Anda di halaman 1dari 61

0

PETUNJUK PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR

Oleh:
Sheilla Rully Anggita, M.Si.

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN WALISONGO

SEMARANG 2022/2023
1
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar ini dapat terselesaikan. Buku
ini disusun untuk digunakan sebagai petunjuk Praktikum Elektronika Dasar.
Buku pedoman praktikum ini merupakan penyempurnaan dari modul praktikum
sebelumnya dan diharapkan dengan adanya modul praktikum ini dapat meningkatkan pemahaman
dasar materi perkuliahan serta sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian-
penilitian elektronika. Buku Petunjuk Praktikum ini mempertimbangkan materi elektronika dasar
1 dan 2, serta mempertimbangkan kemampuan praktikan sehingga pelaksanaan praktikumnya
mudah dan berkualitas.
Buku petunjuk Praktikum ini secara lengkap berisi teori dasar dan langkah/metode
percobaan. Buku petunjuk ini melatih mahasiswa untuk melakukan ketrampilan dan
menganalisisnya sehingga mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya.
Dengan penuh kesadaran, bahwa buku pedoman praktikum Elektronika Dasar ini masih
perlu disempurnakan lagi, sehingga saran dan kritik untuk penyajian serta isinya sangat diperlukan
Penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh Dosen dan Staf Jurusan Fisika dan Pendidikan
Fisika yang turut berpartisipasi dalam penulisan buku pedoman praktikum ini. Ucapan terimakasih
juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang berpartisipasi sehingga pelaksanaan praktikum
ini dapat berjalan dengan lancar. Semoga buku panduan ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta ketrampilan, terima kasih.

Semarang, Juli 2022

Sheilla Rully Anggita, M.Si.

2
DAFTAR ISI

PETUNJUK PRAKTIKUM .......................................................................................................................................... 1


PRAKATA ................................................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................. 3
TEORI THEVENIN DAN NORTON ............................................................................................................................. 4
RANGKAIAN RLC & FENOMENA RESONANSI .......................................................................................................... 7
KAPASITOR I ......................................................................................................................................................... 12
KAPASITOR II ........................................................................................................................................................ 17
DIODA I ................................................................................................................................................................ 20
DIODA II ............................................................................................................................................................... 23
TRANSISTOR ......................................................................................................................................................... 29
MODUL CATU DAYA TEREGULASI DAN TAK TEREGULASI ..................................................................................... 34
GERBANG LOGIKA DASAR .................................................................................................................................... 37
GERBANG ADDER (HALF ADDER DAN FULL ADDER) ............................................................................................. 41
GERBANG SUBTRACTOR (HALF DAN FULL SUBTRACTOR) .................................................................................... 44
MULTIVIBRATOR BISTABLE (FLIP FLOP) ................................................................................................................. 47
MULTIPLEXER dan DEMULTIPLEXER ..................................................................................................................... 56

3
PRAKTIKUM I

TEORI THEVENIN DAN NORTON

Tujuan Percobaan
Mengubah suatu rangkaian ke dalam bentuk rangkaian ekivalen Thevenin dan Norton

Dasar Teori
Menurut Theori Thevenin, sembarang rangkaian linier dengan dua ujung terbuka seperti
terlihat pada gambar 1.a (sebut sebagai rangkaian asli), dapat digantikan dengan sumber tegangan
yang diseri dengan suatu resistor seperti terlihat pada gambar 1.b (sebut sebagai rangkaian
ekivalen Thevenin).

Gambar 1.1. a. Rangkaian asli, b. Rangkaian ekivalen Thevenin

VTH = tegangan terbuka yang ada pada ujung terbuka rangkaian asli, sedangkan
RTH = resistansi/impedansi antara ujung terbuka rangkaian asli, dimana semua sumber internal
dibuat berharga nol (sumber tegangan diganti short circuit, sumber arus diganti open circuit).
Menurut Theori Norton, sembarang rangkaian linier dengan dua ujung terbuka seperti terlihat
pada gambar 1.2.a (sebut sebagai rangkaian asli), dapat digantikan dengan sumber arus yang
diparalel dengan suatu resistor seperti terlihat pada gambar 1.2.b (sebut sebagai rangkaian ekivalen
Norton).

4
Gambar 1.2. a. Rangkaian asli, b. Rangkaian ekivalen Norton
IN = arus yang mengalir melalui ujung terbuka rangkaian asli jika kedua ujung tersebut dihubung
singkat, sedangkan RN = resistansi/impedansi antara ujung terbuka rangkaian asli, dimana semua
sumber internal dibuat berharga nol (sumber tegangan diganti short circuit, sumber arus diganti
open circuit).
Dengan demikian diperoleh hubungan antara rangkaian ekivalen Thevenin dan Norton sebagai
berikut :
𝑉𝑇ℎ = 𝐼𝑁 . 𝑅𝑁
𝑅𝑇ℎ = 𝑅𝑁
Dan
𝑉
𝐼𝑁 = 𝑅𝑇ℎ
𝑇ℎ

𝑅𝑁 = 𝑅𝑇ℎ

Kegiatan Praktikum
1. Susunlah rangkaian percobaan gambar 1.3.
2. Tentukan VTH dengan cara mengukur tegangan terbuka antara ujung A dan B sebelum
diberikan beban RL.
3. Tentukan RTH dengan cara mengukur resistansi antara A dan B dimana sumber tegangan
dihubung singkat, sumber arus diganti hubung buka dan beban RL dilepas.
4. Pasangkan beban RL dengan variasi resistansi pada titik A dan B kemudian ukur I L
5. Tentukan IN dengan cara mengukur arus yang mengalir jika A dan B dihubung singkat dan
beban RL dilepas.
6. Tentukan RN dengan cara mengukur resistansi antara A dan B dimana sumber tegangan
diganti hubung singkat, sumber arus diganti hubung buka dan beban RL dilepas.

5
7. Pasangkan beban RL dengan variasi resistansi pada titik A dan B kemudian ukur VN
8. Bandingkan hasil pengukuran tsb dengan hasil perhitungan.
9. Analisislah hubungan antara rangkaian Thevenin dan Norton
10. Ulangi langkah 1 s.d 9 untuk rangkaian percobaan gambar 1.4.

NB. Agar tidak merusakkan multimeter, dalam menggunakan multimeter gunakan batas ukur yang
paling besar dulu, baru jika tidak ada kesalahan polaritas dan batas ukur tidak dilampau, batas
ukur diperkecil.

Gambar 1.3. Rangkaian percobaan ke 1

Gambar 1.4. Rangkaian percobaan ke 2

6
PRAKTIKUM II

RANGKAIAN RLC & FENOMENA RESONANSI

Tujuan Percobaan:
1. Mengetahui sifat dan karakteristik dari bentuk isyarat rangkaian AC.
2. Menyelidiki terjadinya fenomena resonansi pada rangkaian RLC
3. Mengukur tanggapan amplitudo rangkaian RL, RC, LC dan RLC terhadap sumber AC sinus
arus tetap.

Dasar teori:
Arus bolak-balik merupakan aliran muatan listrik positif di konduktor yang arah alirannya
berubah terhadap waktu. Sumber dari arus bolak balik ini biasanya disebut tenaga gerak listrik
(tgl) dan ada pula yang menyebutnya (ggl). Ggl ini berlambang, dan memiliki satuan volt (V).
Tegangan AC tidak mengenal kutub positif dan negative karena polaritas kutub-kutubnya
berubah terhadap waktu.

Gambar 2.1. Gelombang arus dan tegangan AC


Reaktansi Induktif
Ketika arus bolak-balik (AC) mengalir pada sebuah induktor dengan induktansi L, maka arus
tersebut akan mengalami semacam hambatan. Hal ini disebabkan oleh variasi arus itu akan
menginduksikan (menghasilkan) tegangan pada ujung-ujung induktor yang polaritasnya
berlawanan dengan polaritas tegangan sumber yang terpasang. Kuantisasi dari hambatan
yang muncul pada induktor itu dinamakan rekatansi induktif (X L). Untuk

gelombang sinus (arus AC yang berbentuk sinusoidal), besar dari reaktansi induktif itu
dapat dinyatakan sebagai :

𝑋𝐿 = 𝜔𝐿 dengan 𝜔 = 2𝜋𝑓

7
dengan L : Induktansi induktor dalam henry (H)
f : Frekuensi dalam hertz (Hz)
XL : Reaktansi induktif dalam ohm ().

Reaktansi Kapasitif

Ketika sebuah kapasitor dimuati atau dikosongkan dengan cara dikenai tegangan yang
bervariasi, maka arus AC dapat mengalir. Meskipun tidak ada arus yang melewati dielektrik
dalam kapasitor, peristiwa pemuatan dan pengosongan itu menimbulkan arus di dalam
rangkaian yang terhubung dengan plat-plat kapasitor. Besar arus AC yang mengalir dalam
rangkaian itu mengalami semacam hambatan yang seterusnya dikenal sebagai reaktansi
kapasitif (XC). Untuk gelombang sinus (arus AC yang berbentuk sinusoidal), besar dari
reaktansi kapasitif itu dapat dinyatakan sebagai :

1
𝑋𝐶 = dengan 𝜔 = 2𝜋𝑓
𝜔𝐶

dengan C : Kapasitansi Kapasitor dalam farad (F)


f : Frekuensi dalam hertz (Hz)
XC : Reaktansi kapasitif dalam ohm ().

Fenomena Resonansi
Efek resonanasi pada rangkaian RLC atau LC saja dapat terjadi ketika nilai reaktansi induktif
(XL = L) dan nilai rekatansi kapasitif (XC = 1/C) pada rangkaian tersebut sama besar (XL
= XC). Aplikasi dari fenomena resonansi sangat luas, utamanya selalu digunakan dalam
rangkaian RF (Radio Frequency) untuk menala suatu sinyal pada frekuensi yang
dikehendaki. Contohnya adalah penalaan pada pesawat penerima radio, televisi, dan
pemancar.

Terjadinya efek resonansi dapat dijelaskan sebagai berikut. Nilai reaktansi induktif (XL) pada
suatu rangkaian RLC semakin besar ketika frekuensi ( = 2f) diperbesar, sedangkan nilai
reaktansi kapasitif (XC) rangkaian tersebut semakin kecil ketika frekuensi diperbesar. Oleh
karena sifat yang berlawanan itu, untuk suatu kombinasi LC terdapat sebuah frekuensi yang
menyebabkan XL = XC, yakni pada saat salah satu membesar dan yang lainnya mengecil.
Keadaan di mana XL = XC disebut sebagai keadaan resonansi dan rangkaian RLC tersebut
dikenal sebagai rangkaian resonan. Frekuensi yang menyebabkan keadaan resonansi tersebut

8
dinamakan frekuensi resonan (fr). Besar frekuensi resonan itu dapat dihitung dengan
formulasi :
1
𝑓𝑅 =
2𝜋√𝐿𝐶

di mana L menyatakan induktansi dalam henry (H), C merupakan kapasitansi dalam farad
(F), dan fr adalah frekuensi resonan dalam hertz (Hz).

Rangkaian LC yang dalam keadaan resonansi menghasilkan amplitudo tegangan keluaran


maksimum bila dibandingkan dengan amplitudo tegangan keluaran lain pada frekuensi di
bawah atau di atas frekuensi resonan tersebut. Fenomena tersebut dapat diilustrasikan
melalui gambar berikut, di mana rangkaian LC beresonan pada 1 MHz.

Meskipun kepada rangkaian resonan itu dimasukkan banyak gelombang dengan amplitudo
tegangan sama tetapi dengan frekuensi yang berbeda-beda, efek resonansi pada rangkaian
tersebut hanya terjadi pada frekuensi 1 MHz. Pada frekuensi 1 MHz itu amplitudo tegangan
keluarannya terbesar bila dibandingkan dengan amplitudo tegangan keluaran untuk frekuensi
yang lainnya.
Rangkaian Resonan Seri

R T L S C
A B

9
Kegiatan Praktikum:
Percobaan 1:
Susunlah rangkaian seperti gambar berikut :

S L T R U

VL
mA VR
VS

Dengan frekuensi sumber sinyal yang divariasi antara 50 Hz hingga 100 Hz, ukurlah :
a. Resistansi ( R) pada titik T dan U, XL pada titik S dan T, impedansi pada titik S dan U

b. Tegangan Induktor (VL) atau antara titik-titik S dan T, Tegangan Resistor (VR) atau antara
titik-titik T dan U, Tegangan Sumber sinyal (VS) atau antara titik-titik S dan U,

c. Jika mungkin, ukur pula kuat arus (mA) yang mengalir dalam rangkaian itu untuk setiap harga
frekuensi tersebut !

d. Analisislah gelombang output antara titik-titik S dan T, antara titik-titik T dan U, antara titik-
titik S dan U

Percobaan 2

Susunlah rangkaian seperti gambar berikut :

S C T R U

VC
mA VR
VS

Dengan frekuensi sumber sinyal yang divariasi antara 50 Hz hingga 100 Hz, ukurlah:
a. Resistansi ( R) pada titik T dan U, XC pada titik S dan T, impedansi pada titik S dan U
Kapasitor (VC) atau antara titik-titik S dan T,
b. Resistor (VR) atau antara titik-titik T dan U, VC pada titik T dan U, Sumber sinyal (VS) atau

10
antara titik-titik S dan U
c. Jika mungkin, ukur pula kuat arus (mA) yang mengalir dalam rangkaian itu untuk setiap harga
frekuensi tersebut !

d. Analisislah gelombang output antara titik-titik S dan T, antara titik-titik T dan U, antara titik-
titik S dan U

Percobaan 3

Susunlah rangkaian seperti berikut :

Dengan frekuensi sumber sinyal yang divariasi antara 50 Hz hingga 100 Hz, ukurlah:
a. Resistansi ( R) pada titik A dan S, XL pada titik S dan T, XC pada titik T dan B, impedansi
pada titik A dan B

b. Tegangan Resistor (VR) atau antara titik-titik A dan S, Tegangan Induktor (VL) atau antara
titik-titik S dan T, Tegangan (VC) atau antara titik T dan B , Tegangan Sumber sinyal (VS) atau
antara titik-titik A dan B,

c. Jika mungkin, ukur pula kuat arus (mA) yang mengalir dalam rangkaian itu untuk setiap harga
frekuensi tersebut !

d. Analisislah gelombang output antara titik-titik A dan B, antara titik-titik A dan S, antara S dan
T, antara titik-titik T dan B

11
PRAKTIKUM III

KAPASITOR I

Tujuan Percobaan:
1. Mengetahui fungsi kapasitor sebagai penyimpan muatan listrik dalam bentuk grafik
pengisian dan pengosongan kapasitor
2. Mengetahui fungsi kapasitor sebagai filter low pass.

Dasar Teori:
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpanenergi di dalam medan listrik, dengan cara
mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Satuan dari kapasitor adalah
Farad (F). Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan:
 Pikofarad (pF) =
 Nanofarad (nF) =
 Microfarad ( )=

Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung
muatan electron. Rumus kapasitor sebagai penyimpan muatan dapat ditulis :
𝑄
𝑉= (1)
𝐶

 Q = muatan elektron dalam C (coulombs)


 C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
 V = besar tegangan dalam V (volt)

Jika kapasitor yang penuh dengan muatan listrik dihubungkan dengan sebuah resistor, maka
besar tegangan pada resistor akan sebanding dengan besarnya arus listrik yang mengalir sehingga
dapat dituliskan:
𝑉 = 𝐼. 𝑅 (2)
𝑑𝑄
𝑉= .𝑅 (3)
𝑑𝑡

Jika persamaan 1 dan persamaan 3 disubtitusikan maka:


𝑄 𝑑𝑄
= 𝑅 (4)
𝐶 𝑑𝑡
𝑑𝑄 𝑄
= 𝑅𝐶 (5)
𝑑𝑡

12
Jika diintegralkan terhadap waktu maka:
𝑡
𝑄 = 𝑄0 𝑒 −𝑅𝐶 (6)

Jika persamaan 6 dibagi dengan C maka:


𝑡
𝑉 = 𝑉0 𝑒 −𝑅𝐶 (7)
Persamaan 7 merupakan persamaan pada saat pengisian kapasitor dengan RC adalah konstanta
waktu dapat dituliskan sebagai (τ). Maka saat proses pengosongan kapasitor dapat dituliskan:
𝑡
𝑉 = 𝑉0 (1 − 𝑒 −𝑅𝐶)

Berdasarkan kegunaannya kapasitor atau kondensator dibagi dalam:


1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)
2. Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)
3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya.Untuk lebih sederhana
dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan electrochemical.

1. Kapasitor Electrostatic

Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari
keramik, film dan mika.Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk
membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil.Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF, yang
biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi.Umumnya kapasitor
kelompok ini adalah non-polar.

2. Kapasitor Electrolytic

Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah
lapisan metal-oksida.Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar
dengantanda + dan – di badannya.kapasitor ini dapat memiliki polaritas karena proses
pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup
negatif katoda.

13
3. Kapasitor Electrochemical

Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini adalah
batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena
memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil.
Kegunaan kapasitor salah satunya adalah sebagi filter.Filter adalah rangkaian untuk meneruskan
atau menahan sinyal pada daerah frekuensi tertentu. Filter dapat didesain dengan rangkaian
reaktif ( R, C). Atas dasar daerah frekuensinya, filter dibagi menjadi:
1. Low pass filter (melewatkan frekuensi rendah dibawah nilai batas)
2. High pass filter (melewatkan frekuensi tinggi diatas nilai batas)
3. Band pass filter (melewatkan frekuensi antara batas rendah dan tinggi)
4. Band rejection filter (melewatkan frekuensi dibawah batas rendah dan diatas tinggi)

Batas frekuensi antara1 sinyal


1 yang dapat diteruskan dan yang diredam
2 / 2ditahan disebut dengan

frekuensi cut-off. Frekuensi cut-off dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

A Dimana:
A

R: Nilai hambatan
C: Nilai kapasitor
2 3

C C C C
R R R R

C C R R R R

B B
(a) (b)

C C
R

R R C

(c)
Gambar 6.1. (a) Low pass filter, (b) High pass filter, (c) Band pass filter

C C

14
Kegiatan Praktikum:
 Percobaan 1 : Membuktikan fungsi kapasitor sebagai penyimpan muatan listrik

Langkah Kerja:
1. Buatlah rangkaian sebagai berikut
2. Atur catu daya pada tegangan maksimum. Kemudian aktifkan catudaya bersamaan dengan
mengaktifkan stopwatch
3. Catat hasilnya
4. Lanjutkan dengan proses pengosongan kapasitor
1 saat kapasitor telah terisi penuh dan tidak 2

ada kenaikan tegangan


5. reset stopwatch
6. matikan catudaya bersamaan dengan mengaktifkan stopwatch
7. Catat hasilnya A

 Percobaan 2 : Low pass filter

C
R

INPUT C OUTPUT INPUT R OUTPUT

B
Langkah Kerja:
1. Siapkan generator sinyal (sinus) dan osiloskop
2. Siapkan kapasitor dan resistor yang akan digunakan

15
3. Mintalah nilai-nilai resistor dan kapasitor yang akan digunakan untuk rangkaian low pass
filter
4. Aturlah supaya channel 1 pada osiloskop digunakan untuk mengamati gelombang input
dan channel 2 pada osiloskop digunakan untuk mengamati gelombang output rangkaian
low pass filter
5. Tentukan frekuensi awal yang akan diukur (f1) Hz
6. Nyalakan semua alat dan catat fekuensi awal dan amplitude pada input dan output
7. Naikkan frekuensinya 2 kali frekuensi semula (f2) dan catat kembali datanya
8. Ulangi percobaan berkali-kali dengan menaikkan nilai frekuensi 2 kali lipat sampai batas
yang ditentukan oleh asisten praktikum.
9. Buatlah grafik respon frekuensinya pada kertas semilog atau boleh juga millimeter blok.
10. Tentukanlah daerah frekuensi cut off (fc) pada grafik low pass filter yang dibuat.
11. Hitunglah frekuensi cut 0ff (fc) dengan menggunakan rumus.

16
PRAKTIKUM IV

KAPASITOR II

Tujuan Percobaan:
 Mengetahui fungsi kapasitor sebagai filter high pass dan band pass.

Dasar Teori:
Kegunaan kapasitor salah satunya adalah sebagi filter.Filter adalah rangkaian untuk meneruskan
atau menahan sinyal pada daerah frekuensi tertentu. Filter dapat didesain dengan rangkaian
reaktif ( R, C). Atas dasar daerah frekuensinya, filter dibagi menjadi:
1. Low pass filter (melewatkan frekuensi rendah dibawah nilai batas)
2. High pass filter (melewatkan frekuensi tinggi diatas nilai batas)
3. Band pass filter (melewatkan frekuensi antara batas rendah dan tinggi)
4. Band rejection
1 filter
1 (melewatkan frekuensi dibawah batas rendah
2 2 dan diatas tinggi)
Batas frekuensi antara sinyal yang dapat diteruskan dan yang diredam / ditahan disebut dengan
frekuensi cut-off. Frekuensi cut-off dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

A A

Dimana:
R: Nilai hambatan
2 3

C: Nilai kapasitor

C C C C
R R R R

C C R R R R

B B
(a) (b)

C C
R

R R C

(c)
Gambar 4.1. (a) Low pass filter, (b) High pass filter, (c) Band pass filter
17
C C
 Percobaan 1 : High pass filter

C C
R R

PUT C OUTPUT INPUT R OUTPUT INPUT R

Langkah Kerja:
1. Siapkan generator sinyal (sinus) dan osiloskop
2. Siapkan kapasitor dan resistor yang akan digunakan
3. Mintalah nilai-nilai resistor dan kapasitor yang akan digunakan untuk rangkaian high pass
filter
4. Aturlah supaya channel 1 osiloskop digunakan untuk mengamati gelombang input dan
channel 2 osiloskop digunakan untuk mengamati gelombang output rangkaian high pass
filter
5. Tentukan frekuensi awal yang akan diukur (f1) Hz
2 3
6. Nyalakan semua alat dan catat fekuensi awal dan amplitude pada input dan output
7. Naikkan frekuensinya 2 kali frekuensi semula (f2) dan catat kembali datanya
8. Ulangi percobaan berkali-kali dengan menaikkan nilai frekuensi 2 kali lipat sampai batas
yang ditentukan oleh asisten praktikum.
9. Buatlah grafik respon frekuensinya pada kertas semilog atau boleh juga millimeter blok.
10. Tentukanlah daerah frekuensi cut off (fc) pada grafik high pass filter yang dibuat.
11. Hitunglah frekuensi cut off (fc) dengan menggunakan rumus.

 Percobaan 2 : Band pass filter

C C
R

T R OUTPUT INPUT R C OUTPUT

1 2
Langkah Kerja:
1. Siapkan generator sinyal (sinus) dan osiloskop
2. Siapkan kapasitor dan resistor yang akan digunakan

18
3. Mintalah nilai-nilai resistor dan kapasitor yang akan digunakan untuk rangkaian band pass
filter
4. Aturlah supaya channel 1 osiloskop digunakan untuk mengamati gelombang input dan
channel 2 osiloskop digunakan untuk mengamati gelombang output rangkaian band pass
filter
5. Tentukan frekuensi awal yang akan diukur (f1) Hz
6. Nyalakan semua alat dan catat fekuensi awal dan amplitude pada input dan output
7. Naikkan frekuensinya 2 kali frekuensi semula (f2) dan catat kembali datanya
8. Ulangi percobaan berkali-kali dengan menaikkan nilai frekuensi 2 kali lipat sampai batas
yang ditentukan oleh asisten praktikum.
9. Buatlah grafik respon frekuensinya pada kertas semilog atau boleh juga millimeter blok.
10. Tentukanlah daerah frekuensi cut off (fc) pada grafik band pass filter yang dibuat.
11. Hitunglah frekuensi cut off (fc) dengan menggunakan rumus.

19
PRAKTIKUM V

DIODA I

Tujuan Percobaan:
1. Dapat menentukan kutub anoda dan katoda dioda
2. Dapat mengetes kondisi dioda
3. Dapat mengetahui karakteristik dioda
4. Dapat mengetahui fungsi dioda

Dasar teori:
Dioda merupakan komponen aktif yang terbuat dari semikonduktor.Komponen aktif artinya
komponen yang hanya dapat bekerja jika mendapat tegangan awal. Jika bagiab dari
semikonduktor tipe-P disambungkan dengan bagian semikonduktor tipe-N, ternyata bahwa
sambungan yang terbentuk akan mengalir arus searah dengan mudah dalam satu arah, tetapi akan
memberikan tahanan yang cukup besar dalam arah yang berbalikan. Alat semikonduktor dua
elektroda tipe-P dan tipe-N disebut diode. Jadi diode hanya menghantarkan arus dengan mudah
dalam satu arah, arah kedepan (bias maju).

Gambar 5.1. Simbol dan kutub dioda

Gambar 5.2. Macam-macam dioda


20
Dioda yang ada dipasaran adalah diode silicon atau germanium dengan arus dari beberapa mili
ampere sampai beberapa ratus ampere dan tegangan hingga ribuan volt.Karakteristik dari diode
dapat ditunjukkan pada gambar berikut.

1 2 3

Gambar 5.3. Karakteristik bias maju dan bias mundur diode.

Kegiatan Praktikum:
 Percobaan 1: Penyearah bias maju

V
+ -
V
Vo lt met er

IN 4 00 2
+ - I R + - I
A A K 1K A
Di od a
Am perem eter Am perem eter

V. Ad j V
0 - 6 Vol t 0
+ - +

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Nyalakan sumber tegangan.
3. Naikkan tegangan V.Adj dari 0 Volt hingga 6 volt.
4. Catatlah perubahan tegangan dan arus pada voltmeter dan amperemeter untuk setiap
kenaikan V.Adj sebesar ±0,1 Volt.

21
 Percobaan 2: Penyearah bias mundur

V
- + -
V V
met er Vo lt met er

02 IN 4 00 2
R + - I R
K 1K A K A 1 00
od a Di od a
Am perem eter

V. Ad j
0 - 12 V olt
2 + - 3

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Nyalakan sumber tegangan.
3. Naikkan tegangan V.Adj dari 0 Volt hingga 6 volt.
4. Catatlah perubahan tegangan dan arus pada voltmeter dan amperemeter untuk setiap
kenaikan V.Adj sebesar ±0,1 Volt.

 Percobaan 3: Mengamati bentuk gelombang AC dan menentukan tegangan efektif.

Tran sform ator


2 20 V 6 V +
IN PUT O S IL O SK O P
0 V 0 V
1 A /6 V -

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Nyalakan sumber tegangan transformator.
3. Nyalakan Osiloskop.
4. Amati bentuk gelombang dan gambarlah pada kertas millimeter blok.
5. Catatlah Volt/div dan Time/div pada osiloskop
6. Tentukan besarnya
3 tegangan maksimum dan tegangan efektif
4 dari gelombang.

7. Tentukan besarnya frekuensi gelombang.


8. Ukurlah tegangan dan frekuensi keluaran tranformator menggunakan multitester digital
dan catat hasilnya D
Tran sform ator
9. 2Lakukan
20 V evaluasi
6 V dan analisa dengan membandingkan+
dengan hasil pengukuran osiloskop
IN 4 00 2
dan multitester.
IN PUT O S IL O SK O P
0 V 0 V
1A / 6 V 22 -
PRAKTIKUM VI

DIODA II

Tujuan Percobaan:
1. Dapat menganalisis gelombang rangkaian diode sebagai penyearah tunggal
2. Dapat menganalisis gelombang rangkaian diode sebagai penyearah penuh
3. Dapat menganalisis gelombang rangkaian diode yang diberi kapasitor

Dasar teori:
Rangkaian penyearah merupakan penerapan dari diode. Sesuai dengan bentuk gelombang
outputnya, maka penyearah dibedakan menjadi dua macam yaitu penyearah setengah gelombang
dan penyearah gelombang penuh.
1. Penyearah Setengah Gelombang
Penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier) hanya menggunakan 1 buah dioda
sebagai komponen utama dalam menyearahkan gelombang AC. Prinsip kerja dari penyearah
setengah gelombang ini adalah mengambil sisi sinyal positif dari gelombang AC dari
transformator. Pada saat transformator memberikan Output sisi positif dari gelombang AC
maka dioda dalam keadaan Forward bias sehingga sisi positif dari gelombang AC tersebut
dilewatkan dan pada saat transformator memberikan sinyal sisi negatif gelombang AC maka
dioda dalam posisi Reverse bias, sehingga sinyal sisi negatif tegangan AC tersebut ditahan
atau tidak dilewatkan.

Gambar 6.1 Penyearah setengah gelombang (a) rangkaian, (b) tegangan sekunder trafo, (c)
arus beban

23
2. Penyearah Gelombang Penuh
Penyearah gelombang penuh dapat dibuat dengan 2 macam yaitu, menggunakan 4 dioda dan 2
dioda. Untuk membuat penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda menggunakan transformator
non-CT. Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda dapat dilihat seperti gambar
6.2.

Gambar 6.2 Penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda

Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda dimulai pada saat Output
transformator memberikan Level tegangan sisi positif, maka D1, D4 pada posisi forward bias dan
D2, D3 pada posisi Reverse bias sehingga level tegangan sisi puncak positif tersebut akan di
lewatkan melalui D1 ke D4. Kemudian pada saat Output transformator memberikan level
tegangan sisi puncak negatif maka D2, D4 pada posisi Forward bias dan D1, D2 pada posisi
Reverse bias sehingan Level tegangan sisi negatif tersebut dialirkan melalui D2, D4. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik Output pada gambar 6.3.

Gambar 6.3 Sinyal output Penyearah 4 dioda


24
Penyearah gelombang dengan 2 diode menggunakan tranformator dengan CT (Center Tap).
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 diode dapat dilihat pada gambar 6.4.

Gambar 6.4. Penyearah Gelombang Penuh dengan 2 dioda

Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda ini dapat bekerja karena
menggunakan transformator dengan CT. Transformator dengan CT seperti pada gambar diatas
dapat memberikan Output tegangan AC pada kedua terminal Output sekunder terhadap terminal
CT dengan Level tegangan yang berbeda fasa 180°. Pada saat terminal Output transformator pada
D1 memberikan sinyal puncak positif maka terminal Output pada D2 memberikan sinyal puncak
negatif, pada kondisi ini D1 pada posisi Forward dan D2 pada posisi Reverse. Sehingga sisi
puncak positif dilewatkan melalui D1. Kemudian pada saat terminal Output transformator pada
D1 memberikan sinyal puncak negatif maka terminal Output pada D2 memberikan sinyal puncak
positif, pada kondisi ini D1 posisi Reverse dan D2 pada posisi Forward. Sehingga sinyal puncak
positif dilewatkan melalui D2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik Output pada gambar
6.5.

Gambar 6.5 Sinyal Output Penyearah 2 dioda

25
 Percobaan 1 : Mengamati bentuk gelombang AC setelah diberi penyearah tunggal.

D
Tran sformator
2 20 V 6V +
IN 4 00 2
IN PUT O S IL O SK O P
0V 0V
1A / 6 V -

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Nyalakan sumber tegangan transformator.
3. Nyalakan Osiloskop.
4. Amati bentuk gelombang dan gambarlah pada kertas millimeter blok.
5. Tentukan besarnya tegangan maksimum dan tegangan efektif dari gelombang.
6. Ukurlah tegangan keluaran tranformator menggunakan multitester digital dan catat
hasilnya
7. Lakukan evaluasi dan analisa dengan membandingkan dengan hasil pengukuran osiloskop
dan multitester.

 Percobaan 2: Mengamati bentuk gelombang AC setelah diberi penyearah jembatan 2


dioda

2 3

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Nyalakan sumber tegangan transformator.
3. Nyalakan Osiloskop.
4. Amati bentuk gelombang dan gambarlah pada kertas millimeter blok.
5. Tentukan besarnya tegangan maksimum dan tegangan efektif dari gelombang.

26
6. Ukurlah tegangan keluaran tranformator menggunakan multitester digital dan catat
hasilnya 4 5

7. Lakukan evaluasi dan analisa dengan membandingkan dengan hasil pengukuran osiloskop
dan multitester.

 Percobaan 3 : Mengamati bentuk gelombang AC setelah diberi penyearah jembatan

D D

Tran sform ator IN 4 00 2 IN 4 00 2


2 20 V 6V
- +
IN PUT O S IL O SK O P
OP 0V 0V
1A / 6 V

D D

IN 4 00 2 IN 4 00 2

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Nyalakan sumber tegangan transformator.
3. Nyalakan Osiloskop. D D

4. Amati bentuk gelombang


Tran sform ator dan gambarlah
IN 4 00 2 pada kertas IN
millimeter
4 00 2 blok.
2 20 V 6V
5. Tentukan besarnya tegangan maksimum - dan tegangan+ efektif dari gelombang.
OP IN PUT O S IL O SK O P
0V 0V
6. Ukurlah tegangan keluaran tranformator menggunakan multitester digital dan catat
1A / 6 V

hasilnya D 1 00 uF / 1 6 V D

7. Lakukan evaluasi dan analisa dengan


IN 4 00membandingkan
2 IN 4dengan
00 2 hasil pengukuran osiloskop
dan multitester.

27
Title

Size Nu m ber
B
D D

IN 4 00 2 IN 4 00 2

 Percobaan 4: Mengamati bentuk gelombang AC setelah diberi penyearah jembatan dan


kapasitor.

D D

Tran sform ator IN 4 00 2 IN 4 00 2


+ 2 20 V 6V
- +
O SK O P IN PUT O S IL O SK O P
0V 0V
- 1A / 6 V

D 1 00 uF / 1 6 V D

IN 4 00 2 IN 4 00 2

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Nyalakan sumber tegangan transformator.
3. Nyalakan Osiloskop.
4. Amati bentuk gelombang dan gambarlah pada kertas millimeter blok.
5. Ukurlah tegangan keluaran tranformator menggunakan multitester digital dan catat
hasilnya
6. Ulangi dengan menganti nilai kapasitor 100uF / 16 volt menjadi 1000uF/ 25 volt.
7. Lakukan evaluasi dan analisa mengenai pengaruh kapasitor elco pada bentuk dan besarnya
tegangan keluaran.
Title

Size Nu m ber
Keterangan: B

 Untuk semua percobaan diharapkan berhati-hati dalamDate:


pemasangan
File:
9 /2 5/ 20 11
alat ukur dan Sh
C:\Do cum ent s an d Settin gs\..\ d iod a rec.SCHD
eet of
Draw
OCn By:
3 4 5 6
komponen, karena kesalahan pemasangan dapat menyebabkan kerusakan pada alat ukur
dan komponen.
 Sebelum menyalakan sumber tegangan pada rangkaian mintalah persetujuan dan
pengecekan terlebih dahulu kepada asisten praktikum. Bila asisten telah menyatakan layak
maka praktikan boleh menyalakan sumber tegangan dan bisa memulai mengambil data.
 Untuk semua kerusakan alat yang disebabkan kesalahan praktikan yang tidak mendapat
persetujuan asisten terlebih dahulu akanditanggung sepenuhnya oleh praktikan untuk
perbaikan ataupun penggantian komponen alat-alat yang rusak saat praktikum berlangsung.
 Untuk semua pengukuran transistor yang menggunakan V.Adj diharapkan mengukur pula
tegangan V.Adj menggunakan multitester apabila tegangan sumber V.Adj tidak dilengkapi
dengan display / penampil tegangan yang akurat.
28
PRAKTIKUM VII
TRANSISTOR

Tujuan Percobaan:
1. Dapat mencari kaki kaki transistor dan mengetes kondisi transistor
2. Dapat mengetahui karakteristik transistor
3. Dapat mengetahui fungsi transistor

Dasar teori:
Transistor merupakan salah satu komponen eletronika aktif serta mempunyai tiga buah kaki
yang dinamakan masing-masing sebagai Basis(B), Kolektor (C) dan Emitor (E). Transistor
dapat berfungsi sebagai penguat arus dan tegangan.Transistor juga dapat difungsikan sebagai
saklar elektronik. Ada dua macam transitor yaitu transistor NPN dan transistorPNP.

(a) (b)
Gambar 7. 1 Jenis transistor (a) NPN,(b) PNP

Pada penggunaannya transistor dapat dirangkaikan dalam tiga konfigurasi yaitu: common
emitor, common basis, dan common kolektor. Transistor miliki beberapa karakteristik antara
lain karakteristik masukan, karakteristik keluaran dan karakteristik transfer.

29
(a) (b) (c)
Gambar 7. 2 Konfigurasi transistor (a) Common Emitor; (b) Common Basis; (c) Common
Kolektor

Transistor biasanya seringkali digunakan sebagai penguat, pada umumnya kegunaan transistor
sebagai penguat dapat dikelompokkan menjadi beberapa sistem antara lain penguat kelas A,
penguat kelas B, penguat kelas AB dan penguat kelas C.
Transistor selain dapat difungsikan sebagai penguat dapat pula difungsikan sebagai saklar
elektronik menggunakan rangkaian darlington.

Gambar 7. 3 Transistor sebagai saklar

30
Kegiatan Praktikum
Percobaan 1 : Menentukan kaki transistor (basis, kolektor dan emitor).

Gambar 7. 4 Jenis-jenis transistor

Langkah kerja:
1. Ambilah sebuah transistor secara acak (dipilihkan asisten).
2. Sediakan sebuah multitester.
3. Catat kode transistor tersebut.
4. Tentukanlah jenis transistor tersebut (NPN / PNP).
5. Catat langkah menentukan kaki-kakinya.

Percobaan 2: Karakteristik masukan (hubungan antara Ib dan Vbe)

Gambar 7. 5 Percobaan 2 karakteristik masukan transistor

31
Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Nyalakan semua sumber tegangan dan awali dengan V.Adj mulai dari 0 volt.
3. Naikkan V.Adj sedikit demi sedikit (± 0,1 volt)
4. Amati perubahan arus pada Ib dan tegangan Vbe, kemudian catat hasilnya.
5. Ulangi pecobaan dengan menaikkan V. Adj sampai batas yang ditentukan asisten.

Percobaan 3 : Karakteristik keluaran (hubungan antara Ic dan Vce)

Gambar 7. 6 Percobaan 3 karakteristik transistor

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar diatas.
2. Tanyakan kepada asisten untuk nilai V basis emitor yang sesuai.
3. Nyalakan semua sumber tegangan dan awali dengan V.Adj mulai dari 0 volt.
4. Naikkan V.Adj sedikit demi sedikit (± 0,5volt)
5. Amati perubahan arus pada Ic dan tegangan Vce, kemudian catat hasilnya.

Ulangi pecobaan dengan menaikkan V. Adj sampai batas yang ditentukan asisten !

32
Percobaan 4 : Transistor sebagai saklar elektronik

Gambar 7. 7 Percobaan Transistor sebagai saklar elektronik

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Nyalakan sumber tegangan.
3. Amati yang terjadi pada beban (beban bias berupa lampu atau indicator lain seperti motor
listrik, relay, ataupun resistor yang dilengkapi dengan amperemeter untuk mengukur arus)
4. Tutuplah saklar dan lihat apa yang terjadi pada beban.
5. Catat hasilnya dan ulangi percobaan dengan mengganti nilai resistor 1K dengan nilai yang
berbeda beda sesuai dengan anjuran asisten, serta mengganti transistor dengan jenis
transistor PNP.

Keterangan:
 Untuk semua percobaan diharapkan berhati-hati dalam pemasangan alat ukur dan komponen,
karena kesalahan pemasangan dapat menyebabkan kerusakan pada alat ukur dan komponen.
 Sebelum menyalakan sumber tegangan pada rangkaian mintalah persetujuan dan
pengecekan terlebih dahulu kepada asisten praktikum. Bila asisten telah menyatakan layak
maka praktikan boleh menyalakan sumber tegangan dan bisa memulai mengambil data.
 Untuk semua kerusakan alat yang disebabkan kesalahan praktikan yang tidak mendapat
persetujuan asisten terlebih dahulu akan ditanggung sepenuhnya oleh praktikan untuk
perbaikan ataupun penggantian komponen alat-alat yang rusak saat praktikum berlangsung.
 Untuk semua pengukuran transistor yang menggunakan V.Adj diharapkan mengukur pula
tegangan V.Adj menggunakan multitester apabila tegangan sumber V.Adj tidak dilengkapi
dengan display / penampil tegangan yang akurat.

33
PRAKTIKUM VIII
MODUL CATU DAYA TEREGULASI DAN TAK TEREGULASI

Tujuan Percobaan:
1. Dapat merancang dan membuat catu daya tak teregulasi
2. Dapat merancang dan membuat catu daya teregulasi
3. Dapat memahami prinsip kerja berbagai macam catu daya

Dasar teori:
Rangkaian catu daya berfungsi untuk menyeediakan arus dan tegangan tertentu sesuai dengan
kebutuhan beban dari sumber daya listrik yang ada. Untuk catu daya DC, akan diperlukan suatu

rangkaian yang dapat mengubah tegangan AC menjadi tegnagn DC.

Catu Daya atau sering disebut dengan Power Supply adalah sebuah piranti yang berguna sebagai
sumber listrik untuk piranti lain. Pada dasarnya Catu Daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan
energi listrik saja, namun ada beberapa Catu Daya yang menghasilkan energi mekanik, dan energi yang
lain. Daya untuk menjalankan peralatan elektronik dapat diperoleh dari berbagai sumber.

Gambar 8.1. Macam-macam catu daya

Macam-macam Catu Daya


Secara garis besar, Power Supply elektrik dibagi menjadi dua macam, yaitu Power Supply Linier dan
Switching Power Supply.
34
1. Power Supply Linier
Merupakan jenis power supply yang umum digunakan. Cara kerja dari power supply ini adalah
mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih kecil dengan bantuan Transformator.
Tegangan ini kemudian disearahkan dengan menggunakan rangkaian penyearah tegangan, dan
dibagian akhir ditambahkan kapasitor sebagai pembantu menyearahkan tegangan sehingga tegangan
DC yang dihasilkan oleh power supply jenis ini tidak terlalu bergelombang. Selain menggunakan dioda
sebagai penyearah, rangkaian lain dari jenis ini menggunakan regulator tegangan sehingga tegangan
yang dihasilkan lebih baik daripada rangkaian yang menggunakan dioda. Power Supply jenis ini dapat
menghasilkan tegangan DC yang bervariasi antara 0 – 30 Volt dengan arus antara 0 – 5 Ampere.

2. Switching Power Supply


Power Supply jenis ini menggunakan metode yang berbeda dengan power supply linier. Pada jenis ini,
tegangan AC yang masuk ke dalam rangkaian langsung disearahkan oleh rangkaian penyearah tanpa
menggunakan bantuan transformer. Cara menyearahkan tegangan tersebut adalah dengan
menggunakan frekuensi tinggi antara 10 KHz hingga 1 MHz, dimana frekuensi ini jauh lebih tinggi
daripada frekuensi AC yang sekitar 50Hz. Pada switching power supply biasanya diberikan rangkaian
feedback agar tegangan dan arus yang keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan baik.

Kegiatan Praktikum
Percobaan 1. Membuat catu daya tak tergulasi

Gambar 8.2. catu daya tak tergulasi


Langkah kerja :
1. Buatlah rangkaian seperti gambar 8.2
2. Amati bentuk gelombang dengan menggunakan osiloskop
3. Hitung besar tegangan keluarannya
4. Ulangi percobaan langkah 1-3 dengan mengganti tegangan pada trafo sekundernya

35
Percobaan 2. Membuat catu daya tergulasi

Gambar 8.3. catu daya tergulasi


Langkah kerja :
1. Buatlah rangkaian seperti gambar 8.3
2. Amati bentuk gelombang dengan menggunakan osiloskop
3. Hitung besar tegangan keluarannya
4. Ulangi percobaan langkah 1-3 dengan mengganti tegangan pada trafo sekundernya

Keterangan:
 Untuk semua percobaan diharapkan berhati-hati dalam pemasangan alat ukur dan komponen,
karena kesalahan pemasangan dapat menyebabkan kerusakan pada alat ukur dan komponen.
 Sebelum menyalakan sumber tegangan pada rangkaian mintalah persetujuan dan pengecekan
terlebih dahulu kepada asisten praktikum. Bila asisten telah menyatakan layak maka praktikan
boleh menyalakan sumber tegangan dan bisa memulai mengambil data.
 Untuk semua kerusakan alat yang disebabkan kesalahan praktikan yang tidak mendapat
persetujuan asisten terlebih dahulu akan ditanggung sepenuhnya oleh praktikan untuk
perbaikan ataupun penggantian komponen alat-alat yang rusak saat praktikum berlangsung.

36
PRAKTIKUM IX
GERBANG LOGIKA DASAR
(AND, OR, NOT, NAND, NOR, X-OR, X-NOR)

Tujuan Percobaan:
1. Dapat mengetahui gerbang logika dasar
2. Dapat membuat rangkaian gebang logika dasar dan tabel kebenarannya

Dasar Teori:

Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika Boolean
yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Gerbang
logika terutama diimplementasikan secara elektronis menggunakan dioda atau transistor. Akan
tetapi, dapat pula dibangun menggunakan susunan komponen- komponen yang memanfaatkan
sifat-sifat elektromagnetik (relay), cairan, optik dan bahkan mekanik.
Gerbang logika dasar yang biasa digunakan adalah gerbang AND, OR dan NOT, seperti yang
terlihat pada Gambar 1.1. Ketiga gerbang tersebut merupakan gerbang dasar yang dapat
dikombinasikan kembali menjadi gerbang NAND (AND NOT) dan NOR (OR NOT), serta gerbang
gerbang lain seperti XOR dan XNOR. Pada Gambar 2.1 diperlihatkan gerbang logika dasar yang
menggunakan IC dengan 2 buah input.

Gambar 9. 1.Gerbang logika dasar

Pada Gambar 2.2 diperlihatkan gerbang logika kombinasi yang menggunakan IC dengan 2 buah
input.

Gambar 9. 2.Gerbang logika dasar kombinasi

37
Alat dan Bahan :
1. Project board : 1 buah
2. Kabel penghubung
3. IC 7400, 7404, 7408 dan 7432 : 1 buah
4. LED : 2 buah
5. Power supply : 1 buah

Cara Kerja :
Percobaan 1 : Membuktikan tabel kebenaran logika gerbang AND menggunakan IC 7408 .

Gambar 9. 3. Gerbang logika AND


Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian gerbang logika AND menggunakan IC 7408.
2. Lengkapilah tabel pengamatan gerbang logika AND dari IC gerbang AND 7408.

Percobaan 2 : Membuktikan tabel kebenaran logika gerbang OR menggunakan IC 7432 .

Gambar 9. 4.Gerbang logika OR

Langkah kerja:

1. Buatlah rangkaian gerbang logika OR menggunakan IC 7432.


2. Lengkapilah tabel pengamatan gerbang logika OR dari IC gerbang OR 7432.

38
Percobaan 3 : Membuktikan tabel kebenaran logika gerbang NOT menggunakan IC 7404 .

Gambar 9. 5.Gerbang Logika Not


Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian gerbang logika NOT menggunakan IC 7404.
2. Lengkapilah tabel pengamatan gerbang logika NOT dari IC gerbang NOT 7404.

Percobaan 4 : Membuktikan tabel kebenaran logika gerbang NAND seperti gambar dibawah
ini

Gambar 9. 6.Rangkaian logika gerbang NAND

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian gerbang logika NAND menggunakan IC 7408 dan IC 7404.
2. Lengkapilah tabel pengamatan gerbang logika NAND dari IC 7408 dan IC 7404.

Percobaan 5 : Membuktikan tabel kebenaran logika gerbang NOR seperti gambar dibawah ini

Langkah kerja:

Gambar 9. 7.Rangkaian logika gerbang NOR

1. Buatlah rangkaian gerbang logika NOR menggunakan IC 7432 dan IC 7404.


2. Lengkapilah tabel pengamatan gerbang logika NOR dari IC 7432 dan IC 7404.

39
Percobaan 6 : Membuktikan tabel kebenaran logika gerbang X-OR seperti gambar dibawah
ini

Gambar 9. 8. Rangkaian X-OR


Langkah kerja:
1 Buatlah rangkaian gerbang logika XOR menggunakan IC 7400
2 Buatlah tabel kebenaran NOR dari IC 7400

Percobaan 7 : Membuktikan tabel kebenaran logika gerbang X-NOR seperti gambar dibawah
ini

Gambar 9. 9. Rangkaian X-NOR


Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian gerbang logika XOR menggunakan IC 7404 dan IC 7400.
2. Buatlah tabel kebenaran NOR dari IC 7404 dan IC 7400.

LAPORAN
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan praktikum:
- Tabel pengamatan
- Diagram waktu tabel pengamatan
- Tabel kebenaran
- Penjelasan karakteristik gerbang logika

40
PRAKTIKUM X

GERBANG ADDER (HALF ADDER DAN FULL ADDER)

Tujuan Percobaan:
 Dapat memahami rangkaian aritmatika digital: half adder dan full adder
 Dapat membuat rangkaian half adder dan full adder beserta tabel kebenarannya

Dasar Teori:
Merupakan rangkaian elektronik yang bekerja melakukan perhitungan penjumlahan dari dua buah
bilangan binary, yang masing-masing terdiri dari satu bit. Rangkaian ini memiliki dua input dan
dua buah output, salah satu outputnya dipakai sebagai tempat nilai pindahan dan yang lain sebagai
hasil dari penjumlahan.
Rangkaian ini bisa dibangun dengan menggunakan IC 7400 dan IC 7408. Seperti yang terlihat pada
gambar dibawah ini, rangkaian half adder merupakan gabungan beberapa gerbang NAND dan satu
gerbang AND. Karakter utama sebuah gerbang NAND dalah bahwa ia membalikkan hasil dari
sebuah gerbang AND yang karakternya hanya akan menghasilkan nilai satu ketika kedua inputnya
bernilai satu, jadi gerbang NAND hanya akan menghasilkan nilai nol ketika semua inputnya
bernilai satu.

Ketika salah satu atau lebih input bernilai nol maka keluaran pada gerbang NAND pertama akan
bernilai satu. Karenanya kemudian input di gerbang kedua dan ketiga akan bernilai satu dan
mendapat input lain yang salah satunya bernilai nol sehingga PASTI gerbang NAND yang
masukannya nol tadi menghasilkan nilai satu. Sedangkan gerbang lain akan benilai nol karena
mendapat input satu dan satu maka keluaran di gerbang NAND terakhir akan bernilai satu, karena
salah satu inputnya bernilai nol.
Untuk menghitung carry digunakan sebuah gerbang AND yang karakter utamanya adalah bahwa
iahanya akan menghasilkan nilai satu ketika kedua masukannya bernilai satu. Jadi carry satu hanya
akan dihasilkan dari penjumlahan dua digit bilangan biner sama-sama bernilai satu, yang dalam
penjumlahan utamanya akan menghasilkan nilai nol.

41
Adder merupakan rangkain ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk
menjumlahkan bilangan. Karena adder digunakan untuk memproses operasi aritmatika, maka
adder juga sering disebut rangkaian kombinasional aritmatika.

Alat dan Bahan :


1. Project board : 1 buah
2. Kabel penghubung
3. IC 7404, 7408 dan 7432 : 1 buah
4. LED : 2 buah
5. Power supply : 1 buah

Cara Kerja :
Percobaan 1: Membuat dan membuktikan tabel kebenran rangkaian half adder
Percobaan : Membuktikan tabel kebenaran half adder

Gambar 3. 1 Rangkaian half adder

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian half adder menggunakan IC 7432 , IC 7408 dan IC 7404.
2. Lengkapilah tabel pengamatan half adder dari IC 7432 , IC 7408 dan IC 7404.

Percobaan 2: Membuat rangkaian full adder

Gambar 10. 2 Konfigurasi pin 7486

42
Gambar 10. 3 Rangkaian Full Adder

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian full adder menggunakan IC 7432 , IC 7408 dan IC 7486.
2. Lengkapilah tabel pengamatan full adder dari IC 7432 , IC 7408 dan IC 7486.

LAPORAN
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan praktikum:
- Tabel pengamatan
- Diagram waktu tabel pengamatan
- Tabel kebenaran
- Penjelasan karakteristik half adder dan full adder

43
PRAKTIKUM XI
GERBANG SUBTRACTOR (HALF DAN FULL SUBTRACTOR)

Tujuan Percobaan:
1. Dapat memahami rangkaian aritmatika digital: half subtractor dan full subtractor
2. Dapat membuat rangkaian half subtractor dan full subtractor beserta tabel
kebenarannya

Dasar Teori:
Sebuah rangkaian subtractor terdiri dari half subtractor dan full subtractor. Half
subtractor berarti mengurangkan dua buah bit input dan menghasilkan nilai pengurangan
(remain) dan nilai yang dipinjam (borrow out). Half subtractor diletakkkan sebagai
pengurang dari bit-bit terendah (least significant bit).
Sebuah full subtractor mengurangkan dua bilangan yang telah dikonversikan
menjadi bilangan-bilangan biner. Full Subtractor mengurangkan dua bit input dan nilai
Borrow-Out dari pengurangan bit sebelumnya. Output dari Full Subtractor adalah hasil
pengurangan (remain) dan bit pinjamannya (borrow-out).
Blok diagram rangkaian half subtractor dan full subtractor dapat dilihat pada
Gambar 4.1.

A
R
INPUT Half OUTPUT
Subtractor B
0

A
R
INPUT B Full OUTPUT
Subtractor
Bin
B0

Gambar 11. 1 Blok Diagram half subtractor dan full subtractor

44
Tabel kebenaran untuk half subtractor dan full subtractor dapat dilihat pada Tabel 4.1
dan Tabel 4.2.
Tabel 4. 1 Tabel Kebenaran half subtractor
A0 B0 R0 Bout
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 1 0
1 1 0 0

Tabel 4. 2 Tabel Kebenaran full subtractor


A1 B1 BIN R1 Bout
0 0 0 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 1 0 0 0
1 1 1 1 1

Alat dan Bahan :


1. Project board : 1 buah
2. Kabel penghubung
3. IC 7486, 7408 dan 7432 : 1 buah
4. LED : 2 buah
5. Power supply : 1 buah

Cara Kerja :
Percobaan 1: Membuat rangkaian half subtractor dan membuktikan tabel
kebenarannya

Gambar 11. 2 Rangkaian half subtractor

45
Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian half subtractor menggunakan IC 7486 , IC 7404 dan IC
7408.
2. Lengkapilah tabel pengamatan half subtractor.

Percobaan 2: Membuat rangkaian full subtractor dan membuktikan tabel kebenarannya

Gambar 4. 3 Rangkaian half subtractor

Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian half subtractor menggunakan IC 7486 , IC 7404 dan IC
7432.
2. Lengkapilah tabel pengamatan half subtractor.

LAPORAN
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan praktikum:
- Tabel pengamatan
- Diagram waktu tabel pengamatan
- Tabel kebenaran
- Penjelasan karakteristik half subtractor dan full subtractor

46
PRAKTIKUM XII
MULTIVIBRATOR BISTABLE (FLIP FLOP)

Tujuan Percobaan:
1. Mengenal multivibrator bistable dan pembagian kelompoknya
2. Mempelajari prinsip kerja dari rangkaian multivibrator bistable (Flip Flop)
3. Membuktikan tabel kebenaran dari multivibrator bistable

Dasar Teori:
Rangkaian multivibrator merupakan rangkaian elektronika pembangkit pulsa yang dapat
menghasilkan bentuk gelombang selain gelombang sinusoidal, seperti square wave, rectangular wave,
triangular wave, dan sawtooth wave.
Rangkaian multivibrator menurut kestabilannya, dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Astable Multivibrator (ASMV)
2. Monostable Multivibrator (MSMV)
3. Bistable Multivibrator (flip flop)
Bistable multivibrator atau biasa disebut dengan flip-flop. Rangkaian flip flop merupakan
rangkaian sel biner dengan dua buah output yang keadaannya saling berkebalika. Rangkaian ini
mempunyai dua keadaan stabil, yaitu 0 dan 1, sehingga disebut dengan bistable. Selain itu, keadaan
rangkaian ini yang selalu berubah-ubah secara stabil juga disebut dengan bistable.
Aplikasi dari rangkaian flip-flop banyak ditemukan di komputer. Penggunaannya bisa digunakan
untuk penyimpanan data dan info, dalam bentuk satu bit. Aplikasi lain dari rangkaian ini dapat
digunakan untuk pembuatan register, counter, shift register, dan lain-lain.
Berikut ini macam-macam rangkaian flip-flop: Set-reset flip-flop (SRFF), Data flip-flop (DFF),
JK flip-flop (JKFF), JK Master-slave flip-flop (JKMS FF), D-edge triggered flip-flop, Togle flip-flop,
dan lain-lain.

Set Reset Flip Flop (SRFF)


Set Reset Flip Flop (SRFF) adalah rangkaian flip-flop yang paling sederhana
dan merupakan bentuk dasar dari kebanyakan flip flop yang saat ini ada

47
di pasaran. Gambar 5.1 adalah rangkaian SRFF dengan menggunakan clock
manual. Simbol dari rangkaian ini seperti ditunjukkan pada Gambar 5.2.

Gambar 12. 1 Rangkaian SRFF

Gambar 12. 2 Simbol Rangkaian SRFF

Tabel 12. 1 Tabel Kebenaran SRFF


INPUT OUTPUT
Qt Qt+1
S R
Q Q’ Q Q’
0 0 0 1 0 1
0 0 1 0 1 0
0 1 0 1 0 1
0 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 0
1 0 1 0 1 0
1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 1

Pada Tabel 12.1 kondisi Qt adalah kondisi awal sebelum terjadi clock,
sedangkan kondisi setelah terjadi clock adalah kondisi Qt+1. Pada saat S = 0 dan R
= 0, kemudian Q awal mula bernilai 0, maka ketika dilakukan clock, hasil keluaran
Q setelah terjadi clock bernilai 0. Begitu pula untuk input-input selanjutnya. Akan
tetapi, khusus saat kondisi input S dan R bernilai 1, keadaan ini adalah keadaan yang

48
dilarang. Hal ini dikarenakan akan menghasilkan keadaan yang sama pada Q dan
Q’, dimana seharusnya nilai Q dan Q’ harus selalu mempunyai nilai yang
berkebalikan.
Jika Tabel 12.1 disederhanakan, maka akan didapatkan tabel kebenaran
seperti pada Tabel 12.2 .

Tabel 12. 2 Tabel Kebenaran SRFF (setelah disederhanakan)


INPUT OUTPUT
t+1
S R Q Keterangan
0 0 0 Tidak ada perubahan
0 1 0 Reset
1 0 1 Set
1 1 ?? Terlarang

Data Flip Flop (DFF)


Data flip-flop (DFF) merupakan pengembangan dari rangkaian SRFF. Tujuan
dari dibuatnya rangkaian ini adalah untuk membuat hasil suatu output yang sama
dengan input yang dimasukkan. Simbol DFF diperlihatkan seperti pada Gambar
12.3.

Gambar 12. 3 Simbol Rangkaian DFF

49
Rangkaian DFF jika digambarkan terlihat seperti pada Gambar 12.4:

Gambar 12. 4 Rangkaian DFF

DFF dibuat dengan menambahkan gerbang NAND, seperti pada Gambar 12.4. Rangkaian SRFF
ditunjukkan pada bagian yang diberi gambar kotak. Saat input D = 0, output pada gerbang 1 dan 3 akan
saling berkebalikan. Jika nilai Q awal adalah 0, maka output Q akhir akan bernilai sama dengan nilai
mula-mula (Nilai D). Kondisi tersebut juga akan berlaku ketika input awal D = 1. Hal tersebut dapat
dicermati tabel kebenarannya pada Tabel 12.3.

Tabel 12. 3 Tabel Kebenaran DFF


INPUT OUTPUT
Awal Akhir
Dn
Q Q’ Q Q’
0 0 1 0 1
0 1 0 0 1
1 0 1 1 0
1 1 0 1 0

Pada Tabel 12.3, terlihat bahwa apapun kondisi Q awal, maka kondisi Q akhir
pasti akan memiliki nilai yang sama dengan nilai input D.

J-K Flip-Flop (JKFF)


Dalam mengatasi kelemahan SRFF, maka dibuatlah JKFF. Kelemahan SRFF
saat input bernilai sama yaitu bernilai 1, maka pada rangkaian JKFF, output Q’
diumpanbalikkan ke gerbang 1 dan output Q ke gerbang 3. Dengan cara tersebut,
jika input J = K = 0, dan keadaan awal Q = 0, maka rangkaian JK

50
menghasilkan nilai 1. Akan tetapi, jika nilai awal Q adalah 1, output menghasilkan
nilai 0. Hal ini dapat disimpulkan bahwa saat nilai J = K = 0, output yang dihasilkan
akan berkebalikan dengan nilai awal.
Saat input J = 0 dan K = 1, apapun kondisi awal Q-nya, keadaan akhir yang
dihasilkan Q = 1. Akan tetapi, jika nilai input J = 1 dan K = 0, output yang
dihasilkan bernilai 1 semua, tanpa memperhatikan nilai awal Q-nya. Pada saat input
J = K = 1, hasil yang didapatkan akan berkebalikan dengan keadaan awal. Jika nilai
awal Q adalah 0, maka nilai akhir adalah 1. Begitupun sebaliknya.

7
CLK S
R
4

Gambar 12. 5 Simbol JKFF

Simbol JKFF dapat dilihat pada Gambar 12.5, sedangkan gambar rangkaian
JKFF diperlihatkan pada Gambar 12.6.

Gambar 12. 6 Rangkaian JKFF

51
Dari Gambar 12.6 dapat didapatkan tabel kebenaran seperti pda Tabel 12.4 :

Tabel 12. 4 Tabel Kebenaran JKFF


INPUT OUTPUT
t
Q Qt+1
S R
Q Q’ Q Q’
0 0 0 1 0 1
0 0 1 0 1 0
0 1 0 1 1 0
0 1 1 0 1 0
1 0 0 1 0 1
1 0 1 0 0 1
1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 0 1

Jika Tabel 12.4 disederhanakan, maka akan didapatkan Tabel kebenaran


untuk JKFF seperti pada Tabel 12.5 :

Tabel 12. 5 Tabel Kebenaran JKFF (setelah disederhanakan)


INPUT OUTPUT
t+1
J K Q Keterangan
0 0 Qt Tidak ada perubahan
1 0 1 Set
0 1 0 Reset
1 1 Not Qt Berkebalikan

Alat dan Bahan :


1. Project board : 1 buah
2. Kabel penghubung
3. IC 7400 : 2 buah
4. LED : 2 buah
5. Power supply : 1 buah

Langkah Kerja :
Percobaan 1 : Membuat Set Reset Flip Flop (SRFF)
a. Siapkan projectboard , rangkai IC 7400 ( IC rangkaian gerbang NAND )
seperti Gambar 12.7.

52
Gambar 12. 7 Rangkaian SRFF

b. Pastikan Vcc (kaki 14) terpasang pada input (+5V) dan ground-nya (kaki
7), seperti pada Gambar 12.8 :

Gambar 12. 8 Konfigurasi Pin IC 7400

c. Setelah siap, laporkan kepada asisten.


d. Nyalakan catudaya, dan cobalah kombinasi harga input S dan R
seperti urutan pada Tabel Pengamatan.
e. Catatlah semua hasil pada Tabel Pengamatan.

Percobaan 2 : Membuat Data Flip-Flop (DFF)


a. Ubah rangkaian SRFF dengan memberikan tambahan sebuah gerbang
NAND (gerbang 5, berarti praktikan harus menggunakan 2 IC NAND),
seperti rangkaian pada Gambar 12.9 .

53
Gambar 12. 9 Rangkaian DFF

b. Buatlah tabel kebenaran dengan memvariasi input


c. Catat semua hasil pada Tabel Pengamatan

Percobaan 3 : Membuat J K Flip-Flop (JKFF)


a. Ambil 2 buah IC7400, rangkai komponen seperti rangkaian pada
Gambar 12.10
b. Buatlah tabel kebenaran dengan memvariasi input
c. Catat semua hasil pada Tabel Pengamatan

Gambar 12. 10 Rangkaian JKFF

54
LAPORAN
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan praktikum:
- Tabel pengamatan
- Diagram waktu tabel pengamatan
- Tabel kebenaran
- Penjelasan karakteristik SRFF, DFF, dan JKFF

55
PRAKTIKUM XIII
MULTIPLEXER dan DEMULTIPLEXER

Tujuan Percobaan:
1. Memahami prinsip kerja dari rangkaian Multiplexer
2. Memahami prinsip kerja dari rangkaian Demultiplexer
3. Membuat rangkaian Multiplexer dan Demultiplexer dari gerbang logika
4. Menjalankan dari fungsi IC Multiplexer

Dasar Teori:
1. Multiplexer
Multiplexer merupakan suatu rangkaian logika yang menerima beberapa input data
digital, kemudian menyeleksi salah satu input tersebut pada saat tertentu. Setelah itu,
dikeluarkan pada sisi output.
Penyeleksian data-data input ini dilakukan oleh selector line . Selector line ini juga
merupakan input dari rangkaian multiplexer. Jumlah data input maksimum pada rangkaian
Multiplexer adalah 2jumlah Select Line. Pada Gambar 13.1 adalah blok diagram untuk rangkaian
multiplexer, sedangkan Tabel kebenaran sebuah rangkaian Multiplexer dapat dilihat pada Tabel
13.1.

Gambar 13. 1 Blok Diagram Multiplexer

56
Tabel 13. 1 Tabel Kebenaran Multiplexer dengan 2 Select Line

INPUT OUTPUT

S0 S1 D0 D1 D2 D3 X Ket

0 0 0 X X X 0
D0
0 0 1 X X X 1
0 1 X 0 X X 0
D1
0 1 X 1 X X 1
1 0 X X 0 X 0
D2
1 0 X X 1 X 1
1 1 X X X 0 0
D3
1 1 X X X 1 1

Gambar 13. 2 Rangkaian Multiplexer 4x1

57
Pin diagram untuk IC 7411 (IC AND dengan 3 input) dapat dilihat pada Gambar 13.3.

Gambar 13. 3 Diagram pin untuk IC 7411

2. Demultiplexer
Demultiplexer merupakan suatu rangkaian logika yang menerima satu input data
digital, kemudian mendistribusikan ke beberapa output yang tersedia. Selection Line pada
demultiplexer dapat melakukan penyeleksian data-data input. Selection line ini juga merupakan
salah satu input demultiplexer. Pada Gambar 13.4 diperlihatkan blok diagram Demultiplexer,
sedangkan tabel kebenarannya ditunjukkan pada Tabel 13.2.

Gambar 13. 4 Blok Diagram Demultiplexer

58
Tabel 13. 2 Tabel Kebenaran Demultiplexer dengan 2 Select Line
INPUT OUTPUT

S0 S1 Inp Y0 Y1 Y2 Y3

0 0 0 0 X X X
0 0 1 1 X X X
0 1 0 X 0 X X
0 1 1 X 1 X X
1 0 0 X X 0 X
1 0 1 X X 1 X
1 1 0 X X X 0
1 1 1 X X X 1

Gambar 13. 5 Rangkaian Demultiplexer 1x4

59
Alat dan Bahan :
1. Project board : 1 buah
2. Kabel penghubung
3. IC 7404 : 1 buah
4. IC 7432 :1 buah
5. IC 7411 : 2 buah
6. LED : 4 buah
7. Power supply : 1 buah

Langkah Kerja:
a. Buatlah rangkaian multiplekser seperti pada Gambar 13.2. Tuliskan hasil pada
Tabel Kebenaran. Bandingkan Tabel Kebenaran yang Anda buat dengan Tabel 6.1 !
b. Buatlah rangkaian demultiplekser seperti pada Gambar 13.5. Tuliskan hasil pada
Tabel Kebenaran. Bandingkan Tabel Kebenaran yang Anda buat dengan Tabel 6.2 !
c. Rangkailah IC 7413 (Multiplexer 4x1) , perhatikan letak pin seperti petunjuk
datasheet. Buatlah Tabel Kebenaran sesuai dengan hasil pengamatan !

60

Anda mungkin juga menyukai