Pembimbing:
Ir. James Edward Arby, M.T.
DISUSUN OLEH:
Assalamualaikum wr.wb
Puji Syukur kita penajatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimphkan
taufik, rahmat dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tulisan yang dibuat atas dasar tugas mata kuliah
“PEMBANGKIT”. Makalah ini merupakan bahasan tentang “Autmathic Voltage
Regulator (AVR)” yakni suatu instrument yang digunakan dalam sitem kontrol
tenaga listrik. Mencakup pengertian dan prinsip kerja dari AVR tersebut.
Sehingga aplikasi dari AVR menjadi penting untuk dipahami.
Materi makalah ini bereferensi dari materi kuliah dan buku-buku berkaitan
dengan sistem kendali tenaga listrik.
Rendi Yudawan
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua jenis system kontroler yang sering dipakai secara langsung dalam
system tenaga listrik adalah kontrler kecepatan (governor) dan kontroler tegangan
di system eksitasi.
Para peneliti memahami bahwa pada keadaan steady state dari jaringan
control pembangkit daya dapat ditingkatkan dengan menggunakan kontroler tegangan
atau regulator tegangan yang bekerja secara kontinu dan mempunyai nlai penguat
(gain) yang tepat. Harga pengat untuk kontroler tegangan adalah berbeda-beda dalam
kondisi tanpa beban dan berbeban. Pada awal 1950-an, para ahli menyadari bahwa
ketidakstabila system bnayak ditimbulkan oleh penggunaan kontroler tegangan,
sehingga untuk memahami kondisi ini peralatan stabilizer banyak digunakan sebgai
peralatan tambahan. Kejadian lain pada tahun 1960-an, system-sistemyang
terinterkoneksi dalam jaringan skala besar banyak mengalmi osilasi sehingga dapat
menggangu pengopersaian system. Para peneliti menemukan bahwa system perdaman
secara natural (yang lemah) pada system skla besar menjadi salah satu penyebab
osilasi tersebut. Situasi peredaman system control yang kurang terencana dengan baik
pada saat pendesainannya (Robandi, 2009).
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari makalah ini adalah:
2
BAB II
ISI
3
B. Prinsip Kerja AVR
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan
peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
1. Sensing circuit
Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati
PT dan 90R terlebih dahulu, dan tegangan tiga phasa keluaran dari 90R
diturunkan kemudian disearahkan dengan rangkaian dioda, dan diratakan oleh
rangkaian kapasitor dan resistor dan tegangan ini dapat diatur dengan VR
(Variable Resistant). Keuntungan dari sensing circuit adalah mempunyai
respon yang cepat terhadap tegangan output generator.
Output tegangan respon berbanding lurus dengan output tegangan
Generator berbanding lurus.
Gambar 2.2 Grafik Hubungan Sensing Voltage dengan Output Voltage Generator
4
2. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding
antara sensing circuit dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set
voltage tidak mempunyai nilai yang sama sehingga selisih/rentang besar
tegangan tersebut. Selisih tegangan disebut dengan error voltage. Ini akan
dihilangkan dengan cara memasang VR (variable resistance) pada set voltage
dan sensing voltage.
3. Amplifier Circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau
penguatan tingkat terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran
dari over excitation limiter (OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan
negative kemudian pada masukan OP201. Ketika over excitation limiter (OEL)
atau minimum excitation limiter (MEL) tidak operasi maka keluaran dari
comparative amplifier dikuatkan oleh OP201 dan OP301 masukan dari OP301
dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit. OP401 adalah Amplifier
untuk balance meter hubungan antara tegangan masuk dan tegangan keluaran dari
OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut.
5. Limited circuit
Limited circuit adalah untuk penentuan pembatasan lebih dan kurang
penguatan (excitation) untuk pengaturan tegangan output pada sistem
excitacy, VR125 untuk pembatas lebih dari keluaran terminal C6 dan VR126
untuk pembatas minimal dari keluaran terminal C6.
5
Unit tyristor digunakan untuk mengontrol tegangan output tyristor dengan
menggunakan sinyal kontrol yang diberikan pada gerbang tyristor dengan cara
mengubah besarnya sudut sinyal pada gerbang tyristor. Rangkaian phase
sinkronisasi berfungsi untuk mengubah sudut gerbang tyristor yang sesuai dengan
tegangan output dari batas sinkronisasi dan juga sinyal kontrol yang diberikan
pada tyristor di bawah ini terdapat gambar sinkronisasi.
8. Dumping circuit
Dumping circuit akan memberikan sensor besarnya penguatan
tegangan dari AC exciter dan untuk diberikan ke amplifier circuit dengan
dijadikan feedback masukan terminal OP301.
9. Unit tyristor
Merupakan susunan dari tyristor dan dioda. Dan juga menggunakan
fuse (sekring) yang digunakan sebagai pengaman lebur dan juga dilengkapi
dengan indikator untuk memantau kerja dari tyristor yang dipasang pada
bagian depan tyristor untuk tiap phase diberikan dua fuse yang disusun pararel
dan ketika terjadi kesalahan atau putus salah satunya masih dapat beroperasi.
6
C. Konfigurasi Kontrol Sistem
Kontroler tegangan adalah alat control dari system output exciter yang
dapat mengatur pembangkitan daya reaktif dan tegangan sesuai yang diinginkan.
Pada aalnya control tegangan dilakukan secara manual. Dalam system tenaga
modern, kontroler tegangan berisi peralatan yang digunakan untuk mengatur
tegangan (arus) output generator yang diinginkan. Kcpatan alat ini dalam
merespon perubahan merupakan bagian paling penting dalam menangani maaslah
kestabilan, karena induktansi yang besar pada kumparan medan generator sangat
sulit untuk membuat perubahan arus medan dalam waktu sangat cepat. Oleh sebab
itu dalam kasus ini perlu diperkenalkan blok lagging (tertinggal) yang berfungsi
untuk penyesuaian alur control (Robandi, 2009).
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA