Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET

PERCOBAAN 1

REAKTANSI KAPASITIF

KELOMPOK 3

ANGGOTA : VICHE SRINIMSI. L (A 241 15 039)

MARYAM (A 241 16 024)

MOH. AINUL MUSLIM (A 241 16 081)

ASISTEN : EDWI AGUSSTIAWAN

PROGRASTUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILU PENDIDIKAN

UNIVERSTAS TADULAKO
KATA PENGANTAR

Alhamdililahirabbil’alamiin, tiada kata yang pantas dan patut


penulisucapkan, selain memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktikum ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini, telah banyak
menyumbangkan fikirannya demi kesempurnaan laporan ini. Kepada dosen serta
asisten praktikum mata kuliah Listrik Magnet sebagai pembimbing Praktikum,
kepada rekan-rekan sekelas yang telah memberikan kerjasamanya yang baik dan
yang telah banyak membantu dalam membuat laporan ini sehingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisandan penyusunan laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
laporan-laporan praktikum selanjutnya.

Palu, april 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum .......................................................................................... 1
1.3 Alat dan Bahan ............................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
BAB III .................................................................................................................. 6
METODE PENELITIAN ....................................................................................... 6
3. 1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 6
3.2 Tempat dan Waktu ......................................................................................... 6
3.2 Prosedur Kerja ............................................................................................... 6
BAB IV .................................................................................................................. 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 8
4.1 Hasil Pengamatan ........................................................................................... 8
4.2 AnalisaData ................................................................................................... 10
4.3 Pembahasan ................................................................................................... 22
BAB V................................................................................................................... 25
PENUTUP ............................................................................................................. 25
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 25
5.2 Saran................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era modern seperti saat ini, penggunaan alat-alat kelistrikan


dalam kehidupan sehari-hari sangatlah dibutuhkan, oleh karena itu kita
perlu mengetahui jenis serta fungsi dari alat-alat kelitrikan tersebut.
Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi
di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan listrik. Kondensator kini juga d ikenal sebagai
"kapasitor", namun kata "kon densator" masih dipakai hingga saat ini.

Pada aliran arus AC, dimana kaidah penjumlahan tidak bisa


secara aljabar, tetapi bardasarkan vektor. Oleh karena itu kita perlu
membuktikan bagaimana penjumlahan tegangtan yang terjadi pada arus
tersebut. Penggunaan kapasitor pada sebuah rangkaian yang diaplikasikan
den an menggunakan sebuah resistor yang dilakukan pada arus AC
merupakan salah satu alternatif untukmengetahui sifat sebuah alat listrik.

1.2 Tujuan Praktikum

a. Memahami hubungan antara kuat arus dengan tegangan dalam


rangkaian arus bolak balik kapasitor.

b. Dapat melakukan praktek rangkaian kapasitor.

c. Dapat menentukan frekuensi kapasitoe dai hubungan kuat arus dan


tegangan.

1
1.3 Alat dan Bahan

1. Multimeter 2 buah

2. Kapasitor 2 buah (2200 F dan 470 F)

3. Power suplay 1 buah

4. Kabel Penghubung 5 buah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kapasitor adalah salah satu komponene elektronika yan berfungsi untuk


menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan.

Arus AC adalah singkatan dari Alternating Current atau biasa disebut


arus bolak balik. Arus AC memiliki tagangan yang berubah-ubah, proses
perubahan naik turun tegngan listrik digambarkan dengan gelombang sinusoidal.
Banyaknya proses perubahan tegangan pada arus Ac tergantung pada besar
frekuensi. Sedangkan arus DC (Direct Current) atau arus searah adalah listrik
yang memiliki polaritas tetap pada kutub positif dan kutub negatif dan memiliki
nilai tegangan yang tetap, arus DC tidak memiliki frekuensi.

