Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

JEMBATAN WHEATSTONE (Wheatstone Bridge)

Anggota:
Asri Nurul Hidayatti (201331005)
Genta Vikar Erlangga (201331011)

Kelas / Kelompok : 1A-TTE / 5

Tanggal percobaan : 17 Desember 2020


Tanggal pengumpulan : 6 Januari 2021

Instruktur :
Mina Nadiah Gani, DUT, ST, M.Eng.
Rifa Hanifatunnisa, S.Pd., M.T.

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................................... i

I. JUDUL ................................................................................................................................................................. 1

II. TUJUAN PRAKTIKUM ...................................................................................................................................... 1

III. TEORI DASAR..................................................................................................................................................... 1

1) Jembatan Wheatstone......................................................................................................................................... 1

a) Pengertian Jembatan Wheatstone...................................................................................................................... 1

b) Persamaan Rumus Jembatan Wheatstone ......................................................................................................... 2

c) Aplikasi Jembatan Wheatstone ......................................................................................................................... 4

2) Resistor................................................................................................................................................................. 4

a. Fixed Resistor ....................................................................................................................................................... 4

b. Variable Resistor ................................................................................................................................................... 6

IV. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN ............................................................................................ 7

V. LANGKAH KERJA ............................................................................................................................................. 8

VI. HASIL PENGAMATAN .................................................................................................................................... 11

VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................................................... 12

VIII. KESIMPULAN ................................................................................................................................................... 14

IX. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................... 14

X. LAMPIRAN ........................................................................................................................................................ 15

i
I. JUDUL
Praktikum Jembatan Wheatstone (Wheatstone Bridge)

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Memahami konsep jembatan wheatstone secara keseluruhan
2. Mengukur besarnya hambatan pada rangkaian jembatan wheatstone
3. Mengetahui kegunaan potensiometer
4. Dapat mengaplikasikan jembatan wheatstone ke dalam rangkaian

III. TEORI DASAR


1) Jembatan Wheatstone

a) Pengertian Jembatan Wheatstone


Jembatan Wheatstone adalah sebuah istilah untuk jembatan khusus dalam elektronik, ini
memiliki kegunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap
suatu tahanan ukuran listrik yang nilainya relative kecil sekali. Contohnya suatu kebocoran dari
kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R)
yang merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan
sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Jika tahanan-tahanan diatur sedemikian
rupa sehingga galvanometer tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan
tersebut.

1
Rangkaian Wheatstone tidak lebih dari 2 pengaturan paralel rangkaian paralel yang
sederhana yang dihubungkan atara terminal suplai tegangan dengan ground yang menghasilkan
perbedaan teganan nol antara dua cabang paralel jika diimbangi. Pada rangkaian jembatan
Wheatstone mempunyai 2 terminal input dan 2 terminal output yang terdiri atas 4 resistor yang
dikonfigurasi dalam rangkaian.

Berikut dibawah ini gambar bentuknya sedikit berbeda tapi sejatinya sama. Gambar
tersebut yaitu memiliki susunan jembatan Wheatstone.

b) Persamaan Rumus Jembatan Wheatstone

2
Pada analisis awal, anggap impedansi detektor setimbang (G) adalah tak hingga, yaitu
rangkaian terbuka.

• Beda potensial ΔV antara titik a dan b, adalah

V = Va – Vb (1)
Dimana:
Va = potensial titik a terhadap c
Vb = potensial titik b terhadap c
Dimana:
• Mencari nilai Va dan Vb yaitu:
V = tegangan sumber jembatan
𝑉𝑅3 𝑉𝑅4
𝑉𝑎 = 𝑉𝑏 =
𝑅1 + 𝑅3 (2) 𝑅2 + 𝑅4 (3) R1, R2, R3, R4 = resistor-resistor jembatan

• Ketiga persamaan dikombinasikan, maka beda tegangan/offset tegangan menjadi:

𝑉𝑅3 𝑉𝑅4
∆𝑉 = −
𝑅1 + 𝑅3 𝑅2 + 𝑅4

• Persamaan berkurang setelah menggunakan aljabar, menjadi:

𝑅2 𝑅3 − 𝑅1 𝑅4 (4)
∆𝑉 = 𝑉 (𝑅1 + 𝑅3 ) ∙ (𝑅2 +𝑅4 )

