I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
2.1. Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Daya
2.1.2 Daya Aktif
2.1.3 Daya Reaktif
2.1.4 Daya Nyata
2.1.5 Segitiga Daya
2.1.6 Faktor Daya
2.2 Sifat Beban Listrik
2.2.1 Beban Resistif
2.2.2 Beban Induktif
2.2.3 Beban Kapasitif
2.3 Kompensasi Daya
2.3.1 Metoda Perhitungan Biasa
2.3.2 Metoda Tabel Kompensasi
2.3.3 Metoda Diagram
2.3.4 Metoda Kwitansi PLN
2.3.5 Metoda Segitiga Daya
2.4 Cara Pemasangan Kapasitor
2.4.1 Koneksi Langsung
2.4.2 Koneksi Tidak Langsung
III. PERENCANAAN
3.1 Aplikasi Pada Jaringan Listrik Industri
IV. EVALUASI
4.1 Tanya Jawab
V. KESIMPULAN
VI. DAFTAR PUSTAKA
VII. BIOGRAFI
PENDAHULUAN
Dengan semakin tingginya tarif listrik, maka tuntutan efisiensi dalam pemakaian daya
listrik adalah menjadi pertimbangan utama. Efisiensi penggunaan daya listrik dipengaruhi oleh
banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya listrik. Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi
oleh penggunaan jenis-jenis beban tertentu yang mengakibatkan turunnya efisiensi. Jenis-jenis
beban yang mempengaruhi kualitas daya listrik adalah beban-beban induktif, seperti; motor induksi,
kumparan, ballast, lampu TL. Demikian juga beban-beban non linier seperti; konverter dan inverter
untuk drive motor, mesin las, furnace, komputer, ac, tv, lampu TL dan lain-lain. Baban-beban
induktif akan menurunkan faktor daya sehingga dapat menyebabkan denda apabila faktor daya
kurang dari 0.85 lag, sedangkan beban-beban non linier tersebut menimbulkan harmonisa yang
dampaknya akan mempengaruhi kualitas daya, sehingga menimbulkan kerugian - kerugian.
Kerugian yang disebabkan oleh harmonisa umumnya adalah berupa :
- Panasnya mesin-mesin listrik karena rugi histerisis dan arus eddy meningkat
- Turunnya torsi motor yang diakibatkan oleh harmonisa urutan negatif
- Kegagalan fungsi relay (kadang-kadang trip sendiri) sehingga mengganggu kontinuitas produksi
- Terjadinya resonansi antara kapasitor bank dan generator/trafo yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan pada sistem.
- Turunnya efisiensi sehingga menyebabkan rugi daya.
- Kesalahan pembacaan pada meter-meter listrik konvensional seperti kwh meter (tidak berbasis
thrue RMS)
- Panasnya trafo sehingga menurunkan efiensi maupun bisa menyebabkan terbakarnya trafo.
- Panasnya kabel/kawat netral akibat harmonisa urutan nol sehingga mengganggu sistem instalasi
Sedangkan gangguan lain adalah gangguan yang disebabkan karena adanya fluktuasi
pemakaian beban, terutama untuk beban-beban yang bersifat on/off seperti crane, furnace, pompa,
welding dll. Gangguan ini dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan antara lain adalah;
- Kerusakan pada sistem instalasi,
- Terganggunya peralatan lain,
- Terputusnya suplai daya,
- Lepas sinkron,
Kerusakan pada prime mover generator, terutama Diesel genset dengan pembebanan sampai 80%,
sehingga pada akhirnya akan memperpendek usia pemakaian, seringnya maintenance dan akan
memakan biaya pemeliharaan yang cukup besar. Untuk mendapatkan kualitas tenaga listrik yang
baik, maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan kualitas daya.
PEMBAHASAN
S1 φ = V. I φ
S1 φ = V. I *
Sedangkan untuk rangkaian tiga phasa mempunyai 2 bentuk hubungan yaitu :
Hubungan Wye (Y)
dengan kasus yang sama tetapi diselesaikan dengan Tabel Cos θ Untuk Kompensasi. Data semula
adalah :
Daya nyata 22 MVA, Tegangan 20 kV, 3 Phasa, 50 Hz, Cos θ1 = 0.5 lag, Cos θ2 = 0.95 lag
perhitungan :
Dari nilai Cos θ1 = 0.5 lag sebelum dan Cos θ2 = 0.95 lag yang diinginkan maka dilihat dalam Tabel
Cos θ nilainya adalah 1,4.
Kemudian tentukan nilai beban daya aktif :
P = S Cos θ1
P = 22 x 106 x Cos 0,5
P = 11 MVA
setelah nilai beban aktif diketahui maka tinggal dikalikan dengan hasil pengali yang diperoleh dari
Tabel Cos θ, yaitu :
P = 11 MVA x faktor pengali
P = 11 MVA x 1,4
P = 15,4 MVAR
Dari hasil perhitungan yang berbeda didapat diperoleh hasil yang sama.
2.3.3 Metoda Diagram
Dalam menentukan besarnya kapasitor yang dibutuhkan diperlukan diagram sebelum
kompensasi dan sesudah kompensasi. Ditunjukkan dalam gambar 14, sebelum ada perbaikan power
Adalah biaya yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya kontrak (lihat Tabel 3.2,
hal.12). Khususnya untuk golongan tarif H-3, I-4 untuk tanur busur dan I-5 Biaya Beban
dihitung berdasarkan pembacaan kVA Max.
Adalah biaya pemakaian energi, dihitung berdasarkan jumlah pemakaian energi yang
diukur dalam kWh (lihat juga Tabel 3.2, hal.12). Untuk golongan tarif tertentu, pemakaian
energi ini dipilih menjadi dua bagian yaitu:
1. Pemakaian WBP dan pemakaian LWBP (lihat juga Tabel 3.2, hal.12)
2. Untuk golongan tarif R-2 Biaya Pemakaian dihitung berdasarkan sistem blok (lihat
hal 10).
Adalah biaya yang dikenakan untuk pelanggan-pelanggan Golongan Tarif S-4, SS-4, U-3,
H-2, H-3, I-3, I-4, I-5 dan G-2, jika faktor daya rata-rata bulanan pelanggan kurang dari
0,85 induktif. Besarnya Biaya Kelebihan kVARh ini juga dapat dilihat pada Tabel 3.2
Adalah biaya yang dikenakan untuk pelanggan tertentu, yang tidak dapat menyediakan
trafo sendiri.
Adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah (Pemda) berdasarkan Peraturan
Daerah (Perda). Besarnya pajak juga ditentukan oleh Perda. Komponen ini disetorkan ke
Kas Pemda, dan masuk sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
6. Biaya Materai:
GOLONGAN SISTEM
NO PENJELASAN BATAS DAYA
TARIF TEGANGAN
1. S-1 PEMAKAI SANGAT KECIL TR S/D 200 VA
2. S-2 BADAN SOSIAL KECIL TR 250 VA S/D 2200 VA
3. S-3 BADAN SOSIAL SEDANG TR 201 kVA KEATAS
4. S-4 BADAN SOSIAL BESAR TM 201 kVA KEATAS
BADAN SOSIAL BESAR
5. SS - 4 DIKELOLA SWASTA UNTUK TM 201 kVA KEATAS
KOMERSIAL
6. R-1 RUMAH TANGGA KECIL TR 250 VA S/D 200 VA
7. R-2 RUMAH TANGGA SEDANG TR 501 VA S/D 2200 VA
RUMAH TANGGA
8. R-3 TR 2201 VA S/D 6600 VA
MENENGAH
9. R-4 RUMAH TANGGA BESAR TR 6601 VA KEATAS
10. U-1 USAHA KECIL TR 250 VA S/D 2200 VA
11. U-2 USAHA SEDANG TR 2201 VA S/D 200 kVA
12. U-3 USAHA BESAR TM 201 kVA KEATAS
13. U-4 SAMBUNGAN SEMENTARA TR
14. H-1 PERHOTELAN KECIL TR 250 VA S/D 99kVA
15. H-2 PERHOTELAN SEDANG TR 100kVA S/D 200 kVA
16. H-3 PERHOTELAN BESAR TM 201 kVA KEATAS
17. I-1 INDUSTRI RUMAH TANGGA TR 450 VA S/D 2200VA
18. I-2 INDUSTRI KECIL TR 2201 VA S/D 13.9 kVA
19. I-3 INDUSTRI SEDANG TR 14 kVA S/D 200 kVA
20. I-4 INDUSTRI MENENGAH TM 201 kVA KEATAS
21. I-5 INDUSTRI BESAR TT 30,000 kVA KEATAS
GEDUNG PEMERINTAH
22. G-1 TR 250 VA S/D 200 kVA
KECIL/SEDANG
GEDUNG PEMERINTAH
23. G-2 TM 201 KVA KEATAS
BESAR
24. J PENERANGAN JALAN UMUM TR
4.1.3 Tuan Singgodimedjo pelanggan tarif R2 dengan daya tersambung 2200 VA. Stand kWh -
Meter yang dicatat pada akhir Pebruari 93 adalah 070016, dan yang dicatat bulan sebelumnya
adalah 069325. Berapa rekening listrik yang harus dibayar untuk periode tersebut?
Jawab :
Faktor meter untuk kWh - Meter dan kVARh - Meter adalah 800.
Berapa rekening listrik yang harus dibayar untuk periode tersebut?
*) Lihat rekening bulan sebelumnya
**) Dibaca pada pengukur bulan ini
Jawab :
- Pemakaian kWh WBP = (945 - 936) x 800 kWh = 7.200 kWh
- Pemakaian kWh LWBP= (3531 - 3465) x 800 kWh = 52.800 kWh
- Pemakaian kWh Total= 7.200 kWh + 52.800 kWh = 60.000 kWh
- Pemakaian kVARh = (1530 - 1475) x 800 kVARh = 44.000 kVARh
- Kelebihan Pemakaian kVARh = (44.000 - 0,62 x 60.000) kVARh= 6.800 kVARh
4.1.5 Jelaskan kelebihan dan kekurangan pemakaian beban resistif, induktif dan kapasitif ?
Jawab :
Kelebihan Pemakaian
Beban Resistif Beban Induktif Beban Kapasitif
Tegangan dapat diatur Menyerap daya aktif Menyerap daya aktif
Mengurangi overload Menyerap daya reaktif Mengeluarkan daya reaktif
Menghemat daya aktif Meningkatkan pf
Mengurangi kerugian
Kekurangan Pemakaian
Beban Resistif Beban Induktif Beban Kapasitif
Menyebabkan drop tegangan Merusak faktor daya Pemborosan daya aktif
Menyebabkan panas Menyebabkan harmonik Efisiensi menurun
Kenaikan arus/suhu kabel Tegangan menjadi unstable
Menyebabkan overload
KESIMPULAN
Energi yang disipasi atau dihamburkan oleh beban disebut sebagai daya aktif. Daya aktif
dilambangkan oleh huruf P dan diukur dalam satuan W (Watt).Energi hanya terserap dan kembali ke
sumbernya karena sifat beban yang reaktif ini maka disebut sebagai daya reaktif. Daya reaktif
dilambangkan dengan huruf Q dan diukur dalam satuan VAR (Volt-Amps-reaktif).
Energi total dalam rangkaian arus bolak-balik, baik dihamburkan, diserap ataupun yang kembali
disebut sebagai daya semu. Daya semu dilambangkan dengan huruf S dan diukur dalam satuan VA
(Volt-Amps).Ketiga jenis daya secara trigonometri terkait satu sama lain. Dalam segi tiga siku-siku,
P adalah garis mendatar yang mengapit sudut, Q adalah garis tegak dihadapan sudut dan S adalah
garis sisi miring dan mengapit sudut. Sudut yang diapit garis adalah sudut phasa rangkaian
impedansi (Z).
DAFTAR PUSTAKA
[1]. www. Indo.net.id/pln
[2]. www.plnjaya.co.id/pelayanan
[4]. Kadir, A., Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik, Jakarta : UI – Press, 2000.
[6]. Tinus, A., Studi Pengaruh Capasitor Bank Switching Terhadap Kualitas Daya Listrik Di
Gardu Induk Waru PLN P3B, Surabaya : Universitas Kristen Petra, 2007.