Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Voltage Swell


2.1.1 Definisi Voltage Swell

Voltage swell merupakan proses terjadinya peningkatan nilai tegangan efektif pada
skala 1,1 pu sampai 1,8 pu yang terjadi dalam durasi waktu 0,5 siklus sampai 1 menit. IEC
61000-4-30 mendefinisikan voltage swell sebagai kenaikan besar tegangan sementara pada
titik diatas nilai threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard 1159-1995, voltage
swell merupakan variasi tegangan rms degan besar antara 110% sampai 180% dari tegangan
nominal dan berlangsung selama 0,5 siklus sampai satu menit. Terjadinya voltage swell bisa
diakibatkan oleh kesalahan sistem, proses peralihan beban (load switching) dan capasitor
switching. Besarnya nilai peningkatan tegangan tergantung pada lokasi terjadinya gangguan
atau kesalahan, relatif terhadap titik pengukuran, sistem impedansi dan sistem pentanahan.
Gambar berikut menunjukan gelombang tegangan saat terjadi voltage swell dengan besar 1.2
pu dan berlangsung selama 0,12 detik.

Contoh Bentuk Gelombang Saat Terjadi Voltage Swell

2.1.2 Akibat Swell


 Motor tiba-tiba berhenti
 Peralatan digital ter-reset menyebabkan hilangnya data
 Kerusakan/ kegagalan peralatan
 Produksi terhenti
 Produk harus dikerjakan ulang
 Pengaruh pada kualitas produk
 Pengaruh pada konsumen seperti keterlambatan pengiriman dan hilangnya
penjualan
 Biaya tambahan untuk investigasi masalah

2.1.3 Cara Mengatasi Swell


A. Uninterruptible Power Supply (UPS)

Pada kondisi normal, masukan daya AC beban diperoleh dari suplai PLN. Selain
itu masukan daya AC akan disearahkan ke dalam daya DC untuk pengisian baterai.
Ketika terjadi swell, daya DC yang dimiliki baterai ini lalu diubah kembali ke dalam daya
AC untuk memberi beban. Jika masukan daya AC dari PLN gagal, inverter diberikan dari
baterai dan melanjutkan untuk menyuplai beban.

Uninterruptible Power Supply (UPS)

B. Dynamic Voltage Restorers (DVR)

DVR merupakan alat yang menggunakan teknologi elektronika daya khususnya


teknologi inverter dan dikonfigurasi sebagai pengendali tegangan yang dihubungkan
secara seri. DVR dapat dioperasikan dengan sebuah kapasitor yang relatif kecil untuk
meng-exchange daya reaktif atau dapat mensuplai daya aktif ke beban dengan
menggunakan energy storage. Capacitor bank yang besar, flywheel, dan baterai dapat
digunakan sebagai media penyimpanan energi. DVR yang diletakkan diantara suplai dan
beban kritis, telah terbukti menunjukkan unjuk kerja yang sangat baik pada mitigasi
voltage swell.
Dynamic Voltage Restorers (DVR)

C. Motor-Generator (M-G) Sets


Energi rotasi yang tersimpan pada flywheel dapat digunakan untuk regulasi
tegangan pada steady state dan untuk menanggulangi perubahan tegangan pada saat
gangguan. Ketika kondisi normal, putaran rotor motor akan sama dengan putaran rotor
generator. Sehingga energi listrik yang masuk ke motor sama dengan energi listrik yang
dihasilkan oleh generator. Ketika terjadi swell, maka putaran motor akan lebih cepat dari
yang seharusnya. Agar putaran rotor generator tetap konstan ketika terjadi swell pada
input motor, maka flywheel akan mempertahankannya dengan menyimpan energi.
Teknologi ini mampu menghasilkan tegangan output 100 % pada kapasitas beban rated
selama lebih dari 15 detik pada saat tegangan input nol. Jika durasi sag atau outage cukup
lama, energi yang tersimpan pada flywheel tidak dapat untuk menjaga kecepatan tetap
konstan, motor akan trip dan tegangan mulai turun dibawah harga yang disyaratkan.

Motor-Generator (M-G) Sets

D. Constant Voltage Transformers (CVT)

Dengan magnetik shunt ditambahkan dan kapasitor terhubung pada terminal


sekunder, arus kapasitor membangkitkan flux tambahan pada inti besi dimana lilitan
sekunder berada, total flux pada inti besi ini akan berada pada daerah jenuh, sehingga
perubahan yang terjadi pada tegangan primer akan berdampak kecil sekali (konstan) pada
tegangan sekunder. CVT pada dasarnya adalah transformator dengan perbandingan lilitan
1:1, yang dioperasikan didaerah saturasi pada kurva magnetik, sehingga tegangan output
tidak mengalami perubahan tegangan yang signifikan akibat perubahan tegangan in-put.
CVT beroperasi persis sama dengan regulator tegangan, akan tetapi pada saat tegangan
dip (sag) terjadi pada sisi primer, CVT sanggup mempertahankan tegangan sekunder
konstan. Jika trafo ini dibebani penuh, tegangan output dapat dipertahankan konstan,
walaupun tegangan pada primer terjadi sag (drop tegangan) 30%, tetapi bila dibebani
hanya ¼ dari rating, tegangan sekunder dapat dipertahankan walaupun tegangan primer
turun hingga 70%.

Constant Voltage Transformers (CVT)

2.2 Overvoltage
2.2.1 Pengertian dan Penyebab Overvoltage

Overvoltage merupakan suatu gangguan akibat tegangan pada sistem tenaga listrik
lebih besar dari seharusnya dan dalam waktu yang lama (kejadian voltage swell dalam waktu
yang lebih lama) yang terjadi pada saluran transmisi /distribusi. Biasanya diakibatkan oleh
petir.

Adapun penyebab overvoltage adalah sebagai berikut:

 Kegagalan AVR (Automatic Voltage Regulator)


 Kesalahan operasi sistem eksitasi
 Pelepasan beban secara mendadak
 Pemisahan generator dari sistem saat islanding
2.2.2 Akibat Overvoltage

 Dapat mengakibatkan tembusnya (breakdown) tahanan isolasi yang akhirnya akan


menimbulkan hubungan singkat antar belitan
 Tegangan lebih juga dapat menimbulkan putaran turbin semakin cepat ( over speed)
 Dapat merusak system pada AVR (Automatic Voltage Regulator)
 Degradasi pada peralatan elektronik (berkurangnya masa penggunaan alat)

2.2.3 Cara Mengatasi Overvoltage

Cara mengatasi overvoltage dapat menggunakan Overvoltage Relay (OVR). Rele


tegangan lebih adalah rele yang bekerja untuk mendeteksi keadaan tegangan lebih. Apabila
tegangan yang digunakan kepada rele tegangan lebih besar dari nominalnya (settingnya) dan
berlangsung dalam waktu yang melampaui batas waktu tertentu (lebih besar dari setting
waktunya). Maka rele tegangan lebih akan beroperasi atau bekerja.

Anda mungkin juga menyukai