Anda di halaman 1dari 13

PENGATURAN FREQUENCY

DAN SPEEDDROP
OLEH: KELOMPOK 9
KELOMPOK 9:
• WAHYU ASIS SETIAWAN (201911049)
• ANDI ATMA DWI ZAKIYAH (202011073)
• ANDI AHYINA ARDINA (202011077)
FREKUENSI
• Sistem tenaga listrik harus mampu
menyediakan tenaga listrik bagi para pelanggan
dengan frekuensi yang praktis konstan.
Penyimpangan frekuensi dari nilai nominal
harus selalu dalam batas toleransi yang
diperbolehkan.
PENGATURAN FREKUENSI
Menyetimbangkan daya nyata (watt) keluaran pembangkit dengan daya
nyata yang dikonsumsi pemanfaat tenaga listrik (beban) :
• menambah atau mengurangi daya nyata keluaran pembangkit sesuai
perubahan konsumsi beban
• mengoperasikan unit pembangkit dengan mode primary control.
• mengoperasikan unit pembangkit dengan mode secondary control
(program LFC = Load Frequency Control atau AGC = Automatic
Generation Control).
PELAKSANAAN PENGATURAN
FREKUENSI
Kondisi sistem normal
• Menambah atau mengurangi MW keluaran pembangkit
• Mengatur dari pusat pengatur beban (control centre)
• Mengikuti rencana pembebanan pembangkit
• Bila frekuensi di luar rentang (50,0 ± 0,2) Hz

Otomatis
• Pengaturan primer free governor (pembangkit merespon sendiri
setiap perubahan: kapan/seberapa cepat/seberapa besar ia harus
merespon)
• Pengaturan sekunder (LFC atau AGC)
PELAKSANAAN PENGATURAN
FREKUENSI
Kondisi gangguan:
• Melakukan pengurangan beban: brown out, load curtailment
• Melakukan manual load shedding

Otomatis:
• automatic load shedding oleh under frequency relay (UFR) atau oleh
aplikasi melalui SCADA
RESPON GENERATOR TERHADAP
PERUBAHAN FREKUENSI
Respon frekuensi yang diberikan generator ditentukan
oleh:
• Speed Regulation (droop)
• Frequency deadband
• Ramp rate
SPEED REGULATION (DROOP)
• Speed regulation atau droop adalah rasio perubahan frekuensi (f)
terhadap perubahan katub (va lv e /g a te ) yang dikendalikan g o v e
rno r, atau nilai persentase perubahan frekuensi terhadap persentase
perubahan keluaran daya nyata (MW) generator Speed Regulation
(Droop).

• Prinsip dasar kontrol Speed Droop adalah bagaimana


mempertahankan putaran Generator yang terkoneksi dengan Sistem
( Jaringan ) pada Frekwensi yang sesuai atau sama dengan Frekwensi
Sistem
SPEED REGULATION (DROOP)
• Besaran speed droop setting ini umumnya untuk
masing-masing Governing Turbin berbeda, Governing
Turbin Uap, Turbin Air ataupun Gas Turbin.
Umumnya untuk internal combustion engine seperti
Gas Turbin dan Diesel akan lebih cepat dalam
merespon perubahan frekuensi, demikian pula Turbin
Air. Namun untuk sistem external combustion engine,
seperti boiler uap, nuklir dan HRSG mempunyai
karakterisktik yang lebih lambat.
JENIS PENGATURAN SPEED REGULATION (DROOP)
a. Primer
• Pengaturan besaran Speed Droop yang dimiliki
Governoor secara langsung baik diperbesar atau
diperkecil
• perubahan S1 ke S2 pada gambar. Semakin kecil
Speed Droop yang dimiliki Governoor semakin
peka terhadap perubahan beban dan begitu
sebaliknya semakin besar Speed Droop semakin
malas ( kurang peka ) terhadap perubahan beban.

b. Sekunder
• Pengaturan tanpa mengubah besaran, melainkan
hanya mengembalikan Frekwensi ke 100 %,
biasanya dilakukan oleh Operator
JENIS PENGATURAN SPEED REGULATION (DROOP)
a. Sesaat sebelum sinkron, sebuah mesin akan
berada pada a1. Secara perlahan, pada saat
beban naik, maka akan bergerak ke b2 dan
akhir berada b3.
b. Kondisi saat terjadi perubahan frekuensi
sebesar ∆f maka pada kondisi b3 beban
mesin akan mengayun mencapai c3 yang
disebut ‘overwound speed set point’ akibat
dari turbin valve yang telah membuka penuh.
Kerugian dari kondisi ini adalah pada saat unit
diminta menurunkan beban, operator tidak
akan mampu menurunkannya secara cepat
untuk mencapai c2a2. Untuk mengatasi
kondisi tersebut pembangkit umunya
dilengkapi dengan alarm automatic reduction
untuk membatasi beba
PENYETELAN SPEED DROP
• Speed droop merupakan salah satu karakteristik
governor yang perlu diperhatikan dalam
pengaturan frekuensi sistem. Dalam pasal ini
dibahas bagaimana penyetelan speed droop
governor dilakukan. Dengan memperhatikan
gambar 7.3. terlihat bahwa makin dekat jarak titik
B dengan titik D makin cepat pengisap titik B
menutup aliran minyak yang mengangkat atau
menurunkan posisi pengisap titik D dan sebaliknya
makin jauh jaraknya makin lambat gerakan
menutup aliran minya. Hal ini berarti bahwa makin
dekat jarak titik B dengan titik D makin cepat
governor menghentikan tanggapannya terhadap
perubahan frekuensi. governor bersifat “malas” dan
rnenghasilkan speed droop yang besar.
ADA YANG INGIN DI TANYAKAN ????

Anda mungkin juga menyukai