Anda di halaman 1dari 10

MODUL III

PENGUKURAN DAYA LISTRIK

Asisten : Muhamad Malikurrohim (F1B021133)


Tanggal : 19 Oktober 2022

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak

Pengukuran daya listrik dengan sumber tegangan AC. Percobaan dilakukan untuk mengenal berbagai metode
pengukuran daya listrik dan mengetahui beberapa perbedaannya. Pengukuran ini menggunakan empat alat ukur
yaitu voltmeter, amperemeter, wattmeter, dan lux meter.Dengan menggunakan kombinasi dari Amperemeter dan
Voltmeter didapat cara mengukur daya listrik yang mungkin yaitu, metode Voltmeter-Amperemeter, metode 3
Voltmeter, metode 3 Amperemeter, serta metode Wattmeter. Dari kelima sub percobaan yang telah dilakukan,
diperoleh kesimpulan bahwa pada metode Voltmeter-Amperemeter dan Amperemeter-voltmeter, semakin besar daya
beban maka tegangan akan tetap konstan dan arus yang terukur meningkat. Pada metode 3 Voltmeter, jika daya
beban semakin naik maka volt meter 1 akan menghasilkan tegangan menurun, sedangkan pada voltmeter 2 tegangan
akan naik dan pada voltmeter 3 tegangan akan konstan. Pada metode 3 Amperemeter, nilai arus beban yang
digunakan oleh beban terukur oleh Amperemeter 1. Pada metode Wattmeter, nilai beban yang digunakan langsung
muncul pada skala Wattmeter. Intensitas cahaya beban yang terukur berbanding lurus dengan besar daya, dan
berbanding terbalik dengan jarak pengukuran.

Kata kunci: Pengukuran, Daya Listrik, Metode Pengukur

3.1. PENDAHULUAN 𝑃
𝑉=
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengenal 𝐼
berbagai metode pengukuran daya listrik dan Keterangan:
mengetahui beberapa perbedaannya P =Daya Listrik (Watt)
. V =Tegangan Listrik (Volt)
3.2. DASAR TEORI I =Arus Listrik (Ampere)
3.2.1. Pengertian Daya Listrik R =Hambatan (ohm)
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran Dalam hal ini, daya yang dimaksud adalah daya
energi listrik dalam sirkuit listrik. Satuan SI daya listrik resistif saja.Sedangkan daya dalam selang waktu
adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik tertentu adalah perkalian antara daya dengan waktu
yang mengalir persatuan waktu (Joule/Detik). Arus dalam satuan watt jam.
listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan
hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti 3.2.2. Jenis-jenis Daya
mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang a. Daya Aktif
berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), Daya aktif disebut juga dengan daya nyata, karena
cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor daya ini merupakan daya listrik yang pengaruhnya
listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat terhadap beban dapat dirasakan secara nyata,
diperoleh dari pembangkit listrik atau sepertimenyalanya lampu listrik (instalasi penerangan),
penyimpanenergi.(Waluyanti,2008) adanya kopel (Torsi) yang dihasilkan oleh motormotor
Untuk nilai arus, secara matematis dapat ditulis : listrik. Daya nyata diberi simbol P dalam satuan Watt,
𝑃 = 𝑉. 𝐼 dengan hubungan matematisnya adalah.
(Saifuddin,2018)
Daya adalah hasil kali antara arus listrik I dan
tengangan V dengan satuan Watt (W). Secara P = V.I.cos φ (Watt)
matematis dapat ditulis sebagai berikut :
𝑃 b. Daya Reaktif
𝐼=
𝑉 Daya reaktif adalah daya yang timbul akibat adanya
reaktansi pada sistem. Reaktansi dapat berupa reaktansi
MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022
induktif atau rektansi kapasitif. Reaktansi induktif Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini
terjadi karena adanya komponen induktor dalam sistem. maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan
Induktor biasanya berbentuk kumparan, yang dililitkan linier terhadap cahaya.Hingga cahaya yang diterima
pada inti magnetik. Besarnya induktansi suatu sistem oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah
diukur dalam Henry, dan disimbolkan dengan L. tampilan digital.
Reaktansi kapasitif terjadi akibat adanya
3.2.6. Pengukuran daya
komponen kapasitor dalam sistem. Kapasitor
Pengukuran daya dapat dilakukan dengan berbagai
diidentifikasi dengan dua buah konduktor yang
metode :
dipisahkan oleh bahan isolasi. Besarnya kapasitansi
a. Metode Voltmeter-Amperemeter
suatu sistem diukur dalam satuan farad. (VAR)
Q = V.I.sinφ
c. Daya Semu
Dari persamaan P = V.I.cos φ, hasil perkalian V
dengan I disebut daya semu dan disimbolkan dengan S
Satuan dari daya semu adalah Volt Ampere (VA).
Gambar 3.1 Pengukuran Daya dengan
Secara vektoris daya semu merupakan penjumlahan
Menggunakan Voltmeter dan
daya aktif dengan daya reaktif. Hal ini akan tampak
Amperemeter.
jelas dengan menggunakan segitiga daya dan akan
dijelaskan berikut. Hubungan antara daya semu dengan Daya arus searah dapat diukur dengan alat
daya aktif dapat dirumuskan sebagai berikut: pengukur volt dan alat pengukur amper, yang
Daya aktif (Watt) = daya semu (VA) x faktor dihubungkan seperti terlihat pada gambar 3.1.Dalam
daya P hal ini penting untuk diperhitungkan kerugian kerugian
P = V.I.cosφ daya yang terjadi, olah adanya alat-alat pengukuran.
dengan S = V.I Misalkan, bila beban adalah R, tegangan beban
sehingga P = S.cosφ adalah V dan arus beban adalah I, sedangkan voltmeter
dan ampermeter mempunyai tahanan dalam R v dan Ra.
3.2.3. Segitiga Daya Tegangan pada voltmeter adalah Vv dan arus pada
Segitiga daya merupakan segitiga yang ampermeter adalah Ia . Dengan mempergunakan
rangkaian pada gambar (a), akan didapatkan :
menggambarkan hubungan matematika antara tipe- 𝑉𝑣 = 𝐼 𝑅 + 𝐼𝑎 𝑅𝑎 𝐼𝑎 = 𝐼
tipe daya yang berbeda (Apparent Power, Active 𝑉𝑣 = 𝐼 𝑅 + 𝐼𝑅𝑎
Power dan Reactive Power) berdasarkan prinsip
Maka daya yang akan diukur adalah :
trigonometri, dimana berlaku hubungan: 𝑊 = 𝐼2 𝑅
S (VA) = Veff Ieff 𝑊 = 𝑉𝑣 𝐼𝑎 − 𝐼𝑎 2 𝑅𝑎
P (Watt) = Veff IeffCos φ Dengan mempergunakan rangkaian pada gambar (b),
Q (VAr) = Veff Ieff Sin φ akan didapatkan :
𝐼𝑎 = 𝐼𝑣 + 𝐼 , dimana 𝑉𝑣 = 𝑉
𝑉 𝑉
3.2.4. Faktor Daya 𝐼𝑎 = 𝑅𝑣 +
𝑎 𝑅
Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai Maka daya yang akan diukur adalah :
rasio perbandingan antara daya aktif (Watt) dan daya 𝑊=𝑉𝐼
𝑉
nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau 𝑊 = 𝑉 (𝐼𝑎 − )
𝑅𝑎
beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya
dinyatakan dalam cos φ . b. Metode 3 Voltmeter dan 3 Amperemeter
Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya Nyata (S) Daya satu fasa dapat diukur dengan menggunakan
= kW / kVA tiga Voltmeter atau tiga Ampermeter.Gambar 3.2 dan
= V.I Cos φ / V.I 3.3 memperlihatkan pengukuran daya dengan
= Cos φ menggunakan metode tersebut.

3.2.5. Lux Meter


Lux meter adalah sebuah alat yang di gunakan
untuk mengukur intensitas cahaya atau tingkat
pencahayaan.Biasanya di gunakan di dalam
ruangan.Kebutuhan pencahayaan setiap rungan
terkadang berbeda.Semuanya di sesuaikan dengan Gambar 3.2 Pengukuran Daya dengan
kegiatan yang dilakukan. Menggunakan 3 Voltmeter

MODUL 3 Praktikum PBL 2022


Induksi dan Thermokopel.Jika ditinjau dari fasanya ada
2 yaitu wattmeter satu fasa dan wattmeter tiga
fasa.kumparan tetap yang disebut kumparan arus dan
kumparan berputar yang disebut dengan kumparan
tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar
Gambar 3.3 Diagram Fasor dengan melalui suatu sudut, yang berbanding lurus dengan hasil
Menggunakan 3 Voltmeter perkalian dari arus-arus yang melalui kumparan-
Pada gambar 2.3 dan 2.4, pengukuran daya dengan kumparan tersebut.(Waluyanti,2008)
metoda tiga Voltmeter, masing-masing alat pengukur
volt menunjukkan V1, V2 dan V3. Maka didapatkan 3.3. METODOLOGI
total tegangan pada rangkaian tersebut sebagai berikut 3.3.1 Alat dan Bahan
: • Voltmeter ( 1009 ) : 3 buah
2 2 2 2
𝑉3 = 𝑉1 + 𝑉2 + 2 𝑉1 𝑉2 𝐶𝑜𝑠 𝜑2 • Wattmeter ( DW6163 ) : 1 buah
Maka daya yang akan diukur adalah : • Amperemeter (1009 ) : 3 buah
𝑉2 • Luxmeter( PM6612) : 1 buah
𝑊 = 𝑉1 𝐼 𝐶𝑜𝑠 𝜑 = 𝑉1 ( ) 𝐶𝑜𝑠 𝜑
𝑅 • Panel Percobaan : 1 buah
1
𝑊 = ( 𝑅 ) (𝑉3 2 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 ) • Konektor : Secukupnya
2 • Slid Resistor (2791 ) : 1 buah
• Beban Lampu : Secukupnya

3.3.2 PERCOBAAN
3.3.2.1 Metode Voltmeter-Amperemeter dan
Amperemeter-Voltmeter
a. Metode Voltmeter-Amperemeter
Gambar 3.4 Pengukuran Daya dengan
Menggunakan 3 Amperemeter

Gambar 3.5 Diagram Fasor dengan Gambar 3.7 rangkaian metode voltmeter-amperemet
Menggunakan 3 Amperemeter
- Langkah Percobaan
Pada gambar 2.4 dan 2.5, pengukuran daya dengan mulai
metoda tiga Amperemeter, masing-masing alat
pengukur Ampere menunjukkan I1, I2 dan I3. Maka Menyiapkan alat dan bahan
didapatkan total tegangan pada rangkaian tersebut yang diperlikan
adalah sebagai berikut :
I32 = I12 + I22 + 2 I1 I2𝐶𝑜𝑠 𝜑 Merangkai rangkaian dengan
𝑊 = 𝑉 𝐼1 𝐶𝑜𝑠 𝜑 = I2 R I1𝐶𝑜𝑠 𝜑 benar seperti gambar 3.7
𝑅
𝑊 = 2 ( I32 – I22 – I12 ) Tidak

c. Metode Wattmeter Apakah rangkaian


sudah benar?

Ya
Melakukan pengamatan sesuai
dengan langkah percobaan

Gambar 3.6 Rangkaian Wattmeter Satu Fasa Mencatat nilai volttmeter dan
Wattmeter satu fasa Elektrodinamometer dipakai amperemeter dari pengukuran
secara luas dalam pengukuran daya, wattmeter tipe yang di lakukan
Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur
Selesai
daya searah (DC) maupun daya bolak-balik (AC) untuk Gambar 3.8 rangkaian metode Voltmeter-
setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak amperemeter
terbatas pada gelombang sinus saja.
Wattmetertipe elektrodinamometer terdiri dari b. MetodeAmperemeter-voltmeter
satu pasang kumparan yaitu Elektrodinamometer,
MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022
Gambar 3.9 rangkaian metode amperemeter
voltmeter
- Langkah percobaan
mulai

Menyiapkan alat dan bahan


yang diperlikan

Merangkai rangkaian dengan


benar seperti gambar 3.9
Tidak Gambar 3.12 rangkaian metode 3 voltmeter

Apakah rangkaian 3.3.2.3 Metode 3 Ampermeter


sudah benar?

Ya
Melakukan pengamatan sesuai
dengan langkah percobaan

Mencatat nilai amperemeter


dari Voltmeter pengukuran
yang di lakukan
Gambar 3.13 rangakaian metode
Selesai 3 amperemeter
- Langkah Percobaan
Gambar 3.10 rangkaian metode amperemeter
voltmeter mulai

3.3.2.2 Metode 3 Voltmeter


Menyiapkan alat dan bahan
yang diperlikan

Merangkai rangkaian dengan


benar seperti gambar 3.13
Tidak

Gambar 3.11 rangkaian metode 3 voltmeter Apakah rangkaian


sudah benar?

