Anda di halaman 1dari 12

MODUL 2 TEORI THEVENIN DAN NORTON

Muhammad Jannathias Omali Prawana (120400016)


muhammad.120400016@student.itera.ac.id
Asisten: Fahmi Dian Nugroho
Tanggal Percobaan: 05/11/2021
TT2106 – Praktikum Teknik Telekomunikasi I
Laboratorium Dasar Elektronika – Jurusan Teknik Elektro, Informatika, dan Sistem Fisis ITERA

Abstrak Teorema Thevenin digunakan pada saat ingin


Pada Praktikum kali ini kita akan belajar mengenai Teorema menyederhanakan suatu rangkaian listrik yang rumit agar
Thevenin dan Norton, Teorema Thevenin ini berfungsi untuk rangkaian tersebut hanya memiliki satu sumber bebas
menganalisa sistem daya dimana terdapat satu resistor yang
tegangan dan satu buah resistensi yang terhubung seri
dijadikan subjek perubahan. Resistor subjek perubahan disebut
dengan sumber tegangan.[4]
sebagai resistor beban atau biasa disebut R L. Pada kehidupan kita
sehari-hari kita sering menjumpai rangkain listrik yang rumit Teorema Norton dan teorema Thevenin memiliki sifat
salah satunya rangkaian listrik jalanan dari yang terhubung dari yang sama yaitu menyederhanakan rangkaian tapi
rumah kita ke rumah lain. Secara teori sirkuit atau rangkaian perbedaan Norton dengan Thevenin adalah pada
yang rumit pasti memerlukan waktu yang cukup lama dalam rangkaiannya, jika Thevenin terhubung seri maka Norton
pengukuran resistansi, tegangan atau arus. Untuk itu terhubung secara parallel. Untuk itu di praktikum kali ini
diadakanlah sebuah konsep teorema Thevenin dan Norton kita akan mensimulasikan rangkaian listrik yang rumit
dimana tujuannya untuk menentukan arus yang mengalir dalam menjadi sederhana menggunaka teorema Thevenin dan
resistor variabel agar dapat menghitung resitansi, arus atau
Norton menggunakan Software Electronics Workbench
tegangan yang rumit menjadi mudah. Di Modul praktikum kali ini
(EWB).
kita akan menganalisa dan membandingkan hasil dari sebuah
rangkaian menggunakan Teorema Thevenin dan Norton.
2. STUDI PUSTAKA
Kata Kunci: Teorema Thevenin, Teorema Norton, Resistor, Dalam menganalisa suatu rangkaian listrik yang aktif
Resistansi. ada berbagai macam cara berdasarkan hukum
Kirchhoff’s Current Law (KCL) dan Kirchhoff’s
1. PENDAHULUAN Voltage Law (KVL).[5] Agar memudahkan kita untuk
Kebutuhan energi kian hari makin meningkat salah menganalisa dengan cara tersebut :
satunya energi listrik, energi listrik menjadi kebutuhan
primer sehari-hari, meningkatnya energi listrik 2.1 Teorema Thevenin
menimbulkan banyak variasi dari rangkaian listrik, kian Teorema Thevenin adalah sebuah konsep teorema
hari rangkaian listrik makin rumit untuk kita pelajari, justru yang bertujuan untuk menganalisa rangkaian listrik
itu Teorema Thevenin hadir untuk memudahkan sebuah aktif tersebut dapat disederhanakan sehingga hanya
rangkaian rumit menjadi mudah dipahami. terdiri dari satu sumber tegangan bebas dan satu buah
Daya merupakan Variabel yang cukup penting dalam resistensi yang terhubung secara seri dengan sumber
sebuah rangkaian listrik, melalui praktikum kali ini para tegangan. Teorema Thevenin ditemukan oleh seorang
praktikan diharapkan bisa menganalisa dan menentukan insiyur berkebangsawan Prancis yaitu M. L.
Transfer Daya Maksimum menggunakan komponen virtual Thévenin. Beliau yang berhasil mengembangkan
yang disediakan oleh Software Electronics Workbench rangkaian rumit menjadi rangkaian ekuivalen yang
(EWB).[3] sederhana.[1]
Resistor menjadi komponen utama yang sangat penting
dalam sebuah rangkaian listrik hanya resistor yang
memiliki resistansi tertentu di pasaran, sehingga jika ingin
membuat rangkaian yang memiliki resistansi sesuai
keinginan kita, kita memerlukan rangkaian seri dan
parallel.

