Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357877610

Laporan Praktikum Pengantar Teknik Elektro Modul IV -Teorema Thevenin,


Norton, dan Superposisi

Experiment Findings · January 2022


DOI: 10.13140/RG.2.2.17038.48960

CITATIONS READS

0 261

1 author:

Eka Putra Prasetya


Universitas Islam Indonesia
126 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Laporan Praktikum Sistem Tenaga Listrik Teknik Elektro UII 2018 View project

Laporan Praktikum Rangkaian Listrik Teknik Elektro UII 2018 View project

All content following this page was uploaded by Eka Putra Prasetya on 17 January 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Laporan Praktikum Pengantar Teknik Elektro
Modul IV – Teorema Thevenin, Norton, dan Superposisi
Eka Putra Prasetya/18524057
Asisten: Rizdha Wahyudi
Tanggal praktikum: 17 Mei 2019
18524057@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Rangkaian Thevenin, Norton, dan Superposisi (tegangan Thevenin) yang nilainya sama dengan tegangan yang
merupakan rangkaian yang perlu dikuasai oleh perekayasa ada pada terminal tersebut bila terminal tersebut tidak dibebani
elektronika. Kita tidak menyadari bahwa sebenarnya rangkaian (terbuka) dan dihubungkan seri dengan sebuah tahanan
ini kita gunakan sehari-hari dan mungkin berada dalam (tahanan Thevenin) yang nilainya sama dengan tahanan
perangkat elektronik yang kita miliki, baik itu rangkaian setara
masukan rangkaian dipandang dari terminal tersebut. Jadi
Thevenin, rangkaian setara Norton, maupun rangkaian
Superposisi. Tujuan Praktikum ini adalah dapat menganalisa untuk menyusun rangkaian ekivalen Thevenin langkah yang
dan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan teori harus dilakukan adalah:
Thevenin, Norton, dan Superposisi. Hasil dari praktikum ini a. Semua beban yang terhubung pada kedua terminal
adalah Kurangnya pengetahuan akan perhitungan tegangan
untuk setiap resistor pada Jembatan Wheastone, manajemen
dilepaskan.
waktu yang buruk, dan data arus yang tidak tepat membuat b. Tegangan antara kedua terminal tersebut diukur.
analisa pada pada praktikum kali ini sulit dilakukan.
Kekurangan ini mengakibatkan belum ditemukannya makna c. Tahanan masukan terhadap kedua terminal tersebut diukur,
dari penggunaan Teorema Thevenin, Teorema Norton, dan dengan semua sumber tegangan dihubung singkat dan
Teorema Superposisi dalam suatu rangkaian. semua sumber arus dihubung buka.
Kata kumci—Thevenin, Norton, Superposisi
Maka rangkaian ekivalen Thevenin adalah sama dengan
I. PENDAHULUAN sumber tegangan (VTH) yang dirangkaikan secara seri dengan
Rangkaian Thevenin, Norton, dan Superposisi merupakan tahanan Thevenin (RTH) tersebut.
rangkaian yang perlu dikuasai oleh perekayasa elektronika.
Kita tidak menyadari bahwa sebenarnya rangkaian ini kita
gunakan sehari-hari dan mungkin berada dalam perangkat
elektronik yang kita miliki, baik itu rangkaian setara Thevenin,
rangkaian setara Norton, maupun rangkaian Superposisi.
Teorema tersebut sangat berguna khususnya untuk tukang
servis perangkat elektronik. Tukang servis biasanya
menggunakan rangkaian tersebut jika mereka tidak memiliki
cukup resistor untuk membuat atau membenahi suatu alat. Gambar 1 Konsep Teorema Thevenin
Dengan penggunaan rangkaian tersebut, kekurangan resistor
dapat teratasi. Contoh tersebut hanya merupakan salah satu B. Teorema Norton
contoh dari sekian banyak manfaat Teorema Thevenin, Norton, Jika rangkaian aktif linear dipandang dari salah satu
dan Superposisi yang tidak kita sadari yang ternyata digunakan pasangan terminal di dalamnya maka rangkaian tersebut dapat
dalam kehidupan sehari – hari. digantikan dengan satu rangkaian ekivalen yang terdiri dari
satu sumber arus (arus Norton) dan sebuah tahanan (tahanan
Tujuan Praktikum ini adalah dapat menganalisa dan Norton) yang dirangkaikan secara paralel. Besarnya arus
memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan teori Norton adalah arus hubung singkat pada terminal dalam
Thevenin, Norton, dan Superposisi. rangkaian tersebut dan besarnya tahanan Norton sama dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA tahanan yang terukur pada rangkaian dimana semua sumber
tegangan dihubung singkat dan sumber arus dihubung buka.
A. Teorema Thevenin
C. Teorema Superposisi
Teorema Thevenin dapat dirumuskan sebagai berikut:
dipandang dari sepasang terminal di dalam rangkaian maka Sebuah jaringan linear yang mengandung satu atau lebih
suatu rangkaian aktif linear yang mengandung satu atau banyak sumber tegangan dan atau sumber arus yang bebas dapat
sumber tegangan dan atau sumber arus dapat diganti dengan dianalisis guna mendapatkan besarnya tegangan dan arus pada
satu rangkaian ekivalen yang terdiri dari satu sumber tegangan setiap cabangnya. Prosesanalisisnya dengan memandang
rangkaian dari satu sumber dalam satu waktu dan sumber
tegangan lain dihubung singkat dan sumber arus dihubung
buka. Hasil dari analisis tiap sumber dijumlahkan untuk
mendapatkan nilai arus atau tegangan yang diinginkan. Prinsip
ini dapat digunakan karena adanya sifat linear dari arus dan
tegangan.
III. METODE PRAKTIKUM
Percobaan pertama yang dilakukan adalah Hukum
Thevenin. Pada percobaan ini digunakan alat dan bahan berupa
multimeter digital, breadboard, jumper, 2 power supply, 2 Gambar 3 Rangkaian Untuk Percobaan Teorema Norton
resistor 100Ω, dan 4 resistor 300Ω. Percobaan ini diawali
dengan rangkaian seperti dibawah ini dibuat dengan nilai Setelah itu, Arus hubung singkat di bekas 𝑅2 (𝐼𝑠𝑐 ) diukur.
hambatan bebas, 𝑉1 = 6VDC, dan 𝑉2 = 9VDC. Kemudian, besarnya tahanan pengganti dari terminal bekas 𝑅2
diukur dengan menghubung singkat semua sumber tegangan
(tahanan pengganti ini disebut tahanan Norton 𝑅𝑁 ). Lalu,
rangkaian ekivalen Norton disusun dan dihitung besarnya
tegangan dan arus yang mengalir pada 𝑅2 dari hasil
pengukuran. Kemudian, hasil pengukuran pada langkah b dan c
dengan hasil perhitungan dari langkah g dibandingkan.
Terkahir, proses tersebut diulangi untuk hambatan 𝑅3 , 𝑅4 , dan
𝑅5 .
Percobaan terakhir yang dilakukan adalah percobaan
Teorema Superposisi. Pada percobaan ini digunakan alat dan
bahan berupa multimeter digital, breadboard, jumper, 2 power
Gambar 2 Rangkaian Untuk Percobaan Teorema Thevenin supply, 2 resistor 100Ω, dan 4 resistor 300Ω. Percobaan ini
Lalu, besarnya arus dan tegangan pada 𝑅2 diukur. Kemudian, diawali dengan membuat rangkaian seperti di bawah ini
𝑅2 diambil dari rangkaian. Setelah itu, besarnya tegangan yang dengan nilai resistor bebas dan sumber tegangan yang sama.
ada pada terminal bekas 𝑅2 yang diambil diukur (besarnya
tegangan ini disebut tegangan Thevenin (𝑉𝑇𝐻 ). Lalu semua
sumber tegangan dari rangkaian tersebut dihilangkan dan
tempat sumber tegangan tersebut dihubung singkat. Kemudian,
besarnya tahanan masukan dari terminal 𝑅2 yang diambil
diukur (besarnya tahanan masukan ini disebut tahanan
Thevenin (𝑅𝑇𝐻 ). Setelah itu, besarnya tegangan dan arus yang
mengalir pada 𝑅2 dengan 𝑉𝑇𝐻 dan 𝑅𝑇𝐻 dari pengukuran
dihitung. Lalu, hasil pengukuran tegangan dan arus (langkah b
dan c) dengan hasil perhitungan (langkah h) dibandingkan.
Terkahir, proses tersebut diulangi untuk hambatan 𝑅3 , 𝑅4 , dan Gambar 4 Rangkaian untuk percobaan Teorema Superposisi
𝑅5 .
Kemudian, besarnya arus yang mengalir pada 𝑅2 (𝐼𝑅 ) dan
Percobaan kedua yang dilakukan adalah percobaan tegangannya (𝑉𝑅 ) diukur. Lalu, sumber tegangan 𝑉2
Teorema Norton. Pada percobaan ini digunakan alat dan bahan dihilangkan, tempat sumber tegangan 𝑉2 tersebut dihubung
berupa multimeter digital, breadboard, jumper, 2 power supply, singkat, sehingga rangkaian hanya dicatu oleh sumber 𝑉1 .
2 resistor 100Ω, dan 4 resistor 300Ω. Percobaan ini diawali Setelah itu, besarnya arus yang mengalir pada tahanan 𝑅3 (𝐼′𝑅 ).
dengan membuat rangkaian seperti dibawah ini dengan nilai Lalu, sumber tegangan 𝑉1 dihilangkan, tempat sumber
hambatan dan sumber tegangan yang sama. Lalu besarnya arus tegangan 𝑉1 tersebut dihubung singkat, sehingga rangkaian
dan tegangan pada 𝑅2 diukur. Kemudian, 𝑅2 dari rangkaian hanya dicatu oleh sumber 𝑉2 . Kemudian, besarnya arus yang
diambil dan tempat bekas 𝑅2 tersebut dihubung singkat. mengalir pada tahanan 𝑅3 (𝐼′′𝑅 ) diukur. Setelah itu, kedua arus
hasil pengukuran tersebut dijumlahkan dengan
mempertimbangkan arah arus dan besarnya tegangan pada 𝑅3
dihitung. Kemudian, hasil pengukuran pada langkah (b)
dibandingkan dengan hasil perhitungan pada langkah (g).
Terakhir, Proses tersebut diulangi untuk 𝑅5 .
IV. HASIL DAN ANALISIS
A. Teorema Thevenin
Tabel 1 Tabel percobaan Teorema Thevenin
Percobaan Tegangan Arus VTH RTH
di terukur terukur (V) (Ω)
(V) (mA)
R2 = 300Ω 5,73 0.98 7.21 51.2
R3 = 300Ω 0.869 0.06 0.827 92.2
R4 = 300Ω 3.335 0.08 3.73 51.4
R5 = 100Ω 2.469 0.87 6.16 61.7

Tabel 2 Tabel Perhitungan Teorema Thevenin


Percobaan Tegangan Arus VTH RTH
di perhitungan perhitungan perhitungan perhitungan Gambar 3 Proses perhitungan rangkaian 𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶)
(V) (mA) (V) (Ω)
R2 = 300Ω 5.6 0.000018 6.7 62Ω  Merubah rangkaian Delta ke Wye
R3 = 300Ω 5.61 0.0000187 7.25 193Ω 300𝑥300 90000
𝑅3(𝑏𝑎𝑟𝑢) = = = 128Ω
R4 = 300Ω 1.85 0.000006 9.3 187Ω 300 + 300 + 100 700
R5 = 100Ω 6.152 0.0000205 4.84 467Ω 300𝑥100 30000
𝑅4(𝑏𝑎𝑟𝑢) = = = 43Ω
Terlihat dalam tabel bahwa data saat percobaan dan saat 300 + 300 + 100 700
perhitungan tampak berbeda. Perbedaan tampak jelas terjadi 300𝑥100 30000
𝑅5(𝑏𝑎𝑟𝑢) = = = 43Ω
disemua sektor pengukuran baik arus, tegangan, maupun 300 + 300 + 100 700
hambatan. Dalam data perhitungan, Penulis masih kurang  Menghitung resistor seri 𝑅4 dengan R5 dan R3 dan R1
memahami bagaimana untuk melakukan perhitungan pada 𝑅45 = 43 + 300 = 343Ω
R13 = 128 + 100 = 228Ω
rangkaian tersebut. Penulis mengalami kendala dalam hal
perhitungan tegangan pada rangkaian Jembatan Wheastone.  Menghitung resistor pararel R45 dengan R13
1 1 1 228 + 343
Kurangnya pengetahuan akan hal tersebut membuat penulis = + =
𝑅1345 343 228 78204
tidak dapat memastikan apakah perhitungannya sudah tepat. 78204
Perhitungan pada R2 merupakan perhitungan yang paling 𝑅1345 =
571
mendekati dengan hasil percobaannya. Terlihat dalam tabel 𝑅1345 = 137Ω
bahwa selisih tegangan, tegangan Thevenin, hambatan  Menentukan Tegangan pada R1345 dengan hukum
Thevenin memiliki selisih perbedaan yang sedikit. Untuk arus, pembagi tegangan.
penulis tidak mengetahui kesalahan terletak dimana karena dari 137 137
𝑉𝑅1345 = 𝑥9 = 𝑥9 = 6.85𝑉
percobaan modul pertama hingga saat ini selalu mengalami 137 + 43 180
 Menentukan Tegangan pada R1 dengan hukum
perbedaan. Semua kemungkinan perbaikan untuk pengukuran
pembagi tegangan.
arus dari praktikum yang sebelumnya sudah penulis lakukan 100 100
namun tetap tidak bisa menunjukkan hasil yang mendekati 𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) = 𝑉𝑅1 = 𝑥6.85 = 𝑥6.85 = 3𝑉
100 + 128 228
perhitungan. Pada perhitungan ini penulis cukup yakin dengan
perhitungan karena penulis masih dapat memahami 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) =>
perhitungan tegangan pada resistor yang di luar dari rangkaian
Jembatan Wheastone.
Berbeda dengan R2, untuk perhitungan R3, R4, dan R5
tampak bahwa perbedaan datanya sangat jauh sekali. Resistor
tersebut terletak pada Jembatan Wheastone. Penulis kurang
mengerti bagaimana mekanisme pembagian tegangan pada
rangkaian ini. Hukum Pembagi Tegangan bisa digunakan
untuk membagi tegangan, namun hal tersebut hanya bisa
dilakukan pada rangkaian delta yang telah berubah ke wye.
Kita ketahui bahwa ketika merubah delta ke wye nilai
resistansi akan berubah. Padahal yang perlu dicari tegangannya
adalah resistor pada R3, R4, dan R5 dengan nilai resistansi
awal. Pokok permasalahan tersebut membuat data dari
perhitungan pada resistor R3, R4, dan R5 kurang tepat.
Perhitungan: Gambar 4 Proses perhitungan rangkaian 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶)
R2=>  Menghitung resistor paralel R45 dengan R6
 𝑉𝑇𝐻 perhitungan: 1 1 1 43 + 343
= + =
𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) => 𝑅456 343 43 14749
14749
𝑅456 =
386
𝑅456 = 38Ω
 Menghitung resistor seri R456 dengan R3  Menentukan Tegangan pada R12 dengan hukum
𝑅3456 = 𝑅456 + 𝑅3 = 128 + 38 = 166 pembagi tegangan.
 Menghitung tegangan pada AB (bekas R2 yang 75 75
𝑉𝑅12 = 𝑥6.7 = 𝑥6.7 = 2.5𝑉
dilepas) menggunakan R456 (dalam pararel tegangan 75 + 128 203
sama) dengan hukum pembagi tegangan
166 166 𝑉(6𝑉𝐷𝐶) =>
𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑥6 = 𝑥6 = 3.7𝑉
100 + 166 266
𝑉𝑇𝐻 dapat dihitung dengan menambahkan 𝑉𝑇𝐻1 dan 𝑉𝑇𝐻2 =>
𝑉𝑇𝐻 = 𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) + 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) = 3.7 + 3 = 6.7𝑉
 𝑅𝑇𝐻 perhitungan:
Gambar 7 Proses perhitungan rangkaian 𝑉(6𝑉𝐷𝐶)
 Menghitung resistor paralel dari R2 dan R3456
1 1 1 300 + 166
= + =
𝑅23456 300 166 49800
49800
𝑅23456 =
466
𝑅23456 = 107Ω
Gambar 5 Rangkaian resistor yang telah disederhanakan  Menentukan Tegangan pada R23456 dengan hukum
Setelah semua sumber tegangan di hubung singkat, pembagi tegangan.
rangkaian pada gambar 8 disederhanakan menjadi gambar 107 107
𝑉𝑅23456 = 𝑉𝑅2(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑥6 = 𝑥6 = 3.1𝑉
107 + 100 207
12. 𝑅𝑇𝐻 ditemukan dengan cara memparalel R1 dan R3456.
1 1 1 100 + 166 266 Tegangan perhitungan pada R2 dapat ditentukan dengan cara
= + = = menambahkan 𝑉𝑅2(6𝑉𝐷𝐶) dan 𝑉𝑅2(9𝑉𝐷𝐶) =>
𝑅𝑇𝐻 100 166 16600 16600
16600 𝑉𝑅2 = 𝑉𝑅2(6𝑉𝐷𝐶) + 𝑉𝑅2(9𝑉𝐷𝐶) = 3.1 + 2.5 = 5.6𝑉
𝑅𝑇𝐻 = = 62Ω
266  Arus perhitungan:
 V perhitungan: Arus perhitungan didapatkan menggunakan hukum ohm
𝑉(9𝑉𝐷𝐶) => dengan membagi 𝑉𝑅2 dan R2=>
𝑉𝑅2 5.6
𝐼2 = = = 0.018 𝐴
R 2 300
R3=>
 𝑉𝑇𝐻 perhitungan:
𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) =>

Gambar 8 Proses perhitungan rangkaian 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶)


 Menghitung resistor seri R4, R5, dan R6
Gambar 6 Proses perhitungan rangkaian 𝑉(9𝑉𝐷𝐶) 𝑅456 = 300 + 100 + 300 = 700Ω
 Menghitung resistor paralel dari R2 dan R456
 Menghitung resistor pararel R1 dengan R2 1 1 1 7+3
1 1 1 3+1 = + =
= + = 𝑅2456 300 700 2100
𝑅12 100 300 300 2100
300 𝑅345 =
𝑅12 = 10
4 𝑅345 = 210Ω
𝑅12 = 75Ω
 Menentukan Tegangan pada R2456 dengan hukum
 Menghitung resistor seri dari R4 dengan R5 dan R12
pembagi tegangan.
dengan R3 210 210
𝑅45 = 𝑅4 + 𝑅5 = 300 + 43 = 343Ω 𝑉𝑅2456 = 𝑥6 = 𝑥6 = 4.1𝑉
210 + 100 310
𝑅123 = 𝑅12 + 𝑅3 = 75 + 128 = 203Ω
 Tegangan R45 didapatkan dari hukum pembagi
 Menghitung resistor pararel R45 dengan R123
1 1 1 343 + 203 tegangan R456 ke R4, R5, R6. Tegangan R456 sama
= + = dengan R2456. R3 paralel dengan R45 sehingga
𝑅12345 203 343 69629
69629 tegangan pada R3 sama dengan R45.
𝑅12 = 100 + 300 400
546 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑉𝑅45 = 𝑥4.1 = 𝑥4.1 = 2.3𝑉
𝑅12345 = 127Ω 700 700
 Menentukan Tegangan pada R12345 dengan hukum 𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) =>
pembagi tegangan.
127 127
𝑉𝑅12345 = 𝑥9 = 𝑥9 = 6.7𝑉
43 + 127 170
Gambar 9 Proses perhitungan rangkaian 𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶)
 Menghitung resistor paralel dari R2 dan R1
1 1 1 1+3
= + =
𝑅12 100 300 300
300
𝑅12 =
4
𝑅12 = 75Ω
 Menghitung 𝑉𝑅3 dengan cara persamaan Jembatan Gambar 11 Proses perhitungan rangkaian 𝑉(6𝑉𝐷𝐶)
Wheastone  Menghitung resistor seri R4 dengan R5
300 75
𝑉𝑅3 = 𝑥9 − 𝑥9 𝑅45 = 300 + 100 = 400Ω
100 + 300 300 + 75  Menghitung resistor paralel dari R3 dengan R45
300 75
𝑉𝑅3 = 𝑥9 − 𝑥9 1 1 1 4+3
400 375 = + =
300 75 𝑅345 300 400 1200
𝑉𝑅3 = 𝑥9 − 𝑥9 1200
400 375 𝑅345 =
𝑉𝑅3 = 6.75 − 1.8 7
𝑉𝑅3 = 4.95𝑉 𝑅345 = 171Ω
𝑉𝑇𝐻 dapat dihitung dengan menambahkan 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) dan  Menghitung resistor seri R6 dengan R345
𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) => 𝑅3456 = 171 + 300 = 471Ω
𝑉𝑇𝐻 = 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) + 𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) = 4.95 + 2.3 = 7.25𝑉
 Menghitung resistor paralel dari R3456 dengan R2
1 1 1 471 + 300
 𝑅𝑇𝐻 perhitungan: = +
𝑅23456 300 471
=
141300
141300
𝑅23456 =
771
𝑅23456 = 183Ω
 Menentukan Tegangan pada R23456 dengan hukum
pembagi tegangan
183 183
𝑉𝑅23456(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑥6 = 𝑥6 = 3.9𝑉
183 + 100 283
 Menentukan Tegangan pada R345 dengan hukum
pembagi tegangan
171 171
𝑉𝑅3(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑉𝑅345(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑥3.9 = 𝑥3.9 = 1.41𝑉
171 + 300 471
𝑉(9𝑉𝐷𝐶) =>

Gambar 10 Proses perhitungan rangkaian 𝑅𝑇𝐻


 Menghitung resistor paralel dari R2 dan R1
1 1 1 1+3
= + =
𝑅12 100 300 300
300
𝑅12 =
4
𝑅12 = 75Ω
 Menghitung resistor seri R12 dengan R6 dan R4
dengan R5
𝑅126 = 𝑅12 + 𝑅6 = 75 + 300 = 375Ω
𝑅45 = 𝑅4 + 𝑅5 = 300 + 100 = 400Ω
 Menghitung resistor paralel dari R126 dan R45
1 1 1 375 + 400
= + =
𝑅12456 375 400 150000
150000
𝑅12456 =
775
𝑅12456 = 𝑅𝑇𝐻 = 193Ω
 V perhitungan: Gambar 12 Proses perhitungan rangkaian 𝑉(9𝑉𝐷𝐶)
𝑉(6𝑉𝐷𝐶) =>  Menghitung resistor paralel dari R2 dan R1
1 1 1 1+3 112500
= + = 𝑅2356 =
𝑅12 100 300 300 675
300 𝑅2356 = 163Ω
𝑅12 =
4  Menentukan Tegangan pada R2356 dengan hukum
𝑅12 = 75Ω pembagi tegangan
 Menghitung resistor seri R12 dengan R3 dan R4
dengan R5 163 163
𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑉𝑅356 = 𝑉𝑅2356 = 𝑥6 = 𝑥6 = 3.7𝑉
𝑅123 = 𝑅12 + 𝑅3 = 75 + 128 = 203Ω 163 + 100 263
𝑅45 = 𝑅4 + 𝑅5 = 300 + 43 = 343Ω 𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) =>
 Menghitung resistor paralel dari R123 dengan R45
1 1 1 203 + 343
= + =
𝑅12345 203 343 69629
69629
𝑅12345 =
546
𝑅12345 = 127Ω
 Menentukan Tegangan pada R12345 dengan hukum
pembagi tegangan
127 127
𝑉𝑅12345 = 𝑥9 = 𝑥9 = 6.7𝑉
127 + 43 170
 Menentukan Tegangan pada R3 dengan hukum
pembagi tegangan
128 128
𝑉𝑅3(9𝑉𝐷𝐶) = 𝑥6.7 = 𝑥6.7 = 4.2𝑉
128 + 75 203
Tegangan perhitungan pada R3 dapat ditentukan dengan cara
menambahkan 𝑉𝑅3(6𝑉𝐷𝐶) dan 𝑉𝑅3(9𝑉𝐷𝐶) =>
𝑉𝑅3 = 𝑉𝑅3(6𝑉𝐷𝐶) + 𝑉𝑅3(9𝑉𝐷𝐶) = 1.41 + 4.2 = 5.61𝑉
 Arus perhitungan: Gambar 14 Proses perhitungan rangkaian 𝑉(9𝑉𝐷𝐶)
Arus perhitungan didapatkan menggunakan hukum ohm  Menghitung resistor paralel dari R1 dengan R2
dengan membagi 𝑉𝑅3 dan R3=> 1 1 1 1+3
𝑉𝑅3 5.61 = + =
𝐼𝑅3 = = = 0.0187𝐴 𝑅12 100 300 300
𝑅3 300 300
R4=> 𝑅12 =
4
 𝑉𝑇𝐻 perhitungan: 𝑅12 = 75Ω
𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) =>  Menghitung resistor seri R3 dengan R12
𝑅123 = 300 + 75 = 375Ω
 Menghitung resistor paralel dari R123 dengan R6
1 1 1 375 + 300
= + =
𝑅1236 300 375 112500
112500
𝑅1236 =
675
𝑅1236 = 163Ω
 Menentukan Tegangan pada R2356 dengan hukum
pembagi tegangan
163 163
𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) = 𝑉𝑅123 = 𝑉𝑅1236 = 𝑥9 = 𝑥9 = 5.6𝑉
163 + 100 263
𝑉𝑇𝐻 dapat dihitung dengan menambahkan 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) dan
𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) =>
𝑉𝑇𝐻 = 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) + 𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) = 3.7 + 5.6 = 9.3𝑉
 𝑅𝑇𝐻 perhitungan:

Gambar 13 Proses perhitungan rangkaian 𝑉(6𝑉𝐷𝐶)