Ya
Melakukan pengamatan sesuai
dengan langkah percobaan

Mencatat nilai amperemeter


dari pengukuran yang di
lakukan

Selesai

Gambar 3.14 rangakaian metode


3 amperemeter

- Langkah percobaan 3.3.2.4 Metode Wattmeter


mulai

Menyiapkan alat dan bahan


yang diperlikan
MODUL 3 Praktikum PBL 2022
Merangkai rangkaian dengan
benar seperti gambar 3.11
Tidak

Apakah rangkaian
b. Data hasil pengukuran metode Amperemeter-
Voltmeter
Tabel 3.2 Hasil pengukuran Ampermeter-Voltmeter
Beban Amperemeter- Phitung
No (watt) voltmeter P=V.I
V I
1 85 230 0,36 82,8
2 125 230 0,53 121,9
Gambar 3.15 rangakaian metode wattmeter 3 160 230 0,69 158,7
- Perhitungan
- Langkah Percobaan Diketahui:
mulai V =230 volt
I =0,36 ampere
Menyiapkan alat dan bahan
yang diperlikan Ditanya :Ph
Ph =V.I
Merangkai rangkaian dengan Ph =230.0,36
benar seperti gambar 3.15
Ph =82,8 watt
Tidak
3.4.2 Analisa dan perhitungan metode Voltmeter-
Apakah rangkaian Amperemeter dan Ampermeter- voltmeter
sudah benar? Tabel 3.3 Hasil perhitungan pada Metode voltmeter-
Amperemeter dan Amperemeter- voltmeter
Ya Beban
Melakukan pengamatan sesuai No (watt) Voltmeter-Amperemeter
dengan langkah percobaan V I Ph %Eror
1 85 230 0,36 82,8 2,85%
Mencatat nilai wattmeter dari 2 125 230 0,54 124,2 0,64%
pengukuran yang di lakukan 3 160 230 0,69 158,7 0,81%
- Perhitungan
Selesai
Diketahui
Pb =85 watt
Ph =82,8 watt
Gambar 3.16 rangakaian metode wattmeter Ditanya :%error
%error =….?
3.4. DATA HASIL DAN ANALISA 𝑝−𝑝ℎ
%error =| 𝑝 |x 100%
3.4.1 Voltmeter-Amperemeter dan Amperemeter-
Voltmeter 85−82,8
%error =| | x 100%
a. Data hasil pengukuran metode Voltmeter- 85
Amperemeter %error =2,58%
Tabel 3.1 Hasil pengukuran Voltmeter- Ampermeter
Beban Voltmeter - Phitung Dari tabel 3.3 di atas dapat di analisa bahwa
No (watt) Amperemeter P=V.I Semakin besar beban yang di berikan, makan
V I tegangannya akan konstan, hal ini dikarenakan
1 85 230 0,36 82,8 tegangan tersebut merupakan tegangan sumber sebesar
2 125 230 0,54 124,2
3 160 230 0,69 158,7
230 volt. Sedangkan semakin besar beban yang di
- Perhitungan berikan maka arusnya akan semakin meningkat, hal ini
Diketahui: sesuai dengan persamaan:
𝑃
V =230 volt 𝐼=
𝑉
I =0,36 ampere
Dari tabel di atas juga dapat di lihat bahwa
Ditanya : Ph semakin besar beban yang di berikan, maka Phitung
Ph =V.I akan semakin besar, hal ini sesuai dengan persamaan:
𝑃 = 𝑉. 𝐼
Ph =230.0,36
Persentase error yang dihasilkan pada rangkaian
Ph =82,8 watt
relatif kecil, yaitu bernilai 2,85%, 0,81%, dan 0,64%.
Persentase error dapat terjadi adannya selisih antara
Pukur dan Phitung. Semakin besar selisihnya maka
persentase errornya akan semakin besar, hal ini sesuai
dengan persamaan:

MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


𝑝−𝑝ℎ
%Eror =| |x 100%
𝑝
Grafik hubungan antara V dengan daya 3.4.3 Analisa dan perhitungan metode 3 Voltmeter
beban Tabel 3.4 data hasil pengukuran 3 Volttmeter
300 R=500 0hm
No Beban V1 V2 V3 Ph
200 230 (watt)
230 230
1 85 105 125 230 26,25
100 2 125 75 154 230 23,55
3 160 57 172 230 20,06
0 - Perhitungan
85 125 160 1
Beban 𝑃=( ) (𝑉3 2 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 )
2𝑅
Gambar 3.17 Grafik hubungan V dengan daya beban Diketahui:
P =85 watt
Berdasarkan gambar 3.17 di atas dapat di analisa V1 =105 volt
bahwa Semakin besar beban yang di berikan, makan V2 =125 volt
tegangannya akan konstan, hal ini dikarenakan V3 =230 volt
tegangan tersebut merupakan tegangan sumber sebesar R =500 ohm
230 volt. hal ini sesuai dengan persamaan: Ditanya: Ph
1
𝑃 𝑃ℎ = (2𝑅) (𝑉3 2 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 )
𝑉=
𝐼 1
𝑃ℎ = (2𝑥500) (2302 − 1252 − 1052 )
1
Grafik Hubungan antara I denan daya 𝑃ℎ = (1000) (26.250)
0.8 beban 𝑃ℎ = 26,25 Watt
0.6 Tabel 3.5 data hasil pengukuran 3 Voltmeter
0.69 R=500 Ohm
0.4 0.54
No Beban V1 V2 V3 Ph %error
0.36 (watt)
0.2
1 85 105 125 230 26,25 69,11%
0 2 125 75 154 230 23,55 81,16%
85 125 160 3 160 57 172 230 20,06 87,46%
- Perhitungan
Beban Diketahui:
Gambar 3.18 Grafik hubungan I dengan Pbeban P =85 watt
V1 =105 volt
Berdasarkan gambar 3.18 , dapat dianalisa bahwa V2 =125 volt
semakin besar beban yang di berikan maka arusnya V3 =230 volt
akan semakin meningkat begitupula sebaliknya. Hal ini R =500 ohm
sesuai dengan persamaan Ditanya: %error
𝑃 𝑝−𝑝ℎ
𝐼= %Eror =| 𝑝 |x 100%
𝑉
85−26,25
%Eror =| 85 |x 100%
Grafik hubungan ntara daya hitung
%Eror =69,11%
dengan daya beban
200
Berdasarkan tabel 3.5 dapat di simpulkan bahwa
150 nilai tegangan pada Voltmeter pertama berbanding
158.7
100 124.2 terbalik dengan nilai beban, hal ini dikarenakan
50 82.8 tegangan yang masuk pada Voltmeter pertama sudah
0
terjadi pembagian arus dan dihambat oleh resistor yang
85 125 160 menyebabkan arus pada beban semakin kecil dan
tegangan yang terukur semakin kecil. Sedangkan
Beban Voltmeter kedua berbanding terbalik dengan voltmeter
Gambar 3.19 Grafik hubungan daya hitung dengan pertama dan berbanding lurus dengan Beban, semakin
daya beban besar beban yang digunakan maka nilai tegangan yang
terukur pada Voltmeter kedua akan semakin besar,
Berdasarkan gambar 3.19, dapat dianalisa bahwa karena tidak berpengaruh pada beban, hal ini sesuai
semakin besar beban yang di berikan, maka Phitung dengan persamaan:
akan semakin besar, hal ini sesuai dengan persamaan: 𝑃
𝑉=
𝑃 = 𝑉. 𝐼 𝐼

MODUL 3 Praktikum PBL 2022


Untuk nilai tegangan padaVoltmeter ketiga tegangan yang terukur pada Voltmeter kedua akan
memiliki nilai yang konstan, karena Voltmeter ketiga semakin besar, karena tidak berpengaruh pada beban,
berfungsi untuk mengukur tegangan sumber sebesar hal ini sesuai dengan persamaan:
220 volt. Hal ini sesuai dengan persamaan: 𝑃
𝑉=
𝑃 𝐼
𝑉=
𝐼
Grafik hubungan antara V3 dengan
Dari tabel di atas juga dapat di simpulkan bahawa
daya beban
daya hitung berbanding terbalik dengan daya beban,
semakin besar daya beban maka daya hitung akan 300
semakin kecil, hal ini sesuai dengan persamaan: 200 230 230 230
1
𝑃ℎ = ( ) (𝑉3 2 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 ) 100
2𝑅
0
Persentase error yang dihasilkan pada rangkaian 85 125 160
Beban
relatif besar yaitu 87,46%, 81,16%, 69,11%. Persentase
error dapat terjadi karena adanya impedansi kabel dan
human error atau alat ukur yang tidak presisi serta daya Gambar 3.23 Grafik hubungan 𝑉3 dengan daya beban
beban dan daya hitung tidak sama dikarenakan adanya
error, hal ini sesuai dengan persamaan: Berdasarkan gambar 3.23 dapat di simpulkan
𝑝−𝑝ℎ bahwa nilai tegangan padaVoltmeter ketiga memiliki
%Eror =| 𝑝 |x 100%
nilai yang konstan, karena Voltmeter ketiga berfungsi
Grafik hubungan antara V1 dengan
untuk mengukur tegangan sumber sebesar 220 volt. Hal
daya beban ini sesuai dengan persamaan:
𝑃
𝑉=
150 𝐼
100 105 Grafik hubungan antara daya hitung
50 75 57 dengan daya beban
0
30
85 125 160
Beban 26,25
20 23,55 20,06
Gambar 3.20 Grafik hubungan 𝑉1dengan daya beban
10
0
Berdasarkan Gambar 3.20 dapat di simpulkan
85 125 160
bahwa nilai tegangan pada Voltmeter pertama Beban
berbanding terbalik dengan nilai beban, hal ini
dikarenakan tegangan yang masuk pada Voltmeter Gambar 3.24 Grafik hubungan daya hitung dengan
pertama sudah terjadi pembagian arus dan dihambat daya beban
oleh resistor yang menyebabkan arus pada beban
semakin kecil dan tegangan yang terukur semakin kecil, Berdasarkan Gambar 3.24 dapat di simpulkan
hal ini sesuai dengan persamaan: bahawa daya hitung berbanding terbalik dengan daya
𝑃
𝑉= beban, semakin besar daya beban maka daya hitung
𝐼
akan semakin kecil, hal ini sesuai dengan persamaan:
1
Grafik hubungan antara V2 dengan 𝑃ℎ = ( ) (𝑉3 2 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 )
2𝑅
daya beban
200 3.4.4 Analisa dan perhitungan metode 3
172 Amperemeter
154
100 125 Tabel 3.6 data hasil pengukuran 3 Amperemeter
R=500 Ohm
0 No Beban I1 I2 I3 Ph
85 125 160 (watt)
Beban 1 85 0,36 0,44 0,82 16,97
2 125 0,53 0,44 0,99 31,4
Gambar 3.21 Grafik hubungan 𝑉2 dengan daya beban 3 160 0,69 0,44 1,14 50,39
- Perhitungan
Berdasarkan Gambar 3.21 dapat di simpulkan 𝑅
𝑃 = ( ) (𝐼3 2 − 𝐼2 2 − 𝐼2 )
bahwa Voltmeter kedua berbanding terbalik dengan 2
Diketahui:
voltmeter pertama dan berbanding lurus dengan Beban,
P =85 watt
semakin besar beban yang digunakan maka nilai
MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022
I1 =0,36 volt Persentase error yang dihasilkan pada rangkaian relatif
I2 =0,44 volt kecil yaitu 1,62%, 1,12%, 17,43%. Persentase error
I3 =0,82 volt dapat terjadi karena adanya impedansi kabel dan human
R =500 ohm error atau alat ukur yang tidak presisi serta daya beban
Ditanya: Ph dan daya hitung tidak sama dikarenakan adanya error,
𝑅
𝑃 = ( 2 ) (𝐼3 2 − 𝐼2 2 − 𝐼2 ) hal ini sesuai dengan persamaan:
500 𝑝−𝑝ℎ
𝑃ℎ = ( 2
) (0,852 − 0,442 − 0,362) %Eror =| 𝑝 |x 100%
500
𝑃ℎ = ( 2
) (0,3993)
𝑃ℎ = 99,82 watt
Grafik hubungan antara I1 dengan
Tabel 3.7 data hasil pengukuran 3 Amperemeter daya beban
R=500 Ohm
No Beban I1 I2 I3 Ph %error 1
(watt)
0.5 0,69
1 85 0,36 0,44 0,82 99,82 17,43 0,53
0,36
2 125 0,53 0,44 0,99 126,4 1,12
3 160 0,69 0,44 1,14 157,4 1,62 0
85 125 160
- Perhitungan Beban
Diketahui:
P =85 watt Gambar 3.25 Grafik hubungan I1 dengan daya beban
I1 =0,36 volt
I2 =0,44 volt Berdasarkan gambar 3.25 di atas dapat dianalisa bahwa
I3 =0,82 volt nilai dari arus yang terukur pada amperemeter pertama
R =500 ohm berbanding lurus dengan beban, Hal ini dikarenakan
Ditanya: %error amperemeter pertama mengukur arus yang mengalir di
𝑝−𝑝ℎ
%Eror =| |x 100% beban, Hal ini sesuai dengan persamaan
𝑝
85−99,82 𝑉
%Eror =| 85 |x 100% 𝐼=
𝑃
%Eror =17,43%
Grafik hubungan antara I2 dengan
Berdasarkan tabel 3.7 di atas dapat dianalisa bahwa daya beban
nilai dari arus yang terukur pada amperemeter pertama 0.6
berbanding lurus dengan beban, Hal ini dikarenakan
0.4 0,44 0,44
amperemeter pertama mengukur arus yang mengalir di 0,44
beban. Sedangakan amperemeter yang ke dua memiliki 0.2
nilai arus yang konstan. Hal ini dikarenakan 0
amperemeter kedua mengukur nilai arus pada resistor 85 125 160
Beban
yang dimana resistor telah diatur dengan nilai konstan
sebesar 500 ohm sehingga nilai arus yang terukur tetap
Gambar 3.26 Grafik hubungan I2 dengan daya beban
atau konstan, Hal ini sesuai dengan persamaan
𝑉
𝐼= Berdasarkan tabel 3.7 di atas dapat dianalisa bahwa
𝑃
nilai dari arus yang terukur pada amperemeter yang ke
Dari tabel di atas juga dapat di analisa bahwa Nilai
dua memiliki nilai arus yang konstan. Hal ini
dari arus yang terukur pada amperemeter ketiga terlihat
dikarenakan amperemeter kedua mengukur nilai arus
berbanding lurus, semakin besar nilai beban maka arus
pada resistor yang dimana resistor telah diatur dengan
pada ampermeter ketiga semakin besar, dimana ketika
nilai konstan sebesar 500 ohm sehingga nilai arus yang
beban yang digunakan semakin besar maka arus yang
terukur tetap atau konstan, Hal ini sesuai dengan
di butuhkan juga semakin besar, hal ini sesuai dengan
persamaan
persamaan: 𝑉
𝑉 𝐼=
𝐼= 𝑃
𝑃
Dari tabel di atas juga dapat di analisa bahwa nilai daya
hitung berbanding lurus dengan daya beban, dimana
semakin besar beban yang di gunakan maka daya hitung
semakin besar, hal ini sesuai dengan persamaan:

𝑅
𝑃 = ( ) (𝐼3 2 − 𝐼2 2 − 𝐼2 )
2

MODUL 3 Praktikum PBL 2022


%error =2,58%
Grafik hubungan antara I3 dengan
daya beban
Berdasarkan tabel 3.8 dapat dianalisa bahwa
1.5 semakin besar nilai beban maka nilai daya pun akan
1 1,14
semakin besar. Nilai daya terhadap beban selisih
0,82 0,99 beberapa angka. Hal ini disebabkan karena alat ukur
0.5
yang tidak presisi serta daya beban dan daya hitung
0
tidak sama.
85 125 160
Beban Berdasarkan tabel di atas juga dapat di analisa
bahwa nilai intensitas cahaya akan semakin besar
Gambar 3.27 Grafik hubungan I3 dengan daya beban seiring bertambahnya nilai beban, dan nilai intensitas
cahaya akan semakin kecil jika bertambahnya jarak.
Berdasarkan Gambar 3.27 di atas juga dapat di Apabila nilai beban semakin besar maka nilai daya yang
analisa bahwa Nilai dari arus yang terukur pada didapat juga semakin besar.
amperemeter ketiga terlihat berbanding lurus, semakin Presentase error daya yang dihasilkan pada
besar nilai beban maka arus pada ampermeter ketiga rangkaian relatif kecil yaitu 2,85%, 0%, dan 0%. Hal ini
semakin besar, dimana ketika beban yang digunakan disebabkan karena adanya impedansi kabel dan alat
semakin besar maka arus yang di butuhkan juga ukur yang tidak presisi serta daya beban dan daya
semakin besar, hal ini sesuai dengan persamaan: hitung tidak sama dikarenakan adanya error.
𝑉
𝐼= Grafik hubungan antara Wattmeter
𝑃
dengan daya beban
Grafik hubungan antara Ph dengan
daya beban 100
82,8
200 50
0 0
157,4
100 99,28 126,4 0
85 125 160
Beban
0
85 125 160 Gambar 3.29 Grafik hubungan wattmeter dengan
Beban
daya beban

Gambar 3.28 Grafik hubungan Ph dengan daya Berdasarkan gambar 3.29 dapat dianalisa bahwa
beban semakin besar nilai beban maka nilai daya pun akan
semakin besar. Nilai daya terhadap beban selisih
Berdasarkan gambar 3.28 di atas juga dapat di beberapa angka. Hal ini disebabkan karena alat ukur
analisa bahwa nilai daya hitung berbanding lurus yang tidak presisi serta daya beban dan daya hitung
dengan daya beban, dimana semakin besar beban yang tidak sama.
di gunakan maka daya hitung semakin besar, hal ini
sesuai dengan persamaan:
𝑅
𝑃 = ( ) (𝐼3 2 − 𝐼2 2 − 𝐼2 )
2 Grafik hubungan antara lux 1m dan
2m dengan daya beban
3.4.5 Analisa dan perhitungan metode Wattmeter
Tabel 3.8 data hasil pengukuran Wattmeter 300
No Beban Wattmeter %error Luxmeter (Lux) 200
(watt) (watt) 1m 2m 100
1 85 82,8 2,85% 91,6 42,4 0
2 125 125 0% 170,7 65,0 85 125 160
3 160 160 0% 199,4 79,5 Beban
- Perhitungan
Diketahui Gambar 3.30 Grafik hubungan dengan antara lix 1m
P =85 watt dan 2m dengan daya beban
Ph =82,8 watt
Ditanya :%errror Berdasarkan Gambar 3.30 di atas juga dapat di
%error =….? analisa bahwa nilai intensitas cahaya akan semakin
𝑝−𝑝ℎ
%error =| 𝑝 |x 100% besar seiring bertambahnya nilai beban, dan nilai
85−82,8 intensitas cahaya akan semakin kecil jika bertambahnya
%error =| | x 100%
85
MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022
jarak. Apabila nilai beban semakin besar maka nilai Makhzum, A’yumi. 2021. “Pengukuran Daya”.
daya yang didapat juga semakin besar. Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3.5. KESIMPULAN
1. Pada metode voltmeter-amperemeter dan
amperemeter-voltmeter, pada amperemeter
dirangkai seri dan voltmeter dirangkai parallel
pada rangkaian. Kemudian daya dapat
dihitung dengan persamaan antara arus dan
tegangan yang terukur, hal ini sesuai dengan
persamaan
P= V.I
2. Pada perhitungan arus dapat diketahui bahwa
Semakin besar beban yang di berikan, makan
tegangannya akan konstan. Sedangkan
semakin besar beban yang di berikan maka
arusnya akan semakin meningkat, hal ini
sesuai dengan persamaan:
𝑃
𝐼=
𝑉
3. Pengukuran daya menggunakan 3 voltmeter,
jika daya yang digunakan seamakin besar
maka daya hitung juga akan semakin besar.
Nilai daya hitung dipengaruhi oleh nilai
tegangan (V) dan hambatan (R) pada beban,
hal ini sesuai dengan persamaan.
1
𝑃ℎ = ( ) (𝑉3 2 − 𝑉2 2 − 𝑉1 2 )
2𝑅
4. Pengukuran daya menggunakan metode
3 amperemeter, jika daya yang digunakan
semakin besar maka nilai daya hitung akan
semakin besar dan daya didapatkan dari
perhitungan antara ketiga ampermeter, hal ini
sesuai dengan persamaan.
𝑅
𝑃 = ( ) (𝐼3 2 − 𝐼2 2 − 𝐼2 )
2
5. Pengukuran wattmeter dapat di analisa bahwa
nilai intensitas cahaya akan semakin besar
seiring bertambahnya nilai beban, dan nilai
intensitas cahaya akan semakin kecil jika
bertambahnya jarak.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Lab Listrik Dasar. 2022. Penuntun Praktikum
Pengukuran Besaran Listrik. Laboratorium
Listrik Dasar.
Waluyanti, Sri. 2008. “Alat Ukur dan Pengukuran”.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Sapto, Widodo. 2013. “Dasar dan Pengukuran
Listrik”. Kememterian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Saifuddin, M. Abduh H., Idham A.Djufri, dan M. Natsir
Rahman. 2018. “Analisa Kebutuhan Daya
Listrik Terpasang Pada Gedung Kantor
Bupati Kabupaten Halmahera Barat”.
JurnalPROtek, 5.1.

MODUL 3 Praktikum PBL 2022

Anda mungkin juga menyukai