Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Elektronika terdapat 2 teori yang pasti akan dipelajari yaitu, Teorema Thevenin
adalah salah satu teorema dasar dalam teori sirkuit elektronik yang digunakan untuk
menggantikan jaringan sirkuit yang kompleks dengan sirkuit yang lebih sederhana, yaitu
sirkuit Thevenin yang terdiri dari sumber tegangan dan resistor. Teorema ini dinamai
setelah ilmuwan Prancis, Leon Charles Thevenin, yang mengembangkan prinsip ini.
Teorema Thevenin sangat berguna dalam analisis dan perancangan sirkuit elektronik.
Keuntungan Teorema Thevenin, mempermudah analisis sirkuit yang kompleks dengan
menggantikannya dengan sirkuit yang lebih sederhana, yaitu sirkuit Thevenin, Yang
dapat memudahkan pengguna atau dapat memungkinkan kita untuk menyederhanakan
perancangan dan analisis sirkuit elektronik. Berguna dalam pemecahan masalah dan
pengembangan perangkat elektronik. Teorema Thevenin dan Teorema Norton adalah dua
konsep yang setara. Anda dapat mengonversi sirkuit Thevenin ke sirkuit Norton dan
sebaliknya. Hubungan antara keduanya adalah V_TH dalam seri dengan R_TH pada
sirkuit Thevenin setara dengan sumber arus Norton (I_N) dalam paralel dengan resistansi
Norton (R_N) pada sirkuit Norton. Teorema Norton adalah konsep penting dalam teori
sirkuit elektronik yang digunakan untuk menyederhanakan analisis sirkuit yang kompleks
dengan menggantikannya dengan model yang lebih sederhana, yaitu sirkuit Norton. Arus
Norton adalah arus yang mengalir melalui dua terminal dari sirkuit yang Anda ingin
analisis.I_N diukur ketika sirkuit dihubungkan dengan beban tak terhubung (open-
circuit), sehingga tegangan antara kedua terminal tersebut adalah tegangan sirkuit Norton.
I_N adalah hasil dari menggantikan atau menghapus semua sumber arus dalam sirkuit
yang kompleks. Teorema Norton adalah alat yang sangat berguna dalam dunia rekayasa
elektronik, terutama dalam analisis rangkaian listrik dan perancangan sirkuit.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Menganalisa perilaku suatu untaian rangkaian.
2. Membandingkan nilai Rth dan Vth secara teori dan praktek
3. Mengetahui aplikasi teorema Thevenin dan Norton
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB II

DASAR TEORI

Teorema Thévenin adalah teorema yang ampuh untuk menyederhanakan rangkaian kompleks
dengan tegangan ekuivalen Thevenin (Vth) sambungan seri dengan hambatan setara atau
Thevenin resistensi (Rth). Teorema ini diturunkan secara independen1853 oleh ilmuwan
Jerman Hermann von Helmholtz dan masuk 1883 oleh Léon Charles Thévenin (1857–1926),
seorang ahli listrik insinyur dengan Postes et Télégraphes nasional Prancis organisasi
telekomunikasi. Teorema Thevenin adalah banyak digunakan untuk membuat analisis
rangkaian lebih sederhana dan untuk mempelajari kondisi awal dan respon keadaan tunak
rangkaian. Itu teorema juga dapat diterapkan pada rangkaian AC domain frekuensi terdiri dari
impedansi reaktif dan resistif. Dalam kasus rangkaian resistif arus searah, Vth diperoleh pada
keadaan terbuka terminal yang dirangkai di mana beban telah dilepas darinya sirkuit. Selain
itu resistansi Thevenin, Rth adalah totalnya hambatan dilihat dari terminal (yaitu A-B) beban
yang ada DIHAPUS. Perhatikan bahwa, semua sumber independen ada di rangkaian diatur ke
nol (sumber arus apa pun yang dikeluarkan dari sirkuit sedangkan sumber tegangan arus
searah juga dihilangkan dari sirkuit tetapi diganti dengan kawat). Perhitungan Thevenin
tegangan dan hambatan dihubungkan kembali secara seri dengan dihilangkan dari beban. Jika
terminal A dan B dihubungkan menjadi satu lain, arus yang mengalir dari A ke B adalah
Vth/Rth. Ini berarti Rth dapat dihitung sebagai Vth dalam dibagi dengan arus hubung singkat
antara A dan B ketika keduanya terhubung. Dalam istilah teori rangkaian, teorema ini
mengizinkan apa saja jaringan satu port direduksi menjadi sumber tegangan tunggal dan
impedansi tunggal
Teorema Thévenin dapat digunakan untuk mengubah rangkaian apa pun sumber dan
impedansi yang setara dengan Thévenin; penggunaan teorema mungkin dalam beberapa kasus
lebih nyaman daripada penggunaan Hukum rangkaian Kirchhoff [6-12]. Namun, dalam
penelitian ini, kami menggunakan nilai sumber tegangan DC yang berbeda. Dalam penelitian
ini, kami akan melakukannya pelajari rangkaian ekivalen Thevenin pada suplai berbeda
sumber tegangan. Rangkaian ekivalen Thevenin berbeda sumber tegangan jarang dilaporkan.
Eksperimental dan perhitungan resistif arus searah. Dalam perhitungan dan eksperimental ini
mengatur studi, 3 nilai resistor R1, R2, dan R3 yang berbeda, digunakan masing-masing.
Untuk eksperimental dan dihitungrangkaian resistif arus searah, apapan tempat memotong
roti, kabel jumper, resistor (R1=1 kΩ, R3=10 kΩ, dan R2=200 Ω), ohmmeter, voltmeter, dan
tegangan dc digunakan untuk rangkaian dan pengukuran yang dibangun. Catu daya DC adalah
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

bervariasi dari 5 hingga 12 V untuk menyelidiki tegangan Thevenin dan Resistensi Thevenin,
bergolak. Resistensi Thevenin, Tegangan Thevenin dari rangkaian resistif arus searah (DC)
adalah dibandingkan dengan pendekatan perhitungan dan pengukuran.
Tegangan Thevenin dan resistansi Thevenin terhubungsecara seri dengan tahanan
beban. Selain itu, tegangan Theveninsecara teoritis dihitung pada terminal a-b hambatan
beban. Terminal a-b terbuka tegangan rangkaian dan simbol sebagai Vth. Tegangan Thevenin
adalah penurunan tegangan pada resistansi R3 sejak penurunan tegangan melintasi R2 adalah
nol volt. Aturan pembagi tegangan di sisi lain sisi, selanjutnya digunakan untuk menghitung
penurunan tegangan pada R3.
Sedangkan hambatan Thevenin diperoleh dengan cara menghitung berdasarkan hal hal
yang mempengaruhi beberapa diantaranya perlawanannya melihat point a-b dengan mengatur
semua independen sumber ke nol. Perhatikan bahwa, semua sumber tegangan DC diatur ke
menjadi nol volt dengan menggantinya dengan kawat. Ohmmeter dan voltmeter digunakan
untuk mengukur tegangan Thevenin dan Thevenin resistensi masing-masing. Konfigurasi
rangkaian resistif arus searah untuk pengukuran resistansi Thevenin dan tegangan Thevenin
secara teoritis dan secara eksperimental..Thevenin resistance

Rth=( 〖 (R3) *(R1))/((R3+R_1))+R2= 1.11 kΩ.................................................................................(2.1)


Karena tidak ada arus yang mengalir melalui R2 (200 Ω), tegangan turun pada 200Ω adalah
nol dan oleh karena itu Vth adalah jatuh tegangan melintasi R3. Hasil lengkap perhitungan
dan tegangan dan resistansi Thevenin yang diukur ditabulasikan, masing-masing. Diamati
bahwa, tegangan Thevenin dihitung meningkat dari 4.54V menjadi 13.64V sebagai tegangan
positif meningkat dari 5V menjadi 15V. Namun resistensi Thevenin tidak berubah seiring
meningkatnya tegangan. Fenomena ini adalah konsisten dengan teori seperti yang dilaporkan
oleh orang lain [2,6,9] membenarkan resistensi Thevenin secara independen dengan
meningkatnya sumber tegangan positif disuplai ke rangkaian sejak Rangkaian ekivalen
Thevenin tidak ada sumber tegangannya. Fenomena serupa juga terjadi di pendekatan
eksperimental dimana nilai Thevenin konstan resistansi sekitar 1,125 Ω. Tegangan Thevenin
yang diukur dan resistansi Thevenin. Hasil menunjukkan nilai sebanding dengan pendekatan
teoritis menegaskan metode pengukuran benar. Toleransi yang kecil menunjukkan perbedaan nilai
resistansi dibandingkan dengan nilai resistansi yang sebenarnya. Faktor lain yang berkontribusi
terhadap kecilnya toleransi adalah alat ukur seperti ohmmeter dan voltmeter memiliki hambatan
internal yang sedikit mempengaruhi hasilnya .Itu nilai pastinya dengan pendekatan teoritis tidak
mempertimbangkan instrumen dan nilai sebenarnya dari resistor. Oleh karena itu nilainya memiliki
beberapa toleransi kecil sekitar 5%. Fenomena ini adalah konsisten dengan hasil perhitungan teoritis
seperti yang dilaporkan oleh lainnya [2,6,9]. Kesalahan kecil inidisebabkan oleh peralatan seperti
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

sumber tegangan yang disediakan, voltmeter, ammeter, dan penghubung, papan tempat memotong roti
dan resistor yang berkontribusi terhadap kesalahan pengukuran. Ini membahas tentang perhitungan
dan eksperimen Rangkaian ekivalen Thevenin pada rangkaian resistif arus searah disuplai pada
tegangan positif yang berbeda (5V hingga 15V). perhitungan dan pengukuran tegangan Thevenin
meningkat ketika tegangan positif meningkat menandakan konsisten antara eksperimen dengan hasil
teoritis. Hasilnya menunjukkan, tegangan Thevenin telah dihitung dan diukur pada tegangan positif
yang berbeda meningkat dengan meningkatnya tegangan positif meningkat dari 4,54 V menjadi 9,09
V, dan 4,56 menjadi 13,64 V, masing-masing. Sedangkan yang diukur dari Thevenin resistensi
konsisten dengan nilai yang dihitung. Itu diukur nilai tegangan Thevenin dan nilai resistansinya
konsisten dengan perhitungan teoritis. (Annuar, 2018)
Memikirkan sebuah sistem sebagai sebuah kombinasi komponen yang diatur untuk
menyelesaikan sebuah tujuan yang diinginkan. Perlunya mengetahui bagaimana berbagai
komponen berinteraksi dan bagaimana komponen-komponen tersebut mempengaruhi daya
guna sistem adalah jelas. Sebuah metode seperti itu adalah penggunaan prinsip superposisi
untuk mendapatkan setiap kontribusi sumber kepada tanggapan seluruhnya. Untuk
memusatkan perhatian pada sifat elemen tertentu atau pada kelompok elemen maka akan
memudahkan kita untuk menjelaskan bagian sistem lain dengan menggunakan representasi
ekivalen yang sederhana.
Sebuah rangkaian di dalam mana elemen-elemen tersebut terbagi menjadi dua segmen
N1 dan N2 untuk menentukan efek N1 dan N2 dan seringkali untuk mengatur N2 supaya
mempunyai daya guna optimum maka kita ingin menyatakan N1 dengan sebuah rangkaian
ekivalen. Pendekatan yang berikut menghasilkan sifat ekivalen yang digunakan, tinjaulah N2
untuk muncul sebagai sebuah resistansi yang nilainya nol atau rangkaian pendek di terminal
AB. Maka v adalah nol dan I adalah arus dalam rangkaian pendek ISC bila N2 dirangkaikan
terbuka yang bersesuaian dengan R maka I adalah 0 dan tegangan melalui AB adalah
tegangan rangkaian terbuka v OC karena rangkaian N1 adalah linear maka v dan I haruslah
dihubungkan secara linear jadi jika sebuah grafik I terhadap v digambarkan maka grafik
tersebut adalah sebuah garis lurus dan lewat melalui koordinat 0, ISC dan koordinat VOC, 0.
Ciri sejenis ini sebagai ciri volt street ampere dari sebuah sumber yang digunakan dalam
praktek. Sebagai konsekuensinya, maka segmen jaringan N1 sebagai sebuah sumber tegangan
yang seri dengan sebuah resistansi. Rangkaian yang sebuah rangkaian sesuai ekivalen
thevenin. Pengubahan sumber menghasilkan ekivalen Norton ekivalen the thevenin adalah
pokok atau intisari teorema thevenin.
Teorema thevenin dapat dibenarkan secara lebih formal dengan mendemonstrasikan
bahwa sebuah jaringan linear yang sembarang mempunyai ciri fold-ampere yang sama di
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

sepanjang terminal sebagai sebuah sumber yang digunakan dalam praktek titik, n menyatakan
sebuah jaringan linear yang mengandung sumber-sumber bebas; sumber-sumber ini
menghasilkan tegangan rangkaian terbuka, di terminal AB. Berdasarkan atas rangkaian
terbuka tersebut maka arus i l adalah 0. Memperlihatkan jaringan yang sama dengan sebuah
sumber tegangan yang sama dengan sebuah sumber tegangan yang sama dengan tegangan
rangkaian terbuka VOC yang dipakai kepada terminal tersebut karena tegangan sumber persis
mengimbangi tegangan rangkaian terbuka jaringan, maka i l masih sama dengan nol. Nilai
utama teorema thevenin adalah bahwa teorema tersebut mengizinkan representasi sederhana
dari sebuah jaringan kompleks di pasangan terminal keluaran dan, sebagai akibatnya, akan
membolehkan perhitungan yang mudah dan efek sebuah beban keluaran pada jaringan
tersebut, atau sebaliknya, efek yang akan dipunyai beban pada sifat terminal jaringan titik
dalam pengalaman Kita sehari-hari konsep ekivalen thevenin membolehkan kita untuk
menyatakan sumber tenaga listrik dalam rumah kita dengan tegangan bolak-balik yang diukur
di stop kontak atau busi tanpa meninjau seluruh sistem penghasil dan sistem distribusi titik
dengan cara yang serupa, sistem stereo kita, maka ekivalen thevenin mengizinkan kita untuk
mencocokkan pengeras suara dengan kekuatan pembesar atau amplifier output. Kita sekarang
telah melihat bahwa metode-metode dasar untuk menuliskan persamaan arus jaringan dan
persamaan tegangan jaringan pada umumnya adalah sama untuk rangkaian hambat dan
rangkaian AC dengan satu ke kecualian: representasi fasor dari arus, tegangan, dan
impedance.
Kita sekarang telah melihat bahwa metode-metode dasar untuk menuliskan persamaan
arus jaringan dan. Kita sekarang telah melihat bahwa metode-metode dasar untuk menuliskan
persamaan arus jaringan dan harus digunakan untuk rangkaian AC sebagai ganti dari nilai-
nilai aljabar yang lebih sederhana dari arus tegangan dan resistansi yang digunakan untuk
rangkaian hamba. Pergantian seperti itu secara segera akan membuat tersedianya transformasi
y-∆ dari bagian dua-9, prinsip superposisi dan ekivalen thevenin. Dengan referensi spesifik ke
teorema thevenin , maka langkah-langkah yang diuraikan dalam bagian 2-8 diikuti juga untuk
kasus AC. Dengan referensi spesifik ke teorema thevenin Tegangan rangkaian terbuka v0 dan
impedan ekivalen z0 harus dicari sekarang dalam segi empat siku-siku kompleks atau dalam
bentuk polar.Proses yang akandidemonstrasikan dengan menggunakan dua contoh spesifik,
yangpada waktu yang bersamaan akan melukis melukiskan lebih jauh pemakaian strategi DC
pada soal-soal AC. (Fitzgerald, 1981)
Teorema Thevenin menyatakan bahwa ada dua terminal keluaran ( A & B ) dari jaringan
linier aktif yang memuat sumber bebas (termasuk sumber tegangan dan arus) dapat diganti
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

dengan a sumber tegangan sederhana yang besarnya Vth dirangkai seri dengan sebuah resistor
Rth dimana Rth adalah resistansi ekuivalen jaringan jika dilihat dari terminal output A & B
dengan semuanya sumber (tegangan dan arus) dihilangkan dan diganti dengan resistansi
internalnya dan besarnya Vth sama dengan tegangan rangkaian terbuka pada terminal A & B
Langkah Sederhana Menganalisis Rangkaian Listrik melalui Teorema Thevenin 1. Buka
resistor beban. 2. Menghitung/mengukur Tegangan Rangkaian Terbuka. Ini adalah Tegangan
Thevenin (VTH). 3. Tiga dalam Sumber Arus Terbuka dan Sumber Tegangan Pendek. 4.
Menghitung/mengukur Resistansi Rangkaian Terbuka. Ini adalah Resistensi Thevenin (RTH).
5. Sekarang, gambar ulang rangkaian dengan Tegangan rangkaian terbuka (VTH) terukur
pada Langkah (2) sebagai tegangan Sumber dan resistansi rangkaian terbuka (RTH) diukur
pada langkah (4) sebagai resistansi seri dan sambungkan resistor beban yang telah kita
lepaskan pada Langkah (1). Ini adalah Setara Thevenin Rangkaian Jaringan Listrik Linier atau
Rangkaian Kompleks yang harus disederhanakan dan dianalisis dengan Teorema Thevenin.
Sudah selesai. 6. Sekarang carilah Total arus yang mengalir melalui resistor Beban dengan
menggunakan Hukum Ohm.
Teorema Thevenin diterapkan pada rangkaian ac dengan cara yang sama seperti pada
rangkaian dc rangkaian. Teorema Thevenin, sebagaimana diterapkan pada rangkaian ac,
menyediakan metode untuk mereduksi rangkaian apa pun menjadi bentuk ekuivalen yang
terdiri dari sumber tegangan ac ekuivalen yang dirangkai seri dengan ekuivalennya impedansi.
Satu-satunya upaya tambahan muncul dari kebutuhan untuk memanipulasi bilangan
kompleks. Itu versi domain frekuensi dari rangkaian ekivalen Thevenin, di mana linear
rangkaian digantikan oleh sumber tegangan yang dirangkai seri dengan impedansi.
Jelaskan Teorema Norton dengan contoh yang sesuai. Ini adalah teorema lain yang
berguna untuk menganalisis rangkaian listrik seperti Teorema Thevenin, yang mereduksi
rangkaian linier, aktif, dan jaringan kompleks menjadi rangkaian ekivalen sederhana. Yang
utama Perbedaan antara teorema Thevenin dan teorema Norton adalah teorema Thevenin
menyediakan sumber tegangan setara dan resistansi seri setara, sedangkan Norton teorema
memberikan sumber arus yang setara dan resistansi paralel yang setaraTeorema Norton dapat
dinyatakan sebagai Jaringan Listrik Linier Apa Pun atau rangkaian kompleks dengan Sumber
Arus dan Tegangan dapat diganti dengan rangkaian ekivalen yang terdiri dari satu rangkaian
Sumber Arus independen IN dan RN Resistansi Paralel. Langkah Sederhana Menganalisis
Rangkaian Listrik melalui Teorema Norton Hubungan pendek dalam resistor beban dua.
Menghitung/mengukur Arus Hubung Singkat. Ini adalah Arus Norton (IN) 3. Sumber Arus
Terbuka, Sumber Tegangan Pendek dan Resistor Beban Terbuka. 4. Menghitung/mengukur
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

Resistansi Rangkaian Terbuka. Ini adalah Perlawanan Norton (RN) 5. Sekarang, gambar
ulang rangkaian dengan Arus hubung singkat (IN) yang diukur pada Langkah (2) sebagai
Sumber arus dan mengukur resistansi rangkaian terbuka (RN) pada langkah (4) sebagai
resistansi paralel dan menghubungkannya memuat resistor yang telah kami hapus pada
Langkah (3). Ini adalah Sirkuit Norton yang Setara Jaringan Listrik Linier atau Rangkaian
Kompleks yang harus disederhanakan dan dianalisis. Anda telah melakukan. 6. Sekarang cari
Arus Beban yang mengalir (Himabindu, 2013)
Pertimbangan lebih lanjut dalam tampilan adalah waktu nyala dan mati. LCD secara
karakteristik jauh lebih lambat dibandingkan LED. LCD biasanya memiliki waktu respons
dalam kisaran 100 ms hingga 300 ms, sedangkan LED tersedia dengan waktu respons di
bawah 100 ns. Namun, ada berbagai aplikasi, misalnya pada jam tangan, yang perbedaannya
antara 100 ns dan 100 ms (110 detik) tidak terlalu berpengaruh. Untuk aplikasi seperti itu,
kebutuhan daya yang lebih rendah LCD adalah karakteristik yang sangat menarik. Masa pakai
unit LCD terus meningkat melampaui batas 10.000 jam. Ini bukan perangkat persimpangan
dan dibuat dari germanium, silikon, atau campuran oksida kobalt, nikel, strontium, atau
mangan. Itu senyawa yang digunakan menentukan apakah perangkat memiliki koefisien suhu
positif atau negatif. Karena warna yang dihasilkan oleh unit LCD bergantung pada sumber
penerangan, terdapat pilihan warna yang lebih beragam. Termistor, sesuai dengan namanya,
adalah resistor yang peka terhadap suhu; yaitu terminalnya resistensi berhubungan dengan
suhu tubuhnya. Ini bukan perangkat persimpangan dan dibuat dari germanium, silikon, atau
campuran oksida kobalt, nikel, strontium, atau mangan. Itu senyawa yang digunakan
menentukan apakah perangkat memiliki koefisien suhu positif atau negatif. Beberapa teknik
pengemasan paling populer untuk elemen termistor sensor AS adalah disediakan pada
memiliki faktor stabilitas yang tinggi dan kokoh serta sangat tepat untuk aplikasi mulai dari
aplikasi laboratorium hingga lingkungan yang parah kondisi. Termistor daya memiliki
kemampuan unik untuk membatasi arus yang terburu-buru arus ke tingkat yang dapat diterima
sampai kapasitor terisi. Resistansi perangkat kemudian akan turun ke tingkat di mana
penurunan pada dengan resistansi serendah 1 . Termistor yang dienkapsulasi sangat kokoh
dan sangat stabil, serta dapat digunakan pada suhu.
Kaca dari berukuran kecil, sangat kokoh dan sangat stabil, serta dapat digunakan pada
suhuhingga 300°C. Termistor tipe manik juga berukuran sangat kecil, sangat akurat, dan stabil
serta mempunyai respon termal yang cepat. Termistor chip dirancang untuk digunakan pada
substrat hibrid, sirkuit terpadu, atau papan sirkuit cetak Dioda terowongan dibuat dengan
mendoping bahan semikonduktor yang akan membentuk sambungan p – n pada tingkat 100
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

dalam hingga beberapa ribu kali lipat dari dioda semikonduktor pada umumnya. Hal ini
menghasilkan wilayah penipisan yang sangat berkurang, sebesar 10 −6 cm, atau biasanya
sekitar 1 100 lebar wilayah ini untuk dioda semikonduktor tipikal. Ini dia wilayah penipisan
yang tipis, yang melaluinya banyak pembawa dapat melakukan “terowongan” daripada
mencoba untuk melampauinya, pada potensi bias maju yang rendah yang menyumbang
puncak pada kurva. Untuk tujuan perbandingan, karakteristik dioda semikonduktor tipikal
ditumpangkan oleh serta karakteristik karakteristik dioda terowongan. Pengurangan wilayah
penipisan ini mengakibatkan operator “menerobos” dengan kecepatan sebesar itu jauh
melebihi yang tersedia dengan dioda konvensional. Oleh karena itu, dioda terowongan dapat
digunakan dalam aplikasi berkecepatan tinggi seperti di komputer, di mana waktu
perpindahannya berurutan nanodetik atau pikodetik diinginkan. Ingat dari Bagian bawah
peningkatan level doping mengurangi potensi Zener. Perhatikan pengaruh tingkat doping
yang sangat tinggi pada wilayah ini. Semikonduktor bahan yang paling sering digunakan
dalam pembuatan dioda terowongan adalah germanium dan gallium arsenide. Rasio IP>IV
sangat penting untuk aplikasi komputer. bahan yang paling sering digunakan dalam
pembuatan dioda terowongan adalah germanium dan gallium arsenide. Rasio IP>IV sangat
penting untuk aplikasi komputer. Untuk Jerman, biasanya 10:1, dan untuk galium arsenida,
mendekati 20:1.IP arus puncak dioda terowongan dapat bervariasi dari beberapa mikroampere
hingga beberapa mikroampere seratus ampere. Namun tegangan puncak dibatasi sekitar 600
mV. Untuk alasan ini, VOM sederhana dengan potensi baterai dc internal 1,5 V dapat
merusak terowongan dioda jika diterapkan secara tidak benar. Rangkaian ekivalen
terowongan-dioda pada daerah resistansi negatif disediakan, dengan simbol yang paling
sering digunakan untuk dioda terowongan. Nilai untuk parameternya khas untuk unit
komersial saat ini. Induktor L S terutama jatuh tempo ke terminal terminal. Resistor R S
disebabkan oleh sadapan, kontak ohmik pada sadapan–persimpangan semikonduktor, dan
bahan semikonduktor itu sendiri. kapasitansi C adalah kapasitansi difusi persimpangan, dan R
adalah resistansi negatif wilayah tersebut. Itu resistensi negatif diterapkan pada osilator yang
akan dijelaskan nanti memuaskan untuk seluruh rentang nilai. Kita tidak pernah bisa
mengetahui nilai puncak mana yang akan dihasilkan perangkat tertentu. Kisaran nilai puncak
ini umum untuk sebagian besar dioda terowongan, sehingga desainer sangat menyadari
kekhawatiran ini. Yang cukup menarik, tegangan lembahnya lumayan konstan pada sekitar
0,13 V, yang secara signifikan lebih kecil dari tegangan penyalaan tipikal untuk a dioda
silikon. Untuk rangkaian dioda ini, resistansi negatifnya berkisar antara 80 hingga 180, yang
merupakan rentang yang cukup besar untuk parameter penting ini. Sejumlah dioda
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

terowongan secara sederhana nyatakan nilai konstan seperti 250 untuk deret tertentu.
Meskipun penggunaan dioda terowongan dalam sistem frekuensi tinggi saat ini telah
dilakukan terhenti secara dramatis karena tersedianya teknik manufaktur sebagai alternatif
perangkat, kesederhanaan, linearitas, pengurasan daya yang rendah, dan keandalan
memastikan masa pakainya. Tegangan suplai dan resistansi beban yang dipilih menentukan
garis beban yang memotong karakteristik dioda terowongan pada tiga titik suplai dan
resistansi beban yang dipilih menentukan garis beban yang memotong karakteristik dioda
terowongan pada tiga titik. Perlu diingat bahwa garis beban adalah ditentukan semata-mata
oleh jaringan dan karakteristik perangkat. Persimpangan di a dan b disebut sebagai . Tegangan
suplai dan resistansi beban yang dipilih menentukan garis titik operasi stabil, karena
karakteristik resistansi positifnya. Artinya, di salah satu titik operasi ini, sedikit gangguan
pada jaringan tidak akan terjadi jaringan menjadi osilasi atau mengakibatkan perubahan
signifikan pada lokasi titik Q. Titik operasi ditentukan oleh c adalah tidak stabil karena sedikit
perubahan tegangan atau arus yang melalui dioda akan mengakibatkan titik Q berpindah ke a
atau b . Misalnya saja peningkatan sekecil apa pun di E akan menyebabkan tegangan
melintasi dioda terowongan meningkat melebihi levelnya di c. Di dalamNamun, peningkatan
V T akan menyebabkan penurunan IT dan peningkatan V T lebih lanjut.Peningkatan level V
T ini akan mengakibatkan penurunan IT yang terus-menerus, dan seterusnya. Hasiladalah
peningkatan V T dan perubahan IT hingga titik operasi stabil di b tercapai.Sedikit penurunan
tegangan suplai akan mengakibatkan transisi ke stabilitas di titik a. Di tempat lainDengan kata
lain, titik c dapat didefinisikan sebagai titik operasi dengan menggunakan teknik garis beban,
tetapi sekalisistem diberi energi, pada akhirnya akan stabil di lokasi a atau b. Ketersediaan
wilayah dengan resistensi negatif dapat dimanfaatkan dengan baik. (Boylestad, 2013)
Variabel speed drive adalah alat yang digunakan untuk mengatur kecepatan motor induksi 3
fasa, dengan cara mengatur frekuensi yang akan diberikan kepada motor induksi. Pengaturan
frekuensi pada inverter bertujuan untuk melakukan penghematan daya dikarenakan
pengaturan frekuensi berbanding lurus dengan pengaturan tegangan. Untuk mendapatkan nilai
hasil penghematan daya menggunakan inverter, akan dilakukan pengujian pengaturan
kecepatan motor menggunakan inverter dengan motor pompa agar debitnya bisa diatur
dengan mengatur kecepatan putaran motor. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-
balik yang paling banyak digunakan. Tetapi terdapat kelemahan pada motor induksi, yaitu
sulitnya mengendalikan kecepatan. Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatur kecepatan
motor induksi yaitu dengan mengubah frekuensi yang masuk pada motor induksi. Mengubah
frekuensi pada motor induksi juga berpengaruh pada daya yang dibutuhkan pada motor,
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

semakin kecil frekuensi semakin kecil juga daya yang dibutuhkan. Jadi secara tidak langsung
mengatur frekuensi dapat menghemat pemakaian daya. Alat yang dapat mengatur frekuensi
pada motor induksi dinamakan dengan variabel speed drive. Riset dan pengujian penghematan
daya menggunakan throttle dan menggunakan inverter Variable Speed Drive (VSD), maka
perlu ditetapkan referensi dan standar mengenai bentuk kerja inverter VSD. Analisis unjuk
kerja motor induksi 3 fasa menggunakan inverter VSD 3 Fasa. Hal ini ditujukan untuk
mengetahui kurva penghematan daya terhadap debit dengan menggunakan inverter VSD
dalam kondisi debit dijaga fix dengan pengaturan throttle (katup). Kurva yang sudah diketahui
dapat mengetahui efisiensi penghematan daya dengan menggunakan inverter dan
menggunakan throttle. Pada penelitian ini digunakan metode perbandingan debit pada VSD
dan throttle. Oleh sebab itu dalam makalah ini alat yang dibuat ditujukan sebagai alat uji
efisiensi penghematan daya dengan menggunakan inverter VSD dan menggunakan throttle,
Selanjutnya alat tersebut dapat dikembangkan lagi bukan hanya sebagai alat ujiPengasutan
motor listrik dengan metode start-delta dapat mengurangi lonjakan arus starting hingga 1/3
kalinya, namun dengan frekuensi start-stop yang tinggi dapat menyebabkan pemborosan
energi. Dalam hal penghematan energi, VSD digunakan sebagai softstarter yang dapat
mengurangi besarnya lonjakan arus starting dengan pengaturan timing acceleration dan
kecepatan putar motor, namun dengan frekuensi start-stop yang tinggi dapat menyebabkan
pemborosan energi. pada saat starting. Penggunakan variable speed drive dalam penelitian ini
dapat mereduksi biaya sebesar 49,51% dan kecepatan putar motor, namun dengan frekuensi
start-stop yang tinggi dapat menyebabkan pemborosan energi atau penuh sehingga
penggunaan energi inikondisi beban penuh sehingga penggunaan energi listrik menjadi lebih
efektif, efesien dan rasional tanpa harus mengurangi kinerja produksi dan bertujuan untuk
mendapatkan informasi mengenai tingkat konsumsi energi yang di gunakan per satuan output
(produksi) serta mengindentifikasi peluang penghematan energi listrik. Penelitian ini
menggunakan VSD (variable speed drive) yang berguna sebagai pengatur kecepatan pada
motor dan juga dengan melakukan pengukuran serta perhitungan intensitas kebutuhan energi
(IKE) 115,21 kwh/ton, untuk dihasilkan penghematan biaya yang diinginkan serta
indentifikasi peluang penghematan dilakukan setelah analisis perilaku dan kinerja beban. Hal
yang didapat adalah penghematan energi listrik sebesar 28-60% pada motor listrik, total
penghematan energi listrik adalah 4,95%, atau sama dengan 43.149,6 kwh/bulan, atau bila
dirupiahkan sama dengan Rp 343.412.232 /tahun. Peforma dari motor dipengaruhi oleh
besaran beban yang diberikan kepada motor. Nilai dari perbedaannya memang tidak cukup
signifikan dalam peralatan skala yang kecil tetapi akan sangat berpengaruh kepada peralatan-
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

peralatan industri yang berskala cukup besar. didapat total penghematan daya dalam 5 jam
operasi motor dalam sehari. Nilai penghematannya dalam hitungan hari adalah: 417,2W.
Apabilan diasumsikan dalam setahun nilai penghematannyaadalah: 750,96 kWh/thn. Dapat
disimpulkan bahwa hasil efisiensi penghematan total dari percobaan adalah: 73,7%,
penggunaan inverter sangat efisien untuk penghematan energy, karena inverter dapat
mengaturpenggunaan daya. (Pranata, 2018)
Boleh jadi dalil-dalil yang paling sering digunakan untuk penyederhanaan rangkaian-
rangkaian merupakan jasa Thévenin dan Norton. Dalam bagian ini, kita akan menurunkan
hasil-hasil utama dan mendiskusikan penggunaannya. Perhatikan sebuah rangkaian Ndengan.
Jika kita menganalisis sistem ini, kita akan memperoleh hasil suatu set persamaan. Lebih
lanjut, jika rangkaian itu hanya mengandung unsur-unsur linear, sumber-sumber dependen
dan sumber-sumber independen linear" suatu set persamaan linear akan dihasilkan. Jika kita
melanjutkan kegiatan dengan mengeliminasi semua variabel kecuali dan 7, di mana a, b, dan e
adalah independen terhadap V dan I. Ada dua kasus untuk dipertimbangkan. Kasus 1- Jika a
tidak-nol, kita dapat menyatakan tegangan V dalam / dengan membagi persamaan linear, di
mana a, b, dan e adalah independen terhadap V dan I. Ada dua kasus untuk dipertimbangkan.
Kasus 1- Jika a tidak-nol, kita dapat menyatakan tegangan V dalam / dengan membagi
persamaan linear di mana bla dan clb masing-masing disebut R, dan I, dalam suku persamaan
terakhir.Untuk Kasus 1. kita sebenarnya dapat menemukan sebuah rangkaian yang
memberikan persamaan linear V-RI+V, Jelas bahwa rangkaian demikian semata-mata
m(erupakan hubungan seri antara resistor R, dan sumber tegangan V. Karena rangkaian -ini
memiliki sifat yang sama dengan sifat rangkaian asli Ndari sudut pandang ini biasanya disebut
rangkaian setara" untuk rangkaian N. Hasil ini dikenal sebagai dalil Thévenin yang
menyatakan bahwa setiap rangkaian berterminal-dua yang meliputi resistor-resistor linear,
sumber-sumber dependen linear, dan sumber-sumber independen linear dapat
direpresentasikan dengan kombinasi seri antara sebuah resistansi dan sebuah sumber tegangan
independen. Salah satu yang paling penting dari penerapan dalil-dalil Thévenin dan Norton
adalah penyederhanaan Tangkaian rangkaian., bila sebuah bagian dari rangkaian yang secara
cocok diisolasi diganti dengan sebuah rangkaian Thévenin, sebuah simpul dapat dihilangkan,
dan demikian pula, bila sebuah bagian dari rangkaian yang secara cocok diisolasi diganti
dengan sebuah rangkaian setara Norton, sebuah simpal dapat dihilangkan. Jadi, rangkaian
yang mengandung sejumlah tegangan dapat secara sistematis dipecahkan dengan penerapan
dalil-dalil Thévenin dan Norton secara tepat guna dan kontinu. (Tse, 2002)

BAB III
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan
 Multimeter
 Sumber Tenaga ( Power Supply)
 Kabel Jumper
 Resistor
 Protoboard

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Percobaan Thevenin
1. Rangkailah Dipersiapkan seluruh komponen dan peralatan yang
dibutuhkan
2. Di rangkai rangkaian pada protoboard seperti pada gambar:

3. Dihidupkan PSA ke rangkaian yang telah dirangkai


4. Di ukur tegangan pada R3
5. Di ukur tegangan pada Vth
6. Di ulangi percobaan dengan memvariasikan R1,R2,R3 dan R4
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

3.2.2 Percobaan Northon


1. Rangkailah Dipersiapkan seluruh komponen dan peralatan yang
dibutuhkan
2. Rangkai rangkaian pada protoboard seperti pada gambar:

3. Dihidupkan PSA ke rangkaian yang telah di rangkai


4. Diukur tegangan pada R3
5. Diukur tegangan pada In
6. Di ulangi percobaan dengan memvariasikan R1,R2,R3 dan R4
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

DAFTAR PUSTAKA

Annuar, Ishak, et al, 2018, Thevenin Analysis Of Direct Current Resistive Circuit By
Theoretical And Experimental Approach. Delhi. IJSTR.
Page: 308-310.

Boylestad L. Robert, Louis Nashelsky. 2013. Electronic Devices And Circuit Theory. New
Jersey. Pearson Education, Inc.
Page: 831, 833-835.

Fitzgerald, A.E, et al. Dasar-Dasar Elektro Teknik. Jakarta, Erlangga.


Halaman: 66-68, 134.

HimaBindu, V. et al. 2012. Basic Electrical Engineering. Gokaraju Rangaraju. Institute Of


Engineering And Technology.
Page: 124- 127.

Pranata, Yogi. dkk. 2018. Analisis Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Fasa Menggunakan Inverter
3 Fasa. Bandung. Institut Teknologi Nasional.
Halaman: 91-92, 102

Tse, Kong Chi. 2002. Analisis Rangkaian Linear. Erlangga.


Halaman: 26- 27.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

Medan, 20 September 2023


Asisten Praktikan

(M.Fikri Zalsya) (Rivaldi Panggabean)

Anda mungkin juga menyukai