MITIGASI GANGGUAN-GANGGUAN
KUALITAS DAYA
B. Kualitas Daya
Kualitas daya listrik merupakan tingkat penyimpangan nilai nominal besarnya
tegangan dan frekuensi. Kualitas daya juga dapat didefinisikan sebagai tingkat
berpengaruhnya pembangkitan dan pengiriman daya listrik terhadap unjuk kerja peralatan
listrik. Dari sudut pandang konsumen, masalah kualitas daya listrik dapat didefinisikan
sebagai deviasi tegangan, arus, atau frekuensi yang menimbulkan kegagalan atau tidak
beroperasinya peralatan yang dimiliki konsumen. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan kualitas daya menjadi semakin menjadi perhatian dewasa ini, antara lain:
1. Konsumen listrik menjadi semakin sadar akan masalah kualitas daya seperti adanya
fluktuasi tegangan, interupsi dan transient. Selain itu, banyak pemerintah di suatu
negara yang telah merevisi kebijakannya untuk semakin mendorong peningkatan
kualitas daya sesuai dengan batas dan standar yang ditetapkan.
2. Penekanan pada efisiensi sistem tenaga listrik secara keseluruhan telah mendorong
pemakaian high efficiency device, adjustable speed motor drive dan kapasitor paralel
untuk mengoreksi faktor daya dan mengurangi losses. Sebagai akibatnya, muncul
peningkatan level harmonik pada sistem tenaga listrik yang mengancam operasi,
kehandalan dan keamanan sistem.
3. Beban peralatan modern menggunakan pengendali berbasis mikroprosesor dan alat
elektronika daya yang lebih sensitif terhadap perubahan kualitas daya. Otomasi dan
efisiensi bergantung pada komponen digital yang membutuhkan pasokan arus searah.
Oleh karena daya yang dibangkitkan dan dikirimkan berupa daya AC, maka suplai
daya AC harus diubah menjadi bentuk DC terlebih dahulu untuk dapat digunakan oleh
beban DC. Oleh sebab itu, akan banyak diperlukan adanya konverter yang dapat
semakin meningkatkan level harmonik dan dapat menyebabkan distorsi gelombang
fundamental menjadi semakin parah.
Fitur-fitur KWh meter saat ini, tidak memungkinkan untuk mendeteksi adanya
gangguan-gangguan kelistrikan atau gangguan kualitas daya. Sehingga, dalam prosess
monitoring dan pengauditan daya dirasa sulit dilakukan saat ini dan untuk kedepannya
oleh pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun pemakai energi listrik. Sehingga,
Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan alat yang dapat mendeteksi gangguan-
gangguan kualitas daya. Akan tetapi, harga dari alat pendeteksi gangguan kualitas daya
tersebut tergolong mahal dipasaran. Sehingga, pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN)
membutuhkan banyak biaya untuk sekali dilakukannya program audit daya. Hal ini yang
mendasari bahwa audit daya tidak dilakukan sesering mungkin oleh pihak Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Tujuan dari monitoring kualitas daya adalah untuk menjaga
beberapa persyaratan, dimana kualitas daya yang dihasilkan oleh pembangkit ke
konsumen dapat dikatakan bagus atau tidaknya. Ada beberapa syarat yang didasarkan
sebagai acuan tersebut diantaranya adalah :
1. Cos phi pada sistem kelistrikan yang terukur harus mendekati atau sama
dengan 1 (unity).
2. Tegangan pada suatu sistem kelistrikan harus tetap stabil sebesar tegangan
nominal sistem.
3. Frekuensi harus stabil sebesar 50 Hz atau 60 Hz.
4. Tidak ditemukannya distorsi atau cacat bentuk gelombang pada sumber energi
listrik yang dibangkitkan.
5. Kontinyuitas penyaluran daya dapat terjaga terus – menerus.
Hal ini merupaakan metode utama untuk mengkarakterisasi masalah atau sistem
yang ada yang sedang dievaluasi. Saat melakukan pengukuran, penting untuk mencatat
dampak variasi kualitas daya secara bersamaan sehingga masalah dapat dikorelasikan
dengan kemungkinan penyebabnya. Solusi perlu dievaluasi menggunakan perspektif
sistem, dan baik ekonomi maupun keterbatasan teknis harus dipertimbangkan. Solusi
yang mungkin diidentifikasi di semua tingkatan sistem dari pasokan utilitas hingga
peralatan penggunaan akhir yang terpengaruh. Solusi yang secara teknis tidak layak
dibuang, dan sisa alternatif dibandingkan berdasarkan ekonomi. Solusi optimal akan
tergantung pada jenis masalah, jumlah pengguna akhir yang terkena dampak, dan solusi
yang mungkin. Prosedur keseluruhan diperkenalkan di sini untuk memberikan kerangka
kerja bagi informasi teknis dan prosedur yang lebih rinci yang dijelaskan dalam setiap
bab buku ini. Sehingga, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa mitigasi dari
permasalahan kualitas daya yang baik adalah menganalisis dan mengevaluasi
permsalahan kualitas daya tersebut dengan mengkompensasi sesuai jenis-jenis gangguan
kualitas daya yang terjadi.
Ada 4 cara dalam penanganan atau mengkompensasi flicker pada sistem, yaitu :
1. Pemasangan Saluran Baru
2. Kompensasi Kapasitif
D.2. Transient
Transient adalah fenomena naiknya peak tegangan hingga ribuan volt dan
terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Dimana, secara garis besar transient dibagi
menjadi 2 ,yaitu :
Transient Impulsive merupakan perubahan frekuensi secara tiba – tiba
dengan tegangan dan arus yang stabil yang disebabkan oleh sambaran petir
(surja petir). Berdasarkan waktunya dibagi menjadi 3, yakni Nano-second
(time rise sebesar 5 ns), Mikro-second (time rise sebesar 1 us) dan Milli-
second (time rise sebesar 0,1 ms).
D.4. Swell
Swell adalah naiknya amplitude tegangan rms dengan durasi waktu kurang
dari 1 menit. Dimana, Swell termasuk dalam short duration variation. Swell
diakibatkan oleh hilangnya beban pada sistem secara tiba-tiba saat dilakukan
pemutusan beban pada sebuah saluran. Swell dapat berakibat degradasi pada
peralatan listrik dan relai gagal beroperasi. Kompensasi gangguan swell dapat
dilakukan mirip dengan kompensasi seperti gangguan sag.
D.8. Harmonisa
Harmonisa adalah gelombang sinusoidal tegangan atau arus yang memiliki
frekuensi kelipatan dari frekuensi fundamentalnya. Bila harmonisa menyatu dengan
gelombang frekuensi fundamentalnya, maka akan mengakibatkan bentuk
gelombangnya tidak sinus lagi. Penyebab dari gangguan Harmonisa adalah adanya
beban non linear pada sistem., seperti penggunaan tungku busur api, las, inverter,
mesin-mesin sinkron dan lain-lainnya. Mitigasi dari gangguan harmonisa dapat
dilakukan dengan pemasangan filter pasif yang bekerja menghilangkan harmonisa
dengan frekuensi tertentu
Gambar 16. Pemasangan Filter Pasif.
Selain itu, dapat juga dengan pemasangan filter aktif yang bekerja dengan
menginduksikan arus induktif dan arus kapasitif ke sistem.