Anda di halaman 1dari 19

MODUL 3

PENGUKURAN DAYA LISTRIK

Praktikan : Muhammad Alpan Pratama (F1B021135)


Asisten : Mila Wahyuni (F1B019091)
Tanggal : 26 oktober 2022

FBS2124 – Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Pada percobaan pengukuran daya listrik ini menggunakan empat metode yaitu metode voltmeter-
amperemeter, 3 voltmeter, 3 amperemeter, dan wattmeter. Hasil dari berbagai metode yang ada akan
dibandingkan dan di analisa apa saja perbedaan tersebut dan untuk pembuktiannya digunakan hasil
data pengukuran menggunakan alat ukur dan perhitungan berdasarkan dasar teori. Pada metode
voltmeter-amperemeter nilai arus meningkat sedangkan nilai tegangan bernilai kosntan. Pada metode
3 voltmeter Ketika nilai beban semakin naik, nilai V 1 semakin kecil, V2 semakin meningkat, dan V3
konstan, pada Phitung nilai p hitung berbanding lurus dengan nilai beban, pada metode 3
amperemeter nilai I1 dan I3 meningkat sedangan I2 bernilai kosntan. Pada metode wattmeter besar
daya dan intensitas cahaya memiliki hubungan semakin besar daya maka semakin besar intensitas
cahaya yang terukur pada alat lux meter, semakin dekat jarak lux meter maka intensitas semakin
besar begitu juga sebaliknya.
Kata kunci : Alat Ukur, Metode Pengukuran, Perbandingan Metode
𝑡
3.1 PENDAHULUAN
Dalam percobaan ini terdapat tujuan yang
ingin dicapai, yaitu Untuk mengenal berbagai Karena W=Vit, maka persamaan daya
metode pengukuran daya listrik dan istrik maka persamaan daya listrik dapat
ditulis sebagai berikut:
mengetahui beberapa perbedaannya.
𝑃 = V.I
3.2 DASAR TEORI
3.2.1 Pengukuran Daya Listrik Adapun menurut hukum ohm V =I.R
Secara teoritis daya listrik merupakan sehinggap persamaan daya juga dapatditulis
besarnya energi listrik yang diserap oleh sebagai berikut :
komponen-komponen listrik persatuan waktu. 𝑃 = 𝐼2𝑅 = 𝑉2
Terdapat tiga jenis daya listrik yaitu daya 𝑅
nyata, daya reaktif, dan daya kompleks. Pada
diagram segitiga daya, perhitungan daya nyata
diperoleh melalui hasil perkalian arus dan Dengan:
tegangan dengan nilai cosinus dari faktor daya. P = Daya listrik
Secara vektor untuk pemasangan beban resistif V = Tegangan listrik
dan induktif secara seri akan berdampak pada I = Kuat arus listrik
perbedaan phasor tegangan beban. Oleh karena R = Hambatan listrik
itu perhitungan faktor daya sangat mungkin
dilakukan melalui pengukuran tegangan beban 3.2.3 Pengukuran Daya Satu Phase
resistif-induktif secara seri dan kombinasi. Pengukuran daya pada sistem arus balik
3.2.2 Rumus Penurunan Daya Listrik dibedakan menjadi tiga Janis daya,yaitu :
Pada mekanika, yang dimaksud dengan  Daya semu ( S ) yang diukur dalam satuan
daya adalah kecepatan melakukan usaha. VA atau kVA
Adapun,pada listrik dinamik, daya adalah
 Daya Aktif ( P ) yang diukur dalam satuan
jumlah energi listrik yang digunakan tiap detik.
watt atau kW
Besar daya listrik dirumuskan sebagai berikut :
W  Daya Reaktif ( Q ) yang diukur dalam
𝑃= satuan VAR atau Kvar
MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/
F1B021135
rangkaian tidak terganggu.

