Anda di halaman 1dari 11

MODUL 4

PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

Nama Praktikan : Muhammad Arief Fiqron Saputra (F1B021072)


Asisten : Djodi Putra Ramadhan (F1B019044)
Tanggal Percobaan : 26 September 2022

Abstrak
kWh meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menghitung jumlah energi listrik yang digunakan oleh konsumen
dalam satuan watt per/jam. Adapum faktor yang mempengaruhi
kWh meter adalah arus, tegangan, beban dan waktu. Energi yang
digunakan tersebut dihitung dalam persatuan waktu. Pada percobaan
ini dilakukan pengukuran energi listrik menggunakan metode
pengukuran 1 fasa dan n putaran serta pengukuran 3 fasa dengan
menggunakan beban seimbang dan tidak seimbang.

1. PENDAHULUAN benda dalam bentuk angka atau harga. Dasar


Energi listrik adalah salah satu jenis pemberian angka dalam mengukur dapat
energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan dilakukan dengan cara membandingkan alat
listrik atau energi yang tersimpan dalam arus yang akan diukur dengan alat tertentu yang
listrik dengan satuan ampere (A) dan tegangan dianggap sebagai standar atau
listrik dengan satuan volt (V) dengan membandingkan besaran yang akan diukur
ketentuan kebutuhan konsumsi daya listrik dengan suatu skala yang telah ditera.
dengan satuan Watt (W) untuk menggerakkan Kilo Watt Hour (KWH) meter adalah
motor, lampu penerangan, memanaskan, alat untuk mengukur energi aktifyang
mendinginkan atau menggerakkan kembali menggunakan suatu alat hitung serta memakai
suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan asas induksi. Kwh meter tersebut merupakan
bentuk energi yang lain. alat untuk menghitung jumlah kerja listrik
Energi listrik menjalankan peralatan (watt jam) dalam bentuk tertentu.
rumah tangga, peralatan perkantoran, mesin ( Surya Darma dkk, 2019 : 159)
industri, kereta api listrik, lampu umum, alat
pemanasan, memasak, dan lain-lain. 2.2 Prinsip Kerja Kwh Meter
Perhitungan energi listrik biasanya Gambar 4.1 memperlihatkan bagian
menggunakan alat yang disebut dengan kWh dasar dari Kwh meter 1 phase CP adalah anti
meter. Alat ini menghitung penggunaan energi dari kumparan tegangan. wp adalah kumparan
tiap waktu dalam tiap jam. Hasil dari tegangan, cc adalah inti kumparan tegangan
pengukuran kWh meter dijadikan sebagai arus dan we adalah kumparan.
dasar tagihan listrik yang harus dibayarkan Arus beban 1 mengalir melalui we
pada penyedia listrik setempat. dan menyebabkan terjadinya fluksi magnetik:
Pada percobaan ini terdapat dua wp mempunyai sejumlah lilitan yang besar dan
tujuan utama yaitu, untuk mengukur cukup besar untuk dianggap sebagai reaktasi
pemakaian energi listrik dan faktor yang murni, sehingga arus Ip yang mengalir melalui
mempengaruhi serta untuk mengetahui wp akan tertinggal dalam fasanya terhadap
ketelitian kWh meter. tegangan beban dengan sudutnya sebesar 90° .
Hal ini menyebabkan terjadinnya fluksi ma-
2. DASAR TEORI gnetik ∅ 1 .Bila momen-momen tersebut yaitu
2.1 Pengertian Kwh Meter
TD dan tidak ada dalam keadaan seimbang,
Pengukuran adalah suatu proses
maka hubungan ini berlaku.
mengukur yang pada dasarnya adalah usaha
untuk menyatakan sifat atau suatu zat atau

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072


n = K . V. I cos ∅ …(4.1)
Dengan K adalah konstanta. Dari
persamaan tersebut terlihat bahwa kecepatan
puteran n kepingan D berbanding lurus
terhadap V.I cos ∅ sehingga dengan demikian
maka jumlah perputaran dari keeping tersebut
untuk jangka tertentu berbanding dengan
energi yang akan diukur dalam jangka waktu
tertentu. (Surya Darma dkk, 2019 : 160)

Gambar 4.3 Pengawatan Kwh meter 3 fhase

2.5 Beban Seimbang


Gambar 4.1 Prinsip kerja dari Kwh Beban seimbang adalah suatu beban
meter. yang dimana memiliki arus netral 0 yang
diakibatkan ketiga beban memiliki daya yang
sama sehingga tidak ada arus netral yang
2.3 Kwh Meter 1 Fhase mengalir pada rangkaian tersebut untuk lebih
Kwh meter 1 fhase memiliki dua jelasnya yang di maksud dengan keadaan
kumparan yaitu kumparan tegangan dengan seimbang adalah suatu keadaan dimana:
koil yang diameternya tipis dan jumlah  Ketiga vektor arus atau tegangan
kumparan yang lebih banyak dari pada sama besar
kumparan arus berbentuk coil yang  Ketiga vektor saling membentuk
diameternya besar dibandingkan tegangan. sudut 120° satu sama lain.

Gambar 4.2 Rangkaian KWH meter 1


phasa
Gambar 4.4 Vektor diagram arus
seimbang
2.4 Kwh Meter 3 Fhase
Kwh meter 3 fhasa pada system 4 2.6 Beban Tidak Seimbang
kawat memilik 3 kumparan arus. Pada Kwh Ketidak seimbangan beban pada suatu
meter 3 fhasa system 3 kawat meiliki 2 sistemm distribusi tegangan listrik selalu
kumparan tegangan dan 2 kumparan arus. terjadi dan penyebab ketidak seimbangan
Kwh meter 3 fhasa pada penujuk register tersebut adalah pada beban-beban suatu fasa
energy yang terpakainya ada yang disebut pada pelanggan jaringan tegangan rendah.
dengan Kwh jenis terif tunggal sedangkan Akibat tidak seimbang beban tersebut muncul
yang memiliki dua register disebut dengan arus dinetral trafo. Arus yang mengalir dinetral
jenis Kwh meter tarif ganda. ( Dwi Asmono, trafo ini menyebabkan terjadinya proses (rugi-
2014 : 200 ) rugi), yaitu akibat adanya arus netral pada
penghantar netral trafo proses akibat arus
netral akan mengali ke tanah.

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072


Dimana Berlaku Hubungan :
S = V.I…………….(4.5)
P = S . Cos…………(4.6)
Q = S . Sin φ ……...(4.7)

1. Daya aktif
Daya aktif (Active Power) adalah
daya yang terpakai untuk melakukan energi
sebenarnya.Satuan daya aktif adalah Watt.
Adapun persamaan dalam daya aktif sebagai
berikut :
Untuk 1 Phasa : P =V∙ I∙ Cos φ………….(4.8)
Gambar 4.5 Vektor diagram arus tidak Untuk 3 Phasa : P = 3∙ V∙ I∙ Cos φ………(4.9)
seimbang
Gambar 4.5 menunjukkan vektor diagram arus 2. Daya Semu
yang tidak seimbang. Daya Semu (Apparent Power) adalah
2.7 Faktor Daya daya yang dihasilkan oleh perkalian antara
Faktor Daya bukan merupakan tegangan dan arus dalam suatu jaringan.Beban
ukuran langsung dari efisiensi output-to-input, yang bersifat daya semu adalah beban yang
tetapi factor daya merupakan ukuran bersifat resistansi (R), Satuan daya semu
sebenarnya dari bagaimana kapasitas sistem adalah VA.
tenaga listrik digunakan. Faktor daya atau
power factor (pf) didefinisikan sebagai 3. Daya reaktif
perbandingan antara daya aktif (real power) Daya reaktif adalah jumlah daya yang
dalam kWh dengan daya nyata (apparent diperlukan untuk pembentukan medan magnet.
power) dalam kVA. (Irwan Dinata. 2015:85) Dari pembentukan medan magnet tersebut
Persamaannya adalah: akan terbentuk fluks medan magnet, Satuan
Faktor daya (pf) = kW + kVA…………(4.2) daya reaktif adalah VAR, Adapun persamaan
= V.I. cos θ /V.I……….(4.3) nya adalah :
= cos θ ………………..(4.4)
2.8 Segitiga Daya Untuk 1 phasa Q = V∙ I∙ Sin φ………….(4.10)
Segitiga daya merupakan segitiga Untuk 3 phasa Q = 3∙ V∙ I∙ Sin φ……….(4.11)
yang menggambarkan hubungan matematika
antara tipe - tipe daya yang berbeda antara
daya semu, daya aktif dan daya reaktif 3. METEDOLOGI
berdasarkan prinsip trigonometri. (Abdul 3.1 Alat Dan Bahan
Khodir.2017:12-13) 1.Kwh meter 3 phase = 1 buah
2.Energi meter power logic(1200) = 1 buah
3.Stop watch = 1 buah
4.Beban lampu (15,40,60,100)watt= 3buah
5.Beban 3 phase = 1 buah
6.Konektor = 1 buah
7.Power supplu = secukupnya

Gambar 4.6 Segitiga Daya

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072


3.2 Langkah Percobaan Langkah Percobaan :
3.2.1 Pengukuran Energi 1 phasa
- Gambar Rangkain

Gambar 4.7 Pengukuran Energi 1 Phasa

Langkah Percobaan :

3.2.2Pengukuran Energi 3 Phasa


- Gambar rangkaian

Gambar 4.9 Pengukuran Energi 3 Phasa

Gambar rangkaian :

Gambar 4.8 Pengukuran Energi 1 Phasa

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072


Langkah Percobaan : 4.1.1 Analisa
Perhitungan cos𝜑 untuk sample data 1.
Diketahui :
P ukur = 225,9 Watt
V = 220 volt
I = 0.33 A
Ditanyakan :
Cos𝜑 hitung = ….?
% error = ….?
Penyelesaian:
Pukur
Cos 𝜑 hitung =
V .I
225,9
Cos𝜑hitung =
220.0,33
Cos𝜑hitung = 0,338
cos φhitung−cosφ
%Error= | | 𝑥 100%
cosφhitung
0,338−0,99
%Error = | | 𝑥 100%
0,338
%Error = 1,92 %
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Energi 1 phasa
N Beban( P(w C I(Am V(v Cos %er
o watt) att) os pere) olt)
φhitung
ror
φ
1 100+1 225 0. 0.33 220 0.33 1,9
00+40 .9 99 8 2%
2 15+15 70. 0. 0.10 220 0.03 29,
+40 8 99 2 9%
3 25+15 56. 0. 0.08 220 0.02 30.
+15 7 99 0 3%

Dari tabel 4.1.1 diatas dapat dianalisis


4. HASIL DAN ANALISIS bahwa ketika nilai tegangan konstan dan nilai
4.1 Hasil Pengukuran Energi 1 Phase beban semakin besar, maka nilai arus juga
4.1.1 Data Hasil Pengukuran Energi 1 akan semakin besar. Jika disesuaikan dengan
Phase teori, nilai arus akan semakin besar berbanding
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Energi 1 Phase lurus dengan besar beban sesuai dengan rumus
N Beban(wa W(wa Co A(Ampe V(vol P = V.I
o tt) tt) s re) t) Maka data pada tabel 4.1.1 diatas
1 100+100+ 225.9 0.9 0.33 220 sudah dapat dikatakan benar. Kemudian dapat
40 9
dilihat juga bahwa daya semakin besar nilai
2 15+15+40 70.8 0.9 0.10 220
9 beban maka nilai daya juga akan semakin
3 25+15+15 56.7 0.9 0.08 220 besar. Kemudian nilai cos φ konstan 0,99 dan
9 kurang dari. Nilai cos φ seharusnya konstan 1,
namun data yang diperoleh kurang akurat

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072


karena rangkaian yang digunakan merupakan Dari gambar 4.12 dapat diketahui
rangkaian resistif.kemudian, nilai presentasi bahwa hubungan nilai beban terhadap cos ɸ
error pada tabel diatas tidak tetap atau hitung adalah fluktuatif, hal ini dapat
fluktuatif. Hal ini terjadi karena kesalahan alat disebabkan karena faktor keakuratan dari alat
ataupun human error. yang digunakan atau dari faktor dari human
error.

4.1.2. Pengukuran n Putaran


4.1.2.1. Hasil dan Pengukuran
Tabel 4.3 Hasil dan Pengukuran n Putaran
N Beban( Juml Wakt I(Amp V(v Daya(
o watt) ah u(t) ere) olt) watt)
Puta
ran
Gambar 4.10 Grafik Hasil Perhitungan 1 40+25+ 1 21.8 0.27 220 177.6
100
Energi 1 Phasa 2 60+15+ 1 37.38 0.16 220 108.5
40
Dari gambar 4.10 dapat diketahui 3 100+15 1 31.6 0.19 220 131.1
bahwa saat beban semakin besar, maka daya +25
(Watt) nya juga semakin besar. Hal ini sesuai
dengan persamaan Perhitungan energi listrik persamaan I
P=V.I. Diketahui :
Semakin besar daya beban maka
semakin besar energi yang digunakan. V = 220 volt
I = 0,27 A
t = 21,8 detik
cos φ =1
P = 177,6 Watt

Ditanya :
E1...?
E2...?
Jawab :
E1 (Persamaan ke 1)
Gambar 4.11 Grafik Beban Terhadap Arus
Dari gambar 4.11 dapat ketahui
bahwa saat nilai daya beban yang di gunakan
semakin besar maka arus yang mengalir juga V . I . cos ∅ .t
E 1=
akan semakin besar. Hal ini terjadi karena nilai 1000
daya beban berbanding lurus terhadap arus, 220 x 0,666 x 1 x 0,563
sesuai dengan persamaan kWh 1=
P = V.I. 1000
220 x 0,27 x 1 x 21,8
E1=
1000
kWh 1=0,082 kWh
E1=1,294 kWh
E2 (Persamaan ke 2)
P.t
E 2=
1000
Gambar 4.12 Grafik beban terhadap
cos φ hitung

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072


220 x 0,666 x 1 x 0,563 dilihat juga perbandingan nilai E1 dan E2.
kWh1= Nilai E1 di pengaruhi oleh nilai tegangan (V)
1000
dan arus (I) menggunakan bebannya masing -
177,6 x 21,8
E 2= masing. Sedangkan nilai E2 dipengaruhi oleh
1000 nilai daya beban (PBeban) dan waktu (t) pada
kWh1=0,082 kWh E2=3,871 bebannya masing – masing. Sehingga E1 dan
kWh E2 yang di dapatkan sama dikarenakan nilai
daya beban mendekati nilai daya hitung
Untuk Mencari nilai %error dapat dilakukan dimana persamaannya adalah P =
dengan cara : V . I . cos ∅ .t
Gambar 4.16 Hubungan Beban terhadap Daya

% Error=| E 1−E
E1 |
2
x 100 % Pada Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa
nilai beban berbanding lurus dengan nilai
% Error=| |x 100 %
1,294−3,871 daya, jika semakin besar beban maka semakin
1,294 besar pula daya yang di butuhkan.
% Error=1,99 %

Dengan cara yang sama untuk hasil Gambar 4.17 Hubungan beban terhadap Arus
perhitungan selanjutnya dapat di lihat pada
tabel berikut. Pada gambar 4.17 dapat dilihat bahwa
nilai beban berbanding lurus dengan arus, jika
beban semakin besar maka semakin besar
Tabel 4.4 Hasil dan Pengukuran n Putaran pula arusnya.

Berdasarkan tabel 4.4 Dapat dilihat tegangan


yang di gunakan bernilai tetap 220 V karena
berasal dari sumber yang sama, jika beban
yang di berikan semakin besar maka arus yang
di hasilkan juga akan semakin besar serta Gambar 4.18 Hubungan beban terhadap waktu
waktu yang di butuhkan piringan untuk
berputar akan semakin cepat. Pada gambar 4.18 dapat dilihat bahwa
beban berbanding terbalik terhadap waktu, jika
Hal ini berbanding lurus dengan semakin besar nilai bebannya maka waktu
V . I . cos ∅ .t yang di butuhkan akan semakin cepat.
persamaan E1, yaitu E1= dan
1000
P.t
juga E2= baik kedua persamaan
1000
tersebut menghasilkan nilai yang sama. Dapat

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072


Gambar 4.19 Hubungan beban terhadap energi Berdasarkan tabel 4.6 dapat dianalisa
1 dan 2 bahwa pengukuran energi 3 fasa dengan beban
seimbang memiliki nilai yang dihasilkan yaitu
Pada gambar 4.19 Dapat dilihat bahwa 0 A, karena pada sistem 3 fasa, besar nilai
nilai Energi 1 dan 2 tidak berbanding jauh, hal beban yang digunakan sama atau seimbang
ini di karenakan energi yang dihitung ialah 1 yang menunjukkan vektor diagram arus dalam
putaran penuh pada kWh meter. keadaan seimbang dan membentuk sudut
masing – masing 120º. Di sini dapat dilihat
4.2. Hasil Pengukuran Beban Seimbang bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR,
4.2.1. Analisa Pengukuran Beban Seimbang IS, IT) adalah sama dengan 0 sehingga. arus
kWh 3ø pengantar IR, IS dan IT akan sama sehingga
NO Beban (Watt) I (A) nilai In = 0 A dan semakin besar nilai beban
n T(H)
seimbang maka semakin cepat juga waktu
1 100+100+100 1 0.030 0.42
yang diperlukan untuk 1 putaran penuh
2 60+60+60 1 0.061 0.25 piringan.

3 40+40+40 1 0.075 0.17 Berdasarkan hasil Analisa tersebut dapat


Tabel 4.5 Hasil Pengukuran beban seimbang ditunjukkan grafik data hasil sebagai berikut :

Perhitungan arus netral untuk sampel data ke 1


:
Diketahui :
a. P = 100 Watt
b.V = 220 Volt
Ditanya :
IN (arus netral)
Jawab :

I N =I 1+ I 2 + I 3 =0 Gambar 4.20 Hubungan beban terhadap Arus

Dari gambar 4.20 dapat dianalisa bahwa


P
IN= nilai beban berbanding lurus dengan arus,
V ∠0° semakin besar beban yang di gunakan maka
semakin besar arus yang mengalir. Hal ini
P1 P2 P3 terjadi karena ketiga arus yang di gunakan
IN= + + membentuk sudut yang sama besar dan sama
V 1 ∠0 ° V 2 ∠120 ° V 3 ∠ 240 °
Panjang.
Gambar 4.21 Hubungan beban terhadap
100 100 100 Waktu
IN= + +
220∠ 0 ° 220 ∠ 120 ° 220 ∠ 240°
= 0.45∠0 +0.45∠-120 + 0.45∠-240
= (0.45+ j0) + (-0.22 - j0.389) +(-
0.22+j0.390)
¿0 A
Dengan cara yang sama untuk hasil
perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.6 perhitungan beban seimbang
kWh 3ø IN
NO Beban (Watt) I (A)
n T(H) (A)
1 100+100+100 1 0.030 0.42 0
0
2 60+60+60
MODUL1 4 | 0.061 0.25Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072
Praktikum
3 40+40+40 1 0.075 0.17 0
Dari gambar 4.21 Dapat dianalisa bahwa 60 100 100
semakin meningkatnya beban maka waktu IN= + +
260∠ 0 ° 260 ∠ 120 ° 260 ∠ 240°
yang dibutuhkan akan semakin singkat. Hal ini
disebabkan karena daya beban berbanding
= 0.23∠0 +0.38∠-120 + 0.38∠-240
terbalik terhadap waktu.
= (0.23+ j0) + (-0.19 - j0.32) +(-0.19+j0.32)
kWh 3 ϕ ¿ 0.15+ j0 A
¿ 0.15 ∠0 °
No Beban (Watt) I (A) IN (A)
n T Dengan cara yang sama untuk hasil
perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada
1 60+100+100 1 0.033 0.36 0.15
tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 Hasil perhitungan beban tidak
2 100+60+40 1 0.045 0.30 0.25 seimbang
Berdasarkan tabel 4.8 menjelaskan
3 100+100+40 1 0.036 0.34 0.12
bahwa semakin variatif nilai beban yang
kWh 3ϕ
no Beban (watt) I(A) digunakan maka arus yang mengalir pada titik
n T
netral semakin besar. Waktu yang dibutuhkan
1 60+100+100 1 0,033 0,36 semakin kecil karena nilai beban total tak
seimbang yang semakin besar. Akibat semakin
2 100+60+40 1 0,045 0,30 besarnya arus yang mengalir pada kawat netral
menyebabkan rugi energy atau rugi daya yang
3 100+100+40 1 0,036 0,34 semakin besar. Nilai arus ukur dan arus netral
hitung berbeda dikarenakan ketelitian alat ukur
yang kurang baik.

Berdasarkan hasil Analisa tersebut dapat


ditunjukkan grafik data hasil sebagai berikut :
4.4 pengukuran energy 3 phase beban tak
Hubungan beban terhadap Arus
seimbang
4.4.1 data dan perhitungan 0.4 0.36
0.34
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran beban tidak 0.35
0.3
seimbang. 0.3

Perhitungan arus netral untuk sampel data ke 1 0.25


60+100+100 100+60+40 100+100+40

Diketahui : Beban (watt)


P1 + P2 + P3 = 60+100+100 (watt) Gambar 4.22 Hubungan beban terhadap Arus
V = 260 volt
Dari gambar 4.22 dapat dianalisa bahwa
Ditanya : beban berbanding lurus dengan arus. ketika
IN (arus netral) nilai beban semakin naik maka nilai arus juga
Penyelesaian : akan semakin naik. Sesuai dengan persamaan
P = V.I
I N =I 1+ I 2 + I 3 =0 Gambar 4.23 Hubungan beban terhadap
Waktu
P
IN=
V ∠0°
Hubungan beban terhadap Waktu
0.045
P1 P2 P3 0.05
0.033 0.036
IN= + + 0.04
V 1 ∠ 0 ° V 2 ∠120 ° V 3 ∠ 240 ° 0.03
0.02
0.01
0
MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072
60+100+100 100+60+40 100+100+40

Beban (watt)
Dari gambar 4.23 Dapat dianalisa karena semakin besar daya. listrik yang
bahwa semakin meningkatnya nilai beban digunakan maka semakin besar energi
maka waktu yang dibutuhkan akan semakin listrik yang dibutuhkan sesuai dengan
singkat. Hal ini disebabkan karena daya persamaan E1 = (V.I.Cosφ.t)/1000.
beban berbanding
terbalik terhadap waktu atau yang sesuai 2. Pengukuran energi 3 phasa
dengan persamaan P=W/t. a) Pada pengukuran beban seimbang, saat
beban bertambah atau meningkat maka
waktu yang perlukan oleh piringan
aluminium pada kWh meter untuk satu
putaran penuh semakin sedikit
5.Kesimpulan Sedangkan nilai IN hitung bernilai 0
1. Pengukuran energi 1 phasa karena memiliki nilai beban yang
a) Pada pengukuran energi 1 Phasa daya seimbang, hal ini dapat dibuktikan
yang dihasilkan akan meningkat jika dengan rumus
besar beban meningkat. Sedangkan ¿=√ IR + IS +¿ −(IR + IS+ ¿)
2 2 2
untuk beda potensial (tegangan)
nilainya semakin kecil. Nilai Cos Ø
b) Pada pengukuran beban tidak seimbang
juga tetap, sedangkan nilai CosØ hitung
dapat diketahui bahwa semakin besar
semakin kecil jika beban semakin
beban yang digunakan maka semakin
besar. Dan nilai persentasi error
cepat piringan pada kWh meter
dipengaruhi oleh besarnya nilai cos Ø
menempuh satu putaran penuh dan
ukur dan cos Ø hitung, semakin kecil
semakin kecil arus netral yang
nilai cos Ø hitung maka semakin kecil
didapatkan. Semakin besar beban yang
nilai persentasi error nya. Hal ini
digunakan maka arus yang dihasilkan
disebabkan karena beban yang
juga akan semakin besar. Sedangkan
digunakan semakin besar dan beban
nilai IN hitung disebabkan oleh nilai
berbanding lurus dengan cos Ø hitung.
magnitude dan vektor atau nilai beban
Arus yang mengalir akan semakin besar
dan sudut yang berbeda yang ketiga
karena beban yang besar memerlukan
vektor arusnya tidak sama dengan nol
daya yang besar juga, hal ini sesuai
sehingga muncul sebuah besaran yaitu
dengan persamaan P = I.V daya yang
arus netral (IN) yang besarnya
berbanding lurus dengan kuat arus.
bergantung dari seberapa besar faktor
ketidakseimbangannya.
b) Pada pengukuran n putaran tegangan
pada setiap data semakin menurun
DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan jumlah beban yang
digunakan. Semakin besar beban yang
Anonim 2022. Modul Praktikum Pengukuran
digunakan maka kuat arusnya semakin
Besaran Listrik. Laboratorium
besar. Sementara semakin besar beban
Listrik Dasar. Jurusan Teknik
yang digunakan maka semakin besar
Elektro. Fakultas Teknik, Universitas
pula daya yang dibutuhkan, hal ini
Mataram.
sesuai dengan persamaan P = I.V.
Sedangkan semakin besar beban yang AsmonoDwi, Supriyanto. 2014. Pengukuran
digunakan maka semakin sedikit waktu Energi Listrik Tidak Langsung
yang dibutuhkan piringan aluminium Menggunakan Meter dan KVARH.
untuk menempuh dua kali putaran. Hal Jurusan Teknik Elektro. Politeknik
ini sesuai dengan persamaan : Negeri Bandung.
t = kWh/P
Sri Waluyanti, dkk. 2008. Alat Ukur dan
Dimana daya berbanding terbalik
Teknik Pengukuran. Direktorat
dengan waktu. Semakin besar nilai
Pembinaan Sekolah Menengah
daya ukur maka semakin besar nilai
Kejuruan. Departemen Pendidikan
energi listrik E1 dan E2. Hal ini terjadi
Nasional.

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072


WIDAYANTI. 2006. ALAT-ALAT UKUR
LISTRIK. FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI UIN SUNAN
KALIJAGA. YOGYAKARTA.

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021072

Anda mungkin juga menyukai