kWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung
hasil kali tegangan, arus factor kerja,kali waktu yang tertentu (UI Cos φ t) yang
bekerja padanya selama jangka waktu tertentu tersebut. Hal ini berdasarkan
bekerjanya induksi megnetis oleh medan magnit yang dibangkitkan oleh arus
melalui kumparan arus terhadap disc (piring putar) kWh meter, dimana induksi
megnetis ini berpotongan dengan induksi mgnetis yang dibangkitkan oleh arus
melewati kumparan tegangan terhadap disc yang sama.
Koppel putar dapat dibangkitkan terhadap disc karena induksi magnetis kedua
medan magnit tersebut diatas bergeser fasa sebesar 90 0 satu terhadap lainnya
(azas Ferrari). Hal ini dimungkinkan dengan konstruksi kumparan tegangan dibuat
dalam jumlah besar gulungan sehingga dapat dianggap inductance murni.
GAMBAR 1
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 44
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Keterangan Gambar :
M = Magnit permanent
Cp = inti besi kumparan tegangan
Wp = kumparan tegangan yang dapat dianggap sebagai reaktansi murni,
karena lilitan cukup besar
Cc = Inti besi kumparan arus
Wc = kumparan arus
Ip = arus yang mengalir melalui Wp
I = Arus beban yang mengalir melalui Wc
F = Kumparan penyesuaian fasa yang diberi tahanan R
RGS = Register
1L & 2S = Terminal sumber daya masuk
2L & 1S = Terminal daya keluar
PRINSIP KERJA
Ф1 ditimbulkan oleh arus I mengalir di kumparan Wc
Ф2 ditimbulkan oleh arus Ip mengalir di kumparan Wp dan Ip lagging 90 0 terhadap
tegangannya
V
φ
Sin = Cos φ
Ф1
Gambar 2
Ф2
Dengan mengambil persamaan moment alat ukur type induksi :
T = KW Ø1. Ø2 Sin
Ф1 sebanding dengan I
V
Ф2 sebanding dengan
W
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 45
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Sin = Cos φ
Kd, Km = konstanta
Sehingga didapat kecepatan n dari piringan logam D adalah berbanding lurus dengan
V.I.Cos, maka jumlah putaran piringan D untuk jangka waktu tertentu sebanding
dengan energi yang diukur pada jangka waktu tersebut. Kemudian untuk mendapat
angka hasil pengukuran dari piringan D tadi harus ditransformasikan lagi kealat
register.
Gambar 3
1. Kumparan Tegangan
2. Kumparan arus
3. Elemen Penggerak/piringan
4. Rem Magnit
5. Register
6. Name Plate
7.Terminal Klemp
Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi yang
berfungsi sebagai pengatur Cosinus phi (factor kerja)
Kumparan Tegangan terdiri dari :
Pada kWh meter 1 phasa ……………………………… 1 Set
Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat ……………………. 2 set
Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat ……………………. 3 Set
Piringan
Piringan kWh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas dan bawah) yang
digunakan agar piringan kWh meter dapat berputar dengan mendapat gesekan
sekecil mungin.
Rem Magnit
Rem magnit adalah terbuat dari magnit permanen, mempunyai satu pasang kutub
(Utara dan selatan) yang gunanya untuk :
a. Mengatasi akibat adanya gaya berat dari piringan kWh meter
b. Menghilangkan / meredam ayunan perputaran piringan serta alat kalibrasi
semua batas arus.
Meter kVARh pada prinsipnya adalah seperti meter kWh. Kalau pada meter kWh
yang diukur adalah daya nyata atau I.E.Cos φ x t, maka pada kVARh yang diukur
adalah daya buta atau I.E.Sin φ x t.
Untuk bisa mendapatkan hasil pengukuran E.I.Sin φ x t, prinsip dasarnya adalah
membalik polaritas kumparan tegangan kWh dengan jalan membalik
pengawatannya.
kWh kVARh
1 2 3 5 7 8 9
1 2 3 5 7 8 9
Gambar 5
kVA c kVAR
b
φ a
kW
Gambar 6
Apabila pada segi tiga daya tersebut kita coba gambarkan suatu besaran sudut (FI)
yang berubah – ubah dengan besaran Kw yang tetap, maka dapat terlihat disini
bahwa :
- Besarnya kVA akan berubah – ubah
Semakin besar sudut Ø atau semakin jeleknya Cos φ maka kVA akan semakin
besar
- besarnya kVAR akan berubah - ubah
Semakin besar sudut Ø atau semakin jeleknya Cos φ maka kVAR akan semakin
besar.
E
Lihat gambar D
kVA
C
kVAR
B
φ3 φ4 φ5
φ2 A
kW
GAMBAR 7
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 50
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pada titik B :
Sudut 2 semakin besar sehingga Cos menjadi lebih kecil dari 1
kVA akan menjadi lebih besar dari kW, sedangkan kVARnya menjadi lebih besar
dari nol ( 0 ).
.1 .3 .4 . 5
B
.1 .3 . 4 .5 . 6 .7
F
N
E
B 5 B
E
A F
N B
N A
N
Gbr. 8a Gbr. 8b
Diagram pengawatan kWh meter fase Diagram pengawatan kWh meter fase
tunggal, 2 kawat sambungan langsung, tarip tunggal, 2 kawat sambungan langsung,
tungal tarip ganda
.1 .3 .4 .6 .7 .9 .10 .11
R
B
S E
B
T A
N N
Gbr. 8c
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan langsung, tarip tungal
3 .6
.1 .2 .4 5 .7 .8. 9 .11
. .
B
R E
S
T B
N A
N
Gbr. 8d
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan tidak langsung, tarip
tunggal
. .
M
. 13 . . 1 . 2. 3 .4
... ... ...
1 2 3 4 5 6 7 8 9
. 12 15
k. l. k. l. k. l.
CT
K. L. K. L. K. L.
B
E
R
B
TM S
T A
N N
Gbr. 8e
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui
trafo arus dan trafo tegangan tarip ganda
.1 ..2. 3 . .4
M
.1 .2 .3 5
.7 .8. 9 . 13 .
15
. k. l.
20000/100 CT
K. L .
PT = V K. L.
100
B
R
E
TM S
B
T A
N
Gbr. 8f
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan dengan trafo arus dan
trafo tegangan, tarip ganda
B
R E
S B
T A
N N
Gbr. 8g
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui transformator
tegangan dan tarnsformator arus, tarip tungal
. 13 .15 .1 . 2. 3 .4
...
1 2 3 5
. ..
7 8 9
. k. l.
20000/100 CT
K. L .
PT = V K. L.
100
B
R E
TM S B
A
T
N
Gbr. 8h
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator
tegangan dan tarnsformator arus, tarip ganda
.1 .2 .3 .5 .7 .8.9
. . k. l.
20000/100 CT
K. L .
PT = V K. L.
100
B
R E
TM S B
A
T
N
Gbr. 8i
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator
tegangan dan tarnsformator arus, tarip tungal
. 13 .15 . 1 . 2. 3 .4
...
1 2 3 5
...
7 8 9
. k. l.
20000/100 CT
K. L .
PT = V K. L.
100
B
E
R B
TM S A
N
T
Gbr. 8j
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator
tegangan dan tarnsformator arus, tarip ganda
Susunan terminal harus sama dengan diagram rangkaian. Setiap terminal harus
diberi tanda yang sesuai dengan fungsinya.
- kWh meter kelas 2 dipakai untuk pengukuran primer (tanpa trafo ukur)
Batas – batas kesalahan kWh meter yang ditentukan oleh kamar tera PLN (atas
kebijaksanaan PLN Wilayah/Distribusi setempat)
Keterangan :
Tanda * : Titik 2 kesalahan yang biasa dirobah, bila menyimpang dari batas
yang ditentukan.
Tanda + : Titik 2 kesalahan yang tidak boleh dirubah, bila menyimpang batas
yang ditentukan
Ada tiga alat bantu yang digunakan dalam pengukuran dengan kWh meter :
a. Current transformator (trafo Arus)
b. Potensial transformator (Trafo tegangan)
c. Time switch
Tidak semua alat Bantu tersebut harus dipasang pada suatu pengukuran kWh meter,
hal tersebut tentu tergantung dari kebutuhan untuk pengukuran itu sendiri. Maksud
dari penggunaan alat bantu kWh meter adalah untuk menyederhanakan disain
pemuatan kWh sehingga :
- Dengan satu jenis kWh meter yang tertentu dapat digunakan untuk
pengukuran dari beberapa macam besarnya daya listrik.
- Untuk pengukuran tarif ganda maka didesain dengan coil perubahan
register yang menggunakan relay komando dari luar (Time Switch)
- Supaya kWh meter dapat digunakan untuk pengukuran energi listrik
baik pada sistem tegangan rendah maupun pada sistem tegangan menengah
juga pada sistem tegangan tinggi
- Untuk mempermudah pemasangan dan penempatan kWh meter
transformator arus adalah suatu alat listrik yang berfungsi untuk mengubah besar
arus tertentu (di lilitan primer) ke besaran arus tertentu lainnya (di lilitan sekunder)
melalui suatu kopling elektro megnetis.
Transformtor arus ini banyak digunakan didalam bidang pengukuran –
pengukuran listrik untuk memperoleh besaran ukur bagi ampere meter, kWh
meter, watt meter dan sebagainya
Karena meter – meter umumnya hanya dapat dilewati besaran ukur (arus) yang
kecil sedangkan arus yang mengalir ke jaringan distribusi adalah besar, maka
besar arus pada belitan primer transformator arus lebih besar dari pada besar
arus di lilitan sekundernya.
Jadi transformator arus yang dipergunakan pada meter – meter akan mengubah
arus primer yang besar menjadi arus sekunder yang lebih kecil sehingga
pengukuran dapat dilakukan.
P2 P1
_- S2 S1 +
Push
Oution
Switch
Batery
GAMBAR 9
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuanPENGUJIAN
serta nilai-nilai perusahaan
POLARITAS 61
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Sebuah ampere meter dengan skala Nol ditengah, tipe permanent magnet moving
coil dihubungkan pada sekunder transformator arus. Battrey tegangan 1,5 Volt
dihubungkan melalui saklar kutub – tunggal pada sisi primer, pada saat saklar
dimasukkan maka ampere meter akan menunjuk kearah positip sesaat dan pada
waktu saklar dibuka ampere meter akan menunjuk kearah negatep sesaat.
Pengujian polaritas dapat diukur langsung pada terminal lemari APP (10 tipe II F
Nomor : 1 dan 3; 1 dan 5; 1 dan 7)
Pengujian ini dilakukan dengan menginjeksi sisi primer, arus dialirkan dan
diukur dengan A 1 melalui transformator arus standar seperti pada gambar
berikut.
Test Arus
Skunder
A
2
CT
Yang diuji
CT
A
1 Standar
Current Transformer
Test Set
~
AC Supply
GAMBAR 10
PENGUJIAN RASIO
Arus sekunder diukur dengan ampere meter A2 dan nilai perbandingannya anatara
A1 dan A2 adalah merupakan rasio yang tertulis pada nama transformator arus
Kesalahan arus dinyatakan dalam (%) dengan rumus :
(kn Is – Ip)
Kesalahan arus (%) = X 100%
Ip
250 V Hight
AC Voltage
Supply
Test Set
V V
1 2
GAMBAR 11
(Kn Us – Up)
% = x 100%
Up
Us = Tegangan sisi sekunder
Up = Tegangan sisi primer
Kn = Rasio transformasi transformator tegangan