Hubungan antara ketiga daya tersebut


dapat dijelaskan dengan mudahmelalui segitiga
daya, sebagai berikut

Gambar 3.3 Metode voltmeter amperemeter


Pada gambar 3.3 di atas arus
sebenarnya yang disalurkan ke beban diukur
Gambar 3.1 Diagram Segitiga Daya oleh amperemeter tetapi voltmeter lebih tepat
mengukur tegangan sumber daripada tegangan
Sesuai dengan Hukum Pitagoras, maka beban nyata. Untuk mendapatkan tegangan
hubungan ketiga daya tersebutsecara matematis yang sebnarnya pada beban, penurunan
dapat ditentukan sebagai berikut: tegangan di dalam amperemeter harus
dikurangkan daripenunjukan voltmeter.
Cos α = Daya Aktif / Daya Semu. B. 3 Voltmeter
Sin α = Daya Reaktif/ Daya Semu. Pengukuran dauya nyata arus bolak-
balik satufasa dengan menggunakan tiga
Pengukuran daya semu (Q) dapat voltmeter dapat dilakukan dengan cara pada
dengan mudah dilakukan dengan mengukur gambar 3.4 berikut :
tegangan dan arus yang ada pada suatu
rangkaian arus bolak-balik seperti
diperlihatkan pada gambar 3.2

Gambar 3.4 gambar rangkaian pengukuran


daya dengan metode 3 Voltmeter

Gambar 3.2 Rangkaian Pengukuran Daya


Semu

3.2.4 Pengukuran Daya Listrik


Pada pengukuran daya listik ada 4
metode yang biasa digunakan yaitu :
Voltmeter- Amperemeter, 3 Voltmeter, 3 Gambar 3.5 Diagram vektor rangkaian
Amperemeter dan Wattmeter pengukuran daya nyata arus AC satu fasa arus
dengan metode 3 volt meter.
A. Metode Voltmeter-Ampermeter
Salah satu cara pengukuran tahanan Analisis kuantitatif besar daya yang
yaitu dengan menggunakan metode voltmeter- diserap oleh beban Z dari gambar 3.4 diperoleh
amperemeter. Apabila tegangan V antara :
ujung-ujung tahanan dan arus I mengalir
melalui tahanan tersebut diukur maka tahanan 𝑃 = 𝑉1 𝐼 cos
Rx yang tidak diketahui nilainya dapat 𝑉2
ditentukan berdasarkan hukum Ohm berikut: 𝐼=
𝑅
𝑉
𝑅K =
𝐼
Dan dari gambar 3.5
Persamaan di atas mempunyai arti
tahanan amperemeter adalah nol dan tahanan
voltmeter tak terhingga sehingga kondisi
MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/
F1B021135
Dengan demikian, dari persamaan (1- D. Wattmeter
6) dapat diperoleh penurunan harga cos φ
sebagai berikut: Wattmeter adalah instrumen untuk
mengukur daya aktif. Tersedia dalam dua
bentuk yaitu analog dan digital. Daya aktif
merupakan perkalian antara daya semu ( S )
yaitu perkalian tegangan ( V ) dan arus ( I ) dan
Dengan substitusi persamaan (1-5) dan factor daya (Cos α). Oleh karena itu wattmeter
(1-7) ke dalam persamaan (1-4) diperoleh mempunyai dua kumparan, yaitu kumparan
persamaan P =f (V1, V2, V3) sebagai berikut : putar untuk mendeteksi nilai tegangan dan
kumparan statis untuk mendeteksi nilai arus
yang diukur. Konstruksi Wattmeter seperti
tersebut lazim disebut sebagai wattmeter tipe
elektrodinamis atau elektrodinamometer.

