Anda di halaman 1dari 12

AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR (AVR) SEBAGAI KONTROLLER

TEGANGAN PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Pembimbing:
Ir. James Edward Arby, M.T.

DISUSUN OLEH:

NAMA : RENDI YUDAWAN


NIM : 1731120025

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK ATAU SISTEM KELISTRIKAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji Syukur kita penajatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimphkan
taufik, rahmat dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan tulisan yang dibuat atas dasar tugas mata kuliah
“PEMBANGKIT”. Makalah ini merupakan bahasan tentang “Autmathic Voltage
Regulator (AVR)” yakni suatu instrument yang digunakan dalam sitem kontrol
tenaga listrik. Mencakup pengertian dan prinsip kerja dari AVR tersebut.
Sehingga aplikasi dari AVR menjadi penting untuk dipahami.

Dalam sistem pengaturan daya beban belakangan ini sangat bergantung


pada keandalan instrument sistem kontrol. Mengingat seringnya terjadi
ketidakstabilan pada system tenaga listrik yang menurut para ahli banyak
disebabkan oleh regulator tegangan. Kejadian lain pada tahun 1960-an, system-
sistem yang terinterkoneksi dalam jaringan skala besar banyak mengalami osilasi
sehingga dapat mengganggu pengopersian system.

Materi makalah ini bereferensi dari materi kuliah dan buku-buku berkaitan
dengan sistem kendali tenaga listrik.

Kami memohon maaf apabila terdapat kekurangan di dalam makalah ini.


Kami juga mengharapakan adanya kritikan konstruktif yang dapat menjadi bahan
acuan kami dalam bercermin guna menghasilkan tulisan yang lebih baik
keddepannya.
Wassalamualaikum wr.wb.

Malang, 20 september 2018

Rendi Yudawan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB II ISI .................................................................................................................................... 3
A. Automatic Voltage Regulator ................................................................................ 3
B. Prinsip Kerja AVR..................................................................................................... 4
C. Konfigurasi Kontrol Sistem .................................................................................. ..7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. ...8
A. Kesimpulan ................................................................................................................ ..8
B. Saran…………………………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. ...9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Generator sinkron merupakan mesin listrik yang berfungsi merubah energi


mekanik menjadi energi listrik. Generator sinkron pada unit pembangkit listrik
menyalurkan daya listrik yang dibangkitkan dengan bekerja paralel pada jaringan
interkoneksi. Generator yang bekerja paralel akan merasakan fenomena yang
terjadi di jaringan interkoneksi, salah satunya adalah perubahan beban jaringan
interkoneksi. Perubahan beban yang bersifat reaktif pada sistem tenaga listrik
dapat menyebabkan perubahan tegangan pada generator. Untuk mencegah
perubahan tegangan terminal, dilakukan pengaturan daya reaktif generator.
Pengaturan daya reaktif generator dilakukan dengan mengatur arus eksitasi. Pada
proyek akhir ini dilakukan pengamatan terhadap parameter pembangkitan berupa
arus eksitasi, arus jangkar, tegangan terminal dan faktor daya generator.

Dua jenis system kontroler yang sering dipakai secara langsung dalam
system tenaga listrik adalah kontrler kecepatan (governor) dan kontroler tegangan
di system eksitasi.

Para peneliti memahami bahwa pada keadaan steady state dari jaringan
control pembangkit daya dapat ditingkatkan dengan menggunakan kontroler tegangan
atau regulator tegangan yang bekerja secara kontinu dan mempunyai nlai penguat
(gain) yang tepat. Harga pengat untuk kontroler tegangan adalah berbeda-beda dalam
kondisi tanpa beban dan berbeban. Pada awal 1950-an, para ahli menyadari bahwa
ketidakstabila system bnayak ditimbulkan oleh penggunaan kontroler tegangan,
sehingga untuk memahami kondisi ini peralatan stabilizer banyak digunakan sebgai
peralatan tambahan. Kejadian lain pada tahun 1960-an, system-sistemyang
terinterkoneksi dalam jaringan skala besar banyak mengalmi osilasi sehingga dapat
menggangu pengopersaian system. Para peneliti menemukan bahwa system perdaman
secara natural (yang lemah) pada system skla besar menjadi salah satu penyebab
osilasi tersebut. Situasi peredaman system control yang kurang terencana dengan baik
pada saat pendesainannya (Robandi, 2009).

Dengan permasalahan tersebut dibutuhkan suatu pengendalian dalam


mengatur tegangan dari suatu generator.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Automatic Voltage Regulator (AVR)?


2. Bagaimana prinsip kerja AVR?
3. Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada AVR?

C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian dan fungsi dari AVR.


2. Memahami prinsip kerja AVR.
3. Mengetahui dan memahami konfigurasi dan bagiam control system AVR.

2
BAB II

ISI

A. Automatic Voltage Regulator

Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi


untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator
akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada
perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat
mempengaruhi tegangan output generator.

Gambar 2.1 Sistem AVR

3
B. Prinsip Kerja AVR

Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan
peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.

AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet


generator (PMG) sebagai contoh AVR dengan tegangan 110V, 20A, 400Hz. Serta
mendapat sensor dari potencial transformer (PT) dan current transformer (CT).

Bagian-Bagian pada unit AVR:

1. Sensing circuit
Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati
PT dan 90R terlebih dahulu, dan tegangan tiga phasa keluaran dari 90R
diturunkan kemudian disearahkan dengan rangkaian dioda, dan diratakan oleh
rangkaian kapasitor dan resistor dan tegangan ini dapat diatur dengan VR
(Variable Resistant). Keuntungan dari sensing circuit adalah mempunyai
respon yang cepat terhadap tegangan output generator.
Output tegangan respon berbanding lurus dengan output tegangan
Generator berbanding lurus.

Gambar 2.2 Grafik Hubungan Sensing Voltage dengan Output Voltage Generator

4
2. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding
antara sensing circuit dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set
voltage tidak mempunyai nilai yang sama sehingga selisih/rentang besar
tegangan tersebut. Selisih tegangan disebut dengan error voltage. Ini akan
dihilangkan dengan cara memasang VR (variable resistance) pada set voltage
dan sensing voltage.
3. Amplifier Circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau
penguatan tingkat terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran
dari over excitation limiter (OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan
negative kemudian pada masukan OP201. Ketika over excitation limiter (OEL)
atau minimum excitation limiter (MEL) tidak operasi maka keluaran dari
comparative amplifier dikuatkan oleh OP201 dan OP301 masukan dari OP301
dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit. OP401 adalah Amplifier
untuk balance meter hubungan antara tegangan masuk dan tegangan keluaran dari
OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut.

Gambar 2.3 Rangkaian Amplifier AVR

4. Automatic manual change over and mixer circuit


Rangkaian ini disusun secara Auto-manual pemindah hubungan dan
sebuah rangkaian untuk mengontrol tegangan penguatanmedan generator.
Auto-manual change over and mixer circuit pada operasi manual pengaturan
tegangan penguatan medan generator dilakukan oleh 70E, dan pada saat
automatic manual change over and mixer circuit beroperasi manual maka
AVR (Automatic Voltage Regulator) belum dapat beroperasi. Dan apabila
rangkaian ini pada kondisi auto maka AVR sudah dapat bekerja untuk
mengatur besar arus medan generator.

5. Limited circuit
Limited circuit adalah untuk penentuan pembatasan lebih dan kurang
penguatan (excitation) untuk pengaturan tegangan output pada sistem
excitacy, VR125 untuk pembatas lebih dari keluaran terminal C6 dan VR126
untuk pembatas minimal dari keluaran terminal C6.

6. Phase syncronizing circuit

5
Unit tyristor digunakan untuk mengontrol tegangan output tyristor dengan
menggunakan sinyal kontrol yang diberikan pada gerbang tyristor dengan cara
mengubah besarnya sudut sinyal pada gerbang tyristor. Rangkaian phase
sinkronisasi berfungsi untuk mengubah sudut gerbang tyristor yang sesuai dengan
tegangan output dari batas sinkronisasi dan juga sinyal kontrol yang diberikan
pada tyristor di bawah ini terdapat gambar sinkronisasi.

7. Thyristor firing circuit


Rangkaian ini sebagai pelengkap thyristor untuk memberikan sinyal
kontrol pada gerbang tyristor.

8. Dumping circuit
Dumping circuit akan memberikan sensor besarnya penguatan
tegangan dari AC exciter dan untuk diberikan ke amplifier circuit dengan
dijadikan feedback masukan terminal OP301.

9. Unit tyristor
Merupakan susunan dari tyristor dan dioda. Dan juga menggunakan
fuse (sekring) yang digunakan sebagai pengaman lebur dan juga dilengkapi
dengan indikator untuk memantau kerja dari tyristor yang dipasang pada
bagian depan tyristor untuk tiap phase diberikan dua fuse yang disusun pararel
dan ketika terjadi kesalahan atau putus salah satunya masih dapat beroperasi.

10. MEL (minimum excitacy limiter)


MEL (minimum eksitasi limiter) yaitu untuk mencegah terjadinya output
yang berlebihan pada generator dan adanya penambahan penguatan (excitacy)
untuk meningkatkan tegangan terminal generator pada level konstan. Rangkaian
ini digunakan untuk mendeteksi operasional dari generator yaitu dengan
mendeteksi keluaran tegangan dan arus pada generator. Rangkaian inijuga
digunakan untuk membandingkan keluaran tegangan generator dengan eksitasi
minimum yang telah diseting. Rangkaian ini akan memberikan batas sinyal pada
rangkaian AVR apabila melebihi eksitasi minimum, kemudian output dari MEL
(Minimum Eksitasi Limiter) dikuatkan oleh amplifier.

Gambar 2.4 Diagram minimm eksitasi limiter.

6
C. Konfigurasi Kontrol Sistem

Dalam banyak referensi, eksiter tersusun dari generator DC (Direct


Current) yang digerakkan oleh turbin (pada poros yang sama dengan generator)
atau digerakkan oleh motor induksi. Di samping itu, sinyal dari system thyristor
atau rectifier juga sering digunakan sebagai sinyal input exciter.

Gambar 2.5 Generator dengan system eksitasi.

Kontroler tegangan adalah alat control dari system output exciter yang
dapat mengatur pembangkitan daya reaktif dan tegangan sesuai yang diinginkan.
Pada aalnya control tegangan dilakukan secara manual. Dalam system tenaga
modern, kontroler tegangan berisi peralatan yang digunakan untuk mengatur
tegangan (arus) output generator yang diinginkan. Kcpatan alat ini dalam
merespon perubahan merupakan bagian paling penting dalam menangani maaslah
kestabilan, karena induktansi yang besar pada kumparan medan generator sangat
sulit untuk membuat perubahan arus medan dalam waktu sangat cepat. Oleh sebab
itu dalam kasus ini perlu diperkenalkan blok lagging (tertinggal) yang berfungsi
untuk penyesuaian alur control (Robandi, 2009).

Kontroler tambahan juga perlu dipasang bersama control eksiter. Sebgai


contoh peredam (damper) untuk mencegah kelebihan osilasi komparstor jugs
merupsksn peralatan tambahan yang digunakan untuk meyetel batas ksitasi,
khususnya pada operasi factor daya dalam kondisi leading. Kontroler-kontroler
tambahan lain yang cukup menarik adalah umpan balik penyaring (filter)
kecepatan, kontroler frekuensi dan lain-lain (Robandi, 2009).

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi


untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain
generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak
terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan
beban sangat mempengaruhi tegangan output generator.
2. Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal
tegangan generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy)
pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi
tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan
(excitacy) pada exciter.

B. Saran

Dalam membangun suatu system control tegangan, pemilihan konfigurasi


harus dilekukan secermat mungkin dengan mempertimbangkan berbgai komdisi
di lapangan guna menjaga kestabilan system.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hanif Guntoro, R. S. (2017, Oktober 14). AVR (Automatic Voltage Regulator).


Retrieved from Dunia Listrik: http://dunia-
listrik.blogspot.co.id/2009/06/avr-automatic-voltage-regulator.html
Hanif Guntoro, R. S. (2017, Oktober 14). Sistem Eksitasi. Retrieved from Dunia
Listrik: http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/06/sistem-eksitasi.html
Robandi, I. (2009). Modern Power System Control. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai