Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEKNOLOGI KELISTRIKAN DAN TEORI

MESIN-MESIN LISTRIK
“PEMBAGI ARUS, PEMBAGI TEGANGAN, THEVENIN,
DAN NODE”

DISUSUN OLEH :
FUAD ABDULLATIF
NIT. 07 19 007 1 03

MATA KULIAH ELEKTRO HIDRAULIK DAN PNEUMATIK


KELAS D-IV TRKK POLA PEMBIBITAN
JURUSAN ELEKTRO PELAYARAN
POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
karunia, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“PEMBAGI ARUS, PEMBAGI TEGANGAN, THEVENIN, DAN NODE” ini dengan
baik.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan guru
dosen mata kuliah Teknologi Kelistrikan dan Teori Mesin-Mesin Listrik pada semester
dua Program D-IV Teknologi Rekayasa Kelistrikan Kapal Politeknik Pelayaran
Surabaya.
Tak lupa, saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya dalam menyelasaikan makalah ini, yaitu :
1. Dosen mata kuliah Teknologi Kelistrikan dan Teori Mesin-mesin Listrik, Bapak
Edi Kurniawan, SST., MT.
2. Keluarga tercinta.
3. Teman-teman Politeknik Pelayaran Surabaya.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu
saya dalam menyelasaikan karya tulis ilmiah ini.
Makalah ini saya susun semaksimal mungkin. Berbagai upaya telah saya
lakukan untuk memberikan yang terbaik dalam penulisan makalah ini. Saya berharap
semoga makalah ini menambah pengalaman dan pengetahuan bagi pembaca dan
penulis.
Seperti pepatah “tak ada gading yang tak retak” saya menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran mengenai karya tulis
ilmiah ini senantiasa saya harapkan demi suatu perbaikan dan sebagai masukan bagi
saya dan kita semua. Akhirnya, saya berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
segenap pembaca.

Purworejo, 16 Juni 2020


Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
PEMAPARAN MATERI..................................................................................................3
A. Rangkaian Pembagi Tegangan...............................................................................3
B. Rangkaian Pembagi Arus.......................................................................................4
C. Analisis Thevenin.................................................................................................10
D. Analisis Nodal......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

2
PEMAPARAN MATERI

A. Rangkaian Pembagi Tegangan


Rangakaian pembagi tegangan berupa rangkaian resistor yang terhubung seri.
Pada rangkaian pembagi tegangan berlaku hubungan berikut

Dari persamaan di atas, harga tegangan drop (V1) dapat dicari dengan persamaan:

Berarti tegangan drop V2 :

Hal ini didapat dari kenyataan bahwa pada rangkaian seri berlaku harga arus
total yang sama dengan arus yang mengalir pada tiap – tiap resistor. Ditinjau dari
hukum ohm, I bernilai

Nah, kalau I – nya sama, maka dengan demikian

3
Rangkaian pembagi tegangan berupa rangkaian seri sederhana, seperti berikut:

Demikianlah persamaan pembagi tegangan, tidak jauh berbeda dengan


mencari tegangan drop menggunakan hukum ohm biasa. Tapi dengan rumus ini,
kita tidak perlu mencari I total terlebih dahulu.

B. Rangkaian Pembagi Arus


Rangkaian pembagi arus berupa rangkaian paralel. Persamaan ini akan
membantu kita mengetahui besarnya arus pada suatu titik cabang tertentu dengan
lebih mudah. Tentunya semua hal ini akan mengacu kembali kepada hukum ohm
yang sejatinya mendasari semua rangkaian kelistrikan. Pada pembagi arus, berlaku
hubungan:

4
Nah, ini berarti
Maka dengan demikian

Karena R paralel untuk yang dengan percabangan dua adalah

Maka didapatkan-lah persamaan sebagai berikut:

R1 dicoret, maka didapatkanlah persamaan umum untuk rangkaian pembagi arus,


yakni:

Tentunya akan sangat memudahkan untuk rangkaian bercabang dua seperti gambar
berikut ini :

5
Nah, untuk menghitung arus I menggunakan pembagi arus, mari kita coba dengan
rangkaian kombinasi berikut:

Dengan keterangan :
R1 = 1 R5 = 1
R2 = 1 R6 = 1
R3 = 1 R7 = 1
R4 = 2 R8 = 2
Dengan tengangan batere 6 volt.

Kita dapat mencari harga arus pada titik cabang tertentu dengan mudah,
sebagai contohnya sajalah berapa besarnya I5. Nah langkah paling awal untuk
menentukan harga I pada cabang adalah mencari I total, karena I total ini yg
nantinya dibagi bagi. I total bergantung pada R total berdasarkan hukum ohm, maka
wajib bagi kita untuk mencari R total terlebih dahulu.
 Mencari R total 
 Mencari I total

6
 Membagi aliran arus
1. Mencari R total 

Seperti biasanya, kita mulai mengerjakan dari resistor yang paling jauh dengan
sumber tegangan.
1. R8 // R6 + R7
2. (R8//R6+R7) + R5 => R I
3. (R I // R4) +R3 => R II
4. (R II // R2) + R1 => Rtotal

Berikut adalah pengerjaannya


1. R8 // R6 + R7

2. (R8//R6+R7) + R5 => R I

3. (R I // R4) +R3 => R II

4. (R II // R2) + R1 => Rtotal

Jadi nilai R totalnya adalah 5/3 ohm.

2. Mencari I total

7
Jadi nilai I total adalah sebesar 3,6 Ampere.

3. Membagi aliran arus

Karena yang diminta adalah I5, maka kita mencari keluaran arus melalui
titik cabang yang menuju ke arah I5, yakni dari R1 melalui titik A ke R3 dan
kemudian B, dan wlah R5 khan? Maka kita cari dulu pembagian arus di titik A.
Titik A membagi arus menjadi dua, yakni I2 dan I3. Masing masing
besarnya dapat dicari. Kita mencari I3, maka rangkaian di atas dapat
disederhanakan menjadi:

8
Kalau sudah dalam bentuk 2 cabang seperti ini, kita jadi bisa menggunakan
persamaan pembagi arus.

Berarti arus yang mengalir pada I3 adalah sebesar 1,2 A. Mari kita hitung
cabang selanjutnya yakni cabang B, dengan keluaran I4 dan I5. Kita sederhanakan
rangkaiannya sehingga seperti berikut ini

9
Jadi sudah kita ketahui, nilai dari I5 adalah 0,6 A.

C. Analisis Thevenin
Teorema Thevenin adalah metode analitis yang digunakan untuk mengubah
rangkaian kompleks menjadi rangkaian ekuivalen (atau setara) sederhana yang
terdiri dari resistor tunggal dalam rangkaian dengan tegangan sumber
Dalam tiga tutorial sebelumnya kita telah melihat penyelesaian rangkaian
listrik yang kompleks menggunakan Hukum Kirchoff Rangkaian, Analisis
Mesh dan yang terakhir Analisis Nodal. Tetapi masih ada banyak lagi "Teori
Analisis Rangkaian" yang tersedia untuk dipilih yang dapat menghitung arus dan
tegangan pada titik mana pun dalam suatu rangkaian.
Dalam tutorial ini kita akan melihat salah satu teorema analisis rangkaian
yang lebih umum (di samping Kirchhoff) yang telah dikembangkan yaitu, Teorema

10
Thevenin. Penyataan Teorema Thevenin yaitu “ Pada setiap rangkaian linier yang
memiliki beberapa resistansi dan tegangan bisa diganti hanya dengan satu
tegangan tunggal terhubung seri dengan resistansi tunggal yang tersambung
melintasi beban ”.
Dengan kata lain, adalah mungkin untuk menyederhanakan rangkaian listrik
apa pun, betapa pun rumitnya, ke rangkaian dua-terminal yang setara hanya dengan
sumber tegangan konstan tunggal secara seri dengan resistansi (atau impedansi)
yang terhubung ke beban seperti ditunjukkan di bawah ini.
Teorema Thevenin sangat berguna dalam analisis rangkaian daya atau sistem
baterai dan rangkaian resistif yang saling berhubungan di mana ia akan memiliki
efek pada bagian yang berdekatan dari rangkaian.
Rangkaian Thevenin Ekuivalen (setara)

Sejauh beban resistor RL yang bersangkutan, setiap kompleks “satu-port”


jaringan yang terdiri dari beberapa elemen resistif rangkaian dan sumber energi
dapat digantikan oleh satu satu resistansi setara Rs dan satu sama tegangan Vs. Rs
adalah nilai resistansi sumber yang melihat kembali ke rangkaian dan Vs adalah
tegangan rangkaian terbuka di terminal.
Sebagai contoh, perhatikan rangkaian dari bagian sebelumnya.

11
Pertama, untuk menganalisis rangkaian kita harus menghapus resistor beban
pusat 40Ω yang tersambung di terminal A-B, dan menghilangkan resistansi internal
yang terkait dengan sumber tegangan. Ini dilakukan dengan memendekkan semua
sumber tegangan yang terhubung ke rangkaian, yaitu v = 0, atau rangkaian terbuka
sumber arus yang terhubung membuat i = 0. Alasannya adalah kita ingin memiliki
sumber tegangan ideal atau sumber arus ideal untuk analisis rangkaian.
Nilai resistansi yang setara, Rs ditemukan dengan menghitung resistansi total
yang melihat kembali dari terminal A dan B dengan semua sumber tegangan
korsleting. Kami kemudian mendapatkan rangkaian berikut.

Mencari Resistansi Setara (Rs)

Tegangan Vs didefinisikan sebagai tegangan total melintasi terminal A dan B


ketika ada rangkaian terbuka di antara mereka. Yang tanpa beban resistor
RL terhubung.

12
Mencari Tegangan Setara (Vs)

Kita sekarang perlu menyambungkan kembali dua tegangan kembali ke


rangkaian, dan sebagai VS = VAB arus yang mengalir di sekitar loop dihitung
sebagai:

Arus 0.33 ampere (330mA) ini umum untuk kedua Resistor sehingga


penurunan tegangan pada resistor 20Ω atau resistor 10Ω dapat dihitung sebagai:

VAB = 20 - (20Ω x 0.33amps) = 13.33 volt.


atau
VAB = 10 + (10Ω x 0.33amps) = 13.33 volt, sama.
Maka rangkaian Thevenin Setara akan terdiri atau resistansi seri 6.67Ω dan
sumber tegangan 13.33v. Dengan resistor 40Ω yang terhubung kembali ke
rangkaian, kita dapat:

dan dari sini arus yang mengalir di sekitar rangkaian diberikan sebagai:

13
yang sekali lagi, adalah nilai yang sama dengan 0.286 amp, kami
menemukannya dengan menggunakan Hukum Kirchoff Rangkaian dalam tutorial
analisis rangkaian sebelumnya.
Teorema Thevenin dapat digunakan sebagai jenis lain dari metode analisis
rangkaian dan sangat berguna dalam analisis rangkaian rumit yang terdiri dari satu
atau lebih sumber tegangan atau arus dan resistor yang diatur dalam hubungan
paralel dan seri biasa.
Walaupun Rangkaian Teorema Thevenin dapat dijelaskan secara matematis
dalam hal arus dan tegangan, teorema thevenin ini tidak sekuat Analisis Arus Mesh
atau Analisis Tegangan Nodal dalam jaringan yang lebih besar karena penggunaan
analisis Mesh atau Nodal biasanya diperlukan dalam latihan Thevenin apa pun,
sehingga mungkin juga digunakan sejak awal.
Namun, Rangkaian Thevenin setara atau Transistor, Sumber Tegangan seperti
baterai, dll. Thevenin, sangat berguna dalam desain rangkaian.

D. Analisis Nodal
Analisis Tegangan Nodal melengkapi Analisis Mesh sebelumnya karena
sama kuat dan berdasarkan pada konsep analisis matriks yang sama. Seperti
namanya, Analisis Tegangan Nodal menggunakan persamaan "Nodal" dari Hukum
Kirchoff 1 - Arus untuk menemukan potensi tegangan di sekitar rangkaian.
Jadi dengan menambahkan bersama semua tegangan nodal ini, hasil
bersihnya akan sama dengan nol. Kemudian, jika ada "n" node dalam rangkaian
akan ada "n-1" persamaan nodal independen dan ini saja sudah cukup untuk
menggambarkan dan karenanya menyelesaikan rangkaian.
Pada setiap titik simpul memiliki persamaan Hukum Kirchoff 1 - Arus, yaitu:
"arus yang masuk ke sebuah simpul memiliki nilai yang persis sama dengan arus
yang meninggalkan simpul" kemudian ungkapkan setiap arus dalam hal tegangan
melintasi cabang.

14
Untuk simpul “n”, satu simpul akan digunakan sebagai simpul referensi dan
semua tegangan lainnya akan dirujuk atau diukur sehubungan dengan simpul umum
ini. Sebagai contoh, perhatikan rangkaian dari bagian sebelumnya.
Rangkaian Analisis Tegangan Nodal

Dalam rangkaian di atas, simpul D dipilih sebagai simpul referensi dan tiga
node lain diasumsikan memiliki tegangan, Va, Vb dan Vc sehubungan dengan
simpul D. Sebagai contoh;

Karena Va = 10v dan Vc = 20v, Vb dapat dengan mudah ditemukan oleh:

lagi yaitu nilai yang sama dengan 0.286 amp, kami menemukan ini
menggunakan Hukum Kirchoff Rangkaian pada tutorial sebelumnya.
Dari kedua metode Analisis Mesh dan Nodal kita telah melihat sejauh ini, ini
adalah metode paling sederhana untuk menyelesaikan rangkaian khusus ini. Secara
umum, analisis tegangan nodal lebih tepat ketika ada lebih banyak sumber arus di
sekitar.
Jaringan kemudian didefinisikan sebagai: [ I ] = [ Y ] [ V ] di mana [ I ]
adalah sumber arus penggerak, [ V ] adalah tegangan nodal yang dapat ditemukan

15
dan [ Y ] adalah matriks penerimaan dari jaringan yang beroperasi pada [ V ] untuk
memberikan [ I ].
Ringkasan Analisis Tegangan Nodal.
Prosedur dasar untuk menyelesaikan persamaan Analisis Nodal adalah
sebagai berikut:
1. Tulis arus vektor, dengan asumsi arus ke dalam simpul adalah positif.
yaitu, matriks (N x 1) untuk node independen “N”.
2. Tuliskan matriks penerimaan [ Y ] dari jaringan di mana:
Y11 = total admitansi dari simpul pertama.
Y22 = total admitansi dari simpul kedua.
RJK = total admitansi bergabung simpul J ke node K.
3. Untuk jaringan dengan simpul bebas “N”, [ Y ] akan menjadi matriks ( N
x N ) dan Ynn akan menjadi positif dan Yjk akan bernilai negatif atau
nol.
4. Vektor tegangan akan menjadi ( N x L ) dan akan mencantumkan
tegangan “N” yang akan ditemukan.

Kita sekarang telah melihat bahwa sejumlah teorema ada yang menyederhanakan
analisis rangkaian linier.

DAFTAR PUSTAKA

Belajar elektronika. 2020. “Teorema Thevenin”, https://abdulelektro.blogspot.com/2019


/06/teorema-thevenin.html, diakses pada 18 Juni 2020.
Unknown. 2017. “Rangkaian Pembagi Arus dan Tegangan”, https://
dwedaxplorazionblog.blogspot.com/ 2017/ 11/ rangakaian-pembagi-tegangan-
dan-pembagi.html, diakses pada 18 Juni 2020.

16
Belajar Elektronika. 2020. “Analisis Tegangan Nodal”, https://abdulelektro.blogspot.
com/2019/06/analisis-tegangan-nodal.html, diakses pada 18 Juni 2020

17

Anda mungkin juga menyukai