Anda di halaman 1dari 31

PENUNTUN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR I

Tim Penyusun

LOBORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKARAYA
2017

i|Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 1


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
TATA TERTIB LABORATORIUM ............................................................................................................... iii
PERCOBAAN 01: METODE ANALISIS RANGKAIAN ................................................................................... 1
PERCOBAAN 02: ARUS TRANSIEN RANGKAIAN RC ................................................................................. 5
PERCOBAAN 03: DIODA .......................................................................................................................... 9
PERCOBAAN 04: CATU DAYA ................................................................................................................ 13
PERCOBAAN 05: TRANSISTOR BIPOLAR ................................................................................................ 17
PERCOBAAN 06: JUNCTION FIELD EFFECT TRANSISTOR (JFET) ............................................................. 19
LAMPIRAN 1 - FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM ............................................................ 21
LAMPIRAN 2 - CONTOH COVER............................................................................................................. 23
LAMPIRAN 3 - CONTOH HALAMAN PENILAIAN .................................................................................... 25
LAMPIRAN 4 - CONTOH FORMAT PENULISAN LAPORAN ..................................................................... 27

ii | P e n u n t u n P r a k t i k u m E l e k t r o n i k a D a s a r 1
TATA TERTIB LABORATORIUM

Tata tertib Laboratorium menyangkut waktu praktikum, tata laksana praktikum, dan sangsi.
1. Waktu Pelaksanaan Praktikum, dilaksanakan sesuai Jadwal dan Praktikan diharuskan hadir 15
menit sebelum Praktikum dimulai.
2. Tata Laksana Praktikum
a. Memasuki ruangan laboratorium dengan memakai jas praktikum, dan tidak diperbolehkan
memakai kaos oblong.
b. Peserta menyerahkan tugas pendahuluan dan laporan sementara kepada Asisten
Laboratorium
c. Peserta meengikuti tes pendahuluan; pertanyaan meliputi: tujuan, alat dan bahan, teori
singkat
d. Pengamatan atau pengambilan data
e. Merapikan alat dan bahan yang telah dipakai
f. Asistensi dan penyusunan Lembar Kerja Mahasiswa
3. Laporan praktikum tiap percobaan harus diserahkan kepada asisten laboratorium dalam waktu
1 minggu setelah praktikum dilaksanakan
4. Asisten dapat memberikan sangsi kepada praktikan apabila:
a. Praktikan tidak dapat melengkapi persyaratan atau tugas yang tercantum dalam buku
penuntun.
b. Praktikan merokok, makan dan minum pada saat aktivitasberlangsung.
c. Praktikan tidak menyerahkan laporan praktikum pertemuan sebelumnya.
d. Praktikan yang menghilangkan atau merusak alat laboratoriumharus mengganti alat
tersebut sesuai spesifikasinya. Jangka waktu penggantiannya harus disepakati oleh
praktikan dengan ketua unit laboratorium. Bila jangka waktunya tidak dipenuhi, maka
praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum selanjutnya.

iii | P e n u n t u n P r a k t i k u m E l e k t r o n i k a D a s a r 1
PERCOBAAN 01: METODE ANALISIS RANGKAIAN

1.1 Tujuan Praktikum


1. Mampu menggunakan teorema thevenin untuk menganalisa rangkaian.
2. Mampu menggunakan teorema norton untuk menganalisa rangkaian.

1.2 Dasar Teori


Secara umum rangkaian listrik terdiri dari dua bagian rangkaian yang menjalankan fungsi
yang berbeda yang di hubungkan oleh terminal inter koneksi. Satu bagian disebut seksi
sumber dan yang lain disebut seksi beban. Seksi sumber disini adalah bagian rangkaian yang
mengandung sumber dan bukan hanya sebuah sumber saja.
Rangkaian seksi sumber dapat digantikan dengan rangkaian ekivalen Thevenin atau
rangkaian Norton. Kondisi yang diperlukan agar rangkaian ekivalen ini ada, dapat dikatakan
secara formal sebagai suatu teorema yaitu :
Jika rangkaian seksi sumber pada hubungan dua terminal adalah linear, maka sinyal pada
terminal interkoneksi tidak akan berubah jika rangkaian seksi sumber itu di ganti dengan
rangkaian ekivalen Thevenin atau Norton (Malvino, 1985).
Theorema Thevenin
Pada teorema ini berlaku bahwa: Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan
hanya terdiri dari satu buah sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah
tahanan ekivelennya pada dua terminal yang diamati.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis
rangkaian,yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang
dihubungkan seri dengan suatu resistansi ekivalennya.

