Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

NAMA : ARIF HAKAM HIDAYAT


NIM : F1B019026
KELOMPOK 23

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM
2020

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

PERCOBAAN IV
PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

NAMA : ARIF HAKAM HIDAYAT


NIM : F1B019026
KELOMPOK 23

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM
2020

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


MODUL IV
PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

Arif Hakam Hidayat (F1B019026)

Asisten: Abdil Gani (F1B017001)


Tanggal Percobaan: 1 Oktober 2020

ES2123 – Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Energi merupakan banyaknya daya yang dikonsumsi dalam tiap waktu, sedangkan
energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik/energi
yang tersimpan dalam arus listrik dengan satuan ampere (A) dan tegangan listrik
dengan satuan volt (V) dengan ketentuan kebutuhan konsumsi daya listrik dengan
satuan Watt (W) untuk menggerakan peralatan elektronik sehingga menghasilkan
bentuk energi yang lain. Penggunaan energi listrik secara komersial umumnya
terbagi menjadi dua yaitu energi listrik 1 fasa dan 3 fasa, dan untuk pengukuran
energi listrik yang dikonsumsi digunakan alat ukur energi listrik yaitu kWh meter.
Semakin banyak energi listrik yang dikonsumsi dalam waktu tertentu maka
pengukuran energi listrik pada kWh meter akan semakin cepat.
Kata kunci: Energi Listrik, kWh Meter, Faktor Pengaruh Energi Listrik.

1. PENDAHULUAN aluminium serta alat hitung yang dapat disebut


Latar Belakang penghitung mekanis.
Energi listrik tidak bisa lepas dari kebutuhan Alat ukur ini terdiri dari kumparan arus yang
manusia sehari – hari tentunya manusia pasti dihubungkan seri dengan beban dan kumparan
bergantung pada listrik.Besarnya pemakaian energi tegangan dihubungkan secara paralel dengan beban.
listrik dipengaruhi oleh jenis beban yang Besarnya jumlah kerja listrik pada suatu beban untuk
dipakai.Beban memiliki sifat resistif, induktif, dan waktu tertentu dapat ditentukan dengan
kapasitif. Sifat ini akan memiliki dampak pada menggunakan persamaan sebagai berikut:
sistem kelistrikan yaitu faktor daya. Energi listrik Bagian-bagian utama dari sebuah KWH meter
yang digunakan di perumahan akan dihitung secara adalah kumparan tegangan, kumparan arus,sebuah
otomatis oleh PT. PLN dengan menggunakan alat piringan aluminium, sebuah magnet tetap, dan
ukur yaitu kWh meter. sebuah gir mekanik yang mencatat banyaknya
putaran piringan. Semakin besar daya yang terpakai,
Tujuan Penelitian mengakibatkan kecepatan piringan semakin besar;
Tujuan percobaan pengukuran energi listrik ini yaitu demikian pula sebaliknya.
untuk mengukur pemakaian energy listrik dan factor
yang mempengaruhi serta untuk mengetahui 2.2 Prinsip Kerja kWh Meter
keteliatan kWh meter.
Gambar 2.1 memperlihatkan bagan dasar dari KWH
2. DASAR TEORI meter 1 phasa Cp adalah inti dari kumparan
2.1 Pengertian kWh Meter tegangan, Wp adalah kumparan tegangan, Cc adalah
inti kumparan arus dan We adalah kumparan. Arus
Kilo Watt Hour (KWH) meter adalah alat untuk beban 1 mengalir melalui We dan menyebabkan
mengukur energi aktif yang menggunakan suatu alat terjadinya fluksi magnetik : Wp mempunyai
hitung serta memakai asas induksi. KWH meter sejumlah lilitan yang besar dan cukup besar untuk
tersebut merupakan alat untuk menghitung jumlah dianggap sebagai reaktansi murni, sehingga arus Ip
kerja listrik (Watt/jam) dalam waktu tertentu. Jadi yang mengalir melalui Wp akan tertinggal dalam
KWH meter dilengkapi dengan satu buah piringan fasanya terhadap tegangan beban dengan sudut

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


sebesar 90°. Hal itu menyebabkan terjadinya fluksi 2.2.1 KWH meter Analog
magnetis sebesar Ø1. Penggunaan daya di Indonesia menggunakan
Dengan demikian maka terhadap kepingan satuan kilowatt hour, dimana WH adalah sama
aluminium D, akan dikenakan momen gerak TD dengan 3.6 MJ. Bagian utama dari sebuah KWH
yang berbanding lurus terhadap daya beban. meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus,
Misalnya bahwa oleh pengaruh momen gerak ini, sebuah piringan aluminium, magnet tetap dan gear
kepingan aluminium akan berputar dengan mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan
kecepatan putaran n sambil berputar ini D akan aluminium. Apabila meter dihubungkan ke daya satu
mendorong garis-garis flukis magnet permanen dan phasa maka piringan mendapat torsi yang dapat
akan menyebabkan terjadinya arus-arus putar yang membuatnya berputar seperti motor dengan tingkat
berbanding lurus terhadap nØm, di dalam kepresisian yang tinggi. Berikut diberikan gambar
aluminium tersebut. Arus-arus putar ini akan pula konstruksi KWh meter analog tipe induksi.
memotong garis-garis Øm sehingga kepingan D
akan mengalami suatu. momen redaman Td yang
berbanding lurus terhadap nØm2. Bila
momenmomen tersebut yaitu TD dan Td ada dalam
keadaan seimbang, maka hubungan ini berlaku :

𝑛 = 𝑘. 𝑉. 𝐼 cos φ

Dengan k adalah konstanta.. Dari persamaan


tersebut terlihat bahwa kecepatan putar n dari
kepingan D berbanding lurus terhadap V I cos φ Gambar 2.2.1Kontruksi KWH Meter Analog
sehingga dengan demikian maka jumlah perputaran
dari keping tersebut untuk jangka tertentu Dari gambar tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa
berbanding dengan energi yang akan di ukur dalam arus beban I menghasilkan fluks bolakbalik Φc, yang
jangka waktu tertentu. melewati sebuah piringan berbahan aluminium dan
Untuk memungkinkan pengukuran.maka jumlah menginduksinya, sehingga menimbulkan tegangan.
putaran dari kepingan D ditransformasikan melalui Kumparan tegangan Bp juga mengasilkan fluks
sistem mekanis tertentu, ke alat penunjuk atau roda- bolak-balik Φp yang memintas arus If. Karena itu
roda angka tersebut berputar lebih lambat piringan mendapat gaya, dan resultan dari torsi
dibandingkan dengan kepingan C. Dengan demikian sehingga membuat piringan berputar. Torsi ini
maka alat penunjuk atau roda-roda angka sebanding dengan fluks Φp dan arus IF serta harga
menunjukkan .energi yanp diukur dalam KWH, cosinus dari sudut antaranya. Karena Φp dan IF
setelah melalui kaliterasi tertentu. sebanding dengan tegangan E dan arus beban I, maka
torsi motor sebanding dengan EI cos θ, yaitu daya
aktif yang diberikan ke beban. Karena itu kecepatan
putaran piringan sebanding dengan daya aktif yang
terpakai.Semakin besar daya yang terpakai,
kecepatan piringan semakin besar, demikian pula
sebaliknya. Secara umum perhitungan untuk daya
listrik dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu :

Daya kompleks =S(VA) = V.I


Daya reaktif = Q(VAR) = V.I sin φ
Daya aktif =P(Watt) = V.I cos φ

2.2.2. KWh Meter Digital


KWh-meter digital merupakan suatu alat
pengukuran yang memiliki fungsi utama sama
seperti kWh-meter analog yakni mengukur jumlah
Gambar 2.1 Prinsip Kerja KWH meter pemakaian energi atau jumlah pemakaian daya
dalam satuan waktu. Jika pada kWh-meter analog
bekerja berdasarkan induksi, maka kWh-meter
digital bekerja berdasarkan program yang dirancang
MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026
pada perangkat mikroprosesor yang terdapat di perumahan, namun listrik PLN di jalanan itu memiliki
dalam piranti kWh-meter digital tersebut. Berikut 3 phasa, tetapi yang masuk ke rumah kita hanya 1
gambar skematik dari kWh-meter digital : phasa karena kita tidak memerlukan daya
besar.Misalnya yang ke rumah kita adalah Phase R,
tetangga kita mungkin Phase S, dan tetangga yang lain
Phase T.

Gambar 2.2.2 SkematikKWH Meter Digital

Tegangan dan arus yang diterima oleh kWh-meter Gambar 2.3Kontruksi KWH Meter 1 Fasa
digital ini akan dibaca terpisah. Tegangan yang
masuk akan dibaca dan kemudian akan diteruskan ke Untuk pengukuran energi 1 fasa digunakan
dalam suatu mikrokontroler. Arus yang dibaca juga persamaan:
akan diteruskan ke dalam mikrokontroler. Di dalam 𝑉.𝐼.𝑐𝑜𝑠Ө
kWh= 1000 𝑡
mikrokontroler sudah di atur suatu program untuk
mengolah tegangan dan arus yang masuk menjadi
suatu besaran.Besaran yang dimaksud adalah daya V = Tegangan Fasa (V)
aktif dan energi.Sehingga dengan kWh-meter digital I = Kuat Arus (A)
ini dapat dibaca jumlah pemakaian energi yang cosӨ = Faktor Daya
terpakai. t = Waktu (Hour)

Kelebihan kWh-meter digital ini dibandingkan Kelebihan jaringan listrik 1 fasa


kWh-meter analog adalah kemampuan untuk • Murah biaya operasional
membaca daya reaktif dan jumlah pemakaian daya • Mudah pemakaiannya karena hanya terdiri
reaktif per satuan waktu (energi reaktif). Di dalam dari 2 kawat
mikrokontroler ini juga terdapat program untuk
mengukur besaran tegangan (voltmeter), arus Kekurangan jaringan listrik 1 fasa
(amperemeter), danjuga faktor daya (cos ⱷ meter). • Hanya terbatas pada skala rumah tangga
Sehingga untuk pengukuran menggunakan kWh- • Untuk generator 1 fasa memiliki ukuran
meter digital menjadi jauh lebih efiesien. yang relatif besar

2.3 KWH meter 1 phase dan 3 phase Meskipun kabel yang ada di jalan pada jaringan
KWH meter 1 phasa adalah instalasi listrik yang PLN, namun kabel yang masuk ke rumah anda hanya
menggunakan dua kawat penghantar yaitu 1 kawat 2 buah, yaitu kabel 1 phasa dan 1 kabel netral. Hal itu
phasa dan 1 kawat 0 (netral).Jadi secara sederhana, dikarenakan pada perumahan tidak memerlukan daya
listrik 1 phase dapat diartikan sebagai listrik yang listrik yang terlalu besar sehingga 1 phase sudah
terdiri dari 1 kabel bertegangan dan 1 kabel dianggap cukup untuk mengakomodasi kebutuhan
netral. Pengertian sederhananya adalah listrik 1 phasa listrik sehari-hari.
terdiri dari dua kabel yaitu 1 bertegangan dan 1 netral. KWH meter 3 phasa adalah instalasi listrik yang
Umumnya listrik 1 phasa bertegangan 220 volt menggunakan tiga kawat phasa dan satu kawat 0
yang digunakan banyak orang.Dengan tegangan 220 (netral) atau kawat ground. Jadi total ada 4 kabel yang
Volt, listrik 1 phase banyak digunakan pada masuk ke instalasi listriknya.Itulah sebabnya kenapa

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


MCB 1 fasa dan MCB 3 fasa berbeda jumlah
lubangnya. Listrik 3 phase memiliki tegangan listrik
sebesar 380 Volt dan banyak digunakan pada industri,
pabrik, hotel, dan tempat-tempat yang membutuhkan
daya listrik besar lainnya.

Gambar 2.5 Vektor Diagram Arus Seimbang

Pada gambar 2.3 diatas menunjukkan vector


diagram arus dalam keadaan seimbang. Dimana
dapat dilihat bahwa penjumlahan ketiga vector
arusnya (IR IS IT) adalah sama dengan 0 (nol)
sehingga tidak muncul arus netral.
Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan
Gambar 2.4Kontruksi KWH Meter 3 Fasa tidakseimbang adalah keadaan di mana salah satu
atau kedua syarat keadaan seimbang tidak
Untuk pengukuran energi 3 fasa digunakan terpenuhi.Kemungkinan keadaan tidak seimbang
persamaan: ada 3 yaitu:
𝑉.𝐼.𝑐𝑜𝑠Ө
kWh 3Ø= 3 𝑡 • Ketiga vektor sama besar tetapi tidak
1000
membentuksudut 120º satu sama lain.
V = Tegangan Fasa (v) • Ketiga vektor tidak sama besar tetapi
I = Kuat Arus (A) membentuksudut 120º satu sama lain.
cosӨ = Faktor Daya • Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak
t = Waktu (Hour) membentuk sudut 120º satu sama lain.

Keuntungan Listrik 3 phasa yaitu :


Menyediakan daya listrik yang besar ( biasanya
pada industri menengah dan besar ) karena
menggunakan tegangan yang lebih tinggi, maka arus
yang akan mengalir akan lebih rendah untuk daya yang
sama. Sehingga untuk daya yang besar, kabel yang
digunakan bisa lebih kecil, sehingga lebih hemat biaya
kabel. Untuk motor induksi yang memerlukan daya
bersar, listrik 3 fasa tidak memerlukan kapasitor lagi
untuk menggerakan motor.

2.4 Beban Simbang dan Tak Seimbang


Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah Gambar 2.6 Vektor Diagram Arus Tak
suatu keaadaan dimana : Seimbang
Pada gambar 2.4 diatas menunjukkan vector
• Ketiga vector arus/tegangan sama besar.
diagram arus yang tidak seimbang. Dimana dapat kita
• Ketiga vector saling membentuk sudut 120°
lihat bahwa penjumlahan ketiga vector arusnya (IR IS
satu sama lain.
IT) tidak sama dengan 0 (nol) sehingga muncul sebuah
besaran yaitu netral (IN) yang besarnya tergantung
dari seberapa besar factor ketidakseimbangan
bagannya.

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


2.4 Hubungan Bintang (Y) dan Delta (Δ) ujung mula lilitan kedua, akhir phasa kedua dengan
ujung mula phasa ketiga dan akhir phasa ketiga
dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan
transformator tiga phasa dengan kumparan yang
dihubungkan segitiga yaitu: VA, VC masing-masing
berbeda 120°. Maka dari gambar 2.6 di dapat
persamaan sebagai berikut :

𝐼𝐴 = 𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 = 𝐼𝐿
𝐼𝐿 = 𝐼𝑝ℎ
𝑉𝐴𝐵 = 𝑉𝐵𝐶 = 𝑉𝐶𝐴 = 𝑉𝐿 − 𝐿
𝑉𝐿 − 𝐿 = 𝑉𝑝ℎ

Dimana:

Gambar 2.7 Hubungan Bintang (Y) VL-L= Tegangan line to line (Volt)
Vph = Tegangan phasa (Volt)
Hubungan bintang merupakan hubungan IL = Arus line (Ampere)
antara transformator tiga fasa, dimana ujung - Iph = Arus phasa (Ampere)
ujung awal atau akhir lilitan disatukan.Titik
dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung
lilitan merupakan titik netral.Arus transformator
tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan
bintang yaitu; IA, IB, IC masing-masing berbeda
120°.Transformator tiga phasa hubungan
bintang. Maka dari gambar 2.5 dapat di peroleh
persamaan sebagai berikut :

𝐼𝐴 = 𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 = 𝐼𝐿
𝐼𝐿 = 𝐼𝑝ℎ
𝑉𝐴𝐵 = 𝑉𝐵𝐶 = 𝑉𝐶𝐴 = 𝑉𝐿 − 𝐿
𝑉𝐿 − 𝐿 = 𝑉𝑝ℎ

Dimana:

VL-L = Tegangan line to line (Volt)


Vph= Tegangan phasa (Volt)
IL = Arus line (Ampere)
Iph = Arus phasa (Ampere)

Gambar 2.8 Hubungan Delta (Δ)

Hubungan segitiga adalah hubungan transformator


tiga phasa, dimana cara penyambungannya dengan
ujung akhir lilitan phasa pertama disambung dengan
MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026
2. METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
• kWh meter 3 phase :1 buah
• Wattmeter 1 phase : 1 buah
• Voltmeter : 1 buah
• Ampere meter : 1 buah
• Stop watch : 1 buah
• Beban lampu : 3 buah
• Beban 3 phase : 1 buah
• Konektor : Secukupnya

2.2 Langkah percobaan


3.2.1 Pengukuran Energi 1 Phasa

Gambar 4.6.Rangkaian Percobaan 1

- Langkah Percobaan

Gambar 4.7.Rangkaian Percobaan 1

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


- Langkah Percobaan - Langkah Percobaan

3.2.2 Pengukuran Energi 3 Phasa

Gambar 4.7.Rangkaian Percobaan 1

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


4.HASIL DAN ANALISA Berdasarkan tabel 4.1.2 tegangan yang
4.1 Hasil dan Perhitungan digunakan yaitu konstan dan beban semakin besar,
4.1.1 Pengukuran Energi 1 Fasa maka daya ukur dan arus semakin meningkat yang
4.1.1.1Pengukuran Energi 1 Fasa disebabkan anatara perbandingan dari arus dan
Tabel 4.1.1 Hasil Pengukuran Energy 1 Phase tegangan pada daya. Sedangkan untuk Cos 𝜑 selalu
bernilai 1,sesuai teori nilai Cos 𝜑 harus bernilai 1
Beban W COS I V karena rangkaian berupa rangkain resistif tanpa ada
(Watt) ukur Φ (Ampere) (Volt) induktasi dan kapasitansi. Dan nilai dari presentase
(watt) error yang mengalami fluktuatif pada data dan ini
2(20)+100 141,2 1 0,637 220 dapat terjadi karena kesalahan alat.
20+40+100 151,1 1 0,685 220
40+2(100) 222,5 1 1 220 4.1.12.Grafik Pengukuran Energi 1 Phasa
3(100) 279,8 1 1,27 220 Berdasarkan analisa diatas dapat menunjukkan grafik
hasil dan perhitungan sebagai berikut :
Perhitungan mencari cos𝜑 :
Diketahui : Beban Terhadap Daya
Pbeban = 140 Watt 279,8
300
V = 220 volt 222,5

Daya (Watt)
I = 0.637 A 200 141,2 151,1
Ditanyakan :
cos𝜑 hitung = ? 100
%error = ?
Jawaban : 0
𝑃
a. Cos𝜑hitung = 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 140 160 240 300
𝑉.𝐼
Beban
140
Cos𝜑hitung = (220)(0.637)
Daya
Cos𝜑hitung = 0.999
Gambar 4.8. grafik beban terhadap daya (watt)
𝐶𝑂𝑆𝜑 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 −𝑐𝑜𝑠𝜑
b. %Error= | | 𝑥 100% Berdasarkan gambar diatas dapat dianalisa bahwa jika
𝐶𝑂𝑆𝜑 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
semakin besar nilai daya beban yang digunakan maka
0.999−1 nilai dayanya akan semakin meningkat. dikarenakan
%Error = | | 𝑥100% semakin meningkat/besar beban maka energi yang
0.999
digunakan akan semakin meningkat/besar.
%Error = 0,1%
Beban Terhadap Arus
1,27
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat di 1,5 1
Arus (Ampere)

tabel 4.1.2 1 0,637 0,685


0,5
Tabel 4.1.2 Hasil Perhitungan Energi 1 Fasa
Beban P Cos∅ I V Coshitung %Error 0
(watt) (Watt) (ampere) (volt) 140 160 240 300
141, 0,63 Beban
140 1 220 0,999 0,1%
2 7
151, 0,68 Arus
160 1 220 1,061 5,7%
1 5
222, Gambar 4.9. grafik beban terhadap arus
240 1 1 220 1,090 8,2% (amperemeter)
5
279,
300 1 1,27 220 1,07 6,5%
8
Berdasarkan gambar diatas jika semakin besar nilai
daya pada beban, maka nilai arus akan semakin

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


meningkat. dikarenakan nilai daya pada beban E2 = ?
berbanding lurus dengan arus. Penyelesaian :
𝑝.𝑡
E2 = 1000
Beban Terhadap Cos∅
1,09 160×0.0583
1,1 1,061 1,07 E2 = 1000
1,05 E2 = 0.0093 𝑘𝑊ℎ
cos ∅

0,999
1 Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat di
0,95 tabel 4.1.4.1
140 160 240 300 Tabel 4.1.4.1 Hasil Perhitungan n putaran
Beban

cos ∅

Gambar 4.10. grafik beban terhadap cos∅ hitung

Berdasarkan gambar diatas bahwa nilai


cos𝜑mendekati nilai 2. Nilai cos𝜑 hitung dipengaruhi Pada tabel 4.1.4.1dapat kita lihat bahwa semakin
oleh daya aktif dan daya semu seusai dengan besar beban yang digunakan maka kuat arusnya
𝑃 semakin besar, untuk daya nya juga yang
persamaan cosp = 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 .
𝑉.𝐼 dibutuhkan semakin besar, Sedangkan untuk
waktu yang dibutuhkan semakin sedikit (hal ini
4.1.2 Pengukuran energy n-Putaran
sesuai dengan persamaan P = kWh/t, dimana daya
4.1.2.1 Hasil dan Perhitungan berbanding terbalik dengan waktu). Jadi, semakin
Beban Beban I V(volt) n t(h) Cos∅
(watt) Ukur (ampere) besar nilai P ukur maka semakin besar nilai energy
(Watt) listrik E1 dan E2. Hal ini terjadi karena semakin
40+20+100 152,3 0,625 220,9 1 0,0583 1 besar daya listrik maka semakin besar pula energy
listrik yang dibutuhkan, sesuai dengan persamaan
2(40)+100 166,1 0,752 220,8 1 0,05 1 E2 = (V.I.Cos.t/)1000 dimana V.I.Cos merupakan
persamaan daya aktif, dan persamaan E2 = P.t
3(40)+100 203,8 0,923 220,4 1 0,037 1
4.1.2.2 Grafik Pengukuran Energi n-Putaran
3(40)+3(10
389,6 1,78 220 1 0,019 1
0) Beban Terhadap Daya
Perhitungan energi listrik untuk persamaan 1 data 1 500
389,6
Diketahui : 400
Daya (Watt)

V = 220,9 volt
I = 0.625A 300
203,8
Cosφ = 1 152,3 166,1
200
Ditanyakan :
E1 = ? 100
Penyelesaian: 0
𝑉𝐼𝑐𝑜𝑠φ𝑡
160 180 220 420
E1 = Beban
1000
220,9×0.625×1x0,0583
E1 = 1000
E1 = 0.00804 𝑘𝑊ℎ Daya
Perhitungan energi listrik untuk persamaan 2 data
1
Diketahui : Gambar 4.11. grafik perbandingan beban
P = 160 watt terhadap daya
t = 0,0583jam
Ditanyakan :
MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026
Berdasarkan gambar grafik diatas dapat dilihat dihasilkan pembangkit atau daya semu. Nilai E 1
bahwa beban mendekati nilai daya oleh karena itu dipengaruhi nilai tegangan dan arus serta cosφ. dan
semakin besar nilai daya beban yang digunakan nilai E2 dipengaruhi oleh nilai oleh daya dan waktu.
maka nilai daya juga akan semakin besar karena
daya beban sama dengan daya sumber (Pbeban =
Psumber) atau berbanding lurus. Beban Terhadap Waktu
0,08
0,0583
Beban Terhadap Arus 0,06 0,05

Waktu (h)
0,037
1,78 0,04
2 0,019
Arus (Watt)

1,5 0,02
0,923
1 0,625 0,752 0
160 180 220 420
0,5
Beban
0
160 180 220 420
t (h)
Beban
Gambar 4.14.grafik perbandingan beban
Arus terhadap waktu

Gambar 4.12. grafik perbandingan beban terhadap


waktu Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa jika
semakin besar daya beban maka piringan akan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai semakin semakin cepat sehingga semakin banyak energi yang
besar nilai daya beban yang digunakan maka arus digunakan dalam waktu, sehingga perputaran akan
yang dihasilkan juga akan semakin besar sehingga semakin cepat.
daya berbanding lurus dengan arus. semakin besar
daya maka arus akan meningkat.

Chart Title
0,01 0,0093 0,009
0,00844 0,0083 0,00814 0,00798
0,00752 0,00744
0,008
E1 dan E2 (kWh)

0,006

0,004

0,002

0
160 180 220 420
Beban

E1

Gambar 4.13. grafik perbandingan beban


terhadap E1 dan E2

Berdasarkan gambar diatasdiketahui bahwa nilai E1


lebih kecil dari E2 ini disebabkan nilai E1 merupakan
energi yang benar-benar digunakan dari daya aktif,
sementara E2 merupakan energi yang berasal dari daya
MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026
4.2 PENGUKURAN ENERGI 3 PHASA 4.2.1.2 Grafik energy 3φ beban seimbang
4.2.1 PENGUKURAN BEBAN SEIMBANG
4.2.1.1 HASIL DAN PERHITUNGAN
Beban Terhadap Waktu
Tabel 4.2a Hasil Pengukuran Beban Seimbang
0,15 0,12
Beban (W) kWh 3Ø IN

Waktu (h)
Ukur 0,1 0,07
n t(h) (A)
0,05 0,02
25+25+25 1 0,12 0
0
40+40+40 1 0,07 0 75 120 300
100+100+100 1 0,02 0 Beban

Perhitungan arus netral untuk sampel data 1 t (h)


𝐼𝑁 = 𝐼1 + 𝐼 2 + 𝐼3 = 0
𝑃 Gambar 4.15.grafik perbandingan beban
𝐼𝑁 = terhadap waktu
𝑉∠0°
𝑃1 𝑃2 𝑃3 Berdasarkan gambar 4.17 dapat diketahui bahwa
𝐼𝑁 = + + piringan akan semakin cepat menempuh satu putaran
𝑉1 ∠0° 𝑉2 ∠120° 𝑉3 ∠240° penuh jika beban yang digunakan semakin besar.
25 25 25 𝑊
𝐼𝑁 = + + Sesuai dengan t = .
220∠0° 220∠120° 220∠240° 𝑃

Beban terhadap arus hitung


= 0.11∠0 +0.11∠-120 + 0.11 ∠-240
1
= (0.11+ j0) + (-0.055 - j0.095) + (-0.055+j0.095)
arus hitung (A)
0,8
=0A 0,6
0,4
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya dapat dilihat 0,2 0 0 0
pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Beban Seimbang 0
25 + 25 +25 40 + 40 + 40 100 + 100 +
Beban kWh 3∅ INUkur IN hitung
(Watt) N t (jam) (Ampere) (Ampere) Beban (Watt) 100
25x3 1 0.12 0 0 Gambar 4.16 grafik perbandingan beban
40x3 1 0.07 0 0 terhadap arus hitung
100x3 1 0.02 0.017 0 Berdasarkan gambar 4.18 dapat dilihat bahwa
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa arus hitung ketiga beban bernilai 0 karena ketiganya
saat beban digunakan semakin besar maka waktu yang merupakan beban seimbang atau beban dengan nilai
dibutuhkan oleh piringan pada kWh meter untuk yang sama.
menempuh satu putaran penuh semakin
sedikit.Adanya arus IN yang terukur pada data ketiga 4.2 Pengukuran energy 3 phasa
dikarenakan human error dan alat ukur yang kurang 4.2.2 Pengukuran Energi Listrik 3 phasa beban tak
presisi karena tidak sesuai dengan teori yang ada.Nilai seimbang
IN hitung yang didapat dari ketiga beban adalah 0 4.2.1.1 Hasil Dan Perhitungan
karena merupakan beban seimbang yang memiliki
nilai yang sama dan tegangan yang digunakan adalah Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Beban Tak Seimbang
tegangan tiga fasa sehingga hasil penjumlahan ketiga kWh 3∅ IN
No Beban (Watt)
arus yang berasal dari beban seimbang tersebut n t (jam) (Ampere)
bernilai 0 dan tidak ada arus yang mengalir ke netral. 1 40+60+100 1 0.038 0.234
2 100+100+60 1 0.031 0.185
3 160+100+100 1 0.017 0.000

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


Perhitungan arus netral untuk sampel data 1 menempuh satu putaran penuh semakin sedikit. Hal
𝑊
𝐼𝑁 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 = 0 ini sesuai dengan t = 𝑃 .
𝑃
𝐼𝑁 =
𝑉∠0°
Beban terhadap arus
𝑃1 𝑃2 𝑃3
𝐼𝑁 = + + 0,3 0,24
𝑉1 ∠0° 𝑉2 ∠120° 𝑉3 ∠240° 0,25 0,18

Arus (A)
0,2
40 60 100 0,15
𝐼𝑁 = + +
220∠0° 220∠120° 220∠240° 0,1
0,05 0
= 0.18∠0 +0.27∠-120 + 0.45∠-240 0
= (0.18+ j0) + (-0.136 - j0.236) + (-0.227+j0.393) 40+60+100 100+100+60 160+100+100
= 0.240∠139.1 A Beban (Watt)

Hasil perhitungan untuk data selanjutnya dapat dilihat Gambar 4.18.grafik hubungan beban terhadap arus
pada tabel 4.8 Berdasarkan grafik 5.0 dapat diketahui bahwa beban
terhadap arus berbanding terbalik, jika semakin besar
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Beban Tak Seimbang beban yang digunakan maka semakin sedikit arus
kWh 3∅ netral yang didapatkan. Hal ini sesuai dengan I =
N I 𝑃
No Beban(Watt) t IN(A) . 𝑐𝑜𝑠∅.
n hitung(A) 𝑉
(jam)
1 40+60+100 1 0.038 0.234 0.240
2 100+100+60 1 0.031 0.185 0.18
3 160+100+100 1 0.017 0.000 0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa
semakin besar beban yang digunakan maka semakin
cepat piringan pada kWh meter menempuh satu
putaran penuh dan semakin kecil arus netral yang
didapatkan terdapat fluktuatif. Arus bersifat fluktuatif
karena nilai hitungnya tidak menentu pada setiap daya
yang diberikan.

4.2.2.2 Grafik energy 3φ beban tak seimbang

Beban terhadap waktu


0,038
0,04
0,035 0,031
Waktu (Jam)

0,03
0,025
0,017
0,02
0,015
0,01
0,005
0
40+60+100 100+100+60 160+100+100
Beban (Watt)
Gambar 4.17 grafik hubungan beban terhadap beban
Berdasarkan grafik 4.9 dapat diketahui bahwa nilai
beban terhadap waktu berbanding terbalik, semakin
besar beban yang digunakan maka waktu yang
dibutuhkan oleh piringan kWh meter untuk

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


5. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
1. Pada pengukuran energy 1 fasa nilai beban
yang diberikan berbanding lurus dengan Anonim 2018. Modul Praktikum Pengukuran
nilai arus dan daya yang dihasilkan. Besaran Listrik, Laboratorium
Semakin besar beban yang dihasilkan maka Listrik Dasar, Jurusan Teknik
semakin besar daya dan arus yang Elektro. Fakultas Teknik,
dihasilkan. Universitas Mataram.
2. Pada pengukuran n putaran semakin besar
beban yang diberikan maka arus dan nilai Jumrianto, 2003; Proyek Akhir : Perancangan
energy listrik yang didapatkan juga dan Pembuatan Kwh-Media
semakin besar dan waktu yang dibutuhkan Elektrika, Vol. 9, No. 2, Desember
piringan untuk mencapai satu putaran 2016
semakin cepat. Sesuai dengan persamaan
kWh = P.t Moh Toni Prasetyo, 2010, Media Elektrika
3. Pengukuran energy 3 fasa dengan beban ISSN : 1979-7451, Vol. 3 No. 2,
seimbang P1=P2=P3memiliki nilai arus Semarang
netral yang dihasilkan yaitu nol ampere.
Hal ini dikarenakan pada system 3 fasa
besar nilai beban yang digunakan sama atau
seimbang. Semakin besar nilai total beban
seimbang maka semakin cepat juga waktu
yang diperlukan untuk satu putaran penuh
piringan aluminium.
4. Semakin variatif nilai beban yang
digunakan maka arus yang mengalir pada
titik netral semakin besar. Nilai waktu
semakin kecil karena nilai beban total tak
seimbang yang semakin besar. Akibat
semakin besarnya arus yang mengalir pada
kawat netral menyebabkan rugi energy atau
rugi daya yang semakin besar. Semakin
besar nilai total beban seimbang maka
semakin cepat juga waktu yang diperlukan
untuk satu putaran penuh piringan
aluminium.

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


LEMBAR ASSISTENSI
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

NAMA : Arif Hakam Hidayat


NIM : F1B019026
PERCOBAAN : 4 (Pengukuran Energi Listrik)
KELOMPOK : 23
Hari /Tanggal Koreksi Paraf
Sabtu, 10 - buat seperti jurnal
Oktober 2020 - perbaiki dasteo
- perbaiki analisa perhitungan sub 1
bagian 1

- langkah percobaan pakai flowchart


Senin, 12 - perbaiki tabel hasil perhitungan sub 1
Oktober 2020 bag 1
- perbaiki analisa tabel
- grafik dan analisa grafik
- tabel hasil perhitungan sub q bag 2,
- grafik
- analisa sub 2

Sabtu, 19 - perbaiki analisa grafik


Oktober 2020 - perbaiki analisa tabel n putaran
- tambah analisa beban tak seimbang
- kesimpulan berdasarkan sub percobaan

Mataram : 20 Oktober 2020


Asisten

( Abdil Gani )
NIM. F1B017001

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


LEMBAR ABSENSI
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

PERCOBAAN :4
SHIFT :4
KELOMPOK : 23

NO. NIM NAMA TTD


1.

1 F1B019026 ARIF HAKAM HIDAYAT

2.
AHMAD RAY SURYA
2 F1B019013
SURENGGANA

3.

3 F1B019025 APTANA AZMI

4.
4 F1B019038 DESTIARANI

5.

5 F1B019039 DHIKA AUFA HARDINATA

6.

6 F1B117021 M. AL ZAIDIN

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


Mengetahui, Mataram, 22 Oktober 2020
Koordinator Asisten Asisten Praktikum,

( Muhammad Rolan Alfian ) ( Abdil Gani )

NIM. F1B017070 NIM. F1B017001

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


Lampiran:
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan alat ukur integrasi. Berikan contohnya!
2. Sebutkan dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi besarnya energy listrik yang
terserap pada beban!

JAWABAN
1. Alat ukur integrasi adalah alat ukur yang mengalami pembaharuan hingga menjadi suatu
kesatuan yang utuh. Contoh alat ukur integrasi Ampermeter adalah alat untuk mengukur
besarnya arus yang mengalir pada rangkaian berbeban. Transformator arus digunakan
untuk mengukur dan memonitoring arus line dan juga digunakan untuk menghubungkan
ke relay dan terhubung pada sisi sekunder
2. Sepeti yang kita tau rumus energi yang diserap pada beban adalah:
KWh=VI cos h / 1000
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
cos= Faktor daya
h = waktu (h)
I= Arus beban (A)
Jadi faktor faktor yang mempengaruhi energi yang diserap pada beban adalah dimana
saat tegangan, factor daya, waktu serta arus beban yang mengalir dalam kondisi segaris
atau sejajar dibagi dengan 1000.

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026
MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026
MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026
MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026
MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026
MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026
MODUL KIT PHASE 1 N PUTARAN

POWER METER LOGIC POWER SUPPLY

IN OUT
BEBAN L1 N

R N

KWH METER 1 PHASA

1 3 10 12

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


MODUL KIT PENGUKURAN 1 PHASE

POWER METER LOGIC POWER SUPPLY

IN OUT
BEBAN L1 N

R N

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B019026


MODUL KIT PENGUKURAN 3 PHASE

ENERGI METER POWER LOGIC POWER SUPPLY

In Out in Out in Out


BEBAN L1 L2 L3 N
R S T N

KWH METER 3 PHASE

1 3 4 5 7 9 10 12

MODUL 4 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020 / F1B0019026

Anda mungkin juga menyukai