Anda di halaman 1dari 38

PELATIHAN

MATERI KELISTRIKAN KAPAL

Oleh :
Dr. Eng. Mohammad Abu Jami’in, S.T, M.T.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


JULI 2017

1
PEMBANGKIT LISTRIK

1. Ruang lingkup pembangkit listrik di kapal

Secara lengkap Sistem pembangkit listrik di kapal meliputi Pembangkit tenaga listrik
Generator, Sistem Distribusi & Shore connection System, switch gear sebagai pengatur pada
generator, distribusi daya, panel distribusi, transformator, motor, dan busbar. Kebutuhan akan
tenaga listrik di perlukan sebagai penggerak motor untuk propulsi (sistem bahan bakar,
pelumas dll) maupun sistem bantu kapal yaitu sistem penunjang kapal (sistem bilge, sistem
ballast, pemadam kebakaran dll) dan sistem permesinan geladak (sistem tambat & jangkar,
sistem kemudi steering gear dll), untuk penerangan interior dan exterior, lampu navigasi,
ventilasi, air conditioning (AC), Ruang penyimpan makanan & pendingin, pemanas,
perlengkapan dapur, sistim kebersihan dan air minum, Kebutuhan power untuk sistem kontrol
mesin. Selain itu kebutuhan listrik juga di perlukan untuk sistem komunikasi interior, sistem
alarm, radio komunikasi, radar, dan peralatan elektronik untuk navigasi yang lainnya.
Pada kapal penumpang kebutuhan listrik banyak di pakai untuk beban hotel dan beban
rekreasi misalnya ruang penerangan untuk theater, perlengkapan restaurant dan kolam
renang, proyeksi gambar bergerak, sistem pemanggil steward. Selain itu untuk keselamatan
penumpang di lengkapai dengan detektor kebakaran dan alarm secara otomatis, pintu kedap
air. Seluruh peralatan electric plant harus mampu beroperasi di laut oleh karena itu harus
tahan terhadap karakteristik operasi kapal seperti rolling, pitching, getaran, dan sifat korosi.

2. Tegangan Operasi dan Jumlah Fasa Sumber Listrik

Pembangkit listrik AC adalah sandard untuk kebutuhan tenaga listrik di kapal (Standard
Marine Installation) hal ini di karenakan pada beban listrik AC mempunyai banyak
keuntungan yaitu biaya awal rendah, berat lebih kecil bila di banding DC, butuh space kecil,
pemeliharaan mudah, banyak tersedia di pasaran dan handal. Standard frekuensi untuk
sumber listrik AC adalah 60 Hz. Tipe tipe sumber listrik yang biasa di pakai di kapal adalah
sbb :
1. 120 Volt, 3 phase, 3 kawat
Adalah 120 Volt di hasilkan oleh pembangkit listrik generator dan 115 pada beban
penerangan dan distribusi daya.
2. 230 Volt, 3 phase, 3 kawat

2
Adalah 230 Volt di hasilkan oleh pembangkit listrik generator, 220 untuk distribusi daya, 115
untuk distribusi penerangan yang lebih dulu melalui trasformer. Sebagai alternative dapat di
gunakan standard 120 / 208 dengan memakai 4 kabel yang dapat di gunakan baik untuk
beban penerangan maupun motor tanpa memakai transformer. Standard satu dan dua di atas
jarang di pilih karena lebih meguntungkan jika memakai standard 450 Volt, 3 phase, 3 wire.
3. 450 Volt, 3 phase, 3 atau 4 kawat
Adalah 230 Volt di hasilkan oleh pembangkit listrik generator, 440 Volt pada distribusi daya,
115 volt pada sistem distribusi penerangan (lampu) yang lebih dulu melalui transformer.
standard ini juga jarang di pakai. Umumnya di pakai standard 450 Volt, 3 phase, 4 kawat
akan tetapi perlu di pertimbangkan untuk pemakaian refrigeration yang memerlukan 208 atau
220 volt kontainer pendingin.

3. Analisis Beban
Dalam menentukan rating dari generating plant yang sesuai kebutuhan beban. Perlu untuk
mengetahui perkiraan beban puncak pada tiap tiap kondisi operasi kapal. Hasil dari “Electric
Load Analisis” adalah berupa tabel beban seperti yang di tunjukkan pada tabel di bawah ini.
PT. PAL INDONESIA
(PERSERO)
DIVISION OF TECHNOLOGI
ELECTRIC & ELECTRONIC
DEPARTMENT
Name of Ship : Anchor handling tug supply
Number of Ship :
M000183/215
Owner : Pertamina Tongkang
Designer : PT. PAL
INDONESIA
Classification : ABS
Main Generator Set : 375 kVA (300 kW), 450 V, 60Hz,AC 3ph, 2 Sets,
Em'cy Gen.Set :375 kVA (300 kW), 450 V, 60Hz,AC 3ph, 2 Sets
Shaft Alternator :375 kVA (300 kW), 450 V, 60Hz,AC 3ph, 2 Sets
SUMMARY OF GENSET LOAD BALANCE
Normal
At in Cargo Anchor Towi Em'cy
Sea Mooring
Port Operation Handling ng Service
DESIGNATOR Going

a. Intermittent Load
a.1 Total Load (kW) 81,09 57,17 50,93 33,86 16,66 56,69 13,16
a.2 Diversity Factor 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
a.3 Necessary Power (kW)
[a.1. a.2] 56,76 40,02 35,35 23,7 11,66 41,78 9,21
282,6
b. Continous Load (kW) 118,9 163,66 569,85 827,58 308,7 2 30,29
c. Total Load [a.3.+b] 175,6 203,67 395.05 359.05 320,36 324,4 39,5

3
492.23 492.23
d. Genset Service (kW)
d.1 Genset No.1 & 2 (@
300kW) 300 300 600 600
d.2 Shaft Alternator (600 kW) 600 600 600 600
d.2 Em'cy Genset (50 kW) 50
59.84 59.84
e.Load Factor Genset (%) 58,54 33,95 82.15 82.04 53,39 54,7 79
1 PTO 1
f. Operational 1 D/G 1 PTO + 2 D/G 1 PTO 2 D/G PTO
1 D/G
+ 1 1 D/G + 2
g. Stand-By PTO 2 D/G 1 D/G 1 PTO D/G

Detail analisis dari tabulasi beban ini, akan dapat di perkirakan beban listrik yang di perlukan
pada saat di laut (berlayar), melakukan manuver, dan pada saat di pelabuhan. Beban listrik di
tentukan melalui pemakaian istilah “service factor” yang tergantung dari kondisi operasi
kapal. Service factor adalah faktor yang di pengaruhi oleh load faktor dan diversity factor
yang menujukkan percent dari beban maksimum yang di distribusikan ke beban oleh
generator selama interval waktu 24 jam. Terkadang beban seperti fire pump, anchor windlass,
capstan, dan boat winch di asumsikan mempunyai zero faktor pada semua kondisi operasi.

4. Kapasitas Total Generator


Kapasitas total generator, khususnya pada emergency dan pearalatan pendukung propulsi
akan selalu lebih besar dari total beban yang di tentukan oleh load analisis. Ship generating
plant harus terdiri paling sedikit 2 buah, yang mana satu generator dalam kondisi standby.
Satu atau beberapa generator mampu beroperasi pada setiap kondisi beban tanpa melebihi
rating normal dari generator. Kemungkinan kemungkinan terdapat penambahan beban listrik
pada waktu yang akan datang seharusnya juga di pertimbangkan ketika menentukan kapasitas
total generator.

5. Jumlah dan Rating Generator


Setelah mengetahui beban puncak, maka langkah selanjutnya adalah pemilihan generator.
Masalah yang paling umum adalah menentukan jumlah dan rating pada tiap generator set.
Faktor faktor yang perlu di pertimbangkan pada langkah ini adalah first cost, operating cost,
size & weight, dan generator di harapkan mempunyai ukuran standard. Tidak ada rumus
matematis yang pasti dalam menentukan jumlah & rating generator, umumnya hanya

4
berdasar pertimbangan pengalaman, data tentang standard rating generator yang tersedia dan
data yang mewakili faktor faktor pemilihan generator.
Untuk beban puncak sampai dengan 2200 kW, biasanya di sediakan 2 generator yang masing
masing mampu beroperasi pada beban penuh. Pada kapal uap ada kecenderungan untuk
memasangkan satu turbine driven dan satu diesel driven generator yang biasanya mempunyai
kapasitas yang sama, hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan boiler pada beban
penuh di laut, pengopersiannya di buat paralel antara tubogenerator dan dieselgenerator yang
mana pengaturan ini tidak termasuk pada emergency generator. Pada beban lebih besar dari
2200 kW tiga tau lebih generator biasanya di pasang dengan jumlah total generator yang di
pilih akan dapat menyediakan fexibilitas yang maksimum, reliability, dan continuitas
pelayanan sistem distribusi listrik.

6. Lokasi dan Instalasi


Umumnya generator di kapal di lokasikan di main engine room. Hal ini untuk mengurangi
“Watch Stander” dan meminimalisai jumlah dan panjang pipa “Economical Piping
Arrangement” yaitu pipa pipa pipa untuk “auxiliary service” generator itu sendiri dan sistem
pipa untuk auxiliary service main engine dan mesin pendukung propulsi. Pada kapal yang
terdapat dua atau lebih engine room maka pada masing masing engine room di lengkapi satu
generating plant dan switchboard. Umumnya generator untuk melayani kebutuhan konsumsi
listrik di kapal di hubungkan dengan switchboard dan di atur sedemikian hingga kabel listrik
yang menghubungkan generator ke switchboard sependek mungkin.
Emergency generator set harus di lokasikan di deck freeboard, aft collision bulkhead, dan
pada sisi samping casing machinery untuk memudahkan pengaturan. Seluruh generating set
harus di pasang poros depan dan belakang agar rolling kapal tidak berakibat pada
bertmbahnya beban pada bearing yang di sebabkan effect gyroscopic, atau tumpahnya
minyak lumas dari rumah bearing.

7. Karakteristik Generator Set


Dasar pertimbangn dalam pemilihan generator adalah jumlah dan rating generator yang telah
di tentukan, dan berdra karakteristik khusus pada kapal itu sendiri. Penggerak untuk generator
(prime mover) adalah steam turbine, gas turbine, diesel engine, atau kombinasi diantaranya.
5
Sedangkan emergency generator biasanya memakai diesel. Pemilihan generator di lakukan
setelah melalui evaluasi dengan mepertimbangkan harga, berat, dimensi, fuel consumption
(SFOC), reputasi pabrik pembuat generator & prime movernya, ketersediaan spare part di
pasaran, sederhana, handal dan maintenancenya mudah.

8. Konfigurasi Sistem Pembangkit


Konfigurasi sistem pembangkit listrik ditunjukkaan pada gambar dibawah ini.

Pada pusat pembangkit.


Sumberdaya energi primer (gas alam, batubara, hidro, nuklir dll)  energi listrik. Generator
sinkron mengubah energi mekanis pada poros turbin  energi listrik 3 fasa.
Pada saluran transmisi
Energi listrik dikirimkan menuju pusat beban setelah melalui transformator (step-up) 
Peningkatan tegangan  mengurangi jumlah arus  mengurangi rugi panas I2R. Ketika
saluran transmisi mencapai pusat beban tegangan tsb kembali diturunkan menjadi tegangan
menengah, melalui transformator penurun tegangan (step-down).
Pada pusat beban
Yaitu energi listrik yang terhubung dengan saluran distribusi diubah sesuai kebutuhan.
Perubahan tersebut adalah berupa, energi listrik  bentuk-bentuk energi yang terpakai
lainnya, seperti energi mekanis, penerangan, pemanas, pendingin dsb.

Mekanisme kerja :
Penggerak mula sebagai penghasil energi mekanik yang berupa putaran poros engine
yang di kopel dengan poros generator. Pada poros generator terpasang kumparan medan
untuk generator yang berkapasitas besar dan terpasang kumparan jangkar untuk generator

6
berkapasitas kecil. Kumparan medan sebagai penghasil medan kutub magnet sedangkan
kumparan jangkar sebagai penghasil arus jangkar. Akibat adanya putaran pada poros
generator akan terjadi perpotongan medan magnet dengan kumparan jangkar sehingga akan
terjadi GGL induksi (timbul beda tegangan listrik pada kumparan jangkar) sehingga
kumparan jangkar akan di aliri arus jangkar, sesuai dengan hukum faraday :
U = N d/dt U = N B A  sin t
U = (.p.rpm.Z.10-8)/(a.60)
U = GGL Induksi (Volt) total pada Generator
N = Banyak lilitan jangkar
d/dt = perubahan flux magnet tiap detik (Weber/det)
B = Kuat medan magnet yang di hasilkan oleh kumparan medan (Weber/m2)
A = Luas Flux magnet (m2)
 = Kecepatan sudut (rad/det)
t = Selang waktu
 = Flux per kutub (maxwell)
Z = Jumlah total dari penghantar jangkar yang effektif
rpm = Kecepatan putaran poros generator per menit
p = Banyaknya kutub magnet
a = Banyaknya garis edar pararel dari arus pada penghantar jangkar.
Beda tegangan yang di hasilkan oleh Generator akan di naikkan oleh trafo step - up
(Extra high / high voltage) untuk mengantisipasi drop tegangan yang di akibatkan oleh
saluran sistem transmisi, di mana drop tegangan ini akan di pengaruhi jauh tidaknya letak
beban yang membutuhkan konsumsi energi listrik, jumlah daya beban, jenis dan besar saluran
transmisi. Kerugian drop tegangan yang di timbulkan dapat di rumuskan sbb:
U = .L.I/A
U = Drop tegangan (Volt)
 = Hambaat jenis kawat (Ohm.m)
L = Panjang Kawat (m)
I = Arus yang melewati saluran transmisi (Ampere)
A = Luas penampang saluran transmisi (m2)

7
Setelah melalui saluran transmisi tegangan listrik akan di turunkan sesuai dengan kebutuhan
tegangan pada peralatan yang membutuhkan konsumsi energi listrik (110/220/380) yang
kemudian di distribusikan melalui sistem sub distribusi.