Gambar 1.1 Rangkaian Thavenin Sirkit B

Theorema Norton
Teorema ini merupakan suatu pendekatan analisa rangkaian yang secara singkat dapat
dikatakan sebagai berikut.
Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan resistor dihubungkan dengan dua
terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat digantikan dengan sebuah rangkaian
paralel dari sebuah sumber arus rangkaian hubung singkat N I dan sebuah konduktansi N G
Rangkaian setara Norton digambarkan dengan kombinasi parallel antara sebuah sumber
arus IN dan sebuah konduktan GN. Jika rangkaian ini akan dibebani dengan sebuah beban
konduktan L G , maka ada dua harga ekstrem yaitu GL= dan GL = 0 . Harga GL= (atau RL =

0) berada ada kondisi hubung singkat dan arus hubung singkat sama dengan IN.
Sedangkan harga GL =0 (atau RL = ) berada pada kondisi rangkaian terbuka, dimana

1

terlihat bahwa merupakan tegangan rangkaian terbuka. Dengan demikian untuk
rangkaian setara Norton berlaku:
=

=
0

Gambar 1.2 Skema terbentuknya rangkaian setara Norton

1.3 Tugas Pendahuluan


1. Tuliskan bunyi teorema norton dan thevenin.
2. Tuliskan langkah-langkah menyederhanakan rangkaian menggunakan theorema norton
dan thevenin (jelaskan dengan contoh).
3. Simulasikan percobaan menggunakan software elektronika

1.4 Peralatan
1. Catu Daya
2. Resistor
3. Multimeter
4. Kabel penghubung
5. Project board

1.5 Prosedur Percobaan


Cari arus yang mengalir pada pada R3 pada gambar 1.3 menggunakan theorema thevenin
dan norton

Gambar 1.3 Rangkaian Utama

2
1.5.1 Metode Thevenin
1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut:

Multimeter

2. Ukur tegangan ekuivalen thevenin VTH


3. Cari besar hambatan thevenin
4. Susun rangkaian ekuivalen theveninnya dan ukur arus pada R3
5. Ubah hambatan pada R4 dengan hambatan yang lebih besar atau lebih kecil
6. Ulangi langkah 2 sampai 4

1.5.2 Metode Norton


1. Susun rangkaian seperti gambar

Multimeter

2. Ukur arus ekuivalen norton


3. Cari hambatan norton dari gambar
4. Susun rangkaian ekuivalen norton dan ukur arus pada R3
5. Ubah hambatan pada R4 dengan hambatan yang lebih besar atau lebih kecil
6. Ulangi langkah 2 sampai 4

1.6 Tugas Akhir


1. Sajikan data yang diperoleh dalam bentuk tabel
2. Selesaikan persamaan utama dengan menggunakan metode thevenin dan norton
dengan perhitungan manual, bandingkan dengan hasil percobaan.
3. Analisa hasil percobaan yang Anda dapat

Daftra Pustaka
Malvino. 1985. Prinsip- prinsip Elektronika Jilid 1. Erlangga: Jakarta
Margunadi, AR. 1990. Teori Rangkaian. Erlangga: Jakarta
Sudirham, Sudiryatno. 2002. Analisis Rangkaian Listrik. Penerbit ITB: Bandung

3
PERCOBAAN 02: ARUS TRANSIEN RANGKAIAN RC

2.1 Tujuan Praktikum


1. Mampu memahami proses pengisian dan pelepasan muatan pada rangkaian RC.
2. Mengetahui prinsip kerja rangkaian integrator dan diferensiator sederhana.
3. Memahami proses pembentukan gelombang dengan rangkaian RC.

2.2 Dasar Teori


Peristiwa pengisian muatan (charging) dan pengosongan muatan (discharging) kapasitor
memegang peranan penting dalam elektronika. Adanya sifat kapasitor yang menyimpan
muatan dari suatu sumber tegangan menimbulkan adanya arus yang hanya timbul sebentar
dalam rangkaian atau yang biasa disebut dengan arus transien.
Jika kapasitor dengan kapasitansi C dihubungkan dengan suatu sumber tegangan V, maka
setelah beberapa saat di dalam kapasitor akan terkumpul muatan sebanyak :
=

Gambar 2.1 Proses pengisian muatan pada kapasitor


Setelah nilai muatan ini tercapai, dikatakan kapasitor sudah terisi penuh. Isi muatan ini akan
tetap tersimpan dalam kapasitor selama tidak ada kebocoran muatan yang mengalir dari
plat kapasitor yang satu ke yang lain.
Setelah nilai muatan ini tercapai, dikatakan kapasitor sudah terisi penuh. Isi muatan ini akan
tetap tersimpan dalam kapasitor selama tidak ada kebocoran muatan yang mengalir dari
plat kapasitor yang satu ke yang lain. Pada gambar 2.1 jika saklar dihubungkan, kapasitor C
tidak langsung terisi penuh, tetapi memerlukan waktu hingga kapasitor terisi penuh. Setelah
saklar ditutup, arus akan mengalir dari sumber tegangan dan mengisi muatan kapasitor.
Pada suatu saat t, kapasitor yang mula-mula kosong mendapat muatan sebesar :

() =
0

Beda tegangan pada kapasitor sebesar:


() 1
() = =
0
sedangkan beda tegangan pada kedua ujung resistor menjadi:
= ()
1
= =
0

5
2.3 Tugas Pendahuluan
1. Sebutkan fungsi kapasitor yang Anda ketahui!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan kapasitansi, arus transien!
3. Jelaskan rangkaian RC yang berfungsi sebagai pengintegral dan pendiferensial!
4. Simulasikan percobaan menggunakan software elektronika!

2.4 Peralatan
1. Resistor 5. Kapasitor
2. Power supply 6. Osiloskop
3. Project board 7. Kabel Penghubung
4. Multimeter

2.5 Prosedur Percobaan


2.4.1 Rangkaian RC-Charging
1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut

2. Tutup saklar, ukur tegangan pada kapasitor tiap 3 detik, hingga tegangan terbaca
stabil
3. Ganti nilai resistansi menjadi 1 k, 10 k, dan 1M.
4. Ulangi langkah 1 sampai 3 dengan C = 4,7 F dan 0,47 F.
5. Plot data yang diperoleh (tegangan terhadap waktu)

2.4.2 Rangkaian RC-Discharging


1. Susun rangkaian seperti gambar berikut

2. Tutup saklar, ukur tegangan pada kapasitor tiap 3 detik, hingga tegangan terbaca
stabil
3. Ganti nilai resistansi menjadi 1 k, 10 k, dan 1M.
4. Ulangi langkah 1 sampai 3 dengan C = 4,7 F dan 0,47 F.
5. Plot data yang diperoleh (tegangan terhadap waktu)

2.4.3 Rangkaian Integrator dan Differensiator


1. Susun rangkaian integrator seperti gambar di bawah ini:

6
2. Seting frekuensi function generator = 50 Hz dengan gelombang kotak
3. Gambar gelombang keluarannya
4. Ulangi langkah 1 sampai 3 dengan frekuensi 200 Hz dan 100 Hz
5. Ulangi langkah 2 sampai 4 untuk rangkaian diferensiator berikut

2.6 Tugas Akhir


1. Sajikan data dalam bentuk tabel
2. Buatlah grafik hubungan tegangan terhadap waktu untuk RC-Charging dan RC-
Discharging pada tiap percobaan
3. Analisa data yang Anda peroleh bandingkan dengan hasil lab virtual

Daftar Pustaka
Malvino. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika. Salemba Teknika : Jakarta.
Sutrisno. 1987. Elektronika : Teori Dasar dan Penerapannya jilid 1. ITB : Bandung.

7
PERCOBAAN 03: DIODA

3.1 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui komponen elektronika dioda semikonduktor.
2. Mengetahui karakteristik dioda semikonduktor.
3. Mampu menganalisa rangkaian forward bias dan reverse bias pada dioda.

