KINERJA PEMBANGKIT
(DIGITAL LEARNING)
7 10 November 2016
Diklat Profesi DKIKP
Status Operasi
Pembangkit
Hari ke 1
Total Durasi 6 JP (360 Menit)
2
Diklat Profesi DKIKP
Status Operasi
Pembangkit
Hari ke 2
Durasi : 2 JP (120 Menit)
2.1. Karakteristik pembangkit
2.2. Diagram kondisi
pembangkit
2.3. Perpindahan status
3
ACUAN
4
SEKILAS TENTANG NERC
NERC (North American Electric Reliability Council) dikenal sebagai
sumber informasi yang dapat dipercaya dalam menangani
keandalan, kesiapan, & pemeliharaan (RAM), yang digunakan
oleh analis industri kelas dunia untuk banyak aplikasi (keperluan).
GADS-DRI NERC dikembangkan oleh para Perancang, Pengoperasi,
dan Perencana sistem utk menemukan informasi yang dibutuhkan
persh listrik, dg tujuan menghimpun dan memelihara database
yang akurat, dapat dipercaya, dan menyeluruh yang mampu
memonitor performance unit pembangkit listrik dan bagian-bagian
peralatan utama, serta mengacu pada Standard IEEE 762.
Sistem pelaporan ini dirintis oleh industri-industri penyedia listrik
pada tahun 1982, memperluas dan mengembangkan prosedur
pengumpulan data yang dimulai oleh industri sejak 1963.
GADS memelihara secara lengkap sejarah operasi lebih dari 5,000
unit pembangkit yang mewakili 72% kapasitas pembangitan di AS.
GADS merupakan suatu program industri sukarela/fakultatif,
terbuka bagi semua Peserta regional dan organisasi lain (domestik
atau internasional) yang mengoperasikan fasilitas pembangkit
listrik.
5
Karakteristik Pembangkit
Speed Droop
Salah satu karakterisktik penting
pembangkit dalam sistem Grid
jaringan adalah speed droop atau
frekwency regulation characteristic.
Pengendalian mesin keluaran dan
frekwensi akan menjadi masukan
utama Governoor Turbin
6
Respon
Respon Generator
Generator karena
karena Perubahan
Perubahan Frekuensi
Frekuensi
Respon frekuensi yang diberikan generator ditentukan oleh
speed regulation (droop)
deadband
ramp rate
Speed regulation atau droop adalah rasio perubahan frekuensi (f) terhadap
perubahan katub (valve/gate) yang dikendalikan governor, atau nilai persentase
perubahan frekuensi terhadap persentase perubahan keluaran daya nyata (MW)
generator
% perubahan frekuensi
R (dalam %) 100
% perubahan keluaran daya
Deadband adalah nilai setelan perubahan frekuensi yang bila
terlampaui maka governor merespon untuk merubah (menambah
atau mengurangi) keluaran MW generator
Ramp rate adalah laju perubahan keluaran MW generator
terhadap waktu.
7
Speed
Speed Droop
Droop
0,25
Pg 175 29,2 MW
0,03 50
8
Speed
Speed regulation
regulation (droop)
(droop)
9
Speed
Speed regulation
regulation (droop)
(droop)
10
Speed
Speed regulation
regulation (droop)
(droop)
11
Deadband
Deadband dari speed governor didefinisikan sebagai
besar total perubahan laju (frekuensi) yang tidak
menghasilkan perubahan katub (valve/gate) yang
dikendalikan governor
Dinyatakan dalam % dari laju (frekuensi) rated
Standar IEEE untuk :
governor turbin uap besar, maksimum 0,06
% (IEEE Standard No. 122-1991);
governor turbin air, maksimum 0,02 %
(IEEE Standard No. 125-1988);
Efek deadband terhadap respon governor tergantung
pada nilai perubahan frekuensi (f ). Jika nilai
perubahan frekuensi lebih kecil dari deadband,
governor tidak merespon.
12
Ramp Rate
Ramp rate unit pembangkit sangat
dipengaruhi oleh jenis penggerak
mula dan energi primer
PLTU batubara 8 MW/menit
PLTGU gas-bumi 20 MW/menit
PLTA > 20 MW/menit
Mengapa berbeda?
13
Karekteristik respon frekuensi
Sistem
Karakteristik respon frekuensi dari sistem tenaga sering
disebut dengan system stiffness (MW/Hz)
PL 1
D
f ss Req
PL = perubahan beban sistem
fss = perubahan frekuensi steady state
D = load damping constant, nilai tipikalnya 1 hingga 2
persen 1
Req
1 1 1
R1 R2 Rn
Inactive
Active
D1 D2 D3 U1 U2 U3 SF
Scheduled Scheduled
Status Non-Aktif
IR - Inactive Reserve, kondisi unit tidak siap operasi tetapi dapat
kembali operasi setelah beberapa pekerjaan pembetulan yang mungkin
diperlukan dalam waktu singkat (hari), setelah unit RS sedikitnya 60
hari dan beberapa peralatan sudah memburuk atau perlu diganti. Unit
harus dapat dioperasikan ketika IR mulai. Kode Penyebab "0002".
MB Mothballed, yaitu unit tidak siap operasi tetapi dapat kembali
operasi setelah beberapa pekerjaan pembetulan dengan waktu sesuai
pemberitahuan (minggu atau bulan), yang diperlukan untuk menyiapkan
unit yang tengah menjalani FO, MO, atau PO sedikitnya 60 hari,
sehingga beberapa peralatan mungkin sudah memburuk atau
membutuhkan penggantian.
Unit mungkin juga mengalami permasalahan mekanis di mana
manajemen sedang menentukan apakah unit harus diperbaiki atau
dipensiunkan. Kode Penyebab "9991.
17
KAPASITAS PEMBANGKIT
GMC
Ambient Limitation
Aux. Load/St. Service
GDC
NMC
Ambient Limitation
Derating NDC
GMC Gross Maximum Capacity
GDC Gross Dependable Capacity
GAC Derating
GAC Gross Available Capacity
GAG Gross Available Generation
NAC
NMC Net Maximum Capacity
NDC Net Dependable Capacity
NAC Net Available Capacity GAG NAG
NAG Net Available Generation
Jika hanya ada NMC dan NDC, maka GMC = 1,05 x NMC; GDC= 1,05 x NDC.
Jika hanya satu kapasitas (misal NMC), maka diasumsikan NMC = NDC; GMC = GDC.
AWAL DAN AKHIR KONDISI KIT
EVENT START TIME END TIME
the unit was desynchronized or the unit was synchronized or
entered the outage state from placed in another appropriate
OUTAGES another state *) unit state
LAM
No BARU KETERANGAN
A
1 PO PO, PE PE = PO Extension
2 MO MO, ME ME = MO Extension
20
Perpindahan Status Kondisi
Pembangkit
Perpindahan kondisi outage ke
kondisi outage lainnya dapat
dilakukan setelah persoalan yang
mengakibatkan outage awal sudah
diselesaikan dan unit siap
dioperasikan sebagaimana
sebelum outage awal terjadi
The unit state can only be changed if the first outage ends.
Perpindahan Status Kondisi
Pembangkit
24
DEFINISI OUTAGE
RS - Reserve Shutdown: adalah suatu kondisi apabila unit siap operasi namun
tidak disinkronkan ke sistem karena beban yang rendah. Kondisi ini dikenal juga
sebagai economy outage atau economy shutdown. Jika suatu unit keluar karena
adanya permasalahan peralatan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh
sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO, bukan
sebagai RS.
Pada saat unit sedang dalam status RS, seringkali pekerjaan pemeliharaan
dilakukan yang menyebabkan unit outage atau derating seandainya diminta
operasi dan sinkron ke sistem. Jika pekerjaan pemeliharaan tidak dapat
dihentikan atau diselesaikan, maka status RS berubah menjadi outage atau
derating.
26
DEFINISI OUTAGE
FO - Forced Outage: yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya kondisi
emergensi pada pembangkit atau adanya gangguan yang tidak diantisipasi
sebelumnya serta yang tidak digolongkan ke dalam MO atau PO.
FO2 (U2) - Unplanned (Forced) Outage Delayed: adalah outage yang tidak
memerlukan unit pembangkit untuk keluar segera dari sistem tetapi dapat
ditunda paling lama dalam enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada
saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan serta melalui proses penurunan
beban bertahap.
NC Kondisi Noncurtailing: adalah kondisi yang dapat terjadi kapan saja dimana
peralatan atau komponen utama tidak dioperasikan untuk keperluan pemeliharaan,
pengujian, atau tujuan lain yang tidak mengakibatkan unit outage atau derating.
NC juga dapat terjadi ketika unit pembangkit sedang beroperasi dengan beban kurang
dari kapasitas penuh yang terkait dengan kebutuhan pengaturan sistem. Selama periode
ini, peralatan dapat dipindahkan dari operasi untuk pemeliharaan, pengujian, atau lain
pertimbangan dan dilaporkan sebagai suatu NC jika kedua kondisi yang berikut dijumpai:
a) Kemampuan unit tidak berkurang sampai di bawah kebutuhan sistem; dan,
b) Pekerjaan dapat dihentikan/diselesaikan dan tdk mengurangi kemampuan DMN
serta waktu ramp-up dalam jangkauan normal nya, jika dan ketika unit telah diperlukan
oleh sistem.
Jika kondisi-kondisi ini tidak bisa dipenuhi, laporkan kejadian tersebut sebagai peristiwa
outage atau derating, bukannya suatu NC.
INTERPRETASI OUTAGE
Skenario # 1: FO ke PO (Protap DKP-IKP halaman 118)
FO2 PO
1 3 4 2
6 36 Jam
96
a. Skenario # 1: FO ke PO
Sebuah PLTU BBM mengalami gangguan tabung boiler bocor sementara dalam empat hari
yang akan datang telah dijadwalkan keluar (PO). Unit harus keluar dalam waktu 6 jam untuk
pekerjaan perbaikan. Karena unit akan keluar untuk PO dan sistem memungkinkan, UBOS
mengijinkan unit untuk memasuki PO lebih awal. Umumnya butuh waktu 36 jam untuk
perbaikan kebocoran tabung, o leh karena itu, 36 jam outage yang pertama dianggap
sebagai FO (U2). Setelah periode 36-jam, status unit berubah menjadi PO.
INTERPRETASI OUTAGE
Skenario # 2: FO dpt ditunda s.d minggu yad (Protap DKP-IKP halaman 118)
FO/MO ???
1. Senin (1): Vibrasi FD Fan ttp dapat di tunda s.d. Minggu berikutnya
2. Senin (2): Rencana Unit Pembangkit keluar (MO)
3. Kamis: Unit Pembangkit dikeluarkan (seizin Dispatcher)
1 2 3 4 5
RS
PO PE
1 2 3
3 hr Jam
1. PO (Perbaikan Precipitator)
2. PE (Perbaikan Precipitator)
d. Skenario #4: Perpanjangan PO/MO saat pekerjaan masih merupakan Lingkup Kerja Awal
Selama overhaul PLTU #1, pekerjaan perbaikan precepitator elektrostatik (ESP) lebih ekstensif dari yang
diperkirakan. Lebih banyak suku cadang telah dipesan dan tiba untuk menyelesaikan pekerjaan perbaikan
tersebut. Namun, pekerjaan perbaikan ESP yang tak diduga membutuhkan waktu lebih lama telah
menunda pembangkit untuk dapat beroperasi selama 3 hari. Karena pekerjaan perbaikan ESP menjadi
bagian dari lingkup pekerjaan yang awal dan UBOS menyetujui tambahan waktu, maka 3 hari
perpanjangan tersebut dianggap sebagai Planned Outage Extension.
INTERPRETASI OUTAGE
Skenario # 5: MO ke FO (Protap DKP-IKP halaman 118)
MO FO
1 2 3
PO
1 2
Jam
34
DEFINISI DERATING
DERATING
Derating terjadi apabila daya keluaran (MW) unit kurang dari DMN.
Derating digolongkan menjadi beberapa kategori yang berbeda.
Derating dimulai ketika unit tidak mampu untuk mencapai 98% DMN
dan lebih lama dari 30 menit. Kapasitas yang tersedia didasarkan
pada keluaran unit dan bukan pada instruksi dispacth. Derating
berakhir ketika peralatan yang menyebabkan derating tersebut
kembali normal, terlepas dari apakah pada saat itu unit diperlukan
sistem atau tidak.
Jika derating unit kurang dari 2% dari DMN dan kurang dari 30 menit,
maka derating tersebut dapat dilaporkan . Cara lainnya, semua
deratings (lebih besar/kecil dari 2% DMN atau lebih pendek/panjang
dari 30 menit) dapat dilaporkan ke P3B.
36
DEFINISI DERATING
37
DEFINISI DERATING
38
DEFINISI DERATING
FD1 (D1) - Unplanned (Forced) Derating Immediate:
adalah derating yang memerlukan penurunan kapasitas
segera (tidak dapat ditunda).
39
Reserve Shutdown (RS) & Non
Curtailing (NC)
RS - Reserve Shutdown:
adalah suatu kondisi apabila unit siap operasi
namun tidak disinkronkan ke sistem karena beban
yang rendah. Kondisi ini dikenal juga sebagai
economy outage atau economy shutdown. Jika
suatu unit keluar karena adanya permasalahan
peralatan, baik unit diperlukan atau tidak
diperlukan oleh sistem, maka kondisi ini dianggap
sebagai FO, MO, atau PO, bukan sebagai reserve
shutdown (RS)
40
Reserve Shutdown (RS) & Non
Curtailing (NC)
RS - Reserve Shutdown
Pada saat unit sedang dalam status RS, seringkali
pekerjaan pemeliharaan dilakukan yang
menyebabkan unit outage atau derating
seandainya diminta operasi dan sinkron ke sistem.
Jika pekerjaan pemeliharaan tidak dapat
dihentikan atau diselesaikan, maka status RS
berubah menjadi outage atau derating
41
Reserve Shutdown (RS) & Non
Curtailing (NC)
NC Kondisi Noncurtailing:
adalah kondisi yang dapat terjadi kapan saja
dimana peralatan atau komponen utama tidak
dioperasikan untuk keperluan pemeliharaan,
pengujian, atau tujuan lain yang tidak
mengakibatkan unit outage atau derating
45
CATATAN OUTAGE DAN DERATING
Derating saat Unit Startup atau Shutdown. Tiap unit mempunyai waktu "standar" atau
"normal" untuk mencapai beban penuh setelah/dari keadaan outage. Jika suatu unit
dalam proses start up dari kondisi outage ke tingkat beban penuh atau ke tingkat
beban yang ditentukan sesuai periode yang normal, maka tidak ada derating pada
unit. Jika unit memerlukan waktu lebih panjang dibanding waktu start up normal
menuju beban penuh atau menuju beban yang ditentukan dispatcher, maka unit
dianggap mengalami derating. Kapasitas unit pada akhir periode normal akan
menentukan derate dan derate akan berlangsung sampai unit dapat mencapai
kemampuan beban penuh atau tingkat beban yang ditentukan dispatcher.
Tidak ada derating untuk unit shutdown. Setiap unit perlu shutdown dengan aman,
dengan mengurangi peralatan atau memperhatikan resiko keselamatan personil.
Beberapa shutdowns dapat cepat seperti layaknya unit trip; yang lain bisa lebih
lambat seperti turunnya unit menuju PO. Dalam kasus manapun, unit tidaklah derated.
46
CATATAN OUTAGE DAN DERATING
Kebutuhan Pengaturan Sistem (Dispatch Requirement)
Unit pembangkit yang beroperasi dibawah DMN karena pengaturan sistem,
dikenal sebagai " load following" termasuk unit Pembangkit yang diatur
oleh LFC (Load frequency control). Kejadian ini tidak dilaporkan ke P3B
sebagai derating.
Walaupun Load following tidak dilaporkan ke P3B, setiap pemeliharaan,
pengujian, dan lain lain yang dilakukan sepanjang periode load following
harus dilaporkan sebagai suatu peristiwa. Di bawah kondisi-kondisi
tertentu, pekerjaan ini dapat dilaporkan sebagai peristiwa noncurtailing
(NC).
Overlap Deratings
Deratings tumpang-tindih satu sama lain dalam waktu bersamaan. Derating-derating
ini akan diperhitungkan secara aditip (kecuali yang tertutup dengan suatu outage atau
derating yang lebih besar untuk jangka waktu keseluruhan mereka). Ini berarti
derating pertama diasumsikan sebagai penyebab utama dari pengurangan beban
sampai akhir atau sampai outage penuh mulai.
48
CARA MERATA-RATAKAN DERATING
(40 hours x 30 MW) + (10 hours x 50 MW) + (110 hours x 20 MW) + (80 hours x 40 MW) =
7100 total MWh lost.
Next, the average megawatts (MW) lost over the 10-day period is calculated by dividing the
total MWh lost by the number of hours in the entire derating period: 7100/240 = 30 average
MW lost Finally, the available capacity for the unit over the 10-day derating period is
calculated by subtracting the average MW lost from the units Dependable Capacity.
1000 MW - 30 MW = 970 MW Available Capacity Again, the start and end dates of this
derating would be the start and end dates of the entire period. The Available Capacity as a
Result of the Event to be reported on the Event Report is 970.
1 2 3 4 U1 RS 1234
HOURS 40 10 110 80 90 20 240
MW 30 50 20 40 970 970
MWh 1200 500 2200 3200 87337 19408 7100
Available 970
Capacity =
49
CATATAN OUTAGE DAN DERATING
i). Force Majeure Outage (FMO): yaitu keluarnya Pembangkit
sebagai akibat dari terjadinya bencana alam, perang, kekacauan
umum, huru hara, sabotase, pemberontakan, pemogokan atau
larangan bekerja atau tindakan industrial oleh para buruh atau
karyawan pihak terkait, dan kejadian lainnya yang digolongkan
sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure) yang disepakati
Penjual dan Pembeli.
j). Force Majeure Derating, yaitu penurunan kemampuan
Pembangkit sebagai akibat dari terjadinya bencana alam, perang,
kekacauan umum, huru hara, sabotase, pemberontakan,
pemogokan atau larangan bekerja atau tindakan industrial oleh
para buruh atau karyawan pihak terkait, dan kejadian lainnya
yang digolongkan sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure)
yang disepakati Penjual dan Pembeli.
k). Daya mampu aktual Pembangkit yang lebih besar dari atau
sama dengan 98% (sembilan puluh delapan persen) dari DMN
Pembangkit dalam selang waktu setengah jam secara terus-
menerus.
50
CATATAN OUTAGE DAN
DERATING
51
PERSYARATAN EFORd
53
CONTOH-2
OUTAGES & DERATINGS
54
Contoh 1: Outage Sederhana
3 Jan. (4:30) Unit # 1 trip karena getaran turbin tinggi. Penyebabnya bearing LP turbin.
Pekerjaan pembetulan mulai 3 Januari (08:00) s.d. 8 Jan. (9:30).
Unit sinkron 8 Jan. (17:00).
1 2
3 Jan (04:30) 8Jan (17:00)
600
500
400
MW
300
200
121,5
100
0
132,5 Jam
FO
Kesiapan Unit berkurang 132.50 jam.
55
Contoh 2: DERATING SEDERHANA
10 Jan (8:00) Unit #1 derating 400 MW karena air preheater kotor. Pencemaran sudah mulai
beberapa minggu yang lalu, tetapi unit terus beroperasi untuk memenuhi permintaan beban.
11 Jan. (16:00) perbaikan selesai, unit kembali operasi dengan beban penuh (600 MW)
1 2
10 Jan (08:00) 11 Jan (16:00)
600
500
400
MW
300
200
100
0
32 Jam
21,33
FDH
EFDH
56
Contoh 3a: OVERLAP DERATING
9 Maret, 8:45 18:00 Unit # 1 derating 75 MW, pulverizer feeder motor (Der A), maks. 525 MW.
9 Maret, 10:00- 11:00 terjadi der. lain 75 MW, pulverizer feeder motor, (Der. "B") maks. 450 MW.
1 4
9 Mar (08:45) 2 3 9 Mar (18:00)
9 Mar (10:00) 9 Mar (11:00)
600
Der A
500 Der. B
400
MW
300
200
100
1
0
9,25
Jam
1 4
3 Jul (14:30) 23 Jul (11:45)
2 3
19 Jul (11:15) 19 Jul (12:00)
600
Der A
500
Der. B
400
MW
300
200
100 0,75
0
477,25
Jam
600
Der A
500
400 Der. B
MW
300
200
100
Jam
OVERLAP DERATING
10 Mar. (06:30 - 10:30) der. 100 MW , pemutus kontak trip (Derating "A").
10 Mar. (07:45 19:30) der. 240 MW (shadow), traveling screen tersumbat circulating water pumps
shutdown (Derating "B").
1 2 3 4
13 Jan (08:00) 13 Jan (10:00) 13 Jan (13:00) 14 Jan (20:00)
600
Der A
500
Der. B
400
MW
300
200
100
11,75
0
4
Jam
Contoh 4: DERATING DI DLM DERATING
-10 April (6:30 - 19:00) Derating A 300 MW , Pemutus output generator
- Selama Der A ada tambahan pekerjaan kandungan kimia pada feedwater (jika
pekerjaan ini dilakukan sendiri akan menyebabkan Der. B)
1 2 3 4
10 Apr (06:30) 10 Apr (08:30) 10 Apr (15:45) 10 Apr (19:00)
600
Der B
Der A
Tmbhn Pek
500
400 Der. A
MW
300
200
5,15
100
12,5
0
Jam
Pengaruh thd Kesiapan unit : [(600 MW - 300 MW) * 12.50 jam]/600 MW = 6.25 Jam Derated Ekivalen
Walaupun prob. feedwater chemistry tidak mempengaruhi kesiapan unit, ttp harus dilaporkan u/
kebutuhan analisa.
Contoh 5:
2 3
1 01Jun (08:00) 02Jun (15:30)
4
31 Mei (19:30) 3 Jun (08:30)
600
Der A
Der B
500
Tmbhn Pek
400
31,5
MW
300
200
RS
100
0
61
Jam
Status unit tidak berubah karena unit mampu mencapai beban penuh saat dibutuhkan.
62
Contoh 6a:
1 3 Event Report:
27 Feb (09:45) 2 04 Mar (18:30)
4 Event Number: 0015 0016
02 Mar (01:15) 05 Mar (09:22)
Net Maximum Capacity 600 600
600
Der A Event Type: D1 U1
500 Derating Start of Event: 2/27/07 9:45 3/2/07 1:15
End of Event: 3/4/07 18:30 3/5/07 9:22
400
63,50
Duration of Event (Hours) 128.75 80.12
MW
63.50
6B. DERATING OVERLAPPED BY A FULL OUTAGE
18 Mei (09:45) Unit #1 derating 100 MW, gangguan motor pulverizer.
20 Mei(18:45) unit keluar, water wall tube bocor.
24 Mei (02:42) unit kembali operasi, ttp perbaikan Pulverizer blm selesai (masih derating 100
MW).
25 Mei (14:30) unit normal (Setelah perb pulverizer)
Event Report:
1 4
Event Number: 0017 0018
18 Mei (09:45) 2 3 25 Mei (14:30)
Event Type: D1 U1
Der A
Derating
Start of Event: 5/18/07 9:45 5/20/07 18:45
pulverizer waterwall
Component Repair
motor, tube
92.80
7. STARTUP FAILURE*
01 Okt. (07:00) Unit melakukan siklus 15-hour startup normal setelah PO. Pada akhir
siklus normal, unit belum siap untuk sinkron karena H.P. turbine rotor vibration
berlebihan.
03 Okt. (03:00) Masalah telah diperbaiki dan Unit # 1 sinkron.
1 2 3
17 Sep (07:00) 01 Okt (22:00) 03 Okt (03:00)
Event Report: A B
Event Number: 0019
Net Maximum Capacity 600 600
Event Type: PO SF
Start of Event: 9/17/07 7:00 10/1/07 22:00
End of Event: 10/1/07 22: 00 10/3/07 3:00
Duration of Event (Hours) 336 29
PO SF Gross Available Capacity: - -
Net Available Capacity 0 0
POH - SFH 336.00 29.00
System/Component Cause
Code: 4030 4030
H.P. turbine
Component Repair PO
rotor
Normal Startup Hours 15
The startup failure event began when the 15-hour startup cycle was exceeded. The unit is charged with a forced outage for
the 29 hours it took to repair the H.P. Turbine vibration problem and synchronize the unit.
65
Contoh 8: FUEL CONSERVATION
10 Jun. (08:00) der. 300 MW, keterbatasan bahan bakar (unit bisa dikembalikan ke beban
penuh)
25 Ags.(05:00) persediaan bahan bakar tinggal sedikit (unit tidak bisa lagi berbeban penuh)
03 Sep. (21:00) pasokan bahanbakar habis dan unit dikeluarkan dari grid.
04 Sep. persediaan bahan bakar telah siap.
06 Sep. (16:00 ) Unit operasi normal kembali.
Event Report:
1 2 Event Number: 0029 0030
25 Ags 05:00) 03 Sep (21:00)
3 Net Maximum Capacity 600 600
06 Sep (16:00)
600 Event Type: D1 U1
8/25/07 9/3/07
500 Start of Event: 5:00 21:00
FD1
400 9/3/07 9/6/07
End of Event: 21:00 16:00
MW
Availability was unaffected until the fuel limitation prevented the unit from returning to full load. When that occurred, unit
availability was affected. Equivalent Derated Hours for the derating are 116 ([(600 MW - 300 MW * 232.00 hours)/600] =
116). The outage was responsible for 67.00 unavailable hours.
9. Event Transitions FO2 to RS to SF
03 Des. (15:30) Unit dikeluarkan, perbaikan scrubber ID fan.
05 Des. (21:30) Unit siap startup normal, karena beban rendah, Unit masuk Reserve
Shutdown
06 Des. (02:30)`Startup, diikuti beberapa waterwall tubes retak selama startup, yang
mengharuskan perbaikan segera. Masalah Tabung terjadi 6 Des. (9:00).
9 Des. (17:00)
1 Unit
2 sinkron (stlh
3 perb.4tabung dan startup sukses)
Event Report: A B C
03 Des (15:30) 05 Des (21:30) 06 Des09:00) 09 Des(17:00)
Event Number: 0026 0027 0028
500
Event Type: U2 RS SF
12/3/07 12/5/07 12/6/07
400 Start of Event: 15:30 21:30 9:00
12/5/07 12/6/07 12/9/07
MW
Jam System/Component
Cause Code: 8262 1040
scrubber waterwal
Component Repair
ID fan l tubes
STATUS/KONDISI PLTGU
68
Blok Diagram PLTGU
HRSG
GT 1.1
GT 1.2 ST 1.0
GT 1.3
69
PLTGU
70
METODA SINTESIS & FLEET-TYPE ROLL UP UNTUK
MENGHITUNG KONDISI DAN KINERJA BLOK
Contoh 1- Tiga Unit Mengalami RS Pada Waktu yang Berbeda
o GT#2 RS dari 1 Januari, 00:00 sampai 7 Januari, 03:15. GT#2 mampu 225 MW.
o ST#1 RS dari 3 Januari, 00:10 ke 6 Januari, 02:30. ST#1 mampu 260 MW.
o GT#1 RS dari 3 Januari, 00:15 ke 6 Januari, 02:15. GT#1 mampu 225 MW.
700
600
GT2. RS
500
400
ST1. RS
MW
300
200
100 GT1. RS
Jam
Example 2 Single cause of derates on all units.
o Selama 4 jam (10:00 -14:00) secara bersamaan GT#1 & GT#2 msg2 mampu
180 MW, ST#1 mampu 208 MW.
Kode Penyebab 3620- Trafo Utama.
72
Contoh 3- Satu Unit Reserve Shutdown.
73
Contoh 4- Satu Unit outage, mempengaruhi
unit lain dan mengubah jenis peristiwa.
74
Contoh 5- Unit Reserve
Shutdowns diikuti Gagal
startup.
75
Contoh 6- Unit Outage ke unit outage yang
mempengaruhi unit lain.
76
Contoh 7- Semua Unit PO
77
Statistics from Unit Event and Performance Reports.
78
79
STATE TRANSITION MATRIX (FIG B1, IEEE STANDARD)
STATE AFTER TRANSITION
State before
Transition EXTENDED CLASS 0 CLASS 2 CLASS 3 CLASS 4 DEACTIVATE
IN RESERVE BASIC PLANNED CLASS 1 UNPLANNED
PLANNED UNPLANNED UNPLANNED UNPLANNED UNPLANNED D
SERVICE SHUTDOWN OUTAGE OUTAGE
OUTAGE OUTAGE OUTAGE OUTAGE OUTAGE SHUTDOWN
COMPONENT
RESERVE STARTING BEGIN PLANNED STARTING BEGIN
FAILURE FOUND BEGIN MO
SHUTDOWN SUCCESS OUTAGE FAILURE DEACTIVATE
DURING SHUTDOWN
BASIC EXTEND
STARTING END PLANNED STARTING BEGIN
PLANNED PLANNED BEGIN MO
SUCCESS OUTAGE FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE OUTAGE
EXTENDED
STARTING END STARTING BEGIN
PLANNED BEGIN MO
SUCCESS EXTENDED PO FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE
CLASS 0
STARTING END CLASS 0 EXTEND FOR BEGIN
UNPLANNED
SUCCESS OUTAGE PLANNED WORK DEACTIVATE
OUTAGE
CLASS 1
STARTING END CLASS 1 EXTEND FOR STARTING BEGIN
UNPLANNED
SUCCESS OUTAGE PLANNED WORK FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE
CLASS 2
STARTING END CLASS 2 EXTEND FOR STARTING BEGIN
UNPLANNED
SUCCESS OUTAGE PLANNED WORK FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE
CLASS 3
STARTING END CLASS 3 EXTEND FOR STARTING BEGIN
UNPLANNED
SUCCESS OUTAGE PLANNED WORK FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE
CLASS 4
STARTING END CLASS 4 EXTEND FOR STARTING BEGIN
UNPLANNED
SUCCESS OUTAGE PLANNED WORK FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE
DEACTIVATE END
STARTING STARTING
D DEACTIVATE D
SUCCESS FAILURE
SHUTDOWN SHUTDOWN
81
SIKLUS PEMELIHARAAN PEMBANGKIT
Jenis Jenis Pemeliharaan EOH [jam]
Pembangkit
PLTA Annual Inspection 8000
[AI]
Major Inspection 40.000
[MI]