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 1


2.2 Teorema Norton
Teorema Norton merupakan sebuah konsep sederhana
untuk menganalisa rangkaian listrik aktif yang cukup rumit
agar nantinya bisa disederhanakan menjadi satu sumber 3. METODOLOGI
tegangan bebas dan satu buah resistensi yang Alat dan bahan :
terhubung secara parallel dengan sumber arus. - Software EWB
Konsep Teorema Norton ditemukan oleh E. L. Norton - PC/Laptop
seorang insiyur yang bekerja di Bell Phone
Laborataries, dengan nilai sumber arus In0. Besar 3.1. PENGUKURAN SECARA LANGSUNG
tegangan hubung terbuka (VOC) pada rangkaian 1. Buatlah sebuah rangkaian listrik menggunakan
Thevenin dan arus terhubung singkat (ISC) pada Electronic Workbench (EWB) seperti contoh
rangkaian Norton memenuhi persamaan.[1] dibawah ini :

Voc = Isc . Rth


V TH
IN=
RTH

2. Berikan sumber tegangan DC sebesar 5 Volt


pada titik a ke b untuk rangkaiannya dan berikan
amperemeter pada titik c ke d seri dengan beban
R.
3. Hitung arus i yang melewati pada hambatan R.
2.3 Transfer Daya Maksimum
dan Variasikan nilai beban R = 100Ω, 10Ω, dan
Membahas mengenai transfer daya, masalah
100KΩ.
paling sering yang dialami adalah masalah pada
4. Selanjutnya jalankan simulasi EWB dengan cara
transfer daya. Transfer Daya adalah masalah yang
menghidupkan saklar di bagian pojok kanan
sering dikaitkan dengan efiensi dan efektivitas. Salah
atas.
satu contohnya adalah pada transmisi sinyal,
5. Ulangi pengukuran tadi lalu catat hasil data yang
masalahnya adalah Ketika si penerima sinyal
didapatkan sesuai rangkaian yang telah kita buat.
mendapatkan sinyal maksimum dari jarak tertentu
6. lalu jangan lupa untuk discreenshot hasil yang
oleh si pengirim sinyal. Apabila terjadi pemindahan
di- peroleh dan analisis ke laporan praktikum.
daya yang maksimum maka sang penerima sinyal
mendapatkan sedikit noise. Untuk mendapatkan
3.2 MENCARI RANGKAIAN PENGGANTI DI
transfer daya maksimum harus dilakukan resistensi
TEOREMA THEVENIN DAN NORTON
beban (RL).[2]

 Menghitung Teorema Thevenin

Mencari Vth
1. Hitung tegangan terbuka di terminal c-d dengan
melepaskan beban dan amperemeter terlebih
Maka besar daya yang ditransfer : dahulu, yang akhirnya kita dapatkan hasil dari
Vth, dan jangan lupa catat nilai Vth di jurnal.

Mencari Rth

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 2


2. Padamkan sumber tegangan dengan cara
melepaskan sumber tegangan lalu gantikan  Berikan tegangan V yang akhirnya
dengan tahanan didalamnya, caranya dengan didapatkanlah arus i1 sebesar IN (Arus
menghubungkan singkat antara terminal a-b. Norton).
 Catat hasil pengukuran i2 berdasarkan dari
Rangkaian Pengganti Thevenin pengukuran arus i2 yang ditampilakan di
3. Rangkailah rangkaian thevenin seperti dibawah Multimeter.
ini:
4. Tangkap layar dari hasil yang diperoleh lalu
Analisa hasil data tersebut di laporan.

3.2 MEMBUKTIKAN TRANSFER DAYA


MAKSIMUM

1. Rangkai Rangkaian Listrik menggunakan


Software Electronics Wokbench (EWB) yaitu
Atur tegangan DC tersebut sedekimian sumber Vth (DC) seperti contoh dibawah ini :
rupa sehingga didapatkanlah nilai Vth pada
percobaan kali ini. Selanjutnya ukur arus (I)
pada R yang telah bervariasi seperti jurnal
berikan dan cari arus menggunakan
amperemeter.

4. Tangkap layar dari hasil yang diperoleh lalu


Analisa hasil data tersebut di laporan.
2. Sambungkan RL yang berupa potensiometer ke
 Menghitung Teorema Thevenin
rangkaian pengganti Thevenin.
3. Hitunglah I pada nilai RL dengan variasi 1Ω
1. Berikan sumber tegangan pada a ke b, lalu
hingga 5Ω dengan increment 1KΩ.
hitung arus singkat pada c ke d dengan
4. Setelah data didapatkan buatlah grafik yang
memasangkan amperemeter pada terminal c ke
menghubungkan antara PL dan RL, dengan
d secara langsung.
rumus sebagai berikut :

P L = I 2 . RL

5. Tangkap layar dari hasil yang diperoleh lalu


Analisa hasil data tersebut di laporan.

4. HASIL DAN ANALISIS


2. Analisa dan cari nilai RN = Rth
3. Pengukuran I pada rangkaian pengganti 4.1. MEMBUKTIKAN TEOREMA THEVENIN
DAN NORTON PADA RANGKAIAN LISTRIK
DC.

 Pengukuran Langsung
Tabel 1. Pengukuran Langsung menggunakan sumber
tegangan DC.
No Sumber DC R (Ω) I (mA)
1 5V 100 15,40
Norton. 2 10 V 10 K 0,9356

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 3


3 15 V 100 K 0,1430
4 20 V 1K 15,79
5 25 V 2K2 9,909
Pada table ke 3 diatas kita bisa melihat bahwasanya nilai I
6 5V 10 K 0,4678 tidak jauh berbeda dengan tabel 1 dimana perbedaannya
7 10 V 20 41,51 hanya ada di nilai belakang komanya, disini kita bisa
8 15 V 30 59,66
9 20 V 40 76,37 menarik kesimpulan jika nilai I yang dihitung secara
10 25 V 50 91,80 langsung tidak jauh berbeda dengan perhitungan
menggunakan teorema Thevenin
Mencari nilai I dengan menggunakan nilai resitansi yang
berbeda-beda maka hasil yang didapatkan nilai arus  Teorema Norton
berbeda juga tapi disini kita bisa melihat bahwasanya jika  Hasil Percobaan IN dan RN
semakin besar nilai arus yang diperoleh maka semakin Tabel 4. Hasil mencari nilai IN dan RN
besar pula nilai resitansi yang diberikan ke rangkaian salah Sumber DC IN RN
satunya pada tegangan 25V dengan resistansi sebesar 50Ω 5V 22,73 210,2
10 V 45,45 210,2
maka didapatkan nilai arus sebesar 91,80mA. 15 V 68,18 210,2
20 V 90,91 210,2
25 V 113,6 210,2
 Teorema Thevenin
5V 22,73 210,2
 Hasil Pengukuran dari Vth dan Rth : 10 V 45,45 210,2
Tabel 2. Pengukuran Vth dan Rth. 15 V 68,18 210,2
20 V 90,91 210,2
Sumber DC Vth Rth
25 V 113,6 210,2
5V 4,775 210,2
10 V 9,551 210,2
15 V 14,33 210,2 Sama seperti di tabel 2, di table 4 ini I N dengan variasi
20 V 19,10 210,2
25 V 23,88 210,2
tegangan yang berbeda maka didapatkan pola berulang dari
5V 4,775 210,2 sumber tegangan 5 Volt hingga 25 Volt dan RN
10 V 9,551 210,2 mendapatkan nilai yang sama yaitu 210,2 dengan variasi
15 V 14,33 210,2
20 V 19,10 210,2 tegangan yang berbeda-beda.
25 V 23,88 210,2

Bisa kita lihat pada tabel diatas dimana nilai V th dan Rth
didapatkan nilai Vth berulang, salah satunya di sumber  Pengukuran I pada rangkaian pengganti Norton
tegangan 15 Volt mendapatkan Vth sebesar 14,33 Tabel 5. Hasil mencari nilai I pada Teorema Norton
sedangkan di sumber tegangan 15 Volt dengan variasi No. IN RN R(Ω) I(mA)
resistansi yang berbeda didapatkan pula 14,33 untuk V th
1 22,73 210,2 100 15,40
nya, Untuk Rth mendapatkan hasil yang sama pada setiap
variasi tegangan yang berbeda yaitu 210,2, Maka kita dapat 2 45,45 210,2 10 K 0,9357
menganalisa bahwa nilai resistansi yang bervariasi pada
3 68,18 210,2 100 K 0,1430
tegangan tidak dapat mempengaruhi nilai Vth dan nilai
variasi di tegangan tidak dapat mempengaruhi Rth. 4 90,91 210,2 1K 15,79

5 113,6 210,2 2K2 9,907

6 22,73 210,2 10 K 0,4679


 Pengukuran I pada rangkaian pengganti Thevenin
7 45,45 210,2 20 41,50
Tabel 3. Pengukuran I pada pengganti Thevenin
No Vth Rth R (Ω) I (mA) 8 68,18 210,2 30 59,66
1 4,775 210,2 100 15,39
2 9,551 210,2 10 K 0,9354 9 90,91 210,2 40 76,38
3 14,33 210,2 100 K 0,1430
4 19,10 210,2 1K 15,78 10 113,6 210,2 50 91,77
5 23,88 210,2 2K2 9,908
6 4,775 210,2 10 K 0,4677
7 9,551 210,2 20 41,49
8 14,33 210,2 30 59,66
9 19,10 210,2 40 76,34
10 23,88 210,2 50 91,78

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 4


Pada tabel 5 diatas kita dapat menyimpulkan jika mencari ke bentuk rangkaian seri sedangkan Norton ke
nilai I pada rangkaian Norton menggunakan nilai I N dan RN bentuk rangkaian pallarel yang menjadikan satu
hasilnya tidak jauh berbeda dengan perhitungan langsung. sumber tegangan bebas dan satu buah resistensi
pada sumber arus.
4.2. MEMBUKTIKAN TEOREMA TRANSFER DAYA 5. Transfer daya maksimum terjadi Ketika suatu
MAKSIMUM beban resitansi sama dengan beban yang dimiliki
oleh resitansi ekuivalen Thevenin contohnya
Tabel 6. Membuktikan teorema transfer daya Ketika penerima dan pengirim sinyal
maksimum. mendapatkan sinyal maksimum maka akan
No. R(Ω) I(mA) menimbulkan sedikit noise pada sinyal.
6. Thevenin dengan Transfer Daya Maksimum
1 1K 6,723
sangat erat kaitannya dengan daya yang diperoleh
2 2K 7,892 agar bisa menemukan tingkat daya maksimum
3 3K 8,379
dalam sebuah rangkaian maka nilai resistansi
ekuivalen dalam Thevenin harus sama resistansi
4 4K 8,642 beban dengan RL = RS.[8]
5 5K 8,811
7. Contoh yang sering kita temui adalah starter
motor dimana ada konsep teorema transfer daya
6 6K 1,487 maksimum dari baterai hingga ke mesin motor
7 7K 2,574 agar sumber daya yang dihasilkan tinggi oleh
baterai bisa menghidupkan mesin motor.[9]
8 8K 3,404

9 9K 4,055 5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum
10 10K 4,583 kali ini bahwasanya nilai variasi dalam resistansi
sangat mempengaruhi hasil yang didapatkan. Lalu
Perhitungan dari Pengukuran langsung menggunakan
Kita bisa melihat tabel 6 diatas merupakan pembuktikan
Software Electronics Workbench (EWB) tidak jauh
dari teorema transfer daya maksimum menggunakan nilai
beda dengan perhitungan tidak langsung atau manual
Vth dengan nilai Rth yang bervariasi dan mendapatkan nilai I
menggunakan rumus teorema Thevenin maupun
yang bervariasi juga.
Norton.[7] Teorema Thevenin bisa menyederhanakan
rangkaian rumit menjadi rangkaian sederhana dengan
JAWABAN JURNAL
rangkaian seri sedangkan Teorema Norton bisa
1. Pada tabel 1 dimana teorema Thevenin dan
menyederhanakan rangkaian pallarel sehingga hanya
Norton memiliki sifat jika suatu nilai Resistansi
terdiri dari satu sumber tegangan bebas dan satu buah
semakin kecil maka nilai arus juga makin besar.
resistensi.[6] Dan Transfer daya maksimum memiliki
2. Berdasarkan perhitungan Thevenin kita bisa
hubungan erat dengan Thevenin. Untuk itu Teorema
memastikan bahwasanya data yang dihasilkan
Thevenin, Teorema Norton dan Teorema Transfer
tidak jauh berbeda jika kita lihat pada tabel 2
Daya Maksimum sangat berkaitan satu sama lain.
dimana sumber tegangna DC sebesar 20 Volt
mendapatkan hasil Vth sebesar 19,10 dan Rth
210,2.
DAFTAR PUSTAKA
3. Perhitungan secara langsung pada EWB dan
perhitungan menggunakan teorema Thevenin
hasilnya tidak jauh berbeda jika hasil dari arus
menghasilkan 45,45 pada EWB maka pada
perhitungan secara tidak langsung bisa
menghasilkan 45,46
4. Fungsi utama dari rangkaian Thevenin dan Norton
adalah meyederhanakan rangkaian agar dapat
dianalisa bedanya jika Thevenin meyederhanakan

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 5


Annisa Nurul Aini, A. A. (2016). Percobaan Teorema Thevenin. Teorema Thevenin dan Norton, 1-3.

Aziz, A. (2019). Belajar elektronika. Teorema Transfer Daya Maksimum, 9.

Danny Kurnianto, S. (2016). Transfer Daya Maksimum. Transformasi Sumber dan transfer daya maksimum, 8.

