Anda di halaman 1dari 34

STUDI KASUS

“UNIFIED POWER QUALITY CONDITIONER (UPQC)”

Oleh :

ANDHIKA RIZKI PRATAMA


88112242Z

PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK


SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BIOGRAFI

• Nama : Andhika Rizki Pratama


• NIP : 88112242Z
• Grade : SPE-02
• Email : andhikarizkipratama@gmail.com
• Unit Kerja : Divisi Talenta PT. PLN (Persero) Kantor Pusat
• Program Studi : Magister Teknik Tenaga Elektrik, STEI ITB

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 2 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pada era modern saat ini sistem daya elektrik adalah suatu jaringan yang kompleks,
dengan pembangkit tenaga listrik yang berada di wilayah pusat tenaga listrik dihubungkan
secara interkoneksi pada jaringan transmisi untuk disalurkan pada pusat-pusat beban. Pusat
beban yang dimaksud adalah konsumen pengguna tenaga listrik di perkotaan dan area industri
yang banyak menggunakan beban motor listrik dan perangkat elektronik semikonduktor.
Sebagaimana diketahui pada beban industri, bahwa proses starting motor listrik dengan
kapasitas besar menimbulkan dampak pada jaringan distribusi yang berakibat penurunan
tegangan sesaat (voltage sag). Voltage sag adalah penurunan tegangan dengan durasi waktu
singkat yang disebabkan oleh gangguan pada sistem dan starting motor dengan kapasitas daya
besar. Penurunan tegangan sesaat ini berpengaruh terhadap kontinuitas operasional industri
karena dapat menganggu kinerja dari peralatan-peralatan yang sensitif terhadap perubahan
tegangan seperti : relay, kontaktor dan PLC. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Byung
Moon bahwa Unified Power Quality Conditioner (UPQC) dapat digunakan sebagai alat
kompensasi untuk mengatasi voltage sag, voltage swell, voltage imbalance, serta voltage
interruption.
B. Landasan Teori
1. Voltage Sag
Voltage Sag juga disebut Voltage Dip. Dimana Tegangan rms menurun menjadi 10%
hingga 90% dari tegangan nominal. Interval waktu untuk penurunan tegangan kira-kira 0,5
hingga 1 menit. Peralatan yang menyebabkan penurunan tegangan adalah starting motor
induksi dll. Tegangan dip ditunjukkan dalam gambar 1.

Gambar 1. Voltage Sag


2. Voltage Swell
Voltage Swell disebut juga tegangan naik. Dimana Tegangan rms meningkat dari 1,1%
menjadi 1,8% dari tegangan nominal. Durasi untuk kenaikan tegangan sekitar 0,5 hingga 1
menit. Voltage Swell disebabkan karena pengoperasian bank kapasitor besar dan
mematikan beban besar yang ditunjukkan pada gambar 2.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 3 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 2. Voltage Swell


3. Voltage Interruption
Voltage Interruption atau dapat dikatakan sebagai Gangguan adalah degradasi arus atau
tegangan hingga 0,1 pu dari nilai nominal dalam jangka waktu 60 detik dan tidak
melampaui itu. Penyebab gangguan adalah kegagalan dalam peralatan, kesalahan dalam
sistem tenaga listrik, malfungsi kontrol. Ini ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3. Voltage Interruption

Voltage sag, Voltage Swell & Voltage Interruption dikategorikan sebagai gangguan
tegangan dengan durasi waktu yang singkat, dimana durasi voltage sag dapat dibagi
menjadi 3 kategori yaitu: instantaneous, momentary dan temporary sebagaimana
ditunjukkan oleh Tabel 1.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 4 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Tabel 1. Tegangan Berdasarkan Standar IEEE 1159 Tahun 2009

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 5 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB 2
UNIFIED POWER QUALITY CONDITIONER (UPQC)

A. Deskripsi UPQC
Unified Power Quality Conditioner (UPQC) adalah peralatan yang digunakan untuk
mengkompensasi distorsi tegangan dan ketidakseimbangan tegangan dalam sistem tenaga
sehingga tegangan pada sisi beban benar-benar seimbang dan sinusoidal & diatur secara
sempurna dan juga digunakan untuk mengimbangi beban harmonik saat ini sehingga arus di
sisi sumber sinusoidal sempurna dan bebas dari distorsi dan harmonic.
UPQC adalah kombinasi dari Shunt Active power filter (APF/Compensator) dan Series Active
power filter (APF) dimana secara konstruksi terhubung secara seri terhadap jaringan distribusi
dan terhubung paralel terhadap jaringan yang sama. Shunt APF digunakan untuk
mengkompensasi harmonik arus beban dan membuat sumber arus sinusoidal sepenuhnya dan
bebas dari harmonik dan distorsi dengan memberikan injeksi arus yang bersifat kapasitif pada
sistem guna pengaturan faktor daya yang lebih baik. Shunt APF terhubung paralel ke saluran
transmisi. Shunt APF juga dapat disebut juga Distribution Static Compensator (DSTATCOM).
Sedangkan Series APF digunakan untuk mengurangi distorsi tegangan dan ketidakseimbangan
yang ada di sisi pasokan dan membuat tegangan pada sisi beban secara sempurna seimbang,
teratur dan sinusoidal. Series APF terhubung secara seri dengan saluran transmisi. Series APF
dapat disebut juga Dynamic Voltage Restorer (DVR), sehingga dapat disimpulkan UPQC
sebagai penggabungan dari DVR yang terpasang seri pada saluran distribusi dan DSATCOM
yang terpasang secara paralel pada saluran yang bekerja secara bersama, seperti pada Gambar
4 dibawah ini.

Gambar 4. Konfigurasi UPQC


Bagian utama dari Shunt APF adalah :
• Kapasitor DC
Penyimpanan energi saat kondisi Transient
• Voltage Source Inverter (VSI)
Menginjeksi arus kompensasi sehingga harmonik yang ada dalam arus beban
dilepaskan dan harmonik tidak mempengaruhi arus sumber
• Hysterisis Current Controller
Menghasilkan sinyal PWM untuk pengoperasian VSI. Sinyal PWM diperoleh oleh
kesalahan yang dapatkan dari membandingkan arus referensi dengan arus aktual

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 6 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

• PI Controller :
Mengurangi error saat Steady State
Bagian utama Series APF adalah :
• Series Transformer
Konversi Tegangan sumber ke koordinat dq
• DC Voltage Regulator
• VSI
• Hysterisis Voltage Controller
Membandingkan tegangan output dengan tegangan referensi input

Dua buah Voltage Source Inverter (VSI) dihubungkan pada kapasitor penyimpan energi yang
berfungsi sebagai sumber energi. Karena mempunyai konstruksi seri dan paralel dengan dua
buah pengontrol VSI, maka UPQC dapat bekerja memberikan injeksi tegangan dan arus
kapasitif secara bersamaan kepada sistem jaringan distribusi.
Diasumsikan bahwa kombinasi sumber voltage serial yang ideal dan sumber arus shunt / paralel
yang ideal menggambarkan UPQC. Koneksi peralatan pada Point of Common Coupling (PCC)
secara seri dan paralel, ditunjukkan pada Gambar 5 sebagai berikut :

Gambar 5. Kompensasi Beban dengan UPQC


Vt = Tegangan PCC
Vl = Tegangan beban
il = Arus beban
Vs = Tegangan sumber
is = Arus sumber
R dan L = Impedansi feeder
Vd = Tegangan Series Compensator
If = Arus kompensasi paralel
V𝑡−V𝑙
K = Tegangan sumber fluktuatif = V𝑙

Gambar 5 diatas menunjukkan konfigurasi UPQC berada di sisi kanan dimana If berada
disebelah kanan Vd. Konfigurasi ini dianggap sebagai konfigurasi UPQC yang terbaik
dibandingkan dengan If berada disebelah kiri Vd karena dapat menghasilkan output yang lebih
baik.

B. Prinsip Kerja UPQC


UPQC digunakan untuk menghilangkan harmonisa yang ada di arus dan distorsi tegangan dan
digunakan untuk kompensasi daya reaktif. Dalam UPQC, APF digunakan sebagai sumber
tegangan inverter untuk mengkompensasi distorsi tegangan dan membuat tegangan pada sisi
beban sepenuhnya seimbang dan sinusoidal. Series APF menyuntikkan tegangan yang dari

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 7 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

perbedaan antara sumber tegangan dan beban agar tegangan beban seimbang sempurna. Shunt
APF digunakan untuk menghilangkan harmonisa yang ada dalam arus beban sehingga arus
sumber benar-benar sinusoidal dan juga digunakan untuk kompensasi daya reaktif. Shunt APF
juga digunakan untuk mempertahankan nilai DC link capacitor constant. Adapun Flow Chart
kerja Shunt APF dan Series APF ditunjukkan pada Gambar 6 & 7 dibawah ini

Gambar 6. Flow Chart Shunt APF

Gambar 6. Flow Chart Series APF

Pola kontrol series APF didasarkan pada transformasi Park atau transformasi 𝑑𝑞0. Di
sini kita membandingkan tegangan referensi dengan tegangan output aktual dari series APF.
Tegangan suplai pertama diubah menjadi 𝑑𝑞0 koordinat bentuk 𝑎𝑏𝑐 fase. Kemudian tegangan
output ini dibandingkan dengan tegangan referensi input yang pertama diubah menjadi 𝑑𝑞𝑜
koordinat. Setelah membandingkan dua tegangan ini, mereka kembali berubah dari 𝑑𝑞𝑜
koordinat ke 𝑎𝑏𝑐 fase. 𝑤𝑡 yang diperlukan dalam mengkonversi 𝑑𝑞𝑜 ke 𝑎𝑏𝑐 koordinat atau
sebaliknya kita dapatkan dari PLL (Phase Loop Lock). Setelah ini, tegangan suplai diberikan

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 8 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ke PLL dan 𝑤𝑡 dihasilkan. Kemudian 𝑤𝑡 ini bersama dengan 𝑑𝑞𝑜 tegangan output diubah
menjadi 𝑎𝑏𝑐 fase yang merupakan tegangan keluaran referensi. Maka tegangan keluaran
referensi ini (vc *) dibandingkan dengan tegangan series APF yang diinduksi (vc) dalam
pengontrol tegangan histeresis dan sinyal PWM dihasilkan yang diberikan kepada VSI. PLL
adalah sistem kontrol yang menghasilkan sinyal output yang fasenya terkait dengan fase sinyal
input. Untuk kesederhanaan komponen urutan nol diabaikan.
Transformasi dq ke abc sebagai berikut

Pola kontrol yang digunakan dalam shunt APF adalah teori Daya Reaktif Instataneous
yang juga dikenal sebagai "teori p-q". Teori ini diperkenalkan oleh Akagi dkk pada tahun 1983.
Teori Daya Reaktif Instataneous didasarkan pada transformasi domain waktu, di sini fase abc
diubah menjadi αβ0 koordinat. Koordinat 0 berhubungan dengan komponen urutan nol. "P-q
theory" berhubungan dengan transformasi aljabar yang dikenal sebagai transformasi Clarke.
Keuntungan dari "teori p-q" itu sederhana karena hanya membutuhkan operasi aljabar. Ini
berlaku untuk operasi steady state dan saat Transient state. Dalam teori ini fase abc dikonversi
menjadi dq diberikan di bawah ini:
Sedangkan Transformasi Park abc ke dq sebagai berikut

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 9 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB 3
MEKANISME MITIGASI GANGGUAN OLEH UPQC

Jika terjadi gangguan seperti Voltage Sag, Voltage Swell maka UPQC akan memberikan kompensasi
berupa tegangan output akan tetap stabil dan sinusoidal menggunakan Shunt APF dan Series APF yang
bekerja Bersama-sama.
Berikut ini kondisi yang terjadi pada system saat UPQC tidak terpasang, UPQC terpasang dan kondisi
Normal, UPQC terpasang dengan kondisi Volytage Sag dan UPQC terpasang dengan kondisi Voltage
Swell.

Case 1. UPQC tidak terpasang


Selama operasi normal ketika UPQC tidak terpasang pada sistem, daya reaktif sepenuhnya dipasok dari
sumber utama. Tetapi ketika UPQC bergabung dengan system, daya reaktif dipasok dari Shunt APF.
Shunt APF memberikan daya reaktif terhadap beban dan tidak ada beban pada pasokan utama. Series
APF tidak ada hubungannya dengan permintaan daya beban yang reaktif.
Aliran Daya Reaktif tanpa UPQC

Aliran Daya Reaktif dengan UPQC

Dimana :
Qs = Daya Reaktif Sumber
QL = Daya Reaktif Beban
Qsh = Daya Reaktif Shunt APF

Case 2. Kondisi normal dengan UPQC


Jika k = 0, itu adalah Vt = Vl. Ini adalah kondisi normal dimana tidak ada aliran daya kompleks
melalui UPQC, dengan konfigurasi sebagai berikut

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 10 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Case 3. Kondisi Voltage Sag dengan UPQC


Saat k <0 maka Vt < Vl, sehingga Series APF digunakan untuk memasok daya kompleks untuk beban.
Pada kondisi ini arus sumber akan lebih tinggi dari arus normal. Dalam hal ini diperlukan daya yang
diambil dari sumber pada arus yang meningkat sehingga daya akan seimbang dalam jaringan dan nilai
kapasitor DC harus pada tingkat yang diinginkan. Di sini Daya series yang diijneksikan akan positif.
Maka aliran daya saat terjadi Voltage Sag akan menjadi

Dimana :
Ps” = Daya sumber saat terjadi Voltage Sag
Psr” = Daya Series APF yang diinjeksi
Psh” = Daya yang diserap Shunt APF saat Voltage Sag & Psr” = Psh”
Dari sumber ke Shunt APF terjadi aliran daya kompleks, aliran daya kompleks pertama dari sumber ke
shunt APF dan kemudian dari shunt APF ke series APF melalui kapasitor DC Link dan dari Series APF
untuk beban. Jadi beban akan mendapatkan daya yang diinginkan selama kondisi Voltage Sag. Dalam
hal ini kekuatan daya yang diserap oleh shunt APF dari sumber sama dengan daya kompleks yang
dipasok oleh series APF untuk beban. Tegangan sumber saat terjadi gangguan, kompensasi tegangan
oleh UPQC dan Keluaran tegangan pada beban dapat dilihat pada gambar 7-9

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 11 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 7. Tegangan sumber saat terjadi Voltage Sag

Gambar 8. Tegangan kompensasi oleh UPQC

Gambar 9. Tegangan keluaran pada beban

Case 4. Kondisi Voltage Swell dengan UPQC


Ketika k> 0 maka Vt > Vl sehingga Series APF menyerap lebih banyak daya dari sumber sehingga Psr”
negatif. Ini terjadi selama kondisi kenaikan tegangan (Voltage Swell) dimana arus sumber akan lebih
kecil dari arus normal. Saat Vs meningkat, maka tegangan DC link kapasitor juga akan meningkat.
Shunt APF mengurangi arus dari sumber sehingga tegangan Link DC tetap konstan. Sehingga UPQC
memberikan jumlah daya ekstra untuk sistem.
Maka aliran daya saat Voltage Swell akan menjadi :

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 12 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Dimana :
Ps” = Daya sumber saat terjadi Voltage Rise
Psr” = Daya Series APF yang diinjeksi
Psh” = Daya yang dikirim Shunt APF saat Voltage Rise
Dimana Psr” = Psh”
Dari sumber ke Series APF terjadi aliran daya kompleks, aliran daya kompleks pertama dari sumber ke
Series APF dan kemudian dari Series APF ke Shunt APF melalui kapasitor DC Link dan dari Shunt
APF untuk beban. Jadi beban akan mendapatkan daya yang diinginkan selama kondisi Tegangan naik.
Dalam hal ini kekuatan daya yang diserap oleh Series APF dari sumber sama dengan daya kompleks
yang dipasok oleh Shunt APF untuk beban. Tegangan sumber saat terjadi gangguan, kompensasi
tegangan oleh UPQC dan Keluaran tegangan pada beban dapat dilihat pada gambar 10-12

Gambar 10. Tegangan sumber saat terjadi Voltage Swell

Gambar 11. Tegangan kompensasi oleh UPQC

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 13 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 12. Tegangan keluaran pada beban

Dari 4 Kondisi diatas dapat disimpulkan UPQC dapat mengatasi adanya kenaikan dan penurunan
tegangan dengan menggunakan Shunt APF dan Series APF yang bekerja Bersama-sama sehingga
tegangan keluaran dari sumber ke beban dapat terjaga.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 14 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB 4
SIZING CAPACITY UPQC

Aspek sizing dari sistem UPQC mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Rating shunt dan series APF pada kondisi operasi yang berbeda (steady state, Voltage Sag, Voltage
Swell dan kompensasi arus, tegangan saat harmonik).
2. Durasi Voltage Sag & Voltage Swell
3. Rating Kapasitor DC & VSI pada Shunt APF
4. Rating Series Transformer & DC Voltage Regulator pada Series APF

Ukuran sizing UPQC dievaluasi di bawah kondisi :


1. Steady state (k = 1)
2. Voltage Sag 40% (k = 0.6)
3. Voltage Swell 40% (k = 1.4)
Dan setelah perhitungan didapat hasil sebagai berikut :

Gambar 13. Sizing UPQC dari berbagai kondisi

Dengan rincian tegangan kompensasi oleh Series APF dan Shunt APF sebagai berikut :

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 15 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 14. Sizing Capacity Series & Shung Compensator pada kondisi Steady State (a), Voltage Sag
(b) dan Voltage Swell (c)
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 16 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB 5
APLIKASI UPQC

UPQC dapat diaplikasikan pada konsumen industry dengan beban Non Linier yang membutuhkan
tegangan keluaran pada beban yang stabil dan sinusoidal, selain itu UPQC juga dapat diaplikasikan
pada Renewable Energy seperti Turbin angin PLTB, Solar Cell PLTS agar mendapatkan keluaran
tegangan yang baik seperti pada Gambar 15 dibawah ini.

Gambar 15.UPQC pada PLTB dan PLTS

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 17 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB 6
UPQC PADA PHOTO VOLTAIC PLTS

Studi kasus terkait Implementasi UPQC pada Solar Cell Photo Voltaic PLTS ini menggunakan
Paper yang dipublikasikan oleh Sachin Devassy dan Bhim Singh di IEEE tahun 2018 dengan judul :

Paper ini berkaitan dengan desain dan analisis kinerja dari Solar PV 3 fasa yang diintegrasikan dengan
UPQC (PV-UPQC). PV-UPQC terdiri dari Shunt Compensator dan Series Compensator yang
terhubung back-to-back dengan DC-link Capacitor, dimana Shunt Compensator shunt terhubung di sisi
beban dan Array Solar PV diintegrasikan secara langsung ke dalam DC-link dari UPQC melalui diode
reverse blocking. Shunt Compensator melakukan fungsi ganda yaitu ekstraksi daya dari array PV
disamping untuk kompensasi arus harmonik beban. Series Compensator mengkompensasi masalah
kualitas daya disisi grid seperti Voltage Sags & Swells dengan cara menyuntikkan tegangan in-phase /
out of phase ke PCC selama kondisi sag dan swell menggunakan Trafo seri. Ripple Filter digunakan
untuk menyaring harmonik yang dihasilkan saat Switching converter. Secara keseluruhan, Sistem ini
menggabungkan kedua manfaat dari pembangkitan energi yang ramah lingkungan selaras dengan
peningkatan kualitas daya.
Adapun konfigurasi Integrasi PV – UPQC beserta konfigurasi Shunt dan Series Compensator pada PV-
UPQC ditunjukkan pada gambar 16, 17 & 18 dibawah ini

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 18 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 16. Konfigurasi PV-UPQC

Gambar 17. Struktur Shunt Compensator

Gambar 18. Struktur Series Compensator

Penulis menyebutkan bahwa kinerja PV-UPQC dapat berjalan dengan baik yang ditunjukkan
dengan hasil simulasi menggunakan MATLAB Simulink dan implementasi menggunakan Portable
Laboratorium dibawah kondisi Voltage Sag, Swell, Variasi Iradiasi dan pada beban tidak seimbang.
Berikut parameter yang digunakan penulis untuk melakukan Simulasi PV-UPQC pada MATLAB
Simulink
• Tegangan Line PCC : 415 V, 50 Hz
• Beban: Current-fed bridge rectifier load (14.8 kW);
• DC-link Voltage: 700 V
• DC-link Capacitor: 9.3 mF
• Induktor untuk Shunt compensator: 1 mH
• Switching Frekuensi PWM VSC: 10 kHz
• Ripple filter: 10μF, 10 Ω
• Induktor untuk Series compensator: 3.6 mH
• Gain Kontroller PI: Kp = 1.5, Ki = 0.1
• Gain Series VSC PI untuk d- dan q-axis : Kp = 8, Ki = 1200
• Parameter PV array :
o Voc = 864 V
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 19 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

o Isc = 62.65 A
o Vmpp = 701 V
o Impp = 58.94 A
o Ppv= 41.35 kW.

Simulasi pertama dilakukan untuk mengetahui Respon UPQC saat terjadi Voltage Sag & Swell
seperti ditunjukkan pada Gambar 19. Dimana keterangan Gambar, Tegangan PCC (vs ), Tegangan
Beban (vL ), Tegangan Series Compensator (vSE), Tegangan DC-link (Vdc), Arus solar PV (Ipv), Daya
solar PV (Ppv), Arus grid (iS), Arus beban (iLa, iLb, iLc), dan Arus Shunt Compensator (iSHa, iSHb, iSHc).
Voltage Sag terjadi antara 0.7-0.75 s, Voltage Swell antara 0.8-0.85 s dan iradiasi 1000 W/m2.. Saat
terjadi gangguan tegangan, Series Compensator UPQC mengkompensasi tegangan grid di bawah
kondisi gangguan dengan menyuntikkan tegangan VSE menggunakan Trafo seri secara out-of-phase
dengan gangguan tegangan grid untuk mempertahankan tegangan beban stabil sesuai nominalnya.
Sehingga dapat disimpulkan pada kondisi Voltage Sag & Swell, UPQC dapat mempertahankan
kestabilan pada system.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 20 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 19. Simulasi Voltage Sag & Swell menggunakan UPQC

Simulasi kedua dilakukan untuk mengetahui Respon UPQC saat terjadi ketidakstabilan
tegangan seperti ditunjukkan pada Gambar xx dibawah ini. Saat t=0.8 s, fasa b dilepas dari system
sehingga menimbulkan ketidakstabilan tegangan. UPQC mendeteksi adanya ketidakstabilan tegangan,
sehingga Shunt Compensator mengkompensasi harmonic pada beban agar tetap stabil dengan injeksi
arus pada Grid yang ditunjukkan dengan Tegangan DC tetap sesuai nominalnya + 700 V.
Selanjutnya Simulasi terakhir dilakukan pada kondisi Iradiasi sinar matahari pada PV seperti
pada Gambar xx dibawah ini. Iradiasi PV yang terjadi berkisar antara 500 W/m2 pada 0.8 s sampai
dengan 1000 W/m2 pada 0.85 s. Saat iradiasi meningkat, Output PV bertambah bersamaan dengan
peningkatan arus grid, sehingga Shunt Compensator bekerja mengkompensasi harmonic pada arus
beban. Kinerja Shunt Compensator berhasil memberikan kestabilan pada beban yang ditunjukkan pada
nilai Total Harmonic Distortion (THD) arus beban dan arus grid berturut-turut sebesar 26.31% dan 2%
yang sesuai dengan standar IEEE Standard 519 (1-30%) seperti pada Gambar 20 & 21 dibawah ini.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 21 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 20. Simulasi Tegangan tidak stabil dan Iradiasi menggunakan UPQC

Gambar 21. THD arus Beban (a) dan Arus Grid (b)

Setelah dilakukan Simulasi menggunakan MATLAB Simulink dan didapatkan hasil yang baik,
selanjutnya Penulis melakukan Experiment dengan Prototype Laboratorium untuk mengetahui kinerja
PV-UPQC secara keseluruhan. Parameter yang digunakan pada Experiment ini adalah :
• Tegangan Line PCC: 220 V, 50 Hz
• Load: Current-fed bridge rectifier load 750 W
• Tegangan DC-link: 700 V
• Kapasitor DC-link: 3.3 mF
• Induktor Shunt compensator: 4 mH
• PWM switching frequency of VSC: 10 kHz
• Ripple filter: 20 μF, 5 Ω
• Induktor Series compensator: 0.5 mH

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 22 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

• Gain DC-link Kontroller PI: Kp = 2.5, Ki = 1.1


• Gain Series VSC PI untuk d- dan q-axis : Kp = 5, Ki = 800
• PV array parameters
o Voc = 415 V
o Isc = 13 A
o Vmpp = 371 V
o Impp = 12.57 A
o Ppv= 4.62 kW

Penulis menggunakan Simulator PV AMTEK ETS 600*17DPVF yang dapat menberikan


karakteristik daya serupa Array PV, Shunt dan Series Compensator menggunakan Konverter
SEMIKRON-MD B6CI.
750/415-35F yang dihubungkan dengan DC. Beban 3 fasa menggunakan Rectifier Bridge dengan beban
R-L. Sistem yang dibuat dikendalikan oleh dSPACE Microlab Box DSP controller untuk dimonitor
kondisi Steady state dan dinamiknya menggunakan Power Analyzer HIOKI 3310.
Experiment pertama dilakukan dengan kondisi Steady State untuk mengetahui respon PV-
UPQC saat kondisi normal dan saat kondisi Voltage Sag & Swell. Hasil Experiment untuk kondisi
normal ditunjukkan pada gambar 22 dengan hasil meskipun arus beban (ILa = I rms3, ILc =I rms4) non
linear, arus grid (Isa = I rms1, Isc =I rms2) dapat sinusoidal sesuai Power Factornya.

Gambar 22. PV UPQC saat kondisi normal Steady State

Setelah didapat kondisi normal, selanjutnya experiment dengan kondisi Voltage Sag dan
Voltage Swell seperti ditunjukkan pada Gambar 23. Voltage Sag terjadi pada tegangan 170 V dan
Voltage Swell terjadi pada tegangan 270 V. Hasil experiment menunjukkan dalam kondisi Voltage Sag
& Swell pada Grid, Tegangan beban dapat dijaga oleh UPQC tetap mendekati 220 V. Pada kondisi ini
Shunt Compensator menginjeksi Daya aktif dari Array PV dan juga mengkompensasi harmonic pada
arus beban dan Daya keluaran Array PV yang ditandai dengan Aliran daya dari Array PV melebihi
kebutuhan beban selama periode Sag & Swell.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 23 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 23. PV UPQC kondisi Steady State dan terjadi Voltage Sag & Swell
Tahap selanjutnya, Penulis melakukan simulasi kondisi dinamik dibawah Voltage Sag & Swell,
ketidakstabilan tegangan dan iradiasi array PV. Experiment dinamik dibawah Voltage Sag & Swell
terdapat pada Gambar 24 dibawah ini. Dimana terjadi Voltage Sag pada tegangan 170 V dan Swell pada
tegangan 270 V yang dikompensasi oleh Shunt Compensator dengan injeksi tegangan in phase / out of
phase untuk mempertahankan tegangan beban stabil sebesar 220 V.

Gambar 24. PV UPQC kondisi dinamik dan terjadi Voltage Sag & Swell
Experiment selanjutnya adalah saat kondisi dinamik dan tegangan tidak stabil, seperti pada
Gambar 25. Pada kondisi ini Arus Grid tetap sinusoidal meskipun beban tidak seimbang karena
pengaruh Shunt Compensator dengan kinerja gandanya yaitu menambah daya aktif dari PV (Isb naik)
dan kompensasi harmonic arus beban sehingga tegangan DC tetap stabil sesuai nominalnya.
Setelah PV-UPQC berhasil mengatasi permasalahan Voltage Sag, Swell dan ketidakstabilan
tegangan, experiment terakhir dilakukan dengan kondisi iradiasi sinar matahari pada PV. Sama seperti
simulasi, Iradiasi PV yang terjadi berkisar antara 500 W/m2 sampai dengan 1000 W/m2. Saat iradiasi
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 24 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

meningkat, Output PV yang tersedia bertambah dan begitu pula dengan arus Shunt Compensator
sehingga otomatis Arus Grid juga naik karena kompensasi Shunt Compensator tersebut.

Gambar 25. Performa PV-UPQC pada kondisi Voltage Sag & Swell (a-b), ketidakstabilan tegangan
(c) dan iradiasi sinar matahari pada PV Array (d)

Dari hasil Simulasi dan Experiment, dapat disimpulkan integrasi antara Array PV dan UPQC
(PV-UPQC) berjalan dengan baik, yang ditunjukkan dengan kemampuan UPQC mempertahankan
Tegangan beban dibawah kondisi Voltage Sag dan Voltage Swell pada Tegangan sumber baik kondisi
steady state maupun kondisi dinamik, Mempertahankan arus grid ditengah ketidakstabilan beban dan
kompensasi saat iradiasi sinar matahari pada PV agar PV dapat beroperasi normal. Semua kondisi diatas
tidak lepas dari pengaruh Series Compensator & Shunt Compensator sehingga system PV-UPQC dapat
stabil.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 25 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB 7
UPQC PADA TURBIN ANGIN PLTB

Studi kasus terkait Implementasi UPQC pada Turbin Angin ini Menggunakan Paper oleh H.
Toodeji, S.H. Fathi dan G.B. Gharehpetian dengan judul :

Paper ini berkaitan dengan Integrasi turbin angin (PLTB) dan UPQC (Unified Power Quality
Conditioner), dimana menghasilkan daya aktif untuk UPQC untuk memecahkan Voltage Sag dan
Voltage Interruption dan juga mentransfer daya yang dihasilkan dari turbin angin ke jaringan.
Turbin angin adalah salah satu Pembangkit yang masuk dalam kategori Pembangkit Baru
Terbarukan dan memiliki output keluaran yang cukup besar untuk memikul beban. Turbin Angin terdiri
dari 2 type yaitu fixed type dan variable speed type, fixed type memiliki putaran yang tetap sehingga
frekuensi generator akan tetap, sedangkan variable speed type memiliki putaran yang dapat berubah-
ubah sehingga dapat mendapatkan keluaran daya yang lebih besar dengan menggunakan metode
Maximum Power Point Tracking (MPPT) sehingga Variable Speed type lebih banyak digunakan untuk
turbin angin. Namun turbin angin type ini memiliki kekurangan utama yaitu membutuhkan konversi
dari AC-DC-AC sebelum dapat dikoneksikan ke jaringan. Konfigurasi UPQC dan Turbin angin terdapat
pada Gambar 26 dibawah ini.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 26 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 26. Integrasi UPQC & TUrbin angin


Keluaran dari Turbin angin disalurkan ke Voltage Source Converter (VSC) yang menggunakan
rectifier untuk penyearah dari output Turbin angin dan sekaligus control nya sehingga daya maksimum
yang tersedia dapat diekstrak dari turbin angin dengan kecepatan variable, selain itu dapat mensuplai
arus magnetisasi dari induksi squirrel cage generator. Sistem ini juga memiliki baterai storage yang
dikoneksikan langsung ke sisi DC dari UPQC dan akan digunakan untuk menyalurkan daya sebagai
pengganti turbin angin saat kondisi kurang angin sehingga turbin angin tidak dapat berputar maksimal.
Setelah mendapatkan daya keluaran VSC, kemudian disalurkan ke UPQC yang merupakan
peralatan utama pada system ini. Seperti pada penjelasan sebelumnya, UPQC terdiri dari 2 compensator
yaitu Series Compensator yang dikoneksikan langsung pada beban secara seri dan Shunt Compensator
secara parallel seperti pada gambar 27 & 28. Konfigurasi ini dapat menghasilkan keluaran daya yang
baik, ke beban dan dapat menghilangkan resonansi antara beban dan shunt compensator UPQC. UPQC
juga dapat mengatasi permasalahan tegangan beban seperti Voltage Sag dan juga Voltage Interruption.

Gambar 27. Block Diagram control Series Compensator UPQC

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 27 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 28. Block Diagram Control Shunt Compensator UPQC


Untuk mengetahui kinerja system, penulis melakukan simulasi integrasi Turbin Angin-UPQC
dengan menggunakan software MATLAB Simulink pada kondisi normal, Voltage Sag dan Voltage
Interruption. Adapun parameter yang digunakan dalam system terdapat pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Parameter sistem

Simulasi pertama menunjukkan pengaruh Shunt Compensator UPQC dalam mengkompensasi


beban non linear, dimana Arus Sumber (I-Source) tetap sinusoidal meskipun beban tidak seimbang (I-
Load) karena pengaruh Shunt Compensator (I-shunt) dengan kinerja gandanya yaitu menambah daya
aktif dari Turbin angin dan kompensasi harmonic arus beban sehingga Arus Sumber tetap sinusoidal.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 28 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 29. Kompensasi Harmonik dari Shunt Compensator


Simulasi selanjutnya adalah dengan menambahkan Voltage Sag pada Tegangan Sumber (V-
Source) dengan amplitude fasa a, b, c berturut-turut 60%, 40% dan 60% selama 0.3 s. Dari hasil simulasi
didapatkan Tegangan Beban tetap stabil meskipun terdapat penurunan tegangan pada Sumber,
dikarenakan kinerja Series Compensator yang dihubungkan seri terhadap beban dengan kompensasi
Daya Reaktifnya seperti pada gambar 30.
Untuk keperluan penelitian, penulis juga merubah konfigurasi system dengan menempatkan Shunt
Compensator pada sisi beban dan didapatkan hasil Daya reaktif keluaran Series Compensator tidak
dapat dikompensasi dengan baik oleh Shunt Compensator dengan besaran Daya reaktif yang tersisa
masih sebesar + 7 kVAR dibandingkan dengan + 0 kVAR saat Series Compensator ditempatkan pada
sisi beban seperti ditunjukkan pada Gambar 31.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 29 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 30. Kompensasi Voltage Sag

Gambar 31. Perbandingan Kompensasi Daya Reaktif dari Shunt Compensator dan Series
Compensator pada sisi Beban

Simulasi ketiga, penulis memperlihatkan fungsi dari VSC untuk menyalurkan daya maksimum
dari Turbin angin ke UPQC, dimana didapat hasil VSC dapat menyalurkan daya maksimum dari Turbin
angin dengan baik yaitu 60 kW dengan putaran 9 m/s selama 1s seperti pada gambar 32. Perbedaan
kecil antara daya yang terukur dengan daya yang dihitung diakibatkan oleh induksi inersia dari
generator.

Gambar 32. Kecepatan putar Turbin angin (a) dan daya yang dihasilkan (b)

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 30 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Simulasi keempat, Penulis menambahkan Voltage Sag dengan amplitude 50% dan durasi 0.2s
dimulai dari t = 0.1s. Dari hasil simulasi didapatkan hasil system Turbin angin-UPQC dapat
mengkompensasi Voltage Sag yang besar pada sumber dengan Tegangan output pada beban yang baik
dan hanya terdapat disturbance kecil dengan besaran tegangan + 1 pu seperti pada gambar 33.

Gambar 33. Kondisi system saat terjadi Voltage Sag yang besar
Selain itu penulis juga menambahkan event saat kecepatan angin berkurang dari 10 m/s menjadi
6 m/s dan didapat hasil daya yang dihasilkan oleh Turbin angin berkurang dari 80 kW menjadi 20 kW
pada t = 0.5s. Sebelum t = 0.1s saat tejadi Voltage Sag, Turbin angin menghasilkan daya 80 kW dengan
Series Compensator mengirimkan daya 60 kW ke system dan sisanya oleh Shunt Compensator. Beban
saat itu 50 kW sehingga dapat disimpulkan 30 kW dikirim ke jaringan. Saat Voltage Sag terjadi, besaran
tegangan yang diinjeksi oleh Series Compensator berkurang menjadi 57 kW karena kompensasi Voltage
Sag sehingga Shunt Compensator menginjeksi lebih besar 3 kW dari sebelumnya. Setelah Voltage Sag
dapat diatasi, pada t = 0.5s kecepatan angin menurun menjadi 20 kW, begitu pula dengan injeksi Series
Compensator ke beban sehingga sisa daya beban disuplai oleh Jaringan seperti pada gambar 34.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 31 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 34. PLTB-UPQC saat Voltage Sag

Simulasi terakhir dilakukan dengan menambahkan Voltage Interruption yang terjadi selama
0.3s pada t = 0.1s dan juga penurunan kecepatan angin dari 10 m/s menjadi 6 m/s pada t = 0.3s. Dari
hasil simulasi pada Gambar xx didapatkan UPQC dapat mengkompensasi gangguan tegangan pada
Sumber dengan output tegangan beban tetap 1 pu.

Gambar 35. Voltage Interruption pada Turbin Angin - UPQC


Sebelum gangguan tegangan pada t = 0.1s, Daya yang dihasilkan oleh Turbin angin sebesar 80 kW dan
ditransfer ke jaringan sebesar 80 kW oleh Series dan Shunt Compensator (65 : 15 kW). Setelah itu
terjadi penurunan kecepatan angin dari 10 m/s menjadi 6 m/s pada t = 0.3 s saat masih terjadi Voltage
Interruption sehingga Baterai mengkompensasi beban seebsar 30 kW. Setelah 0.1 s, Voltage
Interruption dapat diatasi oleh Series Compensator sehingga tidak dapat menginjeksi daya begitu pula
dengan baterai sehingga beban disuplai oleh jaringan secara keseluruhan seperti ditunjukkan pada
gambar 36.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 32 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 36. PLTB-UPQC saat Voltage Interruption

Dari hasil simulasi, ,dapat disimpulkan integrasi Turbin angin dan UPQC berjalan dengan baik,
yang ditunjukkan dengan kemampuan UPQC mempertahankan Tegangan beban dibawah kondisi
Voltage Sag dan Voltage Interruption pada Tegangan sumber dan dapat mempertahankan arus sumber
ditengah ketidakstabilan beban. Semua kondisi diatas tidak lepas dari pengaruh Series Compensator &
Shunt Compensator sehingga system Turbin Angin-UPQC dapat berjalan stabil.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 33 | 34
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB 8
KESIMPULAN

Dari hasil Pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Unified Power Quality Compensation (UPQC) adalah Peralatan Power Electronic yang dapat
mengkompensasi Tegangan Turun (Voltage Sag), Tegangan Naik (Voltage Swell), Gangguan
Tegangan (Voltage Interruption) dan Harmonik Arus beban
2. UPQC disusun oleh 2 bagian penting yaitu :
• Series Compensator
Mempertahankan Tegangan beban dibawah kondisi Voltage Sag, Voltage Swell dan Voltage
Interruption pada Tegangan sumber
• Shunt Compensator
Mempertahankan arus sumber ditengah ketidakstabilan beban dan Menyalurkan daya dari
sumber yang diintegrasikan dengan UPQC (missal Array PV & Turbin angin)
3. Aplikasi UPQC saat ini adalah pada konsumen industry dengan beban Non Linier yang
membutuhkan tegangan keluaran pada beban yang stabil dan sinusoidal dan juga pada Renewable
Energy seperti Turbin angin PLTB, Solar Cell PLTS untuk mendapatkan Tegangan keluaran yang
sinusoidal dan arus sumber yang tidak terpengaruh harmonic.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 34 | 34

Anda mungkin juga menyukai