Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kualitas Daya Listrik

Resume Jurnal Tentang Pengaruh dan Efektivitas DVR


pada Voltage Sag Mitigation
Nama

: Ghusaebi

NPM : 1106022894
Judul Jurnal:
1. Investigation On The Effectiveness Of Dynamic Voltage Restorer For
Voltage Sag Mitigation
2. The impact of Dynamic Voltage Restorer on Voltage Sag Mitigation
Kualitas daya listrik merupakan tingkat penyimpangan nilai nominal besarnya
tegangan, arus dan frekuensi. Masalah kualitas daya merupakan masalah serius yang
harus ditangani karena menyebabkan kerusakan pada alat-alat yang sensitif terhadap
penyimpangan tegangan, arus dan frekuensi. Kualitas daya beserta sistem proteksi yang
baik merupakan hal yang penting dalam sistem tenaga listrik agar sistem dapat
berlangsung dengan baik dan mencegah kerusakan pada peralatan listrik yang dipakai.
Masalah kualitas daya dapat berupa harmonics distortion, voltage sag, voltage swell,
transient, unbalanced, dan flicker.
Voltage sag atau yang sering juga disebut sebagai voltage dip merupakan suatu
fenomena penurunan tegangan rms dari nilai nominalnya yang terjadi dalam waktu yang
singkat. Berdasarkan IEEE Standard 1159-1995, voltage sag merupakan variasi
tegangan rms dengan besar antara 10% sampai 90% dari tegangan nominal dan
berlangsung selama 0,5 siklus sampai satu menit. Voltage sag terjadi karena penggunaan
beban yang berat seperti beban motor pada industri. Dewasa ini, divais industri modern
sering menggunakan divais elektronik seperti programmable logic control (PLC) dan
electronics drives. Divais tersbut sensitif terhadap masalah voltage sag. Untuk
mengatasi masalah voltage sag dapat menggunakan DVR (Dynamic Voltage Restorer).
Dynamic Voltage Restorer (DVR) adalah suatu peralatan yang berguna untuk
mengatasi voltage sag. DVR dirangkai seri dengan sistem distribusi untuk melindungi

peralatan sensistif terhadap terjadinya voltage sag. Pada umumnya DVR mempunyai
sumber energi DC, PWM inverter, filter dan transformator penginjeksi tegangan.
Gambar 1. Struktur DVR

Ketika voltage sag terjadi, kapasitor akan memulai discharge untuk menjaga
tegangan suplai. Tegangan nominal akan dibandingkan dengan tegangan pada saat
voltage sag untuk mendapatkan selisih besar tegangan yang akan diinjeksikan oleh
sistem DVR untuk menjaga tegangan suplai. Teknik pulse width modulation (PWM)
digunakan untuk mengatur variabel tegangan yang diinjeksikan.
Untuk menjelaskan model matematis tegangan yang diinjeksikan sistem DVR
dapat dilihat pada gambar 2. Dari gambar 2 didapat,

Ketika terjadi penurunan tegangan pada VL, DVR akan menginjeksikan tegangan
melalui transformator sehingga VL dapat ditulis sebagai berikut,

Pengaruh DVR terhadap sistem tenaga listrik yang mengalami voltage sag
dilakukan percobaan dengan simulasi MATLAB/simulink. Percobaan dilakukan pada 4
kasus yang menyebabkan voltage sag yakni, three phase fault, double line to ground
fault, single line to ground fault, line to line fault.

1. Kasus three phase fault


three phase fault terjadi dalam durasi 0,4 detik, mulai dari detik 0,2 sampai
detik 0,6. Tegangan normal sistem adalah 660 V ketika terjadi three phase
fault tegangan turun menjadi 100 V. oltage sag yang terjadi tanpa DVR
sebesar 560 V. Setelah dipasang DVR tegangan sistem naik seperti yang
ditunjukkan gambar 2 dan 3.

2. Kasus double line to ground fault


double line to ground fault terjadi dalam durasi 0,4 detik, mulai dari detik
0,2 sampai detik 0,6. Tegangan normal sistem adalah 660 V ketika terjadi
double line to ground fault tegangan turun menjadi 100 V. Voltage sag yang
terjadi tanpa DVR sebesar 560 V. Setelah dipasang DVR tegangan sistem
naik sebesar 480 V, voltage sag sebesar 80 V.
3. Kasus single line to ground fault
three phase fault terjadi dalam durasi 0,4 detik, mulai dari detik 0,2 sampai
detik 0,6. Tegangan normal sistem adalah 660 V ketika terjadi three phase
fault tegangan turun menjadi 420 V. Voltage sag yang terjadi tanpa DVR
sebesar 240 V. Setelah dipasang DVR tegangan sistem naik seperti yang
ditunjukkan gambar 4 dan 5.

4. Kasus line to line fault


line to line fault terjadi dalam durasi 0,4 detik, mulai dari detik 0,2 sampai
detik 0,6. Tegangan normal sistem adalah 660 V ketika terjadi line to line
fault tegangan turun menjadi 80 V. Voltage sag yang terjadi tanpa DVR
sebesar 580 V. Setelah dipasang DVR tegangan sistem naik sebesar 520 V,
voltage sag sebesar 140 V.
Ada empat faktor untuk menganalisa performa dari DVR. Empat faktor untuk
melihat efektivitas dari DVR yakni, nilai kapasitor, rating MVA suplai, tegangan
sekunder transformator, dan harmonik selama PWM switching.
a. Efek nilai kapasitor
Kemampuan DVR untuk menanggulangi voltage sag bergantung pada nilai
kapasitor. Tabel 1 memperlihatkan perubahan tingkat keparahan voltage sag
terhadap kenaikan nilai kapasitor. Seperti yang terlihat dalam tabel, ketika nilai
kapasitor naik maka nilai tingkat keparahan voltage sag menurun dan juga akan
meningkat sampai mencapai kondisi stabil. Kondisi sistem akan stabil ketika
tegangan sistem 90 % dari keadaan normal.

b. Efek rating MVA supply


Nilai total harmonics distortion (THD) pada rating MVA yang berbeda saat
kondisi sebelum dan sesudah diinjeksikan tegangan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel menujukkan adanya pengurangan harmonik sebesar 90% pada rating MVA
yang berbeda. Pengurangan harmonik akan meningkat ketika nilai rating MVA
meningkat.
c. Efek tegangan sekunder transformator
Seperti yang kita ketahui bahwa DVR memiliki batasan penanggulangan voltage
sag sebesar 48% dari keadaan normal. Dibawah persentase tersebut DVR dapat
mengkompensasi voltage sag tetapi efesiensinya rendah.

Oleh karena itu,

menaikkan tegangan sekunder transformator dari 2 kV ke 7,5 kV dapat


meningkatkan performa DVR dalam menanggulangi voltage sag. pada tabel 3 di
perlihatkan bahwa kenaikan tegangan sekunder transformator nilai persentase
tegangan sistem dari keadaan normal setelah digunakan DVR meningkat.

d. Filtering harmonics
Gambar 6 dan 7 menampilkan perbandingan harmonics distortion pada saat
sebelum dan sesetelah dilakukan penanggulangan voltage sag. Gambar 7
menggambarkan grafik tegangan sinusoidal yang halus tanpa banyak distorsi. Ini
membuktikan bahwa penggunaan filter yang berada dalam sistem DVR dapat
mengatenuasi harmonik.

Berdasarkan hasil simulasi voltage sag akibat kasus fault (kegagalan)


yang berbeda-beda dengan menggunakan DVR dan tanpa menggunakan DVR
dapat dilihat bahwa penggunaan DVR dapat memberikan tegangan kompensasi
untuk mengatasi voltage sag untuk setiap kasus fault (kegagalan). Dapat
dikatakan bahwa DVR dapat digunakan untuk menanggulangi voltage sag akibat
fault.
DVR dapat menanggulangi voltage sag secara Efektif. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi performa DVR untuk meningkatkan hasil output.
Faktor-faktor tersebut diantaranya nilai kapasitor, rating MVA suplai, dan

tegangan sekunder transformator. Begitu juga harmonik yang ditimbulkan dari


switching PWM harus difilter untuk menghasilkan tegangan output yang halus
setelah masalah voltage sag diatasi dengan menggunakan DVR.

Anda mungkin juga menyukai