Putra, A. A. (2016). Transfer Daya Maksimal. Teori Transfer Daya Maksimum, 1-4.

R.Zacky, M. (2014). Konsep Teorema Norton. Teorema Norton, 1-4.

Ramdhani, M. (2007). Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.

Ramdhani, M. (2018). Simulasi Teorema Rangkaian. In Rangkaian Listrik menggunakan LTSpice (p. 123). Jakarta: Informatika.

S, E. S. (2016). Transfer daya maksimum. Transfer Daya Maksimal, 2-4.

Sari, F. D. (2012). Menganalisa teorema thevenin dan norton. Thevenin dan Norton, 1-14.

unand. (2018). Diktat Rangkaian Listrik. indonesia: http://tep.fateta.unand.ac.id.

 Sumber DC = 15 V, R = 100 KΩ

BIOGRAFI PENULIS

Perkenalkan nama saya Muhmmad Jannathias


Omali Prawana berusia 18 tahun yang berkelahiran di
Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara,  Sumber DC = 20 V, R = 1 KΩ
Saya merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara, sekarang
saya melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri
Institut Teknologi Sumatera (ITERA) yang sedang
mengambil program studi S1 Teknik Telekomunikasi.\

LAMPIRAN
1. Tabel 1
 Sumber DC = 5 V, R = 100 Ω  Sumber DC = 25 V, R = 2,2 KΩ

 Sumber DC = 10 V, R = 10 KΩ  Sumber DC = 5 V, R = 10 KΩ

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 6


 Sumber DC = 10 V, R = 20 Ω
 Sumber DC = 10 V, R = 10 KΩ

 Sumber DC = 15 V, R = 30 Ω

 Sumber DC = 15 V, R = 100 KΩ

 Sumber DC = 20 V, R = 40 Ω

 Sumber DC = 20 V, R = 1 KΩ

 Sumber DC = 25 V, R = 50 Ω

 Sumber DC = 25 V, R = 2,2 Ω

2. Tabel 2
 Sumber DC = 5 V, R = 100 Ω

 Sumber DC = 5 V, R = 10 KΩ

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 7


 Sumber DC = 10 V, R = 20 Ω  Sumber DC = 10 V, R = 10 KΩ

 Sumber DC = 15 V, R = 30 Ω  Sumber DC = 15 V, R = 100 KΩ

 Sumber DC = 20 V, R = 40 Ω  Sumber DC = 20 V, R = 1 KΩ

 Sumber DC = 25 V, R = 50 Ω  Sumber DC = 25 V, R = 2,2 KΩ

3. Tabel 3  Sumber DC = 5 V, R = 10 KΩ

 Sumber DC = 5 V, R = 100 Ω

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 8


 Sumber DC = 10 V, R = 10 KΩ
 Sumber DC = 10 V, R = 20 Ω

 Sumber DC = 15 V, R = 100 KΩ
 Sumber DC = 15 V, R = 30 Ω

 Sumber DC = 20 V, R = 1 KΩ

 Sumber DC = 20 V, R = 40 Ω

 Sumber DC = 25 V, R = 2,2 KΩ

 Sumber DC = 25 V, R = 50 Ω

 Sumber DC = 5 V, R = 10 KΩ

4. Tabel 4
 Sumber DC = 5 V, R = 100 Ω

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 9


 Sumber DC = 10 V, R = 20 Ω  Sumber DC = 10 V, R = 10 KΩ

 Sumber DC = 15 V, R = 30 Ω  Sumber DC = 15 V, R = 100 KΩ

 Sumber DC = 20 V, R = 40 Ω  Sumber DC = 20 V, R = 1 KΩ

 Sumber DC = 25 V, R = 50 Ω  Sumber DC = 25 V, R = 2,2 KΩ

5. Tabel 5  Sumber DC = 5 V, R = 10 KΩ
 Sumber DC = 5 V, R = 100 Ω

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 10


 Sumber DC = 10 V, R = 20 Ω

 R = 2 KΩ

 Sumber DC = 15 V, R = 30 Ω

 R = 3 KΩ

 Sumber DC = 20 V, R = 40 Ω

 R = 4 KΩ

 Sumber DC = 25 V, R = 50 Ω

6. Tabel 6
 R = 5 KΩ
 R = 1 KΩ

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 11


 R = 10 KΩ

 R = 6 KΩ

PERHITUNGAN

 R = 7 KΩ

 R = 8 KΩ

 R = 9 KΩ

Laporan Praktikum – Laboratorium Dasar Elektronika – ITERA | 12

Anda mungkin juga menyukai