Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara rangkaian elektronika, tidak lepas kaitannya dengan
berbagai jenis rangkaian elektronika, mulai dari rangkaian elektronika
yang sederhana hingga rangkaian elektronika yang kompleks.
Rangkaian elektronika, memiliki beragam bentuk dari sederhana
hingga yang kompleks. Namun pada rangkaian elektronika yang
kompleks, sulit untuk melakukan pengukuran pada variabel Thevenin-
variabel karena rangkaiannya yang rumit. Untuk mengatasinya dibutuhkan
analisis dan penerapan beberapa teori. Namun hal tersebut tidak lagi
menjadi masalah karena kita bisa dapat menyederhanakan rangkaian yang
rumit untuk melakukan pengukuran. Rangkaian sederhana dengan hasil
pengukuran yang sama dengan rangkaian aslinya disebut sebagai
rangkaian setara. Rangkaian setara yang dikenal adalah rangkaian setara
Thevenin-Norton. Rangkaian setara Thevenin adalah rangkaian yang
memiliki sumber tegangan yang disusun seri dengan hambatan, sedangkan
untuk rangkaina Norton adalah rangkaian yang memiliki sumber arus yang
disusun parallel dengan hambatan.
Penyederhanaan rangkaian listrik-elektronik yang rumit atau
kompleks adalah hal yang penting untuk dapat memudahkan dalam
menganalisis parameter-parameter yang dibutuhkan secara teori. Namun
jika kita tidak mengetahui informasi mengenai perangkat tersebut, metode
terbaik yang dapat digunakan adalah dengan melakukan pengukuran
langsung pada gerbang keluarannya menggunakan teorema Thevenin dan
Norton. Dalam pengukuran itu, dapat diperoleh parameter-parameter dasar
seperti tegangan, kuat arus, dan hambatan pengganti dari rangkaian
kompleks tersebut. Parameter-parameter ini selanjutnya dapat digunakan
untuk menentukan kemampuan maksimum dan minimum dariperangkat
terhadap suatu beban pada keluarannya.
Rangkaian setara Thevenin merupakan rangkaian setara dengan
hambatan yang disusun seri dengan sumber tegangan. Sedangkan
rangkaian setara Norton merupakan rangkaian setara dengan hambatan
yang disusun paralel dengan sumber arus. Oleh karena itu pada praktikum
ini akan dilakukan percobaan mengenai rangkaian setara Thevenin dan
Norton.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan pengukuran tegangan Thevenin, hambatan
Thevenin, dan arus Norton dari rangkaian-rangkaian sederhana?.
2. Bagaimana cara menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan
kuat arus output rangkaian elektronika dengan menggunakan teorema
Thevenin dan Norton?.
C. Tujuan Percobaan
1. Melakukan pengukuran tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan
Arus Norton dari rangkaian-rangkaian sederhana.
2. Menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output
rangkaian elektronika dengan menggunakan teorema Thevenin dan
Norton
D. Manfaat Praktikum
Dari tujuan praktikum diatas, manfaat praktikum yaitu:
a. Manfat Teoritis
1. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara tegangan Thevenin,
arus Norton dan hambatan Thevenin, serta mampu mengetahui
perumusannya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh beban terhadap tegangan
output dan arus beban dengan menggunakan teorema Thevenin dan
Norton.
b. Manfaat Praktis
Dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa dapat meningkatkan
pemahaman tentang konsep dasar rangkaian dan dapat memahami
bagaimana suatu rangkaian dapat diubah atau dimodifikasi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan sehingga mahasiswa mampu
mengaplikasikan teorema Thevenin dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Arus dapat dijelaskan sebagai perubahan kecepatan muatan dalam satuan


