kWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil
kali tegangan, arus factor kerja,kali waktu yang tertentu (UI Cos φ t) yang bekerja
padanya selama jangka waktu tertentu tersebut. Hal ini berdasarkan bekerjanya
induksi megnetis oleh medan magnit yang dibangkitkan oleh arus melalui kumparan
arus terhadap disc (piring putar) kWh meter, dimana induksi megnetis ini
berpotongan dengan induksi mgnetis yang dibangkitkan oleh arus melewati
kumparan tegangan terhadap disc yang sama.
Koppel putar dapat dibangkitkan terhadap disc karena induksi magnetis kedua
medan magnit tersebut diatas bergeser fasa sebesar 90 0 satu terhadap lainnya (azas
Ferrari). Hal ini dimungkinkan dengan konstruksi kumparan tegangan dibuat dalam
jumlah besar gulungan sehingga dapat dianggap inductance murni.
Gambar 1A. Prinsip suatu meter penunjuk Gambar 1B Arus – arus Eddy pada
Energi listrik arus B-B (jenis induksi) suatu piringan
GAMBAR 1
M = Magnit permanent
Cp = inti besi kumparan tegangan
Wp = kumparan tegangan yang dapat dianggap sebagai reaktansi murni,
karena lilitan cukup besar
Cc = Inti besi kumparan arus
Wc = kumparan arus
Ip = arus yang mengalir melalui Wp
I = Arus beban yang mengalir melalui Wc
F = Kumparan penyesuaian fasa yang diberi tahanan R
RGS = Register
1L & 2S = Terminal sumber daya masuk
2L & 1S = Terminal daya keluar
Prinsip Kerja
Ф1
Gambar 2
Ф2
T = KW Ø1. Ø2 Sin
Ф1 sebanding dengan I
Ф 2 sebanding dengan V
W
Sin = Cos φ
Arus – arus putar yang terjadi pada piringan logam D akibat adanya Ø1, Ø2 dan Ø m
seperti dalam gambar 1.B
Arus – arus putar yang memotong garis – garis fluksi m menyebabkan piringan
logam D mengalami momen redaman TD yang berbanding lurus dengan n. Ø m2
Kd
n= V.I Cos φ
Km Ф m2
Kd, Km = konstanta
1. Kumparan Tegangan
2. Kumparan arus
3. Elemen Penggerak/piringan
4. Rem Magnit
5. Register
6. Name Plate
7.Terminal Klemp
Gambar 3
a. Bagian atas
b. Bagian bawah
Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi yang
berfungsi sebagai pengatur Cosinus phi (factor kerja)
Kumparan Tegangan terdiri dari :
Pada kWh meter 1 phasa ……………………………… 1 Set
Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat ……………………. 2 set
Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat ……………………. 3 Set
Piringan
Rem Magnit
Rem magnit adalah terbuat dari magnit permanen, mempunyai satu pasang kutub
(Utara dan selatan) yang gunanya untuk :
Meter kVARh pada prinsipnya adalah seperti meter kWh. Kalau pada meter kWh
yang diukur adalah daya nyata atau I.E.Cos φ x t, maka pada kVARh yang diukur
adalah daya buta atau I.E.Sin φ x t.
kWh kVARh
1 2 3 5 7 8 9
1 2 3 5 7 8 9
Gambar 5
Apabila kita perhatikan pada tiga daya dibawah ini (lihat gambar)
kVA c
b kVAR
φ a
kW
Gambar 6
Apabila pada segi tiga daya tersebut kita coba gambarkan suatu besaran sudut (FI)
yang berubah – ubah dengan besaran Kw yang tetap, maka dapat terlihat disini
bahwa :
Lihat gambar.
D
kVA
C
kVAR
B
φ3 φ4 φ5
φ2 A
kW
GAMBAR 7
Pada titik B :
Sudut 2 semakin besar sehingga Cos menjadi lebih kecil dari 1
kVA akan menjadi lebih besar dari kW, sedangkan kVARnya menjadi lebih besar
dari nol ( 0 ).
Diagram rangkaian harus tertera pada bagian disekitar terminal. Diagram rangkaian
dan cara penyambungannya dapat dilihat pada gambar 9 sampai 18
.1 .3 .4 . 5
B
.1 .3 . 4 .5 . 6 .7
F
N
E
B 5 B
E
A F
N B
N A
N
Gbr. 8a Gbr. 8b
Diagram pengawatan kWh meter fase tunggal, 2 Diagram pengawatan kWh meter fase
kawat sambungan langsung, tarip tungal tunggal, 2 kawat sambungan langsung, tarip
ganda
.1 .3 .4 .6 .7 .9 .10 .11
R
B
S E
B
T A
N
N
Gbr. 8c
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan langsung, tarip tungal
3 .6
.1 .2 .4 5 .7 .8. 9 .11
. .
B
R E
S
T B
N A
N
Gbr. 8d
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan tidak langsung, tarip tunggal
. .
M
. . . 1 . 2. 3 .4
... ... ...
1 2 3 4 5 6 7 8 9
.12 13 15
k. l. k. l. k. l.
CT
K. L. K. L. K. L.
B
E
R
B
TM S
T A
N N
Gbr. 8e
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui trafo arus dan trafo
tegangan tarip ganda
. . .1 ..2. 3 . .4
...
1 2 3 5
. ..
7 8 9 13 15
. k. l.
20000/100 CT
K. L .
PT = V K. L.
100
B
R
E
TM S
B
T A
N
Gbr. 8f
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan dengan trafo arus dan trafo
tegangan, tarip ganda
B
R E
S B
T A
N N
Gbr. 8g
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui transformator tegangan dan
tarnsformator arus, tarip tungal
. 13 .15 .1 . 2. 3 .4
...
1 2 3 5
. ..
7 8 9
. k. l.
20000/100 CT
K. L .
PT = V K. L.
100
B
R E
TM S B
A
T
N
Gbr. 8h
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator tegangan
dan tarnsformator arus, tarip ganda
.1 .2 .3 .5 .7 .8.9
. . k. l.
20000/100 CT
K. L .
PT = V K. L.
100
B
R E
TM S B
A
T
N
Gbr. 8i
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator tegangan
dan tarnsformator arus, tarip tungal
. 13 . . 1 . 2. 3 .4
.1 .2 .3 5
...
7 8 9 15
. k. l.
20000/100 CT
K. L .
PT = V K. L.
100
B
E
R B
TM S A
N
T
Gbr. 8j
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator
tegangan dan tarnsformator arus, tarip ganda
Susunan terminal harus sama dengan diagram rangkaian. Setiap terminal harus
diberi tanda yang sesuai dengan fungsinya.
Keterangan :
Tanda * : Titik 2 kesalahan yang biasa dirobah, bila menyimpang dari batas
yang ditentukan.
Tanda + : Titik 2 kesalahan yang tidak boleh dirubah, bila menyimpang
batas yang ditentukan
Ada tiga alat bantu yang digunakan dalam pengukuran dengan kWh meter :
Tidak semua alat Bantu tersebut harus dipasang pada suatu pengukuran kWh
meter, hal tersebut tentu tergantung dari kebutuhan untuk pengukuran itu sendiri.
Maksud dari penggunaan alat bantu kWh meter adalah untuk menyederhanakan
disain pemuatan kWh sehingga :
- Dengan satu jenis kWh meter yang tertentu dapat digunakan untuk
pengukuran dari beberapa macam besarnya daya listrik.
Transformator arus adalah suatu alat listrik yang berfungsi untuk mengubah besar
arus tertentu (di lilitan primer) ke besaran arus tertentu lainnya (di lilitan sekunder)
melalui suatu kopling elektro megnetis.
Karena meter – meter umumnya hanya dapat dilewati besaran ukur (arus) yang
kecil sedangkan arus yang mengalir ke jaringan distribusi adalah besar, maka
besar arus pada belitan primer transformator arus lebih besar dari pada besar arus
di lilitan sekundernya.
Jadi transformator arus yang dipergunakan pada meter – meter akan mengubah
arus primer yang besar menjadi arus sekunder yang lebih kecil sehingga
pengukuran dapat dilakukan.
P2 P1
_- S2 S1 +
Push
Oution
Switch
Batery
Gambar 9
Pengujian Polaritas
Sebuah ampere meter dengan skala Nol ditengah, tipe permanent magnet moving
coil dihubungkan pada sekunder transformator arus. Battrey tegangan 1,5 Volt
dihubungkan melalui saklar kutub – tunggal pada sisi primer, pada saat saklar
dimasukkan maka ampere meter akan menunjuk kearah positip sesaat dan pada
waktu saklar dibuka ampere meter akan menunjuk kearah negatep sesaat.
Pengujian polaritas dapat diukur langsung pada terminal lemari APP (10 tipe II F
Nomor : 1 dan 3; 1 dan 5; 1 dan 7)
Pengujian ini dilakukan dengan menginjeksi sisi primer, arus dialirkan dan diukur
dengan A 1 melalui transformator arus standar seperti pada gambar berikut.
Test Arus
Skunder
A
2
CT
Yang diuji
CT
A
1 Standar
Current Transformer
Test Set
~
AC Supply
Gambar 10. Pengujian Rasio
Arus sekunder diukur dengan ampere meter A2 dan nilai perbandingannya antara
A1 dan A2 adalah merupakan rasio yang tertulis pada nama transformator arus.
Kesalahan arus dinyatakan dalam (%) dengan rumus :
(kn Is – Ip)
Kesalahan arus (%) = X 100%
Transformator tegangan adalah alat pengubah besaran listrik (tegangan) dari suatu
harga ke harga yang lain yang tertentu besarnya.
250 V Hight
AC Voltage Test
Supply Set
V V
1 2
GAMBAR 11
(Kn Us – Up)
% = x 100%
Up