Anda di halaman 1dari 82

DEKLARASI KONDISI DAN INDEKS

KINERJA PEMBANGKIT
(DIGITAL LEARNING)

7 10 November 2016
Diklat Profesi DKIKP

Status Operasi
Pembangkit
Hari ke 1
Total Durasi 6 JP (360 Menit)

2
Diklat Profesi DKIKP
Status Operasi
Pembangkit
Hari ke 2
Durasi : 2 JP (120 Menit)
2.1. Karakteristik pembangkit
2.2. Diagram kondisi
pembangkit
2.3. Perpindahan status
3
ACUAN

Aturan Jaringan Sistem Jawa-Madura-


Bali versi 2007
Generating Availability Data System -
Data Reporting Instructions (GADS
DRI) NERC 2007.
Kontrak/Kesepakatan Jual Beli Tenaga
Listrik (PPA) antara PT PLN (Persero)
dengan Pembangkit.

4
SEKILAS TENTANG NERC
NERC (North American Electric Reliability Council) dikenal sebagai
sumber informasi yang dapat dipercaya dalam menangani
keandalan, kesiapan, & pemeliharaan (RAM), yang digunakan
oleh analis industri kelas dunia untuk banyak aplikasi (keperluan).
GADS-DRI NERC dikembangkan oleh para Perancang, Pengoperasi,
dan Perencana sistem utk menemukan informasi yang dibutuhkan
persh listrik, dg tujuan menghimpun dan memelihara database
yang akurat, dapat dipercaya, dan menyeluruh yang mampu
memonitor performance unit pembangkit listrik dan bagian-bagian
peralatan utama, serta mengacu pada Standard IEEE 762.
Sistem pelaporan ini dirintis oleh industri-industri penyedia listrik
pada tahun 1982, memperluas dan mengembangkan prosedur
pengumpulan data yang dimulai oleh industri sejak 1963.
GADS memelihara secara lengkap sejarah operasi lebih dari 5,000
unit pembangkit yang mewakili 72% kapasitas pembangitan di AS.
GADS merupakan suatu program industri sukarela/fakultatif,
terbuka bagi semua Peserta regional dan organisasi lain (domestik
atau internasional) yang mengoperasikan fasilitas pembangkit
listrik.

5
Karakteristik Pembangkit

Speed Droop
Salah satu karakterisktik penting
pembangkit dalam sistem Grid
jaringan adalah speed droop atau
frekwency regulation characteristic.
Pengendalian mesin keluaran dan
frekwensi akan menjadi masukan
utama Governoor Turbin

6
Respon
Respon Generator
Generator karena
karena Perubahan
Perubahan Frekuensi
Frekuensi
Respon frekuensi yang diberikan generator ditentukan oleh
speed regulation (droop)
deadband
ramp rate
Speed regulation atau droop adalah rasio perubahan frekuensi (f) terhadap
perubahan katub (valve/gate) yang dikendalikan governor, atau nilai persentase
perubahan frekuensi terhadap persentase perubahan keluaran daya nyata (MW)
generator

% perubahan frekuensi
R (dalam %) 100
% perubahan keluaran daya
Deadband adalah nilai setelan perubahan frekuensi yang bila
terlampaui maka governor merespon untuk merubah (menambah
atau mengurangi) keluaran MW generator
Ramp rate adalah laju perubahan keluaran MW generator
terhadap waktu.
7
Speed
Speed Droop
Droop

Generator dengan speed droop 5% berarti jika frekuensi


sistem berubah 5%, generator akan berusaha merubah
keluarannya sebesar 100%.
Contoh :
Pada sistem yang memakai frekuensi standar 50 Hz, jika
frekuensi turun sebesar 0,25 Hz, generator 175 MW
dengan droop 3% akan menambah keluarannya sebesar

0,25
Pg 175 29,2 MW
0,03 50
8
Speed
Speed regulation
regulation (droop)
(droop)

9
Speed
Speed regulation
regulation (droop)
(droop)

10
Speed
Speed regulation
regulation (droop)
(droop)

11
Deadband
Deadband dari speed governor didefinisikan sebagai
besar total perubahan laju (frekuensi) yang tidak
menghasilkan perubahan katub (valve/gate) yang
dikendalikan governor
Dinyatakan dalam % dari laju (frekuensi) rated
Standar IEEE untuk :
governor turbin uap besar, maksimum 0,06
% (IEEE Standard No. 122-1991);
governor turbin air, maksimum 0,02 %
(IEEE Standard No. 125-1988);
Efek deadband terhadap respon governor tergantung
pada nilai perubahan frekuensi (f ). Jika nilai
perubahan frekuensi lebih kecil dari deadband,
governor tidak merespon.

12
Ramp Rate
Ramp rate unit pembangkit sangat
dipengaruhi oleh jenis penggerak
mula dan energi primer
PLTU batubara 8 MW/menit
PLTGU gas-bumi 20 MW/menit
PLTA > 20 MW/menit

Mengapa berbeda?

13
Karekteristik respon frekuensi
Sistem
Karakteristik respon frekuensi dari sistem tenaga sering
disebut dengan system stiffness (MW/Hz)
PL 1
D
f ss Req
PL = perubahan beban sistem
fss = perubahan frekuensi steady state
D = load damping constant, nilai tipikalnya 1 hingga 2
persen 1
Req
1 1 1
R1 R2 Rn

Ketika pembangkit yang memiliki daya mampu 120 MW


trip pada saat berbeban 100 MW, frekuensi sistem turun
dari 50 Hz menjadi 49,75 Hz. Berapa system stiffness
saat itu? 14
Kondisi / Status Pembangkit

Inactive

Inactive Reserve Mothballed Retired

Active

Available (Zero to Full Load


) Unavailable(No Load)

Reserve (Not Connected


) In Service (Connected)

Planned Deratings No Deratings Unplanned Deratings Planned Outage Unplanned Outage

Planned Planned Extension Planned Planned Extension

Maintenance(D4) Maintenance Extension Forced Maintenance Maintenance Extension Forced

D1 D2 D3 U1 U2 U3 SF
Scheduled Scheduled
Status Non-Aktif
IR - Inactive Reserve, kondisi unit tidak siap operasi tetapi dapat
kembali operasi setelah beberapa pekerjaan pembetulan yang mungkin
diperlukan dalam waktu singkat (hari), setelah unit RS sedikitnya 60
hari dan beberapa peralatan sudah memburuk atau perlu diganti. Unit
harus dapat dioperasikan ketika IR mulai. Kode Penyebab "0002".
MB Mothballed, yaitu unit tidak siap operasi tetapi dapat kembali
operasi setelah beberapa pekerjaan pembetulan dengan waktu sesuai
pemberitahuan (minggu atau bulan), yang diperlukan untuk menyiapkan
unit yang tengah menjalani FO, MO, atau PO sedikitnya 60 hari,
sehingga beberapa peralatan mungkin sudah memburuk atau
membutuhkan penggantian.
Unit mungkin juga mengalami permasalahan mekanis di mana
manajemen sedang menentukan apakah unit harus diperbaiki atau
dipensiunkan. Kode Penyebab "9991.

RU-Retired Unit. unit tidak siap operasi dan tidak mengharapkan


untuk operasi kembali di masa datang. Unit tidak harus dilaporkan ke
GADS kapanpun di masa yad. Kode Penyebab "9990".
FORMAT PELAPORAN NERC

1. PERISTIWA (Bab III, format 97 & 07)


A. Identifikasi Peristiwa;
B. Besaran Peristiwa;
C. Penyebab utama Peristiwa;
D. Penyebab Tambahan Peristiwa Atau Komponen yang
dikerjakan.

2. PERFORMANCE (Bab IV, Format Laporan 95/05)


A. Identifikasi Peristiwa; B. Kinerja Unit Pembangkit;
C. Karakteristik Starting Unit; D. Informasi Jam Operasi Unit;
E) Bahan bakar Utama; Dan, F. Bahan bakar Sekunder.

3. DISAIN (Bab V Format Laporan 97 / 07)


Data ini harus diselesaikan sebelum mengirim data peristiwa dan
data unjuk kerja, Data ini menyediakan informasi mengenai
karakteristik operasi dan disain peralatan yang diinstall pada unit
dan digunakan untuk analisa khusus sebagai criteria penyortiran.

17
KAPASITAS PEMBANGKIT
GMC
Ambient Limitation
Aux. Load/St. Service
GDC
NMC
Ambient Limitation
Derating NDC
GMC Gross Maximum Capacity
GDC Gross Dependable Capacity
GAC Derating
GAC Gross Available Capacity
GAG Gross Available Generation
NAC
NMC Net Maximum Capacity
NDC Net Dependable Capacity
NAC Net Available Capacity GAG NAG
NAG Net Available Generation

ASUMSI SELISIH NILAI GROSS DGN NET *)


- Fossil, nuclear and fluidized bed units: 5%
- Gas turbine/Jet engine: 2%
- Diesel units: no difference between gross and net
- Hydro/Pumped storage units: 2%
- Miscellaneous units: 4%
*) Digunakan jika laporan hanya salah satu kapasitas

Jika hanya ada NMC dan NDC, maka GMC = 1,05 x NMC; GDC= 1,05 x NDC.
Jika hanya satu kapasitas (misal NMC), maka diasumsikan NMC = NDC; GMC = GDC.
AWAL DAN AKHIR KONDISI KIT
EVENT START TIME END TIME
the unit was desynchronized or the unit was synchronized or
entered the outage state from placed in another appropriate
OUTAGES another state *) unit state

the system, major component, the system, major component,


or piece of equipment became or piece of equipment became
DERATINGS unavailable for service available for service affecting
affecting an actual or potential an actual or potential increase
loss of unit capacity in unit capacity
the unit was desynchronized or the unit was synchronized or
entered the RS State from placed in another appropriate
RS another state Unit State

the system, major component, the system, major component,


or piece of equipment became or piece of equipment became
NON CURT. unavailable for service *) available for service.

*) either operator or equipment initiated


Every event must have an end date at the end of every year.
19
Parameter Lama & Baru

LAM
No BARU KETERANGAN
A
1 PO PO, PE PE = PO Extension
2 MO MO, ME ME = MO Extension

3 FO FO1, FO2, FO3, SF SF = Start-Up Failure


P= Planned;
4 SD PD, PDE, MD, MDE M=Maintenance; D= Der.;
E=Extension;

5 FD FD1, FD2, FD3 Forced Derating

6 RSH RS Reserve Shutdown


7 - NC Non Curtailing

20
Perpindahan Status Kondisi
Pembangkit
Perpindahan kondisi outage ke
kondisi outage lainnya dapat
dilakukan setelah persoalan yang
mengakibatkan outage awal sudah
diselesaikan dan unit siap
dioperasikan sebagaimana
sebelum outage awal terjadi
The unit state can only be changed if the first outage ends.
Perpindahan Status Kondisi
Pembangkit

Perpindahan Kondisi Yang Diizinkan


22
Diklat Profesi DKIKP
Status Operasi
Pembangkit
Hari ke 3
Durasi : 2 JP (120 Menit)
2.4. Outage
2.5. Derating
2.6. Reserve Shutdown
(RS) dan Non Curtailing
(NC) 23
DEFINISI OUTAGE

PO - Planned Outage: yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya


pekerjaan pemeliharaan periodik pembangkit seperti inspeksi, overhaul
atau pekerjaan lainnya yang sudah dijadwalkan sebelumnya dalam
rencana tahunan pemeliharaan pembangkit atau sesuai rekomendasi
pabrikan.

PE - Planned Outage Extension: yaitu outage perpanjangan yang


direncanakan, sebagai perpanjangan Planned Outage (PO) yang
belum selesai pada waktu yang telah ditentukan. Ini artinya bahwa
sebelum PO dimulai, periode dan tanggal operasinya telah ditetapkan.
Semua pekerjaan sepanjang PE adalah bagian dari lingkup pekerjaan
yang asli dan semua perbaikan ditentukan sebelum outage mulai.

24
DEFINISI OUTAGE

MO - Maintenance Outage: yaitu keluarnya pembangkit untuk keperluan


pengujian, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif, perbaikan atau
penggantian suku cadang atau pekerjaan lainnya pada pembangkit yang
dianggap perlu dilakukan, yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya hingga
jadwal PO berikutnya dan telah dijadwalkan dalam ROM berikutnya.

CATATAN: ROM adalah Rencana Operasi Mingguan yang diterbitkan oleh


BOPS untuk periode operasi mulai Jumat pukul 00:00 WIB sampai dengan
Kamis minggu berikutnya pukul 24:00 WIB.

ME - Maintenance Outage Extension: yaitu pemeliharaan outage


perpanjangan, sebagai perpanjangan MO yang belum selesai dalam
waktu yang telah ditetapkan. Ini artinya bahwa sebelum MO dimulai,
periode dan tanggal selesainya telah ditetapkan. Semua pekerjaan
sepanjang ME adalah bagian dari lingkup pekerjaan yang asli dan
semua perbaikan ditentukan sebelum outage mulai.
25
DEFINISI OUTAGE

RS - Reserve Shutdown: adalah suatu kondisi apabila unit siap operasi namun
tidak disinkronkan ke sistem karena beban yang rendah. Kondisi ini dikenal juga
sebagai economy outage atau economy shutdown. Jika suatu unit keluar karena
adanya permasalahan peralatan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh
sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO, bukan
sebagai RS.

Pada saat unit sedang dalam status RS, seringkali pekerjaan pemeliharaan
dilakukan yang menyebabkan unit outage atau derating seandainya diminta
operasi dan sinkron ke sistem. Jika pekerjaan pemeliharaan tidak dapat
dihentikan atau diselesaikan, maka status RS berubah menjadi outage atau
derating.

26
DEFINISI OUTAGE
FO - Forced Outage: yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya kondisi
emergensi pada pembangkit atau adanya gangguan yang tidak diantisipasi
sebelumnya serta yang tidak digolongkan ke dalam MO atau PO.

FO1 (U1) - Unplanned (Forced) Outage Immediate: adalah outage yang


memerlukan keluarnya pembangkit dengan segera baik dari kondisi operasi, RS
atau status outage lainnya. Jenis outage ini diakibatkan oleh kontrol
mekanik/electrical/hydraulic unit pembangkit trip atau ditripkan oleh operator
sebagai respon atas alarm/kondisi unit.

FO2 (U2) - Unplanned (Forced) Outage Delayed: adalah outage yang tidak
memerlukan unit pembangkit untuk keluar segera dari sistem tetapi dapat
ditunda paling lama dalam enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada
saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan serta melalui proses penurunan
beban bertahap.

FO3 (U3) - Unplanned (Forced) Outage Postponed: adalah outage yang


dapat ditunda lebih dari enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada
saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan.
DEFINISI OUTAGE
SF - Startup Failure: yaitu outage yang terjadi ketika suatu unit tidak mampu sinkron
dalam waktu start up yang ditentukan setelah dari status outage atau RS.
Periode Startup untuk masing-masing unit ditentukan oleh Unit pembangkit. Hal ini
spesifik untuk tiap unit, dan tergantung pada kondisi unit ketika startup (panas, dingin,
standby, dll.). Periode start up dimulai dari perintah start dan berakhir ketika unit sinkron.
SF berakhir ketika unit sinkron atau unit berubah status.

NC Kondisi Noncurtailing: adalah kondisi yang dapat terjadi kapan saja dimana
peralatan atau komponen utama tidak dioperasikan untuk keperluan pemeliharaan,
pengujian, atau tujuan lain yang tidak mengakibatkan unit outage atau derating.

NC juga dapat terjadi ketika unit pembangkit sedang beroperasi dengan beban kurang
dari kapasitas penuh yang terkait dengan kebutuhan pengaturan sistem. Selama periode
ini, peralatan dapat dipindahkan dari operasi untuk pemeliharaan, pengujian, atau lain
pertimbangan dan dilaporkan sebagai suatu NC jika kedua kondisi yang berikut dijumpai:
a) Kemampuan unit tidak berkurang sampai di bawah kebutuhan sistem; dan,
b) Pekerjaan dapat dihentikan/diselesaikan dan tdk mengurangi kemampuan DMN
serta waktu ramp-up dalam jangkauan normal nya, jika dan ketika unit telah diperlukan
oleh sistem.
Jika kondisi-kondisi ini tidak bisa dipenuhi, laporkan kejadian tersebut sebagai peristiwa
outage atau derating, bukannya suatu NC.
INTERPRETASI OUTAGE
Skenario # 1: FO ke PO (Protap DKP-IKP halaman 118)

FO2 PO

1 3 4 2

6 36 Jam
96

1. Gangg. Boiler & akan keluar 6 jam yad (FO2)


2. Rencana PO (4 hr yad)
3. Diizinkan keluar sekaligus melakukan PO (dimajukan)
4. Durasi FO2 = 36 jam ( perkiraan scr statistik)

a. Skenario # 1: FO ke PO
Sebuah PLTU BBM mengalami gangguan tabung boiler bocor sementara dalam empat hari
yang akan datang telah dijadwalkan keluar (PO). Unit harus keluar dalam waktu 6 jam untuk
pekerjaan perbaikan. Karena unit akan keluar untuk PO dan sistem memungkinkan, UBOS
mengijinkan unit untuk memasuki PO lebih awal. Umumnya butuh waktu 36 jam untuk
perbaikan kebocoran tabung, o leh karena itu, 36 jam outage yang pertama dianggap
sebagai FO (U2). Setelah periode 36-jam, status unit berubah menjadi PO.
INTERPRETASI OUTAGE
Skenario # 2: FO dpt ditunda s.d minggu yad (Protap DKP-IKP halaman 118)

MO, krn unit msh


bisa operasi s.d.
1 3 2 minggu berikutnya

FO/MO ???

Senin (1) Kamis Senin (2) Jam

1. Senin (1): Vibrasi FD Fan ttp dapat di tunda s.d. Minggu berikutnya
2. Senin (2): Rencana Unit Pembangkit keluar (MO)
3. Kamis: Unit Pembangkit dikeluarkan (seizin Dispatcher)

b. Skenario # 2: FO yang dapat ditunda sampai akhir periode operasi mingguan


Hr Senin, PLTU BBM mengalami peningkatan vibrasi ID Fan. Vibrasi tersebut tidak
mengakibatkan unit trip tetapi unit harus keluar segera untuk memeriksa dan memperbaiki
gangguan tersebut. Manajemen memutuskan PLTU dapat dikeluarkan minggu depan.
Kamis, PLTU diijinkan keluar oleh Sist. Operator u/ melaksanakan pekerjaan perbaikan
sebab ada unit lain yang sudah selesai (siap) untuk operasi. Walaupun PLTU keluar pada
minggu yang sama saat gangguan vibrasi terjadi, status keluarnya tersebut adalah MO,
sebab unit sebenarnya masih bisa operasi sampai periode operasi mingguan berikutnya.
INTERPRETASI OUTAGE
Skenario # 3: FO tdk dpt ditunda s.d minggu yad (Protap DKP-IKP halaman 118)

FO, krn tidak bisa


ditunda sampai
minggu berikutnya

1 2 3 4 5

RS

Rabu Kamis Sabtu Jam


06:00 10:00
22:00 20:00 08:00

1. Rabu (06:00) Gangg. Vibrasi


2. Rabu (10:00) Vibrasi semakin parah
3. Rabu (22:00) Keluar, perbaikan dan tidak diperlukan sistem s.d Minggu
4. Kamis (20:00) Unit Selesai pekerjaan dan pindah RS (krn belum dibutuhkan sistem)
5. Sabtu (08:00) Unit masuk
c. Skenario # 3: FO yang tidak bisa ditunda sampai akhir periode mingguan
Rabu (06:00), PLTG vibrasi, 4 jam berikutnya vibrasi meningkat sehingga unit perlu keluar. Unit
tetap dioperasikan sampai setelah periode beban puncak dan dikeluarkan oleh Operator
pembangkit pkl 22:00. PLTG tidak diperlukan lagi sampai Jumat sore yad. Walaupun unit
tersebut tidak diperlukan sampai Jumat, unit tidak bisa dioperasikan sampai akhir periode
mingguan karena problem vibrasi. Oleh karena itu, outage tersebut adalah FO sampai problem
vibrasi selesai diperbaiki.
INTERPRETASI OUTAGE
Skenario # 4: PO ke PE (Protap DKP-IKP halaman 118)

PO PE
1 2 3

3 hr Jam

1. PO (Perbaikan Precipitator)
2. PE (Perbaikan Precipitator)

3. PE (Perbaikan Precipitator) selesai 3 hari

d. Skenario #4: Perpanjangan PO/MO saat pekerjaan masih merupakan Lingkup Kerja Awal
Selama overhaul PLTU #1, pekerjaan perbaikan precepitator elektrostatik (ESP) lebih ekstensif dari yang
diperkirakan. Lebih banyak suku cadang telah dipesan dan tiba untuk menyelesaikan pekerjaan perbaikan
tersebut. Namun, pekerjaan perbaikan ESP yang tak diduga membutuhkan waktu lebih lama telah
menunda pembangkit untuk dapat beroperasi selama 3 hari. Karena pekerjaan perbaikan ESP menjadi
bagian dari lingkup pekerjaan yang awal dan UBOS menyetujui tambahan waktu, maka 3 hari
perpanjangan tersebut dianggap sebagai Planned Outage Extension.
INTERPRETASI OUTAGE
Skenario # 5: MO ke FO (Protap DKP-IKP halaman 118)

MO FO
1 2 3

Rencana MO 12 jam Jam

1. Mulai MO + Penggantian packing (tdk direncanakan)


2. Selesai MO (Rencana awal)

3. Selesai MO + Penggantian packing

e. Skenario #5: Perpanjangan Planned/Maintenance Outage (PO/MO) saat pekerjaan


bukan bagian dari Lingkup Pekerjaan Awal.
Dalam pelaksanaan MO PLTU # 1, mekanik mengecek packing start up feed pump boiler
dan memutuskan untuk mengganti packing tersebut sekarang. Pekerjaan ini bukan bagian
dari lingkup pekerjaan pemeliharaan yang awal tetapi penting untuk mencegah unit outage.
Akibat pekerjaan perbaikan dan tidak adanya packing tersedia di tempat, maka MO mundur
selama 12 jam (sampai siap kembali). Semua jam outage kecuali 12 jam yang terakhir
adalah MO. Yang 12 jam terakhir adalah FO sebab 1/ startup unit tertunda dan 2) pekerjaan
bukan bagian dari lingkup pekerjaan outage yang awal.
INTERPRETASI OUTAGE
f. Skenario #6: Pekerjaan Perbaikan Tak diduga selama Planned/Maintenance Outage Tetapi
diselesaikan dalam waktu outage yang dijadwalkan.
PLTU #1 sedang melakukan annual overhaul ketika ditemukan beberapa blade pada ID-Fannya
perlu diganti. Pekerjaan tersebut bukan bagian dari lingkup pekerjaan yang awal tetapi suku
cadang tersedia melalui OEM dan pekerjaan perbaikan ID-Fan telah diselesaikan dalam periode
PO. Tidak ada keterlambatan di dalam startup unit yang disebabkan oleh Pekerjaan perbaikan ID-
Fan tersebut. Karena unit tidak tertunda dari startup yang dijadwalkan sehubungan dengan
pekerjaan perbaikan ID-fan, maka pekerjaan tersebut tidak mempengaruhi status pembangkit.

PO
1 2

Jam

1. PO + Penggantian blade ID-Fan


2. Akhir pekerjaan sesuai rencana

34
DEFINISI DERATING
DERATING
Derating terjadi apabila daya keluaran (MW) unit kurang dari DMN.
Derating digolongkan menjadi beberapa kategori yang berbeda.
Derating dimulai ketika unit tidak mampu untuk mencapai 98% DMN
dan lebih lama dari 30 menit. Kapasitas yang tersedia didasarkan
pada keluaran unit dan bukan pada instruksi dispacth. Derating
berakhir ketika peralatan yang menyebabkan derating tersebut
kembali normal, terlepas dari apakah pada saat itu unit diperlukan
sistem atau tidak.

Jika derating unit kurang dari 2% dari DMN dan kurang dari 30 menit,
maka derating tersebut dapat dilaporkan . Cara lainnya, semua
deratings (lebih besar/kecil dari 2% DMN atau lebih pendek/panjang
dari 30 menit) dapat dilaporkan ke P3B.

Sebagai contoh, suatu derate 10% dari DMN tetapi berlangsung 10


menit perlu dilaporkan ke P3B; suatu derate 1% dari DMN tetapi
berlangsung 6 jam perlu dilaporkan ke P3B.
DEFINISI DERATING

PD - Planned Derating: adalah derating yang dijadwalkan dan


durasinya sudah ditentukan sebelumnya dalam rencana tahunan
pemeliharaan pembangkit. Derating berkala untuk pengujian, seperti
test klep turbin mingguan, bukan merupakan PD, tetapi MD (D4).

PDE (DP) Planned Derating Extension: suatu outage perluasan


direncanakan sebagai suatu perluasan suatu Derate Direncanakan
(PD) di luar tanggal penyelesaian diperkirakannya. Ini berarti bahwa di
awal PD, derate mempunyai jangka waktu yang diperkirakan (periode
waktu) untuk pekerjaan dan penetapan tanggal unit untuk kembali
operasi. Semua pekerjaan sepanjang PD yang dijadwalkan adalah
(bagian dari lingkup pekerjaan yang asli) dan semua perbaikan
ditentukan sebelum outage mulai.

36
DEFINISI DERATING

MD (D4) - Maintenance Derating: adalah derating yang dapat


ditunda melampaui akhir periode operasi mingguan (Kamis, pukul
24:00 WIB) tetapi memerlukan pengurangan kapasitas sebelum PO
berikutnya. D4 dapat mempunyai tanggal mulai yang fleksibel dan
boleh atau tidak boleh mempunyai suatu periode yang ditentukan.

MDE (DM) - Maintenance Derating Extension:


adalah suatu pemeliharaan yang derating perluasan
sebagai suatu perluasan pemeliharaan derate (D4) di
luar tanggal penyelesaian diperkirakan. Ini artinya
bahwa di awal Peristiwa D4, derate mempunyai
waktu pekerjaan yang diperkirakan dan termasuk
tanggal unit untuk kembali operasi. Semua pekerjaan
sepanjang D4 dijadwalkan (bagian dari lingkup
pekerjaan asli) dan semua perbaikan ditentukan
sebelum outage mulai.

37
DEFINISI DERATING

DE - Derating Extension: adalah perpanjangan


dari PD atau MD (D4) melampaui tanggal
penyelesaian yang diperkirakan.
DE hanya digunakan apabila lingkup pekerjaan
yang awal memerlukan waktu lebih untuk
menyelesaikan pekerjaannya dibanding waktu
yang telah dijadwalkan. DE tidak digunakan
dalam kejadian dimana ada keterlambatan atau
permasalahan tak diduga diluar lingkup pekerjaan
awal sehingga unit tersebut tidak mampu untuk
mencapai beban penuh setelah akhir tanggal PD
atau D4 yang diperkirakan. DE harus mulai pada
waktu (bulan/hari/jam/menit) saat PD atau D4
direncanakan berakhir.

38
DEFINISI DERATING
FD1 (D1) - Unplanned (Forced) Derating Immediate:
adalah derating yang memerlukan penurunan kapasitas
segera (tidak dapat ditunda).

FD2 (D2) - Unplanned (Forced) Derating Delayed:


adalah derating yang tidak memerlukan suatu penurunan
kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan (dapat
ditunda) dalam waktu enam jam.

FD3 (D3) - Unplanned (Forced) Derating Postponed:


adalah derating yang dapat ditunda lebih dari enam jam.

39
Reserve Shutdown (RS) & Non
Curtailing (NC)

RS - Reserve Shutdown:
adalah suatu kondisi apabila unit siap operasi
namun tidak disinkronkan ke sistem karena beban
yang rendah. Kondisi ini dikenal juga sebagai
economy outage atau economy shutdown. Jika
suatu unit keluar karena adanya permasalahan
peralatan, baik unit diperlukan atau tidak
diperlukan oleh sistem, maka kondisi ini dianggap
sebagai FO, MO, atau PO, bukan sebagai reserve
shutdown (RS)

40
Reserve Shutdown (RS) & Non
Curtailing (NC)

RS - Reserve Shutdown
Pada saat unit sedang dalam status RS, seringkali
pekerjaan pemeliharaan dilakukan yang
menyebabkan unit outage atau derating
seandainya diminta operasi dan sinkron ke sistem.
Jika pekerjaan pemeliharaan tidak dapat
dihentikan atau diselesaikan, maka status RS
berubah menjadi outage atau derating

41
Reserve Shutdown (RS) & Non
Curtailing (NC)

NC Kondisi Noncurtailing:
adalah kondisi yang dapat terjadi kapan saja
dimana peralatan atau komponen utama tidak
dioperasikan untuk keperluan pemeliharaan,
pengujian, atau tujuan lain yang tidak
mengakibatkan unit outage atau derating

NC juga dapat terjadi ketika unit pembangkit


sedang beroperasi dengan beban kurang dari
kapasitas penuh yang terkait dengan kebutuhan
pengaturan sistem.
42
Reserve Shutdown (RS) & Non
Curtailing (NC)
Selama periode NC tersebut, peralatan dapat
dipindahkan dari operasi untuk pemeliharaan,
pengujian, atau lain pertimbangan dan dilaporkan
sebagai suatu NC jika kedua kondisi yang berikut
dijumpai:
a) Kemampuan unit tidak berkurang sampai di
bawah kebutuhan sistem; dan,
b) Pekerjaan dapat dihentikan atau diselesaikan
dan tidak mengurangi kemampuan DMN serta
waktu ramp-up dalam jangkauan normal nya, jika
dan ketika unit telah diperlukan oleh sistem.
Jika kondisi tersebut tidak bisa dipenuhi, maka
kejadian tersebut sebagai peristiwa outage atau
derating, bukannya suatu NC 43
Diklat Profesi DKIKP
Status Operasi
Pembangkit
Hari ke 4
Durasi : 2 JP (120 Menit)
2.7. Catatan Outage dan
derating
2.8. Durasi Outage dan
Derating
44
CATATAN OUTAGE DAN DERATING
Outside Management Control Outages
Ada sumber penyebab dari luar yang mengakibatkan unit pembangkit
deratings atau outages. Yang termasuk penyebab outages tersebut (tetapi
tidaklah terbatas pada) misalnya badai salju, angin topan, angin ribut,
kualitas bahan bakar rendah, gangguan pasokan bahanbakar, dan lain lain.
Daftar penyebab dan kode penyebabnya lihat pada Lampiran G-2.
LAPORKAN SEMUA Peristiwa OMC ke P3B. Peristiwa tersebut tidak boleh
digolongkan sebagai cadangan shutdown atau peristiwa noncurtailing. NERC
mengijinkan kalkulasi peristiwa dengan dan tanpa Peristiwa OMC.

Testing Terkait Outages


Pengujian On-line: Jika unit harus disinkron pada beban tertentu dalam rangka
menguji performance terkait PO, MO, atau FO ( U1, U2, U3, SF), laporkan
pengujian tersebut sebagai Derating Direncanakan (PD), Pemeliharaan Yang
Derating (D4), atau Derating Tidak direncanakan ( D1). Semua peristiwa tersebut
berawal ketika pengujian mulai, dan berakhir ketika pengujian selesai.
Laporkan semua produksi energi yang dihasilkan unit selama periode on-line
testing tersebut.
Pengujian off-line: Laporkan pengujian terkait outage yang tidak sinkron
sebagai bagian dari peristiwa outagenya. Outage berakhir ketika pengujian
selesai dan unit telah sinkron atau pindah status lain.
Boleh melaporkan jenis pengujian ini terpisah dari peristiwa outagenya. Dalam
hal ini, periode pengujian menjadi suatu peristiwa baru, outage berakhir ketika
periode pengujian mulai. Peristiwa Pengujian berakhir ketika unit sinkron atau
ditempatkan pada Status Unit yang lain.

45
CATATAN OUTAGE DAN DERATING
Derating saat Unit Startup atau Shutdown. Tiap unit mempunyai waktu "standar" atau
"normal" untuk mencapai beban penuh setelah/dari keadaan outage. Jika suatu unit
dalam proses start up dari kondisi outage ke tingkat beban penuh atau ke tingkat
beban yang ditentukan sesuai periode yang normal, maka tidak ada derating pada
unit. Jika unit memerlukan waktu lebih panjang dibanding waktu start up normal
menuju beban penuh atau menuju beban yang ditentukan dispatcher, maka unit
dianggap mengalami derating. Kapasitas unit pada akhir periode normal akan
menentukan derate dan derate akan berlangsung sampai unit dapat mencapai
kemampuan beban penuh atau tingkat beban yang ditentukan dispatcher.
Tidak ada derating untuk unit shutdown. Setiap unit perlu shutdown dengan aman,
dengan mengurangi peralatan atau memperhatikan resiko keselamatan personil.
Beberapa shutdowns dapat cepat seperti layaknya unit trip; yang lain bisa lebih
lambat seperti turunnya unit menuju PO. Dalam kasus manapun, unit tidaklah derated.

Derating karena Pengaruh Lingkungan (Ambient-related Losses)


Derating karena kondisi lingkungan, misalnya disebabkan oleh
temperatur masukan air pendingin tinggi (kode penyebab 9660, dll.),
tidak dilaporkan sebagai peristiwa derating ke P3B. Derating tersebut
mudah dihitung dengan mengurangi DMN terhadap Daya
Ketergantungannya. Kerugian Energinya adalah derating karena
lingkungan dikalikan dengan PH.

46
CATATAN OUTAGE DAN DERATING
Kebutuhan Pengaturan Sistem (Dispatch Requirement)
Unit pembangkit yang beroperasi dibawah DMN karena pengaturan sistem,
dikenal sebagai " load following" termasuk unit Pembangkit yang diatur
oleh LFC (Load frequency control). Kejadian ini tidak dilaporkan ke P3B
sebagai derating.
Walaupun Load following tidak dilaporkan ke P3B, setiap pemeliharaan,
pengujian, dan lain lain yang dilakukan sepanjang periode load following
harus dilaporkan sebagai suatu peristiwa. Di bawah kondisi-kondisi
tertentu, pekerjaan ini dapat dilaporkan sebagai peristiwa noncurtailing
(NC).

Overlap Deratings
Deratings tumpang-tindih satu sama lain dalam waktu bersamaan. Derating-derating
ini akan diperhitungkan secara aditip (kecuali yang tertutup dengan suatu outage atau
derating yang lebih besar untuk jangka waktu keseluruhan mereka). Ini berarti
derating pertama diasumsikan sebagai penyebab utama dari pengurangan beban
sampai akhir atau sampai outage penuh mulai.

Derating yang Dominan


Tujuan Kode Derating yang Dominan untuk menandai derating yg mendominasi pada
peristiwa Overlaping Deratings. Tandai derating yang dominan dengan D, sehingga
tidak akan terjadi pengurangan derating pada peristiwa tersebut. Statistik Unjuk kerja
Unit tidak akan terpengaruh. Statistik Kode Penyebab akan jadi lebih akurat dengan
jumlah pencatatan yang benar dan dampak yang mendominasi derate.
47
CATATAN OUTAGE DAN
DERATING
Deratings Bervariasi
Deratings dalam periode tertentu bisa berubah-ubah. Laporan derating ini bisa
dilaporkan dengan dua metoda:
1. Laporkan sebagai derating baru setiap kemampuan unit berubah.
2. Menentukan kemampuan unit rata-rata tersedia sepanjang deratings yang
berbeda-beda dan hanya satu peristiwa rata-ratanya yang dilaporkan ke P3B.

Contoh Merata-ratakan Derating:


Unit 1000 MW mengalami derating, disebabkan oleh hambatan emisi selama
10 hari ( 240 jam). Selama periode ini, besarnya derating bervariasi sebagai
berikut:
1) 30 MW selama 40 jam; 2) 50 MW selama 10 jam; 3) 20 MW selama 110
jam; dan 4) 40 MW selama 80 jam. Sepanjang waktu ini, unit juga mengalami
peristiwa outage tidak direncanakan (U1) selama 90 jam dan peristiwa
Cadangan Shutdown (RS) selama 20 jam.
Total MWH yang hilang pada setiap tingkatan derating dihitung dan
dijumlahkan = ( 40 jam x 30 MW)+ ( 10 jam x 50 MW)+ ( 110 jam x 20 MW)+
( 80 jam x 40 MW) = 7100 total MWH hilang.
Rata-rata MW yang hilang selama 10-day adalah total MWH yang hilang
dibagi dengan banyaknya jam keseluruhan periode derating: 7100/240 = 30
MW rata-rata hilang
Jadi, kemampuan unit selama 10-day derating = 1000 MW - 30 MW= 970 MW

48
CARA MERATA-RATAKAN DERATING
(40 hours x 30 MW) + (10 hours x 50 MW) + (110 hours x 20 MW) + (80 hours x 40 MW) =
7100 total MWh lost.
Next, the average megawatts (MW) lost over the 10-day period is calculated by dividing the
total MWh lost by the number of hours in the entire derating period: 7100/240 = 30 average
MW lost Finally, the available capacity for the unit over the 10-day derating period is
calculated by subtracting the average MW lost from the units Dependable Capacity.
1000 MW - 30 MW = 970 MW Available Capacity Again, the start and end dates of this
derating would be the start and end dates of the entire period. The Available Capacity as a
Result of the Event to be reported on the Event Report is 970.

1 2 3 4 U1 RS 1234
HOURS 40 10 110 80 90 20 240
MW 30 50 20 40 970 970
MWh 1200 500 2200 3200 87337 19408 7100

CAUSE A stack emission limitation, Average


30
Derating =

Available 970
Capacity =
49
CATATAN OUTAGE DAN DERATING
i). Force Majeure Outage (FMO): yaitu keluarnya Pembangkit
sebagai akibat dari terjadinya bencana alam, perang, kekacauan
umum, huru hara, sabotase, pemberontakan, pemogokan atau
larangan bekerja atau tindakan industrial oleh para buruh atau
karyawan pihak terkait, dan kejadian lainnya yang digolongkan
sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure) yang disepakati
Penjual dan Pembeli.
j). Force Majeure Derating, yaitu penurunan kemampuan
Pembangkit sebagai akibat dari terjadinya bencana alam, perang,
kekacauan umum, huru hara, sabotase, pemberontakan,
pemogokan atau larangan bekerja atau tindakan industrial oleh
para buruh atau karyawan pihak terkait, dan kejadian lainnya
yang digolongkan sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure)
yang disepakati Penjual dan Pembeli.
k). Daya mampu aktual Pembangkit yang lebih besar dari atau
sama dengan 98% (sembilan puluh delapan persen) dari DMN
Pembangkit dalam selang waktu setengah jam secara terus-
menerus.

50
CATATAN OUTAGE DAN
DERATING

Apabila diminta oleh Dispatcher P3B atau REGION P3B untuk


mencapai tingkat pembebanan tertentu, dan pembebanan
Pembangkit aktual mencapai tingkat pembebanan tersebut
dengan rentang -2% (minus dua persen) dari DMN dalam
selang waktu setengah jam secara terus-menerus. Dengan
demikian, apabila tingkat pembebanan Pembangkit aktual
lebih kecil dari tingkat pembebanan yang diminta oleh
Dispatcher P3B atau REGION P3B dikurangi 2% (dua
persen) DMN, maka Pembangkit dianggap mengalami
derating sebesar DMN dikurangi tingkat pembebanan
aktualnya.
Dalam hal permintaan PO/MO yang sudah terjadwal ditunda
karena kebutuhan sistem sehingga menyebakan FO atau
FD maka kondisi tersebut dikategorikan FO OMC atau FD
OMC, jika penyebabnya adalah komponen/system yang
akan akan dilakukan PO/MO.

51
PERSYARATAN EFORd

53
CONTOH-2
OUTAGES & DERATINGS

54
Contoh 1: Outage Sederhana
3 Jan. (4:30) Unit # 1 trip karena getaran turbin tinggi. Penyebabnya bearing LP turbin.
Pekerjaan pembetulan mulai 3 Januari (08:00) s.d. 8 Jan. (9:30).
Unit sinkron 8 Jan. (17:00).

3 3`Jan (08:00) 4 8`Jan (09:30)

1 2
3 Jan (04:30) 8Jan (17:00)
600

500

400
MW

300

200
121,5
100

0
132,5 Jam

FO
Kesiapan Unit berkurang 132.50 jam.

Perbaikan Komponen LP turbine bearing 121.50 jam

55
Contoh 2: DERATING SEDERHANA
10 Jan (8:00) Unit #1 derating 400 MW karena air preheater kotor. Pencemaran sudah mulai
beberapa minggu yang lalu, tetapi unit terus beroperasi untuk memenuhi permintaan beban.
11 Jan. (16:00) perbaikan selesai, unit kembali operasi dengan beban penuh (600 MW)

1 2
10 Jan (08:00) 11 Jan (16:00)
600

500

400
MW

300

200

100

0
32 Jam

21,33

FDH
EFDH

Pengaruh pada Kesiapan Unit


[(600 MW- 200 MW)* 32 jam]/600 MW= 21.33 Jam Derated Ekivalen.

56
Contoh 3a: OVERLAP DERATING
9 Maret, 8:45 18:00 Unit # 1 derating 75 MW, pulverizer feeder motor (Der A), maks. 525 MW.
9 Maret, 10:00- 11:00 terjadi der. lain 75 MW, pulverizer feeder motor, (Der. "B") maks. 450 MW.

1 4
9 Mar (08:45) 2 3 9 Mar (18:00)
9 Mar (10:00) 9 Mar (11:00)

600
Der A
500 Der. B
400
MW

300

200

100
1

0
9,25
Jam

Pengaruh kesiapan dua derating:


Derating A: [(600 MW 525 MW) * 9,25 jam]/600 MW = 1,16 Jam derated Ekivalen
Derating B: [(525 MW 450 MW) * 1,00 jam]/600 MW = 0,125 Jam derated Ekivalen
Contoh 3b: SHADOWED DERATING
3 Juli (14:30) - 23 Juli (11:45) derating 25 MW (maks. 575 MW), pemeliharaan kodenser.
19 Juli (11:15 12:00), pompa feedwater trip (maks. 360 MW; der. 240 MW-shadowed)

1 4
3 Jul (14:30) 23 Jul (11:45)
2 3
19 Jul (11:15) 19 Jul (12:00)

600
Der A
500
Der. B
400
MW

300

200

100 0,75

0
477,25
Jam

Walaupun kondisi deratings ini (A & B) shadowed, ekivalen jam derated-


nya tidak dihitung ganda.
Contoh 3c: OVERLAP DERATING
13 Jan. (08:00 - 13:00) Der. 50 MW u/ pemeriksaan alat pemanas feedwater
(Der. "A"), renc 2 bln sblmnya.
13 Jan. (10:00) - 14 Jan. (20:00) Der. 200 MW (overlap), getaran pulverisator
berlebihan, ada benda asing (Der. B") .
1 2 3 4
13 Jan (08:00) 13 Jan (10:00) 13 Jan (13:00) 14 Jan (20:00)

600
Der A
500

400 Der. B
MW

300

200

100

Jam

Pengaruh thd kesiapan adalah:


Derating A: [(600 MW - 550 MW) * 5.00 jam)]/600 MW = 0.42 jam derated ekivalen
Derating B: [(550 MW - 350 MW) * 34.00 jam)]/600 MW = 11.33 jam derated ekivalen
Perbaikan Komponen
Perbaikan Feedwater heater selama 4.5 jam dan pulverizer selama 34 jam.
Contoh 3D:

OVERLAP DERATING
10 Mar. (06:30 - 10:30) der. 100 MW , pemutus kontak trip (Derating "A").
10 Mar. (07:45 19:30) der. 240 MW (shadow), traveling screen tersumbat circulating water pumps
shutdown (Derating "B").

1 2 3 4
13 Jan (08:00) 13 Jan (10:00) 13 Jan (13:00) 14 Jan (20:00)

600
Der A
500
Der. B
400
MW

300

200

100
11,75

0
4
Jam
Contoh 4: DERATING DI DLM DERATING
-10 April (6:30 - 19:00) Derating A 300 MW , Pemutus output generator
- Selama Der A ada tambahan pekerjaan kandungan kimia pada feedwater (jika
pekerjaan ini dilakukan sendiri akan menyebabkan Der. B)
1 2 3 4
10 Apr (06:30) 10 Apr (08:30) 10 Apr (15:45) 10 Apr (19:00)

600
Der B
Der A
Tmbhn Pek
500

400 Der. A
MW

300

200

5,15
100

12,5
0

Jam

Pengaruh thd Kesiapan unit : [(600 MW - 300 MW) * 12.50 jam]/600 MW = 6.25 Jam Derated Ekivalen
Walaupun prob. feedwater chemistry tidak mempengaruhi kesiapan unit, ttp harus dilaporkan u/
kebutuhan analisa.
Contoh 5:

DERATING SELAGI RESERVE SHUTDOWN


31 Mei (19:30) s.d. 3 Juni (8:30) Reserve shutdown.
1 juni (8:00) s.d. 2 Juni (15:30) memanfaatkan off-line untuk perbaikan satu BFP.

2 3
1 01Jun (08:00) 02Jun (15:30)
4
31 Mei (19:30) 3 Jun (08:30)

600
Der A
Der B
500
Tmbhn Pek
400
31,5
MW

300

200
RS

100

0
61
Jam

Unit dianggap mampu 100% selama pekerjaan BFP.

Status unit tidak berubah karena unit mampu mencapai beban penuh saat dibutuhkan.

62
Contoh 6a:

DERATING OVERLAPPED BY AN OUTAGE


27 Feb. (9:45) derating 100 MW karena feedwater heater high level trip disebabkan L.P.
heater tube bocor. Pekerjaan pembetulan mulai 2 Mar. (8:00) s.d. 4 Mar. (18:30)
2 Mar. (01:15) unit trip, penyebab Superheater tube bocor
Unit kembali sinkron 5 Maret, 9:22 a.m.

1 3 Event Report:
27 Feb (09:45) 2 04 Mar (18:30)
4 Event Number: 0015 0016
02 Mar (01:15) 05 Mar (09:22)
Net Maximum Capacity 600 600
600
Der A Event Type: D1 U1
500 Derating Start of Event: 2/27/07 9:45 3/2/07 1:15
End of Event: 3/4/07 18:30 3/5/07 9:22
400
63,50
Duration of Event (Hours) 128.75 80.12
MW

300 Gross Available Capacity: - -


Net Available Capacity 500 0
200 Outage
EFDH & FOH 21.46 80.12
100
System/Component Cause Code: 3340 1050
0 feedwater superheate
80,12 Component Repair
Jam
heater r
128,75

63.50
6B. DERATING OVERLAPPED BY A FULL OUTAGE
18 Mei (09:45) Unit #1 derating 100 MW, gangguan motor pulverizer.
20 Mei(18:45) unit keluar, water wall tube bocor.
24 Mei (02:42) unit kembali operasi, ttp perbaikan Pulverizer blm selesai (masih derating 100
MW).
25 Mei (14:30) unit normal (Setelah perb pulverizer)

Event Report:
1 4
Event Number: 0017 0018
18 Mei (09:45) 2 3 25 Mei (14:30)

20 Mei (18:45) 24 Mei (02:42) Net Maximum Capacity 600 600

Event Type: D1 U1
Der A
Derating
Start of Event: 5/18/07 9:45 5/20/07 18:45

End of Event: 5/25/07 14:30 5/24/07 2:42

Duration of Event (Hours) 172.75 79.95

Outage Gross Available Capacity: - -

Net Available Capacity 500 0

EFDH & FOH 28.79 79.95

System/Component Cause Code: 0250 1000

pulverizer waterwall
Component Repair
motor, tube

92.80
7. STARTUP FAILURE*
01 Okt. (07:00) Unit melakukan siklus 15-hour startup normal setelah PO. Pada akhir
siklus normal, unit belum siap untuk sinkron karena H.P. turbine rotor vibration
berlebihan.
03 Okt. (03:00) Masalah telah diperbaiki dan Unit # 1 sinkron.
1 2 3
17 Sep (07:00) 01 Okt (22:00) 03 Okt (03:00)
Event Report: A B
Event Number: 0019
Net Maximum Capacity 600 600
Event Type: PO SF
Start of Event: 9/17/07 7:00 10/1/07 22:00
End of Event: 10/1/07 22: 00 10/3/07 3:00
Duration of Event (Hours) 336 29
PO SF Gross Available Capacity: - -
Net Available Capacity 0 0
POH - SFH 336.00 29.00
System/Component Cause
Code: 4030 4030
H.P. turbine
Component Repair PO
rotor
Normal Startup Hours 15

The startup failure event began when the 15-hour startup cycle was exceeded. The unit is charged with a forced outage for
the 29 hours it took to repair the H.P. Turbine vibration problem and synchronize the unit.

65
Contoh 8: FUEL CONSERVATION
10 Jun. (08:00) der. 300 MW, keterbatasan bahan bakar (unit bisa dikembalikan ke beban
penuh)
25 Ags.(05:00) persediaan bahan bakar tinggal sedikit (unit tidak bisa lagi berbeban penuh)
03 Sep. (21:00) pasokan bahanbakar habis dan unit dikeluarkan dari grid.
04 Sep. persediaan bahan bakar telah siap.
06 Sep. (16:00 ) Unit operasi normal kembali.
Event Report:
1 2 Event Number: 0029 0030
25 Ags 05:00) 03 Sep (21:00)
3 Net Maximum Capacity 600 600
06 Sep (16:00)
600 Event Type: D1 U1

8/25/07 9/3/07
500 Start of Event: 5:00 21:00
FD1
400 9/3/07 9/6/07
End of Event: 21:00 16:00
MW

300 Duration of Event


(Hours) 232 67
200 FO Gross Available Capacity: - -

Net Available Capacity 300 0


100
EFDH - FOH 116 67
0
System/Component
Jam Cause Code: 9130 9130
Component Repair

Availability was unaffected until the fuel limitation prevented the unit from returning to full load. When that occurred, unit
availability was affected. Equivalent Derated Hours for the derating are 116 ([(600 MW - 300 MW * 232.00 hours)/600] =
116). The outage was responsible for 67.00 unavailable hours.
9. Event Transitions FO2 to RS to SF
03 Des. (15:30) Unit dikeluarkan, perbaikan scrubber ID fan.
05 Des. (21:30) Unit siap startup normal, karena beban rendah, Unit masuk Reserve
Shutdown
06 Des. (02:30)`Startup, diikuti beberapa waterwall tubes retak selama startup, yang
mengharuskan perbaikan segera. Masalah Tabung terjadi 6 Des. (9:00).
9 Des. (17:00)
1 Unit
2 sinkron (stlh
3 perb.4tabung dan startup sukses)
Event Report: A B C
03 Des (15:30) 05 Des (21:30) 06 Des09:00) 09 Des(17:00)
Event Number: 0026 0027 0028

600 Net Maximum


Capacity 600 600 600

500
Event Type: U2 RS SF
12/3/07 12/5/07 12/6/07
400 Start of Event: 15:30 21:30 9:00
12/5/07 12/6/07 12/9/07
MW

End of Event: 21:30 9:00 17:00


300 FO SF
RS Duration of Event
(Hours) 54 11.5 80
200
Gross Available
Capacity: - - -
100
Net Available Capacity 0 0 0
0 FOH - RSH - SFH 54.00 11.50 80.00

Jam System/Component
Cause Code: 8262 1040
scrubber waterwal
Component Repair
ID fan l tubes
STATUS/KONDISI PLTGU

68
Blok Diagram PLTGU

HRSG
GT 1.1

GT 1.2 ST 1.0

GT 1.3

69
PLTGU

Semua Kondisi/Kejadian PLTGU dicatat per unit (GT/ST)


Perhitungan Kinerja dilakukan per unit (GT/ST)
Pehitungan scr entitas (BLOK) bisa dilakukan oleh
Perusahaan Kit / P3B / P2B utk keperluan khusus.
Kode penyebab ST tergantung dari:
a). ST-nya sendiri
b). GT-nya
c). GT & ST

70
METODA SINTESIS & FLEET-TYPE ROLL UP UNTUK
MENGHITUNG KONDISI DAN KINERJA BLOK
Contoh 1- Tiga Unit Mengalami RS Pada Waktu yang Berbeda

o GT#2 RS dari 1 Januari, 00:00 sampai 7 Januari, 03:15. GT#2 mampu 225 MW.
o ST#1 RS dari 3 Januari, 00:10 ke 6 Januari, 02:30. ST#1 mampu 260 MW.
o GT#1 RS dari 3 Januari, 00:15 ke 6 Januari, 02:15. GT#1 mampu 225 MW.

700

600
GT2. RS
500

400

ST1. RS
MW

300

200

100 GT1. RS

Jam
Example 2 Single cause of derates on all units.

o Selama 4 jam (10:00 -14:00) secara bersamaan GT#1 & GT#2 msg2 mampu
180 MW, ST#1 mampu 208 MW.
Kode Penyebab 3620- Trafo Utama.

72
Contoh 3- Satu Unit Reserve Shutdown.

7,75 jam GT#1 RS, mampu 225 MW.

73
Contoh 4- Satu Unit outage, mempengaruhi
unit lain dan mengubah jenis peristiwa.

74
Contoh 5- Unit Reserve
Shutdowns diikuti Gagal
startup.

75
Contoh 6- Unit Outage ke unit outage yang
mempengaruhi unit lain.

76
Contoh 7- Semua Unit PO

77
Statistics from Unit Event and Performance Reports.

78
79
STATE TRANSITION MATRIX (FIG B1, IEEE STANDARD)
STATE AFTER TRANSITION

State before
Transition EXTENDED CLASS 0 CLASS 2 CLASS 3 CLASS 4 DEACTIVATE
IN RESERVE BASIC PLANNED CLASS 1 UNPLANNED
PLANNED UNPLANNED UNPLANNED UNPLANNED UNPLANNED D
SERVICE SHUTDOWN OUTAGE OUTAGE
OUTAGE OUTAGE OUTAGE OUTAGE OUTAGE SHUTDOWN

SHUTDOWN FOR SHUTDOWN FOR UNPLANNED OUTAGE SHUTDOWN


SHUTDOWN
IN SERVICE PLANNED TO
FOR ECONOMY
OUTAGE IMMEDIATE DELAYED POSTPONED DEFERRED DEACTIVATE

COMPONENT
RESERVE STARTING BEGIN PLANNED STARTING BEGIN
FAILURE FOUND BEGIN MO
SHUTDOWN SUCCESS OUTAGE FAILURE DEACTIVATE
DURING SHUTDOWN

BASIC EXTEND
STARTING END PLANNED STARTING BEGIN
PLANNED PLANNED BEGIN MO
SUCCESS OUTAGE FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE OUTAGE

EXTENDED
STARTING END STARTING BEGIN
PLANNED BEGIN MO
SUCCESS EXTENDED PO FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE

CLASS 0
STARTING END CLASS 0 EXTEND FOR BEGIN
UNPLANNED
SUCCESS OUTAGE PLANNED WORK DEACTIVATE
OUTAGE

CLASS 1
STARTING END CLASS 1 EXTEND FOR STARTING BEGIN
UNPLANNED
SUCCESS OUTAGE PLANNED WORK FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE

CLASS 2
STARTING END CLASS 2 EXTEND FOR STARTING BEGIN
UNPLANNED
SUCCESS OUTAGE PLANNED WORK FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE

CLASS 3
STARTING END CLASS 3 EXTEND FOR STARTING BEGIN
UNPLANNED
SUCCESS OUTAGE PLANNED WORK FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE

CLASS 4
STARTING END CLASS 4 EXTEND FOR STARTING BEGIN
UNPLANNED
SUCCESS OUTAGE PLANNED WORK FAILURE DEACTIVATE
OUTAGE

DEACTIVATE END
STARTING STARTING
D DEACTIVATE D
SUCCESS FAILURE
SHUTDOWN SHUTDOWN

81
SIKLUS PEMELIHARAAN PEMBANGKIT
Jenis Jenis Pemeliharaan EOH [jam]
Pembangkit
PLTA Annual Inspection 8000
[AI]
Major Inspection 40.000
[MI]

PLTU Simple Inspection 8.000


[SI]
Mean Inspection 16.000
[MeI]
Major Overhaul 32.000
[MO ]
PLTG / U Combustion (Simple) Inspection 3.000
[CI]
Hot Gas Path Inspection 6.000
[HGPI]
Major Overhaul 12.000
[MO]
PLTG Top Overhaul 3.000
[TO]
82
Semi Overhaul 6.000
83

Anda mungkin juga menyukai