Anda di halaman 1dari 9

ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Said Abubakar, Supri Hardi, Sistem Pengemdali....

Sistem Pengendali Tegangan pada Generator


Induksi 3 Phasa Menggunakan Kontrol PI

Said Abubakar1), Supri Hardi2), Rizal Alfayumi3)


1)&2) ,
Staf Pengajar dan 3)Mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe

Abstrak
Pada umumnya Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) banyak memanfaatkan motor induksi sebagai
generator induksi karena cukup menggunakan energi terbarukan seperti air dan angin sebagai penggerak
(Prime over) dan tidak banyak membutuhkan perawatan. Permasalahan generator induksi adalah apabila
dibebani tegangannnya akan turun dan apabila terjadi pengurangan beban, maka tegangan akan naik. Tujuan
penelitian ini adalah menstabilkan tegangan pada generator induksi 3 phasa 1 Kw 4 kutub menggunakan
kontrol PI dengan cara menentukan parameter dan respon yang tepat. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pengujian dan pengukuran untuk mendapatkan parameter kendali Kp dan Ti
berdasarkan metode Ziegler-Nichols. Hasil pengujian dengan mentuning kurva S didapat nilai Tu = 0,3 detik
dan Tg = 2 detik serta parameter Kp = 6 dan Ti = 0,99. Respon kendali penstabil tegangan maksimal 25 detik
dengan penambahan dan pengurangan beban sebesar 60 Watt. Tegangan stabil 200 VAC, frekuensi 50 Hz, dan
kecepatan generator konstan 1538 Rpm.

Kata Kunci : Generator Induksi, Tegangan, Frekuensi, Kontrol PI, Ziegler-Nichols, Parameter.

I. PENDAHULUAN Penggunaan TCR untuk mengatur sudut trigger


sehingga nilai frekuensi dapat konstan 50 Hz tetapi
Secara umum konstruksi motor induksi sama tegangan yang dibangkitkan oleh generator
dengan generator induksi, hanya saja generator semakin kecil dan harmonisa yang dibangkitkan
induksi memerlukan adanya prime mover sebagai semakin besar. Dilakukan percobaan TCR
penggerak mula. Oleh karena itu motor induksi bervariasi dengan single tuned pada putaran
tiga phasa dapat dioperasikan sebagai generator 1618 RPM sehingga menghasilkan tegangan dan
dengan cara memutar rotor pada kecepatan di atas frekuensi tetap meskipun dilakukan penambahan
kecepatan medan putar, sehingga menghasikan slip beban. Frekuensi dapat tetap, jika dilakukan
(s) negatif. Untuk menjadikan motor induksi pengaturan Torsi penggerak mula. Jika torsi
sebagai generator maka mesin ini membutuhkan penggerak mula tidak dapat diatur maka frekuensi
daya reaktif untuk membangkitkan arus eksitasi. harus dilakukan kendali tersendiri.
Dengan cara ini maka motor listrik tiga phasa
dapat dioperasikan sebagai generator. II. TINJAUAN PUSTAKA
Motor induksi sebagai generator banyak
diterapkan pada Pembangkit Listrik Tenaga Mahalla (2013) Pengoperasian Motor Induksi
Mikrohidro (PLTMh) yang bekerja secara sendiri. Sebagai Generator Untuk Pembangkitan Listrik
Mesin ini dipilih sebagai alternatif pembangkit Tenaga Mikro hydro (PLTMh). Berdasarkan
tenaga listrik karena tidak banyak membutuhkan analisa beban harian, perubahan beban utama
perawatan seperti mesin sinkron dan tidak mempengaruhi perubahan tegangan dan frekuensi
membutuhkan bahan bakar pada saat diaplikasikan output dari IMAG, hal ini disebabkan karena
di lapangan, tapi cukup bergantung pada sumber pengontrol beban yang ada sekarang tidak bisa
energi terbarukan seperti air, angin, dan lain–lain bekerja dengan baik untuk mengalihkan perubahan
sebagai prime over (penggerak mula). “Rancang beban utama ke beban semu (ballast load). Salah
Bangun Thyristor Controlled Reaktor (TCR) satu metode yang bisa dilakukan untuk mengontrol
sebagai penstabil tegangan dan peredam harmonisa tegangan dan frekuensi, adalah dengan mengatur
aplikasi pada generator induksi Pembangkit beban (dummy load).
Mikrohidro” oleh Supri Hardi, ST. MT. (2016) Afiat Dhirgantar (2010) Analisis Dan Simulasi
pengujian terhadap sebuah motor induksi 3 fasa Pengaturan Tegangan Generator induksi
1,1 Kw-380 volt, 1500 Rpm sebagai generator Berpenguat Sendiri Dengan Menggunakan
yang menghasilkan tegangan bangkitkan semakin Konverter AC-DC-AC Pada Sifat Beban Yang
kecil dari 220 volt sampai 138 volt saat dilakukan Berbeda. Berdasarkan hasil simulasi, Konverter
penambahan beban dari 0 watt s/d 876 watt walau AC-DC-AC mampu meningkatkan performa
kecepatan generator dijaga tetap pada 1528 RPM, tegangan dibeban. hasil yang diperoleh, transien
demikian juga torsi yang dibutuhkan semangkit tegangan dibeban lebih rendah dan jatuh tegangan
meningkat dari 1,87 N-m s/d 4,14 N-m. Nilai dibeban jadi berkurang. Kelemahan dari metode
frekuensi juga menurun pada saat generator pengaturan ini adalah menghasilkan harmonik
dibebani oleh beban linear dan non linear.

18 Journal of Electrical Technology, Vol. 2, No. 3, Oktobert 2017


Said Abubakar, Supri Hardi, Sistem Pengemdali.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

yang sangat berbahaya terutama pada beban masing 380 Volt dan 50 Hz, dan tidak berfluktuasi
kapasitif. saat terjadi perubahan beban. Generator induksi
Chairul Gagarin Irianto (2004) Suatu Studi dengan pemasangan rangkaian VSI beroperasi
Penggunaan Motor Induksi sebagai Generator: dengan daya output relatif konstan 438,5 Watt.
Penentuan Nilai Kapasitor Untuk Penyedia Daya Daya yang diserap inverter akan bertambah ketika
Reaktip. Operasi motor sebagai generator induksi beban berkurang, dan sebaliknya daya inverter
membutuhkan daya reaktif. daya reaktif dapat akan berkurang ketika beban bertambah. Dari hasil
diperoleh dari grid. Jika generator induksi terpisah simulasi yang dilakukan, penggunaan kontroller PI
atau terisolasi dari grid, daya reaktif dapat pada sistem menunjukkan tegangan dan frekuensi
diperoleh dari kapasitor. Kapasitor dapat output generator induksi dijaga sesuai dengan yang
digunakan pada terminal motor induksi. Nilai diinginkan.
kapasitor akan menentukan beban pembangkit. Supri Hardi, ST. MT. (2015) Rancang Bangun
Jika beban meningkat, tegangan akan turun. Pada Thyristor Controlled Reaktor (TCR) sebagai
generator induksi perubahan beban berpengaruh penstabil tegangan dan peredam harmonisa
pada tegangan yang dihasilkan, untuk memperoleh aplikasi pada generator induksi Pembangkit
tegangan yang stabil diperlukan perubahan nilai Mikrohidro. Yang menghasilkan tegangan
kapasitor sesuai dengan perubahan beban. bangkitkan semakin kecil dari 220 volt sampai 138
Erwin sutanto (2008) Kontrol Proporsional volt saat dilakukan penambahan beban dari 0 watt
Integral Derivatif (PID) Untuk Motor DC s/d 876 watt walau kecepatan generator dijaga
Menggunakan Personal Computer. Pengendali tetap pada 1528 RPM, demikian juga torsi yang
Proportional Integral Derivative (PID) merupakan dibutuhkan semangkit meningkat dari 1,87 N-m
salah satu pengendali yang bertujuan memperbaiki s/d 4,14 N-m. Nilai frekuensi juga menurun pada
kinerja suatu sistem, termasuk sistem kendali saat generator dibebani oleh beban linear dan non
putaran motor dc. Kecepatan respon dan error linear. Kemudian digunakan TCR untuk mengatur
steady state merupakan parameter yang diukur sudut trigger sehingga nilai frekuensi dapat
untuk menilai kinerja suatu sistem kendali. Kendali konstan 50 Hz tetapi tegangan yang dibangkitkan
PID dalam makalah ini diimplementasikan melalui oleh generator semakin kecil dan harmonisa yang
perangkat lunak berbasis personal computer (PC) dibangkitkan semakin besar. Setelah itu dilakukan
yang sekaligus juga dipakai sebagai monitoring percobaan TCR bervariasi dengan single tuned
kurva respon yang dihasilkan melalui tampilan pada putaran 1618 RPM sehingga menghasilkan
grafik interaktif. Kondisi terbaik dengan metode tegangan dan frekuensi tetap meskipun dilakukan
tunning Ziegler-Nichols diperoleh pada nilai penambahan beban. Frekuensi dapat tetap, jika
konstanta kendali Kp, Ki, Kd masing-masing dilakukan pengaturan Torsi penggerak mula. Jika
sebesar 11.175, 22.35 dan 1.35 dengan error torsi penggerak mula tidak dapat diatur maka
steady state sebesar 2%. frekuensi harus dilakukan kendali tersendiri.
Doni Suhendra (2014) Perancangan Alat Perancangan sistem pengaturan daya reaktif
Pengontrolan Frekuensi Dalam Pengaturan untuk menghasilkan prototif single tuned dan TCR
Kecepatan Motor Induksi Satu phasa yang dikendalikan dengan mengatur sudut trigger.
menggunakan kongrol PID. Pada saat pengujian Injeksi arus kapasitor tetap ke generator induksi
mengontrol frekuensi dalam mengatur kecepatan dilakukan agar terbangkitnya tegangan generator.
motor induksi satu fasa menggunakan kontrol PID Ditambahkan induktor L seri dengan kapasitor
dengan putaran motor 1050 rpm dibutuhkan waktu untuk mengurangi Inrush current. Kerja capasitor
3,73 s untuk mencapai titik kestabilan referensi, dan induktor L secara seri (single tuned) untuk
putaran motor 1200 rpm dibutuhkan waktu 3,6 s meredam harmonisa. Kontrol PI terhadap sudut
untuk mencapai titik kestabilan referensi, putaran trigger pada TCR untuk mengatur daya reaktif ke
motor 1350 rpm dibutuhkan waktu 2,24 s untuk generator induksi agar tegangan tetap sebesar 220
mencapai titik kestabilan referensi, dan putaran Volt fasa ke netral dengan frekuensi 50 Hz.
motor 1500 rpm dibutuhkan waktu 2 s untuk Penggunaan kontrol Proposional-Integral untuk
mencapai titik kestabilan referensi. Dari hasil mempercepat respon. Perancangan reaktor tiga
tersebut dapat dilihat bahwa semakin cepat fasa sesuai kebutuhan induktansi pada prototip
berputarnya motor induksi satu fasa maka semakin TCR untuk mereduksi daya reaktif.
kecil waktu yang dihasilkan PID dalam mencapai
titik kestabilan referensi. A. Kontrol PID
Heri Ardiansyah (2012) Studi Regulasi Output PID (Proportional Integral Derivative)
Generator Induksi Dengan Voltage Source Controller merupakan kontroler untuk menentukan
Inverter. Pemasangan rangkaian VSI dan dc kepresisian suatu sistem instrumentasi dengan
chopper dengan kombinasi pengaturan tegangan karakteristik adanya umpan balik/feed back pada
ac, tegangan dc dan current-controlled inverter sistem tersebut. komponen PID terdiri dari 3 jenis,
dapat digunakan untuk mengatur tegangan dan yaitu Proportional, integral, dan Derivatif.
frekuensi output generator induksi. Tegangan dan ketiganya dapat dipakai bersamaan maupun
frekuensi output generator induksi adalah masing-

Journal of Electrical Technology, Vol. 2, No. 3, Oktober 2017 19


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Said Abubakar, Supri Hardi, Sistem Pengemdali....

sendiri-sendiri, tergantung dari respon yang kita


inginkan terhadap suatu plant.

Level
(%)

Gambar 4. Grafik jika nilai Kp besar

Gambar 1. Blok diagram PID kontroler C. Kontrol Integratif


Kontroller proporsional tidak akan mampu
Ada 3 macam Kontrol PID, yaitu: PI, PD, dan menjamin output dari sistem akan menuju ke
PID. PI adalah kontrol yang menggunakan keadaan yang diinginkan kalau sebuah plant tidak
komponen proportional dan integratif. PD adalah memiliki unsur integrator. Pada kontroler Integral,
kontrol yang menggunakan komponen respon kepada sitem akan eningkat secara kontinu
proporsional dan derivatif. PID adalah kontrol terus-menerus kecuali nilai error yang
yang menggunakan komponen proporsional, diintegralkan dengan batasan atas t dan batasan
integratif, dan derivatif. bawah 0 (nol).

B. Kontrol Proporsional 𝑡
U(t) = 𝐾𝑖 0
𝑒 𝑡 𝑑𝑡
Kontroller merupakan sebuah pennguat input
sehingga hasil pada output tidak semakin menjadi
kecil pada sebuah sistem. Output Proporsional Pada diagram blok controller inegral,
adalah hasil perkalian antara konstanta menunjukkan hubungan antara nilai error dengan
proporsional dengan nilai errornya. Perubahan output. kontroller inegral membantu menaikkan
yang terjadi pada sinyal input akan menyebabkan respon sehingga menghasilkan output yang
sistem secara langsung mengubah output sebesar diinginkan.
konstanta pengali.

Gambar 5. Blok digram conttrol Integral


Gambar 2. Blok diagram Kp
D. Pengendali PI
Jika nilai Kp kecil, kontroller Proporsinal
Pengendali PI adalah sistem pengendali
hanya mampu melakukan koreksi kesalahn yang
gabungan antara pengendali proporsional dan
kecil, sehingga akan menghasilkan respon sistem
integral. Dalam waktu kontinyu, sinyal keluaran
yang lambat.
pengendali PI dirumuskan sebagai :

1 𝑡
u(t) = Kp 𝑒 𝑡 + 0
𝑒 𝑡 . 𝑑𝑡
𝑇𝑖

Dengan :
Level u(t)= Sinyal pengeluaran pengendali PI
(%) Kp= Konstanta Proporsional
Ti= Waktu Integral
Ki= Konstanta Integral
e(t)= Sinyal kesalahan ( e(t) = Referensi keluaran
Plant )
Gambar 3. Grafik nilai Kp kecil
Jadi, fungsi alih pengendali PI (dalam domain s)
Jika nilai Kp besar, respon sistem menunjukkan dapat dinyatakan sebagai berikut.
semakin cepat mencapai keadaan yang stabil,
tetapi juga memungkinkan motor berputar diatas 𝐾𝑖
set point. Gc(s) = Kp +
𝑆

20 Journal of Electrical Technology, Vol. 2, No. 3, Oktobert 2017


Said Abubakar, Supri Hardi, Sistem Pengemdali.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Diagram blok pengendali PI dapat dilihat pada III. METODELOGI PENELITIAN


Gambar 6.
A. Metode Yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian
tugas akhir ini adalah :
a. Metode literature, yaitu melakukan
pengumpulan data atau memperoleh keterangan
dengan mempelajari buku-buku referensi,
jurnal serta situs internet yang berhubungan
Gambar 6 . Diagram blok pengendali PI dengan pembahasan pada tugas akhir ini.
b. Metode observasi, yaitu metode yang
melakukan pengamatan langsung pada objek
E. Metode Ziegler-Nichols yang menjadi sumber data untuk penulisan
Metode Ziegler-Nichols dipublikasikan pada tugas akhir.
tahun 1942 oleh John G Ziegler dan Nathaniels B c. Metode pengukuran, yang diukur dalam
Nichols yang keduanya bekerja di Taylor penelitian ini adalah tegangan dan frekuensi
Instruments. Menurut keduanya metode ini keluaran dari hasil percobaan generator induksi
merupakan metode simpel yang dapat digunakan yang dikendalikan sudut triggernya oleh
untuk memudahkan kalibrasi ulang pada sistem kontrol PI.
kontrol PID. Nilai parameter PID didapatkan dari
kurva output yang dihasilkan dari sebuah sistem B. Lokasi Penelitian
kerja ataupun mesin tunggal. Kurva ini nantinya Kegiatan penelitian dilakukan di
digunakan untuk mengetahui besarnya nilai laboratorium Laboratorium Sistem Kendali,
parameter PID yang dicari dengan cara Laboratorium Elektronika Daya dan Laboratorium
menggambarkan garis singgung pada daerah Proteksi dan Distribusi Sistem Tenaga Listrik di
transisis yang terlihat pada kurva. Metode ini Politeknik Negeri Lhokseumawe.
terdiri atas 2 metode yaitu open-loop dan close-
loop. C. Peralatan yang digunakan
Metode yang digunakan adalah metode dari
open loop Ziegler-Nichols. Metode open loop Tabel 2. Daftar alat dan bahan.
didasarkan pada respon dari tiap step proses. Pada No Alat dan Bahan Jlh
metode open loop ini sistem diberikan input sinyal 1. Motor DC Set (Servo) 1
step (dari 0 ke voltase yang konstan) kemudian 2. Motor Induksi 3 phasa 1 kW 1
diamati output yang terjadi dari kondisiawal 3. Capasitor (C) 36 µF/400 Vac 1
menuju kondisi stabil (steady state). Hasil output 4. Induktor (L) 3,3 mH 3 phasa 3
digambarkan berupa grafik yang menunjukkan 5. Thyristor BT 152 6
nilai respon dari sistem. 6. Trafo Sensor 220/6 V 1
7. Dioda Bridge 1
8. Capasitor Filter 470 µF/16 Vdc 1
9. PID Controller 1
10. Modul Trigger 3 phasa 1
11. Alat ukur 1
12. Beban Lampu Pijar 75 Watt 3
13. Beban Lampu Pijar 60 Watt 3
14. Beban Lampu Pijar 25 Watt 3
15. Beban Lampu HE 45 Watt 3

Gambar 7. Diagram blok metode open loop Bahan dan peralatan yang digunakan untuk
melakukan pengujian ini yaitu sebagai berikut :
1. Motor Servo yang berfungsi sebagai penggerak
Perhitungan nilai parameter PID menggunakan dari pada generator induksi 3 phasa.
rumus yang telah terdapat pada Tabel 1 2. Motor induksi 3 phasa 1 kW 4 kutub berfungsi
Tabel 1. Perhitungan nilai parameter PID sebagai generator induksi yang digerakkan oleh
prime mover ( motor servo).
Kp Ti Td 3. Capasitor 30 uF/400 VAC berfungsi sebagai
PID 1,2 Tg/Tu 2 Tu 0,5 Tu pembangkit eksitasi agar keluar tegangan dari
pada generator induksi.
PI 0,9 Tg/Tu 3,3 Tu 4. Kontroller yang berfungsi sebagai pengendali
atau pemberi perintah kepada plant agar error
P Tg/tu yang terjadi antara set point dengan feedback
bernilai 0.

Journal of Electrical Technology, Vol. 2, No. 3, Oktober 2017 21


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Said Abubakar, Supri Hardi, Sistem Pengemdali....

5. Sensor tegangan yang berfungsi sebagai kondisi beban bertambah. Hasil pengukuran
feedback dari pada plant ke kontroller. dimasukkan ke Tabel 4.
6. Modul Trigger 3 phasa yang berfungsi sebagai 5. Setelah dilakukan pengukuran berbeban,
plant penyulut pulsa yang diperintah oleh kemudian dilakukan pengukuran tegangan dan
kontroller untuk melakukan penyulutan ke frekuensi kondisi beban berkurang. hasil
thyristor agar pembebanan tetap stabil. pengukuran masukkan ke Tabel 5.
7. Induktor L 3,3 mH 3 phasa yang yang 6. Kemudian dihidupkan sistem pengendali
dihubungkan seri dengan beban resistive tegangan, dan mensetting set point pada
berfungsi sebagai pengalihan beban induktif tegangan 3,8 VDC yang sama dengan tegangan
apabila terjadi perubahan pada beban. 200 VAC.
8. Lampu pijar 100 watt sebagai beban resistive 7. Melakukan pengujian respon kurva S dengan
berfungsi sebagai pembagi beban. apabila nilai Kp 1,0. dan melakukan tuning pada kurva
pembebanan diputuskan, maka pembebanan S untuk menentukan parameter Kp dan Ti
beralih ke beban resistive , dan apabila beban berdasarkan metode Ziegler-Nichols. Tuning
dihidupkan atau dibebani, maka arus beralih kurva S dapat dilihat pada Gambar 13.
dari beban resistive ke beban. 8. Setelah didapat parameter PI yang tepat,
9. Beban lampu yang berfungsi sebagai simulasi dilakukan pengujian sistem kendali close loop
pembebanan yang terjadi pada kehidupan untuk penambahan beban dan pengurangan
sehari-hari. beban.
9. Merekam respon kendali pada saat
penambahan dan pengurangan beban.
D. Gambar Rangkaian Pengendali
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengendali arus reaktor close-loop kontrol
dalam mengatur pemakaian daya reaktif terhadap A. Pengujian Sensor Tegangan
perubahan beban. Pengujian sensor tegangan dilakukan untuk
mengetahui perbandingan antara input dan output
sensor dengan rating tegangan dari 0 – 250 VAC.
Generator Induksi
AC Titik Pengukuran
Prime Beban
Mover

Sensor
Fluktuasi
Sensor tegangan ini berfungsi sebagai penyensor
Tegangan
Universal
Meter
tegangan keluaran dari generator yang kemudian di
supply ke kontroller dengan rating tegangan 0 – 10
TCR

C Pengukuran Kontrol
Computer Tegangan PI
Ink

Induktor L
+ - VDC.
V Ref

Filter Single Tuned


resistor Singkronisasi 6V 10 Ω VDC
Pembangkit
470 µF
Pulsa / 16 v
250 V VAC 1 kΩ
AC
Sistem Kendali 10 Ω
0V 500 mA
0V

Gambar 8. Rangkaian pengendali arus reaktor


close loop.
Gambar 9. Rangkaian Sensor Tegangan

E. Pengoperasional Sistem Pengendali


Tegangan Pada Generator Induksi 3 phasa.
Pengukuran sensor tegangan dilakukan dengan
menggunakan Analog – Multimeter - Digital
Langkah-langkah dalam mengoperasikan
(CO5127-1Z) pada input sensor dan Multimeter
sistem pengendali tegangan generator induksi 3
Digital pada output sensor tegangan. Untuk sumber
phasa dengan menggunakan kontrol PI sebagai
tegangan digunakan power suplay (ST8008-4S).
berikut :
Pengujian sensor tegangan dilakukan seperti pada
1. Merangkai sistem pengendali tegangan sesuai
Gambar 10 dan hasil pengukuran sensor tegangan
dengan Gambar 8. Rangkaian pengendali arus
ditunjukkan pada Tabel.
reaktor close loop.
2. Nyalakan Prime mover untuk menggerakkan
generator induksi, setting prime mover pada
kecepatan 1500 rpm untuk motor/generator
induksi 3 phasa 4 kutub.
3. Setelah tegangan terbangkitkan sesuai yang
diharapkan, maka dilakukan pengukuran
tegangan dan frekuensi kondisi tanpa beban,
dan hasil pengukuran dimasukkan ke dalam
Tabel 3.
4. Kemudian hubungkan generator ke beban, dan Gambar 10. Pengujian sensor tegangan
dilakukan pengukuran tegangan dan frekuensi

22 Journal of Electrical Technology, Vol. 2, No. 3, Oktobert 2017


Said Abubakar, Supri Hardi, Sistem Pengemdali.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

B. Pengujian Sistem Kendali Tegangan 3 Phasa T 190 48,48 149 47,85 145 46,22
menggunakan Kontrol PI Apabila terjadi penambahan beban, maka
Pengujian sistem kendali tegangan 3 phasa tegangan akan menurun secara bertahap tergantung
menggunakan kontrol PI ( Proporsional – dari besarnya beban yang bertambah.
Integral ) dilakukan pada laboratorium Proteksi
dan Distribusi Sistem Tenaga Listrik. Pengujian ini Setelah dilakukan pengukuran tegangan dan
merupakan pengujian keseluruhan sistem dari frekuensi dengan kondisi beban berkurang,
pembangkit hingga ke pembebanan dengan didapatkan data hasil seperti pada Tabel 5.
melibatkan sistem pengendali tegangan generator
induksi 3 phasa. Tabel 5. Pengukuran tegangan dan frekuensi beban
Gambar 11 merupakan gambar rangkaian berkurang
keseluruhan pengujian sistem pengendali tegangan XL 45 Watt + XL 45 Watt +
pada generator induksi 3 phasa menggunakan XL 45 Watt Lampu pijar Lampu pijar
kontrol PI (Proporsional-Integral). 100 Watt 200 Watt

Teg. Frek Teg. Frek Teg Frek

Volt (Hz) Volt (Hz) Volt (Hz)

R 150 47,85 190 48,48 221 49,91

S 149 47,85 189 48,48 218 49,91

T 149 47,85 190 48,48 218 49,91

Apabila beban berkurang, maka tegangan akan


naik sampai kepada titik awal tegangan bangkitan
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.
Gambar 11. Gambar rangkaian sistem pengendali
tegangan generator induksi 3 phasa D. Penentuan Parameter Kp dan Ti
menggunakan kontrol PI Dalam hal penentuan parameter Kp dan Ti
terlebih dahulu dilakukan pengujian open loop
C. Pengukuran Tegangan Dan Frekuensi Tanpa untuk mendapatkan kurva S sesuai dengan metode
Sistem Kendali Zigler-nichols. Gambar pengujian open loop
Pengukuran tegangan dan frekuensi tanpa ditunjukkan pada Gambar 12.
beban. Setelah dilakukan pengukuran tegangan dan
frekuensi tanpa beban, didapatkan data hasil
seperti pada Tabel 3.

Tabel 3.Pengukuran tegangan dan frekuensi tanpa beban


Putaran
Tegangan Frekuensi Torsi
generator
( Volt ) ( Hz ) (Newton)
(Rpm)
R 221 49,91 1538 2,60
S 218 49,91 1538 2,60
T 218 49,91 1538 2,60

Setelah dilakukan pengukuran tegangan dan


frekuensi dengan kondisi beban bertambah, Gambar 12. Rangkaian pengujian open loop
didapatkan data hasil seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengukuran tegangan dan frekuensi


Untuk mendapatkan kurva S dilakukan
beban bertambah. pengujian open loop dengan mensetting set point
Lampu pijar sebesar 3,8 volt dan nilai Kp sebesar 1,0. Setelah
Lampu pijar lampu pijar
100 Watt 200 Watt
200 Watt + XL di dapatkan kurva S, kemudian dituning untuk
45 Watt mendapatkan nilai Tu dan Tg seperti ditunjukkan
Teg. Frek. Teg. Frek Teg Frek
(Volt) (Hz) Volt (Hz) Volt (Hz)
pada Gambar 13.
R 190 48,48 150 47,85 146 46,22
S 189 48,48 149 47,85 145 46,22

Journal of Electrical Technology, Vol. 2, No. 3, Oktober 2017 23


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Said Abubakar, Supri Hardi, Sistem Pengemdali....

Kurva S
250

200
Tegangan (Volt)

150

100 Series1
Tg Linear (Series1)
50 Tu

0
0 1 2 3 4
Time (S)

Gambar 13. Tuning Kurva S

Dari respon kurva yang terbentuk pada gambar Pada saat penambahan beban sebesar 25 Watt
13 maka penulis menentukan nilai Tu dan Tg maka tegangan turun mencapai 195 volt dengan
untuk menentukan tuning PID. Nilai Tu adalah frekuensi konstan 50 Hz. Setelah 20 detik tegangan
titik persinggungan bangkitan kurva S dengan titik kembali normal sebesar 200 volt dan frekuensi 50
kurva S, sedangkan Tg adalah titik persinggungan Hz. Respon tegangan kondisi penambahan beban
antara akhir dari kurva S dengan Steady State. 25 watt terlihat pada Gambar 14.
Sehingga nilai dari Tu dan Tg adalah :
Tu = 0,3 det dan Tg = 2 det.

Maka untuk penentuan parameter PID menurut


metode Zieger-Nichols berdasarkan tabel 2.2 yaitu:
Untuk kontrol P maka besar nilainya yaitu :
Kp = 2/0,3 = 6,67

Untuk kontrol PI maka besar nilainya yaitu :


Kp = 0,9 x 6,67 = 6
Ti = 3,3 x 0,3 = 0,99
Gambar 14. Respon tegangan kondisi
Penambahan beban 25 watt
Untuk kontrol PID maka besar nilainya yaitu :
Kp = 1,2 x 6,67 = 8 Respon penambahan beban sebesar 60 watt
Ti = 2 x 0,3 = 0,6 menurunkan tegangan mencapai 193 Volt dengan
Td = 0,5 x 0,3 = 0,15 frekuensi tetap 50 Hz. Setelah 25 detik, tegangan
kembali normal di 200 volt dengan frekuensi 50
Respon Tegangan Dan Frekuensi Kondisi Hz seperti yang terlihat pada Gambar 15. Waktu
Menggunakan Kontrol PI penstabilan lampu pijar 60 watt lebih lama dari
Setelah didapatkan parameter yang tepat untuk pada lampu pijar 25 watt.
sistem pengendali tegangan, maka dilakukan
pengujian respon tegangan dan frekuensi terhadap
plant dengan pengujian close loop. sehingga
didapatkan respon seperti berikut :

a. Penambahan beban
Kondisi normal yang di uji pada pengujian ini
yaitu:
Tegangan = 200 Volt
Frekuensi = 50 Hz Gambar 15. Respon tegangan kondisi
Putaran generator = 1538 Rpm penambahan beban 60 watt
Beban normal = 75 Watt
24 Journal of Electrical Technology, Vol. 2, No. 3, Oktobert 2017
Said Abubakar, Supri Hardi, Sistem Pengemdali.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Respon penambahan beban sebesar 45 watt Respon Pengurangan beban sebesar 45 watt
lampu XL tegangan yang turun tidak terlalu lampu XL tegangan yang naik tidak terlalu
signifkan, ini dikarenakan pada lampu XL telah signifkan, ini dikarenakan pada lampu XL telah
ada perbaikan daya reaktif dengan capasitor dan ada perbaikan daya reaktif dengan capasitor dan
induktor yang ada pada komponen lampu XL dan induktor yang ada pada komponen lampu XL dan
frekuensi tetap koonstan seperti yang ditunjukkan frekuensi tetap koonstan seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 16. pada Gambar 19.

Gambar 16. Respon tegangan kondisi


penambahan beban 45 watt XL Gambar 19. Respon tegangan kondisi
pegurangan beban 45 watt XL
b. Pengurangan beban
Kondisi normal yang di uji pada pengujian ini
yaitu: V. KESIMPULAN
Tegangan = 200 Volt
Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran
Frekuensi = 50 Hz
sistem pengendali tegangan generator induksi 3
Putaran generator = 1538 Rpm
phasa menggunakan kontrol PI, maka dapat
Beban normal = 75 Watt
diambil kesimpulan bahwa :
Pada saat pengurangan beban sebesar 25 Watt 1. Apabila beban bertambah maka tegangan pada
maka tegangan naik mencapai 205 volt dengan generator akan turun, dan apabila beban turun
frekuensi konstan 50 Hz. Setelah 12 detik tegangan maka tegangan pada generator akan naik.
kembali normal sebesar 200 volt dan frekuensi 50 sehingga dibutuhkan sistem kendali yang tepat
Hz. Respon tegangan kondisi pengurangan beban dan cepat untuk menstabilkan tegangan
25 watt terlihat pada Gambar 17 2. Parameter kendali yang sesuai untuk generator
. induksi 3 phasa 1 kW 4 kutub dengan prinsip
pengalihan daya reaktif berdasarkan metode
Ziegler-Nichols Yaitu Kp = 6, dan Ti 0,99.
3. Respon yang dibangkitkan oleh kendali PI pada
generator induksi 3 phasa 1 kw 4 Kutub
maksimal 25 detik dalam menstabilkan
tegangan dengan beban maksimal sebesar 60
Watt.
4. Sistem kendali tegangan pada generator induksi
Gambar 17. Respon tegangan kondisi 3 phasa ini menggunakan sistem pengalihan
pengurangan beban 25 watt. daya reaktif yang dialihkan oleh penguatan
trigger 3 phasa ke beban RL.
Respon pengurangan beban sebesar 60 watt
menambah tegangan mencapai 220 Volt dengan
frekuensi tetap 50 Hz. Setelah 15 detik, tegangan DAFTAR PUSTAKA
masih di 217 volt dengan frekuensi 50 Hz seperti
yang terlihat pada Gambar 18. [1] Ardiansyah, Heri, 2012, Studi Regulasi
Output Generator Induksi Dengan Voltage
Source Inverter, Surabaya: FTI. Institude
Teknologi Sepuluh November.
[2] Dirgantara, Afiat. 2010, Analisis Dan
Simulasi Pengaturan Tegangan Generator
induksi Berpenguat Sendiri Dengan
Menggunakan Konverter AC-DC-AC Pada
Sifat Beban Yang Berbeda, Skripsi. FT.UI.
Gambar 18. Respon tegangan kondisi Depok.
pengurangan beban 60 watt

Journal of Electrical Technology, Vol. 2, No. 3, Oktober 2017 25


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Said Abubakar, Supri Hardi, Sistem Pengemdali....

[3] Darjad, dkk., 2008, Aplikasi Kontrol aplikasi pada generator induksi Pembangkit
Proporsional Integral Berbasis Mikrohidro. Lhokseumawe : Politeknik
Mikrokontroler Atmega8535 Untuk Negeri Lhokseumawe.
Pengaturan Suhu Pada Alat Pengering [5] Hardi, Supri. 2015, Instrumentasi, Buku
Kertas, Seminar Ilmiah Nasional Komputer Ajar. Lhokseumawe : Politeknik Negeri
dan Sistem Intelijen . Depok : Universitas Lhokseumawe.
Gunadarma. [6] Harahap, R., 2016, Motor Induksi,
[4] Hardi, Supri. dkk. 2015, Rancang Bangun repository.usu.ac.id/bitstream/123456789
Thyristor Controlled Reaktor (TCR) sebagai /55591/4/Chapter%20II.pdf. Diakses 23
penstabil tegangan dan peredam harmonisa Desember 2016.

26 Journal of Electrical Technology, Vol. 2, No. 3, Oktobert 2017

Anda mungkin juga menyukai