Abstrak
Pada percobaan pengukuran daya listrik ini menggunakan empat metode yaitu metode voltmeter-
amperemeter, 3 voltmeter, 3 amperemeter, dan wattmeter. Hasil dari berbagai metode yang ada akan
dibandingkan dan di analisa apa saja perbedaan tersebut dan untuk pembuktiannya digunakan hasil
data pengukuran menggunakan alat ukur dan perhitungan berdasarkan dasar teori. Pada metode
voltmeter-amperemeter nilai arus meningkat sedangkan nilai tegangan bernilai kosntan. Pada metode
3 voltmeter Ketika nilai beban semakin naik, nilai V 1 semakin kecil, V2 semakin meningkat, dan V3
konstan, pada Phitung nilai p hitung berbanding lurus dengan nilai beban, pada metode 3
amperemeter nilai I1 dan I3 meningkat sedangan I2 bernilai kosntan. Pada metode wattmeter besar
daya dan intensitas cahaya memiliki hubungan semakin besar daya maka semakin besar intensitas
cahaya yang terukur pada alat lux meter, semakin dekat jarak lux meter maka intensitas semakin
besar begitu juga sebaliknya.
Kata kunci : Alat Ukur, Metode Pengukuran, Perbandingan Metode
𝑡
3.1 PENDAHULUAN
Dalam percobaan ini terdapat tujuan yang
ingin dicapai, yaitu Untuk mengenal berbagai Karena W=Vit, maka persamaan daya
metode pengukuran daya listrik dan istrik maka persamaan daya listrik dapat
ditulis sebagai berikut:
mengetahui beberapa perbedaannya.
𝑃 = V.I
3.2 DASAR TEORI
3.2.1 Pengukuran Daya Listrik Adapun menurut hukum ohm V =I.R
Secara teoritis daya listrik merupakan sehinggap persamaan daya juga dapatditulis
besarnya energi listrik yang diserap oleh sebagai berikut :
komponen-komponen listrik persatuan waktu. 𝑃 = 𝐼2𝑅 = 𝑉2
Terdapat tiga jenis daya listrik yaitu daya 𝑅
nyata, daya reaktif, dan daya kompleks. Pada
diagram segitiga daya, perhitungan daya nyata
diperoleh melalui hasil perkalian arus dan Dengan:
tegangan dengan nilai cosinus dari faktor daya. P = Daya listrik
Secara vektor untuk pemasangan beban resistif V = Tegangan listrik
dan induktif secara seri akan berdampak pada I = Kuat arus listrik
perbedaan phasor tegangan beban. Oleh karena R = Hambatan listrik
itu perhitungan faktor daya sangat mungkin
dilakukan melalui pengukuran tegangan beban 3.2.3 Pengukuran Daya Satu Phase
resistif-induktif secara seri dan kombinasi. Pengukuran daya pada sistem arus balik
3.2.2 Rumus Penurunan Daya Listrik dibedakan menjadi tiga Janis daya,yaitu :
Pada mekanika, yang dimaksud dengan Daya semu ( S ) yang diukur dalam satuan
daya adalah kecepatan melakukan usaha. VA atau kVA
Adapun,pada listrik dinamik, daya adalah
Daya Aktif ( P ) yang diukur dalam satuan
jumlah energi listrik yang digunakan tiap detik.
watt atau kW
Besar daya listrik dirumuskan sebagai berikut :
W Daya Reaktif ( Q ) yang diukur dalam
𝑃= satuan VAR atau Kvar
MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/
F1B021135
rangkaian tidak terganggu.
Dimana :
P = Daya nyata yang diserap beban Z(W)
V1 = Tegangan terukur pada impedansi beban
V2 = Tegangan terukur pada R (V) Prinsipbergeraknya jarum berdasarkan prinsip
V3 = Tegangan terukur pada sumber (V) berputarnya motor listrik.
I = Arus sumber (A) Gambar 3.7 Diagram Skematik Wattmeter
R = Tahanan Refferensi (Ω) Elektrodinamis
Cos φ = Faktor daya
3.2.5 Luxmetter
C. 3 Amperemeter
Daya satu fasa dapat diukur dengan AIat ular cahaya (lux meter) adalah alat
menggunakan tiga Voltmeter atau tiga yang digunakan untuk mengukur besarnya
Ampermeter. intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya
intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui
karena pada dasarnya manusia juga
𝐼2
12 + 𝐼2+2 𝐼1 𝐼2 cos φ
memerlukan penerangan yang cukup. Untuk
mengetahui besarnya intensitas cahaya ini
maka diperlukan sebuah sensor yang cukup
= 𝑅 (𝐼2 + 𝐼2 + 𝐼2 peka dan linier terhadap cahaya. Sehingga
2 321
cahaya yang diterima oleh sensor dapat diukur
Dalam menggunakan metode tiga
dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital.
Ampermeter, masing-masing alat pengukur
ampere menunjukkan I1, I2, I3 maka:
Tingkat Kuat Penerangan (Lighting Level)
sebagian besar ditentukan oleh kuat cahaya
yang jatuh pada suatu luas bidang
permukaan dan dinyatakan sebagai
iluminasi rata-rata. luminasi rata-rata dalam
lux adalah arus cahaya yang dipancarkan
(O) dalam lumen (lm) dibagi dengan luas
Gambar 3.6 Diagram vektor rangkaian metode
3 Amperemeter bidang atau area.
(A) dalam m2 :
Dimana :
P : Daya Aktif ( kW )
- Langkah Percobaan
- Langkah Percobaan
Ph =…..?
Penyelesaian : 50
0
P= 1
(V 2 – V 2 – V 2)
h
2𝑅
3 2 1 40 60 85
Ph = 2 𝑥1500 (233,12 – 72,12 – 160,92) P beban
1
Ph = (54.335,61 – 5.198,41 – 25.888,81) Gambar 3.17 grafik hubungan beban dan V1
1000
1
Ph =
1000 (23.248,39) Pada gambar 3.17 dapat di analisis
Ph = 23,248 watt
Menghitung presentase eror bahwa semakin besar beban yang di gunakan,
Diketahui: nilai V3 tetap konstan. Hal ini di sebabkan
Phitung = 23, 248watt karena V3 dihubungkan langsung secara
Pbeban = 40 watt parallel pada beban.
Ditanya:
% Error...............?
Penyelesaian :
𝑃 − 𝑃h
%Error = ⎢ ⎢𝑥 100 %
𝑃
40−23,248
%Error = ⎢ ⎢ 100%
40
500
160,9 𝑃ℎ = (0,622 − 0,452 − 0,172)
V1
2
100133,5
106,8
𝑃ℎ = 250(0,153)
𝑃ℎ = 38,25 𝑤𝑎𝑡𝑡
0 40 P beban 60 85
Menghitung persentase error
Pbeban − Phitung
Gambar 3.19 Grafik hubungan beban terhadap % Error = | | × 100%
𝑃beba
V1 Diketahui: n
40 P beban 60 85
Beban I1 I2 I3
No Phitung %Error
(Watt) (A) (A) (A)
Gambar 3,20 grafik Hubungan beban 1 40 0,17 0,45 0,62 38,25 4,37%
terhadap P hitung 2 60 0,26 0,45 0,72 62 3,3%
I3
0,62
resistornya tetap yaitu 500 Ω. 0,2
0
Nilai arus yang terukur pada
Amperemeter 3 terus meningkat seiring dengan
40 60 85
meningkatnya nilai beban. Semakin besar nilai P beban
beban yang digunakan maka nilai arus yang Gambar 3.24 Grafik Hubungan beban
terukur. Pada Amperemeter 3 nilai yang terukur terhadap I3
adalah nilai keseluruhan pada rangkaian Pada gambar 3.24 dapat di analisis
sehingga dapat dikatakan bahwa nilai arus pada bahwa pada I3 nilai arus yang terukur pada
Amperemeter 3 adalah penjumlahan dari Amperemeter 3 terus meningkat seiring dengan
Ampere meter 1 dan 2. meningkatnya nilai beban. Semakin besar nilai
Pada persentase error, di dapatkan beban yang digunakan maka nilai arus yang
persentse error yang cukup kecil yaitu 4,37%, terukur semakin besar. Pada Amperemeter 3
3,3%, 7%. Semakin besar nilai persentase error nilai yang terukur adalah nilai keseluruhan pada
disebabkan karna adanya selisih antara P beban rangkaian sehingga dapat dikatakan bahwa nilai
dan Phitung . arus pada Amperemeter 3 adalah penjumlahan
3.4.3.3 Analisa grafik dari Ampere meter 1 dan 2.
Grafik Hubungan beban terhadap Phitung
Grafik Hubungan beban dan I1
0,4 100
0,3 0,37
0,2 79
0,1 0,26 50 62
I1
0 0,17 38,25
0
40 P beban60 85
40 60 85
P beban Gambar 3.25 Grafik Hubungan beban
Gambar 3.22 Grafik Hubungan beban terhadap I3
terhadap I1 Pada gambar 3.25 dapat di analisis
Berdasarkan gambar 3.22 dapat di bahwa nilai beban berbanding lurus dengan
analisis bahwa pada I1semakin besar beban Phitung. Semakin besar nilai beban yang
yang digunakan maka semakin besar nilai arus digunakan maka nilai Phitung juga akan semakin
yang di hasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa besar.
beban berbanding lurus dengan arus.
3.4.4 Metode wattmeter
Grafik Hubungan beban dan I2 3.4.4.1 Tabel data hasil dan perhitungan
Tabel 3.7 Data hasil pengukuran wattmeter dan
0,5
0,4 luxmeter
0,3 0,45 0,45 0,45
0,2
I2
0,1
0
40 60 85
P beban
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2022. Modul Praktikum Pengukuran
Besaran Listrik. Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Mataram.
Laboratorium Listrik Dasar.
Fuadunnazmi,Muhammad.2016.
Pengembangan Lembar Kerja
Praktikum Scientific Menggunakan
Model Problem Based Learning pada
Pengukuran Daya 1 Fasa
Menggunakan 3 Voltmeter. Program
Studi Pendidikan Fisika.IKIP
Mataram.