Anda di halaman 1dari 5

DC POWER SUPPLY (CATU DAYA)

Catu daya Tak Teregulasi


Catu daya adalah sebuah alat untuk memasok daya sesuai kebutuhan ke suatu rangkaian elektronik.
Daya dari catu daya dapat ditentukan dengan menggunakan perkalian antara tegangan listrik dengan
arus listrik dari catu daya tersebut. Secara garis besar, pencatu daya listrik dibagi menjadi dua
macam, yaitu pencatu daya tak teregulasi (unregulated power supply)dan pencatu daya teregulasi
(regulated power supply).
Pencatu daya tak teregulasi merupakan jenis pencatu daya yang paling sederhana. Pada pencatu
daya jenis ini, tegangan maupun arus keluaran dari pencatu daya tidak distabilkan, sehingga
berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masukan dan beban pada keluaran. Pencatu daya jenis ini
biasanya digunakan pada peranti elektronika sederhana yang tidak sensitif akan perubahan
tegangan. Pencatu jenis ini juga banyak digunakan pada penguat daya tinggi untuk mengkompensasi
lonjakan tegangan keluaran pada penguat.

Catu daya tak teregulasi mengandung tiga komponen dasar yaitu trafo, rectifier, dan
kapasitor, seperti diperlihatkan pada gambar 1. Sebuah resistor menyatakan beban dari catu
daya tsb.

Gambar 1a. rangkaian catu daya tak


teregulasi

Gb 1b. Garis beban

Catu daya Teregulasi

Catu daya teregulasi linier identik dengan catu daya tak teregulasi linier tetapi yang
membedakannya yaitu 3 terminal catu daya teregulasi linier ini berada di resistor. Tegangan
input yang berupa tegangan DC dipisahkan oleh elemen pengontrol yang berada diantara Vin dan
Vout.

Gambar 2a. Skema rangkaian catu daya dengan regulator

2b. Garis beban

Catu daya teregulasi linier dapat memecahkan semua masalah yang ada pada catu
daya tak teregulasi linier, tetapi catu daya ini tidak efisien karena 3-terminalnya dapat
menghilangkan kelebihan daya menjadi bentuk panas yang seharusnya dapat disimpan di
dalam power suppy tersebut. tegangan keluar dari catu daya ini mempunyai reaksi yang
dapat diabaikan, regulasi beban yang sangat kecil, dan ketahanan uji yang tinggi, itu yang
membuat catu daya ini menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan aplikasi elektronik yang
berdaya rendah.
Salah satu contoh dari catu daya jenis ini adalah catu daya dengan regulator zener. Zener
Regulator dirangkai dengan menggunakan diode zener dan sebuah resistor yang disambungkan
dengan sumber tegangan VIN. Dioda zener adalah sebuah semikonduktor yang didesain untuk
beroperasi di reserve-biased avalanche region yang mempunyai karakteristik untuk menahan
tegangan agar tetap konstan saat arus berubah-ubah. (lihar kuliah Elektronika dasar).

Untuk kebutuhan daya yang lebih besar digunakan tambahan transistor pada
rangkaian kontrolnya.

Gambar 3: rangkaian catu daya teregulasi linier

Input yang tidak stabil (Vi) dimasukkan untuk membangkitkan tegangan acuan dan
membias ke penguat error, tegangan output (Vo) yang terjadi dibandingkan dengan
tegangan acuan oleh penguat error. Sinyal error ini diberikan pada elemen seri, yang
biasanya berupa transistor daya NPN. Jika terjadi tegangan out-put mengecil maka akan
menyebabkan sinyal error diperkuat oleh penguat error yang menyebabkan elemen lintasan
seri memperbesar tegangan output. Sebaliknya, jika tegangan output terlalu tinggi maka
sinyal error dengan polaritas berlawanan juga diperkuat oleh penguat error yang
2

menyebabkan elemen lintasan seri mengurangi arus output dan tegangan outputnya[2].
Elemen seri ini adalah transistor daya dihubungkan sebagai emitter follower yang
memberikan impedansi output rendah untuk mengontrol beban.
Dalam aplikasinya, rangkaian kontrol regulator sudah dikemas dalam bentuk IC
regulator, sebagai contoh seperti diperlihatkan pada gambar 4. .

IC Regulated Linear Power Supply

Gambar 4 : catu daya teregulasi linier

2N3055 adalah transistor tipe NPN dengan basis epitaxial dalam casing logam TO-3.
Transistor ini umum digunakan untuk sirkuit power switch, shunt regulator, dan stage
output dari sistem audio Hi-Fi.
Fitur-fitur:
- Tidak membutuhkan kompensasi frekuensi
- Perlindungan dari korslet (short-circuit)
- Rentang tegangan yang lebar untuk common-mode dan mode diferensial
- Konsumsi daya rendah
- Tersedia dalam casing 8-lead can dan 8-lead mini DIP
- Tanpa latch-up saat masukan common-mode terlampaui

Contoh Power supply dgn regulator

Switching Voltage Regulator

Jika linear voltage regulator hanya memiliki efisiensi konversi di bawah 50 %, maka pada switching
regulator dapat memiliki efisiensi sampai dengan 85 %.

Referensi :
Luecke, Jerry. 2005, Analog and digital circuits for electronic control system applications :
using the TI MSP430 microcontroller, Elsevier Inc. Oxford.

Anda mungkin juga menyukai