 Menghitung resistor paralel dari R5 dengan R6
1 1 1 1+3
= + =
𝑅56 100 300 300
300
𝑅56 =
4
𝑅56 = 75Ω
 Menghitung resistor seri R3 dengan R56
𝑅356 = 300 + 75 = 375Ω
 Menghitung resistor paralel dari R356 dengan R2
1 1 1 375 + 300
= + =
𝑅2356 300 375 112500
Gambar 15 Proses perhitungan rangkaian 𝑅𝑇𝐻 300 300
𝑉𝑅4(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑥1.41 = 𝑥1.41 = 1.01𝑉
 Menghitung resistor paralel dari R5 dengan R6 100 + 300 400
1 1 1 1+3 𝑉(9𝑉𝐷𝐶) =>
= + =
𝑅56 100 300 300
300
𝑅56 =
4
𝑅56 = 75Ω
 Menghitung resistor seri R3 dengan R56
R 123 = 300 + 75 = 375Ω
 Menghitung resistor paralel dari R356, R2, dan R1
1 1 1 1 375𝑥100 + 300𝑥100 + 300𝑥375
= + + =
𝑅12356 300 375 100 33750000
33750000
𝑅1236 =
37500 + 30000 + 112500
33750000
𝑅1236 =
180000
𝑅𝑇𝐻 = 𝑅1236 = 187Ω
𝑉(6𝑉𝐷𝐶) =>

Gambar 17 Proses perhitungan rangkaian 𝑉(9𝑉𝐷𝐶)


 Merubah rangkaian Delta ke Wye
300𝑥300 90000
𝑅3(𝑏𝑎𝑟𝑢) = = = 128Ω
300 + 300 + 100 700
300𝑥100 30000
𝑅4(𝑏𝑎𝑟𝑢) = = = 43Ω
300 + 300 + 100 700
300𝑥100 30000
𝑅5(𝑏𝑎𝑟𝑢) = = = 43Ω
300 + 300 + 100 700
 Menghitung resistor paralel dari R1 dengan R2
1 1 1 1+3
= + =
𝑅12 100 300 300
300
𝑅12 =
4
𝑅12 = 75Ω
 Menghitung resistor seri R3 dengan R12, R4 dengan
R5
Gambar 16 Proses perhitungan rangkaian 𝑉(6𝑉𝐷𝐶)
𝑅123 = 128 + 75 = 203Ω
 Menghitung resistor seri R4 dengan R5 𝑅45 = 300 + 43 = 343Ω
R 45 = 300 + 100 = 400Ω
 Menghitung resistor paralel dari R123 dengan R45
 Menghitung resistor paralel dari R45 dengan R3 1 1 1 203 + 343
1 1 1 4+3 = + =
= + = 𝑅12345 203 343 69629
𝑅345 300 400 1200 69629
1200 𝑅12345 =
𝑅345 = 546
7 𝑅12345 = 127Ω
𝑅345 = 171Ω
 Menentukan Tegangan pada R12345 dengan hukum
 Menghitung resistor seri R345 dengan R6 pembagi tegangan
R 3456 = 300 + 171 = 471Ω
 Menghitung resistor paralel dari R3456 dengan R2 127 127
1 1 1 471 + 300 𝑉𝑅12345 = 𝑥9 = 𝑥9 = 6.7𝑉
= + = 127 + 43 170
𝑅23456 300 471 141300  Menentukan Tegangan pada R3 dengan hukum
141300
𝑅23456 = pembagi tegangan
771 43
𝑅23456 = 183Ω 𝑉𝑅4(9𝑉𝐷𝐶) = 𝑥6.7 = 0,84𝑉
 Menentukan Tegangan pada R23456 dengan hukum 343
Tegangan perhitungan pada R3 dapat ditentukan dengan cara
pembagi tegangan
183 183 menambahkan 𝑉𝑅3(6𝑉𝐷𝐶) dan 𝑉𝑅3(9𝑉𝐷𝐶) =>
𝑉𝑅23456(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑥6 = 𝑥6 = 3.9𝑉 𝑉𝑅4 = 𝑉𝑅4(6𝑉𝐷𝐶) + 𝑉𝑅4(9𝑉𝐷𝐶) = 1.01 + 0.84 = 1.85𝑉
183 + 100 283
 Menentukan Tegangan pada R345 dengan hukum  Arus perhitungan:
pembagi tegangan Arus perhitungan didapatkan menggunakan hukum ohm
171 171 dengan membagi 𝑉𝑅4 dan R4=>
𝑉𝑅345(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑥3.9 = 𝑥3.9 = 1.41𝑉
171 + 300 471 𝑉𝑅4 1.85
 Menentukan Tegangan pada R4 dengan hukum 𝐼𝑅3 = = = 0.006𝐴
𝑅4 300
pembagi tegangan R5=>
 𝑉𝑇𝐻 perhitungan:
𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) =>