• Persamaan (4) memperlihatkan bagaimana beda potensial melalui detektor adalah fungsi
dari tegangan sumber dan nilai resistor. Karena tampilan yang berbeda dalam numerator
persamaan (4), jelas bahwa kombinasi khusus dari resistor dapat ditemukan yang akan
menghasilkan perbedaan nol dan tegangan nol melewati detektor, yaitu, setimbang.
Jadi, kombinasi dari pemeriksaan persamaan (4) adalah
𝑅3 𝑅2 = 𝑅1 𝑅4 (5)

3
• Persamaan (5) mengindikasikan bahwa jika sebuah jembatan wheatstone dipasang dan
resistor diatur untuk setimbang detektor, nilai-nilai resistor harus memenuhi persamaan
yang diindikasikan. Persamaan (4) dan (5) menekankan aplikasi jembatan wheatstone
untuk aplikasi kontrol proses yang menggunakan detektor impedansi input tinggi.

c) Aplikasi Jembatan Wheatstone


Rangkaian jembatan wheatstone ditemukan dalam banyak aplikasi elektronik yang
bermanfaat seperti yang digunakan untuk mengukur perubahan intensitas cahaya, tekanan atau
regangan. Jenis-jenis sensor resistif yang dapat digunakan dalam rangkaian jembatan
wheatstone meliputi: Sensor Foto-resistif (LDR), Sensor Posisional (Potensiometer), Sensor
Piezoresistif (pengukur regangan) dan Sensor Suhu (termistor), dll.

2) Resistor
Resistor atau tahanan adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur kuat
arus yang mengalir. Resistor dilambangkan dengan huruf R, nilainya dinyatakan dengan
cincin-cincin bewarna dalam OHM (Ω).
Pada praktikum kali ini dibutuhkan 2 jenis resistor yaitu fixed resistor dan variable
resistor.

a. Fixed Resistor

4
1. Resistor Komposisi Karbon
Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus
yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar
mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya
semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya. Nilai Resistansi yang
sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion Resistor ini
biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

2. Resistor Film Karbon


Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan
Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada
proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula
nilai resistansinya. Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran
biasanya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena
rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang
berkisar dari -55°C hingga 155°C.

3. Resistor Film Logam


Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang
tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya
dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam.

5
b. Variable Resistor

Dalam praktikum kali ini jenis variable resistor yang digunakan hanya potensiometer.

1. Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat
berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada
Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer
dalam bentuk kode angka.
Sebuah potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk
jalur/track dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya
berada di tengah) adalah penyapu/wiper yang dipergunakan untuk menentukan
pergerakan pada jalur elemen resistif/resistive. Pergerakan penyapu/wiper pada jalur
elemen resistif inilah yang mengatur naik-turunnya nilai resistansi sebuah
potensiometer. Elemen resistif pada potensiometer umumnya terbuat dari bahan
campuran logam dan keramik ataupun bahan karbon.
Fungsi dari potesiometer, yaitu:
1. Sebagai pengatur volume pada berbagai peralatan audio/video seperti amplifier,
tape mobil, dan DVD Player
2. Sebagai pengatur tegangan pada rangkaian power supply
3. Sebagai pembagi tegangan
4. Aplikasi switch TRIAC
5. Digunakan sebagai joystick pada transduser
6. Sebagai pengendali level sinyal

6
2. Preset Resistor (Trimpot)
Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer)
adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki
ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya,
dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.

3. Thermistor (Thermal Resistor)


Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh
suhu. Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis
Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor
PTC (Positive Temperature Coefficient).

IV. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


1. Multimeter
2. Project Board
3. Sejumlah Resistor (330 Ω, 470 Ω, 1 kΩ, 4,7 kΩ, 5,6 kΩ)
4. Potensiometer (10 kΩ)
5. Kabel Jumper
6. Power supply (charger HP sebesar 5 volt)
7. Capit Buaya

7
V. LANGKAH KERJA

No. Petunjuk Tulisan Petunjuk Gambar

1. Membuat
rangkaian
jembatan
wheatstone seperti
gambar berikut
dengan menutup
Resistor RX yang
akan diukur
besarannya.

2. Mengukur
tegangan output
dari power supply
agar besarannya
sesuai dengan
yang diingikan.

Perbedaannya,
pada percobaan
kali ini kami
menggunakan cas-
an HP sebesar 5
volt.

8
3. Masukkan output
power supply
sebagai input
tegangan untuk
rangkaian.

4. Menggunakan
kabel jumper
untuk membantu
proses mengukur
tegangan pada
jembatan
(titik B - D)

5. Menyimpan
Voltmeter untuk
mengukur
tegangan pada
jembatan (VG)
yaitu tegangan
titik B - D

9
6. Menala
Potensiometer
(seperti pada
lingkar merah)
sampai tegangan
pada jembatan
(VG) yaitu
tegangan titik B-D
(seperti pada
lingkar biru)
terukur
besarannya ≅ 0
volt.

7. Mengukur besaran
potensiometer
menggunakan
Ohmmeter dengan
mencabut koneksi
sekitarnya.
Catat besaran nilai
potensiometer
yang terukur.

10
8. Mengukur nilai
RX untuk
membandingkan
dengan hasil
pengukuran dan
perhitungan.

VI. HASIL PENGAMATAN

RX HASIL
RX HASIL PERSENTASE
R1 R3 R2 POTENSIO PENGUKURAN RX WARNA +
NO PERHITUNGAN KESALAHAN
(Ω) (Ω) TERUKUR (Ω) LANGSUNG TOLERANSI
(Ω) (%)
(Ω)

1. 1k 1k 327 327 328 0,3% 330 Ω ± 5%

2. 1k 1k 460 460 460 0% 470 Ω ± 5%

3. 1k 1k 977 977 982 0,5% 1 kΩ ± 5%

4. 1k 1k 4,69 k 4,69 k 4,70 k 0,21% 4,7 k Ω ± 5%

5. 1k 1k 5,52 k 5,52 k 5,53 k 0,17% 5,6 kΩ ± 5%

11
Tabel Perhitungan

RX Hasil Perhitungan (Ω) Persentase Kesalahan RX (%)

No. 𝑅2 × 𝑅3 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 − ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔


𝑅𝑋 = 𝐸= | | × 100%
𝑅1 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟

327 Ω × 1 𝑘Ω 328 Ω − 327 Ω


1. 𝑅𝑋 = = 327 Ω 𝐸= | | × 100% = 0,3%
1 𝑘Ω 330 Ω

460 Ω × 1 𝑘Ω 460 Ω − 460 Ω


2. 𝑅𝑋 = = 460 Ω 𝐸= | | × 100% = 0%
1 𝑘Ω 470 Ω

977 Ω × 1 𝑘Ω 982 Ω − 977 Ω


3. 𝑅𝑋 = = 977 Ω 𝐸= | | × 100% = 0,5%
1 𝑘Ω 1 𝑘Ω

4,69 𝑘Ω × 1 𝑘Ω 4,70 𝑘Ω − 4,69 𝑘Ω


4. 𝑅𝑋 = = 4,69 𝑘Ω 𝐸= | | × 100% = 0,21%
1 𝑘Ω 4,7 𝑘Ω

5,52 𝑘Ω × 1 𝑘Ω 5,53 𝑘Ω − 5,52 𝑘Ω


5. 𝑅𝑋 = = 5,52 𝑘Ω 𝐸= | | × 100% = 0,17%
1 𝑘Ω 5,6 𝑘Ω

VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini mengenai jembatan wheatstone bertujuan untuk mencari
nilai hambatan Rx. Praktikum ini dilakukan lima kali percobaan, dimana setiap percobaan
menggunakan nilai Rx yang berbeda. Hambatan yang akan dicari atau belum diketahui
nilainya dapat dilakukan dengan cara memutar potensiometer hingga multimeter
menunjukkan angka nol atau mendekati nol. Power supply digunakan untuk mengalirkan
aliran listrik sehingga angka pada multimeter dapat menyesuaikan.
Praktikum jembatan wheatstone ini menggunakan R1 dan R3 yang bernilai 1 kΩ dan
potensiometer yang digunakan sebesar 10 kΩ, sedangkan Rx menggunakan lima macam
12
resistor dengan nilai yang berbeda-beda, diantaranya 330 Ω, 470 Ω, 1 kΩ, 4,7 kΩ, dan 5,6
kΩ. Pada percobaan pertama dengan menggunakan resistor sebesar 330 Ω ± 5% diperoleh
nilai resistor yang hampir mendekati nilai tersebut yaitu 327 Ω hasil R2 potensio terukur dan
Rx hasil penghitungan serta 328 Ω untuk Rx hasil pengukuran langsung, sehingga persentase
kesalahannya sebesar 0,3%. Percobaan kedua menggunakan resistor sebesar 470 Ω ± 5%
diperoleh nilai resistor yang hampir mendekati nilai tersebut yaitu 460 Ω untuk hasil R2
potensio terukur dan Rx hasil penghitungan serta Rx hasil pengukuran langsung, sehingga
persentase kesalahannya sebesar 0%. Percobaan ketiga menggunakan resistor sebesar 1 kΩ
± 5% diperoleh nilai resistor yang hampir mendekati nilai tersebut yaitu 977 Ω untuk hasil
R2 potensio terukur dan Rx hasil penghitungan serta 982 Ω untuk Rx hasil pengukuran
langsung, sehingga persentase kesalahannya sebesar 0,5%. Percobaan keempat
menggunakan resistor sebesar 4,7 kΩ ± 5% diperoleh nilai resistor yang hampir mendekati
nilai tersebut yaitu 4,69 kΩ untuk hasil R2 potensio terukur dan Rx hasil penghitungan serta
4,70 kΩ untuk Rx hasil pengukuran langsung, sehingga persentase kesalahannya sebesar
0,21%. Percobaan kelima menggunakan resistor sebesar 5,6 kΩ ± 5% diperoleh nilai resistor
yang hampir mendekati nilai tersebut yaitu 5,52 kΩ untuk hasil R2 potensio terukur dan Rx
hasil penghitungan serta 5,53 kΩ untuk Rx hasil pengukuran langsung, sehingga persentase
kesalahannya sebesar 0,17%.
Dari analisis data yang diperoleh didapatkan persentase kesalahan terbesar yaitu
0,5% dan persentase kesalahan terkecil yaitu 0%, maka rata-rata persentase kesalahan yaitu
sebesar 0,236%. Persentase kesalahan sangat kecil ini terjadi karena saat mengatur
potensiometer pada beberapa percobaan tidak tepat pada angkat nol atau hanya mendekati
nol ataupun kurangnya keakuratan nilai pada resistor. Hal inilah yang menyebabkan masih
adanya persentase kesalahan, akan tetapi persentase kesalahan yang terjadi benar-benar
sangat kecil sehingga dapat disimpulkan alat dan komponen yang digunakan pada praktikum
dalam keadaan baik.
Prinsip dasar jembatan wheatstone adalah dengan memanfaatkan Hukum Kirchoff I
tentang arus masuk sama dengan arus keluar, sehingga dapat diketahui nilai Rx (hambatan
yang belum diketahui) karena ini sama saja bahwa arus pada kedua ujung kumparan itu sama
besar dan seimbang, sehingga mengakibatkan nilai nol pada alat tersebut. Prinsip ini dapat

13
dilakukan dengan cara memutar potensiometer hingga nilai menjadi nol atau mendekati nol.
Hukum Kirchoff II menjelaskan jembatan dalam keadaan seimbang karena besar arus pada
kedua ujung galvanometer / probe multimeter sama besar sehingga saling meniadakan.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa:

1. Jembatan wheatstone menggunakan Hukum Kirchoff I dan Hukum Kirchoff II dimana arus
pada kedua ujung sama besar sehingga menghasilkan nilai nol pada
galvanometer/multimeter.
2. Metode jembatan wheatstone digunakan untuk mengukur metode hambatan yang belum
diketahui nilainya dengan cara mengkalikan dengan silang.
3. Jembatan wheatstone dapat digunakan untuk mencari nilai suatu hambatan yang belum
diketahui nilainya.
4. Prinsip kerja jembatan wheatstone menggunakan tiga hukum, yaitu: Hukum Ohm, Hukum
I kirchoff, Hukum II Kirchoff.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Kho, D. (2020). Pengertian dan Fungsi Potensiometer. Diakses dari Teknik Elektronika:
https://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-potensiometer/

Sumardi. (n.d.). Komponen Listrik. Diakses dari Departemen Teknik Elektro UNDIP:
http://www.elektro.undip.ac.id/sumardi/www/komponen/2_3.htm

Psi. (2017). Jembatan Wheatstone. Diakses dari Hajar Fisika :


https://www.hajarfisika.com/2017/09/laporan-
praktikum-jembatan-wheatstone.html
Rangga, A. (n.d). Resistor. Diakses dari Cerdika : https://cerdika.com/resistor/.

14
X. LAMPIRAN

Alat dan komponen

Praktikum 1

𝑀𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

15
𝑅2 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟

𝑅𝑥 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

16
Praktikum 2

𝑀𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝑅2 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟

17
𝑅𝑥 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

18
Praktikum 3

𝑀𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝑅2 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟

19
𝑅𝑥 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

Praktikum 4

𝑀𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

20
𝑅2 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟

𝑅𝑥 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

21
Praktikum 5

𝑀𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝑅2 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟

22
𝑅𝑥 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

23

Anda mungkin juga menyukai