Anda di halaman 1dari 26

PENGUKURAN DAYA

1. TANPA WATTMETER
2. DENGAN WATTMETER
PENGUKURAN DAYA TANPA WATTMETER
1. METODA 3 VOLTMETER
B
V3

V1 V1 sin φ

V2 φ A I
O
V1 cos φ
Daya beban : P = V1 . I . Cos φ
V1 mengukur tegangan pada beban Z dimana V1 = I . Z = I . V¯(RL2 + X2
V2 mengukur tegangan pada tahanan murni R dimana V2 sepasa I,
oleh karenanya V2 = I R
V3 mengukur tegangan droop pd kombinasi beban Z dan tahanan murni R.
Perhatikan Δ OAB : V32 = (V2 + V1 Cos φ)2 + ( Vi sin φ)2
Penyelasaian persamaan tersebut menghasilkan :

P = (V32 – V22 – V12) / 2.R


2. METODA 3 AMPERMETER
I2 I1 cosφ A
V
O φ
I1
I3 I1 sinφ

Daya beban : P = V1 . I . Cos φ


I1 mengukur arus pada beban Z dimana I1 = V/ Z = V/ V¯(RL2 + X2
I2 mengukur arus yang lewat pada tahanan murni R dimana I2 sepasa V,
oleh karena itu I2 = V/R
I3 mengukur arus pd kombinasi beban Z dan tahanan murni R.
Perhatikan Δ OAB : I32 = (I2 + I1 Cos φ)2 + (I1 sin φ)2
Penyelasaian persamaan tersebut menghasilkan :

P = R(I32 – I22 – I12) / 2


Metode tiga alat pengukur volt dan tiga alat pengukur ampere

Daya satu fasa dapat diukur dengan mempergunakan tiga alat pengukur volt
atau tiga alat pengukur ampere.
Gambar dibawah memperlihatkan cara tiga alat pengukur volt
V2
V1

R I
AC V3 V1 Z
V3
V2 = I.R

bila dalam metode tiga alat ukur volt, masing-masing alat pengukur volt
menunjukkan V1, V2 dan V3, maka :
V3  V1  V2  2V1V2 cos 
2 2 2

V2
W  V1 I cos   V1 cos 
R
W 
1
2R

V3  V1  V2
2 2 2

Apabila pengukuran dilakukan dengan tiga alat pengukur ampere maka
dapat dijelaskan sebagai berikut:

I2 = V/R
A3 A1 V

A2
AC Z
R
I3
I1

bila dalam metode tiga alat ukur ampere, masing-masing alat pengukur
volt menunjukkan I1, I2 dan I3, maka :

I3  I 1  I 2  2VI1 I 2 cos 
2 2 2

W  VI1 cos   I 2 RV1 cos 

W 
2

R 2
I 3  I1  I 2
2 2

Soal:
1. Dari pengukuran daya dengan metoda 3 volt
meter diperoleh data sbb:
Tegangan drop pada kombinasi Z dan R
adalah 184 V, tegangan pada tahanan non
induktif (R= 8 Ώ) adalah 90 V dan tegangan
drop pada beban adalah 105 V.
Hitunglah :
a. Daya yang didisipasi oleh beban.
b. Reaktansi dan tahanan efektif pd beban.
Penyelesaian:
a. V1 = 105 V ; V2 = 90 V ; dan V3 = 184 V.
Daya yang diserap beban :
P = (V32 – V22 – V12)/2 R = 1842 – 1052 – 902) / 2 x 8 =
= (14731) / 16 = 920,69 Watt.

b. Arus rangkaian I = V2 / R = 90 / 8 = 11,25 A


jika R’ adalah tahanan efektif pada beban, maka:
I2 .R’ = P, jadi : 11,25 2. R’ = 920,69
R’= 920,69 / 126,56 = 7,27 Ώ
Beban Z = V1 / I = 105 / 11,25 = 9,33 Ώ
X = V¯( Z2 – R’2 ) = V¯( 9,33)2 – (7,27)2 = V¯( 33,94)
Jadi X = 5,82 Ώ
Soal:
2. Pengukuran daya dengan metoda 3 Amper
meter diperoleh data sbb:
Arus pada tahanan non induktif I2 = 2,5 A
Arus pada beban I1 = 4 A, dan arus utama
I3 = 5,6 A. Bila tegangan terminal adalah300V,
Hitunglah :
a. Daya yang diserap oleh beban
b. Tahanan non induktif.
c. Impedansi beban.
d. Power faktor.
Penyelesaian:
b. Tahanan non induktif:
R = V / I2 = 300 / 2,5 = 120 Ώ
c. Z = V / I1 = 300 / 4 = 75 Ώ
a. Daya yang diserap beban
P = ½ R ( I32 – I22 – I12 )
= ½ 120 ( 5,62 – 42 – 2,52 ) = 546,6 Watt.
d. Power faktor ;
Cos φ = Watt / VA = 546,6 / 300 x 4
Cos φ = 0,46
PENGUKURAN DAYA
DGN WATTMETER
Konstruksi

Prinsip KW meter.

A adalah klem arus, E klem tegangan, B kumparan arus dan


C kumparan tegangan, Kemudian D jarum penunjuk, F kern
besi lunak untuk memperkuat medan magnit yang ditimbulkan
oleh arus , G pegas atas dan bawah berfungsi selain untuk
membatasi putaran jarum (torsi lawan) juga sekaligus sebagai
kontak antara ujung2 kumparan tegangan yang berputar dan
klem tegangan sebagai sumber arus listrik dimana alat /
peralatan listrik terhubung.
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif). Pada watt
meter terdapat spoel/belitan arus dan spoel / belitan tegangan, sehingga cara
penyambungan watt pada umumnya merupakan kombinasi cara penyambungan
volt meter dan ampere meter sebagaimana pada gambar dibawah ini :

Jenis lain dari watt meter berdasarkan besarannya adalah :


 KW – meter (kilo watt meter)
 MW – meter (mega watt meter)
Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah
nilai-nilai rata-rata dari perkalian e. i , yaitu nilai sesaat dari tegangan dan arus
pada beban atau rangkaian tersebut

Rangkaian potensial wattmeter dibuat bersifat resistip, sehingga arus dan


tegangan pada rangkaian tersebut iV satu fasa dengan e karena Zv = Rv
Cara Kerja Kw meter.
Pada Kw meter terdapat kumparan tegangan dan
kumparan arus, sehingga besarnya medan magnit
yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya
arus yang mengalir melalui kumparan arus tsb.
Walaupun medan magnit yang ditimbulkan oleh
kumparan tegangan praktis sama (tidak berubah),
maka bila arus yang mengalir pada kumparan arus
makin besar (sesuai dgn besarnya alat / peralatan
listrik), maka medan magnit yang ditimbulkan oleh
kumparan arus juga makin besar, sehingga gaya
tolak yang menyebabkan kumparan tegangan /
jarum berputar kekanan juga makin kuat, yg
menye-babkan penyimpangan jarum kekanan
makin lebar.
ANALISIS ERROR PADA WATT METER
A. Error kerena letak kumparan arus dan
kumparan tegangan (resistansi r dan Rp):
1. Kumparan arus pada sisi beban
Vektor V1 = V + v’
dan v’ = I . r
V

v’ Pembacaan meter :
θ φ V1 . I cos θ = (V cos φ + v’) I
V1 = V I cos φ + v’ I
Pemb. meter:= daya beban + I2 r
V cos φ
Jadi bila kumparan arus diletakkan
V cos θ pada sisi beban maka:
Pm = Pb + I2. r
I Pm = pembacaan meter.
Pb=daya beban.
2. Kumparan arus pada sisi sumber.
(Kumparan tegangan pada sisi beban).
V

φ
I I1

Pembacaan daya oleh wattmeter adalah


daya beban + rugi2 daya pd kump. tegangan
P beban = V I cos φ dan
P meter = P beban + V2 / Rp
Soal:
Sebuah wattmeter tipe dinamometer 240 V,
10A, 50 Hz, mempunyai resistansi kumparan
arus r =0,9Ω. Sedangkan resistansi kumparan
Rp = 10.000 Ω, PF = 0,8 lagging dan arus
beban 4A. Bila tegangan kerja adalah 220 V,
hitunglah % error akibat resistansi resistansi:
a. Kumparan tegangan di hubungkan pada
sisi beban, dan
b. Kumparan arus di hubungkan pd sisi beban
Penyelesaian :
Daya beban P = V I cosφ = 220 x 4 x 0,8
P = 704 watt.
a. Rugi daya pada resistansi kumparan
tegangan => V2 / Rp = 2202 / 10.000
= 48.400/10.000 = 4,84 watt.
Pmeter (Pm)= 704 + 4,84 = 708,84 watt.
% error = (4,84 / 708,84)x 100% = 0,68 %
b. Rugi daya pada resistansi kumparan arus:
I2 x r = 42 x 0,9 = 14,4 watt.
Pm = 704 + 14,4 = 718,4 watt
% error = (14,4 / 718,4 ) x 100 % = 2 %
B. Error akibat Induktor kumparan tegangan
Pada kumparan tegangan tg α = XL / Rp
atau Cos α = Rp / Zp
bila: Pb = daya beban dan
Pm = daya pembacaan meter
Maka Faktor koreksi = Pb / Pm
Faktor koreksi = Cos φ / Cos (φ – α).
Pb = Pm {Cos φ / Cos (φ – α)}
Error = Pm – Pb
= Pm - {Cos φ / Cos (φ – α)} Pm
Error = Pm {(Sin α) / (Cotg φ – Sin α)}
% error = Sin α / {Cotg φ – Sin α)} x 100 %
DAYA (POWER) LISTRIK
Adalah jumlah kerja yang dapat dilakukan
Dalam setiap detik, dalam satuan Watt atau
Joule / detik atau Volt Ampere.

P = E . I (Watt)
2
E = I . R (Volt) P = I . R
2
E E
I = R P = R

PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan


Daya Listrik yg dikeluarkan oleh Generator.

• Daya Aktif, satuan watt, (KW).


• Daya Semu, satuan VA, (KVA).
• Daya Reaktif, satuan VAR, (KVAR).

Faktor daya (Cos φ), adalah perbandingan


antara Daya Aktif dan Daya Semu.
Watt
Cos φ = ——
VA
DAYA PADA ARUS BOLAK BALIK
Tiga macam Daya : 1. Daya Aktif (P)
2. Daya Reaktif (Q)
3. Daya Semu (S)

Segi tiga Daya :


P
Cos  = S
Q
S
Sin  = Q
S

Tan  = Q
P P
PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan
Pengukuran daya 3 phase
Teorema Blondel pada pengukuran
daya phase banyak.
B’

A B
WA Z
A’
BEBAN

C’
Wc
C
TEOREMA BLONDEL
Daya dapat diukur dengan mengurangi satu
elemen wattmeter dari sejumlah kawat dalam
sistem poly phase  ( n – 1 ) wattmeter .
dgn syarat:
satu kawat hrs dibuat “common” terhadap
semua rangkaian potensial.
“daya jumlah” : Daya nyata total diperoleh
dengan menjumlahkan pembacaan masing
masing watt meter secara aljabar.
Beban Δ: seimbang, induktif, sudut phasa φ,
I phasa lagging V phasa
I A’A V AC

I AC
V BC
I AB
φ
I BC

I CB 30o + φ
φ 120o φ
I B’B

V CB I BA
V BA
Pada WA : vektor I A’A = I AC = I AB
Pada Wc : vektor I B’B = I BA = I BC
Kerana setimbang :
V AC = V BC = V BA = V
I AC = I CB = I BA = I
WA = VAC IA’A cos(30o – φ) V I cos(30o – φ)
WB = VBC IA’B cos(30o + φ) V I cos(30o + φ)
________________________________+
WA + WB = VI cos(30o–φ) + VI cos(30o+φ)
WA + WB = VI Cos(30o– φ) + VI Cos(30o+ φ)
= {Cos(30o– φ) + Cos(30o+ φ)} V I
= (Cos 30o Cosφ + Sin30o Sinφ +
Cos30o Cosφ) - Sin30o Sinφ} VI

= 2 Cos30o Cosφ V I

WA + WB = 2 . ½ V¯3 Cosφ V I

Anda mungkin juga menyukai