Anda di halaman 1dari 11

1.

Pengukuran Daya
1. Pengukuran Daya Rangkaian DC
Daya arus searah dapat diukur dengan alat pengukur volt dan alat pengukur
ampere, yang dihubungkan seperti terlihat pada gambar 3.1. Dalam hal ini penting
untuk diperhitungkan kerugian-kerugian daya yang terjadi, oleh karena adanya alat-
alat pengukuran.

(a) (b)

Gambar 3.1 Pengukuran daya dengan voltmeter dan ampermeter

Misalkan, bila beban adalah R, tegangan beban adalah V dan arus beban adalah I,
sedangkan voltmeter dan ampermeter mempunyai tahanan dalam Rv dan Ra.
Tegangan pada voltmeter adalah Vv dan arus pada ampermeter adalah Ia . Dengan
mempergunakan rangkaian pada gambar 3.1, akan didapatkan :
Vv  IR  IRa Ia = I
Maka daya yang akan diukur adalah :
W = I2. R = Vv Ia – Ia2 . Ra
2
Vv
W  VI  VvIa 
Rv

Pada gambar (3.1b), bila dimisalkan tahanan dalam dari voltmeter adalah 10 Kohm ,
sedangkan voltmeter menunjukkan 100 V, dan ampermeter menunjukkan 5 A, maka
daya pada beban adalah :
W = 100 x 5-(1002 /104)= 499W
Ada dua cara penyambungan pengukuran daya dengan menggunakan voltmeter dan
ampermeter seperti ditunjukkan pada gambar 3.1 diatas. Pada gambar (a)
Ampermeter
terhubung antara beban dan Voltmeter. Maka voltmeter tidak hanya mengukur
tegangan VL yang ada di beban tetapi juga mengukur tegangan yang drop di
Ampermeter. Jika Ra merupakan tahanan dari Ampermeter, drop tegangan:
Va = I Ra
Konsumsi daya beban :
VL I = (V – Va)I = V I – Va I
= V I – I2 Ra
Pada gambar (b) Voltmeter terhubung antara beban dengan Ampermeter. Maka
ampermeter tidak hanya menunjukkan arus yang melewati beban tetapi juga arus
yang melewati voltmeter. Arus yang melalui voltmeter :
V
Iv  , dimana Rv = tahanan dalam voltmeter
RV

Komsumsi daya beban:


2
V V
VI L
V (I  I v ) V (I  )  VI 
Rv Rv

Dalam kedua kasus, daya yang ditunjukkan oleh instrumen sama dengan konsumsi
daya pada beban ditambah konsumsi alat ukur daya. Untuk memperoleh besarnya
daya pada , perlu dilakukan koreksi pada kerugian daya yang disebabkan oleh alat
ukur. Dalam kondisi normal nilai kerugian daya pada alat ukur cukup kecil bila
dibandingkan dengan daya beban. Bagaimanapun juga ampermeter dan voltmeter
akan membebani rangkaian yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengukuran
daya.

2. Pengukuran Daya Rangkaian AC


Dalam arus bolak-balik daya yang ada setiap saat berubah sesuai dengan waktu.
Daya dalam arus bolak-balik merupakan daya rataratanya. Jika sedang dalam
kondisi steady state, daya yang ada pada saat itu dirumuskan :

P = V I.
Dimana P = merupakan harga daya saat itu,

V = tteganga

I = arus.

Jika sinyalnya adalah sinusoidal, maka arus akan tertinggal dengan tegangan dalam
fasanya dengan sudut θ, maka :
V  V m Sin t
Bila ada beban R maka arus bebannya adalah
Vm
i  Sin t  I m Sin t , sehingga
R

P  V m I m Sin 2 t

b. Metode pengukuran daya


1. Metode 3 Voltmeter
Metode untuk mengukur daya nyata tanpa wattmeter, yaitu menggunakan 3
buah voltmeter dan resistor seri. Jika tidak ada 3 buah voltmeter, maka dapat juga
hanya 1 buah voltmeter yang dipakai bergantian, seperti yang diperlihatkan pada
gambar 3.2

I
R R

v(
t)
Gambar 3.1. Pengukuran daya dengan 3 voltmeter

V
V V2
φ φ
V V2 I

Dalam metode tiga voltmeter, masing-masing alat pengukur tegangan menunjukkan


V1, V2 dan V3, sesuai dengan dalil Phytagoras maka :

 V 2 sin    V 1  V 2 cos  
2 2 2
V3

V3
2
 V 22 sin 2   V 12  2V 1V 2 cos   V 22 cos 2 
V3
2
 V 22 sin 2   cos 2    V 12  2V 1V 2 cos 
V3
2
 V 22  V 12  2V 1V 2 cos 

Dari pengukuran

V1  R IR
PZ  V 2  I R  cos 
Maka

V3
2
 V 22  V 1 2  2 . R . I R .V 2 . cos 

V3
2
 V 22  V 1 2
PZ 
2R
2. Metode 3 Ammeter
Metode untuk mengukur daya nyata tanpa wattmeter, yaitu menggunakan 3
buah ammeter dan resistor paralel. Jika tidak ada 3 buah ammeter, maka dapat juga
hanya 1 buah ammeter yang dipakai bergantian, seperti yang diperlihatkan pada
gambar 3.3

V
R R
v(
t)

Gambar 3.3 Pengukuran daya dengan 3 ammeter

I1 I2
φ cos
φ φ
V
’ R
I I2 sin
I
2 φ
3

Dalam metode tiga ammeter, masing-masing alat pengukur arus menunjukkan I1, I2
dan I3, sesuai dengan dalil Phytagoras maka :

  I 2 sin     I 1  I 2 cos  
2 2 2
I3
2
I3  I 22 sin 2   I 12  2 I 1 I 2 cos   I 22 cos 2 
2
I3  I 22 sin 2   cos 2    I 12  2 I 1 I 2 cos 
2 2 2
Dari gambar pengukuran :

VR
I1 
R
PZ  I 2  V R  cos 

Maka
VR
 I 22  I 12  2 . . I 2 . cos 
2
I3
R

Sehingga 2
R I 3  I 22  I 12 
PZ 
2

c. Wattmeter
Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik searah (DC) maupun bolak-
balik (AC). Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel.
Jika ditinjau dari fasanya ada 2 yaitu Wattmeter satu fasa dan Wattmeter 3 fasa.
1. Wattmeter satu fasa
Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya, wattmeter
tipe Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur daya searah (DC) maupun
daya bolak-balik (AC) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak
terbatas pada gelombang sinus saja.
Gambar 3.4 menunjukkan susunan wattmeter satu fasa.

defleksi rata-rata selama satu perioda dapat dituliskan :


Rata- rata = K Ic Ip dt

dimana: rata-rata = defleksi sudut rata-rata kumparan


K = konstanta instrumen
Ic = arus sesaat dalam kumparan arus
Ip = Arus sesaat di dalam kumparan tegangan

Menurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian :

P rata-rata = e I dt

Elektrodinamometer yang dihubungkan dalam konfigurasi gambar 3.4 mempunyai


defleksi yang sebanding dengan daya ratarata. Jika f dan I adalah besaran sinus
dengan bentuk e = Em sin wt dan I = Im sin (wt + f ) maka persamaannya menjadi:
rata - rata = K E I Cosφ

dimana E dan I menyatakan nilai - nilai rms tegangan dan arus f menyatakan sudut
fasa antara tegangan dan arus.

2. Wattmeter tiga fasa


Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak, memerlukan pemakaian
dua atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan
menjumlahkan pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema
Blondel menyatakan bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu
elemen wattmeter dan sejumlah kawat-kawat dalam setiap fasa banyak, dengan
persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat common terhadap semua rangkaian
potensial.
Gambar 3.5 Konfigurasi Wattmeter

tegangan fasa dan arus-arus fasa sama besarnya dan dituliskan :


VAC = VBC = V dan IAC = ICB =IBA = I
Daya dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter adalah:
W1 = VAC.IA’A Cos (30°- θ) = VI Cos (30°- θ)
W2 = VBC.IB’B Cos (30°+ θ) = VI Cos (30°+ θ)
dan
W1+W2 = VI Cos (30°- θ) + VI Cos (30°+ θ)
= VI Cos 30°Cos θ + Sin 30°Sin θ + Cos30°Cos θ -Sin30°sin θ
= 3 VI Cos θ

d. Konstruksi dan Cara Kerja Wattmeter


1. Wattmeter tipe elektrodinamometer
Wattmeter tipe elektrodinamometer terdiri dari satu pasang kumparan yaitu
kumparan yang tetap disebut kumparan arus dan kumparan yang berputar disebut
dengan kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui
suatu sudut, yang berbanding lurus dengan hasil perkalian pada arus-arus yang
melalui kumparan-kumparan tersebut (gambar 3.7)
Gambar 3.7 Konstruksi wattmeter elektrodinamometer
2. Wattmeter tipe induksi
Seperti alat ukur wattmeter elektrodinamometer, alat ukur tipe induksi mempunyai
pula sepasang kumparan-kumparan yang bebas satu dan lainnya. Susunan ini
menghasilkan momen yang berbanding lurus dengan hasil kali dari arus-arus yang
melalui kumparan-kumparan tersebut, dengan demikian dapat pula dipergunakan
sebagai alat pengukur watt.

3. Wattmeter tipe thermokopel


Alat pengukur watt tipe thermokopel merupakan contoh dari suatu alat
pengukur yang dilengkapi dengan sirkuit perkalian yang khusus, seperti yang
diperlihatkan pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Konstruksi wattmeter thermokopel


e. Watt Jam meter
Watt jam meter merupakan alat ukur untuk mengukur energi listrik dalam orde
Kwh. Karena energi merupakan perkalian antara daya dengan waktu, maka watt jam
meter membutuhkan kedua faktor ini. Pada prinsipnya, watt jam meter adalah
sebuah motor kecil yang mempunyai kecepatan sebanding dengan daya yang
melaluinya. Total putaran dalam suatu waktu sebanding dengan total energi, atau
watt-jam, yang dikonsumsi selama waktu tersebut. Alat ukur watt jam tidak sering
digunakan di laboratorium tetapi banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik
komersil. Kenyataannya adalah bahwa disemua tempat dimanapun, perusahaan
listrik menyalurkan energi listrik ke industri dan pemakai setempat (domestik). Alat
ini bekerja berdasarkan prinsip kerja induksi.

Anda mungkin juga menyukai