Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 4 No.

3
ISSN. 2550-0414 Agustus 2020
STUDI PENGATUR TEGANGAN GENERATOR TIPE SCR

TOGAR TIMOTEUS GULTOM


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI IMMANUEL MEDAN

ABSTRACT
In general the generator requires a constant output voltage. The load of the generator can be known every time a varied load
change will result in the generator changing to keep it constant. Delivery control on generators using a method of field
reinforcement control by an automatic voltage regulator system. This voltage reinforcement is equipped with a generator
relay. AVR is a tool that can automatically adjust the voltage on a generator. This setting will work in the event of a load
change in the generator output while the machine is operating with normal rotation. In this case it is expected that the voltage
of the generator to remain in a constant state.

Keywords : Generator Type SCR, Voltage Generator, Automatic Voltage Regulator (AVR)

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada umumnya generator membutuhkan tegangan output yang konstan. Tetapi bila ditinjau dari karakteristik pembebanan
generator, dapat di ketahui bahwa setiap terjadinya perubahan beban yang bervariasi akan mengakibatkan perubahan
tegangan putput generator tersebut. Untuk mengatur tegangan output generator agar tetap konstan, maka dapat dilakukan
dengan jalan mengatur arus medan generator. Pengaturan tegangan secara manual, biasanya di gunakan pada generator
yang berkapasitas kecil, tetapi untuk generator yang berkapasitas besar, pengaturan tegangan secara manual tidaklah
mungkin di laksanakan untuk itu perlu suatu peralatan yang bekerja secara automatis. Perubahan arus penguat medan yang
di gunakan untuk mengatur tegangan di batasi oleh harga tertentu. Waktu yang di butuhkan untuk mengembalikan tegangan
pada keadaan nominal bila terjadi perubahan beban tergantung dari besarnya arus penguatan medan generator tersebut, di
samping itu tergantung juga pada konstantan-konstantan komponen pengatur tegangan. Jadi bentuk pengaturan tegangan
secara automatis yang sederhana terdiri dari komponen sensing yang berfungsi sebagai pendeteksi tegangan output dan
komponen lainnya berfungsi sebagai pengatur output generator melalui komponen sensing tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Studi literature, metode ini di gunakan untuk memperoleh dasar penulisan dan referensi dari buku-buku teks
pendukung dalam penulisan tugas akhir.
2. Mengumpulkan data-data yang di perlukan mengenai kontruksi.

PEMBAHASAN
Type SRCR Pada Generator
Statically regulator control rectifier (SRCR) adalah suatu type regulator statis, dengan pengontrolan penyearah pada
generator yang menggunakan suatu metode dari pengontrolan penguatan medan oleh sistem regulator tegangan automatis
tidak mempunyai bagian yang berputar. Sistem penguatan tegangan di lengkapi dengan sebuah relay pembangkit tegangan
awal. Adapun macam-macam pengaturan tegangan yang di gunakan pada suatu generator type (SCR) adalah pengaturan
tegangan secara automatis type elektronik, yaitu yang di gunakan adalah tyhistor sebagai pengaturan besarnya sudut
penyalaan. Pemberian arus penagaturan terhadap belitan medan melalui tyhristor di atur oleh AVR, berdasarkan perubahan
300
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 4 No. 3
ISSN. 2550-0414 Agustus 2020
tegangan yang di hasilkan oleh output generator. Reangkaian control dari peralatan ini terdiri dari komponen solid state,
seprti yang telah di terapakan pada bab sebelumnya. Dan pengaturan teganmgan ini terbagi atas beberapa bagian penting
yaitu :
1. Penyearah Rectifier
2. Penggeseran fhasa phasa shifter
3. Pengaturan sudut penyalaan pada thyristor.

Fungsi Dari Pada AVR (Automatic Voltage Regulator)


Adapun fungsi utama dari pada pengaturan tegangan secara automatis ini antara lain adalah :
1. Mengatur tegangan output yang di bangkitkan pada generator agar tetap stabil pada batas tegangan yang di ijinkan.
2. Mengarur waktu pengiriman sinya ke gate pada thyristor (CR) pada gambar satu kali pada setiap siklus.
3. Pengontrolan arus medan, guna untuk menjaga mesin tetap sinkron dengan sistem bila bekerja pada factor kerja satu
atau terbelakang.

Pembangkit Tegangan Awal Pada Generator Type (SCR)


Pada type (SRCR) langkah awal dari pembangkit adalah relay (k 1) kecuali medan yang berputar (L3) dalam penguatan atau
dalam sistem pengaturan. Di mana relay pembangkit tegangan awal di sini mempunyai titik kontak normaly clse. Bila mana
generator set di star maka magnit residu yang terdapat pada medan putar L 3 akan menginduksikan tegangan yang rendah
pada belitan stator (L4). Selanjutnya tegangan yang dibangkitkan oleh stator (L4) dikirim keterminal output generator yang
merupakan hubungan untuk suatu pembebanan. Agar tegangan output tetap konstan pada saat beban berubah-berubah,
maka untuk mengatasinya diadakan pengontrolan terhadap arus penguatan, dan pengontrolan ini dilakukan oleh (CR 1 Dan
CR2) yang diatur oleh rangkaian AVR.

Pengontrolan Arus Penguatan


Agar tegangan output yang di peroleh tetapa stabil maka perlu di lakukan pengontrolan terhadap arus penguatan yang di
berikan. Dengan terjadinya perubahan beban, maka modul A1 akan bekerja dan dan mengatur pengiriman sinyal ke CR1 dan
CR2. Dimana control penyearah CR1 dan CR2 dalam pengaruh on/off kutup yang menginjikan salah satu dari arus untuk
mengalir atau menstop aliran dari arus ke rangkaian penguatan. Pengontrolan arus penguatan pada generator type SRCR
ini di gunakan 2 buah SCR atau thyristor yang mana mempunyai tiga buah terminal yaitu :
1. Anoda
2. Katoda
3. Gate.

Gambar Dan Sistem Kerja Dari Rangkaian AVR


Dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana bentuknya dan cara kerja dari pada rangkaian AVR pada generator pada type
SRCR ini, dimana rangkaian AVR tersebut telah dipak dalam satu unit oleh bahan non konduktif yang terbuat dari karet
sintetis resin. Dalam modul A1 pada generator type SRCR ini akan di jelaskan bentuk rangkaian. Pada modul A1 ini akan
terdapat beberapa buah komponen elektronik antara lain :
1. Resistor
2. Rectifier
3. Transistor
4. Capasitor
5. Dioda zener.

Dalam sebuah rangkaian yang saling berhubungan dari terminal 1sampai terminal 12 dimana T 2 disini sebagai trafo
sensing, dimana trafo ini selalu dihubungkan keisolasi belitan primer trafo (T1). Trafo ini berguna untuk melindungi rangkaian
pengaturan yang mana tegangan terbagi kereaktor sensing L2 yang merupakan rangkaian paralel. Tegangan AC yang
berasal dari belitan sekunder trafoisolasi (T1) masuk kemodul A1 melalui terminal 1 dan 2 yang berisikan empat buah dioda
yang berguna untuk penyearah gelombangpenuh akan terlihat pada gambar berikut ini.
301
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 4 No. 3
ISSN. 2550-0414 Agustus 2020

Gambar 3.5.1. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Yang Terdapat Pada AVR

Pada gambar diatas penyearah sistem jembatan, yang paling banyak digunakan. Selama setengah siklus positif tegangan
sekunder, maka D2 dan D3 mendapat bias forwad.maka arus akan mengalir melalui C dan R ini berguna sebagai perata.
Dan selama setengah siklus negatif berikutnya maka diod D1 dan D2 akan di bias forwad maka arus akan mengalir melalui
C dan R diman C dan R ini berguna sebagai perata. Ini akan terus belangsung secara bergantian. Jadi jumlahempat buah
dioda itu mempunyai peranan penting dalam menghasilkan penyearah gelombang penuh, yang merubah tegangan AC ke
tegangan DC. Tegangan DC yang telah dihasilkan itu di saring oleh filter L1 yang di hubungkan keterminal ketiga dan 5.
Filter teganngan DC merupakanrangkaian yang terdiri dari transistor, resistor, capasitor, dan dioda. Dalam ranglaian ini
transistor bekerja sebagai penguat amlifier dari beberapa variasi tegangan yang berasal dari trafo T2 yang diletakan pada
output dari pada generator. Dimana kerja dari rangkaian penguatanini, adalah sebagai berikut :
Perubahan tegangan terminal pada generator dapat terjadi, apa bila terjadi ppenambahan beban atau pengurangan beban,
dengan perubahan tegangan terminal ini akan dirasakan oleh trafo T2 atau sebagai trafo sensing pada AVR, dengan
demikian apabila sensing dari AVR ini turun atau naik maka transistor yang berfungsi sebagai penguat tegangan yang akan
menguatkan tegangan tersebut, dimana pada peguatan ini tergantung dari pada input penguat itu sendiri.
Outputdari penguatan ini masuk ke FET yang berfungsi sebagai penyulutan pada CR1 dan CR2 dengan waktu pemberian
tergantung pada penguatan yang di berikan padanya. Fungsi dioda zener pada rangkaian ini sebagai penyempurnaan
pengaturan tegangan yang akan di berikan kerangkkaian control melaluiiterminal 6. Dengan demikian pulsa yang di hasilkan
oleh rangkaian AVR ini akan diteruskan keterminal 7 dan 8 guna untuk mensupalay tegangan dari pada control penyearah
CR1 dan CR2 menjadi menyala, dan akan diteruskan kerangkaian exitasi dan terus kerangkaian medan putar L3, pada
rotor, sebagaimana yangdi perlukan untuk memelihara tegangan output generator tersebut agar tetap konstan. Diman CR
11 dan CR9 ini berfungsi sebagai dioda pembloking agar tidak mengalirnya arus kerangkaian relay K1 melalui kawat 65 dan
23 sewaktu pemberian pulsa ke gate CR1 dan CR2 di lakukan oleh seperangkat AVR tersebut. Bentuk dari rangkaian AVR
dan aliran arus akan di tunjukan pada gambar berikut ini.

302
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 4 No. 3
ISSN. 2550-0414 Agustus 2020

Gambar 3.5.2. Rangkaian Aliran Arus AVR Sebagai Pemberian Sinyal Ke Gate Dari CR1

Gambar 3.5.3. Rangkaian Aliran Arus Yang Mana AVR Sebagai Pemberi Sinyal Ke Gate Dari CR2

303
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 4 No. 3
ISSN. 2550-0414 Agustus 2020

Gambar 3.5.4. Rangkaian Yang di gunakan pada A1 AVR

Pembebanan
Perubahan tegangan terminal pada generator dapat terjadi apabila adanya pertambahan beban atau pengurangan beban.
Agar tegangan yang dihasilkan tetap stabil sesuai yang di inginkan, maka modul A1 AVR bekerja mengatur pemberian arus
kepada CR1 dan CR2 untuk penguatan. Hal ini di lakukan dengan cara sebagaiberikut :
1. Jika beban bertambah pada generator, maka pengiriman sinyal oleh modul A1 (AVR) kegate CR1 dan CR2 dalam
siklusnya di percepat sehingga waktu untuk penguatan menjadi bertambah, yang akan mengakibatkan terjadinya
pertambahan penguatan pada belitan, medan dan tegangan yang di bangkitkan menjadi lebih besar, maka ketidak
stabilan dari pada output generator dapat diatasi.
2. Apa bila beban berkurang pada generator, sedangkan tegangan yang di bangkitkan tetap, maka dalam hal ini akan
terjadi ketidak stabilan. Untuk mengatasinya adalah dengan cara memperlambat pengiriman sinyal yang di berikan
oleh modul A1 (AVR) ke CR1 dan CR2 dalam siklus pengiriman sinyal tersebut, sehingga waktu yang di berikan untuk
penguatan akan menjadiberkurang, dan akan mengakibatkan terjadinya pengurangan penguatan pada belitan medan
L3 dan mengakibatkan tegangan yang di bangkitkan menjadi kecilsehingga ketidak stabilan tersebut dapat teratasi.
Makadari penjelasan ini dapat di katakan bahwa besar tegangan yang di bangkitkan tergantung pada penguatan yang
diberikan.

Sistem Pengaman
Pada rangkaian generator type SRCR mempunyai beberapa sistem pengaman antara lain :
1. Sekring (F1 dan F2) yang berguna untuk memberikan pengaman terhadap peralatan yangterdapat pada rangkaian
penguatan dan pengaturan apabila mengalami kerusakan atau tidak berfungsi sebagai mana mestinya.
2. Surge Suppresion diode CR7 yang di hubungkan melintang dengan penyearah CR3 dan CR4 yang berguna mencegah
agar tidak terjadinya kerusakan pada CR1 dan CR2 yang disebabkan oleh tegangan yang kejut yang bersifat
sementara. Dan pada CR1 daan CR2 ini pun juga terdapat rangkaian-rangkaian reaktansi dan kapasitansi yang
berguna untuk meberikan perlindungan tambahan terhadap tegangan puncak sementaara dan yang tidak normal.
3. Dioda Zener (CRT), berguna sebagai penstabil tegangan atau dengan kata lain memberikan kapasitas arus yang
diberikan untuk menekan suatu ketidak stabilan tegangan puncak yang akan mengakibatkan kerusakan pada
rangkaian penyearah dan medan CR5 maupun R6 berguna sebagai pelindung tambahan sehingga dapat memperkecil
pengaruh dari kenaikan tegangan kejut.

304
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 4 No. 3
ISSN. 2550-0414 Agustus 2020
KESIMPULAN
1. Automatic voltage regulator yang di gunakan pada generator type SRCR menggunakan komponen - komponen
elektronika dimana yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan dikordinasi dengan sebuah relay.Komponen -
komponen tersebut antara lain, Transistor, Thyristor, Dioda serta capasitor. Yang berguna sebagai perbaikan regulasi
tegangan sesuai dengan yang telah di tentukan.
2. Apabila di bandingkan peralatan pengaturan tegangan secara manual dengan pengaturan tegangan seccara automatis
dengan menggunakan thyristor(SCR), maka pengaturan seara automatis jenis SCR memiliki kemampuan serta
keandalan yang cukup tinnggi. Di mana sistem pengaturan tegangan ini di lakukan dengan ara mengatur arus medan
secara automatis besar arus medan yang diatur sesuai dengan droop tegangan transformator yang terjadi pada
tegangan terminal generator. Generator serempak sistem penguatan statis syarat-syarat yang harus di penuhi adalah :
a. Maknit sisa harus tetap selalu ada pada kutup
b. Tahanan kumparan medan titik boleh terlalu besar.
3. Pengaturan tegangan automatis di gunakan pada generator karena mempunyai respon yang sangat cepat dan baik
dengan demikian sangat di perlukan untuk mendapatkan tenaga listrik yang berkualitas tinggi.
4. Sebagai pengaturan tegangan di perlukan thyristor (SCR) dan transistor, di mana komponen tersebut mempunyai
keistimewaan antar lain :
a. Bentuk fisik yang lebih kecil
b. Harganya relatif murah
c. Langsung dapat beroperasi tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu. Apabila di bandingkan dengan
menggunakan dengan peralatan tabung.
5. Penyearah yang di gunakan pada generator type SRCR ini adalah penyearah dua phasa gelombang penuh, di mana
mempunyai rangkaian yangsederhana dengan menggunakan beberapa buah dioda.

DAFTAR PUSTAKA
A.E. Fitzgerald, Charles Kingsley, Jr Stephen D Umans, Ir, Djoko Achyanto Msc.EE. Mesin-mesin listrik.

Theraja BL. Elektrical Teknologi Publication Divisionof Nirja Constrution dan DevelopmentCo.

Prof. Ir. Abdul Kadir,Mesin Serampak.

Zuhal. Dasar Tenaga Listrik.

305

Anda mungkin juga menyukai