

E TH
RTH

IN =

2,96 V
1,65 k

I N =1,79 mA
4

%diff =

1,79mA 1,77 mA
100
1,79 mA +1,77 mA
2

%diff =1,123

j.

I N , I N Praktikum=2,25 mA
5

IN =

ETH
RTH

IN =

3,74 V
1,65 k

I N =2,27 mA
5

%diff =

2,27 mA2,25 mA
100
2,27 mA +2,25 mA
2

%diff =0,99

1.4

1.2

f(x) = - 1.67x + 3.74


R = 1

0.8
Vo(volt)
0.6

0.4

0.2

0
1.4

1.5

1.6

1.7

1.8
I dalam (mA)

1.9

2.1

2.2

Gambar 2.1. Grafik hubungan antara Vo dan IL


Analisis grafik
Kegiatan 2

y=mx +c
y=1.6728 x+3,7417

y
V
m= R=
x
I

m=RTH
m=1,6728

m=RTH =1,6728 k

|
|

%diff =

%diff =

TeoriPraktikum
100
Teori+ Praktikum
2

1,6728 k1,65 k
100
1,6728 k+ 1,65 k
2

%diff =1,37

PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini, kita akan membuktikan teori Thevenin Northon yang akan dihubungkan antara teori
dan praktikum. Kegiatan pertama adalah mencari hubungan antara tegangan sumber dengan tegangan
Thevenin dan arus Norton. Pada kegiatan ini, resistor yang digunakan berjumlah tiga yang nilainya masingmasing adalah

103

sebagai R 1,2,3. 103 sebagai R 2

dan 3,3. 10 sebagai R 3 . Berikut adalah tabel hasil

pengamatan untuk kegiatan pertama.


Tabel 1. Hubungan antara peubahan VS dan perubahan VOC dan IN
N
Vs (volt)
Voc (volt)
IN (mA)
o
1
2
0.658
0.40
2
4
1.465
0.88
3
6
2.21
1.33
4
8
2.96
1.77
5
10
3.74
2.25
Dari tabel diatas kita bisa melihat bahwa semakin besar tegangan sumber yang digunakan maka
semakin besar perubahan Voc nya dan juga IN nya. Hal ini dikarenakan menurut teori antara tegangan sumber,
tegangan Thevenin, dan arus Norton terdapat hubungan lurus diantara ketiganya. Hal ini kita bisa lihat dari
persamaan
teori 1,66

V TH =

E
R Total

dan

V TH = I RN
N.

dan secara praktikum sebesar 1,65

Berdasarkan analisis data yang telah kami lakukan diperoleh nilai RTH secara

k . Sehingga % diff yang diperoleh sebesar 0,604 %. Hal ini menandakan bahwa

data yang kami dapat dalam kondisi baik karena perbedaanya dengan nilai teori tidak terlalu besar.
Pada data pertama, berdasarkan analisis yang telah dilakukan, pada tegangan thevenin secara teori diperoleh VTH sebesar 0,77 V dan
praktikum 0,685 V. Sehingga % diff yang diperoleh sebesar 11,68 %. Adapun pada arus norton, secara teori diperoleh IN sebesar 0,415 mA
dan secara praktikum 0,40 mA.. Sehingga besar % diff yang didapat sebesar 3,68 %. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa data
yang kami peroleh dalam keadaan baik. Karena perbedaanya tidak jauh beda dengan nilai teori selain itu juga dikarenakan karena alatnya
masih berfungsi dengan baik. Dan untuk data % diff dari data kedua hingga kelima berturut-turut tegangan dan arus adalah 5,186 %, 4,598

%, 4,168 %, dan 3,158 % data ini untuk tegangan sedangkan untuk arus 0,905 %, 0,75 %, 0,123 %, dan 0,99 %. Dari semua data % diff di
atas dapat dikatakan bahwa percobaan ini baik karena tidak terlalu jauh bedanya.
Pada kegiatan kedua, adalah mencari hubungan antara tegangan sumber dan arus Norton. Pada kegiatan ini, digunakan komponen
elektronika baru yakni potensiometer yang berfungsi untuk mengatur besarnya tegangan yang mengalir dalam rangkaian. Tegangan dan kuat
arus beban diukur secara bersamaan. Untuk mengetahui berapa besar arus yang mengalir menuju hambatan beban, maka tegangan yang
terukur pada hambatan beban ditentukan. Dan berikut datanya.
Tabel 2. Hubungan antara beban dengan perubahan V OC dan IL
N
o
1
2
3
4
5
6

VO (volt)

IL (mA)

0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2

0.61
0.60
0.57
0.54
0.52
0.50

Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa semakin besar beban yang digunakan maka tegangan outputnya
akan besar pula dan kuat arus outputnya akan kecil. Hal ini dikarenakan pada teori tegangan berbanding lurus
dengan hambatan dan hambatan berbanding terbalik dengan arus. Persamaan tadi merupakan hukum ohm
dimana R=V/I.
Dari grafik yang telah dianalisis terlihat bahwa tegangan berbanding terbalik dengan kuat arus beban
dimana semakin besar tegangannya maka semakin kecil kuat arus bebannya. Sesuai degan teori maka dapat
disimpulkan bahwa semakin besar hambatan bebannnya maka semakin besar pula tegangannya dan kuat
arusnya mengecil. Jadi, terdapat hubungan yang sesuai antara teori dan praktikum untuk kegiatan kedua ini.
KESIMPULAN
1. Nilai tegangan thevenin dan arus Northon berbanding lurus dengan besar tegangan sumber. Semakin dinaikkan tegangan sumber, maka
nilai tegangan Thevenin dan arus Northon semakin besar.

2. Beban pada rangkaian berpengaruh pada tegangan output dengan skala yang berbanding lurus, dan kuat arus output dengan skala yang
berbanding terbalik. Semakin besar tegangan, maka arus beban semakin kecil (berbanding terbalik).

DAFTAR PUSTAKA
Haris Abdul, dkk.2015. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Sutrisno.1986. Elektronika Teori dan Penerapannya.Bandung.Penerbit ITB.
Tim Elektronika Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar1. Makassar Laboratorium Fisika FMIPA UNM.

Anda mungkin juga menyukai