waktu atau muatan yang mengalir per satuan waktu dengan symbol i atau
intensitas. Dengan kata lain, arus terjadi Ketika muatan bergerak dan akan
menghilang Ketika muatan diam. Muatan dapat bergerak jika terdapat pengaruh
dari energi lain atau energi luar. Muatan sendiri adalah satuan terkecil dari ataom
atau bagian dari atom. Dalam teori atom modern, atom terdiri dari partikel yang
terdiri dari proton bermuatan dan neutron yang bersifat netral, setara dikelilingi
oleh muatan electron (-). Secara normal atom memiliki muatan netral (Rosman,
A.N. 2019:40).
Agar memudahkan pembahasan terkait perilaku rangkaian dengan beban
atau rangkaian lainnya, maka dapat digunakan konsep rangkaian setara. Yang
termasuk rangkaian setara yaitu Thevenin dan Norton. Teorema Thevenin dapat
juga dituliskan sebagai sebuah jaringan linier aktif resistif yang mengandung satu
atau lebih sumber tegangan atau sumber arus dapat diganti dengan satu sumber
tegangan atau satu tahanan (resistansi) seri. Tujuan sebenarnya dari teorema ini
adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu membuat rangkaian
ekivalen yang berupa sumber tegangan (tegangan pengganti Thevenin V’) yang
dihubung seri dengan menggunakan suatu impedansi ekivalen (Asran, 2014:104).
Teorema Thevenin mengatakan bahwa jika sebuah rangkaian dengan satu
pasangan terminal memiliki sifat linier, maka sinyal pada terminal tidak akan
berubah jika rangkaian seksi sumber tersebut digan dengan rangkaian ekivalen
Thevenin (Sudirham, S. 2012:130).
Pada teorema Thevenin berlaku bahwa suatu rangkaian listrik bisa
disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber tegangann yang
dihubung serikan dengan sebuah tahanan ekivalennya pada dua terminal yang
diamati. Tujuan utama dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis
rangkaian dengan menggantinya dengan sebuah rangkaian sederhana yang terdiri
dari sumber tegangan yang dihubungkan seri dengan resistansi ekivalennya.dalam
analisis rangkaian tersebut, Ketika sumber tegangan V sedang aktif, maka semua
sumber bebas pada rangkaian linier A dianggap mati dan digantikan dengan
tekanan dalamnya untuk mendapatkan nilai resistansi ekivalennya yang dimana
selanjutnya jika rangkaian linier A aktif, maka sumber tegangan bebas diganti
dengan tahanan dalamnya yang dimana bernilai nol atau dikenal sebagai sebuah
rangkaian short circuit (Rimbawati, 2013:87-88)

Gambar 2.1 Rangkaian Thevenin, Rangkaian Short Circuit


(Sumber : Rimbawati, 2013)
Rangkaian listrik atau rangkaian elektrik adalah serangkaian piranti atau
divais yang terhubung satu sama lain untuk melaksanakan tugas tertentu. Tugas
tersebut dapat berupa pemrosesan energi atau informasi diubah menjadi sinyal
listrik sehingga dapat dengan mudah disalurkan ke tempat yang dibutuhkan.
Secara umum, rangkaian listrik terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang aktif atau
sumber yang memberikan daya dan bagian yang pasif atau beban yang menerima
daya. Sumber dan beban dihubungkan oleh penyalur daya yang biasanya disebut
sebagai saluran (Sudirham, 2012:130).

Gambar 2.2 Rangkaian Thevenin


(Sumber : Asran, 2014)
Cara memperoleh resistansi penggantinya (Rth) adalah dengan mematikan
atau menonaktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber
tegangan tahanan dalamnya = 0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber
arus tahanan dalamnya = ∞ atau rangkaian open circuit). Jika pada rangkaian
tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya, maka untuk
memperoleh resistansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus hubung
singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Rth) didapatkan dari nilai
tegangan pada kedua terminal tersebut yang di-open circuit dibagi dengan arus
pada kedua terminal tersebut yang di- short circuit (Rimbawati, 2013: 88)
Teorema Norton menyatakan bahwa rangkaian linier dua terminal dapat
diganti dengan rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber arus IN yang paralel
dengan resistor RN, di mana IN adalah arus hubung singkat yang melalui terminal
dan RN adalah input atau resistansi ekivalen pada terminal ketika sumber
independen dimatikan (Alexander, C.K., et.al. 2009: 145).
Pada teorema Norton mengatakan bahwa suatu rangkaian aktif linier
dengan terminal output AB dapat digantikan dengan sebuah sumber arus I yang
dihubungkan paralel dapat diganti dengan sebuah impedansi Z’. Sumber ekivalen
Norton I adalah arus yang melalui rangkaian hubung singkat yang digunakan pada
terminal dari rangkaian aktif. Sedangkan impedansi ekivalen Z’ dihubungkan
paralel dengan sumber arus adalah impedansi ekivalen dari rangkaian pada
terminal AB bila semua sumber disensor dengan nol. Impedansi ekivalen Z’ pada
Norton identik dengan impedansi teorema Thevenin. (Asran, 2014: 109).

Gambar 2.3 Rangkaian Norton


(Sumber : Asran, 2014)
Secara umum, rangkaian listrik terdiri dari dua bagian rangkaian yang
menjalankan fungsi berbeda, yang dihubungkan oleh terminal interkoneksi. Untuk
hubungan dua terminal seperti terlihat pada Gambar 2.4, satu bagian disebut seksi
sumber dan bagian yang lain disebut seksi beban. Pengertian seksi sumber di sini
adalah bagian rangkaian yang mengandung sumber dan bukan hanya sebuah
sumber saja. Sinyal listrik dikirimkan dari seksi sumber dan diberikan kepada
seksi beban. Interaksi antara seksi sumber dan seksi beban, merupakan salah satu
masalah utama yang dibahas dalam analisis dan rancangan rangkaian listrik.
Rangkaian seksi sumber dapat digantikan dengan rangkaian ekivalen Thévenin
atau rangkaian ekivalen Norton. Kondisi yang diperlukan agar rangkaian ekivalen
ini ada, dikatakan secara formal sebagai suatu teorema (Sudirham, S. 2012: 130).
Gambar 2. 4 Seksi sumber (S) dan seksi beban (B)
(Sumber : Sudirham, 2012)
Mengenai teorema, maka dibahas terkait dengan arus Norton yang
didefinisikan sebagai arus beban saat resistor beban dihubungkan dengan singkat.
Maka dari itu, arus Norton kadang-kadang disebut sebagai arus hubung singkat
Resistansi Norton adalah resistansi yang terukur oleh ohmmeter pada resistor
beban jika semua sumber dibuat nol dan resistor beban dibuka pada suatu
rangkaian, resistansi Thevenin dan resistansi Norton sama besar. Bedanya,
resistansi Thevenin terhubung seri dengan sumber tegangan, sedangkan resistansi
Norton terhubung paralel dengan sumber arus (Wibawanto, 2008: 8).
Kedua teknik ini digunakan untuk mengkonversi rangkaian kompleks
menjadi lebih sederhana dalam bentuk rangkaian setara seri atau paralel sehingga
mudah untuk dianalisis. Di samping itu, kedua teorema juga dapat di gunakan
untuk menjelaskan operasi rangkaian yang sulit untuk dianalisis menggunakan
persamaan Kirchhoff (Yohandri dan Asrizal, 2016: 80).
Hukum Kirchoff terdiri dari dua persamaan yang membahas tentang
kekekalan muatan dan energi dalam rangkaian listrik. Hukum kirchoff terbagi
menjadi dua macam, yaitu Kirchoff Current Law atau KCL dan Kirchoff Voltage
Law atau KVL. Kirchoff Current Low berbunyi "jumlah secara aljabar arus listrik
pada suatu titik cabang sama dengan nol". Sedangkan, hukum Kirchoff Voltage
Law berbunyi "jumlah secara aljabar tegangan listrik dalam suatu rangkaian
tertutup adalah nol". Yang dimaksud rangkaian tertutup adalah suatu rangkaian
yang terdiri dari sumber tegangan dan beban yang dihubungkan dengan suatu
penghantar, sehingga menghasilkan arus listrik. Sedangkan penjumlahan secara
aljabar bermakna bahwa tegangan listrik dapat bertanda positif atau negatif
bergantung cara memasangnya (Wahyudi, 2015: 131-132).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan arus Norton.
a.
Variabel Kontrol : Hambatan Resistor R1, R2 dan R3 (Ω)
b.
Variabel Manipulasi : Tegangan Sumber VS (Volt)
c.
Variabel Respon : Tegangan Thevenin VTH (Volt) dan Arus
Norton IN (mA)

Kegiatan 2. Pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus.


a.
Variabel Kontrol : Tegangan Sumber VS (Volt)
b.
Variabel Manipulasi : Tegangan Keluaran Voc (Volt)
c.
Variabel Respon : Arus Beban IL (mA)

B. Definisi Operasional Variabel


1. Hambatan Resistor
Hambatan resistor (Ω) adalah nilai hambatan yang tertera pada masing-
masing resistor yang digunakan yang dihitung berdasarkan kode
warnanya dengan satuan ohm (Ω).
2. Tegangan Sumber
Tegangan Sumber (Vs) adalah tegangan yang dapat diukur dengan alat
ukur multimeter digital yang menggunakan satuan volt, dan merupakan
tegangan yang diperoleh dari power supply yang terbaca pada
voltmeter.
3. Tegangan Thevenin
Tegangan Thevenin adalah nilai tegangan yang melewati dua terminal
pada rangkaian terbuka, diukur menggunakan multimeter dengan fungsi
voltmeter dengan satuan volt (V).
4. Arus Norton
Arus Norton adalah nilai arus saat pada rangkaian terbuka dengan dua
terminal a dan b di ujung rangkaian, diukur menggunakan multimeter
satuan milli ampere (mA).
5. Tegangan Output (Voc)
Tegangan output (Voc) adalah perbedaan nilai tegangan yang terdeteksi
pada alat pengukur voltmeternya karena perubahan pada potensiometer
yang disesuaikan hingga mencapai tegangan maksimal, yang diukur
dalam satuan volt dengan menggunakan multimeter digital.
6. Arus beban (IL)
Arus beban (IL) adalah perbedaan nilai arus yang terdeteksi pada alat
pengukur ampermeternya karena perubahan pada potensiometer yang
disesuaikan, yang diukur dalam satuan ampere dengan menggunakan
multimeter digital.
C. Alat dan Bahan
1. Resistor 3 buah
2. Multimeter digital 2 buah
3. Potensiometer 1 buah
4. Power Supply 0-12 Vdc 1 buah
5. Kabel Penghubung 10 buah
D. Prosedur kerja
Kegiatan 1. Tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan arus Norton.
1. Spesifikasi setiap komponen yang akan digunakan dicatat terlebih dahulu
2. Rangkaian dirakit seperti gambar berikut, dan dipilih resistor sedemikian
rupa agar nilai R1, R2,R3 tidak terlalu jauh perbedaannya guna
menghindari dispasi daya berlebih

Gambar 3.1 Rangkaian 2


(Sumber: Modul Praktikum Elektronika Dasar)
3. Tegangan sumber (Vs) diatur sebesar 2 V, lalu diukur tegangan rangkaian
buka (VOC) antara titik a dan b (tanpa beban RL) dan arus hubung singkat
(ISC) dengan sebuah Ammeter ditempatkan melintasi a ke b.
4. Diukur resistansi total rangkaian dengan power supply dilepas (dihubung
singkatkan pada posisi sumber dan tanpa beban).
5. Langkah 3 dilakukan untuk tegangan sumber 4 V, 6 V, 8 V, 10 V.
Kegiatan 2. Pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus.
1. Dipasang beban RL pada keluaran rangkaian seperti pada gambar berikut.

R2
A

+
Vs R1 R3 Rl V
-

Gambar 3.2 Rangkaian dengan penambahan RL


2. Potensiometer diatur pada posisi minimum dan diukur tegangan keluaran
(VOC) dan arus beban (IL).
3. Dilanjutkan dengan mengubah nilai RL hingga maksimum. Adapun
rentang tegangan yang digunakan dalam percobaan sebesar 0,20 V
4. Dicatat nilai arus dan tegangan setiap perubahan RL
E. Teknik Analisis Data
Kegiatan 1. Tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan arus Norton.
a. Dihitung nilai VTh, IN dan RTh/RN berdasarkan spesifikasi komponen yang
digunakan untuk setiap nilai tegangan sumber, dengan menggunakan
persamaan :
R3
RTh =( R ¿ ¿3 /¿ R 2) ¿V Th = ×V s
R3 + R 2
V Th
IN =
RTh
b. Dibandingkan hasil pengukuran dan hasil hitung yang diperoleh dengan
menggunakan persamaan :

%error = | Nilai Teori−Nilai Praktikum


Nilai Teori | × 100%
Kegiatan 2. Pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus.
a. Memplot grafik untuk setiap nilai arus beban (IN) dan tegangan output
(VO) yang diperoleh, dengan VO pada sumbu y dan IN pada sumbu x.
b. Kemudian dengan mengacu pada persamaan garis pada grafik yaitu:
Y = mx + c
Dihubungkan persamaan garis tadi dengan persamaan hukum Ohm yakni
V
I=
R
untuk memperoleh nilai R.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan arus Norton.
R1 = │1,00 ± 0,01│kΩ R2 = │1,50 ± 0,01│kΩ R3 = │2,20 ± 0,01│kΩ
Tabel 4.1 Pengukuran VOC dan ISC
No. Vs (volt) Voc (volt) Isc (mA)
1 ∣1,28 ± 0,01∣ ∣1,11 ± 0,01∣
│2,02 ± 0,01│
2 ∣2,64 ± 0,01 ∣ ∣2,38 ± 0,01∣
│4,01 ± 0,01│
3 ∣ 4,19 ±0,01 ∣ ∣3 , 7 0 ± 0,01∣
│6,00 ± 0,01│
4 ∣5 , 7 8 ± 0,01∣ ∣5,12 ± 0,01∣
│8,00 ± 0,01│
5 ∣7 , 24 ± 0,01 ∣ ∣6,49 ± 0,01∣
│10,01 ± 0,01│
RTH / RN = | 1,02 ± 0,01| kΩ
Kegiatan 2. Pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus.
Tabel 4.2 Pengukuran Vo dan IL dengan RL
No. Vo (volt) IL (mA)
1 ∣0,05 ± 0,01∣ ∣1,0 7 ± 0,01∣
2 ∣0,10 ± 0,01 ∣ ∣1,03 ± 0,01∣
3 ∣0,15 ± 0,01∣ ∣0,99 ± 0,01∣
4 ∣0,20 ± 0,01 ∣ ∣0,94 ±0,01 ∣
5 ∣0,25 ± 0,01∣ ∣0,89 ± 0,01∣
6 ∣0,30 ± 0,01 ∣ ∣0,85 ± 0,01∣
7 ∣0,35 ± 0,01∣ ∣0,80 ± 0,01 ∣
8 ∣0,40 ± 0,01 ∣ ∣0 , 76 ± 0,01∣
9 ∣0,45 ± 0,01∣ ∣0 , 7 2 ±0,01 ∣
10 ∣0,50 ± 0,01 ∣ ∣0 , 67 ± 0,01∣
11 ∣0,55 ± 0,01∣ ∣0 , 63 ± 0,01∣
12 ∣0,60 ± 0,01 ∣ ∣0,58 ± 0,01 ∣
13 ∣0,65 ± 0,01∣ ∣0,54 ±0,01 ∣
14 ∣0 , 7 0 ± 0,01∣ ∣0,49 ± 0,01∣
15 ∣0 , 75 ± 0,01∣ ∣0,45 ± 0,01∣
16 ∣0,80 ± 0,01 ∣ ∣0,41 ± 0,01∣
17 ∣0,85 ± 0,01∣ ∣0,3 6 ± 0,01 ∣
18 ∣0,90 ± 0,01 ∣ ∣0,31 ± 0,01∣
19 ∣0,95 ± 0,01∣ ∣0,2 7 ± 0,01∣
20 ∣1,00 ± 0,01∣ ∣0,23 ± 0,01∣
21 ∣1,05 ± 0,01∣ ∣0,1 7 ± 0,01∣
22 ∣1,10 ± 0,01∣ ∣0,14 ±0,01 ∣
23 ∣1,15 ± 0,01∣ ∣0,10 ± 0,01 ∣

B. Analisis Data
Kegiatan 1. Tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan arus Norton.
1. Hambatan Thevenin (RTh)
a. Secara Teori
R1 = │1,00 ± 0,01│ kΩ
R2 = │1,50 ± 0,01│kΩ
R3 = │2,20 ± 0,01│kΩ
RTh =( R ¿ ¿3 /¿ R 2) ¿
R3× R2
RTh =
R3 + R2
4,70 ×1,50
RTh =
4,70+1,50
RTh = 1,137097 kΩ
RTh = |1,14 ± 0,01| kΩ
b. Secara Praktikum
RTh =RN =¿ |1,11 ± 0,01| kΩ
c. % error

% error = | RTh teori |


RTh teori−RTh praktikum
× 100 %

% error = |1,137097 kΩ−1,11 kΩ


1,137097 kΩ | ×100 %
% error = 2,38 %
2. Tegangan Thevenin (VTh)
Untuk Vs = | 2,02 ± 0,01| V
a. Secara Teori
R3
V Th = ×V s
R3 + R 2
4,70 kΩ
V Th = x2V
4,70 kΩ+1,50 kΩ
V Th = 1,53129 V
V Th = |1,53 ± 0,01| V
b. Secara Praktikum
VTh = Voc = | 1,28 ± 0,01| V
c. % error

% error = | V Th teori |
V Th teori−V Th praktikum
x 100 %

% error = |1 ,, 53129 kΩ−1,28 kΩ


1,53129 kΩ |x 100 %
% error = 16,41 %
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh hasil:
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Tegangan Thevenin (VTH)
No Vs VTh Teori VTh Praktikum % Error
(volt) (volt) (volt) (%)
1 │2,02 ± 0,01│ │1,53 ± 0,01│ ∣1,28 ± 0,01∣ 16,41
2 │4,01 ± 0,01│ │3,04 ± 0,01│ ∣2,64 ± 0,01 ∣ 13,15
3 │6,01 ± 0,01│ │4,55 ± 0,01│ ∣ 4,19 ±0,01 ∣ 8,03
4 │8,00 ± 0,01│ │6,06 ± 0,01│ ∣5 , 7 8 ± 0,01∣ 4,69
5 │10,01 ± 0,01│ │7,59 ± 0,01│ ∣7 , 24 ± 0,01 ∣ 4,59

3. Arus Norton (IN)


Untuk Vs = |2,02 ± 0,01| V
a. Secara Teori
V Th
IN =
RTh
1,53129 V
IN =
1,137097 kΩ
IN = 1,346666 mA
IN = │1,35 ± 0,01│mA
b. Secara Praktikum
IN = Isc │1,11 ± 0,01│mA
c. % error

% error = | I teori|
I teori −I praktikum
× 100%

% error = |1,346666 mA−1,11 mA


1,346666 mA | × 100%
% error = 17,57 %
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh hasil:
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Arus Norton ( I N )
No Vs IN Teori IN Praktikum % Error
(volt) (volt) (volt) (%)
1 │2,02 ± 0,01│ │1,35 ± 0,01│ ∣1,11 ± 0,01∣ 17,57
2 │4,01 ± 0,01│ │2,67 ± 0,01│ ∣2,38 ± 0,01∣ 10,97
3 │6,01 ± 0,01│ │4,01 ± 0,01│ ∣3 , 7 0 ± 0,01∣ 7,65
4 │8,00 ± 0,01│ │5,33 ± 0,01│ ∣5,12 ± 0,01∣ 3,10
5 │10,01 ± 0,01│ │6,67 ± 0,01│ ∣6,49 ± 0,01∣ 2,75
Kegiatan 2. Pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus

Vo (V)
1.4

1.2
f(x) = − 1.12246024974121 x + 1.25395510202314
R² = 0.999788210589648
1

0.8

0.6

0.4

0.2

0 IL (mA)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Grafik 4.1 Grafik Hubungan Antara Tegangan Keluaran, V 0 (V) dengan Arus Beban, I L (mA)
Analisis Grafik
y = -mx + c
y = -1,1225x + 1,254
2
R =¿0,9998
y=V
x=I
m=R L =RTH
m=1,1225 kΩ
c=V TH
c=1,254 V
V TH
IN=
RTH
1,254 V
IN=
1,1225 k Ω
I N =1,1171 mA
DK = R2×100 %
DK = 0,9998 ×100 %
DK = 99,98 %
KR = 100 % - DK
KR = 100 % - 99,98 %
KR = 0,02 %
C. Pembahasan
Pada praktikum ini dikenal dua jenis rangkaian setara yaitu, rangkaian
setara Thevenin dan rangkaian setara Norton. Terdapat dua kegiatan pada
praktikum ini, kegiatan pertama yaitu mengukur tegangan Thevenin,
hambatan Thevenin dan arus Norton tanpa adanya beban. Kegiatan kedua
yaitu, mengukur tegangan dan arus dengan adanya pengaruh potensiometer
sebagai beban, mulai dari nilai minimum hingga nilai maksimum.
Kegiatan pertama, mengukur tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan
arus Norton. Pada kegiatan pertama digunakan tiga buah resistor dengan nilai
│1,00 ± 0,01│kΩ, R2 = │1,50 ± 0,01│kΩ, R3 = │4,70 ± 0,01│kΩ dengan
tegangan sumber yang berbeda nilainya mulai dari 2,02 V, 4,01 V, 6,01 V,
8,00 V dan 10,01 V. Dari kegiatan pertama, didapatkan nilai tegangan
Thevenin secara praktikum dan teori serta %Error terlihat pada Tabel 4.3 yang
mana dapat disimpulkan bahwa jika tegangan sumber semakin besar maka
tegangan Thevenin-nya juga semakin besar (berbanding lurus). Kemudian
untuk hambatan Thevenin, diperoleh hambatan sebesar |1,11 ± 0,01| kΩ, lalu
secara teori diperoleh pula hambatan Thevenin sebesar | 1,14 ± 0,01| kΩ.
Sehingga, berdasarkan nilai praktikum dan perhitungan secara teori, maka
diperoleh %Error sebesar 2,38%. Dan pengukuran selanjutnya yaitu arus
Norton secara praktikum, teori dan %Error dapat terlihat pada Tabel 4.4 yang
mana dapat disimpulkan bahwa jika tegangan sumber semakin besar maka
arus yang mengalir juga semakin besar (berbanding lurus). Sehingga dapat
diketahui bahwa hasil yang diperoleh secara praktikum dan secara teori
memiliki nilai yang tidak beda jauh.
Kegiatan kedua bertujuan untuk memeriksa bagaimana besar hambatan
beban mempengaruhi tegangan Thevenin dan arus Norton. Dari kegiatan
kedua, digunakan resistor dengan nilai yang sama pada kegiatan pertama dan
digunakan pula rangkaian yang sama, namun pada kegiatan kedua terdapat
potensiometer sebagai pengaruh beban. Hasil tabel menunjukkan bahwa
ketika hambatan beban diperbesar, tegangan keluaran meningkat sementara
arus Norton menurun. Dan diperoleh berdasarkan grafik, nilai hambatan
berbading lurus dengan nilai tegangannya, namun berbanding terbalik dengan
nilai arus bebannya. Dimana dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai
hambatannya maka semakin tinggi pula nilai tegangannya, namun semakin
tinggi nilai hambatannya maka semakin rendah nilai arus bebannya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tegangan Thevenin diukur menggunakan voltmeter pada kondisi
rangkaian terbuka, arus Norton diukur menggunakan amperemeter dengan
dengan dilakukannya hubung singkat, sedangkat hambatan Thevenin
diukur menggunakan ohmmeter dengan dilakukannya hubung singkat
dengan tegangan sumber atau dapat dikatakan bahwa tegangan sumber
dibuat bernilai 0. Semakin besar nilai tegangan sumber maka semakin
besar pula nilai tegangan Thevenin yang diperoleh, sehingga makin besar
pula nilai arus Norton yang diperoleh.
2. Pengaruh beban pada tegangan output dan arus beban yaitu semakin besar
nilai bebannya maka semakin besar pula nilai tegangannya atau nilai
bebanberbanding lurus dengan nilai tegangan. Sedangkan semakin besar
nilai bebannya maka semakin kecil nilai arus bebannya atau nilai beban
berbanding terbalik dengan nilai arus beban
B. Saran
1. Untuk Asisten agar kedepannya tetap mempertahankan keramahan dan
mempertahankan cara penjelasan analisis mengenai praktikum tersebut
pada praktikan seperti sebelummya.
2. Untuk Praktikan selanjutnya disarankan untuk lebih memahami terlebih
dahulu materi sebelum memulai praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, C. K., & Sadiku, MNO., 2009, Fundamentals of Electric


Circuit, 4th edn, McGraw-Hill, New York.

Asran, A., 2014, Rangkaian Listrik I, Fakultas Teknik Universitas


Malikussaleh, Aceh.

Rimbawati, R., & Adam, M., 2013, 'Analisis Gangguan Satu Konduktor
Terbuka (One-Conductor Open Fault) Pada Sistem Tenaga Listrik',
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terapan, vol. 8, no. 1, hh.
87-88.

Rosman, A. N., Risdayana, R., Yuliani, E., & Vovi, V., 2019,
'Karakteristik Arus Dan Tegangan Pada Rangkaian Seri Dan
Rangkaian Paralel Dengan Menggunakan Resistor', Jurnal Ilmiah
d'Computare, vol. 9, no. 1, h. 40.

Sudirham, S., 2012, Analisis Rangkaian Listrik, April edn, Darpublic,


Bandung. Sutrisno, S 1986, Elektronika Teori Dan Penerapannya,
Institut TeknologiBandung, Bandung.

Wahyudi, W., 2015, 'Analisis Hasil Belajar Mahasiswa Pada Pokok


Bahasan Hukum Ohm Dan Kirchhoff Dalam Mata Kuliah
Elektronika Dasar I', Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, vol.
1, no. 2, hh. 131-132.

Wibawanto, H., 2008, Elektronika Dasar: Pengenalan Praktis, PT. Elex


Media Komputindo, Jakarta.

Yohandri, Y., & Asrizal, A., 2016, Elektronika Dasar 1 Komponen,


Rangkaian, dan Aplikasi, 1st edn, Kencana, Jakarta.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Rangkaian Kegiatan 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2. Rangkaian kegiatan 2


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai