Anda di halaman 1dari 3

2.3.

Dynamic Voltage Restorer


Dynamic Voltage Restorer (DVR) adalah suatu peralatan yang berguna untuk mengatasi kedip
tegangan. DVR dirangkai seri dengan sistem distribusi untuk melindungi peralatan sensistif terhadap
terjadinya kedip tegangan [15].
DVR pada dasarnya mempunyai suatu power circuit dan suatu control circuit. Control circuit
atau rangkaian kendali berfungsi untuk mengatur parameter-parameter dari sinyal kendali yang harus
diinjeksikan oleh DVR pada sistem antara lain: besaran, frekuensi, pergeseran fasa dll. Berdasarkan
sinyal kendali yang diperoleh dari control circuit maka dihasilkan tegangan yang akan diinjeksikan
pada power circuit.
DVR dirangkai seri dengan sistem distribusi. Pada umumnya DVR mempunyai sumber energi
DC, PWM inverter, filter dan transformator penginjeksi tegangan [16]. Fungsi dasar dari DVR adalah
mendeteksi terjadinya kedip tegangan yang terjadi pada saluran sistem tenaga, kemudian
menginjeksikan tegangan DVR untuk mengkompensasi kedip tegangan yang terjadi. Pada Gambar 2.2
ditunjukkan elemen-elemen dasar pada sebuah DVR
a. Unit penyimpanan energi DC
Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan daya aktif selama terjadi kompensasi oleh DVR.
Biasanya dapat digunakan batere Lead Acid, flywheel, super conducting magnetic energy storage
(SMES) dan super capacitor.
b. Voltage Source Inverter (VSI)
Pada dasarnya VSI berfungsi untuk mengkonversi tegangan DC yang dihasilkan oleh unit
penyimpanan energi DC menjadi tegangan AC. VSI dikopling dengan suatu transformator
terhadap sistem. Pada inverter satu fasa biasanya digunakan Full Bridge Inverter yang
menggunakan empat buah switching

Gambar 2.2. Rangkaian sistem DVR [9]

c. Filter Pasif
Low Pass Filter terdiri dari induktor dan kapasitor, yang dapat diletakkan pada sisi tegangan
rendah dari transformator penginjeksi tegangan. Dengan menempatkan filter pada sisi inverter,
harmonisa yang terjadi bersumber dari VSI dapat dicegah untuk masuk pada transformator [18].
d. Transformator Injeksi Tegangan
Fungsi dasarnya adalah untuk menaikkan tegangan supply AC yang dihasilkan oleh VSI menjadi
tegangan yang dibutuhkan. Rating pada inverter dan transformator injeksi menjadi suatu batasan
untuk menentukan kedip tegangan maksimum yang dapat dikompensasi. Apabila arus pada
jaringan lebih besar dari arus DVR maka suatu switch by pass akan aktif untuk mencegah arus
dengan nilai yang cukup besar mengalir melalui DVR.
Suatu DVR dapat bekerja pada beberapa kondisi yaitu [18] :
1. Keadaan Normal
Apabila unit penyimpanan energi DC terisi penuh, DVR akan bekerja pada keadaan stand by. Pada
kondisi stand by DVR tidak menginjeksikan tegangan pada jaringan.
2. Keadaan terjadi kedip tegangan
DVR akan mensupply daya aktif dari energi yang disimpan bersama dengan daya reaktif yang
dibutuhkan untuk kompensasi tegangan.
3. Keadaan terjadi gangguan.

Pada kondisi ini terdapat resiko terjadinya arus dengan nilai yang cukup besar mengalir menuju
rangkaian DVR, akibatnya dapat merusak komponen-komponen sensitif pada DVR. Karena DVR
adalah suatu kompensator seri, maka apabila terjadi gangguan hubung singkat pada sisi beban,
maka arus gangguan akan mengalir ke arah inverter. Sehingga untuk melindungi inverter tersebut
diletakkan switch by pass
2.4. Metode Kompensasi Kedip Tegangan pada DVR
Kompensasi dilakukan dengan menginjeksikan daya aktif dan daya reaktif. Tergantung
tingkat kompensasi yang dibutuhkan oleh beban, terdapat tiga jenis metode kompensasi yaitu:
kompensasi pre-sag, kompensasi in-phase dan teknik optimasi energi [16][20]
a. Kompensasi Pre-Sag
Strategi kompensasi ini direkomendasikan pada beban-beban non linier, dimana
membutuhkan kompensasi terhadap besaran tegangan dan sudut fasa tegangan. Pada teknik
kompensasi ini DVR akan mensupply perbedaan yang terjadi antara Vpre sag dan Vsag, sehingga akan
mengembalikan semua nilai besaran dan sudut fasa kepada nilai sebelum terjadi kedip tegangan
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3

DVR

Load
sag

Iload

Gambar.2.3. Teknik kompensasi pre-sag [7]

Pada kondisi normal (Vpre-sag) tegangan sistem akan sama dengan tegangan beban (V Load)
dimana keduanya mempunyai nilai sebesar 1 pu. Selama terjadi kedip tegangan, maka tegangan
sistem akan menurun dengan nilai yang lebih kecil dari nilai V pre-sag, pengurangan nilai tegangan ini
akan berakibat terjadinya pergeseran fasa. DVR akan bereaksi terhadap terjadinya kedip tegangan dan
akan menginjeksikan tegangan kompensasi VDVR untuk mengembalikan nilai besaran tegangan
menjadi nilai tegangan sebelum terjadinya kedip tegangan.
Pada Gambar 2.3 ditunjukkan bahwa load adalah sudut antara Iload dengan Vpre-sag. Akibat
terjadinya kedip tegangan, maka akan terjadi perubahan sudut fasa antara I load dengan Vsag dalam hal
ini adalah sag. Tegangan yang akan diinjeksikan oleh DVR akan mempunyai sudut fasa (DVR)
sebesar sudut yang timbul antara Iload dengan tegangan injeksi DVR (VDVR).
b. Teknik Kompensasi In-Phase
Pada metode kompensasi ini hanya besaran tegangan yang dikompensasi, tegangan yang
dikompensasi sefasa dengan kedip tegangan yang terjadi. Oleh karena itu pada teknik kompensasi ini,
tegangan yang diinjeksikan oleh DVR dapat diminimalkan. Teknik kompensasi in-phase ditunjukkan
pada Gambar 2.4 berikut.
Pada Gambar 2.4 dapat dilihat tidak terdapat perbedaan sudut fasa antara V sag dengan VDVR,
dimana VDVR adalah tegangan yang diinjeksikan untuk mencapai Vpre-sag sebesar 1 pu.

Load
sag

DVR
ILoad

Gambar 2.4. Teknik kompensasi in-phase

Anda mungkin juga menyukai