Apabila kapasitor dialiri arus AC, Maka akan timbul hambatan semu atau
reaktansi kapasitif , hambatan ini timbul hanya ketika kapasitor dialiri arus AC.
Jika sebuah capasitor dihubungkan dengan sumber arus searah, maka arus searah
yang dapat mengalir hanya sesaat saja dan waktu yang pendek, yaitu pada saat
capasitor dalam keadaan diisi (charged). Kemudian arus searah didalam capasitor
akan menjadi nol kembali. Hal tersebut membuktikan bahwa capasitor tidak dapat
dilalui arus searah atau dikatakan kapasitor memblokir arus searah. Menurut teori
arus searah yang mengalir jumlah muatannya ditentukan dengan rumus :

Q = i .t atau i = Q/t.

Ketika arus dan tegangan melewati kapasitor pada rangkaia AC, phasa
arus mendahului 90° phasa tegangan. Jika digambarkan diagram phasa-nya maka
arus (I) ke arah sumbu ‘X’ positif (kanan) dan tegangan ke arah sumbu ‘Y’ negatif
(bawah).
Hambatan aliran elektron ketika melewati kapasitor pada rangkaian AC
disebut sebagai ‘Reaktansi Kapasitif’, reaktansi kapasitif dihitung dalam satuan
Ohm (Ω) sama hal-nya seperti resistansi dan reaktansi induktif. Simbol reaktansi
induktif adalah ‘XC‘.

Jika kapasitor dihubungkan pada sumber arus AC, maka kapasitor


akan tiap kali dimuat bolak-balik, karena pada jepitannya tiap kali
terdapat pergantian tegangan. Didalam kawat penghantar ke kapasitor akan
terjaadi arus AC. Jadi arus AC dapat melalui kapasitor. Arus AC ini
makin besar jika :
- Kapasitas kapasitor makin besar
- Frekuensi makin besar. Milkan, tegangan V antara lempengan-
lempengan kapasitor dalam dt detik berubah dengan dV. Dengan Q = CV
maka tambahan muatan kapasitor itu adalah dQ = C dV kuat arus dalam dt
detik menjadi :
I = dQ/dt = C dV/dt
Bila tegangan jepit berubah menurut
V = Vmaks sin ωt , maka
I = C ωVmax cos ωt = imax cos ωt
Dimana : Imax = ωC Vmax
Reaktansi kapasitif dapat didefinisikan sebagai :
Xc = Vmax / imax
Dengan : Xc = 1/ωC ; ω = 2πf, jadi :
Xc = 1/2 π fC

Reaktansi Kapasitif memiliki nilai yang bervariasi sesui dengan


frekuensi sehingga setiap variasi dalam frekuensi akan memiliki efek pada
kapasitor, "reaktansi kapasitif" . Sebagaimana frekuensi diterapkan pada kapasitor
meningkat, efrect adalah untuk mengurangi reaktansi (diukur dalam
ohm).Demikian juga sebagai frekuensi kapasitor berkurang nilai reaktansi
meningkat. Variasi ini disebut kapasitor impedansi kompleks .
Kompleks impedansi ada karena elektron dalam bentuk muatan listrik
pada pelat kapasitor, lulus dari satu piring ke yang lain lebih cepat sehubungan
dengan frekuensi yang berbeda-beda. Dengan meningkatnya frekuensi, kapasitor
berlalu lebih muatan di piring dalam waktu tertentu menghasilkan arus yang lebih
besar melalui kapasitor muncul seolah-olah resistansi internal dari kapasitor telah
menurun. Oleh karena itu, kapasitor terhubung ke sirkuit yang berubah pada
rentang tertentu frekuensi dapat dikatakan "Frekuensi Tanggungan".
BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Experimen

3.2 Tempat dan Waktu


Hari / tanggal : Selasa, 03 April 2018

Pukul : 13.00 WITA

Tempat : Laboratorium Elektronika

3.2 Prosedur Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

2. Menyusun rangkaian seperti gambar



V A

3. Menghubungkan output AC power suplay dengan input Amperemeter,


output amperemeter dengan input kapasitor, dan output kapasitor
dengan input AC pada power suplay.

4. Menyalakan power suplay , dan multimeter


5. Mengatur besar tegangan sumber pada power suplay menjadi 2
volt

6. Mengarahkan multimeter menjadi voltmeter dan amperemeter AC


untuk mengukur tegangan dan arus AC

7. Mencatat nilai yang terbaca pada multimeter sebagai


volmeter(Vc) dan amperemeter(I) pada tabel hasil pengamatan.

8. Mengulangi langkah 5-7 untuk besar tegangan sumber 4 volt dan


6 volt.

9. Mengulangi langka 3-8 dengan menggati arus AC menjadi arus


DC.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


1. Kapasitor I (C1) = 2200 F
a. Arus Bolak-Balik (AC)
No. Vs (V) Vc (V) I (A)
1 2 1,9 13,4
2 4 3,8 27,1
3 6 5,8 41,9

b. Arus Searah (DC)


No. Vs (V) Vc (V) I (A)
1 2 1,9 0
2 4 3,9 0
3 6 5,9 0

NST Amperemeter = 1× 10-1 A


NST Voltmeter = 1× 10-1 V

2. Kapasitor II (C2) = 470 F


a. Arus Bolak-Balik (AC)
No. Vs (V) Vc (V) I (A)
2 2,4 0,08
4 4,8 0,18
6 7,5 0,35

b. Arus Searah (DC)


No. Vs (V) Vc (V) I (A)
2 1,9 0
4 3,9 0
6 5,9 0

NST Amperemetr = 1× 10-2 A

NST Voltmeter = 1× 10-1 V

Keterangan :
Vs = Tegangan sumber
Vc = Tegangan pada kapasitor
I = Arus yang pada kapasitor
4.2 Analisa Data
4.2.1 Pehitungan umum
1. Untuk C1
 Arus AC
1) Perlakuan ke-1
Vc
Xc = I
1,9
=
13,4

= 0,014 Ω
1
f = 2πX
cC

1
= 2(3,14)(0,14)(2,2×10−3 )

= 5,1 × 102 Hz
2) Perlakuan ke-2
Vc
Xc = I
3,8
=
27,1

= 0,140 Ω
1
f = 2πX
cC

1
= 2(3,14)(0,14)(2,2×10−3 )

= 5,16 × 102 Hz
3) Perlakuan ke-3
Vc
Xc = I
5,8
= 41,9

= 0,138 Ω
1
f = 2πX
cC

1
=2(3,14)(0,14)(2,2×10−3 )

= 5,23 × 102 Hz
Frekuensi rata-rata
𝑓1 +𝑓2 +𝑓3 5,1 × 102 +5,16 × 102 +5,23 × 102
𝑓̅ = =
3 3

= 5,17 × 102 Hz

 Arus DC
1) Perlakuan ke-1
Vc
Xc = I

=
1
f = 2πX
cC

=0
2) Perlakuan ke-2
Vc
Xc = I

=
1
f = 2πX
cC

=0
3) Perlakuan ke-3
Vc
Xc = I

=
1
f = 2πX
cC

=0

Frekuensi rata-rata
𝑓1 +𝑓2 +𝑓3
𝑓̅ = =0
3

2. Untuk C2
 Arus AC
1) Perlakuan ke-1
Vc
Xc = I
2,4
= 0,08

= 30 Ω
1
f = 2πX
cC

1
= 2(3,14)(30)(4,7×10−3 )

= 1,12 Hz
2) Perlakuan ke-2
Vc
Xc = I
4,8
= 0,18

= 26,66 Ω
1
f = 2πXc C
1
= 2(3,14)(26,66)(4,7×10−3 )

= 1,27 Hz
3) Perlakuan ke-3
Vc
Xc = I
7,5
= 0,35

= 21,42 Ω
1
f = 2πX
cC

1
= 2(3,14)(21,42)(4,7×10−3 )

= 1,50 Hz

Frekuensi rata-rata
𝑓1 +𝑓2 +𝑓3 1,12 +1,27 +1,58
𝑓̅ = =
3 3

= 3,97 Hz
 Arus DC
1). Perlakuan ke-1
Vc
Xc = I

=
1
f = 2πX
cC

=0
2). Perlakuan ke-2
Vc
Xc = I

=
1
f = 2πX
cC

=0
3). Perlakuan ke-3
Vc
Xc = I

=
1
f = 2πX
cC

=0

Frekuensi rata-rata
𝑓1 +𝑓2 +𝑓3
𝑓̅ = =0
3
4.2.2 Perhitungan Ralat
𝑑𝑋 𝑑𝑋
∆𝑋𝑐 = | 𝑑𝑉𝑐| |∆𝑉| + | 𝑑𝐼𝑐| |∆𝐼|
𝑐