9. Penggerak Mula
Kebutuhan energi listrik di kapal dapat di peroleh dengan menggunakan satu atau lebih tipe
penggerak mula, di mana masing masing generator dapat bekerja sendiri sendiri atau bekerja
dengan paralel.Tipe pembangkit listrik tersebut adalah sbb :

Diesel generating sets


Adalah diesel engine yang di kopel dengan generator di mana disel ini hanya di gunakan
untuk pembangkit generator. Karakteristik diesel ini mempunyai putaran konstan walaupun
beban pada generator berubah ubah.Untuk mempertahankan putaran yang konstan adalah
dengan cara mengatur Governor sebagai penyuplai bahan bakar ke silinder.apabila beban
pada generator berubah.Karakteristik dari A/E ini dapat di rumuskan sbb :

A/E GEN

Auxiliary diesel generating sets


P = T.n T = k mf shg P = k.mf.n

Diesel gen set pada rated 150 kW ke bawah tersedia pada kecepatan 1800 rpm dan di
atas 150 kW di rancang pada kecepatan 900 s/d 1200 rpm. Oleh karena itu generator secara
umum di kopel secara langsung dengan Diesel. Untuk aplikasi marine electrical tersedia dala
dua tipe engine yaitu diesel 2 dan 4 langkah. Umumnya di atas 1000 hp di pakai diesel 2
langkah. Diesel dua langkah umumnya di pasang juga blower tipe positive displacement
untuk menyuplai udara scavanging agar gas buang cepat terdorong ke luar gas buang pada sat
langkah buang. Pada diesel dua dan empat langkah juga di pasang turbocharger (yang di
gerakkan oleh gear, exhaust gas turbine, atau kombinasi antara keduanya) untuk menaikkan
daya engine dan memperbaiki fuel economy. Pada diesel lebih dari 2000 hp turbocharger
dapat mengurangi ukuran dan berat engine. Untuk menyediakan udara yang cukup untuk
pembakaran di ruang silinder engine room di syaratkan agar di buat ducting untuk udara
masuk ke engine room untuk sistem ventilasi. Udara ventilasi juga di haruskan dapat
membunang panas panas radiasi yang di timbulkan engine ke luar. Jatuh tekanan juga harus

8
di periksa dari udara luar ke E/R yang tidak boleh lebih dari 6 in air agar performance engine
dapat di pertahankan.dan jatuh tekanan pada pipa gas buang dari muffler ke gas buang tidak
boleh lebih dari 16 in air. Secara lengkap peralatan pendukung engine dapat berupa :
1. Fuel control sistem yang terdiri dari fuel pump yang di gerakkan oleh engine itu
sendiri, duplex filter, suction strainer, injector control lever untuk manual starting,
stopping, dan emergency speed control.
2. Lubricating oli sistem yang terdiri dari oil pump yang di gerakkan oleh engine itu
sendiri, full flow filter yang di lengkapi dengan mengunakan relief valve sebagai by
pass.
3. Pompa pedingin piston
4. sistem pendingin air tawa untuk gen set yng lebih dari 350 kW terdiri dari expansion
tank, pomp pendingin ( biasanya terdiri dari dua pompa yang di psang paralel),
automatic water temperture regulator, radiator atau kipas untuk peningin air tawar.
5. Exhaust sistem yang terdiri dari spark – arrester tipe muffler, air pendingin atau
isolasi pipa gas buang. Pada generator dengan kapasitas 350 kW ke atas, engine
biasanya di pasang indikator temperatur gas buang yng terdiri dari thermocouple,
selector switch, dan galvanometer. Satu themocople di pasang pada masing masing
silinder. Selector switch dan galvanometer di pasang pada gage board.
6. Sistem udara start yang terdiri dari motor start (terdapat 2 motor untuk engine yang
besar), distributor udara untuk sequensial udara masuk ke silinder, strainer dan air
control valve. Solenoid valve di pakai jika engine di start remote dri switch board.
Starting air start umumunya di rancang pada tekanan 125 s/d 250 psi. Diesel generator
dengan rated 500 kW ke bawah umumnya menggunakan electric ataupun hidrolik
starting.
7. filter silencer untuk udara masuk
8. Constant speed governor atau electro hidrolik load sensing speed governor untuk
menghindari variasi speed.
9. Speed adjusting (synchronizing) yang dapat di atur secara manual untuk lokal kontrol
dan memakai elektrik motor atau potensiometer untuk pengaturan secara remote dari
switch board ketika di lakukan sincronisasi generator.
10. Device peralatan overspeed yang tidak boleh lebih dari 15 %, dan jika lebih fuelrack
akan menutup yang selanjutnya shutdown engine.

9
11. Interlock switch untuk mengaktifkan circuit breaker agar trip yang selanjutnya akan
memutuskan sumber listrik ke switch board yang berhubungan dengan shutdown
engine ketika terjadi over speed.
12. Gage board, sebagai papan indikator yang menunjukkan tekanan discharge minimum
pada freshwater dan seawater pump, tekanan minimum discharge dan inlet pada filter
fuel oil dan lubricating oil, LO strainer inlet dan outlet, scavanging air, starting air,
dan juga thermometer pada fresh water dan LO dari engine.
13. Turbocharged engine di lengkapi dengan scavanging tubocharger dan pendingin udara
masuk ke engine dari turbocharger.
Pendingin tipe tube di pakai sebagai pendingin LO dan fresh water pada D/G yang lebih
dari 350 kW. Sea water di gunakan sebagai pendingin fresh water dan fresh water di
gunakan sebagai pendingin LO. Untuk D/G kurang dari 350 kW fresh water umumnya di
dinginkan dengan kipas melalui radiator.

Main engine driven generators (PTO generators)

Adalah generator yang di kopel dengan Power Take Off (PTO) dari main engine. PTO
adalah kelebihan daya dari Main Engine setelah di gunakan untuk propulsi atau penggerak
kapal.

M/E
GEN

PTO GENERATOR

Karakteristik dari PTO generator ini adalah sesuai dengan karakteristik M/E yaitu perubahan
beban pada generator akan di ikuti oleh perubahan putaran.Hal ini tidak di perbolehkan
terjadi pada generator sehingga harus ada kontrol untuk mengatur agar frekwensi dari sumber
listrik yang keluar dari generator mempunyai frekwensi yang konstan. Stadard pengaturan
PTO sistem pada generator adalah sbb:

PTO/RCF (Power Take Off / Renk Constant frequency)

Generator di kopel dengan poros M/E di mana poros ini di hubungkan dengan sistem
pengatur putaran dengan sistem mechanical hydraulic speed control yang terdiri dari flexible

10
coupling, step - up gear, epicyclic variable ratio gear, dan clutch hydraulic pump dan motor.
Tipe propeller yang menggunakan sistem ini adalah fixed Pitch Propellers (FPP) yaitu
propeller dengan pitch yang tidak dapat di atur sehingga untuk manuver kapal dengan
mengubah putaran poros M/E.

PTO/CFE (Power Take Off / Constant Frequency Electrical)

Generator di kopel dengan constant ratio step - up gear dan dengan electrical frequency
control dengan menngunakan frequency converter yang terdiri dari static frequncy
converter,dan motor listrik.Propeller yang di gunakan untuk sistem ini adalah FPP.

PTO/GCR (Power Take Off / Gear Constant Ratio)

Generator di kopel dengan constant ratio step - up gear. Sistem ini cocok untuk generator
yang beroperasi pada putaran constan atau propeller yang di gunakan adalah tipe Controllable
Pitch Propeller (CPP). Sistem propulsi yang menggunakan propeller tipe CPP manuver kapal
di lakukan dengan mengatur sudut pitch propeller sehingga poros M/E berputar dengan
putaran constan.

PTO DMG/CFE dan SMG/CFE

Direct Mounted Generator/Constan Frequency Electrical dan Shaft Mounted


Generator/Constant Frequency Electrical.Pada dasarnya sama dengan PTO/CFE cuma pada
sistem ini tidak terdapat step - up gear tetapi generator di kopel langsung dengan crankshaft
M/E atau intermediate shaft (Poros Antara)
Steam driven turbogenerators

BOILER Turbin Uap

Pompa GEN

KONDENSOR
Steam driven turbogenerators

Pompa memompa air dari kondensor menuju boiler, dari boiler air di panaskan sampai
pada kondisi superheater sehingga entalphi dan tekanannya meningkat. Turbin uap akan
mengubah energi panas dari uap superheater menjadi kerja poros dengan cara

11
mengekspansikan uap superheater. Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap yang
keluar dari turbin agar menjadi cair jenuh supaya dapat di pompa dan fungsi yang lain adalah
dengan adanya kondensor efisiensi turbin akan meningkat karena jatuh tekanan dengan
adanya kondensor akan semakin besar. Energi listrik di kapal dapat juga di hasilkan dari
turbagenerator yang di gerakkan oleh uap dengan memanfaatkan exhaust gas dari main
engine untuk memanaskan steam boiler.
Turbin ini dirancang agar dapat bekerja secara sendiri atau paralel dalam waktu yang
lama tanpa ada shutdown bial ada repair. Tipe marine generator turbine di antaranya adalah
horisontal, multistage dan axil flow impulse. Masing masing marine generator terdiri dari
turbine, speed reduction gear, generator, rotating exciter, condenser, condenser air ejector,
gage board, komponen sistem pelumasan yang terdiri dari cooler, reservoir, strainer, pump,
dan sistem pendukung dan perpipan lainnya. Turbine harus di lengkapi dengan peralatan
sebagai berikut :
1. Steam governing valve
2. Relay bahan bakar tipe constant speed governor atau elektro hidrolik load sensing
speed governor yang maksudnya adalah agar generator bekerja pada putrn konstant.
3. Alat pengatur putaran (synchronizing) yang dapat di set lokal manual maupaun
melalui motor listrik atau potensio untuk pengaturan secara remote dari switchboard
ketika di lakukan sinkronisasi generator.
4. Kombinasi antara trip dan throttle valve agar turbine dapat shutdown secara otomatis
ketika terjadi penurunan tekanan minyak pelumas
5. Interlock switch untuk memutuskan hubugan antara generator dengan switchboard
jika throtle trip closed
6. overspeed governor di samping terdapat konstant speed governor, yang mana
overspeed tidak boleh lebih dari 15 %, overspeed governor berfungsi untuk shutdown
turbin secara otomatis jika terjadi overspeed.
7. Steam sealing manifold untuk encegah masuknya udara ke dalam poros selongsong
turbine, juga terdapat pipa dan valve untuk pembuangan kebocoran uap melalui
packing.
8. Automatic atmospheric relief valve untuk pembuangn udara ke atmosfer (udara luar)
jika terjadi tekanan balik dalam rumah turbin di karenakan terjadi malfunction pada
kondensor.

12
9. Sentinel valve untuk sounding dan alarm yang di pasang sebelum automatic
atmospheric relief valve.
10. High exhaust back pressure trip device yang mana berhubungan dengan tekanan
minyak pelumas dari throtle trip valve yang berfungsi untuk shutdown turbine.
11. Peralatan pemutar rotor secara manual untuk maintenance.
12. Reduction gear, umumnya reduksi tunggal dan single helical, yang mana pinion dan
gear di lengkapi dengan bearing, pada poros putaran rendah umumnya bersifat
flexibel yang di hubungkan ke poros generator.
13. Strainer
Marine turbine generator set di lengkapi dengan self contained LO sistem, pompa
yang di gerakkan dengan gear penghubung menyuplai minyak ke turbin, reduction gear,
bearing generator dan juga constant speed governor, trip throttle valve, high exhaust back
pressure trip device, dan over speed governor. Pompa memompa minyak dari reservoir dn
keluar dari pompa melalui magnetic strainer tipe duplex dan cooler tipe tube. Pendingin
minyak pelumas umumnya dirancang max 85 F untuk seawater cooling dan di lengkapi
dengan zinc anode untuk meminimalisasi korosi. Tekanan air pendingin harus di jaga lebih
rendah dri tekanan minyak pelumas untuk menghindari terjadinya kontaminasi air pada
minyak yang mengakibatkan kegagalan pendinginan. Juga di lengkapi pompa hand operated
lubricating oil yang di pakai untuk start up dan maintenance. Gageboard merupkan papan
indikator untuk mengetahui tekanan uap masuk, gland sealing steam, bearing oil, pompa
minyak dan termometer untuk mengetahui suhu minyak yang masuk dan keluar dari cooler.

Turbine Gas
Gas turbin sebagai penggerak generator yang terpasang di kapal terbatas jumlahnya.
Gas turbin lebih ringan dan kecil jika di bandingkan steam ataupun diesel. Gas turbin adalah
penggerak high speed oleh karena itu noise nya lebih tinggi jika dibanding steam. Waktu start
untuk gas turbin biasanya 30 s/d 40 detik, tetapi dpat di kurangi sampai di bawah 10 detik
ketika di gunakan sebagai penggerak emergency generator.

13
Turbin gas merupakan mesin dengan proses pembakaran dalam (internal combution).
- Gas alam dibakar dalam ruang pembakar (combustor).
- Udara yang memasuki kompressor setelah mengalai tekanan bersama dengan bahan
bakar disemprotkan ke ruang pembakar.
- Gas panas hasil pembakaran ini berfungsi sbg fluida kerja yang memutar roda turbin
yang terkopel dg generator sinkron.
Berbeda dengan PLTD, PLTG tidak memiliki bagian mesin yang bergerak translasi
(bolak balik) sehingga bebas dari getaran. Efisiensi konversi termalnya hanya 20 – 30%.
Karena biaya modal yang rendah , serta biaya bahan bakar yang tinggi, PLTG bfungsi
memikul beban puncak.

Emergency Generator
Emergency generator biasanya menggunakan penggerak diesel. Diesel sebagai
penggerak propulsi maupun emergency harus mempenyai sistem cooling secara tersendiri
yang menggunakan radiator / fan. Pipa ventilasi di pasang ke dan dari radiator engine, kipas
radiator harus cukup mendorong udara pendingin melewati pipa. Emergency generator harus
di atur sedemikian hingga dapat shut down secara otomatis bila terjadi tekanan minyak
pelumas hilang, bahaya overspeed, atau melepaskan carbon di oxide dalam ruang emergency
generator. Audible alarm harus di pasang dan akan berbunyi bila terjadi tekanan minyak
pelumas turun atau temperature air pendingin naik.
Engine umumnya diatur agar dapat di lakukan start secara otomatis bila terjadi
kegagalan pada suply daya di kapal. Jika startnya memakai battery / accu, relay yang
sensitive terhadap tegangan akan menutup di mana penutupan / contact relay ini di
bangkitkan oleh sebab terjadinya kegagalan suply daya di kapal. Battery akan memberi aliran
energi ke rangkaian kontrol yang selanjutnya mengaktifkan motor start. Jika startnya
14
memakai hidrolik, kegagalan suply daya di kapal akan mematikan aliran energi pada solenoid
valve yang merupakan awal dari proses starting.
Emergency generator tidak di perlukan bila generator utama (Ship service Generator)
dapat bekerja secara paralel. Automatic voltage egulator harus di pasang pada emergency
enerator. Emergency generator harus mempunyai tegangan yang sama dengan generator
utama.

10. Pembangkit listrik DC


Pembangit listrik DC cukup ekonomis jika di pakai pada kapal yang relatif kecil
ataupun sedang hal ini di sebabkan pada permesinan geladak memerlukan motor yang
mempunyai kecepatan bervariasi. Tipe yang di pakai untuk sumber DC adalah sbb:
1. 120 Volt, 2 kawat
Adalah 120 Volt, 2 kawat di hasilkan oleh pembangkit listrik generator, 115 untuk
penerangan dan distribusi daya adalah sangat cocok untuk kapal kecil, kapasitas generator
yang di perlukan umumnya tidak lebih dari 75 kW.
2. 240/120 Volt, 3 kawat
Adalah 240/120 Volt, 3 kawat di hasilkan oleh pembangkit listrik generator. Sistem ini
menyediakan 230 Volt, 2 kawat untuk distribusi daya, 230/115 Volt, 3 kawat untuk distribusi
ke panel lampu. 3 kawat ini terdiri dari kawat netral dan kawat dual voltage. Yaitu kawat
positive dan netral dan kawat negative dan netral.

15
PROSEDUR PERHITUNGAN BEBAN LISTRIK DI KAPAL
1. Identifikasi beban listrik:
 Satu fase
 Tiga fase
 Daya(watt)
 Cos 
 Arus
 Tegangan
 Service factor (tidak ada didarat) untuk intermitten load
Semua identifikasi beban listrik diatas dapat dilihat dalam name equipment.
2. Membuat tabel beban (load calculation table).
3. Membagi beban seimbang (load balance calculation).
4. Menentukan kapasitas generator yang diperlukan (KVA).
5. Memilih generator, termasuk:
 Fuel economy
 Cost (invest).
 Reability
 Berat
 Performance
6. Membuat blok diagram.
7. Membuat wiring diagram.

1. Penyusunan Tabel Beban


Sebelum menyusun tabel Load Balance, alangkah lebih baiknya mengetahui beberapa
istilah – istilah yang berkaitan dengan tabel tersebut, seperti:
a. Beban IL (Intermittent Load) adalah beban yang digunakan untuk sementara. Dengan
kata lain tidak digunakan secara terus menerus.
b. Beban CL (Continous Load) merupakan lawan dari beban Intermittent Load, yaitu beban
yang digunakan secara terus menerus.
c. Service Factor adalah perbandingan daya yang dioperasikan dari alat tersebut
dibandingkan dengan daya input maksimal alat yang bersangkutan.
d. Diversity Factor adalah perbandingan waktu alat beroperasi dalam 24 jam.

16
e. Load Factor adalah perbandingan daya output mesin yang digunakan terhadap daya
maksimal mesin.

KVA = IL = CL = P (KW) x cos

R=S=T=

2. Perhitungan Arus
Setelah membuat dan menganalisa tabel Load Balance yang telah kita buat, kita bisa
menghitung perkiraan arus dengan rumus sebagai berikut:

I=  Ampere

17
Rangkuman Flow Chart Perencanaan:

Start

Data peralatan beban


listrik

Buat tabel beban, klasifikasikan


dalam kategori tiap kondisi operasi

Beban pada tiap kondisi


operasi

Pilih generator

Pilih mesin penggerak

Analisis matching motor penggerak


dengan generator

Pilih gearbox (rasio)

Analisis perhitungan SFOC diesel


generator

SFOC operasi diesel generator


pada tiap kondisi operasi

Apakah SFOC
beroperasi NO
pada titik
optimal?

YES

18
B

Pilih gearbox (rasio)

Perhitungan performance
pengoperasian motor penggerak
pada tiap kondisi operasi

Perencanaan engine service system


- Volume tanki bahan bakar
- Layout ruang mesin dan sistem bantuan
- Desain sistem bantu mesin

Report perencanaan sistem penggerak kelistrikan


dengan output:
- Spesifikasi teknis pengoperasian motor penggerak
pada tiap kondisi operasi
- Spesifikasi tiap komponen sistem penggerak
- Harga dan satuan anggaran biaya
- Desain sistem bantu mesin

End

19
Contoh Perhitungan:
Tabel beban equipment di anggap kondisi waktu berlayar.
a. Desalinaton plant 3000watt, cos  = 0,8 , tiga phase.
b. Pompa ballast 2000 watt, tiga phase, cos  = 0,6.
c. AC sentral 2000 watt, tiga phase, cos  = 0,8.
d. TV 1000 watt , cos  = 0,8, satu phase.
e. lampu 1200 watt, cos  = 0,75, satu phase.
f. kulkas 1500 watt, cos  = 0,85, satu phase.

Tabel Perhitungan Beban Listrik di Kapal

Kondisi Operasi
Berlayar Berlabuh
Equipment
P (Watt) Jenis Beban SFC R S T R S T
Desalination Plant 3000 3 Phase 0,8 1250 1250 1250
Pompa ballast 2000 3 Phase 0,6 1111 1111 1111
AC Central 2000 3 Phase 0,8 833 833 833
TV 1000 1 Phase 0,8 - - 1250
Lampu 1200 1 Phase 0,75 1600 - -
Kulkas 1500 1 Phase 0,85 1765 - -

PERENCANAAN KEBUTUHAN LISTRIK DI KAPAL :


Peralatan yang terpakai dikapal:
 Data dari SPEC peralatan = daya, cos , tegangan(v), jumlah phase, service factor,
jumlah alat.
 Daya yang diperoleh diubah kebentuk VA.
P (Watt )
P(VA) = supaya beban l1,l2,l3,seimbang.
Cos
Tabel data pada keadaan berlayar, berlabuh, dan bongkar muat:
Tabel data pada keadaan berlayar

VA
Peralatan P (Watt) Cos φ P(VA) SFC
Sesungguhnya
Steering Gear 2238 0,8 2797 0,8 2238

20
Tabel data pada keadaan berlabuh

VA
Peralatan P (Watt) Cos φ P(VA) SFC
Sesungguhnya
Windlass 1665 0,8 2331 0,8 1665

Table data pada keadaan bongkar muat.


VA
Peralatan P (Watt) Cos φ P(VA) SFC
Sesungguhnya
Crane 1200 0,8 1500 0,8 1200

Note :
 Analisis perhitungan beban tergantung pada equipment, dan equipment tergantung
pada system di kapal.
 Pada kapal diggunakan lebih dari dua generator karena beban di kapal sangat
bervariasi.
 Sebelum menentukan kapasitas generator, kita harus menganalisis beban dengan
menggunakan equipment yang ada di kapal.
 Untuk menghitung engine service system, kita harus mengetahui data teknik engine /
source data / buku panduan.
 Data kapal juga dibutuhkan untuk menetukan ship service sistem.
 Pompa digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tanki ke tanki yang lainya.
 Alat yang menggunakan motor listrik memiliki beban tiga phase.Untuk beban yang
selain motor listrik memiliki beban satu phase.

21
Tabel perhitungan beban dikapal
No Kondisi Berlayar
P P
VA Phase Peralatan SF Cos φ Σ Phase
(Watt) (VA) R S T
3,17 kw 1 Steering Gear 0,8 0,75 3 4 HP 3,97 1,05 1,05 1,05
0,465 2 Lampu 0,5 0,8 1 1 HP 0,93 0,465 - -

Daya (KW ) P(Watt ) Daya (VA)


1HP = ; P(VA) = ; VA sesungguhnya = ;
0,746 cos  SPEC
1HP = 0,746 kwatt = 746watt.
Daya(watt) = P(watt) * 0,746.
VA = P(VA) * cos

LOAD CALCULATION OF EQUIPMENT ( ELECTRICAL EQUIPMENT )


1. Load calculation engine service system.
 System bahan bakar.
 System pelumasan.
 System pendinginan.
 System udara start.
System-system di atas merupakan data teknik engine.
2. Ship service system atau sistem untuk melayani kapal.
 System dilga, yaitu sistem untuk drynase / membuang kotoran yang berupa cairan
/minyak keluar kapal.
 Sistem ballast, yaitu sistem yang berfungsi untuk menjaga kestabilan cairan kapal
dan untuk untuk memindahkan cairan dari satu tanki ballast ke tanki ballast yang
lain atau dari luar kapal ke dalam kapal agar kapal tetap berada pada posisi yang
dikehendaki.
 Fire pump, yaitu pompa yang berfungsi sebagai pompa pemadam kebakaran.
 System sanitasi, yaitu sistem yang digunakan untuk keperluan mandi, mencuci dan
masak.
3. System bongkar muat.
 Deck crane.
4. Deck mechinery.
 Wind lass (jangkar, yaitu alt untuk menaikan / menurunkan jangkar.
 Mooring winch (alat untuk menambatkan kapal), yaitu alat untuk menaikan kapal.