3.2 Dasar Teori


Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda,
transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena
bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan- bahan logam seperti tembaga, besi,
timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang
sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas. Orbit terluar elektron disebut
pita valensi dan elektron yang berada pada pita ini dinamakan elektron valensi.
Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor yang
merupakan sambungan bahan P-N yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Bahan tipe
P akan menjadi sisi anoda sedangkan bahan tipe N akan menjadi katoda

Gambar 3.1 Simbol dan struktur dioda


Jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari
sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi
P. Elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal
elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, jika mengunakan terminologi arus listrik,
maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N. Sebalikya jika polaritas tegangan
dibalik yaitu dengan memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat
polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.

3.3 Tugas Awal


1. Jelaskan istilah-istilah: tegangan breakdown, tegangan knee, forward bias dan reverse
bias?
2. Apakah dioda dapat bekerja seperti saklar? Jelaskan!
3. Simulasikan percobaan menggunakan software elektronika!

3.4 Peralatan
1. Dioda 4. Catu daya
2. Resistor 5. Multimeter
3. Projectboard 6. Kabel Penghubung

3.5 Prosedur Percobaan


3.5.1 Mengukur Dioda dengan Ohmmeter
1. Atur posisi selector multimeter (analog) pada pengukuran Ohm.
2. Pasang probe merah (+) pada kaki anoda dan probe hitam (-) pada katoda dioda.

9
3. Perhatikan resistansi dioda yang terbaca pada Ohmmeter.
4. Tukar posisi probe Ohmmeter, probe merah (+) pada kaki katoda dioda dan
probe hitam (-) pada kaki anoda dioda.
5. Baca nilai resistansi dioda yang terukur pada Ohmmeter.
6. Lakukan percobaan di atas pada dioda yang lain.
7. Catat hasil percobaan pada tabel.
Resistansi (Ohm) Resistansi (Ohm)
Dioda (Probe (+) pada anoda, Probe (Probe (+) pada katoda, Probe
(-) pada katoda) (-) pada anoda)

3.5.2 Dioda Forward Bias


1. Susun rangkaian seperti gambar di bawah (R 1 =1 K).

2. Berikan tegangan mulai dari 2,4,6,8 dan 10 Volt. Mengukur besar tegangan dan
arus pada dioda untuk setiap tegangan sumber yang diberikan.
3. Ulangi langkah di atas untuk R=1,5 K , 2.2 K , 4.7 K , dan 100 K .
4. Tuliskan data hasil percobaan pada tabel seperti di bawah ini.
Vsumber (Volt) Vp (Volt) Ip (Ampere)

3.5.3 Dioda Reverse Bias


1. Susun rangkaian seperti gambar di bawah (R 1 =1 K).

2. Berikan tegangan mulai dari 2,4,6,8 dan 10 Volt. Mengukur besar tegangan dan
arus pada dioda untuk setiap tegangan sumber yang diberikan.
3. Ulangi langkah di atas untuk R = 1,5 K, 2.2 K, 4.7 K, dan 100 K.
4. Tuliskan data hasil percobaan pada tabel seperti di bawah ini.
Vsumber (Volt) Vp (Volt) Ip (Ampere)

10
3.5.4 Light Emitting Diode (LED)
1. Susun rangkaian seperti gambar di bawah ini (R1 = 1 K).

2. Berikan tegangan sumber sebesar 5 V. Ukur besar arus yang mengalir pada
rangkaian.
3. Perhatikan yang terjadi pada LED.
4. Ganti R1 dengan nilai 2.2 K, 4.7 K, 10 K, dan 100 K.

3.6 Tugas Akhir


1. Sajikan data yang didapat dalam tabel
2. Buatlah grafik karakteristik dioda (V-I) untuk setiap perubahan resistansi.
3. Analisa hasil yang Anda peroleh pada tiap percobaan, dan bandingkan dengan hasil
percobaan pada lab virtual.

Daftar Pustaka
Malvino. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika. Salemba Teknika : Jakarta.
Sutrisno. 1987. Elektronika : Teori Dasar dan Penerapannya Jilid 1. ITB : Bandung.

11
PERCOBAAN 04: CATU DAYA

4.1 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui fungsi dioda sebagai penyearah.
2. Mengetahui cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang.
3. Mampu merancang catu daya

4.2 Dasar Teori


Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Ada dua
sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber AC yaitu sumber tegangan
bolak-balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah. Dari
sumber AC dapat disearahkan menjadi sumber DC dengan menggunakan rangkaian
penyearah yang di bentuk dari dioda. Ada tiga macam rangkaian penyearah dasar yaitu
penyearah setengah gelombang, gelombang penuh dan sistem jembatan.
Rangkaian catu daya tetap dan stabil menggunakan dioda zener dan transistor. Gambar 4.1
merupakan contoh rangkaian yang menghasilkan tegangan keluaran yang tetap dan stabil
(V0) sebesar 7,5 volt. Nilai tegangan keluaran V0 ini sama dengan tegangan dioda zener (8,2
volt) dikurangi tegangan basis-emitor (0,7 volt). Nilai tahanan R1 menentukan arus yang
mengalir pada dioda zener dan arus basis transistor T1. Saat tidak ada beban atau arus
keluaran I0 = 0, maka semua arus yang melewati R1 akan diteruskan ke dioda zener. Arus ini
tidak boleh melebihi batas maksimum dioda zener. Transistor T1 berfungsi sebagai penguat
arus. Arus keluaran I0 maksimum sesuai dengan spesifikasi T1 adalah sekitar 500 mA.

Gambar 4.1 Rangkaian Catu Daya Stabil

4.3 Tugas Awal


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. Penyearah setengah gelombang
b. Penyearah gelombang penuh
c. Penyearah sistem gelombang
2. Simulasikan percobaan menggunakan software elektronika

4.4 Peralatan
1. Transformator 5. Projectboard
2. Dioda 6. Multimeter
3. Resistor 7. Osiloskop
4. Kapasitor

13
4.5 Prosedur Praktikum
4.5.1 Penyearah Setenggah Gelombang
1. Susun rangkaian seperti gambar berikut

2. Ukur besar tegangan keluaran pada transformator


3. Amati dan gambar gelombang keluaran pada transformator menggunakan
osiloskop.
4. Ukur besar tegangan R1
5. Amati dan gambar gelombang keluaran pada R1 menggunakan osiloskop.
6. Ukur besar tegangan keluaran pada R1
4.5.2 Penyearah Gelombang Penuh dengan Center Tap
1. Susun rangkaian seperti gambar berikut

2. Ukur besar tegangan keluaran pada transformator


3. Amati dan gambar gelombang keluaran pada transformator menggunakan
osiloskop.
4. Ukur besar tegangan R1
5. Amati dan gambar gelombang keluaran pada R1 menggunakan osiloskop.
6. Ukur besar tegangan keluaran pada R1

4.5.3 Penyearah Gelombang Penuh dengan Tapis


1. Susun rangkaian seperti gambar berikut

14
2. Ukur besar tegangan keluaran pada transformator
3. Amati dan gambar gelombang keluaran pada transformator menggunakan
osiloskop.
4. Ukur besar tegangan R1
5. Amati dan gambar gelombang keluaran pada R1 menggunakan osiloskop.
6. Ukur besar tegangan keluaran pada R1

4.6 Tugas Akhir


1. Apakah terdapat perbedaan sinyal keluaran pada tiap percobaan? Jelaskan
2. Apa fungsi penyearah gelombang yang terdapat pada tiap percobaan yang Anda
lakukan?
3. Analisa hasil yang Anda dapatkan dan bandingkan dengan hasil percobaan pada lab
virtual
Daftar Pustaka
Malvino. 1985. Prinsip- prinsip Elektronika Jilid 1. Salemba Teknika : Jakarta.
Margunadi, AR. 1990. Teori Rangkaian. Erlangga: Jakarta
Sudirham, Sudiryatno. 2002. Analisis Rangkaian Listrik. Penerbit ITB: Bandung

15
PERCOBAAN 05: TRANSISTOR BIPOLAR
5.1 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan Avometer.
2. Mengetahui karakteristik transistor bipolar.
3. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor bipolar.
4. Mampu menganilasa rangkaian sederhana transistor bipolar

5.2 Dasar Teori


Transistor adalah semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisator tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu
terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar
junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field effect transistor (FET), yang masing-
masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal
konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang,
untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur
dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

E C E C
p n p n p n

B B

Gambar 5.1 Transistor Bipolar


Transistor bipolar terdiri dari tiga lapisan struktur dengan n-type berubah-ubah dan p-type
daerah yang ditunjukkan pada gambar 5.1. Ketiga daerah dikenal sebagai emiter, basis, dan
kolektor dan dihubungkan dengan suatu kotak ohmic.

5.3 Tugas Awal


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
a. Arus bias
b. Common emitter
c. Common base
d. Common colector
2. Simulasikan percobaan menggunakan software elektronika

5.4 Peralatan
1. Transistor 4. Catu daya
2. Resistor 5. Multimeter
3. Projectboard 6. Kabel Penghubung

17
5.5 Prosedur Percobaan
5.5.1 Karakteristik Transistor
1. Susun rangkaian seperti gambar di bawah ini dengan RB = 100 K, atur VBB sehinga
diperoleh IB 10 A.

2. Ubah VCC : 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10
volt.
3. Ukur besar VCE dan IC pada perubahan VCC.
4. Catat data percobaan ke dalam tabel.
5. Ulangi percobaan untuk IB 20 A.

5.5.2 Transistor sebagai Saklar


1. Susun rangkaian seperti gambar di bawah, dengan Vbb = Vcc = 5V, RB = 10K, dan
RC < 1K

2. Ukur besar tegangan R2 dan LED.


3. Amati apa yang terjadi pada LED.
4. Ukur besar tegangan R2 dan LED.
5. Ukur tegangan pada kolektor
6. Ukur besar IB dan IC.

5.6 Tugas Akhir


1. Hitung besar penguatan transistor.
2. Buatlah grafik karateristik transistor. Apakah transistor mencapai arus saturasi?
Jelaskan!
3. Bandingkan hasil yang Anda peroleh dengan hasil pada lab virtual.

Daftar Pustaka
Malvino. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika. Salemba Teknika : Jakarta.
Sutrisno. 1987. Elektronika : Teori Dasar dan Penerapannya jilid 1. ITB : Bandung.

18
PERCOBAAN 06: JUNCTION FIELD EFFECT TRANSISTOR (JFET)

6.1 Tujuan Praktikum


1. Memahami karakteristik JFET
2. Memahami prinsip kerja JFET

6.2 Dasar Teori


FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau
juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda
dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda dengan kanal (materi
semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET
menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah dioda
antara antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di
"depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan
arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
Perbedaan utama antara JFET dengan BJT adalah apabila pada JFET gerbang dibias mundur
sedangkan pada BJT basis dibias maju. Hal ini berarti arus keluaran pada JFET dikendalikan
oleh tegangan gerbang (VGS) sedangkan pada BJT arus keluaran dikendalikan oleh arus basis
(IB). Berdasarkan pembawa muatan mayoritasnya, JFET dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe-n
dan tipe-p. Perbandingan antara JFET tipe-n dan tipe-p ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 6.1 Perbandingan JFET tipe-n dan tipe-p


JFET
No Keterangan
Kanal n Kanal p
1 Simbol

2 Kurva
Karakteristik

3 Rumus ID
= (1 )

4 Kurva Tracer

5 Mode Operasi Depletion

19
6.3 Tugas Awal
1. Apa beda JFET dengan transistor Bipolar, jelaskan!
2. Jelaskan prinsip kerja JFET!
3. Apa saja aplikasi JFET?
4. Simulasikan percobaan menggunakan software elektronika

6.4 Peralatan
1. Power Supply 4. Multimeter
2. JFET 5. Resistor
3. Potensiometer 6. LED

6.5 Prosedur Percobaan


6.5.1 JFET sebagai Regulator Arus
1. Susun rangkaian seperti pada gambar di bawah, atur VGS= 0 Volt.

2. Ubah VDD : 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, 1, 2, 4, 6, 8, 10 volt.
3. Amati VDS pada voltmeter dan ID pada Amperemeter.
4. Catat data percobaan pada tabel
5. Ulangi percobaan untuk VGS = -1 Volt.

