Anda di halaman 1dari 7

Percobaan IV

Teorema Rangkaian
Rahman Ecky Retnaldi (13116006)
Asisten : M. Daniel Firdaus (13115003)
Tanggal Percobaan : 29/11/2017
EL2102 Praktikum Rangkaian Elektrik 1
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak—Dalam praktikum kali ini dilakukan percobaan Teorema


rangkaian. Percobaan dilakukan dengan menguji beberapa
teorema pada rangkaian arus searah (DC) yaitu teorema Thevenin,
teorema Norton dan teorema Superposisi. Dari percobaan yang
dilakukan diperoleh pembuktian dari teorema Thavein, teorema
Norton, dan teorema Superposisi. Pembuktian ini dilakukan
dengan membandingkan nilai hasil pengukuran dengan nilai hasil
perhitungan berdasarkan teori. Setelah dibandingkan nilai yang
diperoleh tidaklah jauh berbeda pada masing- masing percobaan .
Gambar 1. Rangkaian pengganti Teorema Thevenin
Kata kunci – Arus searah, teorema Thevenin,teorema
Norton,teorema Superposisi
VT = tegangan pada a-b dalam keadaan tanpa beban (open
I. PENDAHULUAN circuit) = VOC
Dalam suatu rangkaian listrik tentunya kita sudah familiar
dengan teorema-teorema yang digunakan dalam RT = resistansi pada a-b “dilihat” kearah rangkaian dengan
menyelesaikan suatu rangkaian. Diantara teorema itu adalah semua sumber independen diganti dengan resistansi dalamnya.
Teorema Thavenin dan Teorema Norton menyatakan bahwa
suatu rangkaian linier yang kompleks dapan di representasikan Dengan teorema ini kita dapat menghitung arus beban dengan
hanya dengan sebuah sumber tegangan Thavenin (VT) dan cepat bila beban diubah-ubah.
resistansi Thavenin (RT) atau sebuah sumber arus Norton (IN)
dan resistansi Norton (RN) . Selain kedua teorema tersebut, 2.2 Teorema Norton
terdapat pula teorema superposisi ,teorema resiprositas dan Suatu rangkaian aktif (dengan sumber tegangan dan atau
teori transformasi smberu. Dari teorema teorema tersebut Pada sumber arus dependen maupun independen) yang bersifat
percobaan kali ini, akan dilakukan pembuktian terhadap linier dengan 2 kutub (terminal) a dan b, dapat diganti dengan
teorema Thevenin, teorema Norton serta akan dilakukan satu sumber arus IN paralel dengan satu resistor dengan
pembuktian teorema super posisi. resistansi RN.
Percobaan ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memahami penggunaan teorema Thevenin pada
rangkaian arus searah.
2. Memahami penggunaan teorema Norton pada rangkaian
arus searah.
3. Memahami Teorema Superposisi.
Gambar 2. Rangkaian pengganti Teorema Norton
II. LANDASAN TEORI
2.1 Teorema Thevenin IN = arus melalui a-b dalam keadaan hubung singkat (short
Suatu rangkaian aktif (dengan sumber tegangan dan/ atau circuit) = ISC
sumber arus dependen maupun independen) yang bersifat RN = resistansi pada a-b “dilihat” ke arah rangkaian dengan
linier dengan 2 kutub (terminal) a dan b, dapat diganti dengan semua sumber independen diganti dengan resistansi dalamnya.
suatu tegangan VT seri dengan resistor RT.
2.3 Teorema Superposisi
Prinsip superposisi menyebabkan suatu rangkaian rumit Buat Rangkaian seperti gambar 3.
yang memilki sumber tegangan/arus lebih dari satu dapat
dianalisis menjadi rangkaian dengan satu sumber. Teorema ini
menyata-kan bahwa respon yang terjadi pada suatu cabang,
berupa arus atau tegangan, yang disebab-kan oleh beberapa bukalah titik a-b pada R3 kemudian lalu sambungkan tegangan
sumber (arus dan/atau sumber tegangan) yang bekerja V1= 3 volt dan V2= 3 volt. ukur RTH , VTH dengan
menggunakan multimeter.
bersama-sama, sama dengan jumlah masing-masing respon
bila sumber tersebut bekerja sendiri dengan sum-ber lainnya
diganti oleh resistansi dalamnya.
Ketika menentukan arus atau tegangan dari satu sumber hitung nilai arus Iab pada rangkaian pengganti
tertentu, semua tegangan indepen-den digantikan dengan
hubung singkat dan semua sumber arus independen digantikan
dengan hubung terbuka. Tegangan dependen tidak mengalami
perubahan. Prinsip superposisi ini dapat diperluas untuk Bandingkan nilai hasil pengukuran dan perhitungan kemudian
isi dalam tabel
sumber yang bolak-balik, namun hanya berlaku pada
rangkaian yang linear.
Jadi bila pada suatu rangkaian terdapan n buah sumber, maka Gambar 4. Langkah Teorema Thevenin
akibat total, berupa arus atau tegangan, pada suatu cabang
dapat dituliskan sebagai berikut: 3.2 Teorema Norton
At = A1 + A2 + ...+ An
dimana
At = arus atau tegangan pada suatu cabang bila n buah sumber
(sumber arus dan/atau sumber tegangan) bekerja bersama-
sama
A1 = arus atau tegangan pada suatu cabang tersebut bila hanya
sumber S1 yang bekerja, sedangkan sumber S2, S3, ... Sn
diganti oleh resistansi dalamnya.
... dan seterusnya hingga a ke n (an)
an = arus atau tegangan pada suatu cabang tersebut bila hanya
sumber Sn yang bekerja, sedangkan sumber S1, S2, ... Sn-1
diganti oleh resistansi dalamnya.

III. METODELOGI
Pada percobaan modul IV ini alat dan bahan yang Gambar 5. Rangkaian Teorema Norton
digunakan yaitu :
 Resistor 1 KΩ (3 buah)
 Resistor 10 KΩ (1 buah)
 Resistor 5,6 KΩ (1 buah) Buat Rangkaian seperti gambar 5.
 Multimeter (1 buah)
 Power Supply DC (1 buah)
 Kabek Jumper (5 buah) bukalah titik a-b pada R3 kemudian lalu sambungkan tegangan
V1= 3 volt dan V2= 3 volt. ukur RN, IN dengan menggunakan
3.1 Teorema Thevenin multimeter.

hitung nilai Tegangan Vab pada rangkaian pengganti.

Bandingkan nilai hasil pengukuran dan perhitungan kemudian


isi dalam tabel

Gambar 6. Langah Teorema Norton

Gambar 3. Rangkaian percobaan teorema Thevenin


3.3 Teorema Superposisi
Untuk mempermudah perhitungan rangkaian dibuat seperti
berikut:

Gambar 7. Rangkaian Teorema Superposisi

Gambar 9. Rangkaian Thevenin yang sudah


Buat Rangkaian seperti gambar 7. di lepas beban R3

 Menghitung nilai RTH secara teori :

kemudian sambungkan tegangan V1= 3 volt sedangkan


tegangan V2 dan V3 offkan atau dishort . ukur nilai arus dan
tegangan masing masing beban dengan menggunakan
multimeter.  Kemudian untuk menghitung nilai VTH secara teori :

( )
ulangi langkah diatas saat V2 = 2 volt V1 dan V3 off. dan saat
V3 = 3 volt V1 dan V2 off
 Mencari nilai Iab secara teori :

Bandingkan nilai hasil pengukuran dan perhitungan kemudian


isi dalam tabel Dari hasil perhitungan dan pengukuran diperoleh rangkaian
pengganti sebagai berikut :
Gambar 8. Langkah Teorema Superposisi

IV. HASIL DAN ANALISIS

4.1 Teorema Thevenin


Pada percobaan teorema thevenin menggunakan rangkaian
seperti gambar 3. Dalam percobaan teorema tevenin ini
dilakukan untuk membuktikan teorema thevenin yang
mengatakan bahwa rangkaian aktif linier dapat diganti sengan
suber tegangan VT seri dengan satu resistor RT, Hasil yang (a) (b)
diperoleh sebagai berikut :
Gambar 10. (a)Rangkaian pengganti thevenin perhitungan
(b)Rangkaian pengganti thevenin pengukuran
pengukuran perhitungan
RTH 0,84254 kΩ 0,8484 kΩ Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan teorema
VTH -0,45557 volt -0,4545 volt Thavenin diatas denganinput sumber tegangan sebesar 3
Iab -0,5413 mA -0,537 mA V pada V1 dan V2 diperloleh nilai pengukuran RTH,VTH dan
Iab yaitu RTH= 0,84254 kΩ, VTH = -0,45557 volt, Iab= -
Tabel 1. Hasil percobaan teorema Thevenin 0,5413 mA. Kemudian nilai RTH,VTH dan Iab perhitungan
diperoleh RTH=0,8484 kΩ , VTH = -0,4545 volt. Iab= -
Perhitungan :
0,537 mA. Berdasarkan nilai-nilai diatas setelah
dibandingan ternyata nilai RTH,VTH dan Iab pada
pengukuran dan perhitungan tidaklah jauh berbeda , Karena Dari hasil perhitungan dan pengukuran diperoleh rangkaian
selisish perbedaan yang ada masih dalam batas toleransi maka pengganti sebagai berikut :
hasil percobaan dikatakan benar. . Selain itu dengan nilai yang
sama ini menunjukan bahwa % kesalahan saat melakukan
pengukuran juga sangat kecil. Sehingga praktikum teorema
thevenin ini berhasil dan membuktikan kebenaran teorema
thevenin.

4.3 Teorema Norton


Pada percobaan teorema Norton ini digunakan rangkaian dan
besar tegangan yang sama dengan teorema thevenin hanya
sedikit di berbeda dibagian R1 dan R2. Dalam percobaan ini (a) (b)
dilakukan pengukuran dan perhitungan untuk membuktikan
teorema Norton yang mengatakan bahwa suatu rangkaian aktif
linier dapat diganti dengan satu sumber arus IN paralel dengan Gambar 12 . (a) rangkaian pengganti norton perhitungan
satu resistor RN. Hasil yang diperoleh sebagai berikut : (b)rangkaian pengganti Norton pengukuran

pengukuran perhitungan
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan teorema
RN 3,5394 kohm 3,5897 k ohm
Norton diatas dengan input sumber tegangan sebesar 3
IN -0,53938 mA -0,5357 mA V pada V1 dan V2 diperloleh nilai pengukuran RN,IN dan
Vab -1,909 volt -1,923 volt Vab yaitu RN= 3,5394 kΩ, IN = -0,5398 mA, Vab= -1,909
Tabel 2. Hasil percobaan teorema Norton
volt. Kemudian nilai RN,IN dan Vab perhitungan diperoleh
Vab yaitu RN= 3,5897 kΩ, IN = -0,5357 mA, Vab= -1,923
Perhitungan : volt. Berdasarkan nilai-nilai diatas setelah dibandingan
Dalam menghitung nilai IN dibagian terminal a-b ternyata nilai RN,IN dan Vab pada pengukuran dan
dihubungkan sebagai short circuit dan mengabaikan resistor di perhitungan tidaklah jauh berbeda , Karena selisish perbedaan
depan terminal a-b, jika di gambar sebagai berikut : yang ada masih dalam batas toleransi maka hasil percobaan
dikatakan benar. . Selain itu dengan nilai yang sama ini
menunjukan bahwa % kesalahan saat melakukan pengukuran
juga sangat kecil. Sehingga praktikum teorema Norton ini
berhasil dan membuktikan kebenaran teorema Norton. Antara
teorema thevenin dan Norton ini memiliki hubungan yaitu
untuk mencari nilai IN dapat dicari dengan membagi nilai
VTH dengan RTH begitu pula untuk mencari VTH dapat di
cari dengan mengalikan IN dengan RN, sedangkan dari segi
rangkaian perbedaan yang mendasar pada teorema Norton
dan thevenin adalah pada rangkaian thevenin VTH disusun
seri dengan RTH, sedangkan rangkaian Norton IN disusun
paralel dengan RN.
Gambar 11. Rangkaian untuk menghitung IN teorema Norton

 Menghitung RN berdasarkan teori :

 Menghitung nilai IN berdasarkan teori :

Loop

 Menghitung nilai Vab berdasarkan teori :


4.3 Teorema Superposisi
Pada percobaan ini digunakan rangkaian seperti gambar 7. 
Dengan inputan V1 = 3 volt , V2= 2 volt dan V3 = 3 volt.
Dalam percobaan ini dilakukan dengan 3 kali pengukuran
yaitu pada saat V1 on ,V2 on dan V3 on. Berikut adalah hasil 
yang di peroleh dalam percobaan teorem superposisi :

b) V2 on

Tabel 3. Hasil percobaan teorema Superposisi


Perhitungan :
Gambar 14. Rangkaian superposisi saat V2 on
a) V1 on
Pada rangkaian diatas arus tidak mengalir di R2 sehingga nilai
arus dan tegangan di R2 sama dengan 0.

Gambar 13. Rangkaian superposisi saat V1 on

Pada rangkaian diatas arus tidak mengalir di R2 sehingga nilai 


arus dan tegangan di R2 sama dengan 0. 

 




c) V3 on Vtotal = V1 + (-V2) + V3
 VR1 = 1,683 V + (-0,877 V) +1,551 V = 2,357 V
 VR2 = 0 V+(-0 V)+3 V=3 V
 VR3 = 1,3166 V+(-1,123 V)+1,4476 V= 1,6412 V
 VR4 = 1,3166 V+(-0,877 V)+1,551 V=1,9906 V
 VR5 = 1,3166 V+(-0,877 V)+1,4476 V=1,8872 V

Itotal = IV1 + (-IV2) + IV3


 IR1 = 1,683 mA +(-0,877 mA)+ 1,551 mA= 2,357 mA
 IR2 = 0 A+(-0 A) + 3 mA = 3 mA
 IR3 = 1,3166 mA+ (-1,123 mA)+1,4476 mA= 1,6412 mA
 IR4 = 0,13166 mA+(-0,0877 mA) + 0,1551 mA= 0,19906
mA
Gambar 14. Rangkaian superposisi saat V3 on  IR5 = 0,2351 mA + (-0,1566 mA) + 0,258 mA = 0,3365
mA
Loop 1
Berdasarkan data pemgukuran dan perhitungan di atas pada
saat V1 on ,V2 on dan V3 on nilai yang diperoleh antara hasil
pengukuran dan perhitungan tidaklah jauh berbeda. Perbedaan
yang ada yaitu pada saat V1 on dan V2 on di resistor R2
dimana nilai arus dan tegangan hasil pengukuran diperoleh
Loop 2 saat V1 on IR2=0,000236 mA, VR2=0,243 mV, saat V2 on
IR2=0,000158 mA, VR2=0,169 mV hasil ini tidak sama
dengan nol seperti di perhitungan, hal ini karena pada saat
pengukuran terdapat bebrapa factor yang mempengaruhi yaitu
Loop 3 kapasitansi atau induktansi yang menyebabkan masih ada
tegangan dan arus yang mengalir pada resistor R2 . beda
dengan halnya perhitungan karena dalam perhitungan
rangkaian dianggap ideal atau tidak memperdulikan factor dari
luar. Meskipun demikian besarnya nilai arus dan tegangan di
R2 masih dalam batas wajar sehingga praktikum superposisi
ini dapat dikatakan berhasil. Selain tu perbedaan juga terjadi
Loop 4
di perhitungan dan pengukuran ketika V1,V2, dan V3 on
secara bersamaan nilai antara hasil perhitungan dan
pengukuran sangat berbeda jauh yaitu selisih ± 1 volt dan ± 1
Subtitusi persamaan loop 1,loop3 dan loop 4 kedalam mV . hal ini kemungkinan terjadi karena pemberian 3 sumber
persamaan loop 2 tegangan yang cukup besar menimbulkan sebuah induktansi
( ) ( ( ( ) pada rangkaian yang menyebabkan timbulnya ggl dalam suatu
rangkaian akibat perubahan arus yang melewati rangkaian
tersebut. Atau juga karena kesalahan praktikan dalam
melakukan perhitungan dalam memberi tanda (-) dan (+).

V. SIMPULAN

 I1= IR1= 1,551 mA  Telah dipahami penggunaan terema Thavenin pada
 rangkaian arus searah. Dimana teorema thevenin dapat
 VR2 = 3 volt gunakan untuk mengganti suatu rangkaian aktif linier
 menjadi satu sumber tegangan VT seri dengan resistor
 RT.
  Telah dipahami penggunaan teorema Norton pada
 rangkaian arus searah. Dimana teorema thevenin dapat
 gunakan untuk mengganti suatu rangkaian aktif linier
 menjadi satu sumber arus IN seri dengan resistor RN.
 Teorema Norton dan teorema thevenin memiliki dasar

hukum yang sama dalam analisis suatu rangkaian.

 Teorema superposisi merupakan teorema yang digunakan
untuk menyelesaikan suatu rangkaian yang rumit dengan
metode hanya menghidupan satu sumber tegangan/ arus
dalam (percobaan ini hanya menggunakan sumber
tegangan) sedangkan sumber lainya dimatikan. Ketika
sumber tegangan di matikan maka akan berubah menjadi
short.

REFERENSI

[1]. Sadiku, Matthew&Alexander,Charles.2009.”Fundamental


of Electric Circuits 4th Edition”New York: Mc Graw Hill.
[2]. Robertson, Christopher. 2008. “Fundamental Electrical
and Electronic Principles 3 rd edition ” . Burlington:
Elsevier..
[3]. Kananda,kiki,dkk. Praktikum Rangkaian Elektrik I.
Laboratorium Dasar Teknik Elektro ITERA, Lampung,
2017.

Anda mungkin juga menyukai