Anda di halaman 1dari 7

IES 2006 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS

Pemodelan Dynamic Voltago Restorer (DVR) Berbasis Fuzzy Logic Controller


dengan Blocking Urutan Nol untuk Mengatasi Tegangan Kedip Akibat
Gangguan Balance dan Unbalance


Margo P
1)
, M Heri P
2)
, M Ashari
3)
, Zaenal P A
4)

Jurusan Teknik Elektro - FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih - Sukolilo, Surabaya 60111


Abstrak Dua karakteristik utama yang menjelaskan tentang
kedip tegangan adalah magnitudo dan durasi kedip
tegangan[1]. Besar dan durasi yang drop tegangan yang
dapat dikatakan sebagai kedip tegangan adalah tegangan
dengan nilai 0,1-0,9 pu selama interval waktu t
(0,5cycle-1 menit)[2]. Klafisikasi besar dan durasi kedip
tegangan yang digunakan pada makalah ini berdasarkan
standar IEEE std 1159-1995. Lama dari durasi kedip
tegangan tergantung kinerja dari peralatan pengaman.

Gangguan kedip tegangan merupakan salah satu
masalah power quality. Gangguan kedip tegangan dapat
berdampak buruk pada konsumen terlebih bagi pihak
industri. Karena dapat berakibat miss operation pada
beberapa peralatan industri yang sensitif terhadap kedip
tegangan. Masalah tersebut dapat diatasi dengan
metode injeksi tegangan menggunakan peralatan
elektronika daya yaitu Dynamic Voltage Restorer(DVR) Umumnya metoda injeksi tegangan pada DVR
adalah dengan mengkompensasi perbedaan tegangan
antara saat sag dan pre-sag menggunakan tegangan AC
secara seri [3], [4]. Metoda ini digunakan pada saat
tegangan simetri maupun tak simetri, sehingga
membutuhkan kapasitas energi storage yang besar.
Metoda yang lain adalah menginjeksi tegangan sefasa
dengan tegangan sumber saat sag [5]. Keuntungan
metoda ini adalah menggunakan energi storage yang
hemat, tetapi mempunyai kelemahan terjadinya
pergeseran fasa dengan pre-sag
Dalam makalah ini akan dibahas penggunaan
Fuzzy Logic Controller (FLC) sebagai sistem kendali
dari DVR. Sistem bloking urutan nol mengunakan
transformer belitan delta pada sisi sumber. DVR
diharapkan mampu memulihkan kedip tegangan akibat
gangguan balance maupun unbalance. Simulasi DVR
menggunakan kendali FLC mendapatkan hasil yang
lebih baik jika dibandingkan dengan hasil pemulihan
tegangan menggunakan DVR kendali PI.

Kata Kunci : Kedip tegangan , DVR, FLC Pada kasus voltage sag asimetri, sumber tegangan
dapat dipisahkan menjadi urutan positif, negatif dan nol.
Injeksi pada urutan negatif dan nol dapat diabaikan
sehingga hanya dilakukan injeksi urutan positif saja
[6],[7]. Mengingat pentingnya penghematan pada energi
storage, maka metoda injeksi tegangan dengan phase
advance telah dilakukan [8]. Keuntungan metoda-
metoda tersebut adalah penggunaan energi storage
menjadi lebih hemat, namun tidak mampu
menghilangkan ketidaksimetrian daya yang ke beban.


1. Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen
terhadap hasil produksi maka produsen berusaha
memenuhi permintaan tersebut. Kelancaran didalam
proses produksi tidak lepas dari energi listrik sebagai
sumber energi utama didalam menjalankan peralatan-
peralatan produksi. Energi listrik yang digunakan harus
memenuhi kualitas daya listrik yang telah ditentukan.
Tegangan, baik itu magnitudo, bentuk gelombang dan
frekuensi merupakan salah satu faktor dari kualitas daya
listrik. Kedip tegangan didefinisikan sebagai fenomena
penurunan amplitudo tegangan terhadap nilai efektif
(RMS), berbeda dengan harmonisa yang bersifat
kontinyu, tegangan kedip terjadi secara acak dan
berdampak sangat besar terutama terhadap konsumen
industri yang menggunakan peralatan sensitive. Dengan
adanya penurunan tegangan (kedip tegangan),
mengakibatkan peralatan industri (beban sesitif terhadap
kedip tegangan) tidak bisa bekerja secara normal bahkan
tidak berjalan sama sekali, misal alat elektronik yang
dipakai sebagai sistem kontrol mesin-mesin produksi.
Sag tegangan yang diakibatkan oleh gangguan 3
phasa simetri dapat diatasi dengan DVR yang
menggunakan teknik kontrol Backpropagation Neural
Network (NN) [9], dan Fuzzy Logic Controller [10].
Metoda yang digunakan adalah DVR menginjeksikan
tegangan 3 phasa melalui Boost transformer yang
terhubung delta (). Magnitudo output, bentuk
gelombang output dan frekuensi tegangan output selama
terjadi gangguan dapat diatasi dengan baik. Namun
untuk sag tegangan sebesar 40 50 %, bentuk
gelombang output mengalami pergeseran phasa. Dan
jika terjadi sag tegangan akibat Gangguan Unbalance,
DVR dengan konfigurasi () ini tidak dapat
mengkompensasi sag tegangan dengan baik.
Menggunakan kontrol yang sama, penyempurnaan
dilakukan dengan cara mengubah konvigurasi boost
65
IES 2006 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
transformer menjadi hubungan bintang dan melakukan
pembelajaran ulang pada sistem kontrolnya [11]. Hasil
yang diperoleh cukup memuaskan, tetapi membutuhkan
waktu yang lama.
Dalam makalah ini, metode yang digunakan untuk
mengatasi gangguan kedip tegangan adalah dengan
pemasangan DVR antara beban dan penyulang. Dengan
menggunakan inverter yang nilai output dari inverter di
kendalikan oleh FLC diharapkan mendapat hasil injeksi
tegangan yang tepat.

Gambar 2.2. Pemodelan DVR berbasis Fuzzy Logic
Controller
2. Dynamic Voltage Restorer
2.1. Pemodelan Sistem Kelistrikan Industri dengan
DVR

Cara pengontrolan keluaran inverter dengan space
vector PWM dijelaskan pada[4][5][6], dan prinsip kerja
DVR dijelaskan pada[7][8].
Pada gambar 2.1 menunjukkan suatu sistem
kelistrikan industri yang terdiri 2 beban dengan 1
sumber tenaga. DVR dipasang antara feeder penyulang
dengan beban 2 (beban sensitif).

3. Fuzzy Logic Controller

Pada penerapan umum, Fuzzy Logic Controller
digunakan sebagai pengganti PI[3]. Untuk mekanisme
fuzzy dijelaskan pada[9]. Blok diagram FLC yang
digunakan pada makalah ini ditunjukkan pada gambar
3.1.
Tampak pada blok diagram dibawah (gambar 3.1),
bahwa FLC terdiri dari fuzzifikasi, pengambilan
keputusan, defuzzifikasi. Ada 3 masukan untuk FLC
yaitu error d, error q, dan delta error d, sedangkan
keluaran dari FLC (sinyal kontrol) terdiri dari dua
variabel yaitu tegangan d dan tegangan q. Setiap
masukan dan keluaran FLC memiliki fungsi
keanggotaan yang sendiri-sendiri. Gambar 2.1. Sistem kelistrikan industri dengan DVR


Dynamic Voltage Restorer adalah peralatan
elektronika daya dipasang seri melalui trafo booster
diantara beban 2 dengan penyulang (trafo 2) [3].
Gangguan kedip tegangan diakibatkan oleh hubung
singkat yang terjadi pada beban 1. Pada saat terjadi
gangguan kedip tegangan, diharapkan DVR mampu
memberikan injeksi tegangan dengan besar yang sama
dengan drop tegangan yang terjadi dengan waktu yang
tepat.
Gambar 3.1. Blok Diagram Voltage Regulator

Himpunan fuzzy dari masukan error d terdiri dari 8
himpunan fuzzy (variabel linguistik)yaitu: Negatif (N),
Zero (Z), Kecil Positif (KP), Agak Kecil Positif (AKP),
Sedang Positif (SP), Agak Besar Positif (ABP), Besar
Positif (BP), dan Sangat Besar Positif (SBP). Setiap
parameter dari himpunan fuzzy untuk error d
ditunjukkan pada gambar 3.2.
Kedip tegangan yang disimulasikan akibat dari
hubung singkat 1 fasa ke tanah, dua fasa ke tanah, dan
tiga fasa ke tanah. Dalam simulasi ini DVR hanya
mengompensasi urutan positif dan negatif sedangkan
urutan nol diabaikan, sehingga untuk menghilangkan
pengaruh urutan nol, trafo yang digunakan memakai
hubungan delta wye.



2.2. Pemodelan Dynamic Voltage Restorer (DVR)
Gambar 2.2 menunjukkan pemodelan DVR,
meliputi : inverter tiga fasa, transformator tegangan
(VT) untuk mendeteksi gangguan kedip tegangan yang
terjadi di beban, control block sebagai kendali tegangan
injeksi dari DVR, booster transfomer.

Gambar 3.2. Variabel linguistik dari masukan error d

66
IES 2006 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
Untuk masukan error q terdiri dari 9 himpunan
fuzzy (variabel linguistik) yaitu: Sangat Besar Negatif
(SBN), Besar Negatif (BN), Agak Besar Negatif (ABN),
Sedang Negatif (SN), Agak Kecil Negatif (AKN), Kecil
Negatif (KP), Sangat Kecil Negatif (SKN), Zero (Z), dan
Positif (P). Ke sembilan himpunan fuzzy tersebut dapat
disusun sebagai berikut:

Gambar 3.6.Variabel linguistik darikeluran tegangan q


Pada proses pengambilan keputusan terdapat aturan-
aturan dasar (rule base) yang merelasikan antara masukan error
d, delta error d dengan keluaran tegangan d (terlihat pada tabel
3.1), dan aturan dasar yang merelasikan antara error q dengan
keluaran tegangan q (terlihat pada tabel 3.2).

Tabel 3.1. Aturan dasar tegangan d
Gambar 3.3. Variabel linguistik dari masukan error q

Untuk masukan delta error memiliki 2 himpunan
fuzzy (variabel linguistik) yaitu: Negatip (N) dan Positip
(P). Kedua himpunan fuzzy tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:

E
DE
N Z KP AKP SP ABP BP SBP
N N Z KP1 AKP1 SP1 ABP1 BP1 SBP
P N Z KP2 AKP2 SP2 ABP2 BP2 SBP

Tabel 3.2. Aturan dasar tegangan q

Gambar 3.4. Variabel linguistik dari masukan

Error
SBN BN ABN SN AKN KN SKN Z P
output SBN BN ABN SN AKN KN SKN Z P
Tampak pada tabel 3.1 dan 3.2 aturan dasar tegangan d
terdiri dari 16 aturan, sedangkan aturan dasar tegangan q
terdiri 9 aturan dasar, jumlah aturan dasar sesuai dengan
jumlah kondisi dari masukan.

delta error d
4. Simulasi Dan Analisa
4.1 Simulasi sistem tanpa DVR Pada proses defuzzzier terdapat dua buah variabel
keluaran, untuk keluaran tegangan d memiliki 13
himpunan fuzzy (variabel linguistik) yaitu: Negatif (N),
Zero (Z), Kecil Positif 1 (KP1), Kecil Positif 2 (KP2),
Agak Kecil Positif 1 (AKP1), Agak Kecil Positif 2
(AKP2), Sedang Positif 1 (SP1), Sedang Positif 2 (SP2),
Agak Besar Positif 1 (ABP1), Agak Besar Positif 2
(ABP2), Besar Positif 1 (BP1), Besar Positif 2 (BP2),
dan Sangat Besar Positif (SBP). Ke tiga belas himpunan
fuzzy tersebut dapat disusun sebagai berikut:
Pada simulasi ini gangguan kedip tegangan pada
sistem kelistrikan industri tersebut diperoleh dengan
melakukan gangguan hubung singkat di beban 1
sehingga pada beban 2 akan merasakan kedip tegangan.
Gangguan hubung singkat yang diterapkan di beban 2
untuk menghasilkan kedip tegangan ada tiga macam
yaitu 1 fasa ketanah, 2 fasa ketanah, 3 fasa ketanah.
Ada 2 level kedip tegangan yang diterapkan pada
beban 2 untuk tiap gangguan yaitu kedip tegangan 70%
dan kedip tegangan 50%. Dari gambar 4.1 sampai
dengan gambar 4.3 terlihat pada saat terjadi gangguan
hubung singkat pada beban 1, yang mengakibatkan
terjadi kedip tegangan pada beban 2 sebesar 50%. Nilai
penurunan tegangan tergantung dari jenis gangguan.

1. Kedip tegangan akibat gangguan hubung singkat 1
fasa ke tanah
Gambar 3.5.Variabel linguistik dari keluaran tegangan d


Sedangkan keluaran tegangan q memiliki 9
himpunan fuzzy (variabel linguistik) yaitu: Sangat Besar
Negatif (SBN), Besar Negatif (BN), Agak Besar Negatif
(ABN), Sedang Negatif (SN), Agak Kecil Negatif(
AKN), Kecil Negatif (KP), Sangat Kecil Negatif (SBN)
Zero (Z), dan Positif (P). Gambar 3.6 menunjukkan ke
sembilan himpunan fuzzy tersebut
Gambar 4.1. Voltage sag akibat gangguan 1 fasa ke tanah

67
IES 2006 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
2. Kedip tegangan akibat gangguan hubung singkat 2
fasa ke tanah

Gambar 4.2. Voltage sag akibat gangguan 2 fasa ke tanah
3. Kedip tegangan akibat gangguan hubung singkat 3
fasa

Gambar 4.3. Voltage sag akibat gangguan 3 fasa
Untuk besar tegangan tiap fasa, tiap gangguan
kedip tegangan dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Kedip tegangan (voltage sag) di beban 2 (%)

Jenis
gangguan
Persentase kedip
tegangan (%)
Tegangan
fase a(%)
Tegangan
fase b (%)
Tegangan
fase c (%)
70 70,28 100,1 84,67 1 fasa
ketanah
50 49,95 100,1 71,64
70 87,92 69,98 83,18
2 fasa
ketanah
50 74,33 49,91 77,71
70 70,56 69,95 70,19
3 fasa
50 50,07 51,57 50,7
Tegangan base = 11kV

Untuk semua simulasi gangguan kedip tegangan
(voltage sag) terjadi pada periode 0.03-0.07 detik
Dari tabel 4.1, untuk kedip tegangan untuk
gangguan 1 fasa ketanah (fasa a) dan 2 fasa ketanah
(fasa bc), terlihat bahwa tegangan yang turun pada beban
2 tidak hanya fasa a saja dan fasa bc saja, namun
tegangan pada beban 2 untuk semua fasa ikut turun, hal
ini dikarenakan oleh belitan trafo yang digunakan untuk
menyuplai beban 2 memiliki konfigurasi delta wye,
sehingga tegangan yang terdapat pada beban 2 akan
mengalami pergeseran fasa, sehingga bentuk dari
tegangan beban 2 saat gangguan kedip tegangan tidak
seimbang.

4.2. Simulasi Sistem dengan DVR
Dalam simulasi kali ini akan ditambahkan pemulih
tegangan DVR pada sistem kelistrikan industri dibeban
2, sehingga diharapkan pada saat terjadi gangguan kedip
tegangan, DVR mampu untuk menginjeksi tegangan
sebesar drop tegangan yang timbul. Untuk mengontrol
output dari DVR agar menginjeksi tegangan sesuai
dengan gangguan kedip tegangan, pada makalah ini
mencoba menggunakan kendali fuzzy logic controller.
Untuk mengetahui performansi kinerja dari DVR
kendali FLC, didalam pemulihan tegangan beban 2
maka akan dibandingkan dengan DVR yang memakai
kendali PI.
Dari gambar 4.4 sampai dengan gambar 4.9 terlihat
pada saat terjadi gangguan hubung singkat pada beban 1,
maka pada tegangan beban 2 mengalami penurunan,
seketika itu juga DVR sebagai pemulih tegangan
menginjeksikan tegangan sebesar penurunan dari
tegangan beban 2.
1. Tegangan beban saat gangguan hubung singkat 1 fasa
ke tanah (50%)


Gambar 4.4. Tegangan referensi injeksi DVR FLC, dan
tegangan referensi injeksi DVR PI



Gambar 4.5. Tegangan beban setelah diinjeksi dengan DVR
kendali FLC dan tegangan beban setelah diinjeksi dengan
DVR kendali PI

2. Tegangan beban saat gangguan hubung singkat 2
fasa ke tanah (50%)


Gambar 4.6. Tegangan referensi injeksi DVR FLC serta
tegangan referensi injeksi DVR PI
68
IES 2006 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
Tabel 4.3. Perbandingan hasil injeksi tegangan antara DVR
FLC dengan DVR PI saat gangguan hubung singkat 2 fasa ke
tanah




Sebelum injeksi
(%)
Injeksi DVR FLC
(%)
Injeksi DVR PI
(%)
Kedip
tegangan
A B C A B C A B C
70% 50,1 51,2 50,7 99,8 99,7 99,8 99,8 99,7 99,7
50% 70,7 70 70,2 99,5 99,6 99,5 99,3 99,3 99,4

Tabel 4.4. Perbandingan hasil injeksi tegangan antara DVR
FLC dengan DVR PI saat gangguan hubung singkat 3 fasa
Gambar 4.7. Tegangan beban setelah diinjeksi dengan DVR
kendali FLC dan tegangan beban setelah diinjeksi dengan
DVR kendali PI

3. Tegangan beban saat gangguan hubung singkat 3
fasa (50%)


Sebelum injeksi
(%)

Injeksi DVR FLC
(%)

Injeksi DVR PI
(%)
Kedip
tegangan
A B C A B C A B C
20% 20 20 20 98,8 98,8 98,8 98,2 98,1 98,1
10% 10 10 10 98,3 98,3 98,3 97,7 97,7 97,8

Dari hasil simulasi pemulihan tegangan
menggunakan DVR yang ditunjukkan pada tabel 4.
sampai 4. DVR mampu menginjeksi tegangan sehingga
pada tegangan beban 2 saat gangguan masih dalam
range yang diijinkan (5%).Untuk gangguan kedip
tegangan 70% dan 50% perbedaan hasil pemulihan
tegangan dengan DVR kendali FLC dengan DVR
kendali PI memiliki selisih yang kecil, bahkan bisa
dianggap tidak ada, hal ini berhubungan dengan
bagaimana kita bisa menentukan parameter yang baik
bagi kedua kendali. Jika parameter yang dipilih tepat
maka didapat hasil yang bagus.

Gambar 4.8. Tegangan beban saat gangguan dan tegangan
referensi injeksi DVR FLC serta tegangan referensi injeksi
DVR kendali PI


4. Kedip tegangan 20% dan 10%

Pada level kedip tegangan V
sag
yang lebih rendah
yaitu 0,2 dan 0,1 pu pada beban 2 yang diakibatkan
karena gangguan hubung singkat 3 fasa pada beban 1,
diperoleh hasil simulasi yang berbeda antara pemulih
tegangan DVR kendali FLC dengan DVR kendali PI.
Untuk durasi kedip tegangan 1 cycle dapat dilihat pada
tabel 4.5

Tampak pada tabel 4.5. untuk kedip tegangan 0,2
dengan durasi 1 cycle hasil pemulihan tegangan oleh
DVR kendali FLC lebih tinggi dibandingkan dengan
DVR kendali PI sekitar 0,7% sedangkan untuk kedip
tegangan sebesar 0,1 pemulihan tegangan dengan DVR
kendali FLC lebih tinggi 0,6% dibandingkan pemulihan
tegangan yang dihasilkan oleh DVR kendali PI
Gambar 4.9. Tegangan beban setelah diinjeksi dengan DVR
kendali FLC dan tegangan beban setelah diinjeksi dengan
DVR kendali PI

Besar gangguan kedip tegangan dan tegangan
injeksi dari DVR untuk setiap fasa bagi setiap kasus
dapat dilihat pada tabel 4.2 sampai tabel 4.4

Tabel 4.5. Perbandingan hasil injeksi tegangan antara DVR
FLC dengan DVR PI untuk durasi kedip tegangan 1 cycle

Tabel 4.2. Perbandingan hasil injeksi tegangan antara DVR
FLC dengan DVR PI saat gangguan hubung singkat 1 fasa ke
tanah

4.3 Analisa Data
Dengan menggunakan persamaan tegangan
sistem saat gangguan sebagai berikut:

Sebelum injeksi
(%)
Injeksi DVR FLC
(%)
Injeksi DVR PI
(%)
Kedip
tegangan
A B C A B C A B C
70% 70,2 100,1 84,6 99,5 100,2 100,3 99,6 99,9 100,2
50% 49,9 100,1 71,6 98,9 100,3 100,1 98,7 99,8 100
Sebelum injeksi
(%)
Injeksi DVR FLC
(%)
Injeksi DVR PI
(%)
Kedip
tegangan
A B C A B C A B C
70% 87,9 70 83,2 100,2 99,7 99,8 100,1 99,9 99,7
50% 74,3 49,9 77,7 100,1 99,4 99,7 100,2 99,4 99,5
69
IES 2006 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
7. Daftar Pustaka V
sistem
= V
injeksi
+ V
sisa
(1)




[1] Zhang, Lidong, Math H.J.Bollen,
Charateristic of Voltage Dips (Sags) in Power
System, IEEE Transaction on Industrial
Electronic, February 2004
Nilai referensi tegangan yang diinjeksikan oleh
DVR dan tegangan sisa pada simulasi ini diambil pada
saat gangguan terjadi (0.03-0,07s). Tegangan injeksi
DVR sendiri diperoleh dengan memanfaatkan
persamaan:
[2] Math H.J.Bollen, Understanding Power
Quality Problem, New York :IEEE, 2000.
) 2 (
2
.
DC
injeksi
V
M V =
[3] T Wunderlin, P. Dahler, D. Amhof, and H.
Gruning, Power Supply quality improvement
with a dynamic voltage restorer (DVR) in
Proceedings of EMPD 98, Singapore, Mar. 3-
5, 1998.
Dengan M = indeks modulsi yang sama dengan
magnitudo dari tegangan referensi dari
inverter.
Didapat selisih antara tegangan beban 2 hasil
pengukuran dengan hasil perhitungan seperti pada tabel
4.6.
[4] A. Arora, K. Chan, T. Jauch, A. Kara, and E.
Wirth, Innovative system solutions for power
quality enhancement, ABB Review 3/1998
[5] N. Abi-Samra and A. Sundaram,The
distribution system dynamic loads,
Westinghouse Electric Corporation, Technical
Report.
Tabel 4.6. Perbandingan antara tegangan beban hasil perhitu-
ngan dengan hasil pengukuran simulasi

Perhitungan Pengukuran
Error
(%)
Jenis
gangguan
Vsag Fasa
Mag sudut Mag sudut
A 1.02 14.36 0.955 11.5 6.46
B 1.017 -108.5 1.002 -108.3 6.47
70%

C 0.974 133.8 1.003 131.3 2.84
A 1.023 14.98 0.99 11.6 3.35
B 1.036 -108.5 1.003 -108.1 3.32
1 fasa
ketanah
50%
C 0.988 130.2 1.001 131 1.32
A 1.017 11.9 1.002 11.6 1.56
B 1.001 -106.4 0.997 -108.5 0.43
70%
C 1.035 134.1 0.998 131.7 3.72
A 1.015 14.2 1.001 11.7 1.46
B 1.027 -103.1 0.994 -108.3 3.32
2 fasa
ketanah
50%
C 1.055 135.9 0.997 132 5.88
A 1.01 14 0.998 11.8 1.26
B 0.995 -106.2 0.997 -108.4 0.19 70%
C 1 134.4 0.998 131.6 0.17
A 1.02 17.44 0.995 11.95 2.59
B 1.03 -102 0.996 -108.1 3.07
3 fasa
ketanah
50%
C 1.03 138.2 0.996 131.9 3.07
[6] K. Haddad and and G. Joos,Distribution
system voltage regulation under fault
conditions using static series regulators, in
Proc. Conf. 1997 Annual Meeting, IEEE Ind.
Appl. Soc.m 1997. pp. 1383-1389.
[7] A. Campos and G Joos et al.,Analysis and
design of a series voltage unbalance
compensator based on three-phase VSI
operating with unbalanced switching function,
IEEE Trans. On Power Electronics, vol. 9 no. 3,
pp.269-274, May 1994.
[8] Francisco Jurado Neural Network Control For
Dyanamic Voltage Restore IEEE Transaction
on Industrial Electronic. Vol 51,No.3, June
2004
[9] Meisaputra M Iqbal, M Herry P and Margo
Pujiantara, Dynamic Voltage Restorer Dengan
Kontrol Backpropagation Neural Network
Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI ITS,
Agustus 2005
[10] Fransisco Jurado, manuel Valverde, Voltage
Correction By Dynamic Voltage Restorer Based
on Fuzzy Logic Controller, IEEE Transaction
on Indutrial Electronics, may 2003.
5. Kesimpulan
[11] Margo Pujiantara, M Herry P, M Ashari and
Imanda,Dynamic Voltage Restorer
Menggunakan Boost Transformer Terhubung
Bintang Dengan Kontrol Backpropagation
Neural Network Untuk Pemulihan Tegangan
Kedip SMELDA, Januari 2006
1. Dynamic Voltage Restorer tidak hanya mampu
memulihkan kedip tegangan (< 5%), tetapi juga
mengatasi pergeseran sudut fasa akibat gangguan
kedip tegangan.
2. Untuk kedip tegangan sebesar 50% dan 70%, DVR
kendali FLC memiliki pemulihan gangguan kedip
tegangan yang sama dengan DVR PI yaitu 99,4%.


3. Untuk kedip tegangan 20%, hasil pemulihan kedip
tegangan oleh Dynamic Voltage Restorer kendali
FLC mencapai 98,8%, hasil ini lebih tinggi 0,7%
jika dibandingkan dengan hasil pemulihan kedip
tegangan dengan DVR kendali PI yang hanya
mencapai 98,1%.



70
IES 2006 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
71
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Margo Pujiantara, lahir 18 Maret
1966 di Pasuruan. Lulus S1 dari
Jurusan Teknik Elektro ITS tahun
1989 dan S2 dari ITB tahun 1995.
Saat ini meneruskan studi S3 di
Jurusan Teknik Elektro ITS.
Penulis saat ini bekerja sebagai
Dosen di Jurusan Teknik Elektro ITS. Penulis juga
terlibat dalam penelitian khususnya dalam bidang
Industrial Electrical.
<Contact person margo@ee.its.ac.id>

Abu Abdillah Zaenal Panutup Aji bin Muhamad bin
Sarmun bin Keni, penulis dilahirkan di Magetan
tanggal 27 juli 1983 merupakan anak terakhir dari 4
bersaudara. Setelah tamat dari SMUN 1 Magetan pada
tahun 2002 penulis langsung melanjutkan jenjang
pendidikan di Institut Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya, jurusan Teknik Elektro bidang studi Teknik
Sistem Tenaga.

Anda mungkin juga menyukai