DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
1.1 Dasar Teori..............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
2.1 Pengertian Faktor Daya...........................................................................5
2.2 Sifat Faktor Daya....................................................................................9
2.3 Perbaikan Faktor Daya............................................................................11
2.4 Perhitungan Perbaikan Faktor Daya........................................................12
BAB III KESIMPULAN................................................................................14
BAB I
2
PENDAHULUAN
3
Namun selain pengertian daya diatas, ada juga yang dikenal dengan
Faktor daya atau faktor kerja, yaitu perbandingan antara daya aktif (watt)
dengan daya semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan
daya semu/daya total. Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini
dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor Daya /
Faktor kerja menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu.
Faktor daya selalu lebih kecil atau sama dengan satu. Faktor daya yang
rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan faktor
daya ini dapat dilakukan dengan menggunakan kapasitor.
Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh perusahaan
listrik negara (PLN) memiliki faktor daya satu, maka daya aktif (watt) yang
ditransfer setara dengan kapasitas daya terpasang (VA).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian faktor daya
2. Mengetahui sifat-sifat faktor daya
3. Mengetahui cara memperbaiki faktor daya
4. Mengetahui perhitungan perbaikan faktor daya
BAB II
4
PEMBAHASAN
Umumnyaa faktor daya listrik ini disebut juga coshinus phi (cos φ).
Beberapa istilah listrik yang perlu diketahui yang erat kaitannya dengan faktor
daya listrik antara lain:
1. Daya Aktif (P)
Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk
melakukan energi sebenarnya. Daya aktif adalah daya yang dibutuhkan
oleh beban resistif. Daya aktif menunjukkan adanya aliran energi listrik
dari pembangkit listrik ke jaringan beban untuk dapat dikonversikan
menjadi energi lain. Sebagai contoh, daya aktif yang digunakan untuk
menyalakan kompor listrik. Energi listrik yang mengalir dari jaringan dan
masuk ke kompor listrik, dikonversikan menjadi energi panas oleh
elemen pemanas kompor tersebut. Satuan daya aktif adalah Watt.
Daya listrik pada arus listrik DC, dirumuskan sebagai perkalian arus
listrik dengan tegangan.
5
P = V. I
Dimana:
P = Daya aktif (Watt)
V = Tegangan (Volt)
Gelombang arus dan tegangan berada pada fase yang sama (0°) dan
tidak ada yang saling mendahului seperti pada beban induktif dan
kapasitif. Dengan kata lain nilai dari faktor daya (cos φ) adalah 1.
Sehingga dengan menggunakan rumus daya di atas maka nilai dari daya
listrik pada satu titik posisi jaringan tertentu memiliki nilai yang selalu
positif. Nilai daya yang selalu positif ini menunjukkan bahwa 100% daya
mengalir ke arah beban listrik dan tidak ada aliran balik ke arah
pembangkit. Inilah daya aktif, daya yang murni diserap oleh beban
resistif, daya yang menandai adanya energi listrik terkonversi menjadi
energi lain pada beban resistif. Daya aktif secara efektif menghasilkan
kerja yang nyata di sisi beban listrik.
6
2. Daya Reaktif (Q)
Secara sederhana, daya reaktif (Reactive Power) adalah daya yang
dibutuhkan untuk membangkitkan medan magnet di kumparan-kumparan
beban induktif. Seperti pada motor listrik induksi misalnya, medan
magnet yang dibangkitkan oleh daya reaktif di kumparan stator berfungsi
untuk menginduksi rotor sehingga tercipta medan magnet induksi pada
komponen rotor. Pada trafo, daya reaktif berfungsi untuk membangkitkan
medan magnet pada kumparan primer, sehingga medan magnet primer
tersebut menginduksi kumparan sekunder. Daya reaktif diserap oleh
beban-beban induktif, namun justru dihasilkan oleh beban kapasitif.
Peralatan-peralatan kapasitif seperti lampu neon, bank kapasitor, bersifat
menghasilkan daya reaktif ini. Daya reaktif juga ditanggung oleh
pembangkit listrik. Satuan daya reaktif adalah Volt-ampere reactive dan
disingkat dengan Var.
Daya reaktif, sebenarnya bukanlah sebuah daya yang
sesungguhnya. Daya reaktif tidak menunjukkan adanya perpindahan
energi listrik, daya aktiflah yang menjadi bilangan penunjuk adanya
perpindahan energi listrik.
Daya reaktif adalah daya imajiner yang menunjukkan adanya
pergeseran grafik sinusoidal arus dan tegangan listrik AC akibat adanya
beban reaktif. Daya reaktif memiliki fungsi yang sama dengan faktor
daya atau juga bilangan cos Ø. Daya reaktif ataupun faktor daya akan
memiliki nilai (≠0) jika terjadi pergeseran grafik sinusoidal tegangan
ataupun arus listrik AC, yakni pada saat beban listrik AC bersifat induktif
ataupun kapasitif. Sedangkan jika beban listrik AC bersifat murni resistif,
maka nilai dari daya reaktif akan nol (=0). Secara matematis dapat ditulis:
Q = V . I . Sin φ ( untuk sistem 1 phase )
Q = 3 . VL . IL . Sin φ ( untuk sistem 3 phase )
7
Dimana:
Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
VL = Tegangan jaringan (Volt)
IL = Arus jaringan (ampere)
8
Gambar 2.1 Segitiga Daya.
9
Pada gambar diatas terlihat nilai cos φ sama dengan 1 yang
menyebabkan jumlah daya nyata yang dikonsumsi beban sama dengan
daya semu.
10
Faktor daya terbelakang (lagginng) adalah keadaan faktor daya saat
memiliki kondisi-kondisi beban atau perlahan listrik memerlukan daya
reaktiif dari sistem atau beban bersifaat induktif. Apabila tegangan
mendahului arus, maka faktor daya ini dikatakan “lagging”.
11
Hal ini dikarenakan pada faktor daya listrik yang rendah, peralatan listrik
banyak menarik daya reaktif induktif sehingga perlu dikompensir dengan daya
reaktif kapasitif agar faktor daya listrik dari peralatan tersebut menjadi lebih
besar.
Besarnya rating kapasitor daya dapat ditentukan setelah didapat data-data
dari peralatan listrik, kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
rating kapasitor daya tersebut.
Rating kapasitor daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Qc = P (tan phi 1 - tan phi 2 )
Dimana:
Qc = besarnya rating kapasitor daya ( KVAr )
p = daya aktif atau beban listrik ( Kw )
tan phi 1 = diperoleh dari faktor daya listrik / cos phi awal
tan phi 2 = diperoleh dari faktor daya listrik / cos phi yang diinginkan.
12
= 216.942 Watt
= 216,94 kW
13
BAB III
KESIMPULAN
14