Abstrak
kWh meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menghitung jumlah energi listrik yang digunakan oleh konsumen
dalam satuan watt per/jam. Adapum faktor yang mempengaruhi
kWh meter adalah arus, tegangan, beban dan waktu. Energi yang
digunakan tersebut dihitung dalam persatuan waktu. Pada percobaan
ini dilakukan pengukuran energi listrik menggunakan metode
pengukuran 1 fasa dan n putaran serta pengukuran 3 fasa dengan
menggunakan beban seimbang dan tidak seimbang.
1. Daya aktif
Daya aktif (Active Power) adalah
daya yang terpakai untuk melakukan energi
sebenarnya.Satuan daya aktif adalah Watt.
Adapun persamaan dalam daya aktif sebagai
berikut :
Untuk 1 Phasa : P =V∙ I∙ Cos φ………….(4.8)
Gambar 4.5 Vektor diagram arus tidak Untuk 3 Phasa : P = 3∙ V∙ I∙ Cos φ………(4.9)
seimbang
Gambar 4.5 menunjukkan vektor diagram arus 2. Daya Semu
yang tidak seimbang. Daya Semu (Apparent Power) adalah
2.7 Faktor Daya daya yang dihasilkan oleh perkalian antara
Faktor Daya bukan merupakan tegangan dan arus dalam suatu jaringan.Beban
ukuran langsung dari efisiensi output-to-input, yang bersifat daya semu adalah beban yang
tetapi factor daya merupakan ukuran bersifat resistansi (R), Satuan daya semu
sebenarnya dari bagaimana kapasitas sistem adalah VA.
tenaga listrik digunakan. Faktor daya atau
power factor (pf) didefinisikan sebagai 3. Daya reaktif
perbandingan antara daya aktif (real power) Daya reaktif adalah jumlah daya yang
dalam kWh dengan daya nyata (apparent diperlukan untuk pembentukan medan magnet.
power) dalam kVA. (Irwan Dinata. 2015:85) Dari pembentukan medan magnet tersebut
Persamaannya adalah: akan terbentuk fluks medan magnet, Satuan
Faktor daya (pf) = kW + kVA…………(4.2) daya reaktif adalah VAR, Adapun persamaan
= V.I. cos θ /V.I……….(4.3) nya adalah :
= cos θ ………………..(4.4)
2.8 Segitiga Daya Untuk 1 phasa Q = V∙ I∙ Sin φ………….(4.10)
Segitiga daya merupakan segitiga Untuk 3 phasa Q = 3∙ V∙ I∙ Sin φ……….(4.11)
yang menggambarkan hubungan matematika
antara tipe - tipe daya yang berbeda antara
daya semu, daya aktif dan daya reaktif 3. METEDOLOGI
berdasarkan prinsip trigonometri. (Abdul 3.1 Alat Dan Bahan
Khodir.2017:12-13) 1.Kwh meter 3 phase = 1 buah
2.Energi meter power logic(1200) = 1 buah
3.Stop watch = 1 buah
4.Beban lampu (15,40,60,100)watt= 3buah
5.Beban 3 phase = 1 buah
6.Konektor = 1 buah
7.Power supplu = secukupnya
Langkah Percobaan :
Gambar rangkaian :
Ditanya :
E1...?
E2...?
Jawab :
E1 (Persamaan ke 1)
Gambar 4.11 Grafik Beban Terhadap Arus
Dari gambar 4.11 dapat ketahui
bahwa saat nilai daya beban yang di gunakan
semakin besar maka arus yang mengalir juga V . I . cos ∅ .t
E 1=
akan semakin besar. Hal ini terjadi karena nilai 1000
daya beban berbanding lurus terhadap arus, 220 x 0,666 x 1 x 0,563
sesuai dengan persamaan kWh 1=
P = V.I. 1000
220 x 0,27 x 1 x 21,8
E1=
1000
kWh 1=0,082 kWh
E1=1,294 kWh
E2 (Persamaan ke 2)
P.t
E 2=
1000
Gambar 4.12 Grafik beban terhadap
cos φ hitung
% Error=| E 1−E
E1 |
2
x 100 % Pada Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa
nilai beban berbanding lurus dengan nilai
% Error=| |x 100 %
1,294−3,871 daya, jika semakin besar beban maka semakin
1,294 besar pula daya yang di butuhkan.
% Error=1,99 %
Dengan cara yang sama untuk hasil Gambar 4.17 Hubungan beban terhadap Arus
perhitungan selanjutnya dapat di lihat pada
tabel berikut. Pada gambar 4.17 dapat dilihat bahwa
nilai beban berbanding lurus dengan arus, jika
beban semakin besar maka semakin besar
Tabel 4.4 Hasil dan Pengukuran n Putaran pula arusnya.
Beban (watt)
Dari gambar 4.23 Dapat dianalisa karena semakin besar daya. listrik yang
bahwa semakin meningkatnya nilai beban digunakan maka semakin besar energi
maka waktu yang dibutuhkan akan semakin listrik yang dibutuhkan sesuai dengan
singkat. Hal ini disebabkan karena daya persamaan E1 = (V.I.Cosφ.t)/1000.
beban berbanding
terbalik terhadap waktu atau yang sesuai 2. Pengukuran energi 3 phasa
dengan persamaan P=W/t. a) Pada pengukuran beban seimbang, saat
beban bertambah atau meningkat maka
waktu yang perlukan oleh piringan
aluminium pada kWh meter untuk satu
putaran penuh semakin sedikit
5.Kesimpulan Sedangkan nilai IN hitung bernilai 0
1. Pengukuran energi 1 phasa karena memiliki nilai beban yang
a) Pada pengukuran energi 1 Phasa daya seimbang, hal ini dapat dibuktikan
yang dihasilkan akan meningkat jika dengan rumus
besar beban meningkat. Sedangkan ¿=√ IR + IS +¿ −(IR + IS+ ¿)
2 2 2
untuk beda potensial (tegangan)
nilainya semakin kecil. Nilai Cos Ø
b) Pada pengukuran beban tidak seimbang
juga tetap, sedangkan nilai CosØ hitung
dapat diketahui bahwa semakin besar
semakin kecil jika beban semakin
beban yang digunakan maka semakin
besar. Dan nilai persentasi error
cepat piringan pada kWh meter
dipengaruhi oleh besarnya nilai cos Ø
menempuh satu putaran penuh dan
ukur dan cos Ø hitung, semakin kecil
semakin kecil arus netral yang
nilai cos Ø hitung maka semakin kecil
didapatkan. Semakin besar beban yang
nilai persentasi error nya. Hal ini
digunakan maka arus yang dihasilkan
disebabkan karena beban yang
juga akan semakin besar. Sedangkan
digunakan semakin besar dan beban
nilai IN hitung disebabkan oleh nilai
berbanding lurus dengan cos Ø hitung.
magnitude dan vektor atau nilai beban
Arus yang mengalir akan semakin besar
dan sudut yang berbeda yang ketiga
karena beban yang besar memerlukan
vektor arusnya tidak sama dengan nol
daya yang besar juga, hal ini sesuai
sehingga muncul sebuah besaran yaitu
dengan persamaan P = I.V daya yang
arus netral (IN) yang besarnya
berbanding lurus dengan kuat arus.
bergantung dari seberapa besar faktor
ketidakseimbangannya.
b) Pada pengukuran n putaran tegangan
pada setiap data semakin menurun
DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan jumlah beban yang
digunakan. Semakin besar beban yang
Anonim 2022. Modul Praktikum Pengukuran
digunakan maka kuat arusnya semakin
Besaran Listrik. Laboratorium
besar. Sementara semakin besar beban
Listrik Dasar. Jurusan Teknik
yang digunakan maka semakin besar
Elektro. Fakultas Teknik, Universitas
pula daya yang dibutuhkan, hal ini
Mataram.
sesuai dengan persamaan P = I.V.
Sedangkan semakin besar beban yang AsmonoDwi, Supriyanto. 2014. Pengukuran
digunakan maka semakin sedikit waktu Energi Listrik Tidak Langsung
yang dibutuhkan piringan aluminium Menggunakan Meter dan KVARH.
untuk menempuh dua kali putaran. Hal Jurusan Teknik Elektro. Politeknik
ini sesuai dengan persamaan : Negeri Bandung.
t = kWh/P
Sri Waluyanti, dkk. 2008. Alat Ukur dan
Dimana daya berbanding terbalik
Teknik Pengukuran. Direktorat
dengan waktu. Semakin besar nilai
Pembinaan Sekolah Menengah
daya ukur maka semakin besar nilai
Kejuruan. Departemen Pendidikan
energi listrik E1 dan E2. Hal ini terjadi
Nasional.