22
 Staring gear (alat kemudi), yaitu alat yang berfungsi untuk menghidupkan kapal.
5. Beban pendingin (fresh chamer).
6. beban control dan automation.
Berikut imi sistem-sistem umum di kapal yang perlu dipertimbangkan untuk perhitungan
beban kelistrikan kapal:

1. Ruang Kontrol Mesin (Engine Control Room), salah satu ruangan didalam kamar
mesin dimana semua alat-alat kontrol mesin-mesin yang beroperasi dipasang,
termasuk sistem kontrol energi listrik, agar pengawasan terhadap mesin-mesin lebih
efektif dan efisien.
2. Mesin Induk (Main Propulsion Engine), suatu instalasi mesin yang terdiri dari
berbagai unit/sistem pendukung dan berfungsi untuk menghasilkan daya dorong
terhadap kapal, sehingga kapal dapat berjalan maju atau mundur.
3. Mesin-mesin Bantu (Auxiliary Engines), unit-unit dan instalasi-instalasi permesinan
yang dibutuhkan untuk membantu pengoperasian kapal, termasuk untuk mesin induk,
operasi muatan, pengemudian, navigasi dll., termasuk, tetapi tidak terbatas pada
mesin-mesin dibawah ini.
4. Mesin Generator (Generator Engine), suatu instalasi mesin / unit penggerak generator
atau pembangkit tenaga listrik, merupakan salah satu mesin bantu yang paling penting
dikapal untuk menghasilkan tenaga / energi listrik. Jenis mesin ini biasanya mesin
Diesel, kecuali dikapal yang menggunakan uap sebagai energi panasnya, mesin ini
digerakkan dengan turbin uap.
5. Generator, bagian yang menjadi satu dengan mesin generator yang mampu
membangkitkan energi atau arus listrik yang dibutuhkan untuk operasi kapal seperti
menjalankan motor-motor listrik untuk mesin kemudi, pompa, kompresor udara, dll.,
serta untuk penerangan, pemanas, dll.,
6. Pompa-pompa (Pumps), alat untuk memindahkan zat cair seperti air tawar, air laut,
bahan bakar dan lain-lain, yang biasanya dilengkapi dengan sistem perpipaan,
termasuk katup isap, katup tekan dan katup-katup lain, saringan, tangki-tangki, alat-
alat pengaman dll. Jenis-jenis pompa a.l.:
7. Pompa Pendingin Air Tawar (Fresh Water Cooling Pump), untuk memindahkan
sekaligus men-sirkulasikan air tawar melalui berbagai sistem pipa-pipa, pendingin
(cooler), tangki ekspansi, berbagai katup, saringan dan lain-lain, berfungsi untuk
mendinginkan blok silinder/badan mesin penggerak akibat terjadinya pembakaran
didalam silinder mesin.
8. Pompa Pendingin Air Laut (Sea Water Cooling Pump), yang mengisap air laut diluar
kapal dan mensirkulasikannya untuk mendinginkan air tawar, minyak lumas dan lain-
lain agar temperaturnya tetap pada temperatur yang dikehendaki. Setelah digunakan,
air laut ini kembali dibuang ke laut.
9. Pompa Servis Umum (General Service Pump), unit pemindah air laut yang
mempunyai fungsi ganda, artinya bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti
pendingin air tawar, minyak lumas, juga untuk mengalirkan air laut untuk pemadaman
kebakaran, dan lain-lain.
10. Pompa Minyak Lumas (Lube Oil Pump), unit pemindah minyak lumas yang
dibutuhkan untuk melumasi bagian-bagian mesin yang saling bergesekan, sekaligus
menyerap panas yang ditimbulkan akibat gesekan tersebut. Minyak lumas ini
disirkulasikan melalui unit pendingin agar temperatur tidak melebihi ketentuan.

23
11. Pompa Bahan Bakar (Fuel Oil Pump), terdiri dari berbagai unit, misalnya pompa
transfer untuk memindahkan bahan bakar dari satu tangki ke tangki lain, atau pompa
booster untuk mengalirkan bahan bakar ke unit-unit separator, dan/atau ke mesin-
mesin dimana bahan bakar ini akan dibakar didalam silinder.
12. Pompa Ballast (Ballast pump), pompa yang digunakan untuk mengisi dan
mengosongkan air laut ke dan dari tangki-tangki balas di kapal. Tangki-tangki ini
dimaksudkan untuk menyeimbangkan kapal agar tegak dan tidak miring, atau untuk
memperbaiki stabilitas kapal agar nilai GM-nya tetap positif, terutama sewaktu kapal
dalam pelayaran tanpa muatan.
13. Pompa Got (Bilge Pump), salah satu pompa yang fungsinya untuk membuang air
berminyak (oily water) yang ada di got (bilge) kamar mesin. Pompa ini harus
dilengkapi unit separator air berminyak (oily water separator), agar cairan yang
dibuang kelaut mengandung minyak tidak lebih dari 15 ppm.
14. Pompa Sanitair (sanitary pump), baik untuk air tawar maupun air laut, yaitu pompa
untuk menyalurkan air tawar maupun air laut ke sistem sanitair kapal, yaitu ke kamar-
kamar mandi dan WC.
15. Kompresor Udara (Air Compressor), unit yang berfungsi menyediakan udara dengan
tekanan tertentu, biasanya antara 20 – 30 bar) untuk berbagai kebutuhan, terutama
untuk start mesin induk.
16. Botol Udara (air bottle), unit penyimpan udara bertekanan tinggi
17. Mesin Pendingin (Refrigerator), suatu instalasi permesinan yang terdiri dari
kompresor, pendingin media pendingin, kondensor, katup ekspansi, evaporator dan
lainlain, yang ditujukan untuk mendinginkan satu ruangan atau lebih ruangan untuk
menyimpan bahan makanan diatas kapal.
18. Mesin Tata Udara, suatu instalasi permesinan seperti halnya mesin pendingin, tetapi
tujuannya mendinginkan ruangan-ruangan seperti salon, kabin-kabin awak kapal, dll.,
agar suhunya rendah dan nyaman
19. Pemindah Panas (Heat Exchanger), terdiri dari:
20. Pendingin (Cooler) untuk Udara, Air Tawar, Minyak Lumas, dll., yaitu unit yang
berfungsi menurunkan temperatur suatu zat yang menjadi akibat operasi mesin, agar
temperaturnya konstan dan tidak melebihi ketentuan. Di unit ini selalu ada zat yang
akan didinginkan dan zat atau media pendingin yang biasanya terdiri dari air laut.
21. Pemanas (Heater) untuk Bahan Bakar, Minyak Lumas, Air Tawar, dll., yaitu peralatan
untuk memanaskan suatu zat, misalnya bahan bakar agar kekentalannya turun, atauk
memanaskan ruangan dimusin dingin, dll.
22. Kondensor (Condenser), yang pada dasarnya berfungsi untuk merubah bentuk zat dari
uap atau gas menjadi bentuk cair. Unit ini biasanya terdapat pada turbin uap dan
mesin pendingin.
23. Ketel Uap (Steam Boiler), instalasi yang berfungsi untuk merubah air (tawar) menjadi
uap yang mem[unyai tekanan lebih dari 1 bar. Uap ini digunakan untuk berbagai
kebutuhan seperti menjalankan mesin atau turbin uap, media pemanas berbagai zat
atau ruangan-ruangan akomodasi diwaktu musin dingin atau didaerah dingin. Bahkan
sering digunakan didapur untuk keperluan berbagai alat pemanas makanan /
minuman.
24. Ketel Gas Buang (Exhaust Gas Boiler), yang terdapat pada kapal-kapal yang
menggunakan mesin Diesel sebagai mesin induknya. Sewaktu mesin induk jalan,
untuk menghemat bahan bakar, maka pemanasan air untuk dijadikan uap dilakukan
dengan memanfaatkan panas gas buang mesin induk yang tidak terpakai lagi.
25. Mesin-mesin Dek (Deck Machineries), unit-unit atau instalasi permesinan yang
dibutuhkan untuk operasi kapal, termasuk sewaktu berlayar dilaut, maupun selama

24
operasi muatan di pelabuhan. Unit-unit ini dioperasikan oleh awak kapal bagian dek,
namun perawatan dan perbaikannya dibawah tanggung jawab awak kapal mesin.
26. Mesin Kemudi (Steering Gear), instalasi penggerak daun kemudi untuk merubah arah
/ haluan kapal. Unit mesinnya terletak diburitan, diatas batang kemudi, namun dapat
dioperasikan dari anjungan melalui unit telemotor.
27. Mesin Jangkar (Windlass), unit mesin yang berada dihaluan kapal, untuk menurunkan
dan menaikkan jangkar sewaktu berlabuh diluar pelabuhan.
28. Mesin Kapstan (Penarik tali tambat), unit yang dibutuhkan untuk menggulung
dan/atau mengulur tali tambat, sewaktu kapal akan sandar atau lepas dari dermaga.
29. Mesin Pengangkat Muatan (Crane), unit-unit mesin untuk mengangkat muatan keatas
kapal dan memasukkannya kedalam palka (ruang muat kapal) atau menaikkan muatan
jika akan dibongkar ke dermaga.
30. Pembangkit Air Tawar (Fresh Water Generator), suatu unit pembangkit air tawar, atau
merubah air laut menjadi air tawar dengan cara menguapkan air laut kemudian
diembunkan sehingga menjadi air tawar.
31. Pemisah Zat Cair (Separator), terdiri dari:
32. Pemisah Bahan Bakar (Fuel Oil Separator), suatu unit permesinan yang gunanya
untuk memisahkan bahan bakar dengan zat-zat lain, terutama air dan endapan-
endapan yang terkandung didalam bahan bakar sehingga bahan bakar yang akan
disuplai ke mesin tetap murni dan bersih.
33. Pemisah Minyak Pelumas (Lube Oil separator), unit pemisah minyak lumas, biasanya
hanya untuk minyak lumas mesin induk, agar terpisah dari air dan kotoran-kotoran
lain, sehingga kualitas minyak lumas tetap terjaga.
34. Pemurni Bahan Bakar (Purifier), hampir sama dengan separator bahan bakar, tetapi
disini fungsinya untuk memisahkan bahan bakar dengan air dan zat-zat lain yang tidak
diinginkan.
35. Penjernih (Clarifier) untuk bahan bakar, yang fungsinya hampir sama dengan
separator, hanya disini bahan bakar akan dijernihkan dan dipisahkan dari endapan-
endapan atau lumpur-lumpur yang belum dapat dipisahkan oleh purifier. Biasanya
unit ini dipasang seri dengan purifier untuk menghasilkan bahan bakar yang benar-
benar murni dan jernih.
36. Separator Air Berminyak (Oily Water Separator), untuk memisahkan air got kamar
mesin dari kandungan minyak akibat kebocoran minyak yang jatuh ke got kamar
mesin. Sesuai peraturan MARPOL, air yang dibuang ke laut tidak boleh mengandung
minyak lebih dari 15 ppm.
37. Pembakar (Incinerator), suatu unit yang digunakan untuk membakar sampah-sampah
dan minyak-minyak kotor yang tidak boleh dibuang ke laut sesuai peraturan yang
tercantum didalam MARPOL.
38. Instalasi Pembuang Kotoran (Sewage Plant), digunakan untuk menampung dan
kemudian membuang ke laut, kotoran-kotoran manusia setelah diberi bahan penetral.
39. Main Switch Board (Papan Penghubung Induk), suatu unit sistem listrik kapal yang
biasanya dipasang di ruang kontrol, dimana arus listrik dari setiap generator dikontrol
dan didistribusikan keseluruh bagian kapal yang perlu melalui papan-papan distribusi.
40. Distribution Board (Papan Distribusi), bagian sistem distribusi dari main switchboard
yang ditempatkan diberbagai lokasi untuk memudahkan kontrol pemakaian arus
listrik. Dari sini arus listrik didistribusikan lagi ke unit-unit yang memerlukan melalui
kotak-kotak distributor.
41. Distribution Box (Kotak Distribusi), bagian dari papan distribusi, biasanya dilengkapi
dengan switch-switch untuk starter jika arus listriknya digunakan untuk menjalankan
motor listrik.

25
42. Motor Listrik (Electric Motor), suatu unit penggerak dengan energi listrik untuk
menggerakkan alat-alat tertentu seperti pompa, kompresor, separator dan lain-lain.
43. Mesin-mesin Darurat (Emergency Engines)
44. Generator Darurat (Emergency Generator), yang digunakan jika tiba-tiba terjadi
“black-out) akibat tidak berfungsinya generator. Generator ini bekerja secara otomatis
atau manual atau dapat juga digantikan dengan sistem baterei (accumulator) yang
bekerja secara otomatis. Generator darurat dapat distart dengan tangan atau dengan
baterei.
45. Kompresor Udara Darurat (Emergency Air Compressor), yang akan difungsikan jika
kompresor udara rusak dan tidak dapat difungsikan karena tidak ada arus listrik yang
menggerakkan motornya. Kompresor ini dijalankan dengan mesin tersendiri dan dapat
distart dengan tangan.

PERFORMANCE GENERATOR
PUTARAN GENERATOR :
120 f
Ns =
P
Dimana: P = jumlah kutub.
f = frekuensi generator.
Contoh soal:
1. Bila diketahui data engine sebagai berikut :
F = 50 HZ
Jumlah kutub = 4
Power = 5
Cos φ = 0,8
V = 220 volt
120 * 50
Maka putaran generator (ns) = = 1500 rpm.
4
Sedangkan engine yang ada:
P = 3 kw
SFC = 250 gr / kwh
Temperature = 450 celcius
Dimana data engine tersebut tidak memenuhi perhitungan engine diatas.maka solusinya
adalah dengan:
a. Menaikan putarannya :

GENER
D/G
ATOR

26
b. Memasang gear box :

GENER
D/G
ATOR

2400 1500
Gear Box
Maka :
Putaran optimal engine 2400.
Power optimal = 4,2 – 5,2 kw.
SFC = 235 gr / kw jam.
Daya yang dihasilkan = 2 kw – 5,5 kw.
Ne 2400
Rasio putaran = = = 1,6
ng 1500

Menghitung tanki harian bahan bakar :


Kerugian selama satu hari , 5 kw.
SFC = 235 gr kwh.
gr = 235 * 24 * 5 = 28.200 gr.
Gr = 250 * 24 * 5 = 30.000 gr.
Kerugian = 1800 gr = 1.8 kg.
Massa jenis bahan bakar = 0,8 kg / liter.
massa 1,8
Volume = = = 2,25 liter.
massa jenis 0,8

2. Sebuah kapal ikan membutuhkan daya 6 kw. Generator yang dipakai memiliki spesikasi
sebagai berikut : frekuensi = 50 HZ
Jumlah kutub = 2
Cos φ = 0,8
Tentukan beraopa daya yang dihasilkan, SFC, dan temperatur sebelum dan sesudah
modifikasi gear box ?
Penyelesaian :
Diketahui : f = 50 Hz
Jumlah kutub = 2

27
Cos O =0.8
P = 6 kw
Ditanya : Daya ( P ) ……..?
SFC…….............?
Temperature……?
120 * f 120 * 50
Jawab : Ns = = = 3.000 rpm.
P 2
Daya yang dihasilkan = 7 kw.
SFC = 245 gr / kwh.
Temperatur = 500 celcius.
Maka dengan kondisi seperti ini tidak perlu dimodifikasi lagi , karena daya tersebut sudah
memenuhi dan SFC-nya tetap ( 240 – 250 ).
Merancang tanki bahan bakar :
Gr bahan bakar = SFC * 24 * 6
= 245 * 24 * 6
= 35.280 gr = 35.28 kg
massa 35,28
Volume = = = 44,1 liter
massajenis 0,8
VA sesungguhnya = Vt + 15 % * Vt
= 44,1 + 15 % * 44,1 = 50,715 l

28
PT. PAL INDONESIA (PERSERO)
DIVISION OF TECHNOLOGI
ELECTRIC & ELECTRONIC
DEPARTMENT
Name of Ship : Anchor handling tug supply
Ship dimension : Lpp = m, B = m, D= m,
Number of Ship : M000183/215
Owner : Pertamina Tongkang
Designer : PT. PAL INDONESIA
Classification : ABS
Main Generator Set : 375 kVA (300 kW), 450 V, 60Hz,AC 3ph, 2 Sets,
Em'cy Gen.Set :375 kVA (300 kW), 450 V, 60Hz,AC 3ph, 2 Sets
Shaft Alternator :375 kVA (300 kW), 450 V, 60Hz,AC 3ph, 2 Sets
SUMMARY OF GENSET LOAD BALANCE
Normal
Cargo Anchor Em'cy
DESIGNATOR At in Port Sea Mooring Towing
Operation Handling Service
Going

a. Intermittent Load
a.1 Total Load (kW) 81,09 57,17 50,93 33,86 16,66 56,69 13,16
a.2 Diversity Factor 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
a.3 Necessary Power
(kW) [a.1. a.2] 56,76 40,02 35,35 23,7 11,66 41,78 9,21
b. Continous Load (kW) 118,9 163,66 569,85 827,58 308,7 282,62 30,29
395.05 359.05
c. Total Load [a.3.+b] 175,6 203,67 492.23 492.23 320,36 324,4 39,5
d. Genset Service (kW)
d.1 Genset No.1 & 2
(@ 300kW) 300 300 600 600
d.2 Shaft Alternator
(600 kW) 600 600 600 600
d.2 Em'cy Genset
(50 kW) 50
e.Load Factor Genset 59.84 59.84
(%) 58,54 33,95 82.15 82.04 53,39 54,7 79
1 PTO
f. Operational 1 D/G 1 PTO + 2 D/G 1 PTO 2 D/G 1 PTO
1 D/G + 1 1 D/G +
g. Stand-By PTO 2 D/G 1 D/G 1 PTO 2 D/G

29
Gambar Listrik
Pembuat kapal (galangan) biasanya menyediakan bermacam macam gambar untuk
sistem kelistrikan di kapal. List detail gambar spesifikasi sistem kelistrikan kapal tersebut
adalah :
1. One line Diagram untuk Sistem Distribusi Daya
2. Isometric wiring diagram untuk sistem feeders dan mains daya
3. Isometric wiring diagram untuk feeders lighting sistem
4. Elementary dan isometric wiring diagram untuk sistem komunikasi interior dan
elektronik
5. Deck Arrangement Plans untuk Daya, lighting, sistem komunikasi interior dan
elektronik
6. List Sistem tenaga feeders dan mains
7. List motor dan controller
8. Lokasi dan detail jalannya kabel (wireway)
9. Analisis beban listrik pada pembangkit listrik
10. Analisa kegagalan arus dan kalkulasi voltage dip
11. Aplikasi dan koordinasi peralatan pelindung
12. Diagram skema switchboard dan instrumentasi

Lambang-Lambang
Denah ruangan yang akan dilengkapi dengan instalasi umumnya digambar dengan skala
1:100 atau 1:50. Pada denah ini digambar instalasi yang akan dipasang, dengan menggunakan
lambang-lambang yang berlaku. Di dalam atau disamping lambang dapat ditambahkan
penjelasan-penjelasan khusus bila diperlukan. Apabila ada alat yang lambangnya belum
dibakukan, maka dipilih suatu lambang yang artinya dijelaskan dalam gambar.
Jenis-jenis gambar
Gambar elektro teknik memberi keterangan tentang pelaksanaan instalasi listrik dan
pembuatan peralatan listrik
Gambar harus jelas dan mudah dibaca, hanya yang perlu saja harus digambar.
A. Gambar berdasarkan tujuannya dibagi :
1. Diagram yang bersifat menjelaskan :
- diagram dasar

30
- diagram lingkaran arus

- diagram instalasi

31
2. Diagram-diagram pelaksanaan :
- diagram pengawatan

B. Gambar berdasarkan cara menggambar :


1. Cara menggambar dengan garis ganda
Setiap hantaran digambar dengan garis tersendiri

2. Cara menggambar dengan garis tunggal


Dalam diagram garis tunggal hantaran-hantaran sejenis digambar dengan satu
garis dengan beberapa garis lintang kecil

32
33
34
35
36
Untuk pemasangan suatu instalasi listrik, lebih dahulu harus dibuat gambar-gambar
rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan dipasang. Juga spesifikasi
dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan atau pemesan, harus
diperhatikan. Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah
bangunannya biasanya disederhnakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal,
agak tipis. Saluran-saluran listriknya, karena lebih penting, digambar lebih tebal. Supaya
gambarnya rapi, harus dipilih tebal garis yang tepat.
A. Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya akan dipasang
dan berikut gambar denah instalasi

B. Gambar instalasi, meliputi :


- Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana
pelayanannya, misal titik lampu, saklar, kotak kontak, perlengkapan hubung
bagi dsb.
- Rencana penyambungan peralatan listrik dan alat pelayanannya, misal antar
lampu dan saklarnya, motor dengan pengasutnya dsb
- Data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang

37
C. Diagram instalasi garis tunggal, meliputi
- Diagram perlengkapan hubung bagi, dengan keterangan mengenai ukuran atau
daya nominal setiap komponennya
- Keterangan mengenai beban yang terpasang dan pembagiannya
- Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan
- Sistem pentanahannya

38

Anda mungkin juga menyukai