Gambar 18 Proses perhitungan rangkaian 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) Gambar 20 Proses perhitungan rangkaian 𝑅𝑇𝐻
 Menghitung resistor seri R3 dengan R6  Menghitung resistor paralel dari R2 dan R1
R 36 = 300 + 300 = 600Ω 1 1 1 1+3
 Menghitung resistor paralel dari R36, R2, dan R4 = + =
𝑅12 100 300 300
1 1 1 1 2+1+2 300
= + + = 𝑅12 =
𝑅2346 300 600 300 600 4
600 𝑅12 = 75Ω
𝑅2346 =
5  Menghitung resistor seri R12 dengan R6
𝑅2346 = 120Ω
𝑅36 = 300 + 75 = 375Ω
 Menentukan Tegangan pada R3 dengan hukum  Menghitung resistor paralel dari R126 dan R3
pembagi tegangan 1 1 1 375 + 300
120 120 = + =
𝑉𝑇𝐻(6𝐷𝐶𝑉) = 𝑉𝑅346 = 𝑉𝑅2346 = 𝑥6 = 𝑥6 = 3.2𝑉 𝑅1236 375 300 112500
120 + 100 220 112500
𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) => 𝑅1236 =
675
𝑅1236 = 167Ω
 Menghitung resistor seri R1236 dengan R4
𝑅𝑇𝐻 = 𝑅36 = 167 + 300 = 467Ω
 V perhitungan:
𝑉(6𝑉𝐷𝐶) =>

Gambar 19 Proses perhitungan rangkaian 𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶)


 Menghitung resistor seri R3 dengan R6
𝑅36 = 300 + 300 = 600Ω
 Menghitung resistor paralel dari R36, R2, dan R1
1 1 1 1 2+1+6
= + + =
𝑅1236 300 600 100 600 Gambar 21 Proses perhitungan rangkaian 𝑉(6𝑉𝐷𝐶)
600
𝑅1236 =  Menghitung resistor seri R4 dengan R5
9
𝑅1236 = 67Ω 𝑅45 = 300 + 100 = 400Ω
 Menentukan Tegangan pada R1236 dengan hukum  Menghitung resistor paralel dari R3 dengan R45
pembagi tegangan 1 1 1 4+3
67 67 = + =
𝑅345 300 400 1200
𝑉𝑇𝐻(9𝐷𝐶𝑉) = 𝑉𝑅1236 = 𝑥9 = 𝑥9 = 1.64𝑉
300 + 67 367 1200
𝑅345 =
𝑉𝑇𝐻 dapat dihitung dengan menambahkan 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) dan 7
𝑅345 = 171Ω
𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) =>
 Menghitung resistor seri R6 dengan R345
𝑉𝑇𝐻 = 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) + 𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) = 3.2 + 1.64 = 4,84𝑉
𝑅3456 = 171 + 300 = 471Ω
 𝑅𝑇𝐻 perhitungan:  Menghitung resistor paralel dari R3456 dengan R2
1 1 1 471 + 300 Tegangan perhitungan pada R3 dapat ditentukan dengan cara
= + =
𝑅23456 300 471 141300 menambahkan 𝑉𝑅5(6𝑉𝐷𝐶) dan 𝑉𝑅5(9𝑉𝐷𝐶) =>
141300
𝑅23456 = 𝑉𝑅3 = 𝑉𝑅5(6𝑉𝐷𝐶) + 𝑉𝑅5(9𝑉𝐷𝐶) = 0.352 + 5.8 = 6.152𝑉
771
𝑅23456 = 183Ω  Arus perhitungan:
 Menentukan Tegangan pada R23456 dengan hukum Arus perhitungan didapatkan menggunakan hukum ohm
pembagi tegangan dengan membagi 𝑉𝑅5 dan R5=>
183 183 𝑉𝑅5 6.152
𝑉𝑅23456(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑥6 = 𝑥6 = 3.9𝑉 𝐼𝑅3 = = = 0.0205𝐴
183 + 100 283 𝑅5 300
 Menentukan Tegangan pada R345 dengan hukum B. Teorema Norton
pembagi tegangan Tabel 4 Tabel percobaan Teorema Norton
171 171 Percobaan Tegangan Arus ISC RN VTH
𝑉𝑅45 = 𝑉𝑅345 = 𝑥3.9 = 𝑥3.9 = 1.41𝑉 di terukur terukur (mA) (Ω) (V)
171 + 300 471 (V) (mA)
 Menentukan Tegangan pada R5 dengan hukum R2 = 300Ω 5,73 0.98 0.71 51.2 7.21
pembagi tegangan R3 = 300Ω 0.869 0.06 0.9 92.2 0.827
100 100 R4 = 300Ω 3.335 0.08 0.06 51.4 3.73
𝑉𝑅5(6𝑉𝐷𝐶) = 𝑥1.41 = 𝑥1.41 = 0.352𝑉
100 + 300 400 R5 = 100Ω 2.469 0.87 0.13 61.7 6.16
𝑉𝑅5(9𝑉𝐷𝐶) =>
Tabel 5 Tabel perhitungan Teorema Norton
Percobaan Tegangan Arus VTH RTH
di perhitungan perhitungan perhitungan perhitungan
(V) (mA) (V) (Ω)
R2 = 300Ω 5.6 0.000018 6.7 62Ω
R3 = 300Ω 5.61 0.0000187 7.25 193Ω
R4 = 300Ω 1.85 0.000006 9.3 187Ω
R5 = 100Ω 6.152 0.0000205 4.84 467Ω

Percobaan Arus
di Norton
perhitungan
(𝑰𝑺𝑪 )(mA)
R2 = 300Ω 0.00011
R3 = 300Ω 0.000009
R4 = 300Ω 0.00007
R5 = 100Ω 0.00010

Rangkaian yang digunakan pada percobaan Norton adalah


rangkaian yang sama dengan percobaan Thevenin. Karena
Gambar 22 Proses perhitungan rangkaian 𝑉(9𝑉𝐷𝐶)
rangkaiannya yang sama, Tegangan terukur dan arus terukur
 Menghitung resistor paralel dari R2 dan R1 pada Norton sama dengan Thevenin. Begitupula untuk
1 1 1 1+3
= + = hambatan Norton yang cara pengambilan datanya sama seperti
𝑅12 100 300 300
300 hambatan Thevenin sehingga nilainya dianggap sama.
𝑅12 = Penyamaan nilai tersebut dilakukan mengingat waktu
4
𝑅12 = 75Ω praktikum yang disediakan akan segera berakhir. Pengukuran
 Menghitung resistor seri R12 dengan R3 dan R4 yang dilakukan pada percobaan ini adalah arus Norton.
dengan R5 Terlihat pada tabel diatas bahwa arus Norton pengukuran
𝑅123 = 𝑅12 + 𝑅3 = 75 + 128 = 203Ω berbeda sangat jauh dari arus Norton perhitungan. Hal ini
𝑅45 = 𝑅4 + 𝑅5 = 300 + 43 = 343Ω
diakibatkan karena kesalahan dalam pengambilan data arus.
 Menghitung resistor paralel dari R123 dengan R45
1 1 1 203 + 343 Dari praktikum pertama hingga praktikum saat ini, penulis
= + = selalu mengalami kendala dalam hal data arus. Setiap
𝑅12345 203 343 69629
69629 praktikum, penulis selalu mencoba untuk mencari tau
𝑅12345 =
546 kesalahan terletak dimana dengan cara mencoba menghindari
𝑅12345 = 127Ω
tindakan yang sudah penulis definisikan sebagai penyebab
 Menentukan Tegangan pada R12345 dengan hukum kesalahan pada laporan sebelumnya. Pada praktikum kali ini
pembagi tegangan penulis sudah menghindari hal – hal tersebut hingga penulis
127 127 mencapai titik ini dimana penulis tida mengetahui kesalahan
𝑉𝑅45 = 𝑉𝑅12345 = 𝑥9 = 𝑥9 = 6.7𝑉 terletak dimana.
127 + 43 170
 Menentukan Tegangan pada R5 dengan hukum Perhitungan 𝐼𝑆𝐶 :
pembagi tegangan  R2 =>
300 300 𝑉𝑇𝐻 7.21
𝑉𝑅5(9𝑉𝐷𝐶) = 𝑥6.7 = 𝑥6.7 = 5.8𝑉 𝐼𝑆𝐶 = = = 0.14𝐴
300 + 43 343 𝑅𝑇𝐻 51.2
 R3 => untuk percobaan Norton karena tidak perlu merangkai ulang
𝑉𝑇𝐻 0.827 sehingga percobaan Superposisi tidak sempat untuk dilakukan.
𝐼𝑆𝐶 = = = 0.009𝐴
𝑅𝑇𝐻 92.2
 R4 => V. KESIMPULAN
𝑉𝑇𝐻 3.74
𝐼𝑆𝐶 = = = 0.07𝐴 Kurangnya pengetahuan akan perhitungan tegangan untuk
𝑅𝑇𝐻 51.4
setiap resistor pada Jembatan Wheastone, manajemen waktu
 R5 =>
𝑉𝑇𝐻 6.16 yang buruk, dan data arus yang tidak tepat membuat analisa
𝐼𝑆𝐶 = = = 0.10𝐴 pada pada praktikum kali ini sulit dilakukan. Kekurangan ini
𝑅𝑇𝐻 61.7
mengakibatkan belum ditemukannya makna dari penggunaan
C. Teorema Superposisi Teorema Thevenin, Teorema Norton, dan Teorema Superposisi
Tabel 6 Tabel percobaan Teorema Superposisi dalam suatu rangkaian.
Percobaan IR VR I’R I’’R (I’R + I’’R) (I’R + I’’R).R
di (mA) (V) (mA) (mA) (mA) DAFTAR PUSTAKA
- - - - - - -
- - - - - - - [1] Modul Praktikum Pengantar Teknik Elektro. Jurusan
Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia, 2019.
Dalam tabel diatas terlihat bahwa tidak ada data yang
terisi. Pada saat percobaan, Penulis mengalami kesalahan [2]"Teori Rangkaian Thevenin & Norton", djukarna, 2014.
dalam hal manajemen waktu percobaan. Percobaan Thevenin [Online]. Available:
memakan banyak waktu yang telah disediakan dikarenakan https://djukarna.wordpress.com/2014/09/12/teori-rangkaian-
kesulitan dalam merangkai rangkaian yang harus dirangkai. thevenin-norton/. [Accessed: 23- May- 2019].
Penulis bahkan merangkai rangkaian tersebut sebanyak 3x
hingga didapatkan tiap resistor dapat dihitung tegangan, [3]D. Kho, "Pengertian Teorema Thevenin dan Cara
hambatan, dan arusnya. Bahkan untuk percobaan Norton Perhitungannya - Teknik Elektronika", Teknik Elektronika.
dilakukan 30 menit menjelang waktu praktikum selesai. [Online]. Available: https://teknikelektronika.com/pengertian-
Karena waktu yang sudah sempit, Penulis memaksimalkan teorema-thevenin-perhitungannya/. [Accessed: 23- May-
2019].

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai