Praktikan :
Asisten :
Tanggal : 30 September 2022
Abstrak
Gambar 4.3 Rangkaian alat ukur kWh meter Gambar 4.5. Vektor Diagram Arus Tidak
3 phasa Seimbang
Dimana : Gambar (4.5) menunjukkan vektor
R = Kawat phasa diagram arus dalam keadaan seimbang. Di
S = Kawat phasa sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga
T = Kawat phasa vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama
N = Kawat netral dengan nol sehingga tidak muncul arus
V = Volt meter netral (IN). Sedangkan pada Gambar (4.5)
I = arus menunjukkan vektor diagram arus yang
A = Amper meter tidak seimbang. Di sini terlihat bahwa
W = Watt meter penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS,
Pada gambar rangkaian peneraan alat IT) tidak sama dengan nol sehingga
ukur kWh meter untuk kWh meter 3 phasa muncul sebuah besaran yaitu arus netral
tersebut berlaku persamaan : (IN) yang besarnya ber- gantung dari
seberapa besar faktor ketidakseim-
td = n×3.600.000 3×P×k …………(6) bangannya (Setiadji, Julius Sentosa. 2018:
69).
4.2.5 Beban Seimbang dan Tidak 4.2.6 Faktor Daya
Seimbang Faktor daya yang dinotasikan cos φ
Beban adalah bagian dari suatu didefinisikan sebagai perbandingan antara
rangkaian listrik yang menyerap daya yang arus yang dapat menghasilkan kerja
diberikan oleh suatu sumber pada didalam suatu rangkaian terhadap arus
rangkaian.Beban terbagi menjadi dua, total yang masuk kedalam rangkaian atau
yaitu beban seimbang dan tak seimbang. dapat dikatakan sebagai perbandingan
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang daya aktif (kW) dan daya semu (kVA).
adalah suatu keadaan di mana : Ketiga
V = Tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada
penghantar (Ampere)
Cos Ø = Faktor Daya
2. Daya Semu (S)
Daya semu merupakan daya listrik
yang melalui suatu penghantar
transmisi atau distribusi.Daya ini
Gambar 4.6. Segitiga daya merupakan hasil perkalian antara
Dimana : tegangan dan arus yang melalui
P : Daya Aktif ( kW ) penghantar.
Q : Daya Reaktif ( kVAR) Line to netral/ 1 Phasa
S : Daya Semu (kVA)
4.2.7 Segitiga Daya S = V x I……………….(9)
Segitiga daya merupakan segitiga
yang menggambarkan hubungan Line to line/ 3 Phasa
matematik antara tipe-tipe daya yang
berbeda yaitu: daya aktif( Watt ), daya S = √3 x V x I………(10)
reaktif (VAR) dan daya semu (VA),
berdasarkan prinsip trigonometri dapat Dimana :
dillihat di gambar 4.7. S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada
penghantar (Ampere)
3. Daya Reaktif (Q)
Daya reaktif merupakan selisih
antara daya semu yang masuk pada
penghantar dengan daya aktif pada
penghantar itu sendiri, dimana daya ini
Gambar 4.7. Segitiga daya
terpakai untuk daya mekanik dan
Dimana jika digambarkan dalam
panas. Daya reaktif ini adalah hasil kali
bentuk segitiga daya, maka daya nyata
antara besarnya arus dan tegangan yang
direpresentasikan oleh sisi miring dan daya
dipengaruhi oleh faktor daya.
aktif maupun reaktif direpresentasikan
Line to netral/ 1 Phasa
oleh sisi-sisi segitiga yang saling tegak
lurus. Dari gambar 4.7. terlihat pula bahwa
Q = V x I x Sin Ø ……...(11)
semakin besar nilai daya reaktif (Q) akan
meningkatkan sudut antara daya nyata dan
Line to line/ 3 Phasa
daya semu atau biasa disebut dengan
power factor / cos φ. Sehingga daya yang
terbaca pada alat ukur (S) lebih besar Q=√
3
3 x V x I x Sin Ø..…(12)
daripada daya yang sesungguhnya
dibutuhkan oleh beban (P). Dimana :
1. Daya Nyata (P) Q = Daya reaktif (VAR)
Daya nyata merupakan daya listrik V = Tegangan (Volt)
yang digunakan untuk keperluan I = Arus (Amper)
menggerakkan mesin-mesin listrik atau
peralatan lainnya. 4.2.8. Hubungan Bintang dan Segitiga
Line to netral / 1 Phasa Motor Listrik 3 phasa meupakan
jenis motor yang paling banyak
P = V x I x Cos Ø………….(7) digunakan secara luas baik dalam
industri besar maupun kecil
Line to line/ 3 Phasa dibandingkan dengan motor jenis
lainnya. Hal ini dimungkinkan karena
P = √3 x V x I x Cos Ø……..(8) motor jenis ini memiliki keunggulan
baikdarisegi teknis maupun ekonomis.
Dimana : Motor listik 3 phasa memiliki
P = Daya Nyata (Watt) karakteristik arus awal yang besar namun
hal ini dapat diatasi dengan beberapa Gambar Rangkaian Percobaan
metode pengaturan, salah satunya adalah Kedua 1 Phase
dengan sistem pengasutan bintang –
segitiga, dimana sistem ini sangat
sederhana dan dapat diterapkan untuk
semua jenis motor 3 phasa.
4.3 METODOLOGI
4.3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan
1. Beban lampu (3 buah) Gambar 4.9 Rangkaian Percobaan
2. Energi meter power logic 1200 Langkah Percobaan
(1buah)
3. Konektor
4. kWh meter 3 phase (1 buah)
5. Power supply
6. Stopwatch
4.3.2 Langkah Percobaan
Gambar rangkaian 1 phase
|cos φ hitung−cos
cos φ hitung
φukur
|×100 %
¿| |×100 %
3,108−0,998
3,108
¿|
3,108|
2,11
× 100 %
= 67%
Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Pengukuran 1
Phase
Daya
Gambar 4.11 grafik beban terhadap
a. Perhitungan Energi Listrik Persamaan I
arus
Diketahui :
Dari gambar grafik 4.11 dapat
V = 220 volt
dianaliasa bahwa Ketika nilai beban
I = 0,27 Amper
yang digunakan semakin besar maka
Cos 𝜑 = 0,99
nilai daya yang dihasilkan juga
t = 0,086 h
semakin besar. Dapat disimpulkan
Ditanya :
bahwa nilai beban dan daya berbanding
E1 = ?
lurus.
Penyelesaian :
b. Grafik Hubungan Beban terhadap Arus
(V . I . cos φ) .t
Grafik Hubungan Beban E1 =
Terhadap Arus
1000
0.3 0.2 0.218 (220 ×0,27 × 0,99)× 0,086
E1 =
0.2 0.117 1000
0.1 E1 = 0,050 kWh
0
80 140 200 b. Perhitungan Energi Listrik Persamaan
II
Arus Diketahui :
Gambar 4.12 grafik beban terhadap P = 184,3 Watt
arus t = 0,086 h
Dari gambar grafik 4.12 dapat Ditanya :
dianaliasa bahwa Ketika beban yang E2 = ?
digunakan semakin besar maka arus Penyelesaian :
yang dihasilkan juga semakin besar P. t
begitupun sebaliknya Ketika beban E2 =
1000
yang digunakan kecil maka arus yang 184,3× 0,086
dihasilkan juga kecil. Dapat E2 =
disimpulkan bahwa nilai beban dan 1000
arus berbanding lurus, = 0,015 kWh
Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada
tabel berikut: Grafik Hubungan Beban
terhadap Putaran
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan n-putaran
1.5
1 1 1
1
0.5
Dari tabel 4.4 dapat diketahui 0
200 260 320
bahwa semakin besar nilai beban
yang diberikan, tegangan diberi Jumlah Putaran
konstan yaitu 220 V, namun arus
Gambar 4.14 Grafik Hubungan Beban
dan dayanya akan semakin
terhadap Putaran
meningkat atau dapat dikatakan
Dari gambar grafik 4.14 dapat
bahwa nilai arus dan daya
dianalisa bahwa nilai putaran yang
berbanding lurus dengan nilai
digunakan adalah 1 walaupun nilai dari
beban yang diberikan. Hal ini
beban yang digunakan semakin
sesuai dengan persamaan :
bertambah
P = V. I
b. Grafik Hubungan Beban terhadap Arus
Dapat kita ketahui bahwa
besar beban mempengaruhi putaran Grafik Hubungan Beban
piringan, jika nilai beban yang Terhadap Arus
diberikan semakin besar maka 0.55
0.6
waktu putaran piringan semakin 0.36
cepat dan jika beban yang diberikan 0.4 0.278
semakin kecil maka putaran 0.2
piringan semakin lama, sehingga
0
waktu putaran berbanding terbalik 200 260 320
dengan besar beban.
Dapat diketahui juga dalam Arus
perhitungan pemakaian energi Gambar 4.15 Grafik Hubungan Beban
listrik di dapat dengan dua terhadap Arus
persamaan, yaitu E1 dan E2. Dari gambar grafik 4.15 dapat
Perhitungan E1 dipengaruhi oleh dianalisa bahwa apabila nilai beban
nilai tegangan dan arus ukur serta semakin besar maka nilai arus yang
waktu tempuh piringan selama satu dihasilkan akan semakin besar, begitu
putaran. Sedangkan perhitungan E2 pun sebaliknya. Dapat disimpulkan
diperoleh dari nilai daya pada bahwa nilai arus berbanding lurus
beban yang dikalikan dengan waktu dengan nilai beban.
tempuh piringan selama satu c. Grafik Hubungan Beban terhadap
putaran. Waktu
Pada persamaan energi listrik
tersebut dapat disimpulkan bahwa Grafik Hubungan Beban
Terhadap Waktu
jika semakin lama waktu 0.086
pemakaian dari suatu beban maka 0.1
0.046
0.03
energi listrik yang dihasilkan juga 0.05
semakin besar. Hal tersebut 0
dikarenakan, energi listrik 200 260 320
berbanding lurus terhadap waktu
Waktu
pemakaian.
Grafik Gambar 4.16 Grafik Hubungan Beban
a. Grafik Hubungan Beban terhadap terhadap Waktu
Putaran Dari gambar grafik 4.16 dapat
dianalisa bahwa apabila semakin besar
nilai beban, maka waktu yang
dibutuhkan per putaran lebih sedikit,
begitu pun sebaliknya. Hal ini
dikarenakan, semakin besar beban yang
digunakan, maka perputaran
piringannya semakin cepat, sehingga
memerlukan waktu yang lebih sedikit.
Dapat dikatan bahwa waktu berbanding
terbalik dengan nilai beban.
d. Grafik Hubungan Beban terhadap E1
dan E2
Grafik Hubungan Beban Dari tabel 4.6 dapat dianalisa bahwa
Terhadap E1 dan E2 pada beban yang seimbang dengan jumlah 1
0.111 0.109 putaran memerlukan waktu 0,029 jam
0.12
0.1 dengan nilai arus yang dihasilkan yaitu
0.08 sebesar 0,425 ampere. Tidak terjadinya arus
0.05 netral (IN) karena nilai beban 1,beban 2 dan
0.06
0.04 0.015 beban 3 sama (seimbang).
0.02 0.0036 0.0035 • Grafik
0 a. Grafik Hubungan Beban terhadap Arus
200 260 320
Netral
E1 E2
Grafik Hubungan Beban
Gambar 4.17 Grafik Hubungan Beban Terhadap Arus Netral
terhadap E1 dan E2 1.5 1 1 1
Dari gambar grafik 4.17 dapat 1
dianalisa bahwa apabila nilai beban 0.5
semakin tinggi, maka energi nya
0
semakin menurun. Dapat dilihat nilai 100x3 40x3 15x3
E2 lebih tinggi dibandingkan nilai E1.
Nilai E2yang didapatkan akan Arus Netral
meningkat seiring meningkatnya Gambar 4.18 Grafik Hubungan Beban
beban, sedangkan E1 diperoleh nilai terhadap Arus Netral
yang mengalami penurunan seiring Dari gambar grafik 4.18 dapat
meningkatnya nilai beban. dianalisa bahwa arus netral (IN) yang
dihasilkan bernilai 0 A, yang dimana
4.4.3 Pengukuran Energi 3 Phase nilai arus netral (IN) yang dihasilkan
4.4.3.1 Pengukuran Energi 3 Phasa Beban konstan seiring meningkatnya nilai
Seimbang beban. Hal ini dikarenakan setiap
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Beban seimbang bebannya bernilai sama atau seimbang
sehingga arus yang dihasilkan konstan.
b. Grafik Hubungan Beban terhadap
Waktu
Grafik Hubungan Beban
Terhadap Waktu
0.132
0.15
Perhitungan arus netral 0.1 0.078
Diketahui : 0.029
0.05
P = 100+100+100 watt
V = 220 V 0
100x3 40x3 15x3
Ditanya :
IN = ? Waktu
Penyelesaian :
I N =I 1+ I 2+ I 3 Gambar 4.19 Grafik Hubungan Beban
terhadap Waktu
100 100 100
¿ + + Dari gambar grafik 4.19 dapat
220∠ 0 ° 220 ∠ 120 ° 220 ∠240° dianalisa bahwa Ketika semakin besar
¿ 0,45 ∠0 °+ 0,45 ∠120 ° +0,45 ∠ 240 ° nilai beban yang digunakan, maka
=0A waktu yang dibutuhkan semakin sedikit
Tabel 4.6 Hasil Perhitugan Beban Seimbang untuk mendapatkan satu putaran,
begitu pun sebaliknya. Dapat
disimpulkan bahwa waktu yang
dihasilkan berbanding terbalik dengan Gambar 4.20 Grafik Hubungan Beban
nilai beban. terhadap Arus Netral
Dari gambar grafik 4.20 dapat
4.4.3.2 Pengukuran Energi 3 Phasa Beban dianalisa bahwa semakin besar nilai
Tak Seimbang beban, maka nilai arus netral yang
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Energi 3 Phasa dihasilkan semakin menurun,begitu
Beban Tak Seimbang pun sebaliknya ketika nilai beban
semakin kecil maka nilai arus netral
yang dihasilkan semakin meningkat.
b. Grafik Hubungan Beban terhadap
Waktu