6.5.2 JFET sebagai Saklar Sentuh


1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut

2. Sentuh dengan tangan ujung dari hambatan 1 K, amati perubahan yang terjadi.
3. Buatlah analisa hasil pengamatan.

6.6 Tugas Akhir


1. Buatlah grafik karateristik JFET
2. Buatlah analasi dari hasil percobaan yang Anda peroleh, bandingkan dengan hasl
percobaan pada lab virtual.

Daftar Pustaka
Sutrisno.1987. Elektronika: Teori Dasar dan Penerapannya jilid 1. Bandung: ITB.

20
LAMPIRAN 1 - FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Laporan ditulis tangan rapi pada kertas A4 (21 cm x 29,7 cm) 80 gram.
2. Margin kertas: kiri 3 cm, atas 3 cm, kanan 2 cm, bawah 2 cm.
3. Penulisan menggunakan style rata kiri dengan spasi 1,5, dan bolak-balik.
4. Konten laporan meliputi:
a. Cover
b. Halaman penilaian
c. Laporan percobaan:
- Judul percobaan
- Tujuan percobaan
- Dasar Teori
- Peralatan
- Cara kerja
- Hasil dan Pembahasan
- Daftar Pustaka
5. Dasar teori minimal ditulis 2 halaman yang berasal dari minimal 2 buku referensi, dan dapat
ditambahkan dengan hasil penelusaran di internet, berupa jurnal ilmiah atau situs ilmiah,
namun tidak diperbolehkan berasal dari wikipedia dan blog pribadi.
6. Setiap kutipan yang diambil dari referensi harus disertai dengan sitasi nama pengarang dan
tahun diterbitkan referensi tersebut, contoh: (Sutrisno, 1994)
7. Setiap persamaan yang dituliskan harus diberi nomor yang sesuai dengan urutan percobaan,
contohnya untuk persamaan 1 pada percobaan 2: bandul matematis dituliskan,
= (2.1)
dan dilanjutkan dengan 2.2, 2.3, ..., untuk persamaan berikutnya
8. Penomoran gambar menggunakan sistem penomoran seperti pada poin 7 dengan penempatan
di bawah gambar.
Contoh:

Gambar 1.1 Balok


9. Penomoran sub bab menggunakan sistem penomoran seperti pada poin 7,
10. Cover halaman muka diketik komputer dengan format pada lampiran 2.

21
LAMPIRAN 2 - CONTOH COVER

21 cm

3 cm

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


PERCOBAAN 01
ALAT UKUR DASAR DAN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

29,
7 3 cm
cm 2 cm

OLEH:
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN :

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKARAYA
2017

2 cm

Keterangan:
- Jenis huruf Trebuchet MS ukuran 12 (bold)
- Ukuran logo 4 cm x 4 cm
- Spasi 1
- Logo boleh grayscale
- Di print pada kertas warna biru muda ukuran A4

23
LAMPIRAN 3 - CONTOH HALAMAN PENILAIAN

21 cm

3 cm

LAPORAN FISIKA DASAR I

Nama :
NIM :
Kelompok :
29, Judul Percobaan :
7 3 cm Tanggal Percobaan :
cm Fakultas : 2 cm
Program Studi :
Asisten :

Nilai Palangka Raya, ..................2017


Asisten

(.................................)

2 cm

Keterangan:
- Ditulis tangan pada kertas A4
- Spasi 1,5
- Ukuran kotak nilai 3 cm x 4 cm

25
LAMPIRAN 4 - CONTOH FORMAT PENULISAN LAPORAN

21 cm

3 cm

Percobaan 1
Alat Ukur Dasar dan Ketidakpastian Pengukuran

1.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah:
1.
29,7 1.2 Dasar Teori
cm
3 cm 1.3 Peralatan
2 cm
Berikan keterangan fungsi setiap alat
1.4 Cara Kerja
Tahapan cara kerja dituliskan dengan kalimat aktif
1.5 Hasil dan Pembahasan
1.5.1 Hasil
- Berisi tabel hasil pengamatan, perhitungan dan grafik
- Berikan minimal 1 contoh perhitungan step by step
1.5.2 Pembahasan
- Jawaban dari tugas akhir
1.6 Kesimpulan dan Saran
1.6.1 Kesimpulan
1.6.2 Saran
Daftar Pustaka

2 cm

27

Anda mungkin juga menyukai