1 𝑉𝑐
= |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|

1. Untuk C1
 Arus AC
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐| |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|

V = NST Voltmeter = 1× 10-1 V


I = NST Amperemeter = 1× 10-1 A

1) Perlakuan 1
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|
1 1,9
= |1,9| |1 × 10−1 | + |(13,4)2 | |1 × 10−1 |

= |7,46 × 10−3 | + |1,06 × 10−3 |


= 8,52 × 10-3 Ω
KTPm = ∆𝑋𝑐 = 8,52 × 10-3 Ω
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
8,52 × 10−3
= × 100%
0,140

= 6,01%
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )
8,52 × 10−3
= 1˗ log ( ) = 2,22 ≈ 2 AB
0,140

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐) = (1,4 ±0,085)×10-1 Ω


2) Perlakuan 2
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|
1 3,8
= |3,8| |1 × 10−1 | + |(27,1)2 | |1 × 10−1 |

= |3,69 × 10−3 | + |5,17 × 10−3 |


= 4,21 × 10-3 Ω
KTPm = 4,21 × 10-3 Ω
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
4,21 × 10−3
= × 100%
0,140

= 3,00%
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )
4,21 × 10−3
= 1˗ log ( )
0,140

= 2,52 ≈ 3 AB

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)


= (1,4 ±0,0421)×10-1 Ω
3) Perlakuan 3
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|
1 5,8
= |5,8| |1 × 10−1 | + |(41,9)2 | |1 × 10−1 |

= |2,39 × 10−3 | + |3,30 × 10−3 |


= 2,72 × 10-3 Ω
KTPm = 2,72 × 10-3 Ω
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
2,72 × 10−3
= × 100%
0,138

= 1,96%
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )
2,72 × 10−3
= 1˗ log ( )
0,138

= 2,71 ≈ 3 AB

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)


= (1,3 ±0,0272)×10-1 Ω
 Arus DC
1) Perlakuan 1
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|

= 
KTPm = 
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)


2) Perlakuan 2
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|

=
KTPm = 
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)


3) Perlakuan 3
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|

=
KTPm = 
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)


2. Untuk C2
 Arus AC
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|

V = NST Voltmeter = 1× 10-1 V


I = NST Amperemeter = 1× 10-2 A

1). Perlakuan 1
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = | | |∆𝑉| + | | |∆𝐼|
𝑉𝑐 𝐼
1 1,9
= |2,4| |1 × 10−1 | + |(0,08)2 | |1 × 10−2 |

= |1,25| + |3,75|
= 5,00 Ω
KTPm = ∆𝑋𝑐 = 5,00 Ω
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
5,00
= × 100%
30

= 1,67%
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )
5,00
= 1˗ log ( 30 ) = 1,78 ≈ 2 AB

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)


= (3,0 ± 0,50)×101 Ω

\
2). Perlakuan 2
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|
1 4,8
= |4,8| |1 × 10−1 | + |(0,18)2 | |1 × 10−2 |

= |5,56 × 10−1 | + |1,48|


= 2,04 Ω
KTPm = 2,04 Ω
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
2,04
= 26,66 × 100%

= 7,64%
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )
2,04
= 1˗ log (26,66)

= 2,12 ≈ 2 AB

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)


= (2,6 ±0,20)×101 Ω
3). Perlakuan 3
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|
1 7,5
= |7,5| |1 × 10−1 | + |(0,35)2 | |1 × 10−2 |

= |2,86 × 10−1 | + |6,12 × 10−1 |


= 8,98 × 10-1 Ω
KTPm = 8,98 × 10-1 Ω
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐

= 21,42 × 100%

= 4,19%
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )
8,98 × 10−1
= 1˗ log ( )
21,42

= 2,38 ≈ 2 AB

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)


= (2,1 ±0,089)×101 Ω
 Arus DC
1). Perlakuan 1

1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|

= 
KTPm = 
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)

2). Perlakuan 2

1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝑉𝑐 | |∆𝑉| + | 𝐼 | |∆𝐼|

=
KTPm = 
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)

3). Perlakuan 3
1 𝑉𝑐
∆𝑋𝑐 = | | |∆𝑉| + | | |∆𝐼|
𝑉𝑐 𝐼

=
KTPm = 
∆𝑋𝑐
KTPr = × 100%
𝑋𝑐
∆𝑋𝑐
AB = 1˗ log ( 𝑋𝑐 )

Pelaporan : (Xc ± ∆𝑋𝑐)


4.3 Pembahasan

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi


untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan dengan waktu yang
sangat singkat.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu, memahami huungan
antara kuat arus dengan tegangan dalam rangkaian arus bolak balik
kapasitor, dapat melakukan praktek rangkaian kapasitor dan dapat
menentukan frekuensi kapasitor dari hubungan kuat arus dan tegangan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu,
multimeter sebagai amperemeter voltmeter yang berfungsi untuk
mengukur kuat arus dan besar tegangan listrik yang mengalir dalam
rangkaian, kapasitor berfungsi untuk menyimpan arus listrik, power
supplay berfungsi sebagai sumber arus AC dan DC, kabel penghubung
berfungsi untuk menghubungkan komponen satu dengan kimponen
lainnya.
Dalam percobaan yang kami lakukan, kapasitor dirangkai seri
terhadap amperemeter dan dipararelkan terhadap voltmeter. Hal ini
dalakukan karena voltmeter memiliki hambatan dalam yang besar
sehingga dirangkai secara pararel agar tegangannya dapat terbaca,
sedangkan amperemeter memiliki hambatan dalam yang kecil sehingga
perlu dirangkai seri agar kuat arus dapat terbaca selain itu juga untuk
menghindari agar alat yang digunakan tidak jebol/rusak.

Pada percobaan ini kapasitor C dihubungkan dengan sumber


tegangan AC, tampak bahwa pada rangkaian yang hanya mengandung C
terjadi keterlambatan tegangan terhadap arus atau arus mendahului
tegangan dengan beda sudut fase sebesar 1/2π . Sedangkan ketika
kapasitor C dihubungkan dengan sumber tegangan DC tidak ada arus
yang menglir karena arus diserap oleh kapasitor sehingga mencapai
tegangan maksimum power supplay sehingga arus DC tidak akan pernah
tembus mengalir pada kapasitor .
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini
yaitu, untuk C1 pada arus AC untuk tegangan sumber dari 2 volt, 4
volt dan 6 volt diperoleh tegangan kapasitor ( Vc ) dan kuat arus berturut-
turut yaitu 1,9 volt,3,8 volt, dan 5,8 volt serta 13,4 A,27,1 A dan 41,9 A.
Sedangkan untuk C2 dengan besar tegangan sumber yang sama
diperoleh tegangan kapasitor berturut-turut sebesar 2,4 Volt, 4,8 volt dan
7,5 volt. Dan untuk kuat arusnya di peroleh 0.08 A, 0,18 A, dan 0,35 A.
Sedangkan untuk C1 dan C2 ketika dialiri arus DC dengan besar
tegangan sumber yang sama tegangan capasitor yang diperoleh yaitu 1,9
volt, 3,9 volt dan 5,9 volt, dan untuk kuat arus yang diperoleh adalah 0.
Hal ini terjadi karena kapasitor bersifat menahan atau memblock arus
DC dan dan melewatkan arus AC.
Dalam Analisa Data, Untuk C1 pada arus AC dengan besar
tegangan sumber 2 volt, 4 volt dan 6 volt dipeoleh reaktansi kapasitif
dan frekuensi berturut-turut sebesar 0,140 Ω dan 5,1×102 Hz, 0,140 Ω
dan 5,16×102 Hz, serta 0,138 Ω dan 5,23×102 Hz. Untuk C 2 dengan
tegangan sumber yang sama reaktansi kapasitif dan frekuensinya
diperoleh berturut-turut yaitu 30Ω dan 1,12 Hz, 26,66 Ω dan 1,27 Hz
serta 21,42 Ω dan 1,58 Hz. Sedangkan C1 dan C2 pada aris DC tidak
memiliki reaktasi kapasitif dan frekuensinya 0. Hal ini terjadi karena
reaktansi kapasitif merupakan hambatan yang terjadi ketika kapasitor
dialiri arus AC sedangkan arus DC akan diblock ketika melewati
kapasitor sehingga tidak ada arus yang mengalir dan tegangannya tetap.
Dari hasil pengamatan dan analisa data dapat dilihat bahwa
besarnya perubahan frekuensi dan kapasitansi suatu kapasior
berbanding terbalik dengan besarnya reaktansi kapasitif dimana semakin
kecil frekuensi arus bolak balik semakin kecil nilai reaktansi kapasitif
pada kapasitor. Sebaliknya semakin besar frekuensi arus bolak balik dan
semakin besar nilai kapasitansinya maka semakin kecil nilai reaktansi
kapasitif pada kapasitor tersebut.
Pada percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan literatur
yaitu kapasitansi dan frekuensi berbanding terbalik denagan reaktansi
kapasitif.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpukan bahwa

1. Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk


menyimpan arus listrik dalam waktu yang singkat.

2. Reaktansi kapasitif adalah hambatan yang timbul pada kapasitor


ketika dialiri arus AC.

3. Ketika kapasitor dialiri arus AC arus mendahului tegangan dengan


beda sudut fase 1/2π . Sedangkan ketika kapasitor dialiri arus DC arus
akan diserap atau di block kapasitor sehingga tidak ada arus yang
mengalir pada rangkaian.

4. Adapun karakteristik pkapasitor yaitu :


 Terhadap tegangan DC merupakan hambatan yang sangat
besar
 Terhadap tegangan AC mempunyai resistansi yang berubah-
ubah sesuai dengan frekuensinya
 Terhadap tegangan AC akan menimbulkan pergeseran arah
dimana arus 90º mendahului tagangan.

5. Adapun nilai frekuensi dan reaaktasi kapasitif yang di peroleh pada


percobaan ini yaitu :
 Untuk C1 (2200 F/2,2×10-3 F)
Frekuensi(f) Reaktansi kapasitif (Xc)
5,1×102 Hz 0,140 Ω
5,16×102 Hz 0,140 Ω
5,23×102 Hz 0,138 Ω
 Untuk C 2 (470 F/4,7×10-3 F)
Frekuensi (f) Reaktansi kapasitif (Xc)
1,12 Hz 30 Ω
1,27 Hz 26,66 Ω
1,50 Hz 21,42 Ω

6. Besarnya perubahan frekuensi dan kapasitansi suatu kapasior


berbanding terbalik dengan besarnya reaktansi kapasitif dimana
semakin kecil frekuensi arus bolak balik semakin kecil nilai reaktansi
kapasitif pada kapasitor. Sebaliknya semakin besar frekuensi arus
bolak balik dan semakin besar nilai kapasitansinya maka semakin
kecil nilai reaktansi kapasitif pada kapasitor tersebut.

5.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum, praktikan diharapkan untuk
memahami konsep tentang percobaan yang akan dilakukan, dan dalam
mengambil data praktikan harus hati-hati dan teliti agar data yang
diperoleh lebih akurat serta menjaga fasilitas laboratorium agar tidaj
terjadi kerusakan
DAFTAR PUSTAKA

Arip,M.(2013).Reaktansi Kapasitif . [online], Tersedia:


http://aifkapasitif.blogspot.co.id/2013/01/reaktansi-kapasitif-ilmu-
fisika.html. [12 april 2p18]

Baim.(2014). Laporan fisika tentang reaktansi kapasitif. [online],Tersedia:


http://baimphysics.blogspot.co.id/2014/05/reaktansi.html. [12 april
2018]

Pratam,R.(2011). Laporan praktikum listrik rangkaian kapasitif dan induktif


kelompok 2. [online],Tersedia:
http://www,scribd.com/doc/148510593/laporan-praktikum-listrik-
rangkaian-kapasitif-dan-induktif-klompok 2.html. [12 april 2018].

Tim Penyusun.(2018). Penuntun praktikum listrik magnet. Palu : Unuversitas


Tadulako.

Anda mungkin juga menyukai