Anda di halaman 1dari 4

JURNAL TEKNIK ITS Vol.

1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-170

Perancangan dan Implementasi Kontroler Pid untuk


Pengendalian Tegangan pada Generator Set
Shandy Hanggar T, Rusdhianto Effendie dan Mochammad Rameli
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: rameli@ee.its.ac.id

Abstrak— Penelitian ini membahas masalah pengaturan tegangan Kontroler yang digunakan adalah PID Controller. Metode ini
keluaran sebuah pembangkit generator set (genset) yang memiliki dipilih karena PID mempunyai perhitunagn yang cukup simpel
penggerak utama mesin bensin 4-tak dengan sistem bahan bakar dan dapat bekerja baik pada plan yang butuh respon cepat.
menggunakan karburator dan kapasitas 1KVA. Generator set Sistem kontrol PID merupakan kontroler untuk
(gen set) direpresentasikan dengan model matematis yang
menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan
diperoleh dari hasil identifikasi. Kontroler PID digunakan untuk
mengontrol agar tegangan keluaran generator selalu berada di karakteristik adanya umpan balik pada sistem tesebut.
nilai tertentu pada beban yang berubah - ubah. Kontroler hasil Komponen kontrol PID ini terdiri dari tiga jenis
desain diaplikasikan pada sistem pembangkit generator set yaitu Proportional, Integratif dan Derivatif. Ketiganya dapat
(genset). Hasil simulasi serta implementasi kontroler PID pada dipakai bersamaan maupun sendiri-sendiri tergantung dari
sistem pembangkit generator set (genset) menunjukkan bahwa respon yang diinginkan terhadap suatu plant.
tegangan keluaran dapat mengikuti tegangan yang diinginkan
dengan baik.
II. DASAR TEORI
Kata Kunci—Tegangan keluaran, Generator set, PID
A. Sistem Pengaturan Pembangkit Listrik [1]
Pembangkit listrik berfungsi untuk memberikan daya
I. PENDAHULUAN
listrik kepada pengguna sesuai kebutuhan. Oleh karena itu
Tegangan keluaran yang konstan pada sebuah generator dibutuhkan sistem pengaturan pembangkit listrik seperti
adalah hal yang sangat penting untuk menghasilkan suplai terlihat pada Gambar 1.
daya yang diharapkan. Perubahan tegangan keluaran sebuah
generator dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
pengganggu, salah satunya beban yang berubah. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu peralatan regulator khusus untuk
menjaga tegangan keluaran generator tetap konstan walaupun
ketika generator dipengaruhi faktor-faktor pengganggu
tersebut. Regulator tegangan ini dapat dikontrol baik secara
manual maupun secara otomatis.
Kestabilan pada sistem pembangkit merupakan bagian
yang dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan besar maupun
kecilnya beban. Untuk menjaga kestabilan pada sistem
pembangkit diperlukan sistem kontrol yang tepat. Sistem
kontrol ini diperlukan agar apabila sistem tenaga listrik
Gambar 1 Skema Pengaturan Kecepatan Generator[2]
mengalami gangguan, maka respon sistem dalam mengatasi
gangguan akan cepat dan handal. Jika terdapat perubahan Terdapat dua sistem kontrol utama pada pembangkit
beban maka sangat berpengaruh pada frekuensi keluaran pada listrik yaitu pengaturan penggerak utama serta pengaturan arus
generator yang akan mengakibatkan tegangan keluaran juga medan. Frekuensi tegangan terbangkit tergantung pada
berubah. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem kontrol yang kecepatan putar generator. Seperti terlihat pada persamaan 1.
dapat mengendalikan keluaran tegangan pada generator agar n.p
f = (1)
stabil di set point yang diinginkan meskipun beban berubah – 120
ubah. Sistem kontrol yang dibuat dapat menjaga nilai keluaran Dimana:
generator dengan frekuensi 50 Hz dan tegangan yang dapat f = frekuensi tegangan terbangkit(Hertz)
diatur sesuai set point. n = Kecepatan putar generator (RPM)
Pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai perancangan
p = Jumlah pole
penyetabil nilai tegangan terbangkit agar tetap dalam kondisi
relatif konstan. Sistem yang digunakan yaitu simulator Tegangan terbangkit tergantung pada kecepatan putar
pembangkit listrik yang terdiri dari rangkaian kontrol, beban generator dan arus medan pada rotor. Seperti terlihat pada
dan 1 buah unit pembangkit yaitu satu buah genset 1 KVA. persamaan 2.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-171

E = c.n.φ (2) DPm - DPe = DTm - DTe (8)


Dimana: Melalui Persamaan 7 dapat digambarkan diagram blok yang
E = Tegangan terbangkit (Volt) menunjukkan perubahan daya dengan perubahan kecepatan
n = Kecepatan putar generator (RPM) pada Gambar 3.
ϕ = Fluks medan(Wb)
c = Konstanta generator
Pengaturan sistem pembangkit bertujuan untuk menjaga
frekuensi tegangan terbangkit dan tegangan terbangkit agar
selalu berada pada nilai tetap dengan kondisi beban berubah.
B. Persamaan Gerak Generator[3] Gambar 3 Diagram Blok Hubungan daya dengan kecepatan
Pada sistem pembangkit listrik, terdapat dua torsi yang
mempengaruhi gerak generator. Kedua torsi tersebut adalah III. PERANCANGAN SISTEM
torsi mekanik dan torsi elektromagnetik. Torsi mekanik
dihasilkan oleh penggerak utama sedangkan torsi A. Arsitektur Sistem
elektromagnetik diakibatkan oleh keberadaan beban yang Sistem terdiri dari generator set 1KVa, sistem minimum
tersambung dengan terminal tegangan generator. Skema mikrokontroler ATMEGA 32, rangkaian komunikasi serial,
konsep pengaturan kecepatan pada sebuah unit pembangkit rangkaian DAC, sensor tegangan dan rangkaian dimmer.
ditunjukkan oleh Gambar 2. Sistem minimum mikrokontroler berfungsi untuk kontrol
utama sistem dan pengiriman data, rangkaian komunikasi
serial berfungsi untuk pengiriman data, sensor tegangan
berfungsi sebagai umpan balik pada sistem control. Rangkaian
dimmer sebagai aktuator yang berfungsi untuk mengatur
tegangan medan. Rangkaian DAC berfungsi sebagai pengubah
data digital dari mikrokontroler menjadi data tegangan yang
akan menjadi input pada rangkaian dimmer.
out
Gambar 2 Skema Pengaturan Kecepatan Generator 12V

Kedua torsi tersebut mengakibatkan percepatan


2.2 mikro
generator. Hal ini ditunjukkan pada Persamaan 3.
Ta = Tm - Te (3) CT
Dimana
Gambar 4 Rangkaian Sensor Tegangan
Ta = Torsi akselerasi(N.m)
Tm = Torsi Mekanik (N.m) Gambar 4 adalah rangkaian sensor tegangan dengan
Te = Torsi elektromagnetik (N.m) masukan nilai output trafo. Nilai tegangan pembacaan sensor
akan dikalkulasi mikrokontroller dibandingkan dengan nilai
Dalam hal pengaturan frekuensi terhadap perubahan setpoint. Perbandingan ini berupa selisih yang akan menjadi
beban, dipilih perolehan hubungan antara daya mekanik dan sinyal error e(t) untuk diolah oleh kontroller PID yang
daya listrik daripada torsi. Hubungan antara daya dengan torsi tertanam pada mikrokontroller ATMEGA 32. Kontroller PID
ditunjukkan oleh persamaan 4. digunakan untuk memberikan sinyal kontrol ke aktuator sesuai
P = ωrT (4) dengan sinyal error. Mikrokontroller memberikan sinyal
Perubahan daya akan mengakibatkan perubahan kecepatan kontrol pada rangkaian dimmer yang melewati rangkaian
rotor dan torsi. Hal ini ditunjukkan oleh persamaan 5. DAC terlebih dahulu. Rangkaian dimmer yang menggunakan
P0 + DP = (ω0 + Dωr )(T0 + DT ) (5) triac dijelaskan pada Gambar 5.
Dengan mengabaikan orde yang lebih tinggi, didapatkan
persamaan 6.
DP = ω0 DT + T0 Dωr (6)
Hubungan perubahan daya elektromagnetik dan daya mekanik
dengan memanfaatkan Persamaan 6 ditunjukkan oleh
Persamaan 7.
DPm - DPe = ω0 (DTm - DTe ) + (Tm0 - Te0 )Dωr (7)
Pada kondisi steady state, torsi elektromagnetik dan mekanik Gambar 5 Rangkaian Dimmer Menggunakan Triac
sama, dan kecepatan yang direpresentasikan dengan pu,
ω0 = 1 . Maka didapat persamaan 8.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-172

B. Blok Diagram Sistem generator. Tegangan generator bergantung pula pada jumlah
Pada penelitian ini tegangan keluaran dijaga tetap pada arus yang ada pada beban pada kondisi frekuensi dijaga
nilai nilai 150 Volt. Dengan menggunakan kontroler 1 maka tetap[5]. Setelah dilakukan tes tegangan output terhadap
keluaran tegangan keluaran diharapkan selalu disekitar nilai frekuensi generator. Didapatkan bahwa generator set
150 Volt meskipun beban selalu berubah - ubah. Jumlah arus menghasilkan tegangan 150 Volt pada frekuensi 60 Hz. Oleh
pada beban menandakan beban listrik yang dihubungkan karena itu ditentukan nilai referensi frekuensi tegangan
dengan generator set, sehingga nilai perubahan arus yang terbangkit sebesar 60 Hz.
diolah oleh mikrokontroler menandakan adanya perubahan D. Identifikasi Sistem[6]
beban. Blok diagram sistem secara keseluruhan ditunjukkan
Identifikasi dinamis plant dilakukan dengan memberikan
pada gambar 5.
set point yang berubah terhadap waktu. Sinyal PRBS yang
diberikan pada sistem terdiri atas sepuluh bit bilangan biner.
Respon yang diberikan sistem dapat digunakan sebagai acuan
dalam pemodelan plant. Sinyal PRBS merepresentasikan
variasi bukaan throttle. Model matematika yang didapatkan
merupakan hubungan antara tegangan pada swithcing dan
tegangan output. Identifikasi dilakukan pada tiga kondisi
beban yaitu pada kondisi beban minimal, nominal dan
Gambar 6 Diagram Blok Sistem
maksimal. Beban yang diberikan pada generator set berupa
Aktuator pada sistem ini berupa rangkaian dimmer yang lampu pijar 100 watt dengan jumlah total 6 buah. Beban
berisi komponen triac. Triac berfungsi untuk mengatur minimal 2 buah lampu, nominal 4 buah lampu, dan maksimal 6
tegangan yang lewat dangan kaki gate sebagai masukan. buah lampu.
Dimmer ini dipasang untuk men-swithcing arus medan pada Proses pemodelan respon hasil identifikasi dinamis terdiri
kapasitor yang terhubung pada stator. Jadi dengan mengatur atas tiga tahap, yaitu:
besarnya arus medan yang masuk maka dapat mengatur juga 1. Perhitungan parameter parameter ARX dengan metode
tegangan keluaran pada generator. standard least square
Jumlah beban yang diberikan akan mempengaruhi 2. Melakukan Transformasi-Z terhadap pemodelan ARX,
kecepatan putar generator dan akan mempengarui juga dengan waktu sampling 0.2 detik dan dengan metode
tegangan keluaran. Dengan menghiraukan frekuensi tegangan zero-order hold
terbangkit maka diperlukan mekanisme pengaturan arus medan 3. Melakukan transformasi terhadap hasil transformasi Z
yang lewat untuk menjaga tegangan keluaran yang sesuai pada poin 2 ke dalam domain-S hingga diperoleh fungsi
dengan set point. alih sistem.
C. Generator Set Pengambilan data pada tiap-tiap beban yang diberikan
dilakukan sebanyak tiga kali. Dari kelima data tersebut
Generator Set memiliki penggerak utama berupa mesin
didapatkan model matematika dengan nilai RMSE terkecil.
bensin 4-langkah. Mesin bensin tersebut menggunakan sistem
Transfer function yang didapatkan pada tiap-tiap beban
bahan bakar karburator. Berikut spesifikasi Generator set yang
ditunjukkan pada Tabel 1.
digunakan Tabel 1. Transfer Function Tegangan Generator Set
· Kapasitas Daya Maksimum : 1000 VA Beban Transfer Function
· Tegangan rata-rata : 220 Volt
· Frekuensi rata-rata : 60 Hz Minimal(200 31.01s + 3196
watt)
G (s) = 2
· Fasa : 1 Fasa s + 99.8s + 32.04
· Jumlah pole : 2 pole 115.19(0.012 s + 1)
· Kecepatan rata-rata : 3000 RPM Nominal(400 G (s) =
1 2(4.31)
watt)
2
s2 + s +1
8.51 8.51
Maksimal(600 16.57 s + 1825
watt)
G (s) = 2
s + 107.5 s + 20.4
E. Perancangan Kontroller PID[5]
Perancangan kontroller PID dilakukan secara analitik.
Pencarian parameter kontroller K p , , dan disesuaikan
Gambar 7: Skema Konstruksi Generator Sinkron Eksitasi
Kapasitor[4] dengan model plant. Parameter kontroller PID yang telah
didapatkan dipergunakan sebagai batasan dalam perancangan
Jenis generator yaitu generator dengan sistem eksitasi mekanisme penalaan parameter PID. Perancangan kontroler
kapasitor. Skema konstruksi generaor sistem eksitasi kapasitor menggunakan model matematika pada saat kondisi nominal.
ditunjukkan oleh Gambar 6. Generator ini memiliki a. Model Plant pada beban nominal:
karakteristik tegangan output bergantung kepada kecepatan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-173

115.19(0.012s + 1) Pada saat terjadi penurunan beban dari maksimal ke


G (s) =
1 2(4.31) minimal terjadi peningkatan tegangan. Hubungan perubahan
s2 + s +1
8.512 8.51 beban dan respon plan dapat dilihat pada Gambar 8.
b. Parameter Plant pada beban nominal Grafik Perubahan Beban
3

· K = 115,19
· τ = 0,012 2

Arus (A)
1
1
= 0,0138 0

· ωn
2
-1
ω n = 8,51
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Iterasi
·
· ξ = 4,31
Grafik Respon Tegangan
160

c. Parameter kontroller PID Modifikasi 155

Tegangan (V)
· τ d = τ =0,012 150


· τi =
145
- τ =1,001
ωn 140
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Iterasi
1
· N = = Gambar 8 Respon dari Frekuensi Tegangan Terbangkit terhadap
τ .ω n ( 2.ξ - τ .ω n ) 0,08225 perubahan beban
Kp τi
· = =0,026
τ * .K
V. KESIMPULAN/RINGKASAN
Tabel 2. Parameter Plant pada Beban Nominal Dari hasil analisa data dan pembahasan pengujian
keandalan sistem pengendalian yang telah dirancang, dapat
Parameter Plant Nilai disimpulkan bahwa kontroler PID dapat diterapkan sebagai
K 115.19 pengendalian tegangan. Dengan parameter Kp = 0,026;
τ 0.012 =1,001dan =0,012 respon plant dapat menjaga kestabilan
tegangan output pada nilai 150 Volt.
ωn 8.51
ξ 4.31
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua
Tabel 3. Parameter Kontroler PID modifikasi penulis yang selalu memberikan doa serta dukungan tulus tiada
henti, Bapak Dr. Ir. Moch Rameli dan Bapak Ir. Rusdhianto
Parameter Transfer Function Effendie A.K., M.T., atas segala bimbingan ilmu, moral, dan
spiritual dari awal hingga terselesaikannya penelitian ini.
Kp 0.026
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
τi 1.001 mahasiswa elektro yang bersama-sama mengerjakan di
τd 0.012 bengkel depan AJ 104, Seluruh mahasiswa bidang studi sistem
N 0.08225 pengaturan, Himatektro ITS, dan semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

IV. PENGUJIAN DAN ANALISA


DAFTAR PUSTAKA
A. Uji Kontroller PID Parameter Tetap dengan Beban [1] Kundur, P., “Power System Stability and Control”, McGraw-Hill,
Berubah USA, (1994).
[2] Elgerd, L., “Electric energy systems theory: an Introduction”,
Pada bagian ini dilakukan pengujian perubahan beban. McGraw-Hill, New delhi, (1983).
Pembebanan dilakukan pada kondisi steady-state. Parameter [3] Sumartono, “Kendali Intensitas Lampu Berbasis Mikrokontroler
PID yang digunakan pada pengujian ini ditunjukkan oleh table ATmega8535”, Tugas Akhir Teknik Elektro, Universitas Gajah Mada,
(2010).
1. [4] Rahmad, Zanu, “Perancangan Dan Implementasi Direct Torque
Pembebanan dilakukan dari kondisi maksimal ke Control Pada Motor Induksi’, Tugas Akhir Elektro,Institut Teknologi
minimal dan beban dinaikkan secara bertahap hingga Sepuluh Nopember, (2011).
mencapai kondisi beban maksimal kembali. [5] Gamayanti, Nurlita,” Desain Kontroler PID Modifikasi”,Diktat Kuliah
Dasar Sistem Pegaturan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Kontroller PID mampu mengembalikan tegangan [6] Ljumg L., “Modelling of Dynamic Systems”, Prentice Hall, USA,
keluaran generator set pada nilai set-point apabila terjadi (1994).
perubahan beban. tegangan kembali ke nilai set-point secara [7] Ogata, K., “Modern Control Engineering”, Prentice Hall, USA, (2002).
bertahap dengan sedikit overshoot dan osilasi.

Anda mungkin juga menyukai