Anda di halaman 1dari 8

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap

Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

Agus R. Utomo Mohamad Taufik


Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, Depok 16424 Universitas Indonesia, Depok 16424
E-mail : arutomo@yahoo.com E-mail : mohamadtaufik2009@gmail.com

• Abstrak—   KWh   Meter merupakan salah satu juga meningkat. Dan seiring dengan kenaikan pemakaian
komponen penting dalam sistem tenaga listrik. peralatan elektronika, distorsi harmonik yang timbulkan pun
Dalam penggunaaannya banyak ditemui kasus akan semakin meningkat..
distorsi   harmonik   dalam   pengukuran   energi   listrik.
Distorsi   harmonik   dihasilkan   dari   penjumlahan   II. KWH METER
beberapa   frekuensi   yang   berasal   dari   komponen  
non-­‐linear  dengan  frekuensi  fundamental  dari  sistem   KWH Meter adalah alat yang digunakan oleh pihak
penyedia listrik untuk menghitung besar pemakaian daya
listrik. Banyaknya   penggunaan beban non-linier
konsumen. Bagian utama dari sebuah KWH Meter adalah
inilah   yang   menyebabkan   terjadinya   fenomena   ini.  
kumparan tegangan, kumparan arus, piringan aluminium,
THD tegangan tidak ada yang melampaui ambang  
magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan
batas   standar,   sementara itu untuk TDH arus
aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik
terdapat data yang melebihi dan yang tidak yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium. Alat
melebihi batas ambang THD yang ditentukan oleh ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet,
IEEE yakni sebesar 15%.   Lalu   perbedaan daya dimana medan magnet tersebut menggerakkan piringan
normal dan terpengaruh harmonic sebesar 21,58%   yang terbuat dari aluminium. Putaran piringan tersebut akan
dan  Adanya kenaikan tegangan dan arus harmonik menggerakkan counter digit sebagai tampilan jumlah KWH
menyebabkan penurunan besar daya aktif dan Meter
kenaikan besar daya reaktif secara transient pada
waktu tertentu sebesar 477.800 W ke 354.400 W Prinsip Kerja KWH Meter
dan dari 138.500 VA ke 297.500 VA.
Berikut diberikan gambar KWH Meter Analog beserta
gambar prinsip kerja dari KWH meter tersebut apabila
ditinjau dari segi fisika. Dari gambar 2.1 di bawah dapat
Kata kunci— KWh, Meter, 3 Fasa, Harmonik, THD, Daya dijelaskan bahwa arus beban I menghasilkan fluks bolak-
balik Φc, yang melewati piringan aluminium dan
menginduksinya sehingga menimbulkan tegangan dan eddy
I. PENDAHULUAN current. Kumparan tegangan Bp juga mengasilkan fluks
bolak-balik Φp yang memintas arus If. Karena itu piringan
Pengukuran transmisi energi listrik dengan mendapat gaya, dan resultan dari torsi membuat piringan
menggunakan kWh meter selayaknya mempunyai tingkat berputar.
akurasi yang baik agar tidak ada satupun pihak yang
dirugikan akibat adanya kesalahan dalam proses
pengukuran. Di sisi lain, dengan semakin banyaknya
penggunaan beban non linier oleh konsumen dapat
menimbulkan salah satu masalah kualitas daya berupa
harmonisa yang dapat mempengaruhi tingkat keakurasian
hasil pengukuran energi listrik yang sebenarnya terpakai.
Dengan kemajuan teknologi saat ini memicu pesatnya
perkembangan perangkat elektronika. Didukung oleh
perkembangan ekonomi yang sebanding dengan
perkembangan teknologi ini, sehingga daya beli masyarakat

1 Universitas Indonesia

Analisis pengaruh..., Mohamad Taufik, FT UI, 2014


EC = E'C - EN
(2.4)
Substitusi dari persamaan diatas merupakan total daya
pada beban:
PLoad = (E'A + EN)IA + (E'B + EN)IB + (E'C +
EN)IC (2.5)
PLoad = E'A IA + E'B IB + E'CIC + EN(IA + IB + IC)
(2.6)

Gambar 2.1 Prinsip Dasar KWH Meter

Torsi ini sebanding dengan fluks Φp dan arus IF


serta harga cosinus dari sudut antaranya. Karena Φp dan IF
sebanding dengan tegangan E dan arus beban I, maka torsi
motor sebanding dengan EI cos θ, yaitu daya aktif yang
diberikan ke beban. Karena itu kecepatan putaran piringan
sebanding dengan daya aktif yang terpakai. Semakin besar
daya yang terpakai, kecepatan piringan semakin besar,
demikian pula sebaliknya. Secara umum perhitungan untuk
daya listrik dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu : Gambar 2.2 Rangkaian Listrik 3 Fasa untuk Teorema Blondel
1. Daya kompleks S(VA) = V . I Dengan Hukum Kirchhoff dimana IA + IB + IC = 0,
2. Daya reaktif Q(VAR) = V . I sin φ maka persamaan daya beban didapat:
3. Daya aktif P(Watt) = V . I cos φ PLoad = E'A IA + E'B IB + E'CIC = W1 + W2 + W3
(2.7)
KWh Meter 3 Fasa
KWh meter 3 Fasa pada dasarnya adalah KWh meter
1 Fasa yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi
KWh meter 3 Fasa dengan prinsip kerja seperti KWh meter
1 Fasa. Perbedaannya terdapat pada beberapa fungsi khusus
dan dalam aplikasi tertentu untuk rangkaian listrik 3 fasa.
Prinsip dasar dari pengukuran KWh Meter 3 fasa
menganut teorema yang ditetapkan oleh Andre E. Blondel
pada tahun 1893 yang mengaplikasikan pengukuran daya
aktif pada sistem listrik berfasa banyak. Teoremanya adalah
sebagai berikut:
“Jika energi disuplai ke sistem dengan beberapa
kondutor pada N kabel, total daya pada sistem yang
merupakan penjumlahan matematis dari pembacaan N
KWh Meter, maka setiap N kabel berisikan 1 kumparan
arus dan kumparan tegangan yang terhubung diantara
kawat dan beberapa titik yang sama. Jika titik yang sama
ini adalah pada salah satu kabel N, maka pengukuran dapat
Gambar 2.3 Diagram Fasor konfigurasi Wye 3 Stator
dilakukandengan menggunakan N-1 kabel.”
Rangkaian pada gambar 2.2 dapat digunakan untuk
membuktikan teorema Blondel’s. Tiga KWh Meter dengan
sensor tegangan yang terhubung pada titik D, yang
mungkin berbeda-beda nilai tegangannya dari titik netral N
pada beban, dengan jumlah setara dengan EN. Daya aktif
instantaneous beban adalah sebagai berikut:
PLoad = EAIA + EBIB + ECIC (2.1)
Dimana pada tiap penghantar yakni:
EA = E'A - EN
(2.2)
EB = E'B - EN
(2.3) Gambar 2.4 Interkoneksi Sistem 3 Fasa konfigurasi Wye 3 Stator

2 Universitas Indonesia

Analisis pengaruh..., Mohamad Taufik, FT UI, 2014


Gambar 2.4 diatas menunjukan pemakaian 3 Stator
pada sistem 3 fasa konfigurasi wye. Total daya yang terukur
(Total Meter Power) dapat dituliskan berdasarkan inspeksi
pada diagram fasor Gambar 2.7, yakni:
!"#$%  !"#"$  !"#$% =   !!" !!" cos !! + !!" !!" cos !! Gambar 3.2 Representasi deret fourier dari gelombang terdistorsi [1]
                                                                                                 +!!" !!" cos !! (2.8)
Gelombang yang telah terdistorsi dapat diperoleh
dengan menjumlahkan secara aljabar gelombang dasar
dengan gelombang yang dihasilkan disetiap siklus dimana
III. PENGARUH HARMONISA TERHADAP memiliki frekuensi dan amplitudo yang berbeda-beda.
PENGUKURAN ENERGI
!!!

Harmonisa !   ! = !! + !! 2 sin !2!"# − !!                              (3.1)


Seperti yang telah diketahui bahwa beban nonlinier !!!
merupakan penyebab utama timbulnya harmonik. Beban Y0 : Amplitudo dari komponen arus searah,
nonlinier mengakibatkan bentuk gelombang arus tidak dalam jaringan distribusi bernilai nol
menyerupai bentuk gelombang tegangan yang diterima oleh Yn : Nilai rms dari komponen harmonik ke-n
beban tersebut. Gelombang arus akan mengalami distorsi f : Frekuensi fundamental (50 Hz)
sehingga tidak proporsional terhadap bentuk gelombang φn : Sudut fasa dari komponen harmonik ke-n
tegangan karena arus yang mengalir menyesuaikan dengan Persamaan fourier ini dapat digunakan untuk
karakteristik beban yang tidak linier tersebut. Selain itu nilai memecah gelombang yang telah terdistorsi menjadi
peak dari gelombang arus juga mengalami peningkatan jika gelombang fundamental dan gelombang harmonik. Hal ini
dibandingkan dengan arus yang mempunya gelombang yang menjadi dasar untuk menganalisa harmonik pada sistem
proporsional terhadap tegangannya. Gambar dibawah ini tenaga listrik.
dapat menggambarkan pengaruh beban linier terhadap
gelombang arus yang terbentuk.
IV. HASIL PENELITIAN

Terdapat beberapa parameter penelitian yang akan


dibahas pada studi kasus ini, yakni:
A. Pengujian data THD tegangan dan THD arus pada
pengukuran dengan standar IEEE
B. Perbandingan antara energi normal dengan energi yang
terpengaruhi oleh distorsi harmonik
Gambar 3.1 Distorsi gelombang arus [1] C. Analisa pengaruh besarnya distorsi harmonik terhadap
energi yang terukur pada KWh Meter 3 fasa
Saat terdapat gelombang dengan bentuk identik di
setiap siklusnya, dapat disimpulkan bahwa gelombang D. Perbandingan THD Tegangan dan Arus terhadap
tersebut merupakan penjumlahan dari beberapa gelombang THD Standar IEEE
sinusoidal murniyang mempunyai frekuensi dari hasil Pengaruh harmonisa yang terjadi dapat diketahui
perkalian bilangan bulat dari frekuensi fundamental yang dengan merekam besarnya THD pada setiap fasa. Dengan
telah terdistorsi. Kelipatan interger pada frekuensi mengambil sampel pengukuran diketahui batas tingkat THD
fundamental ini yang disebut dengan harmonik. Untuk arus maupun tegangan yang ditetapkan oleh IEEE sesuai
memecahkan penjumlahan gelombang dari siklus ke siklus dengan IEEE standards 519-1992. Berikut adalah tabel
dapat digunakan deret fourier. Berikut merupakan sampel dari THD tegangan dan perbandingannya dengan
representasi deret fourier dari gelombang terdistorsi. IEEE standards.
Konsep deret fourier selanjutnya akan digunakan untuk
menganalisa harmonik. Dimana analisa dilakukan secara Tabel 4.3 THD Tegangan terhadap Standar IEEE 519-1992
terpisah untuk setiap orde frekuensinya dan diakhir akan
dijumlahkan hasil keluaran dari hasil analisa terpisah THD Tegangan (%)
Keterangan
tersebut sehingga diperoleh gelombang akhirnya. Ukur IEEE
1.673 5 Tidak Melebihi Standar
1.673 5 Tidak Melebihi Standar
1.640 5 Tidak Melebihi Standar

3 Universitas Indonesia

Analisis pengaruh..., Mohamad Taufik, FT UI, 2014


1.667 5 Tidak Melebihi Standar 7,487 15 Tidak Melebihi Standar
1.677 5 Tidak Melebihi Standar 8,077 15 Tidak Melebihi Standar
1.693 5 Tidak Melebihi Standar 7,793 15 Tidak Melebihi Standar
1,680 5 Tidak Melebihi Standar 7,490 15 Tidak Melebihi Standar
1,677 5 Tidak Melebihi Standar 7,347 15 Tidak Melebihi Standar
4,417 5 Tidak Melebihi Standar
Dari tabel 4.3 diketahui THD tegangan tidak ada yang
2,083 5 Tidak Melebihi Standar
melampaui ambang batas THD tegangan yang ditentukan
2,243 5 Tidak Melebihi Standar oleh IEEE. Sementara itu pada tabel 4.4 diketahui TDH arus
juga tidak ada data yang melampaui ambang batas THD
2,300 5 Tidak Melebihi Standar arus. Hal ini menunjukan bahwa sistem memiliki beban
2,413 5 Tidak Melebihi Standar non-linear namun tidak terlalu besar dan sistem masih
dalam keadaan layak pakai.
2,423 5 Tidak Melebihi Standar
2,407 5 Tidak Melebihi Standar Pengaruh Harmonik terhadap Pengukuran Energi
Analisa ini ditujukan untuk melihat besarnya
2,320 5 Tidak Melebihi Standar perbedaan yang terjadi antara komponen energi pada
2,227 5 Tidak Melebihi Standar keadaan normal dan yang terukur (terpengaruh distorsi
harmonik). Komponen tersebut berupa tegangan dan arus
2,173 5 Tidak Melebihi Standar pada sistem, sehingga nantinya dapat diketahui pula
besarnya daya pada saat keadaan normal tanpa adanya
2,183 5 Tidak Melebihi Standar
distorsi harmonik. Dengan mengetahui perbandingan daya
2,157 5 Tidak Melebihi Standar yg terjadi, dapat diketahui pengaruh harmonik terhadap
pengukuran energi pada jangka waktu tertentu.
Dengan metode pembalikan tegangan dan arus pada
Tabel 4.4 THD Arus terhadap Standar IEEE 519-1992
frekuensi fundamental atau pada saat keadaan normar dari
THD Arus tegangan dan arus yang terpengaruh distorsi harmonik,
yakni sebagai berikut:
(%) Keterangan
!!"# ! = !! ! + !! !
Ukur IEEE
3,577 15 Tidak Melebihi Standar !! ! = !!"# ! − !! !

3,567 15 Tidak Melebihi Standar !! = !!"# ! − !! ! (4.1)


3,690 15 Tidak Melebihi Standar
3,563 15 Tidak Melebihi Standar
3,570 15 Tidak Melebihi Standar Tabel 4.5 Sampel Tegangan dan Arus RMS pada tiap Fasa

3,717 15 Tidak Melebihi Standar Tegangan rms (Volt) Arus rms (Ampere)

3,770 15 Tidak Melebihi Standar R S T R S T

3,700 15 Tidak Melebihi Standar 384,07 385,49 382,19 711,50 724,20 730,30

3,713 15 Tidak Melebihi Standar 383,97 385,54 382,24 727,80 704,70 720,10

6,290 15 Tidak Melebihi Standar 384,02 385,67 382,47 748,00 716,30 739,50

5,327 15 Tidak Melebihi Standar 384,12 385,77 382,69 719,20 720,60 724,70

5,953 15 Tidak Melebihi Standar 384,07 385,53 382,43 743,90 722,80 710,00
6,743 15 Tidak Melebihi Standar 384,08 385,47 382,39 713,10 707,10 701,00
8,067 15 Tidak Melebihi Standar 383,50 384,82 381,77 720,60 715,30 699,90
8,090 15 Tidak Melebihi Standar 383,45 384,83 381,81 700,20 695,50 693,00
383,92 385,36 382,21 699,60 693,60 707,10

4 Universitas Indonesia

Analisis pengaruh..., Mohamad Taufik, FT UI, 2014


386,08 387,06 383,45 954,00 1141,80 1052,80 0,08 0,08 0,08 1,50 1,40 1,50
389,01 389,88 386,64 586,60 634,20 630,60 0,08 0,08 0,08 1,50 1,40 1,50
389,13 389,86 387,08 495,80 517,20 555,80 0,08 0,08 0,08 1,50 1,40 1,50
389,67 390,43 387,67 466,40 488,70 544,80 0,08 0,08 0,08 1,50 1,40 1,50
390,52 390,98 388,26 449,40 498,30 479,60 0,08 0,08 0,08 1,50 1,40 1,50
384,73 385,27 382,44 423,00 455,80 486,30 0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50
385,13 385,64 382,87 459,60 508,10 471,30 0,08 0,08 0,08 1,50 1,40 1,50
385,04 385,64 382,93 416,00 447,00 485,70 0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50
384,84 385,32 382,50 466,60 483,50 488,30 0,08 0,08 0,08 1,50 1,40 1,50
384,45 385,00 382,51 434,40 471,80 466,40 0,08 0,08 0,08 1,50 1,40 1,50
383,92 384,33 381,97 451,00 541,00 488,50 0,08 0,08 0,08 1,50 1,40 1,50
384,89 385,18 382,79 450,60 548,10 486,50
385,17 385,46 382,96 574,70 581,50 536,20
384,07 384,67 382,21 552,10 605,80 545,10
383,81 384,76 382,16 641,00 659,60 637,00
382,67 383,67 380,68 623,40 648,70 663,80 Tabel 4.8 Persentase perbandingan daya normal dan daya terpengaruh
harmonic

Daya total (VA) Selisih daya


(%)
Normal Harmonik (VA)
480.095,16 476.700 3.395,16 0,71%
477.117,99 471.600 5.517,99 1,16%
Tabel 4.6 Sampel Tegangan dan Arus Harmonik pada tiap Fasa
488.632,99 487.900 732,99 0,15%
Tegangan Harmonik (Volt) Arus Harmonik(Ampere)
480.112,12 473.900 6.212,13 1,29%
R S T R S T
482.603,77 478.900 3.703,77 0,77%
0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50
470.255,73 468.900 1.355,73 0,29%
0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50
472.740,66 469.600 3.140,66 0,66%
0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50
462.303,65 459.600 2.703,65 0,58%
0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50
465.422,23 464.500 922,23 0,20%
0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50
0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50 700.851,92 549.600 151.251,92 21,58%

0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50 415.269,69 412.500 2.769,69 0,67%

0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50 352.006,80 342.600 9.406,80 2,67%

0,08 0,08 0,08 1,50 1,50 1,50 337.021,63 329.700 7.321,63 2,17%

4,27 2,49 2,05 5,40 6,20 1,80 321.311,77 318.400 2.911,77 0,91%

0,08 0,08 0,07 1,50 1,50 1,50 302.719,00 301.500 1.219,00 0,40%

1,31 1,13 1,66 3,00 2,10 2,70 319.501,86 315.700 3.801,86 1,19%

1,47 0,80 1,18 2,70 2,30 2,00 299.381,54 298.900 481,54 0,16%
1,14 0,70 0,74 2,10 2,10 1,70 319.067,26 302.900 16.167,26 5,07%

5 Universitas Indonesia

Analisis pengaruh..., Mohamad Taufik, FT UI, 2014


304.291,31 303.100 1.191,31 0,39%
Fluktuasi Daya Aktif
327.738,74 326.200 1.538,74 0,47%
600000.00
329.536,16 326.200 3.336,16 1,01% 500000.00
375.764,39 370.600 5.164,39 1,37%

Daya  AkAf  
400000.00
377.251,40 374.500 2.751,40 0,73% 300000.00
429.112,06 426.400 2.712,06 0,63% 200000.00
427.318,10 422.000 5.318,10 1,24% 100000.00
0.00
1   3   5   7   9   11   13   15   17   19   21   23   25  
Persentase Selisih Perbandingan Daya
Normal dan Daya terpengaruh Harmonik Fluktuasi Tegangan Harmonik

25.00% 5.00  

Tegangan  Harmonik  
20.00% 4.00  
Persentase  

15.00% 3.00  
10.00% 2.00  
5.00% 1.00  
0.00% 0.00  
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 1   3   5   7   9   11   13   15   17   19   21   23   25  
Gambar 4.1 Grafik Persentase Perbedaan Daya Normal dan Daya Gambar 4.2 Diagram Fluktuasi Daya Aktif dan Tegangan Harmonik
Terpengaruh Harmonik
Dari data diatas terlihat fluktuasi daya aktif dan
Dari data diatas terlihat lonjakan persentase perbedaan
tegangan harmonik pada waktu yang sama. Pada saat
daya yang cukup signifikan. Mayoritas perbedaan daya pada
tegangan harmonik naik hingga level 4,27 Volt daya aktif
kisaran 0,1 hingga 2 persen, namun ada beberapa data yang
yang terukur berangsur mengalami penurunan hingga
perbedaannya sangat mencolok, yakni dengan perbedaan
tegangan harmonik pada keadaan stabil kembali. Hal ini
21,58 persen dan 5,07 persen. Pada kedua data ini memang
menandakan adanya daya yg hilang akibat distorsi harmonik
menunjukkan adanya lonjakan arus dan tegangan harmonik
dimana tegangan harmonik menjadi salah satu penyebabnya.
di tiap fasanya. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
Seiring dengan semakin tingginya tegangan harmonik
perbedaan daya normal dan daya terpengaruh harmonik
menyebabkan semakin besar daya aktif yang hilang.
semakin besar seiring dengan besarnya arus dan tegangan
harmonik.
Pengaruh Tegangan Harmonik terhadap Daya Reaktif
Berikut ini adalah analisis pengaruh tegangan
Pengaruh Tegangan dan Arus Harmonik terhadap
harmonik terhadap pengukuran daya aktif pada KWh Meter
Pengukuran Daya
3 fasa. Dengan mengambil sampel dari data pengukuran
Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini yakni
berupa tegangan harmonik dan daya aktif diketahui bahwa
pengaruh harmonisa terhadap pengukuran KWh Meter 3
fluktuasi daya reaktif pada data pengukuran merupakan
fasa. Kini akan ditinjau sejauh mana kontribusi tegangan
pengaruh dari perubahan tegangan harmonik yang terjadi
dan arus harmonik terhadap besarnya daya aktif yang
pada sistem.
terukur.

A. Pengaruh Tegangan Harmonik terhadap Daya Aktif


Berikut ini adalah analisis pengaruh tegangan
harmonik terhadap pengukuran daya aktif pada KWh Meter
3 fasa. Dengan mengambil sampel dari data pengukuran
berupa tegangan harmonik dan daya aktif, dapat diketahui
bahwa fluktuasi daya aktif pada data pengukuran merupakan
pengaruh dari perubahan tegangan harmonik yang terjadi
pada sistem.

6 Universitas Indonesia

Analisis pengaruh..., Mohamad Taufik, FT UI, 2014


Fluktuasi Daya Reaktif Fluktuasi Daya Aktif

350000.00   600000.00  
300000.00   500000.00  

Daya  AkAf  
250000.00   400000.00  
Daya  AkAf  

200000.00   300000.00  
150000.00   200000.00  
100000.00   100000.00  
50000.00  
0.00  
0.00   1   3   5   7   9   11   13   15   17   19   21   23   25  
1   3   5   7   9   11   13   15   17   19   21   23   25  
Fluktuasi Arus Harmonik
Fluktuasi Tegangan Harmonik
6.00  

Tegangan  Harmonik  
5.00  
5.00  
Tegangan  Harmonik  

4.00   4.00  
3.00   3.00  
2.00   2.00  
1.00  
1.00  
0.00  
0.00   1   3   5   7   9   11   13   15   17   19   21   23   25  
1   3   5   7   9   11   13   15   17   19   21   23   25  
Gambar 4.4 Diagram Fluktuasi Daya Aktif dan Arus Harmonik
Gambar 4.3 Diagram Fluktuasi Daya Reaktif dan Tegangan Harmonik
Dari data diatas terlihat fluktuasi daya aktif dan arus
Dari data diatas terlihat fluktuasi daya aktif dan harmonik pada waktu yang sama. Hal yang sama seperti
tegangan harmonik pada waktu yang sama. Berbeda dengan analisis daya aktif terhadap tegangan harmonik dimana saat
analisis daya aktif, kali ini ketika tegangan harmonik naik tegangan harmonik naik hingga level 5,40 Ampere daya
hingga level 4,27 Volt daya aktif yang terukur berangsur aktif yang terukur berangsur mengalami penurunan hingga
mengalami kenaikan hingga tegangan harmonik pada arus harmonik pada keadaan stabil kembali. Hal ini
keadaan stabil kembali. Hal ini menandakan bahwa rugi menandakan adanya daya yg hilang akibat distorsi harmonik
daya yang diserap oleh harmonik meningkatkan daya reaktif dimana arus harmonik menjadi salah satu penyebabnya.
pada sistem sehingga pemakaian daya aktif terbatasi dengan Seiring dengan semakin tingginya Arus harmonik
besarnya daya reaktif itu sendiri. Seiring dengan semakin menyebabkan semakin besar daya aktif yang hilang.
tingginya tegangan harmonik menyebabkan semakin besar
daya reaktif yang dihasilkan. Pengaruh Arus Harmonik terhadap Daya Reaktif
Berikut ini adalah analisis pengaruh arus harmonik
Pengaruh Arus Harmonik terhadap Daya Aktif terhadap pengukuran daya reaktif pada KWh Meter 3 fasa.
Berikut ini adalah analisis pengaruh arus harmonik Dengan mengambil sampel dari data pengukuran berupa
terhadap pengukuran daya aktif pada KWh Meter 3 fasa. arus harmonik dan daya reaktif dapat diketahui bahwa
Dengan mengambil sampel dari data pengukuran berupa fluktuasi daya reaktif pada data pengukuran merupakan
arus harmonik dan daya aktif dapat diketahui bahwa pengaruh dari perubahan arus harmonik yang terjadi pada
fluktuasi daya aktif pada data pengukuran merupakan sistem.
pengaruh dari perubahan arus harmonik yang terjadi pada
sistem.

7 Universitas Indonesia

Analisis pengaruh..., Mohamad Taufik, FT UI, 2014


perbedaan daya normal dan terpengaruh harmonic
Fluktuasi Daya Reaktif sebesar 21,58%. Hal ini menandakan bahwa hilangnya
400000.00   daya akan semakin besar seiring besarnya harmonic
baik disisi arus ataupun tegangan.  
• Adanya kenaikan tegangan dan arus harmonik
300000.00  
Daya  AkAf  

menyebabkan penurunan besar daya aktif dan kenaikan


besar daya reaktif secara transient pada waktu tertentu
200000.00   hingga besarnya normal kembali. Saat tegangan dan
arus naik hingga 4,27 dan 5,4 A, penurunan daya aktif
100000.00   dari 477.800 W ke 354.400 W dan kenaikan daya
reaktif dari 138.500 VA ke 297.500 VA.
0.00  
1   3   5   7   9   11   13   15   17   19   21   23   25  

Fluktuasi Arus Harmonik VI. REFERENSI


[1] Roger C. Dugan, et al., Electrical Power System
6.00   Quality, McGraw Hill, New York, 2002
Tegangan  Harmonik  

5.00   [2] Edison Electric Institute., Handbook for Electricity


Metering.—Tenth Edition, Washington, D.C., 2002
4.00  
[3] Chapman, Stephen J., Electrical Machinery and Power
3.00   System Fundamental International Edition, McGraw
2.00   Hill, Singapore, 2002
1.00   [4] IEEE Std. 519-1992 : Recommended Practices an
Requirements for Harmonic Control in Electrical
0.00   Power Systems
1   3   5   7   9   11   13   15   17   19   21   23   25   [5] Awan Setiawan, “Kajian Pengaruh Harmonisa terhadap
Gambar 4.5 Diagram Fluktuasi Daya Reaktif dan Arus Harmonik Sistem Tenaga Listrik”, Jurnal Eltek Vol. 5, No. 2,
2007
Dari data diatas terlihat fluktuasi daya aktif dan arus
harmonik pada waktu yang sama. Hal serupa seperti pada
analisis daya reaktif terhadap tegangan harmonik dimana
ketika arus harmonik naik hingga level 5,40 Ampere daya
aktif yang terukur berangsur mengalami kenaikan hingga
tegangan harmonik pada keadaan stabil kembali. Hal ini
menandakan bahwa rugi daya yang diserap oleh harmonik
meningkatkan daya reaktif pada sistem sehingga pemakaian
daya aktif terbatasi dengan besarnya daya reaktif itu sendiri.
Seiring dengan semakin tingginya arus harmonik
menyebabkan semakin besar daya reaktif yang dihasilkan.

V. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
• THD tegangan tidak ada yang melampaui ambang
batas THD tegangan yang ditentukan oleh IEEE yakni
sebesar 5%. Sementara itu untuk TDH arus terdapat
data yang melebihi dan yang tidak melebihi batas
ambang THD yang ditentukan oleh IEEE yakni
sebesar 15%. Hal ini menunjukan bahwa sistem
memiliki komponen beban non-linear namun besarnya
tidak terlalu besar dapat masih dapat ditoleransi.
• Persentase perbedaan daya normal dan daya
terpengaruh harmonik semakin besar seiring dengan
besarnya arus dan tegangan harmonik. Kenaikan arus
mau pun tegangan harmonic yang signifikan
ditunjukkan pada saat 4.27 V dan 5,4 A. Akibatnya

8 Universitas Indonesia

Analisis pengaruh..., Mohamad Taufik, FT UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai