Energi listrik arus bolak – balik atau listrik AC (Alternating Current) berasal dari suatu
pembangkit listrik atau Generator listrik AC 3 Phase.
Pembangkit listrik AC 3 Phase atau yang biasa disebut dengan Generator Listrik AC adalah
suatu alat yang digerakkan oleh suatu sumber tenaga gerak dan mengubah tenaga gerak
tersebut menjadi energi listrik dengan Prinsip induksi magnetik atau Gaya gerak listrik
(GGL).
Baca juga: Apa itu Gaya Gerak Listrik (GGL)
Generator listrik arus bolak – balik atau AC (Alternating Current) disebut juga dengan
Alternator (Alternating Current Generator).
Seperti yang kita ketahui listrik arus bolak balik (AC) dihasilkan dari suatu penghantar yang
bergerak memotong medan magnet.
Seperti halnya prinsip kerja suatu pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak – balik
dapat menghasilkan listrik dengan cara kerja yang sama dengan prinsip GGL.
Namun, Pada dasarnya sebuah Generator menghasilkan listrik dengan besar tegangan listrik
yang tidak tetap (berubah-ubah).
Tegangan listrik yang tidak tetap atau naik turun, dapat menyebabkan gangguan dan
kerusakan pada berbagai peralatan listrik dan generator itu sendiri.
Penyebab tegangan genset naik-turun dan perbaikannya
"Oleh karena itu pada sebuah Pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak –
balik dilengkapi dengan suatu alat yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik
keluaran (Output Voltage) dari Sebuah generator tersebut"
Alat yang berfungsi untuk mengatur tegangan listrik keluaran generator tersebut kita kenal
dengan nama AVR.
AVR (Automatic Voltage Regulator) pada sebuah Generator, memiliki berbagai fungsi, tidak
hanya untuk menstabilkan Tegangan keluaran dari generator listrik, namun juga memiliki
berbagai fungsi lainnya.
Fungsi AVR
Mengenal berbagai fungsi AVR pada Alternator atau Generator listrik AC 3 Phase
Sebagai alat untuk mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) Alternator atau
generator listrik.
Sebagai stability dan pengatur Droop Voltage (Tegangan jatuh) untuk Generator yang
dijalankan secara Paralel (Synchronous Generator)
Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) dan Beban atau Arus lebih
(Over Current) yang terjadi pada Generator.
Prinsip kerja AVR pada Alternator atau Generator listrik AC 3 Phase ada dua jenis, sesuai
dengan sistem Excitation pada generator tersebut.
Diagram AVR
Perbedaan dari kedua sistem ini terletak pada penambahan magnet permanen (PMG =
Permanent Magnet Generator).
Pada sistem PMG – Excited Generators dilengkapi dengan PMG (Permanent Magnet
Generator) sedangkan pada sistem Self – Excited Generator tidak dilengkapi dengan PMG
(Permanent Magnet Generator).
Sistem excitation (Exciter) dengan PMG memiliki kelebihan dalam memberikan supplai
tegangan yang lebih stabil ke gulungan Exciter.
“Semakin tinggi tegangan yang dikirimkan ke gulungan Exciter, akan semakin besar
tegangan keluaran (Output Voltage) dari Generator tersebut”.
1. PMG (Permanent Magnet Generator) terdiri dari dua bagian yaitu PMG rotor dan
PMG stator. PMG menghasilkan tegangan yang dikirmkan ke AVR untuk dikirimkan
kembali ke gulungan Exciter. Tegangan yang dihasilkan PMG bersifat tetap, atau
sesuai dengan kecepatan putaran penggerak Generator tersebut.
2. Jika pada Self-Excited Generator Gulungan Exciter menghasilkan listrik sendiri untuk
supplai ke gulungan rotor, sedangkan pada sistem PMG-Excited Generators,
Gulungan Exciter mendapatkan bantuan supplai tegangan dari PMG.
Selain sebagai pengatur tegangan keluaran (Output Voltage) pada Generator listrik AC 3
Phase, AVR juga berfungsi sebagai pengatur tegangan jatuh (Droop Voltage) pada Generator
yang dioperasikan secara paralel.
Generator yang dioperasikan secara paralel harus memiliki besar tegangan yang sama antara
masing-masing Generator yang diparalelkan tersebut.
Namun ada kalanya saat beban yang diterima mengalami lonjakan, atau terjadi beban / Arus
yang tiba-tiba naik secara mendadak, akan menyebabkan tegangan dari generator akan jatuh
(Droop Voltage).
Jika tegangan jatuh (Droop Voltage) yang terjadi dialami oleh salah satu Generator, akan
menyebabkan perbedaan nilai tegangan antara kedua genset yang diparalel, dan hal ini akan
menyebabkan salah satu Generator akan menanggung beban daya lebih besar dari generator
yang lainnya.
Ketidak seimbangan beban akan menyebabkan Generator yang menanggung beban arus lebih
tinggi akan mengalami Over load (Kelebihan beban) dan trip.
AVR akan mendeteksi terjadinya tegangan jatuh (Droop Voltage) dan tetap menjaga kondisi
tegangan masing – masing Generator tetap stabil, meski mengalami lonjakan arus atau beban
yang mendadak.
Dalam mendeteksi Droop Voltage, AVR dilengkapi dengan sistem atau alat yang disebut
dengan Droop kit (Droop CT). Droop kit terpasang pada kabel keluaran dari gulungan
utama generator, untuk sensor beban atau Ampere yang melewati kabel gulungan utama
tersebut.
3. Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over
Voltage) dan Beban atau Arus lebih (Over Current) yang
terjadi pada Generator.
AVR juga dilengkapi dengan pengaman terhadap berbagai gangguan yang mungkin terjadi
pada sistem Generator.
AVR dilengkapi dengan pengaman OVER CURRENT EXCITER, Jika generator diberikan
beban daya melebihi kemampuan generator tersebut, secara otomatis AVR akan berusaha
mengirimkan tegangan yang besar juga ke gulungan EXCITER.
Jika Arus yang dikirimkan ke EXCITER melebih batasan yang sudah diatur pada AVR,
rangkaian listrik dari AVR ke gulungan Exciter akan terputus, dan juga menyebabkan
Gulungan utama Generator tidak akan mengeluarkan tegangan lagi.
Demikianlah sedikit penjelasan mengenai pengenalan AVR dan berbagai fungsinya pada
Generator atau Alternator listrik AC 3 phase.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan, dan mohon bantuan masukan dan koreksinya.
Semoga artikel mengenai AVR (Automatic Voltage Regulator) ini dapat memberikan
tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua !
Pada sebuah Genset (Generator Set), menggunakan Mesin Diesel (Diesel Engine) yang berfungsi
sebagai penggerak Generator pembangkit listrik.
Seperti kita ketahui, pada Prinsip kerja Generator, dibutuhkan kecepatan putaran mesin yang stabil
agar tegangan listrik yang dihasilkan Generator tetap stabil.
Penyebab tegangan Genset tidak stabil dan perbaikannya
Kecepatan putaran mesin yang biasanya digunakan adalah 1500 rpm untuk Generator dengan
frekwensi 50 hz.
Mesin Genset membutuhkan bahan bakar untuk dapat beroperasi, jumlah bahan bakar yang
dibutuhkan sesuai dengan kecepatan putaran dan beban yang ditanggung oleh mesin tersebut.
Semakin Besar beban daya listrik yang ditanggung Generator, akan mengakibatkan tenaga yang
dibutuhkan mesin untuk memutar Generator akan semakin besar, dan dapat mengakibatkan
putaran mesin menjadi berkurang.
Oleh karena itu, mesin membutuhkan supplai bahan bakar yang lebih besar agar dapat
menggerakkan generator dengan putaran yang stabil pada 1500 rpm.
Selanjutnya, saat beban daya listrik yang ditanggung Generator berkurang, akan mengakibatkan
kelebihan tenaga yang dihasilkan mesin genset, hal ini dapat menyebabkan kecepatan putaran
mesin menjadi melebihi batas normal 1500 rpm.
Maka, supplai bahan bakar mesin harus dikurangi untuk menjaga agar tidak terjadi kelebihan
kecepatan putaran (Over speed).
Untuk dapat menyesuaikan kebutuhan bahan bakar dengan perubahan Beban listrik yang
ditanggung sebuah mesin Genset, maka dibutuhkan suatu alat yang dapat secara otomatis mengatur
besar kecilnya supplai bahan bakar yang masuk ke dalam sistem pembakaran mesin genset tersebut.
Alat yang biasanya digunakan untuk mengatur bahan bakar mesin genset adalah Governor.
Governor pada Genset
Governor
Governor disebut juga dengan Electronic Fuel Control, atau Pengatur bahan bakar dengan sistem
Elektronik.
Terdapat beberapa komponen atau bagian penting pada sistem Electronic Fuel Control yang
menggunakan Governor, antara lain:
1. Magnetic Pick Up
Magnetic Pick Up (MPU) berfungsi sebagai Speed Sensor (Sensor kecepatan), untuk mengukur
kecepatan putaran mesin yang sedang beroperasi.
Magnetic Pick Up ini dipasang mengarah ke bagian Flywheel Gear yang berputar, dengan jarak yang
hampir bersentuhan.
Magnetic Pick Up (MPU) akan mengubah nilai putaran yang dideteksinya menjadi tegangan listrik
AC, dengan besar tegangan berkisar antara 1,5Vac - 30Vac. dengan prinsip induksi magnetik dan
Gaya gerak listrik (GGL).
Semakin besar kecepatan putaran yang dideteksi oleh MPU, maka akan semakin besar tegangan
listrik yang dihasilkan dari MPU tersebut.
MPU dipasang pada lubang ulir yang tersedia di area casing penutup fly wheel gear.
Putar ulir MPU searah jarum jam sampai ujung MPU bersentuhan pada puncak gear pada
flywheel gear.
Lalu beri jarak sedikit antara ujung MPU dengan puncak Gear pada Fly wheel Gear dengan
cara memutar ulir MPU berlawanan arah jarum jam sebanyak ¼ putaran ulir.
Pengaturan pemasangan ini harus dilakukan dengan benar, kesalahan pemasangan atau penyetelan
jarak MPU akan mengakibatkan berbagai kerusakan atau kegagalan, antara lain:
Pastikan penyetelan pemasangan MPU pada posisi flywheel berapa pada Puncak Gear.
Jika MPU dipasang pada lembah gear pada Flywheel Gear, akan mengakibatkan MPU patah
atau rusak saat flywheel berputar, karena puncak gear akan bertabrakan dengan MPU.
Jika pemasangan MPU bersentuhan langsung pada puncak Gear pada Flywheel gear, maka
ujung MPU akan rusak karena bergesekan langsung pada puncak gear.
Jika pemasangan MPU terlalu jauh jaraknya dari puncak gear pada Flywheel gear, akan
mengakibatkan MPU tidak dapat mendeteksi putaran.
2. Governor
Governor pada sistem Electronic Fuel Control (EFC) berfungsi sebagai kontrol, dengan menerima
sinyal dari MPU dan kemudian mengirimkan perintah ke Actuator.
Pada perangkat elektronik Governor terdapat beberapa terminal kabel sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
Terminal 1,2
Terminal ini berfungsi sebagai input tegangan listrik 24DC dari batere (Akki).
Terminal 3,4
Terminal ini berfungsi sebagai Output tegangan dari Governor dan dikirimkan ke Actuator
Terminal 5,6
Terminal 7,8,9
Terminal ini berfungsi sebagai input untuk pemasangan Potensio (RMT Speed), yang berfungsi untuk
melakukan pengaturan kecepatan mesin (Speed Adjusting) dari panel kontrol.
Terminal ini biasanya digunakan hanya untuk Genset yang beroperasi secara paralel (Synchronous
Generators). Mengoperasikan Genset secara Paralel
Terminal 10,11
Terminal ini jarang digunakan, biasanya dipasang untuk Genset yang ingin beroperasi secara IDLE
terlebih dahulu, lalu kemudian beroperasi normal (RUN).
IDLE SPD
Potensio IDLE SPD berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran mesin saat kondisi IDLE.
Putar searah jarum jam untuk menambah kecepatan putaran IDLE mesin, dan sebaliknya putar
berlawanan arah jarum jam untuk mengurangi kecepatan IDLE mesin.
RUN SPD
Potensio RUN SPD berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran mesin saat beroperasi normal
(Run).
Putar searah jarum jam untuk menambah kecepatan putaran mesin, dan sebaliknya putar
berlawanan arah jarum jam untuk mengurangi kecepatan mesin.
GAIN.
Dengan cara:
Putar searah jarum jam sampai didapat putaran mesin mendekati tidak stabil, kemudian secara
perlahan putar berlawanan arah jarum jam sampai putaran mesin kembali stabil, selanjutnya putar
lagi searah jarum jam sebanyak 1 putaran untuk mendapatkan performa mesin yang lebih stabil.
DROOP.
Potensio DROOP berfungsi untuk mengatur kecepatan respon Governor terhadap perubahan beban
pada mesin.
Pengaturan ini khusus untuk Genset yang dioperasikan secara Paralel (Synchronous Generators).
Berfungsi untuk menyamakan respon antara mesin genset satu dengan yang lainnya saat beroperasi
secara paralel.
3. Actuator
Actuator pada sistem Electronic Fuel Control dipasang pada pompa bahan bakar.
Actuator ini berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang masuk ke pompa bahan bakar,
secara buka-tutup.
Putaran Flywheel akan menyebabkan magnet pada ujung MPU bergerak naik-turun dan
MPU akan menghasilkan tegangan listrik. Semakin cepat putaran mesin akan semakin besar
tegangan listrik yang dihasilkan MPU.
Governor akan medeteksi besar tegangan dari MPU tersebut dan membandingkannya sesuai
dengan besar tegangan yang diterimanya.
Actuator akan bekerja secara buka-tutup aliran bahan bakar sesuai dengan besar tegangan
yang dikirimkan Governor.
Semakin besar tegangan yang diterima, maka Actuator akan membuka bahan bakar lebih
besar, sebaliknya jika tegangan yang diterima kecil maka Actuator akan memperkecil bahan
bakar yang masuk ke mesin.
Jika tegangan dari MPU kecil berarti putaran mesin kurang, maka Governor akan
mengirimkan tegangan yang lebih besar ke Actuator, agar Actuator membuka dan
mengalirkan bahan bakar lebih banyak dan putaran mesin kembali stabil.
Jika tegangan dari MPU Besar berarti putaran mesin tinggi, maka Governor akan
mengirimkan tegangan yang lebih kecil ke Actuator agar Actuator menutup dan mengalirkan
bahan bakar lebih sedikit dan putaran mesin kembali stabil.
Apa itu listrik?, Listrik adalah suatu energi yang memiliki dua jenis muatan yaitu muatan positif
(proton) dan muatan negatif (elektron) yang bisa mengalir melalui suatu penghantar ( konduktor )
dalam sebuah rangkaian.
Dan Energi ini memiliki berbagai kegunaan, seperti untuk menyalakan bola lampu, untuk
menggerakkan motor listrik, menyalakan pendingin, televisi, dan lainnya.
Michael Faraday ( lahir 22 sept 1791, inggris) sangat berjasa dalam hal penemuan dasar- dasar listrik
melalui Gaya Gerak Listrik (GGL).
Melalui pengembangan prinsip inilah kemajuan pembangkit tenaga listrik berkembang dan banyak
digunakan pada zaman sekarang.
Listrik yang biasa kita kenal dapat dibagi menjadi dua jenis , yaitu :
Dengan nilai potensial tegangan yang naik turun sesuai dengan gelombang sinusoida yang terjadi.
Seberapa banyak Proses naik dan turunnya nilai potensial tegangan dipengaruhi oleh banyaknya
gelombang yang terjadi atau disebut dengan frekwensi.
Dan waktu yang diperlukan untuk mencapai satu gelombang naik dan turunnya nilai tegangan
disebut dengan periode.
Hal ini biasa kita sebut dengan Frekwensi dengan nilai frekwensi yang umumnya digunakan adalah
50 Hertz atau 60 hertz.
Karena proses naik turun nilai potensial tegangan ini sangat cepat, sehingga kita tidak dapat melihat
proses tersebut dengan kasat mata.
1. Penghantar
2. Medan magnet
3. Gerakan penghantar memotong medan magnet
Listrik akan timbul di kedua ujung penghantar saat melewati atau memotong suatu medan magnet.
Besar kecilnya Tegangan listrik yang dihasilkan akan berubah sesuai dengan cepat atau lambatnya
gerakan penghantar memotong medan magnet.
Dan arah atau posisi muatan listrik positif dan negatif akan berubah sesuai dengan arah gerakan
penghantar tersebut.
Oleh karena itu Listrik yang dihasilkan ini disebut listrik dengan arus Bolak balik atau listrik AC
(Alternating Current) /tidak tetap.
Dari prinsip gaya gerak listrik (GGL) inilah, berkembang dan diciptakanlah Generator atau
pembangkit listrik arus bolak balik (AC).
Pembangkit listrik arus bolak balik Atau AC (Alternating
Current) 3 Phase.
Pembangkit listrik arus bolak balik Atau AC (Alternating Current) tiga Phase, Pembangkit ini
menghasilkan Tegangan listrik dengan tiga jenis muatan listrik positif (3 phase), sedangkan muatan
Netral dihasilkan dari hasil perbintangan gulungan utama ketiga phase tersebut.
Generator : Suatu alat yang memanfaatkan suatu sumber tenaga gerak dan mengubah tenaga gerak
tersebut menjadi sumber tenaga listrik dengan proses induksi magnetik.
Alternator
Pembangkit listrik atau Generator listrik AC (Alternator) dapat menghasilkan listrik dengan
berpedoman pada prinsip dasar GGL (Gaya Gerak Listrik).
Diagram Generator AC
Prinsip dasar Gaya gerak istrik dalam suatu generator listrik AC (Alternator):
A. Penghantar
Main field stator : gulungan utama yang terdapat pada bagian stator (bagian yang tidak
bergerak atau berputar) pada Alternator tersebut.
Main field stator ini berfungsi sebagai penghantar dalam prinsip GGL, dan akan bertugas untuk
menangkap (memotong) medan magnet dari Main field rotor, dan menghasilkan keluaran listrik AC.
B. Medan Magnet
Main Field Rotor : Gulungan utama yang terdapat pada bagian Rotor (bagian yang
bergerak atau berputar) pada alternator tersebut.
Main field rotor berfungsi sebagai penghasil medan magnet pada bagian kumparan rotor. Seperti
yang kita ketahui bahwa setiap logam yang dililit dengan penghantar dan dialiri arus listrik, induksi
listrik tersebut akan mengubah logam yang dililitnya menjadi magnet.
Sehingga bagian logam pada rotor alternator adalah sumber medan magnet utama yang akan
ditangkap oleh Main field Stator (Penghantar).
Pada Generator listrik AC (Alternator), harus dihubungkan dengan sumber tenaga gerak, sumber
tenaga gerak yang biasa dipakai pada Alternator, antara lain :
Mesin diesel, Generator AC (Alternator) yang digerakkan dengan Mesin diesel, biasa kita
sebut dengan Genset (generator Set)
Tenaga uap atau Turbin, Generator AC (Alternator) yang digerakkan dengan tenaga uap
(Turbin) biasa kita sebut dengan Turbin generator.
Tenaga air atau biasa disebut dengan PLTA (Pembangkit listrik tenaga Air)
Tenaga Nuklir, Tenaga gas, tenaga angin, dan berbagai tenaga penggerak lainnya.
Tenaga gerak ini akan memutar bagian Rotor yang yang menjadi bagian medan magnet utama,
akibat perputaran rotor ini, menyebabkan terjadinya proses medan magnet memotong penghantar
atau sama dengan proses penghantar memotong medan magnet.
Dalam hal ini, medan magnet adalah Main field rotor, penghantar adalah Main field Stator, dan
sumber tenaga gerak menyebabkan terjadinya proses perpotongan medan magnet oleh
penghantar.
Dan sesuai dengan prinsip GGL (Gaya Gerak Listrik) , proses ini akan menghasilkan energi listrik pada
main field stator.
Exciter adalah penghasil Listrik yang dialirkan ke Main field Rotor (Gulungan Utama pada Rotor).
Exciter adalah gulungan bantu pada generator yang berfungsi untuk menyupplai atau
menghasilkan tegangan listrik untuk dialirkan ke Gulungan Rotor utama pada generator agar
Gulungan Rotor dapat mengubah listrik tersebut menjadi medan Magnet utama.
Exciter menghasilkan listrik arus bolak-balik (AC) , Lalu disearahkan atau diubah menjadi listrik DC
(Arus searah) oleh Dioda penyearah yang disebut Rotating rectifier sebelum dialirkan ke gulungan
rotor utama.
Exciter Field Stator atau gulungan Exciter yang terdapat pada bagian stator (Bagian yang
tidak bergerak) pada Alternator atau Generator tersebut. Exciter Stator berfungsi sebagai penghasil
medan magnet.
Exciter Field Rotor atau gulungan Exciter yang terdapat di bagian Rotor (Shaft / poros
yang berputar) pada generator tersebut. Exciter Rotor berfungsi untuk mengubah medan magnet
dari Exciter Stator menjadi Listrik dalam bentuk AC (Alternating Current).
Lalu disearahkan dengan bantuan dioda pada rotating rectifier, listrik DC (Searah) lalu dialirkan ke
Gulungan Rotor Utama, sehingga Rotor menghasilkan Medan Magnet Utama yang kuat.
Exciter berfungsi untuk menyupplai atau mengirimkan tegangan Prinsip kerja Exciter dapat
menghasilkan listrik pembangkit sama halnya dengan prinsip GGL (Gaya Gerak Listrik) yaitu gerakan
suatu penghantar memotong medan magnet.
Exciter pada suatu alternator terdiri dari dua jenis gulungan, yaitu:
Exciter Field rotor akan menghasilkan listrik Arus bolak balik (AC) tiga phase. Yang akan digunakan
untuk mengubah gulungan utama pada rotor (Main Field Rotor) menjadi medan magnet Utama.
F. Rotating Rectifier
Rotating Rectifier adalah salah satu bagian penting yang terdapat pada suatu Alternator atau
pembangkit listrik arus bolak balik (AC).
Untuk menghasilkan medan magnet yang cukup besar pada Main Field Rotor, dibutuhkan sumber
listrik, dan sumber listrik yang baik untuk menghasilkan medan magnet yang stabil dan kuat adalah
listrik DC (Arus searah).
Oleh karena itu pada Alternator dilengkapi dengan Rotating rectifier yang berfungsi untuk mengubah
listrik Arus bolak – balik (AC) yang dihasilkan Exciter Rotor menjadi Listrik DC (Arus searah). Dengan
menggunakan dioda – dioda penyearah.
Rotating Rectifier (Penyearah / penyesuai arus listrik yang ikut berputar bersama dengan rotor).
terpasang pada bagian Rotor dan ikut berputar, oleh karena itulah disebut dengan nama Rotating
(berputar).
Namun saat pertama kali suatu generator akan dioperasikan, belum memiliki sumber listrik
pembangkit excitor, oleh karena itu biasanya gulungan Exciter stator perlu disupplai sumber listrik
external, seperti dari baterai 12 V. Setelah Generator beroperasi dengan normal dan berkelanjutan,
Gulungan Exciter Stator akan tetap menyimpan sedikit medan magnet. Selanjutnya setiap
pengoperasian generator, medan magnet yang masih tersisa / tersimpan dalam gulungan Exciter
Stator akan digunakan sebagai sumber penguat pertama, dan nilai tegangannya akan meningkat
seiring dengan proses penguatan Excitation yang diatur oleh AVR.
G. AVR
AVR atau Automatic Voltage Regulator : Suatu alat yang terpasang pada Generator AC (Alternator)
dan memiliki fungsi secara terus menerus menjaga besaran output Voltage (tegangan listrik yang
dihasilkan) agar tetap stabil sesuai dengan besaran tegangan atau Voltage yang diinginkan.
Dengan prinsip kerja menerima tegangan listrik yang dihasilkan dari gulungan utama (Main field
Stator) dan dijadikan sebagai sensor keadaan tegangan sebenarnya, dan mengirimkan tegangan
listrik ke Exciter.
Besar kecilnya tegangan yang dikirimkan ke Exciter tergantung dari besar kecilnya tegangan yang
disensornya dari Output Voltage (tegangan keluar) dari gulungan utama (Main Field stator).
Dan sumber listrik yang dikirimkan ke Exciter berasal dari Output Voltage (Tegangan keluaran)
gulungan utama. Ini juga alasan mengapa disebut dengan "SELF EXCITED GENERATORS"
Kesimpulan :
Pada generator AC (Alternator), listrik dihasilkan dari gulungan utama stator (Main Field
Stator)
Main Field Stator (Gulungan utama) menghasilkan listrik dari perpotongan medan magnet,
dan medan magnet utama dihasilkan dari Main Field Rotor.
Main field Rotor dapat menghasilkan medan magnet karena diberi sumber listrik dari Exciter
Rotor. Dan listrik yang dihasilkan sebelumnya dirubah menjadi arus searah melalu Rotating
Rectifier.
Excitor field Rotor menghasilkan listrik sebagai pembangkit medan magnet utama, karena
gerakan perpotongan medan magnet yang dihasilkan dari Exciter Field Stator.
Exciter Field Stator dapat menghasilkan medan magnet karena mendapat supplai listrik dari
AVR, dan AVR mendapatkan supplai listrik dari gulungan utama (Main Field Stator)
Saat pertama kali dioperasikan, Exciter Field Stator belum memiliki medan magnet, karena
itu AVR juga belum mendapatkan sumber listrik dari Gulungan utama.
Maka biasanya harus di supplai dari sumber listrik eksternal untuk menghasilkan medan magnet
pada Exciter Field stator.
Dan setelah itu, Exciter Field stator akan menyimpan sedikit medan magnet. Medan magnet yang
masih tersisa tersebut, akan dinaikkan setelah generator dioperasikan dengan bantuan AVR, Sampai
pembangkit listrik menghasilkan besaran nilai tegangan listrik yang diinginkan.
Diagram Generator PMG-Excited
Selain Generator dengan prinsip excitation SELF EXCITED GENERATORS, beberapa generator juga
memiliki sistem Excitation dengan bantuan PMG (Permanent Magnet Generators) atau disebut
Demikianlah sedikit penjelasan mengenai prinsip kerja Generator atau Pembangkit listrik AC, atau
yang biasa disebut dengan Alternator (Alternating Current Generator).
Semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.