Anda di halaman 1dari 32

Frequency Stability

Arti Stabilitas Frekuensi


Stabilitas frekuensi adalah kemampuan suatu sistem
tenaga untuk menjaga frekuensi dalam batas nominal
setelah terjadi suatu gangguan yang menyebabkan
ketidakseimbangan yang signifikan antara pembangkitan
dan beban.

Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan suatu


bentuk ayunan frekuensi yang berdampak pada trip unit
pembangkit dan/atau beban.

Secara umum, masalah stabilitas frekuensi dapat


dikaitkan dengan kekurangan dari respon peralatan,
kekurangan koordinasi kontrol dan proteksi sistem.
Arti Penting Frekuensi
 Ukuran kualitas sistem tenaga listrik
 Indikator kesehatan sistem tenaga listrik
 Margin untuk recovery stabilitas transien

Sehingga frekuensi dikendalikan secara


ketat oleh semua operator sistem baik
dalam kondisi normal maupun lainnya
Pengaruh Fluktuasi Frekuensi
 Konsumen
 Peralatan di design dan dioptimasi pada frekuensi nominal
 Mempengaruhi efisiensi peralatan (motor dan peralatan
bergerak lainnya)
 Mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan
 Pembangkitan
 Mempengaruhi kestabilan kecepatan motor-motor peralatan
auxiliary yg penting untuk performance pembangkitan
 Mempengaruhi stabilitas unit pembangkit
 Network
 Peralatan dioptimasi pada 50 Hz; khususnya peralatan
dengan belitan magnetik/capacitor
 Mempengaruhi aliran daya dan tegangan
 Mempengaruhi stabilitas sistem tenaga listrik
Pengaturan Frekuensi
 Regulasi primer (Governor Free)
 Merespon dengan cepat terjadinya generation-
load mismatch
 Masih terdapat steady state error (deviasi
frekuensi) sesuai karakteristik speed droop
 Bekerja otomatis di masing-masing pembangkit

 Regulasi sekunder (LFC atau AGC)


 Mengembalikan frekuensi ke nilai nominalnya
 Bekerja dikendalikan oleh sistem SCADA dari
Control Center
ITS - PLN : Stabilitas
Sistem Tenaga Listrik
PENTINGNYA PRIMARY REGULATION
“FREE GOVERNOR”

EDF 1995
Kontrol Generator Standard
Dinamika dan Kontrol dari Sistem Tenaga
Terintegrasi
Overview Kontrol Pembangkitan
Kurva Reaksi Pengaturan Primer dan Sekunder

< 20s 1-2 menit


Frek
dengan regulasi primer
f dan regulasi sekunder

hanya regulasi primer

tanpa regulasi

Waktu
Sistem dengan Primary & Secondary Control

Inertia & Efek speed


Damping droop

Secondary
Control
Primary
Control

5 detik 20 detik 90 detik


Respon Generator

Respon frekuensi yang diberikan generator ditentukan oleh:


 Speed Droop
 Frequency Deadband
 Ramp Rate
Speed droop menyatakan nilai proporsi perubahan keluaran
MW generator terhadap perubahan frekuensi sistem.
% perubahan frekuensi
R dalam (%) = X 100
% perubahan keluaran daya

Frequency Deadband didefinisikan sebagai besar total


perubahan laju (frekuensi) yang tidak menghasilkan
perubahan katub (valve/gate) yang dikendalikan governor.
Ramp rate adalah laju perubahan keluaran MW generator
terhadap waktu.
Kurva Pengaturan Speed Droop
Definisi & Implementasi Speed Droop

Speed Droop (%) = besar perubahan frekuensi (%) yang


mengakibatkan membukanya katub (valve) bahan bakar pada
pembangkit sebesar 100%.

Pembangkit dengan speed droop 5% berarti : perubahan frekuensi


sebesar 5% (2.5 Hz) akan mengakibatkan pembangkit menaikkan
pembangkitan sebesar 100%.

Contoh Kasus : Pembangkit dengan kapasitas 100 MW, dibebani 50


MW saat frekuensi 50 Hz.
- Bila pembangkit tersebut diset pada speed droop 5%, maka: bila
frekuensi menjadi 50.5 Hz ; deviasi frekuensi = 0.5/50x100% = 1%. Maka
perubahan pembangkitan : 1/5x100 = 20 MW. Maka pembangkitan
berubah menjadi : 50-20 = 30 MW.
- Bila pembangkit tersebut diset pada speed droop 3%, maka: bila
frekuensi menjadi 50.5 Hz ; deviasi frekuensi = 0.5/50x100% = 1%. Maka
perubahan pembangkitan : 1/3x100 = 33.3 MW. Maka pembangkitan
berubah menjadi : 50-33.3 = 16.7 MW.
Frequency Deadband
Deadband dari speed-governor didefinisikan sebagai besar
total perubahan laju (frekuensi) yang tidak menghasilkan
perubahan katub (valve/gate) yang dikendalikan governor
Dinyatakan dalam % dari laju (frekuensi) rated
Standard IEEE untuk :

Governor turbin uap besar, maksimum 0,06 % (IEEE


Standard No. 122-1991);

governor turbin air, maksimum 0,02 % (IEEE Standard


No. 125-1988);

NERC Policy 1C, Guide 3 :Max: + 0.036 Hz


Frequency Deadband

 Efek deadband terhadap respon governor


tergantung pada nilai perubahan frekuensi. Jika nilai
perubahan frekuensi lebih kecil dari deadband,
governor tidak merespon.

 Saran dari Konsultan PLN (EDF-Prancis, 1992)


dead band harus dihindari, karena merupakan
sumber delay action of primary control dan sumber
ketidakstabilan sistem.
DEAD BAND

Speed (%)

Dead band

Valve/gate position (%)


Pengaturan Frekuensi dalam Grid Code
OC 3.1
Frekuensi Sistem dipertahankan dalam kisaran ±0,2 Hz di
sekitar 50 Hz, kecuali dalam priode transien yang singkat,
dimana penyimpangan sebesar ±0,5 Hz diizinkan, serta
selama kondisi darurat.
Pengendalian frekuensi dicapai melalui:
a. aksi governor unit pembangkit (regulasi primer);
b. unit pembangkit yang memiliki automatic generation control
(pengendalian sekunder);

OC 3.3
Aksi governor Pembangkit Semua unit pembangkit harus
beroperasi dengan governor yang tidak diblok kecuali
diizinkan oleh Pusat Pengatur Beban. Semua unit
pembangkit harus menyetel karakteristik droop governor
pada 5% kecuali diizinkan oleh Pusat Pengatur Beban
untuk menyetel pada tingkat yang lain.
Efek Load Limit (Blocked Governor)

 Pada kondisi normal (tidak ada gangguan)


frekuensi bisa menjadi sangat fluktuatif
 Ketidakstabilan sistem dapat terjadi jika hanya
sedikit unit yang beroperasi governor free
 Restorasi frekuensi sistem ke kondisi normal
menjadi lebih lama
 Transfer antar area dapat memperburuk pada
waktu gangguan sistem
Terima Kasih

Unity makes strength


Bersama kita bisa
Pengaruh Dead Band terhadap Stiffness
Index (Indek Kekuatan Sistem)

 Rumus Stiffness (IKS)

 Dead band menaikkan Req sehingg IKS akan


berkurang
 Stiffness sistem Jawa Bali semester 1 2009
= 4,24% x beban sistem/Hz
= 700 MW/Hz (BP 16600 MW)
Pengaturan Primer Frekuensi
Aturan Jaringan 2007 (Grid Code)

Terdiri atas :
 Grid Management Code (GMC),
 Connection Code (CC),
 Operating Code (OC),
 Scheduling & Dispatch Code (SDC),
 Settlement Code (SC),
 Metering Code (MC),
 Data Requirement Code (DRC),
 Additional Code (AC)
Sebaran Frekuensi SJB 2008/9 vs
1995
 2009
Status Governor Free pada SCADA

Status: Senin , 31 Agustus 2009 10:13 WIB


http://scada.pln-jawa-bali.co.id
Progress
Hasil Kesepakatan Pertemuan 1 :
- YTL /PEC ,menunggu hasil rapat komite.
- Suralaya #1 s/d #4 dan #5, akan dilakukan
retubing boiler, Suralaya #6 & #7 LFC
Sudah dioperasikan.
- PLTU Muarakarang akhir 2010 sudah
selesai.
Progress
Hasil Kesepakatan Pertemuan 1 :
- PLTU Gresik 3 & 4 perlu di lakukan pengecekan di sistem
control, AGC bisa dioperasikan.
- PLTU Gresik 1 & 2 perlu di lakukan pengecekan di sistem
Boiler.
- PLTU Piton 1 & 2, perlu dilakukan perbaikan sistem
control (unit #1 september 2009 & unti #2 thn 2010).
- PLTU TJATI B, LFC Perlu dilakukan pengecekan, AGC
bisa dioperasikan.
Pengaruh Dead band Terhadap
Load Sharing
 2 Gen f R2
(Capacitiy, Loading, R R1

sama, R2 dg. dead band)

Dead band berpengaruh ∆ P2 ∆ P1


pada:
 Load Sharing Gen dg
dead band lebih rendah
 Turunnya frekuensi Dg Dead
R2eq band
Pengaruh Load Limit Terhadap
Load Sharing
f R2
 2 Gen R1
Capacitiy, Loading & speed
drop (R) sama, R2 Load
Limit
∆ P2 ∆fo ∆ P1
Load Limit (Blocked ∆f1
Governor) berpengaruh
pada:
 Load Sharing gen lain
naik Tanpa Load Dg. Load
 Frekuensi akhir turun Limit limit R2
Index kekuatan Sistem
(Stiffness)
Kekuatan sistem (β) :
- primary regulation
(R,Speed Droop)
- Damping beban (D)

MW / Hz Tanpa D

Tanpa R

Anda mungkin juga menyukai