Dimana :
P = Daya nyata yang diserap beban Z(W)
V1 = Tegangan terukur pada impedansi beban
V2 = Tegangan terukur pada R (V) Prinsipbergeraknya jarum berdasarkan prinsip
V3 = Tegangan terukur pada sumber (V) berputarnya motor listrik.
I = Arus sumber (A) Gambar 3.7 Diagram Skematik Wattmeter
R = Tahanan Refferensi (Ω) Elektrodinamis
Cos φ = Faktor daya
3.2.5 Luxmetter
C. 3 Amperemeter
Daya satu fasa dapat diukur dengan AIat ular cahaya (lux meter) adalah alat
menggunakan tiga Voltmeter atau tiga yang digunakan untuk mengukur besarnya
Ampermeter. intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya
intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui
karena pada dasarnya manusia juga
𝐼2
12 + 𝐼2+2 𝐼1 𝐼2 cos φ
memerlukan penerangan yang cukup. Untuk
mengetahui besarnya intensitas cahaya ini
maka diperlukan sebuah sensor yang cukup
= 𝑅 (𝐼2 + 𝐼2 + 𝐼2 peka dan linier terhadap cahaya. Sehingga
2 321
cahaya yang diterima oleh sensor dapat diukur
Dalam menggunakan metode tiga
dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital.
Ampermeter, masing-masing alat pengukur
ampere menunjukkan I1, I2, I3 maka:
 Tingkat Kuat Penerangan (Lighting Level)
sebagian besar ditentukan oleh kuat cahaya
yang jatuh pada suatu luas bidang
permukaan dan dinyatakan sebagai
iluminasi rata-rata. luminasi rata-rata dalam
lux adalah arus cahaya yang dipancarkan
(O) dalam lumen (lm) dibagi dengan luas
Gambar 3.6 Diagram vektor rangkaian metode
3 Amperemeter bidang atau area.
(A) dalam m2 :

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
Q : Daya Reaktif ( kVAR)

S : Daya Semu (kVA)

 Distribusi Kepadatan Cahaya (Luminance 3. METODOLOGI


Distribution) adalah kuat cahaya atau 3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan
ukuran pancaran cahaya dari bidang tertentu 1. Voltmeter ( 3 buah )
dalam candila (cd) dibagi dengan bidang 2. Amperemeter ( 3 buah )
3. Wattmeter ( 1 buah )
penglihatan dalam m2. Satuan kepadatan
4. Luxmeter ( 1 buah )
cahaya (L) dinyatakan dalam candela/m2 5. Panel Percobaan (1 buah )
atau cd/m2. 6. Konektor ( secukupnya )
7. Slid Resistor ( 1 buah )
8. Beban lampu (3 buah)

3.2 Langkah Percobaan


- Gambar rangkaian Voltmeterr-
Semakin tinggi kepadatan cahaya suatu Amperemeter
permukaan semakin terang pulapermukaan itu
tampak oleh mata.
3.2.6 Hubungan Tegangan, Arus Dan Daya
Besar daya listrik (watt) dipengaruhi
oleh besar-kecilnya tegangan (volt) danarus
listrik (ampere) yang mengalir,dan Gambar 3.9 Rangkaian Percobaan Voltmeter-
hubungannya ialah sebagai berikut : Amperemeter
 Semakin Besar Tegangan (Volt), Maka
Semakin Besar Daya (Watt) - Langkah Percobaan

 Semakin Besar Arus (Ampere), Maka


Semakin Besar Daya (Watt)
 Semakin Kecil Tegangan (Volt), Maka
Semakin Kecil Daya (Watt)
 Semakin Kecil Arus Listrik, Maka Semakin
Kecil Daya (Watt)

Faktor daya yang dinotasikan cos φ


didefinisikan sebagai perbandingan antara
arus yang dapat menghasilkan kerja didalam
suatu rangkaian terhadap arus total yang
masuk kedalam rangkaian atau dapat
dikatakan sebagai perbandingan daya aktif
(kW) dan daya semu (kVA).

Gambar 3.8 Segitiga daya

Dimana :
P : Daya Aktif ( kW )

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
- Gambar rangkaian Amperemeter- - Gambar rangkaian metode 3
Voltmeter Voltmeter

Gambar 3.11 Rangkaian 3 Voltmeter


Gambar 3.10 Rangkaian Percobaan
Amperemeter-Voltmeter
- Langkah percobaan
- Langkah percobaan

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
- Metode 3 Amperemeter - Wattmeter

Gambar 3.12 Rangkaian 3 Amperemeter Gambar 3.13 Rangkaian Wattmeter

- Langkah Percobaan
- Langkah Percobaan

Membuat rangkaian percobaan seperti gambar 3.13

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
3.4 DATA HASIL DAN ANALISA berbanding lurus dengan arus. Kemudian pada
3.4.1 Metode Voltmeter-Amperemeter dan
𝑃ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 semakin besar beban yang diberikan
Amperemeter-Voltmeter
nilai 𝑃ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 semakin besar pula. Sesuai
3.4.1.1 Tabel Data Hasil dan
Perhitungan Tabel 3.1 Data hasil dengan persamaan. Hal ini sesuai denga
pengukuran metode Voltmeter- persamaan :
Amperemeter dan Amperemeter- Voltmeter
Rangkaian 1 Rangkaian 2
𝑃ℎ = 𝐕. 𝐈
Beban
No
(Watt) V1 I1 V2 I2
Pada presentase eror nilai yang di
1 40 231.2 0.17 232.2 0.17 dapatkan relative kecil yaitu 1,74% , 0,18% ,
2 60 231.2 0.26 232.2 0.26 dan 0,95%. Persentase eror disebabkan karna
selisih antara Phitung dan Pbeban. Hal ini di
3 85 231.2 0.368 232.2 0.368 akibatkan kurang presisi pada alat ukur yang
digunakan .
 perhitungan
Diketahui: 3.4.1.3 Analisa Grafik
V = 231,2
I = 0,17 Grafik Hubungan beban dengan V
Ditanya: 231,2231,2231,2
𝑃ℎ =.......? 250 200
150 100
Penyelesaian: 50 0
Tegangan (V)
𝑃ℎ = 231,2 × 0,17
𝑃ℎ = 39,304 𝑤𝑎𝑡𝑡
 Menghitung persentase error
Diketahui: 40 60 85
𝑃ℎ = 57,75 𝑤𝑎𝑡𝑡 Beban (Watt)
𝑃 = 60 𝑤𝑎𝑡𝑡 Gambar 3.14 Grafik hubungan tegangan dan
Ditanya: beban
% 𝐸𝑟𝑜𝑟 =. . . . . ? Berdasarkan gambar 3.14 dapat di
Penyelesaian: Analisis bahawa semakin besar nilai beban
𝑃 − 𝑃ℎ
yang diberikan tegangan yang terukur bersifat
%Error = ⎢ ⎢𝑥 100 % konstan karna Voltmeter di hubungkan
𝑃
langsung secara parallel pada sumber.
40−39,304
%Error = ⎢ ⎢ 100% Grafik Hubungan P beban dengan Arus
40
0,36
0,40,26
Arus(Ampere)

%Error = 1,77 % 0,17


0,2
Tabel Hasil Perhitungan 0
Tabel 3.2 Hasil perhitungan Phitung dan 40 60 85
persentase Error Beban(Watt)
Beban
No (watt) V I Phitung %Error
1 40 231.2 0.17 39,304 1,74% I(Ampere)
2 60 231.2 0.26 60,112 0,18%
3 85 231.2 0.36 85,81 0,95%
Gambar 3.15 Grafik hubungan arus dengan
3.4.1.2 Analisa Hasil Perhitungan daya
Dari tabel 3.2 dapat dianalisa bahwa semakin besar arus yang dihasilkan, bahwa
semakin besar beban yang diberikan beban
tegangannya tetap konstan hal tersebut
dikarenakan pengukuran tegangan terhubung
langsung secara parallel pada sumber. Nilai
pada arus semakin besar hal ini dekarenakan
semakin besar beban yang digunakan makan

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
Berdasarkan gambar 3.15 dapat
dianalisa bahwa semakin besar beban yang
diberikan maka semakin besar juga nlai arus
yang dihasilkan. Hal ini membuktikan bahwa
arus berbanding lurus dengan beban .

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
Tabel hasil perhitungan
Hubungan P hitung dan P beban Tabel 3.4 hasil perhitungan Phitung dan
persentase error
100
50 85,81 No
Beban V1 V2 V3
Phitung %Error
60,112 (Watt) (Volt) (Volt) (Volt)
0 39,304
1 40 160,9 72,1 233,1 23,248 41,80%
406085 2 60 133,5 98,8 233,1 26,751 55,41%
3 85 106,8 125,4 233,1 27,204 67,99%
P hitung
Gambar 3.16 Grafik hubungan daya hitung 3.4.2.2 Analisa hasil perhitungan
dengan daya beban Dari tabel 3.4 dapat di analisis bahwa
semakin meningkat nilai beban maka nilai V1
Berdasarkan gambar 3.16 dapat akan semakin menurun. Hal ini di sebabkan
dianalisa bahwa daya beban (Pbeban) karena pada V1 voltmetter dihubungkan secara
berbanding lurus dengan daya hitung (Phitung), parallel pada beban, yang dimana setiap
yaitu jika nilai daya beban semakin besar maka penambahan jumlah beban maka arus yang
nilai daya hitung akan semakin besar. Hal ini mengalir akan terbagi. Pada V2 nilai
bisa di sebabkan karna kurangnya presis pada tegangannya meningkat seiring dengan
alat ukur. bertambahnya beban, hal ini disebabkan karena
penggunaan resistor 500 Ω yang dihubungkan
3.4.2 Metode 3 Voltmeter langsung secara parallel. Pada V3 nilai
tegangannya tetap konstan, hal ini disebabkan
3.4.2.1 Tabel data hasil dan perhitungan
karena Voltmetter di hubungkan langsung
R = 500 Ohm secara parallel pada beban. Pada Phitung
Tabel 3.3 Data hasil pengukuran 3 Voltmeter semakin besar nilai beban hyang diberikan
Beban V1 V2 V3 maka semakin besar nilai Phitung (Ph)
No Pada persentase error, di dapatkan
(Watt) (Volt) (Volt) (Volt)
persentse error yang cukup besar yaitu 41,80%,
1 40 160,9 72,1 233,1
55,41%, 67,99%. Semakin besar nilai
2 60 133,5 98,8 233,1 persentase error disebabkan karna adanya
3 85 106,8 125,4 233,1 selisih antara Pbeban dan Phitung dan kurangnya
 Menghitung daya presisi pada alat ukur.
Diketahui: 3.4.2.3 Analisa grafik
P = 40 watt
V1 = 160,9 volt
Grafik Hubungan beban dan V3
V2 = 72,1 volt
V3 = 233,1 volt 250
R = 500 Ω 200 233,1 233,1 233,1
Ditanya: 150
100
V3

Ph =…..?
Penyelesaian : 50
0
P= 1
(V 2 – V 2 – V 2)
h
2𝑅
3 2 1 40 60 85
Ph = 2 𝑥1500 (233,12 – 72,12 – 160,92) P beban
1
Ph = (54.335,61 – 5.198,41 – 25.888,81) Gambar 3.17 grafik hubungan beban dan V1
1000
1
Ph =
1000 (23.248,39) Pada gambar 3.17 dapat di analisis
Ph = 23,248 watt
 Menghitung presentase eror bahwa semakin besar beban yang di gunakan,
Diketahui: nilai V3 tetap konstan. Hal ini di sebabkan
Phitung = 23, 248watt karena V3 dihubungkan langsung secara
Pbeban = 40 watt parallel pada beban.
Ditanya:
% Error...............?
Penyelesaian :
𝑃 − 𝑃h
%Error = ⎢ ⎢𝑥 100 %
𝑃
40−23,248
%Error = ⎢ ⎢ 100%
40

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
%Error = 41,80 %

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
Grafik Hubungan beban dan V2
150 3.4.3 Metode 3 Amperemeter
3.4.3.1 Tabel data hasil dan perhitungan
V2 100 125,4
98,8 Tabel 3.5 Data hasil pengukuran 3
5072,1
Amperemeter
0
Beban I1 I2 I3
40 P beban 60 85 No
(Watt) (Ampere) (Ampere) (Ampere)

Gambar 3.18 Grafik Hubungan beban 1 40 0,17 0,45 0,62


terhadap V2 2 60 0,26 0,45 0,72
3 85 0,37 0,45 0,82
Pada gambar 3.18 dapat di analisis
bahwa semakin besar nilai beban maka nilai V2
akan meningkat. hal ini disebabkan karena  Perhitungan Daya
penggunaan resistor 500 𝛀 dan penggunaan Diketahui :
beban yang semakin meningkat. Yang dimana P = 40 watt
semakin besar nilai beban yang digunakan I1 = 0,17 ampere
makan nilai V2 akan semakin meningkat. I2 = 0,45 ampere
I3 = 0,62 ampere
R = 500 Ω
Penyelesaian:
𝑅 2
Grafik Hubungan beban dan V1 𝑃ℎ = (𝐼 − 𝐼2 − 𝐼2)
200 2 3 2 1

500
160,9 𝑃ℎ = (0,622 − 0,452 − 0,172)
V1

2
100133,5
106,8
𝑃ℎ = 250(0,153)
𝑃ℎ = 38,25 𝑤𝑎𝑡𝑡
0 40 P beban 60 85
 Menghitung persentase error
Pbeban − Phitung
Gambar 3.19 Grafik hubungan beban terhadap % Error = | | × 100%
𝑃beba
V1 Diketahui: n

Pada gambar 3.19 dapat di analisis 𝑃ℎ = 38,25 𝑤𝑎𝑡𝑡


bahwa semakin meningkat nilai beban maka 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 40 𝑤𝑎𝑡𝑡
nilai V1 akan semakin menurun. pada V1
voltmetter dihubungkan secara parallel pada Ditanyakan :
beban, yang dimana setiap penambahan jumlah %Error = ….?
beban maka arus yang mengalir akan terbagi. Penyelesaian :
Pbeban −
Phitung | × 100%
% Error = |
𝑃beban
40−38,25
Grafik Hubungan beban dan P hitung % Error = | | × 100%
40
28 % Error = 4,37%
26 27,204 Tabel hasil perhitungan
26,751
24
2223,248 Tabel 3.6 Data hasil perhitungan Phitung dan
20 persentase error

40 P beban 60 85
Beban I1 I2 I3
No Phitung %Error
(Watt) (A) (A) (A)

Gambar 3,20 grafik Hubungan beban 1 40 0,17 0,45 0,62 38,25 4,37%
terhadap P hitung 2 60 0,26 0,45 0,72 62 3,3%

Pada gambar 3.20 dapat di Analisis 3 85 0,37 0,45 0,81 79 7%


bahwa beban berbandig lurus dengan Phitung.
Maka semakin besar nilai beban yang diberikan 3.4.3.2 Analisa hasil perihitungan
maka semakin besar nilai Phitung yang di Berdasarkan tabel 3.6 dapat di analisis bahwa
dapatkan. nilai yang terukur pada Amperemeter 1 berbanding
MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/
F1B021135
lurus dengan beban. Apabila nilai

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
beban meningkat maka nilai arusnya juga ikut Pada gambar 3.23 nilai I2 bersifat
meningkat. Hal ini disebabkan karna pada konstan atau tetap, hal ini di sebabkan karena
Amperemeter 1 langsung mengukur nilai pada pada Amperemeter 2 langsung mengukur nilai
beban. Hal tersebut sesuai dengan persamaan : pada resistor yang dimana nilai resistornya
𝑃 tetap yaitu 500 Ω.
𝐼=
𝑉 Grafik Hubungan beban dan I3
Pada tabel tersbut nilai yang terukur
1
pada I2 bersifat konstan atau tetap, hal ini di
0,8
sebabkan karena pada Amperemeter 2 langsung 0,6
mengukur nilai pada resistor yang dimana nilai 0,81
0,4 0,72

I3
0,62
resistornya tetap yaitu 500 Ω. 0,2
0
Nilai arus yang terukur pada
Amperemeter 3 terus meningkat seiring dengan
40 60 85
meningkatnya nilai beban. Semakin besar nilai P beban
beban yang digunakan maka nilai arus yang Gambar 3.24 Grafik Hubungan beban
terukur. Pada Amperemeter 3 nilai yang terukur terhadap I3
adalah nilai keseluruhan pada rangkaian Pada gambar 3.24 dapat di analisis
sehingga dapat dikatakan bahwa nilai arus pada bahwa pada I3 nilai arus yang terukur pada
Amperemeter 3 adalah penjumlahan dari Amperemeter 3 terus meningkat seiring dengan
Ampere meter 1 dan 2. meningkatnya nilai beban. Semakin besar nilai
Pada persentase error, di dapatkan beban yang digunakan maka nilai arus yang
persentse error yang cukup kecil yaitu 4,37%, terukur semakin besar. Pada Amperemeter 3
3,3%, 7%. Semakin besar nilai persentase error nilai yang terukur adalah nilai keseluruhan pada
disebabkan karna adanya selisih antara P beban rangkaian sehingga dapat dikatakan bahwa nilai
dan Phitung . arus pada Amperemeter 3 adalah penjumlahan
3.4.3.3 Analisa grafik dari Ampere meter 1 dan 2.
Grafik Hubungan beban terhadap Phitung
Grafik Hubungan beban dan I1
0,4 100
0,3 0,37
0,2 79
0,1 0,26 50 62
I1

0 0,17 38,25
0
40 P beban60 85
40 60 85
P beban Gambar 3.25 Grafik Hubungan beban
Gambar 3.22 Grafik Hubungan beban terhadap I3
terhadap I1 Pada gambar 3.25 dapat di analisis
Berdasarkan gambar 3.22 dapat di bahwa nilai beban berbanding lurus dengan
analisis bahwa pada I1semakin besar beban Phitung. Semakin besar nilai beban yang
yang digunakan maka semakin besar nilai arus digunakan maka nilai Phitung juga akan semakin
yang di hasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa besar.
beban berbanding lurus dengan arus.
3.4.4 Metode wattmeter
Grafik Hubungan beban dan I2 3.4.4.1 Tabel data hasil dan perhitungan
Tabel 3.7 Data hasil pengukuran wattmeter dan
0,5
0,4 luxmeter
0,3 0,45 0,45 0,45
0,2
I2

0,1
0

40 60 85
P beban

Gambar 3.23 Grafik Hubungan beban


terhadap I2

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
Luxmeter
Beban wattmeter (Lux)
No
(watt) (watt)
1m 2m
1 40 40 65,2 22,8
2 60 60 126,1 38,5
3 85 85 152,5 51,7

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
3.4.4.2 Analisa tabel Hubungan beban dengan daya ukur
Pada Tabel 3.7 dapat di analisis bahwa 85
nilai yang terukur pada wattmeter berbanding 10060
lurus dengan nilai beban. Semakin 40
bertambahnya beban maka nilai yang terukur 50
pada wattmeter juga ikut bertambah. Nilai pada 0
beban dengan nilai yang terukur pada 406085
wattmeter sama, hal ini membuktikan bahwa
alat ukur masih presisi. P ukur
Pada luxmeter nilai intensitas cahaya
berbanding lurus dengan nilai beban. Semakin
besar nilai beban yang digunakan maka nilai Gambar 3.28 Grafik Hubungan beban
intensitas cahayanya juga semakin besar. terhadap daya ukur
Adapun faktor yang mempengaruhi nilai
intensitas cahaya yaitu jarak, semakin jauk Dari gambar 3.28 dapat di analisis
jarak pengukuran maka nilai intensitas bahwa nilai yang terukur pada wattmeter
cahayanya akan semakin kecil dan begitu juga berbanding lurus dengan nilai beban. Semakin
sebaliknya. Pada jarak 1m, nilai intensitas bertambahnya beban maka nilai yang terukur
cahaya lebih besar di banding dengan 2m hal pada wattmeter juga ikut bertambah. Nilai pada
ini disebabkan karna pada jarak 1m cahaya beban dengan nilai yang terukur pada
masih belum menyebar. Jadi semakin jauh wattmeter sama, hal ini membuktikan bahwa
jarak pengukuran cahaya semakin kecil nilai alat ukur masih presisi.
intensitas cahayanya
3.5 Kesimpulan
3.4.4.3 Analisa grafik
1. Pada pengukuran daya dengan
Hubungan beban dengan nilai intensitas cahayamenggunakan metode Voltmeter-
Amperemeter dan Amperemeter-Voltmeter.
152,5 diberikan nilai beban yang semakin
126,1
200 65,2 meningkat yaitu 40, 60, 85 diperoleh
38,5 51,7
pengukuran tegangan (𝑉) konstan yaitu
0 22,8
231,2 V tegangan benilai konstan dan arus
40 6085 yang semakin meningkat (𝐼) yaitu 0,17 A;
0,26 A; 0,368 A seiring bertambah nya
1M 2M
beban didapatkan daya hitung yang semakin
meningkat (𝑃ℎ) yaitu 39,04 W; 60,112 W;
Gambar 3.27 Grafik Hubungan beban
85,81 W.
terhadap intensitas cahaya
2. Pada pengukuran daya dengan metode 3
voltmeter diberikan nilai beban yang
Pada gambar 3.27 dapat di analisis
semakin meningkat yaitu 40, 60, 85
bahwa nilai intensitas cahaya berbanding lurus
diperoleh hasil pengukuran 𝑉1 yang
dengan beban, semakin besar nilai beban yang
mengukur beban semakin kecil yaitu: 160,9
digunakan maka semakin besar juga nilai
V; 133,5 V; 106,8 V. didapatkan nilai
intensitas yang di dapat.
tegangan pada 𝑉2 yang mengukur tahanan
Pada jarak 1m, nilai intensitas cahaya
semakin besar yaitu: 72,1 V; 98,8 V; 125,4
lebih besar di banding dengan 2m hal ini
V. Nilai tegangan sumber yang terukur pada
disebabkan karna pada jarak 1m cahaya masih
𝑉3 konstan yaitu: 233,1 V Daya hitung (𝑃ℎ)
belum menyebar. Jadi semakin jauh jarak
yaitu 23,248 W; 26,751 W; 27,204 W.
pengukuran cahaya semakin kecil nilai
3. Pada pengukuran daya dengan
intensitas cahayanya
menggunakan metode 3 Amperemeter
diberikan nilai beban yang semakin
meningkat yaitu 40, 60, 85, diperoleh hasil
pengukuran arus (𝐼1) yaitu 0,17 A; 0,26 A;
0,37A. Pada (𝐼2) arus yang di ukur bernilai
konstan karna mengukur arus pada tahanan
yaitu 0,45 A. Arus pada (𝐼3) yaitu 0,62 A;

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
0,72 A; 0,81 A; dan daya hitung (𝑃ℎ) yaitu
38,25 W; 62 W; 79 W.
4. Pada pengukuran daya dengan
menggunakan wattmeter diberikan nilai
beban yang semakin meningkat yaitu 40,
60, 85 diperoleh hasil pengukuran daya
yang sama dengan nilai beban (P) yaitu 40
W; 60W; 85 W; dan intensitas cahaya pada
jarak 1 meter yaitu: 65,2; 126,1; 152,5; dan
jarak 2 meter yaitu: 22,8; 38,5; 51,7.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2022. Modul Praktikum Pengukuran
Besaran Listrik. Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Mataram.
Laboratorium Listrik Dasar.

Fuadunnazmi,Muhammad.2016.
Pengembangan Lembar Kerja
Praktikum Scientific Menggunakan
Model Problem Based Learning pada
Pengukuran Daya 1 Fasa
Menggunakan 3 Voltmeter. Program
Studi Pendidikan Fisika.IKIP
Mataram.

Waryono, Sukis dan Yani Muharomah., (2009).


Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar :
Panduan Belajar IPA Terpadu Untuk
Kelas VII SMP/MTs.Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.

Waluyanti, sri. 2008. Alat Ukur Dan Teknik


Pengukura. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.Jakarta

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/


F1B021135
MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/
F1B021135
MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/
F1B021135
MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/
F1B021135

Anda mungkin juga menyukai